perkara perkara yang tidak berkaitan huk

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan InayahNya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul “ Perkara-perkara yang tidak berkaitan hukum dalam Al-Quran dan As-Sunah ” tepat pada
waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 17 Desember 2016

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A.

Latar Belakang..................................................................................................................1

B.

Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C.

Tujuan Penulisan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................1
A.

Bayi Tabung......................................................................................................................1

B.

Bank sperma......................................................................................................................1


C.

Transgender.......................................................................................................................1

D.

Selaput Dara......................................................................................................................1

E. Obat dari Bahan Haram........................................................................................................1
F.

Tanaman Transgenik.............................................................................................................1

BAB III PENUTUPAN..................................................................................................................1
A.

Kesimpulan.......................................................................................................................1

B.


Saran..................................................................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................1

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari kita menjalankannya dengan begitu saja mengikuti alurnya,
namun bila kita telah ke dalam Al-Quran dan As-Sunah bahwa cara berkehidupan kita segalanya
telah ada aturannya atau batasan hukum di dalamnya. Namun tidak banyak yang mengetahui
mengeniai hal ini, hanya sebagian orang saja yang mengerti dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Contohnya seperti cara kita bersosialisasi, mencari ilmu bahkan
adab makan dan minum.
Di balik itu semua ada pula kasus-kasus yang tidak ada kaitannya dengan hukum Al-Quran dan
As-Sunah, seperti contohnya kasus bayi tabung, bank sperma, operasi selaput dara dll.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
terinci sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung?
2. Apa yang dimaksud dengan bank sperma, transgender, operasi selaput dara, obat haram, dan
tanaman transgenik?
3. Bagaimana pandangan dari sudut islam mengenai kasus tersebut ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan contoh-contoh kasus tersebut.
2. Mengetahui tanggapan dari sudut pandang islam .
3. Mengetahui apa yg harus kita lakukan untuk menghadapi kasus-kasus tersebut.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Bayi Tabung
1. Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung itu sebenarnya adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh
wanita, dalam istilah kerennya in vitro vertilization (IVF).

In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas (nyambung juga kan
dengan kata tabung) dan vertilization adalah bahasa Inggrisnya pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah matang diambil dari indung
telur lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah berhasil,
embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan harapan dapat berkembang
menjadi bayi.
Atau dapat di definisikan juga bahwa Bayi Tabung atau dalam bahasa kedokteran
disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan
jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi
normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba.
Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu
embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam
bentuk beku dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu- ibu yang
memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah
matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi)
untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan
pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya.
Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise Joy Brown pada tahun 1978 di
Inggris.


4

2. Proses Bayi Tabung
Perjuangan Sperma Menembus Sel Telur

Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing
dengan sel sperma yang lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil
untuk meneronos sel telur merupakan sel sperma dengan kualitas
terbaik saat itu. jadi merupakan perjuangan yang besar bagi
sperma untuk menembus sel telur.

Perkembangan Sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur tersebut
akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel sperma pada
kehamilan yang normal.
 Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyakbanyaknya. Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan
melakukan seleksi. Pada proses ini pasien disuntikkan hormon
untuk menambah jumlah produksi sel telur. Perangsangan

berlangsung 5 – 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup
matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan
adanya efek samping.

 Pelepasan Sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur siap
5

untuk dikumpulkan. Dokter bedah menggunakan
laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur tersebut untuk
digunakan pada proses bayi tabung (IVF) berikutnya.

 Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada
laboratorium dan kemudian dibekukan untuk menanti saat
ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair
yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.

 Menciptakan Embrio
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat

mudah bagi dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah
piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga tidak dapat
berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.

 Embrio Berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan
sel telur yang telah dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio
ini kemudian akan membelah seiring dengan waktu. Embrio ini
memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan
yang benar.

 Pemindahan Embrio

6

Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang
diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.

 Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 – 8 sel, embrio akan dipindahkan

kedalam rahim wanita dan kemudian menempel pada rahim.
Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya
kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi
melalui pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas.

3. Hukum Bayi Tabung dalam Pandangan Islam.
Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yg demikian
canggih yg ditemukan oleh pakar kedokteran Barat yg notabene mereka adalah kaum
kafir . Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dgn ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yg dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu
menjadi zygot kemudian dimasukkan ke dlm rahim sampai dilahirkan. Jadi proses tanpa
melalui jima’ .
“Tidak boleh karena proses pengambilan mani tersebut berkonsekuensi minimal
sang dokter akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain hukumnya
adalah haram menurut pandangan syariat sehingga tdk boleh dilakukan kecuali dlm
keadaan darurat.
Sementara tdk terbayangkan sama sekali keadaan darurat yg mengharuskan seorang
lelaki memindahkan mani ke istri dgn cara yg haram ini. Bahkan terkadang
berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami wanita tersebut dan ini pun tdk boleh.
Seseorang yg menempuh cara ini utk mendapatkan keturunan dikarenakan tdk diberi rizki

oleh Allah berupa anak dgn cara alami berarti dia tdk ridha dgn takdir dan ketetapan
Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya.

7

Jikalau saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing
kaum muslimin utk mencari rizki berupa usaha dan harta dgn cara yg halal maka lebih
lagi tentu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing
mereka utk menempuh cara yg sesuai dgn syariat dlm mendapatkan anak.”
Bayi tabung ini mencuat ke permukaan karena adanya keinginan dari banyak pasangan
suami istri karena satu hal dan yang lainnya yang tidak bisa mempunyai keturunan,
sedang mereka sangat merindukannya, dan bayi tabung ini adalah salah satu alternatif
yang bisa ditempuh untuk mewujdkan impian mereka tersebut.
Inseminasi buatan adalah: proses yang dilakukan oleh para dokter untuk menggabungkan
antara sperma dengan sel telur, seperti dengan cara menaruh keduanya di dalam sebuah
tabung, karena rahim yang dimiliki seorang perempuan tidak bisa berfungsi sebagaimana
biasanya. Yang perlu diperhatikan terlebih dahulu bagi yang ingin mempunyai anak lewat
bayi tabung, bahwa cara ini tidak boleh ditempuh kecuali dalam keadaan darurat, yaitu
ketika salah satu atau kedua suami istri telah divonis tidak bisa mempunyai keturunan
secara normal

Perlu menjadi catatan di sini bahwa bayi tabung telah berkembang pesat di Barat, tetapi
bukan untuk mencari jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak bisa mempunyai
anak secara normal, tetapi mereka mengembangkannya untuk proyek-proyek maksiat
yang diharamkan di dalam Islam, bahkan mereka benar-benar telah menghidupkan
kembali pernikahan yang pernah dilakukan orang-orang jahiliyah Arab sebelum
kedatangan Islam, yaitu para suami menyuruh para istri untuk datang kepada orangorang yang mereka anggap cerdas dan pintar atau pemberani agar mereka mau menggauli
para istri tersebut dengan tujuan anak mereka ikut menjadi cerdas dan pemberani. Hal
sama telah dilakukan di Amerika dimana mereka mengumpulkan sperma orang-orang
pintar dalam bank sperma, kemudian dijual kepada siapa yang menginginkan anaknya
pintar dengan cara enseminasi buatan dan bayi tabung.
Subhanallah sekali ya teman-teman,kaum kafir tidak henti-hentinya terus mencari cara
untuk menyerang kita, salah satunya dengan teknologi bayi tabung ini.
Sedangkan menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa
bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya
mubah (boleh). Sebab, ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama.
Namun, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suamiistri yang dititipkan di rahim perempuan lain. “Itu hukumnya HARAM”. Para ulama
8

menegaskan, di kemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam
kaitannya dengan warisan.
Para ulama MUI dalam fatwanya juga memutuskan, bayi tabung dari sperma yang
dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya HARAM”. Sebab, hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam hal kewarisan.
Lalu bagaimana dengan proses bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari
pasangan suami-istri yang sah? MUI dalam fatwanya secara tegas menyatakan hal
tersebut hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin
antarlawan jenis di luar penikahan yang sah alias zina.
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah
SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di
dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya.”
Maka dapat kita simpulkan bahwa Bayi tabung itu di Bolehkan ( Mubah) jika sperma dan
sel telur berasal dari pasangan suami istri yang sah.
Bayi tabung diharamkan jika:
1. sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang tidak sah
2. penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di rahim
perempuan lain
3.bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
Menurut pandangan atau pendapat saya, hukum yang telah digariskan oleh agama
Islam mengenai bayi tabung ini sudah sangat jelas dan sesuai dengan logika kita.
Bayangkan saja jika anak yang dihasilkan dari bayi tabung tsb berasal dari sperma dan
ovum pasangan suami istri yang tidak sah, secara akal sehat juga hal tsb termasuk
kedalam perzinahan, oleh karena itu hukumya HARAM. Tetapi jika sperma dan sel
telurnya berasal dari suami istri yang sah, hanya tempat untuk melakukan pembuahan
tidak berada di dalam rahim wanita tapi di suatu wadah khusus( tabung) yang dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu
rahim. Temperatur dan situasnya juga dibuat persis sama dengan aslinya.

9

B. Bank sperma
1. Pengertian Bank Sperma
Bank sperma adalah pengambilan sperma dari donor sperma lalu di
bekukan dan disimpan ke dalam larutan nitrogen cair untuk mempertahankan
fertilitas sperma. Dalam bahasa medis bisa disebut juga Cryiobanking.
cryiobanking adalah suatu teknik penyimpanan sel cryopreserved untuk
digunakan di kemudian hari. Pada dasarnya, semua sel dalam tubuh manusia
dapat disimpan dengan menggunakan teknik dan alat tertentu sehingga dapat
bertahan hidup untuk jangka waktu tertentu.
Hal ini dapat dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Teknik yang paling
sering digunakan dan terbukti berhasil saat ini adalah metode Controlled Rate
Freezing, dengan menggunakan gliserol dan egg yolk sebagai cryoprotectant
untuk mempertahankan integritas membran sel selama proses pendinginan dan
pencairan. Teknik cryobanking terhadap sperma manusia telah memungkinkan
adanya keberadaan donor semen, terutama untuk pasangan-pasangan infertil.
Tentu saja, semen-semen yang akan didonorkan perlu menjalani serangkaian
pemeriksaan, baik dari segi kualitas sperma maupun dari segi pendonor seperti
adanya kelainan-kelainan genetik.
Dengan adanya cryobanking ini, semen dapat disimpan dalam jangka waktu
lama, bahkan lebih dari 6 bulan (dengan tes berkala terhadap HIV dan penyakit
menular seksual lainnya selama penyimpanan). Kualitas sperma yang telah
disimpan dalam bank sperma juga sama dengan sperma yang baru, sehingga
memungkinkan untuk proses ovulasi.
Selain digunakan untuk sperma-sperma yang berasal dari donor, bank
sperma juga dapat dipergunakan oleh para suami yang produksi spermanya
sedikit atau bahkan akan terganggu. Hal ini dimungkinkan karena derajat
cryosurvival dari sperma yang disimpan tidak ditentukan oleh kualitas sperma
melainkan lebih pada proses penyimpanannya.
Telah disebutkan diatas, bank sperma dapat dipergunakan oleh mereka yang
produksi spermanya akan terganggu. Maksudnya adalah pada mereka yang akan
menjalani vasektomi atau tindakan medis lain yang dapat menurunkan fungsi
10

reproduksi seseorang. Dengan bank sperma, semen dapat dibekukan dan
disimpan sebelum vasektomi untuk mempertahankan fertilitas sperma.
Bank sperma sebenarnya talah berdiri beberapa tahun yang lalu, pada tahun
1980 di Escondido California yang didirikan oleh Robert Graham, si kakek
berumur 73 tahun, juga di Eropah, Dan di Guangdong Selatan China, yang
merupakan satu di antara lima bank sperma besar di China, Sementara itu, Bank
pusat sel embrio di Shanghai, bank besar lain dari lima bank besar di China,
meluncurkan layanan baru yang mendorong kaum lelaki untuk menabung
spermanya, demikian laporan kantor berita Xinhua. Bank tersebut menawarkan
layanan penyimpanan sperma bagi kaum lelaki muda yang tidak berencana
untuk punya keturunan, namun mereka takut kalau nanti mereka tidak akan
menghasilkan semen yang cukup secara jumlah dan kualitas, ketika mereka
berencana untuk memiliki keluarga.
Latar belakang munculnya bank sperma antara lain adalah sebagai berikut :
1. Keinginan memperoleh atau menolong untuk memperoleh keturunan pada
seorang pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak.
2. Memperoleh generasi jenius atau orang super
3. Menghindarkan kepunahan manusia
4. Memilih suatu jenis kelamin
5. Mengembangkan kemajuan teknologi terutama dalam bidang kedokteran.
Menurut Werner (2008), Beberapa alasan seseorang akhirnya memutuskan
untuk menyimpan spermanya pada cryobanking, antara lain:
1. Seseorang akan menjalani beberapa pengobatan terus menerus yang dapat
mengurangi produksi dan kualitas sperma. Beberapa contoh obat tersebut
adalah sulfasalazine, methotrexate.
2. Seseorang memiliki kondisi medis yang dapat mempengaruhi kemampuan
orang tersebut untuk ejakulasi (misal: sklerosis multipel, diabetes).

11

3. Seseorang akan menjalani perawatan penyakit kanker yang mungkin akan
mengurangi atau merusak produksi dan kualitas sperma (misal: kemoterapi,
radiasi).
4. Seseorang akan memasuki daerah kerja yang berbahaya yang
memungkinkan orang tersebut terpapar racun reproduktif.
5. Seseorang akan menjalani beberapa prosedur yang dapat mempengaruhi
kondisi testis, prostat, atau kemampuan ejakulasinya (misal: operasi usus
besar, pembedahan nodus limpha, operasi prostat).
6. Seseorang akan menjalani vasektomi.
Adapun beberapa salah satu Tujuan diadakan bank sperma adalah sematamata untuk membantu pasangan suami isteri yang sulit memperoleh keturunan
dan menghindarkan dari kepunahan sama halnya dengan latarbelakang
munculnya bank sperma seperti yang telah dijelaskan diatas.
Tentang proses pelaksanaan sperma yang akan di ambil atau di beli dari
bank sperma untuk dimasukkan ke dalam alat kelamin perempun (ovum) agar
bisa hamil disebut dengan inseminasi buatan yaitu suatu cara atau teknik
memperoleh kehamilan tanpa melalui persetubuhan. Pertama setelah sel telur
dan sperma di dapat atau telah di beli dari bank sperma yang telah dilakukan
pencucian sperma dengan tujuan memisahkan sperma yang motil dengan
sperma yang tidak motil/mati. Sesudah itu antara sel telur dan sperma
dipertemukan. Jika dengan teknik in vitro, kedua calon bibit tersebut
dipertemukan dalam cawan petri, tetapi teknik TAGIT sperma langsung
disemprotkan kedalam rahim. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan,
penenaman bibit biasanya lebih dari satu. Embrio yang tersisa kemudian
disimpan beku atau dibuang.
2. Hubungan Bank Sperma dengan Pendapat Para Ulama
Berdasarkan pengalaman yang kita tahu yang namanya bank adalah
mengumpulkan dan di tabung apabila berupa uang tetapi dalam hal ini berbeda
yang di kumpulakan bukan lagi uang tetapi sperma dari pe-donor sebanyak
mungkin, yang perlu dinyatakan untuk menentukan hukum ini pertama pada
tahap pertama yaitu cara pengamabilan atau mengeluarkan sperma dari dari si
pe-donor dengan cara masturbasi (onani). Program fertilisasi in vitro (FIV)
12

fakultas kedokteran UI juga menyaratkan agar sperma untuk keperluan
inseminasi buatan diambil atau dikeluarkan di rumah sakit. Jadi sama halnya
cara mengeluarkan sperma di bank sperma.
Persoalan dalam hukum islam adalah bagaimana hukum onani tersebut
dalam kaitan dengan pelaksanaan pengumpulan sperma di bank sperma dan
inseminasi buatan.? Secara umum islam memandang melakukan onani
merupakan tergolong perbuatan yang tidak etis. Mengenai masalah hukum
onani fuqaha berbeda pendapat. Ada yang mengharamkan secara mutlak dan
ada yang mengharamkan pada suatu hal-hal tertentu, ada yang mewajibkan juga
pada hal-hal tertentu, dan ada pula yang menghukumi makruh. Sayyid Sabiq
mengatakan bahwa Malikiyah, Syafi`iyah, dan Zaidiyah menghukumi haram.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa Allah SWT memerintah kan menjaga
kemaluan dalam segala keadaan kecuali kepada isteri dan budak yang
dimilikinya. Hanabilah berpendapat bahwa onani memang haram, tetapi kalau
karena takut zina, maka hukumnya menjadi wajib, kaidah usul :

‫ارتكاب اخف الضررين واجب‬
Mengambil yang lebih ringan dari suatu kemudharatan adalah wajib
Kalau tidak ada alasan yang senada dengan itu maka onani hukumnya haram.
Ibnu hazim berpendapat bahwa onani hukumnya makruh, tidak berdosa tetapi
tidak etis. Diantara yang memakruhkan onani itu juga Ibnu Umar dan Atha`
bertolak belakang dengan pendapat Ibnu Abbas, hasan dan sebagian besar
Tabi`in menghukumi Mubah. Al-Hasan justru mengatakan bahwa orang-orang
islam dahulu melakukan onani pada masa peperangan. Mujahid juga
mengatakan bahwa orang islam dahulu memberikan toleransi kepada para
pemudanya melakukan onani. Hukumnya adalah mubah, baik buat laki-laki
maupun perempuan. Ali Ahmad Al-Jurjawy dalam kitabnya Hikmat Al-Tasyri`
Wa Falsafatuhu. Telah menjelaskan kemadharatan onani mengharamkan
perbuatan ini, kecuali kalau karena kuatnya syahwat dan tidak sampai
menimbulkan zina. Agaknya Yusuf Al-Qardhawy juga sependapat dengan
Hanabilah mengenai hal ini, Al-Imam Taqiyuddin Abi Bakar Ibnu Muhammad
Al-Husainy juga mengemukakan kebolehan onani yang dilakukan oleh isteri
atau ammahnya karena itu memang tempat kesenangannya:

‫لواستمني الرجل بيد امرأمته جاز لنهامحل استمتاعه‬
13

Seorang laki-laki dibolehkan mencari kenikmatan melalui tangan isteri atau
hamba sahayanya karena di sanalah (salah satu) dari tempat kesenangannya.

Tahapan yang kedua setelah bank sperma mengumpulkan sperma dari bebera
pe-donor maka bank sperma akan menjualnya kepada pembeli dengan harga
tergantung kwalitas spermanya setelah itu agar pembeli sperma dapat
mempunyai anak maka harus melalui proses yang dinamakan enseminasi buatan
yang telah dijelaskan diatas. Hukum dan penadapat inseminasi buatan menurut
pendapat ulama` apabila sperma dari suami sendiri dan ovum dari istri sendiri
kemudian disuntukkan kedalam vagina atau uterus istri, asal keadaan kondisi
suami isteri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan
untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami isteri
tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidh hukum fiqh islam :

‫الحاجة تنزل منزلة الضرورة والضرورة تبيح المحظورات‬
Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlakukan seperti dalam keadaan
terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan
melakukkan hal-hal yang terlarang.

Diantara fuqaha yang memperbolehkan/menghalalkan inseminasi buatan yang
bibitnya berasal dari suami-isteri ialah Syaikh Mahmud Saltut, Syaikh Yusuf alQardhawy, Ahmad al-Ribashy, dan Zakaria Ahmad al-Barry. Secara organisasi,
yang menghalalkan inseminasi buatan jenis ini Majelis Pertimbangan Kesehatan
dan Syara`a Depertemen Kesehatan RI, Mejelis Ulama` DKI jakarta, dan
lembaga islam oki yang berpusat di jeddah.
Untuk dari suami-isteri dan ditanamkan pada orang lain atau lain sebagainya
selain hal yang diatas demi kehati-hatiannya maka ulama dalam kasus ini
mengharamkannya. Diantaranya adalah Lembaga fiqih islam OKI, Majelis
Ulama DKI Jakarta, Mahmud Syaltut, Yusuf al-Qardhawy, al-Ribashy dan
zakaria ahmad al-Barry dengan pertimbangan dikhawatirkan adanya
14

percampuran nasab dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Hal ini sesuai
dengan keputusan Majelis Ulama Indonesia tentang masalah bayi tabung atau
enseminasi buatan :
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia
MEMUTUSKAN
Memfatwakan :
1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan
kaidahkaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
beraasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya
antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu
yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari'ah, sebab hal ini
akan menimbulkan masala~ yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suami
isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya
perbuatan zina sesungguhnya.
Dalam malah munculnya bank sperma ada juga yang berpendapat hal ini,
Terdapat dua hukum yang perlu difahami di sini, pertama, hukum kewujudan
bank sperma itu sendiri dan kedua, hukum menggunakan khidmat bank tersebut
yakni mendapatkan sperma lelaki untuk disenyawakan dengan sel telur
perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara enseminasi buatan.
Pertama dari segi hukum kewujudan bank sperma itu sendiri, maka hal ini
15

tidaklah dengan sendirinya menjadi satu keharaman, selama mana bank tersebut
mematuhi Hukum Syara’ dari segi operasinya.
Ini kerana dari segi hukum, boleh saja mana-mana suami menyimpan air
mani mereka di dalam bank sperma hanya untuk isterinya apabila keadaan
memerlukan, Namun begitu, sperma itu mestilah dihapuskan apabila si suami
telah meninggal. Sperma tersebut juga mesti dihapuskan jika telah berlaku
perceraian (talaq ba’in) di antara suami isteri. Di dalam kedua-dua kes ini
(kematian suami dan talaq ba’in), jika (bekas) isteri tetap melakukan proses
memasukkan sel yang telah disimpan itu ke dalam rahimnya, maka dia
(termasuk doktor yang mengetahui dan membantu) telah melakukan keharaman
dan wajib dikenakan ta’zir. kedua menggunakan khidmat bank sperma tersebut
yakni mendapatkan sperma lelaki untuk disenyawakan dengan sel telur
perempuan bagi mewujudkan satu kehamilan dengan cara enseminasi buatan
hal ini juga sama seperti pendapat yang tela dijelaskan diatas yang dibolehkan
hanya percampuran antara sperma suaminya sendiri dengan ovum isterinya
sendiri.
C. Transgender
1. Apakah Transgender itu?

Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim
disebut juga sebagai gejala transseksualisme ataupun transgender merupakan suatu
gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara
bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan
alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up,
gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin (Sex
Reassignment Surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder) – III, penyimpangan ini disebut sebagai juga gender dysporia syndrome.
Penyimpangan ini terbagi lagi menjadi beberapa subtipe meliputi transseksual, aseksual, homoseksual, dan heteroseksual.
Tanda-tanda transseksual yang bisa dilacak melalui DSM, antara lain:
perasaan tidak nyaman dan tidak puas dengan salah satu anatomi seksnya;
berharap dapat berganti kelamin dan hidup dengan jenis kelamin lain; mengalami
16

guncangan yang terus menerus untuk sekurangnya selama dua tahun dan bukan
hanya ketika dating stress; adanya penampilan fisik interseks atau genetik yang
tidak normal; dan dapat ditemukannya kelainan mental semisal schizophrenia
yaitu menurut J.P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology (1981) semacam
reaksi psikotis dicirikan di antaranya dengan gejala pengurungan diri, gangguan
pada kehidupan emosional dan afektif serta tingkah laku negativisme.
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa
kecil dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku
perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma,
trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri. Perlu dibedakan penyebab
transseksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus transseksual karena keseimbangan
hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan kondisi hormonal guna
mendekatkan kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. Mereka yang
sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal
dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk
memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang
dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.

2. Transgender dalam Pandangan Islam

Dalam dunia kedokteran dikenal tiga bentuk operasi kelamin, masingmasing mempunyai hukum tersendiri dalam fikih:
Pertama: Masalah seseorang yang lahir dalam kondisi normal dan sempurna
organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi
perempuan yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan
diharamkan oleh syariat Islam untuk melakukan operasi kelamin. Para ulama
fiqih mendasarkan ketetapan hukum tersebut pada dalil-dalil yaitu: (1) firman
Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang menurut kitab Tafsir AthThabari mengajarkan prinsip equality (keadilan) bagi segenap manusia di
hadapan Allah dan hukum yang masing-masing telah ditentukan jenis
kelaminnya dan ketentuan Allah ini tidak boleh diubah dan seseorang harus
17

menjalani hidupnya sesuai kodratnya; (2) firman Allah Swt dalam surat anNisa’ ayat 119. Menurut kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Ath-Thabari, Al-Shawi,
Al-Khazin (I/405), Al-Baidhawi (II/117), Zubat al-Tafsir (hal.123) dan alQurthubi (III/1963) disebutkan beberapa perbuatan manusia yang diharamkan
karena termasuk “mengubah ciptaan Tuhan” sebagaimana dimaksud ayat di
atas yaitu seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung
rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, mengerok bulu alis
dan takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita
layaknya waria dan sebaliknya);
^ Pertama (3) Hadits Nabi saw.: “Allah mengutuk para tukang tato, yang
meminta ditato, yang menghilangkan alis, dan orang-orang yang memotong
(pangur) giginya, yang semuanya itu untuk kecantikan dengan mengubah
ciptaan Allah.” (HR. Al-Bukhari); (4) Hadits Nabi saw.: “Allah mengutuk lakilaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR.
Ahmad). Oleh karena itu kasus ini sebenarnya berakar dari kondisi kesehatan
mental yang penanganannya bukan dengan merubah ciptaan Allah melainkan
melalui pendekatan spiritual dan kejiwaan (spiritual and psychological
therapy).
^ Kedua: Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama
diperbolehkan secara hukum syariat. Jika kelamin seseorang tidak memiliki
lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan mani baik penis
maupun vagina, maka operasi untuk memperbaiki atau menyempurnakannya
dibolehkan bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal karena
kelainan seperti ini merupakan suatu penyakit yang harus diobati. Para ulama
seperti Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir) dalam bukunya
Shafwatul Bayan (1987:131) memberikan argumentasi hal tersebut bahwa
orang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal bisa mengalami kelainan
psikis dan sosial sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan
diri menjadi waria atau melakukan homoseks dan lesbianisme. Semua
perbuatan ini dikutuk oleh Islam berdasarkan hadits Nabi saw.: “Allah dan
rasulnya mengutuk kaum homoseksual” (HR.al-Bukhari) Guna menghindari
hal ini, operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin boleh dilakukan
berdasarkan prinsip “Mashalih Mursalah” karena kaidah fiqih menyatakan
“Adh-Dhararu Yuzal” (Bahaya harus dihilangkan) yang menurut Imam Asy18

Syathibi menghindari dan menghilangkan bahaya termasuk suatu kemaslahatan
yang dianjurkan syariat Islam. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi saw.:
“Berobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena sesungguhnya Allah tidak
mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatnya, kecuali satu penyakit,
yaitu penyakit ketuaan.” (HR. Ahmad)
^ Ketiga : Apabila seseorang mempunyai alat kelamin ganda, yaitu mempunyai
penis dan juga vagina, maka untuk memperjelas dan memfungsikan secara
optimal dan definitif salah satu alat kelaminnya, ia boleh melakukan operasi
untuk ‘mematikan’ dan menghilangkan salah satu alat kelaminnya. Misalnya,
jika seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam tubuh
dan kelaminnya memiliki rahim dan ovarium yang menjadi ciri khas dan
spesifikasi utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh mengoperasi penisnya
untuk memfungsikan vaginanya dan dengan demikian mempertegas
identitasnya sebagai wanita. Hal ini dianjurkan syariat karena keberadaan penis
(dzakar) yang berbeda dengan keadaan bagian dalamnya bisa mengganggu dan
merugikan dirinya sendiri baik dari segi hukum agama karena hak dan
kewajibannya sulit ditentukan apakah dikategorikan perempuan atau laki-laki
maupun dari segi kehidupan sosialnya.
Untuk menghilangkan mudharat (bahaya) dan mafsadat(kerusakan)
tersebut, menurut Makhluf dan Syalthut, syariat Islam membolehkan dan
bahkan menganjurkan untuk membuang penis yang berlawanan dengan dalam
alat kelaminnya. Oleh sebab itu, operasi kelamin yang dilakukan dalam hal ini
harus sejalan dengan bagian dalam alat kelaminnya. Apabila seseorang
memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalamnya ada rahim dan
ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang vaginanya untuk memfungsikan
penisnya.
Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki penis dan vagina,
sedangkan pada bagian dalam kelaminnya sesuai dengan fungsi penis, maka ia
boleh mengoperasi dan menutup lubang vaginanya sehingga penisnya
berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki menjadi jelas. Ia
dilarang membuang penisnya agar memiliki vagina sebagai wanita, sedangkan
di bagian dalam kelaminnya tidak terdapat rahim dan ovarium. Hal ini dilarang
karena operasi kelamin yang berbeda dengan kondisi bagian dalam kelaminnya
berarti melakukan pelanggaran syariat dengan mengubah ciptaan Allah SWT;

19

dan ini bertentangan dengan firman Allah bahwa tidak ada perubahan pada
fitrah Allah (QS.Ar-Rum:30).
Dibolehkannya operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin, sesuai
dengan keadaan anatomi bagian dalam kelamin orang yang mempunyai
kelainan kelamin atau kelamin ganda. Peranan dokter dan para medis dalam
operasi penggantian kelamin ini dalam status hukumnya sesuai dengan kondisi
alat kelamin yang dioperasinya. Jika haram maka ia ikut berdosa karena
termasuk bertolong-menolong dalam dosa dan bila yang dioperasi kelaminnya
adalah sesuai syariat Islam dan bahkan dianjurkan maka ia mendapat pahala
dan terpuji karena termasuk anjuran bekerja sama dalam ketakwaan dan
kebajikan.(QS.Al-Maidah:2)
Adapun konsekuensi hukum penggantian kelamin adalah sebagai berikut:
Apabila penggantian kelamin dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tabdil
dan taghyir (mengubah-ubah ciptaan Allah), maka identitasnya sama dengan
sebelum operasi dan tidak berubah dari segi hukum. Menurut Mahmud Syaltut,
dari segi waris seorang wanita yang melakukan operasi penggantian kelamin
menjadi pria tidak akan menerima bagian warisan pria (dua kali bagian wanita)
demikian juga sebaliknya.
Sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami
kelainan kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau
takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai dengan hukum akan
membuat identitas dan status hukum orang tersebut menjadi jelas. Menurut
Wahbah Az-Zuhaili dalam Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhubahwa jika selama
ini penentuan hukum waris bagi orang yang berkelamin ganda (khuntsa)
didasarkan atas indikasi atau kecenderungan sifat dan tingkah lakunya, maka
setelah perbaikan kelamin menjadi pria atau wanita, hak waris dan status
hukumnya menjadi lebih tegas. Dan menurutnya perbaikan dan
penyempurnaan alat kelamin bagi khuntsa musykil sangat dianjurkan demi
kejelasan status hukumnya.

D. Selaput Dara
1. Pengertian
20

Selaput dara adalah selaput tipis yang ada di dalam kemaluan wanita, yang
oleh masyarakat sering disebut keperawanan, karena jika selaput dara tersebut
belum pecah atau sobek menunjukkan bahwa wanita tersebut masih perawan,
dan belum pernah melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki,
walaupun tanda ini tidaklah mutlak, karena ada sebagian wanita yang tidak
pecah selaput daranya saat melakukan hubungan seksual.
Operasi selaput dara adalah memperbaiki dan mengembalikannya pada
tempat semula sebelum sobek, atau pada tempat yang dekat dengan nya dan hal
itu adalah pekerjaan para dokter spesialis.
Secara umum dalam metode pengambilan hukum perbuatan manusia, yang
pertama-tama dilakukan adalah meneliti nash-nash yang berkaitan. Jika tidak
ditemukan, maka dilihat dari hal-hal yang menyerupai apa yang dijelaskan oleh
nash-nash tersebut, kemudian diqiyaskan kepadanya jika tidak memungkinkan,
maka dilakukan sebuah ijtihad untuk menyimpulkan hukumnya dengan dilihat
dari asas syari’at, roh, tujuan dan kaidah secara umum, serta dilihat dari
manfaat dan mudharat yang dihasilkan dari perbuatan tersebut, dengan
mentarjih sebagian atas sebagian yang lain.

2. Selaput Dara dalam Pandangan Islam

Apabila Allah telah berfirman kepada orang-orang yang beriman agar tidak
menikahi wanita pezina atau yang musyrik kecuali oleh lelaki sesame pezina
atau musyrik. Allah berfirman :
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina,
atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini
melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik. Yang demikian
itu diharamkan atas orang-orang mukmin”. (An-Nuur : 3)
Beberapa fuqaha berpendapat bahwa suami mempunyai hak untuk
membatalkan pernikahannya jika sebelumnya dia telah mensyaratkan
21

keperawanan sang istri dan ternyata terjadi sebaliknya. Dalam hal ini, berarti
dokter telah menyepelekan hak sang suami, dan menipunya dengan
keperawanan palsu sehingga persyaratan tersebut terwujud dalam diri sang
istri.
Adanya penipuan dari pihak perempuan kepada calon suami. Sekiranya si
perempuan dulunya adalah termasuk yang berakhlak buruk dan sudah tidak
perawan lagi, bisa saja dia melakukan operasi selaput dara untuk mengelabuhi
calon suaminya. Padahal, seorang laki-laki yang baik, seyogyanya menikah
dengan perempuan yang baik-baik juga. Dan seorang pezina juga tidak
menikah, melainkan dengan sesama pezina pula. Dalam hadits Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam disebutkan,
“Barangsiapa yang menipu kami, maka dia bukan golongan kami.”
(HR.Muslim dan Ahmad).

E. Obat dari Bahan Haram
1. Pengertian

Secara bahasa : pengobatan dalam bahasa arab adalah masdar dari Tadawa
artinya : memberikan obat atau memeriksa penyakitnya
Secara istilah : ia memili kesmaan dengan kedokteran, yaitu ilmu yang
denganya dapat mengetahui keadaan manusia dari segi yang dapat
meningkatkan dan menghilangkan kesehatan, hal ini di peruntukan agar dapat
menjaga kesehatan dan menolak hal yang dapat mebahayakan kesehatan.

22

2. Obat dari bahan Haram menurut Pandangan Islam

Syaikh Aiman bin Abdul Fatah menyebutkan dalam kitabnya As syifa min
wahyi khatimil Anbiya bahwa Para ulama berberda pendapat mengenai hukum
berobat :
 Pertama : Berobat hukumnya haram, hal ini adalah bathil karana
Rasulullah saw telah memerintahkan untuk berobat sebagaimana di
jelaskan dalam sabdanya diatas.
 Kedua : berobat tidak wajib, pendapat ini tidak dapat di jadikan alasan.
Berdasarkan riwayat Ibnu Abas Telah menceritakan kepadaku Atha' bin
Abi Rabah ia berkata : ibnu Abas berkata kepadaku apakah engkau suka
aku lihatkan seorang wanita penghuni surga ? aku menjawab : ya. Ia
berkata : perempuan berkulit hitam ini datang kepada Rasul ullah saw
dan berkata: aku memiliki penyakit ayan dan terkadang auratku terbuka,
maka do'akanlah kepada Allah untuku. Rasul bersabda : jika engkau
suka maka bersabarlah maka kelak bagimu surga dan jika engkau suka
akan aku aku akan berdo'a semoga Allah menyembuhkanmu. Ketiga :
Imam Syafi'I berpendapat bahwa berobat adalah mustahab . berdasarkan
hadist Ibnu Abas ra. Akan tetapi pendapat ini di bantah karena nabi
menjelaskan akan adanya pahala dan balasan bagi seorang yang
meninggalkan berobat, dan tidak tidak menetapkan adanya pahala bagi
siapa yang meniggalkan sesuatu yang di sunahkan. Maka seandainya
berobat adalah sunah maka meninggalkanya adalah makruh.
 Keempat : Boleh. Pendapat ini lebih kuat, inilah pendapat Abu Hanifah,
Malik dan Hanabilah.
 Kelima : Mubah, barangsiapa yang pergi untuk berobat demi ketaatan
dan berangkat dari motifasi memenuhi hak yang telah di wajibkan atas
dirinya maka baginya pahala. Demikian pula bagi orang yang
meniggalkan berobat dengan penuh kesabaran, ridha atas apa yang di
takdirkan demi untuk mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah
maka baginya pahala.

23

Pendapat yang paling rajih.
Pada asalnya hukum berobat adalah Boleh atau sunah bukan wajib. Akan
tetapi ia berubah setatus hukumnya menjadi wajib manakala tidak ada obat lain
selain daripadanya atau berobat adalah satu-satunya jalan keluar dari sakit
meurut predisksi yang paling kuat.
F. Tanaman Transgenik
1. Pengertiaan

Transgenik adalah tanaman yang telah direkatasa bentuknya maupun
kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang,bakteri,mikroba,atau
virus untuk tujuan tertentu. Secara biologi tanaman transgenik adalah suatu
produk rekayasa genetika melalui transformasi makhluk hidup lain kedalam
tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat
unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.
Proses pembuatan tanaman transgenik sebelum dilepas ke masyarakat telah
melalui hasil penelitian yang panjang ,studi kelayakan dan uji lapangan dengan
pengawasan yang ketat ,termasuk analisis dampak lingkungan untuk jangka
pendek dan jangka panjang . Berdasarkan kelompok masyarakat yang pro dan
kontra terhadap tanaman transgenik memiliki manfaat untuk memenuhi
kebutuhan pangan penduduk ,tetapi manfaat tersebut belum teruji ,apakah lebih
besar manfaatnya atau kerugiannya.

Cara pembuatan tanaman transgenik adalah gen yang telah diisolasi dan
kemudian dimasukkan kedalam sel tanaman.Melalui suatu sistem tertentu ,sel
tanaman yang membawa gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang
tidak membawa gen.Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara
normal .Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada
gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut.

24

Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu
atau sejumlah gen .Gen yang dimasukkan itu disebut transgene,bisa diisolasi
dari tanaman tidak sekerabat atau spesies yang lalin sama sekali .Transgene
umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu .Misal
pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi memanfaatkan
gen bakteri tanah Basillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan
bagi hama tertentu .Gen Bt ini dimasukkan ke rangkaian gen tanama jagung
Sehingga tanama resipien atau jagung juga mewariskan sifat toksis bagi hama
Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati.

2. Transgenic di Pandangan Islam

Islam telah memperbolehkan umat islam untuk memanfaatkan pengetahuan
dan teknologi yang telah terbukti dan tervalidasi yang telah ditemukan oleh
peradaban lainnya selama pemanfaatan tersebut tidak bertentangan dengan
ajaran islam. Makanan dari tanaman transgenik yang ada telah dikembangkan
bersifat halal dan dapat dikonsumsi oleh umat Islam. Untuk tanaman yang
disisipi gen dari binatang terutama binatang haram, produk tanaman transgenik
tersebut akan disebut Masbuh, yang berarti masih diragukan (belum diketahui)
status halal atau haramnya.
Pada dasarnya percobaan iptek diizinkan dalam islam sepanjang teknis
rinciannya tidak bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Tentang ilmu
pengetahuan tersebut Islam sangat menganjurkan untuk mempelajarinya
dengan gigih dan tekun. Seperti dalam firman Allah SWT yang artinya :
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Mujadilah: 11).
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun
bioteknologi maka sebagai manusia yang ber Tuhan,renungkanlah apa yang
ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan
penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini. Ia
harus sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dapat dikuasainya hanyalah
25

sebagian kecil saja dari Al’Ilm, ilmu yang dikuasai oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa, dan bahwa ia hanya pesuruh-Nya di bumi ini yang diminta untuk
menjaga keseimbangan antar mahluk yang ada di bumi ini.

26

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Telah kita ketahui bahwa ada pula hal-hal yang memang tidak aturan hukumnya dalam sudut
pandang islam, bukan berarti tidak ada, tapi ada namun tidak terlalu mendalam, karna biasannya
hal tersebut memang baru terjadi di masa ini dan belum ada aturan hukumyang jelasnnya, maka
dari itu bahwa ha-hal seperti bayi tabung, bank sperma, transgenic dll.Itu hukumnnya haram.

B. Saran
Apa yang telah disajikan di makalah ini patut pembaca mengkaji ulang kembali. Karna
kesalahan datang dari saya dan kebenaran hanya milik Allah SWT.karna di sini saya hanya
mengambil sebagian referensi kecil untuk melengkapi makalah ini. Semoga apa yang saya
sajikan pada makalah ini dapat bermanfaat dengan baik.

27

DAFTAR PUSTAKA


http://www.blogdokter.net/2010/03/21/bayi-tabung/trackback/



http://makmum-anshory.blogspot.co.id/2008/10/hukum-bank-sperma-menuruthukum-islam.html



https://politikislam123.wordpress.com/2010/11/04/transgender-operasi-kelamindalam-pandangan-islam/



http://muhammadmasykurillah.blogspot.co.id/2015/04/semangat.html



http://maktabah-jamilah.blogspot.co.id/2010/04/berobat-dengan-sesuatu-yangharam.html



https://marshaclick.wordpress.com/2013/03/30/makalah-tentang-tanamantransgenik/

28