Profil Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Hasil SUPAS 2015
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |1
http://sulut.bps.go.id
2 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |i
http://sulut.bps.go.idii | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA
HASIL SUPAS 2015I S B N : No. Publikasi : 71521.1621 Katalog BPS : 2101014.71 Ukuran Buku : A4 / 21 X 29 CM Jumlah Halaman : xi + 95 Halaman Naskah : Bidang Sosial Penyunting : Bidang Sosial & Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik Gambar kulit : Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |iii
KATA PENGANTAR
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survei kependudukan yang dilaksanakan dintara dua sensus. Sebelum SUPAS 2015, kegiatan survei ini telah empat kali dilaksanakan yaitu pada tahun 1976, 1985, 1995, dan 2005. Tujuan dilaksanakannya SUPAS2015 diantaranya adalah untuk dapat memperkirakan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk, untuk menyediakan data karakteristik kependudukan dan untuk penghitungan parameter demografi, sebagai koreksi terhadap hasil proyeksi penduduk 2010-2035, dan sebagai bahan perencanaan serta evaluasi program pembangunan.
Pada pelaksanaan SUPAS sebelumnya, data yang dikumpulkan mencakup: keterangan pokok penduduk, kelahiran, kematian, perpindahan penduduk, ketenagakerjaan, perumahan dan keadaan tempat tinggal. Dalam SUPAS2015 cakupan datanya ditambah dengan disabilitas, mobilitas keluar internasional, urbanisasi dan perubahan iklim. Pelaksanaan lapangan SUPAS2015 berlangsung dari tanggal 1-31 Mei 2015.
Publikasi Profil Penduduk Sulawesi Utara memberikan gambaran keseluruhan keadaaan kependudukan di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Hasil SUPAS2015. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak pelaku kebijakan dalam menetapkan langkah ke depan.
Dalam publikasi ini, desain infografis pada pemisah bab menggunakan
Selain itu ada beberapa icon yang diambil dari www.flaticon.com
yang didesign oleh eucalpy, freepik, becris,dan ocha.http://sulut.bps.go.id
Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut memberikan sumbangsih dan terima kasih atas gambar-gambar yang sangat membantu dalam penyusunan publikasi ini . Kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Manado, November 2016 Kepala Badan Pusat Statistik
iv | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
DAFTAR ISI
BAB 1 Pendahuluan
23
http://sulut.bps.go.id
47
5.1 Penyandang Disabilitas: Siapa dan Berapa Besar Jumlahnya
45
40 BAB 5 Kesulitan Fungsional
4.2 Komuter
35
4.1 Migrasi Risen
33
28 BAB 4 Mobilitas Penduduk
3.2 Kondisi Program Keluarga Berencana Sulawesi Utara
3.1 Fertilitas
1
Halaman Kata Pengantar ..................................................................................................... i Daftar Isi ..................................................................................................... ii Daftar Tabel ..................................................................................................... iii Daftar Gambar ..................................................................................................... iv
8 BAB 3 Fertilitas dan Keluarga Berencana
2.2 Sebaran dan Komposisi Penduduk
7
2.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
5
3 BAB 2 Kependudukan Sulawesi Utara
1.3 Sumber Data
3
1.2 Tujuan Laporan
2
1.1 Latar Belakang
21
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |v
8.5
79
8.2 Fasilitas Penerangan (Listrik PLN)
80
8.3 Sumber Air Minum Bersih
81
8.4 Sanitasi Dalam Rumah
82
82 BAB 9 Perubahan Iklim
77
85
9.1 Pengetahuan tentang perubahan iklim
87
9.2 Rumah Tangga yang Pernah Mendengar Tentang Perubahan Iklim
89
9.3 Rumah Tangga yang Mengetahui tentang Perubahan Iklim
90
8.1 Keadaan Perumahan
74 BAB 8 Perumahan
BAB 6 Pendidikan
6.4 Disparitas Antar Wilayah
59
6.1 Partisipasi sekolah
61
6.2 Kemampuan Berbahasa Indonesia
63
6.3 Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
64
65 BAB 7 Ketenagakerjaan
7.4 Disparitas Tenaga Kerja Antar Wilayah
67
7.1 Komposisi Penduduk Usia Kerja
69
7.2 Lapangan Usaha/Pekerjaan
71
7.3 Status Pekerjaan
73
http://sulut.bps.go.id
vi | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sulawesi Utara Menurut8 Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 2015
Tabel 2.2.1 Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi Utara menurut10 Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 2015
Tabel 2.2.2 Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Utara menurut13 Kabupaten/Kota dan Kelompok Usia Produktif/Nonproduktif, tahun 2010 dan 2015
Tabel 2.2.3 Dependency Ratio menurut Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 201515 Tabel 2.2.4 Sex Ratio Sulawesi Utara Menurut Kabupaten/Kota, tahun 2010
18 dan 2015
Tabel 2.2.5 Persentase Penduduk Sulawesi Utara Usia 10-49 tahun Menurut19 Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, tahun 2015
Tabel 3.1.1 Rata-rata Umur Perkawinan Pertama menurut Kabupaten/Kota,25 tahun 2015
Tabel 3.2.1 Contraseptive Prevalency Rate (CPR) menurut Kabupaten/Kota,29 tahun 2015
http://sulut.bps.go.id
Tabel 3.2.2 Persentase Perempuan Usia Subur Pernah Kawin berumur 15-4930 tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB menurut jenis Alat/Cara KB dan Klasifikasi Wilayah, tahun 2015
Tabel 3.2.3 Persentase Perempuan Usia Subur yang Pernah Kawin dan Tidak31 Menggunakan Alat/Cara KB menurut Karakteristik, tahun 2015
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |vii
Tabel 4.1.3 Penduduk 5 tahun ke atas yang Melakukan Migrasi Risen Masuk40 menurut Kelompok Umur, 2015
Tabel 4.2.1 Migrasi Komuter menurut Kabupaten/Kota, tahun 201541 Tabel 4.2.2 Karakteristik Penduduk 5 tahun ke atas, yang Melakukan Komuter,
43 2015
Tabel 5.1.1 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Kelompok Umur48 dan Tiga Disabilitas Terbesar, 2015
Tabel 5.2.1 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan51 MelihatMenurut Kabupaten/kota danJenis Kelamin, 2015
Tabel 5.2.2. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan52 MelihatMenurut Pendidikan yang Ditamatkan, Daerah tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2015
Tabel 5.3.1 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan53 Berjalan atau Naik Tangga Menurut Kabupaten/kota danJenis Kelamin, 2015
Tabel 5.3.2 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan54 Berjalan atau Naik Tangga Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, Daerah tempat Tinggal
http://sulut.bps.go.id
Tabel 5.4.1 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan56 Mendengar Menurut Kabupaten/kota danJenis Kelamin, 2015
Tabel 5.4.2 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami57 Mendengar Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, Daerah tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2015
Tabel 6.1.1 Penduduk Usia Sekolah tahun 2000, 2010, dan 201561
viii | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Tabel 6.3.1 Proporsi Penduduk 5 tahun keatas yang Pernah Sekolah menurut65 Pendidikan yang Ditamatkan dan Daerah Tempat Tinggal, 2015
Tabel 7.1.1 Proporsi Penduduk Sulawesi Utara Menurut daerah Tempat70 Tingga, 2010-2015
Tabel 7.2.1 Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja72 MenurutLapangan Usaha Terbesar dan Jenis Kelamin, 2015
Tabel 7.2.2 Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut72 Lapangan Usaha Terbesar dan Pendidikan yang ditamatkan, 2015
Tabel 7.4.1 Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/kota, 201574 Tabel 8.1.1 Jumlah Rumah Tangga Menurut Fasilitas Perumahan dan Daerah
80 Tempat tinggal, 2015
Tabel 8.2.1 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Penerangan Listrik81 (PLN) Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2015
Tabel 8.3.1 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Sumber Air Minum81 Bersih Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2015
Tabel 8.4.1 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Jamban Sendiri82 Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2015
Tabel 8.5.1 Persentase Rumah Tangga menurut Luas Lantai per Kapita83
http://sulut.bps.go.id
Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2015
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |ix DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Persentase Penduduk Sulawesi Utara Menurut Kabupaten/Kota,
9 tahun 2015 Gambar 2 Piramida Penduduk Sulawesi Utara, tahun 2015
12 Gambar 3 Persentase Penduduk Lanjut Usia (60 tahun ke atas) Provinsi
16 Sulawesi Utara, tahun 2010 dan 2015 Gambar 4 Persentase Penduduk Lanjut Usia (60 tahun ke atas) menurut
17 Kabupaten/Kota, tahun 2015 Gambar 5 Persentase Perempuan Sulawesi Utara Pernah Kawin dan Berumur
24
15
- – 49 tahun yang Umur Perkawinan Pertamanya di bawah 21 tahun, tahun 2015
Gambar 6 Persentase Perempuan Sulawesi Utara Pernah Kawin dan Berumur
27
15
- – 49 tahun yang Usia Persalinan Pertamanya di bawah 21 tahun, tahun 2015
Gambar 7 Contraseptive Prevalency Rate (CPR) menurut Klasifikasi Wilayah,
28 tahun 2015 Gambar 8 Persentase Penduduk Bermigrasi Risen Masuk Sulawesi Utara
36
http://sulut.bps.go.id
menurut Tempat Tinggal 5 Tahun yang Lalu, tahun 2015 Gambar 9 Persentase Penduduk Bermigrasi Risen Keluar Sulawesi Utara
37 menurut Tempat Tinggal Saat ini, tahun 2015 Gambar 10 Persentase Penduduk Bermigrasi Risen Keluar Manado menurut
38 Tempat Tinggal Saat ini, tahun 2015
x | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Gambar 13 Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Disabilitas Terbesar
49 Menurut Kabupaten, 2015 Gambar 14 Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan Mrlihat
50 Menurut Kabupaten/Kota, 2015 Gambar 15 Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan Berjalan
52 atau Naik Tangga menurut Kabupaten/Kota, 2015 Gambar 16 Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengalami Kesulitan
55 Mendengarmenurut Kabupaten/Kota, 2015 Gambar 17 Persentase Penduduk 19-24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut
63 Kabupaten/kota, 2015 Gambar 18 Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
70 Kabupaten/kota dan Jenis Kelamin, 2015 Gambar 19 Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha,
71 2015
Gambar 20 Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
73 Pekerjaan, 2015 Gambar 21 Penduduk Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja di Tiga
75 lapangan Usaha Terbesar Menurut Kabupaten/kota, 2015
http://sulut.bps.go.id
Gambar 22 Persentase Rumah Tangga yang Merasakan Suhu Udara yang Lebih
87 panas Selama Lima Tahun Terakhir Menurut Daerah Tempat Tinggal Gambar 23 Persentase Rumah Tangga yang Merasakan Musim Hujan yang
88 Tidak Menentu Selama Lima Tahun Terakhir Menurut Daerah Tempat Tinggal
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |xi
Gambar 26 Persentase Rumah Tangga yang Mengetahui bahwa Suhu Udara
90 yang Lebih Panas atau Musim Hujan yang Tidak Menentu atau Kelangkaan air yang Bersih Merupakan Akibat dari Perubahan Iklim menurut Kabupaten/kota
Gambar 27 Persentase Rumah Tangga yang Merasakan Suhu Udara yang Lebih
91 panas Selama Lima Tahun Terakhir dan Rumah Tangga yang Melakukan Upaya Menurut Daerah Tempat Tinggal
Gambar 28 Persentase Rumah Tangga yang Merasakan Musim Hujan yang
92 Tidak Menentu Selama Lima Tahun Terakhir dan Rumah Tangga yang Melakukan Upaya Menurut Daerah Tempat Tinggal Gambar 29 Persentase Rumah Tangga yang Merasakan Kelangkaan Air Bersih
93 Selama Lima Tahun Terakhir dan Rumah Tangga Biasa Memanfaatkan Air Bekas untuk Keperluan Lain
Gambar 30 Persentase Rumah Tangga yang Menanam/Memelihara Tanaman
94 Tahunan di Pekarangan Rumah Menurut Daerah Tempat Tinggal Gambar 31 Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Sumur Resapan
95 Menurut Daerah Tempat Tinggal
http://sulut.bps.go.id http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |1
PENDAHULUAN http://sulut.bps.go.id
2 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
BAB I Pendahulan Publikasi ini menyajikan analisis profil kependudukan provinsi Sulawesi Utara menggunakan hasil dari Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 sebagai sumber utama. Istilah profil menunjukkan bahwa isu yang dianalisis cukup luas tidak hanya terbatas pada
komponen-komponen pertumbuhan penduduk, tetapi mencakup juga profil pendidikan, ketenagakerjaan, tempat tinggal dan perubahan iklim penduduk Sulawesi Utara. Selain itu, istilah profil juga mengindikasikan bahwa ulasan atau diskusi lebih bersifat deskriptif daripada analisis. Pada bab ini disajikan latar belakang, sumber data, tujuan, dan sistematika laporan.
1.1 Latar Belakang
Isu kependudukan adalah isu yang sangat strategis dan bersifat lintas sektor. Oleh karena itu, pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan dan bagaimana pembangunan kependudukan itu sendiri akan dicapai, akan menjadi pekerjaan besar yang harus diwujudkan. Hal ini disebabkan penduduk merupakan komponen utama dari pembangunan. Sebagai komponen utama penduduk dijadikan sebagai basis dari perencanaan pembangunan. Sebagai obyek pembangunan, kesejahteraan penduduk merupakan ukuran dari keberhasilan pembangunan. Sehingga penduduk harus dikontrol kualitas dan kuantitasnya sehingga outputnya pun berkualitas.
http://sulut.bps.go.id
Dalam realitas sosial profil penduduk selalu mengalami perubahan sejalan dengan perjalanan waktu. Perubahan profil terjadi karena perubahan komponen penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Perubahan masing-masing komponen penduduk tersebut terjadi akibat interaksi berbagai variabel sosial ekonomi melalui jaringan saling pengaruh yang kompleks akibatnya perubahan profil kependudukan atau tepatnya perubahan perilaku kependudukan harus selalu ditafsirkan secara kontekstual, artinya suatu tingkat perubahan yang sama dalam dua
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |3
menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.
1.2. Tujuan Laporan
Secara umum laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran wajah atau profil penduduk Sulawesi Utara, perkembangannya antar waktu terkait jenis kelamin, daerah tempat tinggal, atau strata sosial-demografi lainnya. Secara khusus laporan ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan mendasar seperti :
- Berapa jumlah penduduk Sulawesi Utara?
- Bagaimana persebarannya antar wilayah?
- Bagaimana komposisinya menurut jenis kelamin dan umur? Bagaimana “kualitas” penduduk dilihat dari tingkat pendidikan? •
- Bagaimana partisipasi penduduk dalam kegiatan produktif?
- Bagaimana kondisi tempat tinggal mereka? dan
- Bagaimana kondisi iklim tempat tinggal mereka?
Jawaban yang cermat mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat berguna sebagai bahan evaluasi dan perencanaan berbagai bidang pembangunan.
http://sulut.bps.go.id
1.3 Sumber Data
Seperti disinggung sebelumnya publikasi ini menggunakan data Supas 2015 sebagai sumber data utama, Supas 2015 dirancang untuk mengisi kekosongan data kependudukan antar Sensus Penduduk (SP) yang dilakukan hanya sekali dalam sepuluh tahun. Itulah sebabnya data Supas boleh dikatakan merupakan sumber data kependudukan yang terpenting setelah SP.
4 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
diperoleh angka perkiraan sampai dengan daerah kabupaten/kota. Walaupun demikian perlu dicatat bahwa data survei, betapapun besar sampelnya, selalu mengandung resiko kesalahan sampel (sampling errors). Sejauh menyangkut kasus-kasus yang bersifat umum atau heterogen dalam suatu populasi seperti penduduk, pendidikan, ketenagakerjaan, atau perumahan masalah kesalahan sampel tidak perlu dihawatirkan. Sebaliknya, bagi kasus-kasus yang bersifat langka “Homogen” atau cenderung mengelompok pada strata tertentu seperti agama atau migrasi, maka masalah kesalahan sampel dapat menjadi serius.
Selain Supas 2015 sumber data lainnya yang digunakan adalah data Sensus Penduduk 2010. Penggunaan sumber data tersebut memungkinkan melihat perkembangan keadaan antar waktu.
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |5
http://sulut.bps.go.id
6 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
http://sulut.bps.go.id
KEPENDUDUKAN SULAWESI UTARA
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |7
BAB 2 Kependudukan Sulawesi Utara
2.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Seperti diketahui bersama bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut kelompok umur penduduk yang relevan dengan rencana tersebut. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional, dalam menangani permasalahan penduduk pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Jumlah penduduk suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Jumlah kelahiran dan migrasi masuk yang tinggi, serta jumlah kematian dan jumlah migrasi keluar yang rendah menyebabkan semakin tingginya jumlah penduduk. Begitu juga sebaliknya, jumlah kelahiran dan migrasi masuk yang rendah, serta jumlah kematian yang tinggi dan jumlah migrasi keluar yang tinggi menyebabkan semakin rendah pula jumlah penduduknya.
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan hasil SUPAS2015 sebesar 2,409 juta jiwa. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2010. Jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk 2010 sebesar 2,271 juta jiwa. Hal itu berarti selama kurun waktu 5 tahun terdapat penambahan jumlah penduduk sebanyak 139,325 ribu jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Utara mencapai angka 1,198 pada tahun 2015 jika
http://sulut.bps.go.id
dibandingkan dengan 2010. Sedangkan jika dilihat menurut Kabupaten/Kota, laju pertumbuhan penduduk terjadi variasi. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan wilayah yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk terrendah, hanya sebesar 0,536. Sebaliknya, wilayah di Sulawesi Utara yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kota Kotamobagu, yaitu sebesar 2,109.
8 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Tabel 2.1.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sulawesi Utara Menurut Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 2015Kabupaten Kota Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan 2010 2015 2010 - 2015
(1) (2) (3) (4) [7101] Bolaang Mongondow 213.484 232.968 1,762 [7102] Minahasa 310.384 328.700 1,153 [7103] Kepulauan Sangihe 126.100 129.560 0,543 [7104] Kepulauan Talaud 83.434 88.689 1,229 [7105] Minahasa Selatan 195.553 204.832 0,931 [7106] Minahasa Utara 188.904 197.861 0,931 [7107] Bolaang Mongondow Utara 70.693 76.264 1,529 [7108] Siau Tagulandang Biaro 63.801 65.529 0,536 [7109] Minahasa Tenggara 100.443 104.465 0,788 [7110] Bolaang Mongondow Selatan 57.001 62.162 1,749 [7111] Bolaang Mongondow Timur 63.654 68.622 1,514 [7171] Manado 410.481 425.420 0,718 [7172] Bitung 187.652 205.379 1,822 [7173] Tomohon 91.553 100.193 1,820 [7174] Kotamobagu 107.459 119.277 2,109
[7100] Sulawesi Utara 2.270.596 2.409.921 1,198 Sumber : SP2010 dan SUPAS2015
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |9
Gambar 1. Persentase Penduduk Sulawesi Utara Menurut Kabupaten/Kota, tahun 2015 Manado 17,65 Minahasa 13,64 Bolaang Mongondow 9,67 Bitung 8,52 Minahasa Selatan 8,50 Minahasa Utara 8,21 Kep. Sangihe 5,38 Kotamobagu 4,95 Minahasa Tenggara 4,33 Tomohon 4,16 Kep. Talaud 3,68 Bolaang Mongondow Utara
3,16
Bolaang Mongondow Timur2,85
Kep. Siau Tagulandang Biaro
2,72
Bolaang Mongondow Selatan2,58
Sumber : SUPAS2015Kota Manado dihuni oleh 425,42 ribu jiwa. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak diantara Kabupaten/Kota lain. Jika dikonversi menjadi persentase, ada 17,65 persen penduduk Sulawesi Utara yang bertempat tinggal di Kota Manado. Terbanyak kedua adalah Kabupaten Minahasa. Ada sebanyak 328,70 ribu jiwa atau 13,64 persen penduduk Sulawesi Utara. Sedangkan
http://sulut.bps.go.id
jumlah penduduk yang paling sedikit berdasarkan SUPAS 2015 adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, hanya dihuni oleh 2,58 persen dari total penduduk Sulawesi Utara, atau 62,16 ribu jiwa.
10 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Tabel 2.2.1.Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi Utara menurut Kabupaten/Kota,
2010 dan 2015
Kepadatan per Km2 Luas Kabupaten/Kota 2010 2015 %
(1) (2) (3) (4) [7101] Bolaang Mongondow 70,61 77,05 20,06 [7102] Minahasa 261,12 276,53 7,89 [7103] Kepulauan Sangihe 212,19 218,01 3,94 [7104] Kepulauan Talaud 80,63 85,71 6,87 [7105] Minahasa Selatan 131,26 137,49 9,89 [7106] Minahasa Utara 191,73 200,83 6,54 [7107] Bolaang Mongondow Utara 36,50 39,38 12,85 [7108] Siau Tagulandang Biaro 224,12 230,19 1,89 [7109] Minahasa Tenggara 141,72 147,39 4,70 [7110] Bolaang Mongondow Selatan 31,74 34,61 11,92 [7111] Bolaang Mongondow Timur 70,92 76,46 5,96 [7171] Manado 2.509,82 2.601,16 1,09 [7172] Bitung 563,93 617,20 2,21
http://sulut.bps.go.id
[7173] Tomohon 622,34 681,08 0,98 [7174] Kotamobagu 221,24 245,57 3,22
[7100] Sulawesi Utara 150,68 159,93 100,00 Sumber : SP2010 dan SUPAS2015
Seperti yang diketahui bersama bahwa imbas kegagalan pemerataan pembangunan kependudukan berujung pada berbagai masalah seperti kepadatan, kemiskinan urban, masalah
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |11
Kabupaten/Kota. Wilayah yang paling padat penduduknya adalah Kota Manado, yaitu dengan
2
kepadatan penduduk 2.601,16 penduduk per km . Angka tersebut berarti terdapat sekitar 2,6 ribu
2
penduduk disetiap km . Dapat dibayangkan bahwa luas wilayah Kota Manado yang hanya 1,09 persen total wilayah Sulawesi Utara dihuni oleh 17,65 persen penduduk Sulawesi Utara. Jika angka kepadatan penduduk Kota Manado dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lain, terlihat sangat tinggi perbedaannya. Jika dibandingkan dengan Kota Tomohon yang merupakan wilayah terpadat ke dua, perbedaannya sangat besar. Kepadatan penduduk Kota Tomohon kurang dari sepertiga kepadatan penduduk Kota Manado. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
2 mempunyai kepadatan yang terendah, hanya sekitar 34 hingga 35 penduduk per km .
Dari proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan. Tetapi penambahan jumlah penduduk di Sulawesi Utara relatif lebih tidak seberbahaya penambahan jumlah penduduk di daerah “Jawa”. Jika dibandingkan dengan daerah Jawa Timur, kepadatan penduduk Sulawesi Utara jauh lebih kecil.
2 Kepadatan penduduk Jawa Timur adalah 812,71 penduduk per km . Hal tersebut mengindikasikan
bahwa “ruang” belum menjadi masalah di Sulawesi Utara ini. Tetapi harus tetap direncanakan kedepannya.
Jika penduduk Sulawesi Utara di breakdown berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, kemudian dibentuk diagram batang, maka akan terbentuk diagram yang disebut piramida penduduk. Piramida penduduk mencerminkan karakteristik kependudukan di suatu daerah. Dilihat dari bentuknya, Sulawesi Utara termasuk ke dalam piramida penduduk muda. Piramida tersebut
http://sulut.bps.go.id
mencerminkan bahwa di Sulawesi Utara terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah. hal itu menyebabkan penduduk berumur muda menjadi lebih banyak.
12 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 Gambar 2. Piramida Penduduk Sulawesi Utara, tahun 2015 75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5 - 9 0 - 4
150.000 100.000 50.000 50.000 100.000 150.000
Sumber : SUPAS2015 Issue kependudukan lainnya yang laris dibahas saat ini adalah mengenai Bonus Demografi.Bonus Demografi adalah suatu kondisi dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Dari definisi tersebut, untuk mengetahui kondisi bonus demografi perlu dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
http://sulut.bps.go.id
produktif dan non produktif.Penduduk dengan usia produktif adalah penduduk yang berusia 15
- – 64 tahun. Penduduk usia produktif tersebut dianggap dapat berkarya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Sedangkan usia non produktif adalah penduduk berusia 0
- – 14 tahun (penduduk non produkstif muda) dan penduduk berusia 65 tahun ke atas (penduduk non produktif tua). Penduduk non produktif tersebut dianggap tidak mampu bekerja atau berkarya untuk
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |13
Tabel 2.2.2. Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Utara menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Usia Produktif/Nonproduktif, tahun 2010 dan 2015Kabupaten/Kota (0 - 14) (15-64) (65+) 2010 2015 2010 2015 2010 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) [7101] Bolaang Mongondow 30,86 28,16 64,33 66,68 4,82 5,16 [7102] Minahasa 25,26 23,41 66,82 68,70 7,92 7,89 [7103] Kepulauan Sangihe 25,13 22,48 67,77 70,22 7,10 7,30 [7104] Kepulauan Talaud 29,08 26,72 64,93 66,89 6,00 6,39 [7105] Minahasa Selatan 28,06 25,72 64,89 67,51 7,04 6,77 [7106] Minahasa Utara 28,20 26,28 66,31 67,79 5,49 5,93 [7107] Bolaang Mongondow Utara 32,41 31,64 62,98 63,11 4,61 5,25 [7108] Siau Tagulandang Biaro 25,38 22,32 66,61 69,73 8,02 7,95 [7109] Minahasa Tenggara 30,56 28,33 63,48 65,71 5,96 5,95 [7110] Bolaang Mongondow Selatan 34,92 32,94 61,95 64,38 3,13 2,68 [7111] Bolaang Mongondow Timur 29,42 28,19 66,14 67,57 4,44 4,23 [7171] Manado 25,86 24,72 69,83 70,71 4,30 4,57 [7172] Bitung 29,72 27,80 66,78 68,08 3,50 4,12 [7173] Tomohon 25,44 23,35 67,62 69,33 6,95 7,32 [7174] Kotamobagu 28,25 28,15 67,70 67,35 4,05 4,49
[7100] Sulawesi Utara 27,85 26,04 66,56 68,18 5,59 5,78 Sumber : SP2010 dan SUPAS2015
Pada tahun 2015, terdapat 68,18 persen penduduk produktif di Sulawesi Utara. Angka tersebut melebihi angka penduduk non produktif, sebesar 31,82 persen. Dibandingkan tahun
http://sulut.bps.go.id
14 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
wilayah yang memiliki persentase penduduk usia non produktif tua (65 tahun ke atas) paling banyak.
Jumlah penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif di atas membentuk indikator yang bernama dependency ratio atau angka ketergantungan. Bonus Demografi sendiri terjadi jika dependency ratio suatu daerah 50 persen ke atas. Secara umum, windows opportunity yang disebabkan oleh bonus demografi di Sulawesi Utara mulai terjadi pada tahun 2010.
Dependency ratio Sulawesi Utara pada tahun 2010 mencapai 50,24. Pada tahun 2015 angka
tersebut mengalami penurunan, yaitu tinggal 46,66. hal tersebut mempertegas bahwa Sulawesi Utara masih berada pada windows opportunity. Jika dilihat berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow Selatan belum masuk pada masa Bonus Demografi. Dependency ratio ketiga kabupaten tersebut berturut- turut adalah 58,44, 52,18, dan 55,33.
Periode bonus demografi tidak selamanya ada. Akan tetapi, meskipun nantinya periode tersebut berakhir bukan berarti pula berakhirnya kesempatan untuk melakukan proses pembangunan kependudukan. Bonus demografi hanyalah sekedar kesempatan. Pembangunan kependudukan tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya walaupun bonus demografi sudah berlalu. Kedepannya banyak tantangan yang perlu diantisipasi di bidang kependudukan ini. Aging
Population merupakan salah satu permasalahannya. Pemerintah Sulawesi Utara perlu untuk
memberikan pelatihan keterampilan kepada penduduk usia tua (65 tahun ke atas) agar mereka tetap dapat berkarya dan produktif.
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |15
61,43 55,33 [7111] Bolaang Mongondow Timur
http://sulut.bps.go.id
tahun ke atas mencapai 10 persen. Pada tahun 2010, persentase penduduk lanjut usia Sulawesi
[7100] Sulawesi Utara 50,24 46,66 Sumber : SP2010 dan SUPAS2015 Aging population disebabkan oleh semakin meningkatnya Angka Harapan hidup. Detailnya,
aging population terjadi ketika persentase penduduk lanjut usia, atau penduduk yang berumur 60
47,71 48,47
47,89 44,24 [7174] Kotamobagu
49,75 46,88 [7173] Tomohon
43,20 41,42 [7172] Bitung
51,20 47,98 [7171] Manado
Tabel 2.2.3. Dependency Ratio menurut Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 2015 Kabupaten/KotaDependency Ratio 2010 2015
50,14 43,42 [7109] Minahasa Tenggara
58,77 58,44 [7108] Siau Tagulandang Biaro
50,81 47,52 [7107] Bolaang Mongondow Utara
54,10 48,13 [7106] Minahasa Utara
54,02 49,50 [7105] Minahasa Selatan
47,57 42,41 [7104] Kepulauan Talaud
49,64 45,56 [7103] Kepulauan Sangihe
55,46 49,97 [7102] Minahasa
(1) (2) (3) [7101] Bolaang Mongondow
57,53 52,18 [7110] Bolaang Mongondow Selatan
16 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Gambar 3. Persentase Penduduk Lanjut Usia (60 tahun ke atas) Provinsi Sulawesi Utara, tahun
2010 dan 2015
9,67 8,45 2010 2015 Sumber : SUPAS2015
Diamati berdasarkan Kabupaten/Kota, terdapat 7 Kabupaten/Kota yang sudah mengalami
aging population di tahun 2015 ini, yaitu Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Minahasa, Minahasa
Selatan, Tomohon, Kepulauan Sangihe, Minahasa Tenggara, dan Kepulauan Talaud. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro memiliki persentase penduduk lanjut usia yang terbesar di Sulawesi Utara, yaitu sebesar 13,28 persen. Angka Harapan Hidup yang semakin bertambah memang berakibat meningkatnya jumlah populasi penduduk lanjut usia. Ditambah lagi, penduduk usia muda yang menuntut ilmu kemudian tidak kembali lagi ke Kepulauan Siau Tagulandang Biaro juga dapat menambah persentase penduduk lansia di Kabupaten ini. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
http://sulut.bps.go.id
merupakan wilayah yang memiliki persentase penduduk lansianya paling rendah, yaitu sebesar 6,19 persen.
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |17
Gambar 4. Persentase Penduduk Lanjut Usia (60 tahun ke atas) menurut Kabupaten/Kota,
tahun 2015 13,28 Kep. Siau Tagulandang Biaro 12,94 Minahasa 11,87 Minahasa Selatan 11,64 Tomohon 11,53 Kep. Sangihe 10,36 Minahasa Tenggara 10,36 Kep. Talaud 9,67 Sulawesi Utara 9,64 Minahasa Utara 8,48 Bolaang Mongondow 8,09 Bolaang Mongondow Utara 7,96 Manado 7,71 Bolaang Mongondow Timur 7,59 Kotamobagu 6,69 Bitung 6,19 Bolaang Mongondow Selatan Sumber : SUPAS2015Secara umum, jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Utara lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Hal tersebut terlihat dari sex ratio Provinsi Sulawesi Utara sebesar 104,26.
http://sulut.bps.go.id
Artinya, diantara 100 penduduk perempuan terdapat 104 sampai dengan 105 penduduk laki-laki.Pola pikir beberapa penduduk Sulawesi Utara untuk meneruskan nama marga dimungkinkan menjadi faktor pendorong sex ratio Sulawesi Utara di atas 100. Biasanya nama marga seorang anak mengikuti nama marga bapaknya/ayahnya. Jika dibandingkan dengan data Sensus Penduduk Tahun 2010, sex ratio Sulawesi Utara tahun 2015 tidak ada perbedaan yang signifikan. Sex ratio Sulawesi Utara tahun 2010 sebesar 104,43. Interpretasinya sama dengan tahun 2015, yaitu
18 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
Tabel 2.2.4. Sex Ratio Sulawesi Utara Menurut Kabupaten/Kota, tahun 2010 dan 2015 Kabupaten KotaSex Ratio 2010 2015
(1) (2) (3) [7101] Bolaang Mongondow 108,47 107,86 [7102] Minahasa 104,92 104,62 [7103] Kepulauan Sangihe 102,47 102,18 [7104] Kepulauan Talaud 104,67 105,24 [7105] Minahasa Selatan 106,92 106,71 [7106] Minahasa Utara 103,60 103,35 [7107] Bolaang Mongondow Utara 105,25 105,15 [7108] Siau Tagulandang Biaro 97,73 98,15 [7109] Minahasa Tenggara 107,58 108,45 [7110] Bolaang Mongondow Selatan 109,69 109,89 [7111] Bolaang Mongondow Timur 109,70 112,97 [7171] Manado 101,03 100,24 [7172] Bitung 104,75 104,35 [7173] Tomohon 101,77 101,52 [7174] Kotamobagu 104,15 103,71
[7100] Sulawesi Utara 104,43 104,26 Sumber : SP2010 dan SUPAS2015
Di tahun 2015, hampir semua Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara mempunyai sex ratio lebih dari 100. Sex ratio tertinggi berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, yaitu 112,97. Sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, yaitu sebesar
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |19
Tabel 2.2.5. Persentase Penduduk Sulawesi Utara Usia 10-49 tahun Menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, tahun 2015 Kelompok Umur Belum Kawin Kawin / Hidup Bersama Cerai Hidup / Pisah Cerai Mati Laki-laki10 - 14 100,00 0,00 0,00 0,00 15 - 19 97,90 2,09 0,01 0,00 20 - 24 76,09 22,78 1,07 0,07 25 - 29 43,52 54,59 1,72 0,17 30 - 34 21,44 75,86 2,30 0,40 35 - 39 13,65 83,16 2,63 0,56 40 - 44 7,11 89,38 2,61 0,90 45 - 49 6,76 89,26 1,84 2,14
Perempuan
10 - 14 99,92 0,08 0,00 0,00 15 - 19 89,24 9,93 0,83 0,00 20 - 24 46,66 51,53 1,58 0,22 25 - 29 22,10 74,20 3,26 0,43 30 - 34 7,67 88,75 2,73 0,84 35 - 39 2,97 91,64 3,74 1,66 40 - 44 2,79 89,18 3,85 4,18 45 - 49 3,21 87,03 3,65 6,11
Sumber : SUPAS2015
Jika dilihat dari status perkawinannya, ada penduduk perempuan yang berumur 10
- – 14 tahun berstatus kawin / hidup bersama, meskipun persentasenya sangat sedikit, yaitu hanya 0,08 persen. Persentase penduduk perempuan yang berstatus kawin / hidup bersama lebih banyak dibandingkan laki- laki pada kelompok umur “10-14”, “15-19”, “20-24”, “25-29”, “30-34”, “35-39”.
Kemudian persentase penduduk laki-laki menjadi lebih besar dibandingkan perempuan pada kelompok umur “40-44” dan “45-49”. Hal itu berarti, ada kecenderungan penduduk perempuan
http://sulut.bps.go.id
20 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
penduduk laki-laki di semua kelompok umur. Fakta tersebut sekaligus juga dapat sebagai indikasi bahwa perempuan lebih retan terhadap perceraian. Persentase penduduk wanita yang berstatus cerai terbanyak berada pada kelompok umur 45-49, yaitu sebesar 6,11 persen. Persentase penduduk yang berstatus cerai mati semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur.
Sebaliknya, penduduk laki-laki dapat dikatakan lebih tahan untuk hidup “single” dibandingkan dengan perempuan. Hal itu dapat dibuktikan dengan lebih besarnya persentase penduduk laki-laki dibandingkan perempuan di semua kelompok umur. Perbedaan persentase yang palin g banyak terdapat pada kelompok umur “20-24” tahun. Pada kelompok umur tersebut persentase penduduk laki-laki yang belum kawin sebanyak 76,09 persen. sedangkan perempuan sebanyak 46,66 persen.
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |21
http://sulut.bps.go.id
22 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA
http://sulut.bps.go.id
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |23
BAB 3 Fertilitas dan Keluarga Berencana
3.1 Fertilitas
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia pada umumnya dan Sulawesi utara pada khususnya adalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol dan distribusinya yang tidak merata. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menjadi faktor penghambat pembangunan. Pertumbuhan penduduk tersebut diikuti oleh masalah yang lebih spesifik yaitu fertilitas dan mortalitas. Fertilitas merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Oleh karena itu, untuk menghindari ledakan penduduk, perlu dilakukan pengendalian penduduk dengan menekan angka fertilitas.
Usia perkawinan pertama seorang wanita berpengaruh terhadap resiko melahirkan. Semakin muda usia perkawinan pertama, semakin besar resiko yang dihadapi selama masa kehamilan/melahirkan, baik keselamatan ibu maupun anak, karena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin atau karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan/kelahiran. Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia pernikahan pertama bagi seseorang idealnya adalah 21-25 tahun.
Hasil SUPAS2015 menunjukkan terdapat sekitar 56,62 persen perempuan pernah kawin berumur 15
- – 49 tahun yang menikah pada usia di bawah 21 tahun di Sulawesi Utara tahun 2015. Perkawinan di bawah 21 tahun secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, http://sulut.bps.go.id secara mental sosial belum siap dan secara ekonomi juga biasanya belum mapan. Semakin muda usia kawin pertama yang dilakukan seseorang, maka akan semakin lama pula masa reproduksinya. Hal ini berpengaruh pada tingkat fertilitas wanita dan penduduk secara umumnya. Semakin lama masa reproduksi wanita, maka kemungkinan wanita tersebut melahirkan banyak anak akan semakin besar. Dalam persoalan makro, hal ini akan menyebabkan meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah. Angka 56,62 persen tersebut sangat besar. Perlu usaha
24 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 Gambar 5. Persentase Perempuan Sulawesi Utara Pernah Kawin dan Berumur 15 – 49 tahun yang Umur Perkawinan Pertamanya di bawah 21 tahun, tahun 2015 72,93 Bolaang Mongondow Selatan
69,55 Bolaang Mongondow 64,85 Bolaang Mongondow Timur
63,73 Minahasa Selatan 61,12 Minahasa Tenggara 59,66 Minahasa Utara 58,10 Bolaang Mongondow Utara 57,05 Kotamobagu 56,62 Sulawesi Utara 55,81 Minahasa 54,88 Kep. Talaud 52,00 Bitung 51,57 Kep. Siau Tagulandang Biaro 49,23 Kep. Sangihe 47,70 Tomohon 47,10 Manado Sumber : SUPAS2015 Persentase yang besar terlihat ketika dibreakdown berdasarkan Kabupaten/Kota.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan wilayah yang 72,93 persen penduduk
http://sulut.bps.go.id
perempuan pernah kawin berumur 15 - 49 tahunnya menikah pada usia kurang dari 21 tahun.Sedikit lebih banyak dibandingkan Kabupaten Bolaang Mongondow yang mempunyai persentase terbanyak ke dua di Sulawesi Utara, yaitu 69,55 persen. Terdapat range sekitar 25 persen. Range tersebut cukup menandakan adanya jurang yang cukup besar terhadap pemerataan pembangunan kependudukan. Kota Manado merupakan wilayah yang persentasenya paling sedikit. Di sana hanya ada 47,10 persen perempuan pernah kawin berusia 15
- – 49 tahun yang
PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015 |25
20,25 21,44 [7110] Bolaang Mongondow Selatan
http://sulut.bps.go.id
Data sebelumnya menyebutkan bahwa lebih dari setengah penduduk perempuan pernah kawin berumur 15
[7100] Sulawesi Utara 20,59 21,73 Sumber : SUPAS2015
20,57 21,86
21,43 22,32 [7174] Kotamobagu
20,97 22,16 [7173] Tomohon
21,33 22,39 [7172] Bitung
19,62 20,85 [7171] Manado
19,06 20,49 [7111] Bolaang Mongondow Timur
21,07 21,92 [7109] Minahasa Tenggara
Tabel 3.1.1. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama menurut Kabupaten/Kota, tahun 2015 Kabupaten/Kota20,51 21,74 [7108] Siau Tagulandang Biaro
20,62 21,66 [7107] Bolaang Mongondow Utara
20,12 21,27 [7106] Minahasa Utara
20,74 22,10 [7105] Minahasa Selatan
21,53 22,86 [7104] Kepulauan Talaud
20,52 21,68 [7103] Kepulauan Sangihe
19,30 20,43 [7102] Minahasa
(1) (2) (3) [7101] Bolaang Mongondow
Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Rata-rata Umur Persalinan Pertama
- – 49 tahun yang menikah di bawah umur 21 tahun. Kemudian, terlihat juga
26 | PROFIL PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA HASIL SUPAS 2015
umur perkawinan pertama yang terendah. Di Bolaang Mongondow Selatan, rata-rata wanita menikah pada usia 19 tahun.