PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK

  PT BERLINA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

   31 MARET 2013 DAN 2012, SERTA

  31 DESEMBER 2012

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR

31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT), SERTA 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) DAFTAR ISI

  Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2013 DAN 2012, SERTA 31 DESEMBER 2012 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

  1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

  3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

  4 Laporan Arus Kas Konsolidasian

  5 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian

  6

31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) , DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)

  31 MARET 2013

  31 DESEMBER 2012 CATATAN (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2f,2g,4 41,007,610,251 43,733,397,364

Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih 2f,2g,5 4,406,811,113 5,048,146,531

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang 2f,2g,6 ragu-ragu sebesar Rp 185.186.700 (2013)

dan Rp 313.000.932 (2012) 148,642,235,912 137,090,865,848

Piutang lain-lain 2f,2g 5,464,309,697 8,934,797,822

  Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar

Rp 1.693.195.198 (2013) dan Rp 2.137.212.014 (2012) 2i,7 122,873,878,024 115,735,586,270

Uang muka pembelian

  23,175,437,260 20,895,256,213

  • Pajak dibayar dimuka 2s,29 4,720,250,408 Biaya dibayar dimuka

  2,778,000,372 1,724,025,749 Total Aset Lancar 353,068,533,037 333,162,075,797

ASET TIDAK LANCAR

  Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangin penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.003.135.047 (2013) dan (2012) 2e,8,31 2,254,700,001 2,254,700,001

Beban tangguhan 2s,29 1,539,345,445 1,539,345,445

  Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai sebesar Rp 368.725.493.433 (2013)

dan Rp 358.256.418.037 (2012) 2l,2m,2p 447,436,357,433 427,232,116,149

Aset takberwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 10.433.344.302 (2013) dan Rp 10.347.337.516 (2012) 2q,10 3,005,456,615 2,354,290,367

  Kerugian ditangguhkan aset dijual dan disewagunausahakan kembali - bersih 820,697,348 871,359,180

Uang jaminan dan aset lain-lain 2,254,139,124 2,970,042,683

Uang muka lain-lain

  • 9,189,000,000

    Total Aset Tidak Lancar 466,499,695,966 437,221,853,825

TOTAL ASET

  819,568,229,003 770,383,929,622 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

  

1

31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) , DAN 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)

  31 MARET 2013

  31 DESEMBER 2012 (TIDAK DIAUDIT) (AUDIT) Rp Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank 2g,11 104,101,573,227 82,713,602,648

Utang usaha 2g,12 132,614,347,592 122,673,690,016

Utang pajak 2s,29 5,429,285,115 6,259,933,169

Utang lain-lain 2g,13 3,335,144,492 9,869,001,267

Utang pembelian aset tetap 14 40,988,562,673 35,584,189,503 Uang muka penjualan

  1,547,330,788 682,211,028

Biaya yang masih harus dibayar 27,904,315,564 9,333,621,738

Liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman bank 2g,11 46,911,400,000 51,750,525,035

  

Utang sewa pembiayaan 2g,15 19,488,142,412 23,319,408,486

Total Liabilitas Jangka Pendek 382,320,101,863 342,186,182,890

LIABILITAS JANGKA PANJANG

  Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Pinjaman bank 2g,11 68,561,261,144 69,085,137,600

Utang sewa pembiayaan 2g,15 37,846,440,251 38,829,618,962

  

Liabilitas pajak tangguhan 2o,29 2,230,553,117 1,305,351,663

Liabilitas imbalan pasca kerja 17,309,829,810 17,147,706,314

Total Liabilitas Jangka Panjang 125,948,084,322 126,367,814,539

EKUITAS

  508,268,186,185 468,553,997,429 Pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham

  Modal dasar - 300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham pada 31 Maret 2013, dan 31 Desember 2011 18 34,500,000,000 34,500,000,000 Tambahan modal disetor

  19 575,000,000 575,000,000 Saldo laba: Ditentukan penggunaannya 6,900,000,000 6,900,000,000 Belum ditentukan penggunaannya 225,425,631,779 217,546,358,182

  Komponen ekuitas lainnya 20 17,353,772,639 16,472,922,387

Total Ekuitas Pemilik Entitas Induk 284,754,404,418 275,994,280,569

Kepentingan nonpengendali 26,545,638,400 25,835,651,624

Jumlah Ekuitas

  311,300,042,818 301,829,932,193

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 819,568,229,003 770,383,929,622

  Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

  

2

  20 Dasar, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

  Pajak tangguhan 29 (925,201,454) 373,090,275 29 (925,201,454) 373,090,275 Manfaat (Beban) Pajak

  11

  9,470,110,625 15,942,184,469 LABA PER SAHAM

  8,760,123,849 14,459,917,339 Kepentingan nonpengendali 709,986,776 1,482,267,130

  8,589,260,373 15,075,629,070

  7,879,273,597 13,617,232,909 Kepentingan nonpengendali 709,986,776 1,458,396,161

  

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 9,470,110,625 15,942,184,469

  Setelah Pajak 880,850,252 866,555,399

  PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek 2d,5 - 244,464,895

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2d,20 880,850,252 622,090,504

Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan

  (2,918,574,325) (4,992,878,940)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 8,589,260,373 15,075,629,070

  MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini 29 (1,993,372,871) (5,365,969,215) Pajak tangguhan

  LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2013 DAN 2012

  LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 11,507,834,698 20,068,508,010

  

Penghasilan bunga 2n 68,006,673 80,677,669

Beban bunga dan keuangan 3p, 28 (7,799,123,063) (6,854,778,772) Jumlah Beban Lain-lain - Bersih (7,731,116,390) (6,774,101,103)

  19,238,951,088 26,842,609,113 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

  (18,948,088,184) (20,295,515,706) LABA USAHA

  Beban Usaha Penjualan 2n, 26 (7,803,239,183) (5,602,132,181) Beban Usaha Umum dan administrasi 2n, 27 (14,698,596,297) (13,763,937,092) Beban lainnya 2n, 25 780,097,309 (2,447,978,788) Total

  LABA BRUTO 38,187,039,272 47,138,124,819

Penghasilan lainnya 2n, 25 2,773,649,987 1,518,532,355

  BEBAN POKOK PENJUALAN 2n, 24 (184,773,458,775) (157,488,286,771)

  31 MARET 2012 CATATAN PERIODE 3 BULAN PERIODE 3 BULAN Rp Rp PENJUALAN NETO 2n, 23 222,960,498,047 204,626,411,590

  31 MARET 2013

  • Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk
  • Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk

  PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2013 DAN 2012 Tambahan Ditentukan Belum ditentukan direalisasi dari karena penjabaran Kepentingan Total Saldo laba (kerugian) belum Selisih kurs

Pemilik Entitas Induk

Keuntungan

Saldo per 1 Januari 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 180,284,674,860 110,401,828 10,325,955,720 232,696,032,408 21,810,643,521 254,506,675,929

Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 18,19,20,21 Catatan Modal disetor modal disetor penggunaannya penggunaannya pemilikan efek laporan keuangan Total nonpengendali Ekuitas Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 13,617,232,909 220,593,926 622,090,504 14,459,917,339 1,482,267,130 15,942,184,469 - Pembentukan cadangan
  • - - - - Pembagian dividen
  • - - -

    Saldo per 1 Januari 2013 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 - 217,546,358,182 16,472,922,387 275,994,280,569 25,835,651,624 301,829,932,193

    -

    Saldo per 31 Maret 2012 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 193,901,907,769 330,995,754 10,948,046,224 247,155,949,747 23,292,910,651 270,448,860,398

    7,879,273,597 880,850,252 8,760,123,849 709,986,776 9,470,110,625 - Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 18,19,20,21
  • - Saldo per 31 Maret 2013 34,500,000,000 575,000,000 6,900,000,000 225,425,631,779 17,353,772,639 284,754,404,418 26,545,638,400 311,300,042,818 - - Pembentukan cadangan
  • - - - - Pembagian dividen
  • - - - - - - - -
    • - Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

      

    4

    UNTUK BULAN-BULAN YANG BERKAHIR PADA 31 MARET 2013 DAN 2012

      31 MARET 2013

      31 MARET 2012 Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

    Penerimaan kas dari pelanggan 213,166,581,743 201,026,413,089

    Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (174,614,805,944) (160,389,312,656)

    Kas dihasilkan dari operasi 38,551,775,799 40,637,100,433

    Pembayaran bunga dan beban keuangan (7,375,467,106) (7,661,323,684)

    Pembayaran pajak penghasilan (5,987,368,356) (2,525,942,363)

    Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 25,188,940,337 30,449,834,386

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Efek

    • 1,000,000,000 Penerimaan bunga

      68,006,673 80,677,669 316,818,182

    • Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap

      (24,784,741,973) (4,148,791,174)

    Kenaikan uang muka pembelian aset tetap (2,314,769,623) (8,051,207,182)

    Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (25,714,686,741) (12,119,320,687)

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

    Penerimaan pinjaman bank 84,567,934,855 118,484,433,241

    Pembayaran pinjaman bank (81,357,464,217) (104,057,080,165)

    Pembayaran utang sewa pembiayaan (5,142,528,193) (3,481,013,359)

    Arus kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan (1,932,057,555) 10,946,339,717

    KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS (2,457,803,959) 29,276,853,416

    KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 43,733,397,364 39,517,297,061

      

    Perubahan kurs mata uang asing (267,983,154) (446,699,881)

    TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 41,007,610,251 68,347,450,596

      (1)

    PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

      Penambahan aset tetap melalui:

    • Hutang pembelian aset

      1,564,295,241 4,875,204,160

    • Pinjaman bank
    • Uang muka tahun lalu

      7,951,894,811 Penurunan nilai aset tetap melalui:

    • Penghapusbukuan

      (54,103,467) Penambahan (penurunan) investasi sementara melalui: Bunga dan dividen

      275,100 13,913 Keuntungan (kerugian) belum realisasi 362,165,884 244,464,894 Keuntungan (kerugian) selisih kurs yang belum terealisasi (3,776,402) 11,200,000 Penambahan (penurunan) pinjaman bank melalui

    • Pelunasan hutang dagang 10,083,238,059 Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi (2,143,943,768) 788,595,829 Penambahan (penurunan) hutang sewa pembiayaan melalui Kerugian (keuntungan) selisih kurs yang belum terealisasi 328,083,409 431,315,037

      

    5 a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-undang No. 25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977.

      Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso. S.H, notaris di Surabaya. Mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, JI. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan dipindahkan ke Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12- 17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat).

      Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.

      Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama yang merupakan induk perusahaan.

      b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 12 September 1989, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan suratnya No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran umum atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993, untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993.

      Pada tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan menetapkan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Seluruh saham Perusahaan sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada bulan Nopember 2012, Perusahaan kembali melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 250 (nilai penuh) menjadi Rp 50 (nilai penuh). c. Entitas Anak Perusahaan memiliki secara langsung lebih dari 50% saham Entitas Anak berikut :

      ! " # $ % & " '() * + * + ) $, ,$ - $- ( ) $'- $'( $' & " .! &/ " 0 1

      2 3 + + 0 1 $ 4 & " 5 , ($,,,$ '$(,) $* $(,'$*'' 3 2 2 4 6 ! "6 .0 / " 2 2

      7

      2 $ & " " 8 + ) $) '$),, ) $ )($-)( .7 !/ 2 " 2

    • 2 6 ! "6

      2

      d. Karyawan, direksi, komisaris dan komite audit Susunan dewan komisaris dan direksi (manajemen kunci) Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut

      31 Maret 2013

      31 Desember 2012 Presiden Komisaris : Lisjanto Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro Komisaris : Oei Han Tjhim Oei Han Tjhim Komisaris Independen : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto

      Antonius Hanifah Komala Antonius Hanifah Komala Presiden Direktur : Lim Eng Khim Lim Eng Khim Direktur : Lukman Sidharta Lukman Sidharta

      Jonny Wijaya Jonny Wijaya Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut :

      31 Maret 2013

      31 Desember 2012 Ketua : Tjipto Surjanto Tjipto Surjanto Anggota : Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Oei Wahyu Soetjahya Kusuma

      Hady Hady Total rata-rata karyawan tetap dari kelompok usaha adalah 892 karyawan tetap pada tahun 2013 dan 2012 Kebijakan akuntansi utama Perusahaan dan entitas anak (secara bersama disebut “Kelompok Usaha”) yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

      Laporan keuangan konsolidasian ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) serta interpretasinya (“ISAK”), yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK-IAI”) serta peraturan-peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (“Bapepam - LK”).

      Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual kecuali laporan arus kas dan dasar pengukuran menggunakan konsep biaya historis, kecuali dijelaskan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.

      b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih 50% dan dikendalikan oleh Perusahaan.

      Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Kerugian entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali “KNP” bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;

    • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
    • menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila
    • ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
    • mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
    • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
    • laporan laba rugi; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
    • pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya.

      KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas induk yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. c. Kombinasi Bisnis Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.

      Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha: menghentikan amortisasi goodwill;

    • mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan
    • melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009),
    • “Penurunan Nilai Aset”.

      Metode akuisisi digunakan untuk mencatat akuisisi entitas anak oleh Perusahaan. Biaya perolehan termasuk nilai wajar imbalan kontijensi pada tanggal akuisisi. Dalam kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, Perusahaan mengukur kembali kepemilikan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi konsolidasian. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui di dalam laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas, maka goodwill yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

      d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan LPI diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, dimana merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.

      Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan. d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) Pembukuan HPPP dan BS diselenggarakan masing-masing dalam mata uang Yuan Renminbi Yuan China (Rmb) dan Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas BS dan HPPP pada tanggal-tanggal Laporan Posisi Keuangan dijabarkan ke mata uang Rupiah masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal-tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

      Penambahan dan pelepasan asset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan.

      e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan aktivitas operasinya, Kelompok Usaha melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.

      Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

      (i). memiliki pengendalian atau pengendalian bersama entitas pelapor; (ii). memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau (iii). personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

      b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

      (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; (iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;

      (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); dan (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

      Semua transaksi dan saldo yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang dengan pihak ketiga maupun yang tidak, telah diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

      f. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi, yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

      g. Instrumen Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapakan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK revisi berpengaruh pada pengungkapan di laporan keuangan. (i). Aset Keuangan

      Pengakuan awal

      Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

      Semua aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali dalam hal aset keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

      Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pihak berelasi dan uang muka jaminan.

      Pengakuan setelah Pengakuan awal

      Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

      Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi

      Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Kelompok Usaha yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif, termasuk derivatif melekat yang terpisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Derivatif melekat dalam kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat sebesar nilai wajar jika karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

      g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (i). Aset Keuangan (lanjutan)

      Pengakuan setelah Pengakuan awal (lanjutan) Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)

      Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, investasi jangka pendek Kelompok Usaha termasuk aset keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

      Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotoasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan Suku Bunga Efektif (“SBE”), dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan juga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang kepada pihak berelasi dan uang jaminan Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.

      Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

      Aset keuangan bukan derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk menahan mereka hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi dan biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari SBE. Amortisasi SBE termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

      Aset keuangan tersedia untuk dijual

      Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Bunga yang diperoleh dari investasi keuangan tersedia untuk dijual dicatat sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode SBE. Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

      g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (ii). Liabilitas Keuangan

      Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, utang dan pinjaman, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Semua liabilitas keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk dari biaya transaksi terkait. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang sewa pembiayaan.

      Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani oleh Kelompok Usaha yang tidak ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif melekat dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Utang dan pinjaman Utang dan pinjaman dikenai bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi SBE. Utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang sewa pembiayaan Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.

      (iii). Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (iv). Nilai wajar instrumen keuangan

      Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar atau kutipan harga dealer (tawaran harga untuk posisi jangka panjang dan meminta harga untuk posisi jangka pendek), tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang diskontokan, atau model penilaian lainnya. Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan dipasar tersebut dengan yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha berkaitan dengan instrumen tersebut ikut diperhitungkan.

      (v). Biaya perolehan yang diamortisasi instrumen keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau pengurangan. Perhitungan ini memperhitungkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan imbalan yang merupakan bagian integral dari SBE.

      (vi). Penurunan nilai aset keuangan Kelompok Usaha menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha terlebih dahulu menilai apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

      Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, aset tersebut termasuk aset dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok secara kolektif dinilai untuk penurunan. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini dari arus kas estimasi masa depan didiskontokan pada SBE awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah SBE saat ini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. g. Instrumen Keuangan (Lanjutan) (vi). Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

      Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, dihapuskan bila tidak ada prospek yang realistis pemulihan di masa depan dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha.

      Jika, pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika suatu penghapusan masa depan ini kemudian dipulihkan, pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

      Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam kasus investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi suatu penurunan yang signifikan atau berkepanjangan pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Ketika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai.

      Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Pendapatan Bunga dan Keuangan" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

      (vii). Penghentian pengakuan aset keuangan dan liabilitas Suatu aset keuangan (atau apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat : (1) hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut berakhir, atau (2) Kelompok Usaha memindahkan hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian penyerahan ("pass-through"), dan salah satu diantara (a) Kelompok Usaha telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Kelompok Usaha tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. h. Piutang usaha dan lain-lain Piutang usaha dan lain–lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Penyisihan penurunan nilai piutang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. i. Persediaan

      Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (Entitas Anak) menggunakan metode rata-rata tertimbang. j. Investasi pada perusahaan asosiasi

      Perusahaan asosiasi adalah entitas dimana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan, namun tidak sampai mengendalikan entitas tersebut. Dalam hal ini. Perusahaan umumnya memiliki antara 20% sampai 50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas dan pada awalnya dicatat sebesar harga perolehan.