Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (8)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

PENERAPAN STRATEGI CHUNGKING BERLATAR ACTIVE LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN MATERI DASAR – DASAR AKUNTANSI PADA MAHASISWA
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN PRODI MANAJEMEN DI UNIVERISTAS
NUSANTARA PGRI
Dra. Elis Irmayanti, SE., M.Pd.
Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Nusantara PGRIKediri
Irmayanti.elis@gmail.com

Tjetjep Yusuf Affandi, S.Pds. M.M.
Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Nusantara PGRIKediri
tejepea@gmail.com

Abstract
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan sebanyak 3 siklus, dapat disimpulkan:
1. Melalui penerapan pembelajaran yang menerapkan strategi kognitif chunking dalam mata kuliah Dasar -dasar
akuntansi terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.
2. Melalui penerapan pembelajaran yang menerapkan strategi kognitif chunking da lam mata kuliah Dasar-dasar
akuntansi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
3. Melalui penarapan pembelajaran strategi kognitif chunking dalam mata kuliah Dasar -dasar akuntansi dapat

ditemukan bukti-bukti mengapa penerapan strategi kognitif chunking dalam mata kuliah Dasar-dasar akuntansi
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.
Abstract
Based on the result of actions that have been done approximately 3 cycles, it can be concluded:

1.
2.
3.

Through the application of learning that a pplies chunking cognitive strategy in the course of Accounting basics
are proven to increase student learning activities
Through the application of learning that applies chunking cognitive strategy in the course Accounting basics are
proven to improve student learning outcomes
Through the application of learning chunking cognitive strategy in the course of Accounting basics can be found
evidence why the application of chunking cognitive strategies in the course Accounting basics can improve
student activities and learning outcomes.

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan bersama Dosen Mata kuliah “Dasar

Akuntansi ( Tjetjep Yusuf Afandi, S.Pd., M.Pd.dan
Zulistiani, S.Pd. M.M.), ditemukan masalah yang
cukup merisaukan khususnya dalam pembelajaran
Dasar-dasar Akuntansi. Menurut Beliau dari tahun ke
tahun, mahasiswa selalu mengalami kesulitan ketika
mengerjakan Dasar-dasar Akuntansi. Kesalahan dan
kesulitan selalu dialami mahasiswa ketika melakukan
tahapan pencatatan transaksi, menganalisis bukti

transaksi, menjurnal, posting ke buku besar,
menyusun neraca saldo, jurnal penyesuaian dan
laporan keuangan.
Selain masalah tersebut di atas, mahasiswa
juga sulit diajak berinteraksi di dalam proses belajar
mengajar, mahasiswa di dalam kelas cenderung
menunjukkan sikap diam dan pasif serta tidak
menunjukkan antusiasme dan rasa senang saat
mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa metode
pembelajaran sudah dicoba diterapkan seperti
pemberian tugas, pengerjaan latihan juga belum

menunjukkan hasil belajar yang memuaskan.

321

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Salah satu pilihan metode dalam strategi
kognitif yang diduga sesuai dengan karakteristik
materi Dasar akuntansi adalah “chunking” yaitu
strategi pembelajaran yang mengorganisasi sesuatu
secara sistematis melalui proses mengurutkan ( order),
mengklasifikasi (classify), dan menyusun (arrange ).
Sedangkan pengertian belajar aktif adalah
merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan
sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang
aktif menuju belajar mandiri. Belajar aktif merupakan
Doing, berarti mahasiswa terlibat aktif dalam proses
belajar secara spontan. Dengan demikian antara
Dosen dan mahasiswa, masing-masing memiliki peran
aktif dalam menciptakan pengalaman belajar yang

bermakna (Pannen,1997:13). Melvin L. Siberman
menyatakan agar terjadi belajar menjadi aktif,
mahasiswa harus mengerjakan banyak sekali tugas.
Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah
(Silberman, 2006:9).
1. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a. Rumusan Masalah
1. Apakah tindakan pembelajaran dengan
penerapan strategi kognitif “chunking”
berlatar pembelajaran aktif ( active
learning) dapat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa?
2. Apakah tindakan pembelajaran dengan
penerapan strategi kognitif “chunking”
berlatar pembelajaran aktif ( active
learning) dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa?

b. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah di atas
dilakukan melalui tindakan-tindakan berikut:
Melalui tindakan pembelajaran yang
dirancang dengan menerapkan strategi
“chunking” dan pembelajaran aktif ( active
learning), dan dengan bantuan worksheet,
pembelajaran
akan
mengarah
pada
pengurangan peran atau dominasi dosen,
sebaliknya akan memperbesar peran aktif
mahasiswa.
Hal ini berkaitan dengan akar masalah yang
ingin dipercahkan di kelas PE dan
Manajemen semester 1, yaitu meningkatkan
aktivitas belajar dan interaksi mahasiswa
dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan
Dosen karena kelas ini cenderung pasif.

Melalui langkah-langkah strategi chunking
ini mahasiswa menjadi tertarik dan tidak

merasa bosan selama berlangsungnya proses
pembelajaran karena mereka dilibatkan
secara aktif. Sedangkan penggunaan
worksheet
yang dipakai sebagai sarana
praktek (seperti melakukan pekerjaan
akuntansi sesungguhnya), perolehan yang
didapat selama pembelajaran menjadi
semakin besar karena mahasiswa mengalami
dan melakukan praktek sendiri. Hal-hal yang
demikian ini akan berdampak terhadap
peningkatan hasil belajar yang dapat dicapai
mahasiswa selama proses pembelajaran.
3. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
a. Melalui

penerapan
strategi
kognitif
“chunking ” berlatar pembelajaran aktif
(active learning ) pada materi siklus
akuntansi
perusahaan
jasa
dapat
meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.
b. Melalui
penerapan
strategi
kognitif
„chunking ” berlatar
pembelajaran aktif
(active learning ) pada materi siklus
akuntansi
perusahaan
jasa

dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
4. Tujuan Penelitian
a. Untuk
menerapkan
strategi
kognitif
“chunking ” berlatar pembelajaran aktif (active
learning) pada materi siklus akuntansi
perusahaan jasa dapat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa.
b. Untuk
menerapkan
strategi
kognitif
„chunking ”
berlatar
pembelajaran aktif
(active learning ) pada materi siklus akuntansi
perusahaan jasa dapat meningkatkan hasil

belajar mahasiswa.
METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini mengikuti suatu daur
(siklus) yang di dalamnya terdapat 4 langkah
kegiatan, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksaan
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif jenis PTK, maka
pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran tim
peneliti sebagai team teaching yang terdiri 1
dosen pengampu mata kuliah dasar akuntansi dan
2 dosen teman sejawat di prodi pendidikan
Ekonomi dan prodi Manajemen. Kehadiran team

322

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI


teaching di lapangan sangat diperlukan, karena
berperan sebagai instrument peneliti dan sekaligus
sebagai pemberi tindakan. Team teaching yang
dimaksud adalah satu tim dosen dalam proses
pembelajaran di kelas. Kehadiran team teaching
sebagai tim peneliti adalah sangat penting karena
sebagai instrument yang utama berperan dalam
hal (1) perencana kegiatan, (2) pengumpul data,
(3) penganalisis data, (4) pelopor hasil penelitian
dan (5) sebagai dosen.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka kehadiran
peneliti di lapangan adalah menyusun rencana
kegiatan,
melaksanakan
pembelajaran,
mengumpulkan
data
dan
melaksanakan
wawancara

dengan
subjek
penelitian
(mahasiswa). Dalam melaksanakan penelitian ini,
tim peneliti merekam dan mencatat tingkah laku
mahasiswa dan semua kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Prodi Pendidikan
Ekonomi dan Prodi Manajemen Universitas
Nusantara PGRI Kediri, dengan alamat di Jl. KH.
Ahmad Dahlan No. 76 Kediri. Waktu penelitian
dilaksanakan pada semester I, bulan Maret –
Desember 2016. Pengambilan data dilakukan
selama 3 siklus pembelajaran, dimana setiap
siklusnya terdiri atas 2 kali tatap muka, masigmasing 2 jam pelajaran (100 menit). Jadi
keseluruhan pelaksanaan tindakan adalah 6 kali
tatap muka.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa
Prodi
Pendidikan Ekonomi dan Prodi Manajemen .
Jumlah mahasiswa adalah 38 orang
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
Perencanaan Tindakan (Planning).

a. Pelaksanaan tindakan (Action)
b. Observasi (Observation)
c. Refleksi (Reflection)

Refleksi 1
Pelaksanaan Tindakan 1



Perencanaan
Pelaksanaan Tindakan 2

Tindakan

Observasi 1



II

Perencanaan Tindakan III ← Refleksi 2
← Observasi 2

Pelaksanaan Tindakan 3
Refleksi 3

Observasi 3

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

Rencana Umum Pelaksanaan Tindakan
a.

Membuat
Rencana
Pembelajaran
Semester
(RPS)
yang
mengandung
langkah-langkah
strategi
kognitif, RPS yang telah dibuat tersebut
selanjutnya didiskusikan dengan sejawat
Dosen yang mengampu mata kuliah yang
juga akan terlibat dalam penelitian, yaitu
menjadi kolaborator (observer).
b.
Membuat
instrumeninstrumen yang digunakan, yaitu lembar
observasi untuk mengamati aktivitas
mahasiswa dan Dosen dalam proses
pembelajaran, kuesioner aktivitas belajar,
dan lembar soal untuk mengukur tingkat
penguasaan materi pembelajaran oleh
mahasiswa.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
Pembelajaran Siklus I
a. Persiapan (Planning)

Secara operasional prosedur penelitian
sebagai berikut:
Observasi awal
Perencanaan Tindakan 1

Refleksi awal

Dosen mempersiapkan kelas sebelum
memulai pembelajaran, namun demikian
persiapan kelas secara prinsip tidak mengubah
kondisi
kelas
sebagaimana
biasanya.
Selanjutnya observer menempatkan diri di
tempat yang memungkinkan untuk memantau
seluruh aktfitas mahasiswa maupun dosen
selama proses pembelajaran, dan tidak

323

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
hasil observasi aktivitas belajar mahasiswa
diperoleh jumlah skor = 53, atau jika
dinyatakan dengan nilai: 53/90 x 100 = 58,89,
dan jika dinyatakan dengan kategori adalah:
kurang.

mempengaruhi atau mengganggu jalannya
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan (Acting)
Dosen membuka pelajaran, memberikan
apersepsi
serta
menanyakan
kepada
mahasiswa mengenai kesiapannya mengikuti
pembelajaran. Kemudian dosen menjelaskan
tahapan proses belajar yang akan dilalui
mahasiswa.
Selanjutnya dosen melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
(sintak) yang direncanakan di dalam RPS.
Sintak strategi kognitif chunking yang
direncanakan meliputi 6 tahap: grouping,
planning, order, Classify, Arrange , dan
evaluating . Setelah tahapan inti pembelajaran,
dosen memberikan kuesioner aktivitas belajar
dan memberikan tes hasil belajar kepada
seluruh mahasiswa.
c. Pengamatan (Observing)
Dosen observer terdiri dari dua orang,
masing-masing
melakukan
pengamatan
aktivitas belajar mahasiswa dan aktivitas
mengajar dosen. Pelaksanaan pengamatan
selama 2 sks penuh.

2) Pengamatan Aktivitas Dosen
Dari hasil observasi aktivitas mengajar
dosen yang terdiri dari 19 indikator, diperoleh
gambaran aktivitas yang dilakukan dosen
dalam proses belajar dengan menerapkan
sintak strategi kognitif chunking, disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Observasi Aktivitas Dosen
Siklus I
No. Tahap
Grouping
2
Planning
3
Order
4
Classify
5
Arrange
6
Evaluation
Jumlah

Skor
11
10
8
9
8
10
56

1) Pengamatan Aktivitas mahasiswa
Dari hasil observasi aktivitas belajar
mahamahasiswa yang terdiri dari 18
indikator, diperoleh gambaran aktivitas
mahamahasiswa dalam proses belajar, yang
disajikan dalam tabel berikut:

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
hasil observasi aktivitas belajar mahasiswa
diperoleh jumlah skor = 56, atau jika
dinyatakan dengan nilai: 56/95 x 100 = 58,95,
dan jika dinyatakan dengan kategori adalah:
kurang

Tabel 1
Hasil Observasi Aktivitas Belajar mahasiswa
Siklus I
1
2
3
4
5
6
Jumlah

Tahap
Grouping
Planning
Order
Classify
Arrange
Evaluation

Skor
12
9
8
9
8
7
53

3) Kuesioner
mahasiswa

Aktivitasi

Belajar

Hasil analisis kuesioner aktivitasi belajar
mahasiswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari 5 indikator
dengan 15 butir pertanyaan, disajikan dalam
tabel berikut:

324

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Tabel 3
Hasil Kuesioner Aktivitasi Belajar mahasiswa
Siklus I
N
38

Jml.Nilai
2548,3

Rata-rata
67,06

Hasil
kuesioner
aktivitasi
belajar
mahamahasiswa pada siklus I sebagaimana
tabel di atas, menunjukkan rata-rata nilai
sebesar: 67,07, jika dinyatakan dengan
kategori adalah: cukup.
4) Tes Hasil Belajar Mahasiswa
Nilai tes hsil belajar mahasiswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran (post-test)
siklus I disajikan dalam tabel berikut:

Nilai Tes Hasil Belajar siklus I
Nil
ai
Ter
tin
gi
80

2) Jumlah kelompok masih terlalu besar
yaitu antara 6-8 orang, semestinya
hanya 4-5 orang. Dosen nampak
kesulitan
mengarahkan
agar
mahasiswa
membatasi
jumlah
kelompok maksimal 5 orang saja.
3) Mahasiswa juga masih cenderung
berkelompok dengan teman dekatnya,
bukan disesuaikan dengan topik yang
akan dibahas atau dipilih.
2. Tahap Planning

Tabel 4

N
(Jml.
maha
siswa
)
38

sumber, sehingga kesulitan untuk
menentukan dan memilih topik yang
akan dibahas. Dosen juga masih
kurang dalam memberikan arahan
agar mahasiswa menggali sumbersumber yang lebih luas.

Nilai
Tere
ndah

Tota
l
Nila
i

Ratarata

55

262
5

69,08

Prose
ntase
Ketu
ntasa
n
55,26
%

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa hasil
belajar pada siklus I hanya diperoleh taraf
ketuntasan belajar 55,26%, berarti tidak
tuntas.

1) Pada umumnya mahasiswa masih
kesulitan dalam merencanakan topik
yang akan dibahas. Disamping itu
dosen juga masih kurang dalam
memberikan
penjelasan
atau
mengarahkan
mahasiswa
merencanakan topik yang akan
dibahas.
2) Mahasiswa masih cenderung bekerja
sendiri-sendiri,
dosen
tidak
mengambil inisiatif untuk segera
mengarahkan
mahasiswa
dalam
kegiatan kelompok.

d. Refleksi (Refection)
Proses dan hasil pembelajaran pada siklus I,
secara umum dapat dianalisis bahwa selama 2
jam pelajaran aktivitas mahasiswa yang
muncul bervariasi. Aktivitas dosen dalam
menerapkan langkah-langkah pembelajaran
Chunking juga masih nampak belum terarah,
masih kurang tegas dalam memberikan
bimbingan dan arahan kepada mahasiswa.
Secara rinci kekurangan yang nampak pada
siklus I sebagai berikut:
1. Tahap Grouping

3) Sebagian besar masih nampak
bingung mengenai apa yang akan
dilakukan.
3. Tahap Order
1) Pada umumnya mahasiswa masih
terbatas dalam memperoleh informasi
karena memang sumber yang dimiliki
juga terbatas.
2) Masih banyak anggota kelompok
yang pasif.

1) Sebagian besar mahasiswa hanya
menggunakan 1 buku teks sebagai

325

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

2) Mahamahasiswa
belum
dapat
mengambil
manfaat
secara
keseluruhan dari apa yang telah
dikerjakan
oleh
masing-masing
kelompok.

3) Diskusi belum nampak intens dalam
aktivitas setiap kelompok.
4. Tahap Classify
1) Pada setiap kelompok nampak hanya
2-3 orang saja yang aktif menulis dan
menentukan pesan-pesan penting
dalam protek kelompok.

3) Dosen sudah melakukan evaluasi
hasil belajar sesuai ketentuan.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan
tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I
sebagaimana diuraikan di atas, secara umum
dapat disimpulkan bahwa secara prinsip
langkah-langkah (sintak) yang dituangkan
dalam RPS sudah baik. Permasalahannya
terletak pada bagaimana penerapannya.
Sehingga yang perlu diperhatikan dosen
adalah bagaimana mengendalikan kegiatan
pembelajaran pada setiap tahapan.

2) Bagaimana
kelompok
akan
melaporkan
hasil juga
belum
disepakati bersama, dan dosen juga
kurang
dalam
memberikan
pengarahan
mengenai
bentuk
laporannya.
3) Pembentukan tim diskusi kelas masih
memerlukan campur tangan bahkan
dilakukan berdasarkan tunjukan oleh
dosen, bukan berdasar kesepakatan
mahamahasiswa sendiri.

Kelengkapan atau instrumen-instrumen yang
dipakai juga tidak ada masalah, dan tetap
akan digunakan sebagaimana dilakukan pada
siklus I.

5. Tahap Arrange
1) Bentuk
penyajian
kelompok
monoton, pada umumnya sama yaitu
membacakan pokok-pokok hasil kerja
kelompok.
2) Mahamahasiswa yang tidak terlibat
pada presentasi mewakili kelompok
nampak kurang memperhatikan,
bahkan membuat kegiatan lain yang
kontra
produktif,
misalnya
mengobrol.
3) Kelompok
pendengar
kurang
responsif, tidak tanggap mengenai
apa isi presentasi, sehingga terkesan
tanggung jawab hanya ada pada tim
presentasi saja.
6. Tahap Evaluating)

Pelaksanaan siklus ini berlangsung sampai
siklus 3 yang bisa dilihat hasilnya di point B.
B.

Pembahasan Hasil Tindakan.

Wina Sanjaya (2006:106) berpendapat bahwa
belajar kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa
perspektif, yaitu perspektif aktivitas, perspektif sosial,
perspektif perkembangan kognitif dan perspektif
elaborasi kognitif. Perspektif aktivitas, artinya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok
memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling
membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap
individu pada dasarnya adalah keberhasilan
kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap
anggota
kelompok
untuk
memperjuangkan
keberhasilan kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 siklus
tindakan sebagaimana telah dikemukakan di atas,
dapat dikemukakan perbandingan efektivitas tindakan
masing-masing siklus sebagai berikut:

1) Mahamahasiswa nampak kesulitan
untuk
menggaungkan,
mengkolaborasi hasil presentasi dari
seluruh kelompok.

326

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Tabel 5
Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I, II, III
Aspek

Siklus-1
Nila Kt
i
g.

Siklus-2 Siklus-3
Nila K Nilai Kt
i
t
g.
g
.
68,8 C 80,00 B
9

Aktivi 58,8 K
tas
9
Mhs
Aktivi 58,9 K 78,9 B
tas
5
5
Dosen
Aktivi 67,0 C 71,2 B
tas
7
7
Belaja
r
Hasil
69,0 B 70,3 B
Belaja 8
9
r
K= kurang, C=cukup,
sekali

87,37

BS

82,95

B

75,66

B
Gambar 1: Perbandingan Hasil Tindakan

B= baik, BS=baik

Tabel di atas menunjukkan adanya kemajuan
yang signifikan dari siklus ke siklus, yang
menandakan bahwa tindakan yang diberikan benarbenar menuju kea rah lebih baik, dan memberikan
pengaruh yang baik pula terhadap aktivitas dosen,
aktivitas mahasiswa, aktivitas belajar mahasiswa, dan
hasil belajar mahasiswa.
Data-data hasil observasi sebagaimana
disajikan dalam tabel di atas, jika disajikan dengan
grafik sebagai berikut:

Berdasarkan tabel dan grafik sebagaimana
dikemukakan di atas nampak bahwa tindakan yang
diberikan selama tiga siklus menunjukkan efektivitas
yang cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan strategi kognitif chunking terbukti
efektivitasnya untuk meningkatkan aktivitas belajar
dan hasil belajar mahasiswa.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa aktivitas Aktivitas belajar
adalah segala bentuk tindakan/kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mahasiswa secara aktif dalam mengikuti
semua pelajaran yang diberikan oleh dosen di kelas,
agar mengalami perubahan tingkah laku sebagaimana
yang diharapkan dan kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan dalam rangka belajar dapat berupa tindakan
mendengarkan, membaca, mendiskusikan, bertanya
serta mengerjakan suatu tugas, memberikan
tanggapan atas pada permasalahan yang ada.
Penerapan metode strategi kognitif chunking dalam
pembelajaran terbukti dapat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa.
Namun demikian agar lebih meyakinkan
apakah peningkatan tersebut benar-benar signifikan,
dilakukan uji statistika inferensial menggunakan uji-t
(paired t-test). Hasil analisis uji-t nampak pada tabel
berikut:
Tabel 6

327

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Hasil Uji-t Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I, II,
Paired Samples Test

pada rancangan atau desain pembelajaran dan
perangkatnya.

Paired Differences

Std. Error
Mean Std. Deviation Mean

III

Pair
1
Pair
2
Pair
3
Pair
4

Hasil tes siklus-1 -1,3158
Hasil tes siklus-2
Hasil tes siklus-2 -5,2632
Hasil tes siklus-3
Motivasi siklus-1 -4,2632
Motivasi siklus-2
Motivasi siklus-2 -11,7895
Motivasi siklus-3

95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper

t

df

Sig. (2-tailed)

4,74829

,77027

-2,8765

,2449

-1,708

37

,096

3,84626

,62395

-6,5274

-3,9989

-8,435

37

,000

17,84723 2,89520 -10,1294

1,6031

-1,472

37

,149

13,19123 2,13990 -16,1253

-7,4536

-5,509

37

,000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
perbandingan hasil analisis uji-t data aktivitas belajar
dan hasil belajar menunjukkan bahwa antara siklus I
dengan siklus II belum menunjukkan adanya
perbedaan hasil tindakan yang signifikan. Perbedaan
nilai rerata (mean) hanya sebesar: 1,3158. Untuk hasil
belajar diperoleh nilai t-hitung sebesar: 1,708, dengan
sign.: 0.096. Karena nilai signifikansinya diatas 0,05
(5%) berarti tidak signifikan.
Demikian pula untuk aktivitas belajar
mahasiswa, antara hasil tindakan siklus I dengan
siklus II diperoleh perbedaan mean sebesar: 4,2632,
dengan nilai t-hitung sebesar: 1,472, sign. 0.149. Hasil
uji-t tersebut juga menunjukkan nilai signifikansinya
di atas 0,05 (5%) yang berarti tidak signifikan.
Sedangkan perbandingan hasil belajar antara
siklus II dan III diperoleh perbedaan mean sebesar:
5.2632, dan nilai t-hitung sebesar: 8,435, dengan
sign.: 0,000. Karena nilai signifikansinya kurang dari
0,05 (5%), berarti perbedaan nilai hasil belajar
tersebut adalah signifikan.
Aktivitas belajar mahasiswa antara siklus II
dan III juga menunjukkan hasil yang signifikan,
dibuktikan dengan perbedaan mean sebesar: 11,7895
dan nilai t-hitung sebesar: 5,509, dengan sign.: 0.000.
Hasil analisis uji-t ini membuktikan bahwa
peningkatan aktivitas belajar mahasiswa tersebut
benar-benar peningkatan yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
A.D. Marimba, 1978, Psikologi Perkembangan ,
Jakarta, Aksara Baru.
A.D. Rooijakkers, 2005, Mengajar Dengan Sukses ,
Jakarta, Grasindo.
Ardhana, W. 1992. Konsepsi Metode Penelitian
dalam Bidang Teknologi Pembelajaran
Jurnal Teknologi Pembelajaran: Teori dan
Penelitian, 1 (I): 1-12.
Armstrong, Thomas, 2002, Sekolah Para Juara ,
Bandung, Kaifa.
Cohen, L. 1975. Education Research in Classrooms
and School: a Manual of Materialy and
Method . London: Happer, Pub.
Degeng, Nyoman Sudana, 1989, Ilmu Pengajaran
Taksonomi Variabel , Jakarta: PPLPTK
------------------------------, 1990. Desain Pembelajaran
dari Teori ke Terapan , FPS IKIP Malang.
Dimyati Dan Mudjiono, 2006, Belajar dan
Pembelajaran , Jakarta, Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik
Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
--------------------------,
2002.
Strategi
Belajar
Mengajar . Jakarta, PT Rineka Cipta.
E. Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional ,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Hadari Nawawi, 1991, Metode-metode Mengajar ,
Jakarta, Pustaka Pelajar.
Hasan Sadely, 1997, Didaktik Asas-Asas Mengajar ,
Bandung, Angkasa.
Mohamad Nur, Dkk., 2004, Teori-teori Pembelajaran
Kognitif, Surabaya, Universitas Negeri
Surabaya.
-------------------, 2005, Strategi-strategi Belajar ,
Surabaya, Universitas Negeri Surabaya.
Muhamad Surya, 2002, Dasar-Dasar Kependidikan,
Jakarta, Universitas Terbuka.

Berdasarkan apa yang diperoleh selama
proses pelaksanaan tindakan, dan hasil diskusi
reflektif mengenai pelaksanaan tindakan (siklus 1,2,3)
diperoleh kesimpulan bahwa strategi kognitif
chunking sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan dalam RPS. Oleh karena itu tidak
ada hal yang secara prinsip perlu dilakukan perubahan

328