ANALISIS ALOKASI DANA ANGGARAN PENDAPATA

ANALISIS ALOKASI DANA ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MAKALAH
Disusun sebagai tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian Sosial

Kelompok 9 kelas 62.5F.07
Siti Rokhayati ( 62120013 )
Sumarsih ( 62120043 )
Agi Susandi ( 62120078 )

Jurusan Akuntansi Perpajakan
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Jakarta
2014

1 | Page

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Dimana makalah ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang
sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil sebagai berikut, “Analisis Alokasi
Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial
(126) yang dibimbing oleh Bpk. Daniel.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna,
untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 15 Oktober 2014
Penulis

2 | Page


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A.

LATAR BELAKANG...................................................................................... 1

B.

RUMUSAN MASALAH.................................................................................1

BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A.

PENGERTIAN APBN.................................................................................... 2


B.

STRUKTUR APBN........................................................................................ 3

C. FUNGSI APBN............................................................................................ 3
D. ALOKASI DANA APBN.................................................................................4
E.

PENYIMPANGAN PADA ALOKASI DANA APBN..............................................5

BAB III.................................................................................................................... 6
PENUTUP............................................................................................................. 6
A.

KESIMPULAN.............................................................................................. 6

B.

KRITIK DAN SARAN.................................................................................... 6


3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan pengelolaan
keuangan negara yang ditetapkan setiap tahun dengan UU dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat. Rancangan UU APBN
diajukan oleh presiden untuk dibahas bersama DPR dengan pertimbangan DPD. Apabila
DPR tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh presiden, maka pemerintah
menjalankan rancangan APBN tahun sebelumnya.
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
-

Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi kebijakan lainya


B. RUMUSAN MASALAH
-

Bagaimana pengertian dan tujuan penyusunan APBN?
Bagaimana struktur APBN ?
Bagaimana fungsi APBN?
Bagaimana pengalokasian dana APBN?
Apa penyimpangan terhadap pengalokasian dana APBN?

1 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama
1 tahun ( 1 Januari sampai 31 Desember ). APBN dan perubahan APBN serta
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan oleh Undang – Undang.

Undang – Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi dalam
struktur perundang – undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan mengenai
keuangan negara selalu didasarkan pada undang – undang ini. APBN diatur dalam BAB
VIII undang – undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 yaitu
Bunyi pasal 23
Ayat (1) : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang – undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab sebesar – besarnya kemakmuran
rakyat.
Ayat (2) : Rancangan undang – undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
diajukan oleh presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
Ayat (3) : Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Anggaran
pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, pemerintah menjalankan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.
Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan
Negara Bukan Pajak, dan penerimaan hibah.
Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih. Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke

daerah.
2 | Page

C. STRUKTUR APBN
Secara garis besar struktur APBN adalah
-

Pendapatan Negara dan Hibah
Belanja Negara
Keseimbangan Primer
Surplus / Defisit Anggaran
Pembiayaan
Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam

beberapa hal, isi I-account sering disebut postur APBN.

D. FUNGSI APBN
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi. Pengertian dari masing – masing fungsi adalah sebagai berikut
-


Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dengan

-

demikian pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Fungsi Perencanaan mengandung arti bahwaanggaran negara dapat menjadi pedoman
bagi mereka untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana –
rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar.
Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut

-

agar bisa berjalan dengan lancar.
Fungsi Pengawasan yaitu anggaran negara harus menjadi nilai pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian mudah bagi rakyat untuk menilai tindakan

pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau

-

tidak.
Fungsi Alokasi yaitu anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan

-

efektifitas perekonomian.
Fungsi Distribusi yaitu kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatuhan

3 | Page

-

Fungsi Stabilisasi yaitu anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.


E. ALOKASI DANA APBN
-

Penerimaan Negara
o Pajak

Rp.

1.110,2 triliun

o Kepabeanan dan Cukai

Rp.

170,2 triliun

o Hibah

Rp.


1,4 triliun

o Penerimaan Negara bukan Pajak

Rp.

385,4 triliun

o Penarikan pinjaman dalam negeri (Bruto)

Rp.

1,3 triliun

o Hasil Pengelolaan Aset

Rp.

1,0 triliun

o Penerbitan Surat Berharga Negara

Rp.

205,1 triliun

o Pinjaman Program

Rp.

3,9 triliun

o Pinjaman Proyek

Rp.

35,2 triliun

o Perbankan dalam Negeri

Rp.

4,4 triliun

o Belanja Kementrian Negara / lembaga

Rp.

637,8 triliun

o Subsidi

Rp.

333,7 triliun

o Pembayaran Bunga Utang

Rp.

121,3 triliun

o Belanja Lainnya

Rp.

157,1 triliun

o Dana Perimbangan

Rp.

487,9 triliun

o Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian

Rp.

104,6 triliun

o Dana Bergulir

Rp.

4,0 triliun

o Penerusan Pinjaman

Rp.

1,2 triliun

o Kewajiban Penjaminan

Rp.

1,1 triliun

o Penyertaan Modal Negara

Rp.

5,0 triliun

o Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

Rp.

58,8 triliun

o Pembayaran Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri

Rp.

0,3 triliun

o Cadangan Pembiayaan

Rp.

5,1 triliun

Penerimaan Pembiayaan

-

Kebutuhan Pengeluaran

Pengeluaran Pembiayaan

4 | Page

F. PENYIMPANGAN PADA ALOKASI DANA APBN
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menemukan 10 poin
penyimpangan dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun 10 poin penyimpangan itu antara lain, pertama, adanya penurunan
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari sektor sumber daya alam. Target
PNBP dari sektor pertambangan hanya dipatok sebesar Rp 16,6 triliun, padahal potensinya
jauh lebih besar daripada angka itu.
Kedua, kinerja BUMN tidak optimal. Setoran ke negara tak sebanding dengan laba
yang didapat perusahaan plat merah. Dalam kurun waktu tiga tahun belakangan, setoran
dari BUMN cuma Rp 89 triliun padahal labanya mencapai Rp 358,4 triliun. Dalam catatan
FITRA, terdapat 15 BUMN yang tidak setor laba. Sedangkan upaya privatisasi hanya
mendatangkan 6 persen pendapatan negara.
Ketiga, belanja pemerintah lebih banyak digunakan untuk pembelian barang dan
gaji pegawai. Alokasi belanja pegawai meningkatkan tiga kali lipat dalam lima tahun
terakhir, sekitar Rp 232,9 triliun. Kecenderungan ini bertalian dengan temuan keempat,
bahwa belanja modal tidak jadi prioritas dalam APBN.
Kelima, alasan pemerintah mengenai pengurangan beban subsidi bahan bakar
minyak (BBM) guna menghindari jebolnya APBN ternyata tidak sesuai kenyataan.
Pemerintah bilang akan menghemat anggaran sebesar Rp 30 triliun, nyatanya justru
membengkak Rp 16,1 triliun. Pemerintah pun justru menurunkan target pendapatan negara
dari Rp 1.529,6 triliun menjadi Rp 1.488,3 triliun.
Keenam, ditemukan adanya upaya penyiasatan program-pogram populis dengan
alokasi anggaran sebesar Rp 30,1 triliun. Program itu antara lain, anggaran raskin
dinaikkan dari Rp 17,2 triliun menjadi Rp 21,5 triliun, bantuan siswa miskin Rp 7,5 triliun,
dan BLSM Rp 11,6 triliun.
Ketujuh, pemerintah tidak memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp
56,1 triliun di tahun 2013.
Kedelapan, dana transfer daerah tidak mengalami peningkatan.
Kesembilan, anggara untuk menanggulangi kemiskinan terbilang besar tapi tidak
signifikan mengurangi angka kemiskinan.
5 | Page

Terakhir, kesepuluh, utang pemerintah tak juga berkurang, kini mencapai Rp 2.137
triliun.

6 | Page

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkap APBN merupakan
pengelolaan uang negara yang diatur oleh Undang – Undang. Rancangan APBN di
usulkan oleh presiden kepada DPR dan DPD.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi.

7 | Page