Nur Farida Telaah dan Analisis Standar I

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah telah melakukan berbagai pembenahan dalam
sistem standarisasi pendidikan, seperti yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah (yang dalam penulisan selanjutnya akan ditulis
dengan PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (yang dalam penulisan selanjutnya akan
dituliskan dengan SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa SNP
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP bertujuan
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.1
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu
melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga
yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi
sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan
tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia),
memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung
jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum,
kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga
menjadi manusia mandiri.2
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
telah ditetapkan Standar Isi yang disesuaikan dengan substansi tujuan
1 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006) hlm. 23.
2 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 19.

1

pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Bagaimanakah Standar Isi pada
tingkat kompetensi pendidikan dasar dan menengah khususnya di
SD/MI yang digunakan pada kurikulum 2013?
Oleh karena itu dari uraian diatas pemakalah akan menelaah
dan menganalisis Standar Isi SD/MI yang ada pada Standar Nasional
Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari

uraian

latar

belakang

diatas

berikut

pemakalah

merumuskan beberapa pertanyaan :
1. Apa pengertian Standar Isi?
2. Apa saja Ruang Lingkup Standar Isi?
3. Bagaimana Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum?
4. Bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP 2006 menjadi

Kurikulum 2013?
C. Tujuan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Standar Isi SD/MI.
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Standar Isi.
3. Untuk mengetahui kerangka dasar dan struktur kurikulum.
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP
2006 menjadi Kurikulum 2013.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Isi
Untuk mencapai kompetensi lulusan perlu ditetapkan Standar Isi
yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi disesuaikan dengan
substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan

sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar
Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.3
Sedikitnya terdapat delapan SNP sebagai kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam
kurikulum di sekolah, agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan
baik dan mendayagunakan hasil pelajaran dalam kehidupan seharihari. Delapan SNP tersebut adalah sebagai berikut:4
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan; dan
8. Standar Penilaian Pendidikan
3 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)

4 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 8.

3

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. 5
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran. Standar Isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan akademik.6
Secara umum, Standar Isi mencakup sasaran (goal) yang
mencakup segala sesuatu yang terdiri dari berbagai aspek yang akan
dicapai dan menjadi pengalaman belajar peserta didik. Hal ini sejalan
dengan Urdan dalam Ku dan Soulier (2009: 651) bahwa “goals are
generally defined as performance objectives, or what learners want to
achieve”. Artinya, tujuan digambarkan secara umum sebagai sasaran
hasil atau hal yang ingin dicapai siswa. Selain sasaran, Kriedl (2010:

5 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
6 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 24

4

227) menambahkan bahwa “curriculum purposes typically include the
goals, aims, and objectives an educational program”. 7


B. Ruang Lingkup Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.8
Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh peserta
didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural,
uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas.
Kelima tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu
surface knowledge, deep knowledge dan conceptual atau constructed
knowledge. Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat
Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar, tahap deep knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah
Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada
Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah Atas.
Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini
dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat
kelas.9

1. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan

7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm
8 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018 (http://bsnpindonesia.org/standar-isi/), hlm. 2
9 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 5.

5

No.
1.

Tingkat Kompetensi
Tingkat Pendidikan

Jenjang Pendidikan
TK/RA

Anak
Tingkat Pendidikan


2.
3.

SD/MI/SDLB/Paket A
SMP/MTS/SMPLB/Paket

Dasar

4.

Tingkat Pendidikan

B
SMA/MA/SMALB/Paket

Menengah

C

Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi

yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat
spesifik untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi.
Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata
pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi
digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan
kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.10
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan
untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat)
dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi
Inti (KI).

10 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 4

6

Berikut uraian revisi Kompetensi Inti Tingkat Pendidikan
Dasar (Kelas I – IV):11
Kompetensi Inti
Sikap Spiritual

Deskripsi Kompetensi
1. Menerima, menjalankan,

dan

menghargai ajaran agama yang
Sikap Sosial

dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung
berinteraksi

jawab

dengan

dalam

keluarga,

teman, guru, dan tetangga, dan
Pengetahuan

negara.
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual,

prosedural,

dan

metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
Keterampilan

tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir
dan bertindak:

11 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 6

7

a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang
estetis,

dalam

mencerminkan

gerakan
anak

yang

sehat,

dan

tindakan yang mencerminkan perilaku
anak

sesuai

dengan

tahap

perkembangannya.
2. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi pada
SD/MI/SDLB/ PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,
SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.
Tingkat

Kompetensi

dan

ruang

lingkup

materi

diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam
Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2),
ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan: 12
1) Muatan Pendidikan Agama Islam
2) Muatan

Pendidikan

Kewarganegaraan

pada

Indonesia

pada

SD/MI/SDLB/PAKET A
3) Muatan

Bahasa

SD/MI/SDLB/PAKET A
4) Muatan Matematika pada SD/MI/SDLB/PAKET A

12 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 13

8

5) Muatan

Ilmu

Pengetahuan

Alam

pada

Sosial

pada

Prakarya

pada

SD/MI/SDLB/PAKET A
6) Muatan

Ilmu

Pengetahuan

SD/MI/SDLB/PAKET A
7) Muatan

Seni

Budaya

dan

SD/MI/SDLB/PAKET A
8) Muatan

Pendidikan

Jasmani,

Olahraga,

dan

Kesehatan pada SD/MI/SDLB/PAKET A.13
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan

kurikulum

menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum,

sumber

dan

isi

dari

kurikulum,

proses

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:14
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual

dan

kecemerlangan

akademik

melalui

13 Uraian lebih rinci mengenai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi yang
diterapkan untuk setiap muatan terlampir di Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm 13168
14 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
diakses pada 8 April 2018
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf) , hlm. 4

9

pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum

berbasis

kompetensi

(competency-based

curriculum). Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan
yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan
hasil

belajar

seluruh

peserta

didik

menjadi

hasil

kurikulum.15
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
15 Ibid., hlm 6

10

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.16
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang

harus

pembelajaran.

ditempuh

oleh

Kedalaman

peserta

muatan

didik

kurikulum

dalam
dalam

kegiatan
setiap

kedalaman pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan local dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.17
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi
inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti
menggunakan notasi sebagai berikut:18
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap
sosial;
3.

Kompetensi

Inti-3

(KI-3)

untuk

kompetensi

inti

Inti-4

(KI-4)

untuk

kompetensi

inti

pengetahuan; dan
4.

Kompetensi

keterampilan.
16 Ibid., hlm 6
17 Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm. 450
18 Ibid., hlm 6

11

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.
KI

KI Kelas II

KI Kelas III

Kelas I
1. Menerima dan

1. Menerima dan

1. Menerima dan

menjalankan

menjalankan

menjalankan

ajaran

ajaran

ajaran

agama

agama

agama

yang dianutnya
2.
Memiliki

yang dianutnya
2.
Memiliki

yang dianutnya
2.
Memiliki

perilaku

jujur,

perilaku

perilaku

disiplin, tanggung

disiplin,

disiplin,

jawab,

santun,

tanggung jawab,

tanggung jawab,

peduli,

dan

santun,

santun,

percaya

diri

dan percaya diri

dan percaya diri

dalam

dalam

dalam

berinteraksi

berinteraksi

berinteraksi

dengan keluarga,

dengan keluarga,

dengan keluarga,

teman, dan guru
3.
Memahami

teman, dan guru
3.
Memahami

teman, dan guru
3.
Memahami

pengetahuan

pengetahuan

pengetahuan

faktual

faktual

faktual

cara

dengan
mengamati

jujur,

peduli,

dengan

jujur,

peduli,

dengan

cara mengamati

cara mengamati

[mendengar,

[mendengar,

[mendengar,

melihat,

melihat,

melihat,

membaca]

dan

membaca]

dan

membaca]

dan

menanya

menanya

menanya

berdasarkan rasa

berdasarkan rasa

berdasarkan rasa

ingin tahu tentang

ingin

ingin

dirinya, makhluk

tentang dirinya,

tentang dirinya,

ciptaan

makhluk ciptaan

makhluk ciptaan

Tuhan

Tuhan

Tuhan

dan kegiatannya,

tahu

dan

12

tahu

dan

dan benda-benda

kegiatannya, dan

kegiatannya, dan

yang dijumpainya

benda-benda

benda-benda

di rumah dan di

yang

yang

sekolah

dijumpainya

di

dijumpainya

di

rumah

di

rumah

di

dan

dan

sekolah
4. Menyajikan

sekolah
4. Menyajikan

pengetahuan

pengetahuan

pengetahuan

faktual

dalam

faktual

dalam

faktual

dalam

bahasa yang jelas

bahasa

yang

bahasa

yang

dan logis, dalam

jelas dan logis,

jelas dan logis,

karya

yang

dalam

karya

dalam

karya

estetis,

dalam

yang

estetis,

yang

estetis,

gerakan

yang

dalam

gerakan

dalam

gerakan

4.

Menyajikan

mencerminkan

yang

yang

anak sehat, dan

mencerminkan

mencerminkan

dalam

anak sehat, dan

anak sehat, dan

yang

dalam tindakan

dalam tindakan

mencerminkan

yang

yang

perilaku

anak

mencerminkan

mencerminkan

beriman

dan

perilaku

anak

perilaku

anak

beriman

dan

beriman

dan

tindakan

berakhlak mulia

berakhlak mulia

1.

KI Kelas IV
Menerima,

1.

KI Kelas V
Menerima,

berakhlak mulia

1.

KI Kelas VI
Menerima,

menjalankan, dan

menjalankan,

menjalankan,

menghargai

dan menghargai

dan menghargai

ajaran

ajaran

ajaran

agama

yang dianutnya
2. Menunjukkan

agama

yang dianutnya.
2. Menunjukkan

13

agama

yang dianutnya.
2. Menunjukkan

perilaku

jujur,

perilaku

disiplin, tanggung

disiplin,

disiplin,

jawab,

santun,

tanggung jawab,

tanggung jawab,

peduli,

dan

santun,

santun,

percaya

diri

dan percaya diri

dan percaya diri

dalam

dalam

dalam

berinteraksi

berinteraksi

berinteraksi

dengan keluarga,

dengan keluarga,

dengan keluarga,

teman, guru, dan

teman, guru, dan

teman, guru, dan

tetangganya

tetangganya

tetangganya

3.

Memahami

jujur,

peduli,

s

perilaku

jujur,

peduli,

erta cinta tanah

serta cinta tanah

air.
3.

air.
3.

Memahami

Memahami

pengetahuan

pengetahuan

pengetahuan

faktual

faktual

faktual

dengan

cara

mengamati

dan

menanya

dengan

dengan

cara mengamati

cara mengamati

dan

dan

menanya

menanya

berdasarkan rasa

berdasarkan rasa

berdasarkan rasa

ingin tahu tentang

ingin

ingin

dirinya, makhluk

tentang dirinya,

tentang dirinya,

ciptaan

makhluk ciptaan

makhluk ciptaan

dan kegiatannya,

Tuhan

Tuhan

dan benda-benda

kegiatannya, dan

kegiatannya, dan

yang dijumpainya

benda-benda

benda-benda

di

yang

yang

Tuhan

rumah,

sekolah

di
dan

tempat bermain

4.

Menyajikan

pengetahuan

tahu

dan

tahu

dan

dijumpainya

di

dijumpainya

di

rumah,

di

rumah,

di

sekolah

dan

sekolah

dan

tempat bermain
4. Menyajikan

tempat bermain
4. Menyajikan

pengetahuan

pengetahuan

14

faktual

dalam

faktual

dalam

faktual

dalam

bahasa yang jelas,

bahasa

yang

bahasa

yang

sistematis

dan

jelas, sistematis

jelas, sistematis

logis,

dalam

dan logis, dalam

dan logis, dalam

karya

yang

karya

yang

karya

yang

estetis,

dalam

estetis,

dalam

estetis,

dalam

gerakan

yang

gerakan

yang

gerakan

yang

mencerminkan

mencerminkan

mencerminkan

anak sehat, dan

anak sehat, dan

anak sehat, dan

dalam

dalam tindakan

dalam tindakan

yang

yang

yang

mencerminkan

mencerminkan

mencerminkan

perilaku

anak

perilaku

anak

perilaku

anak

beriman

dan

beriman

dan

beriman

dan

tindakan

berakhlak mulia
berakhlak mulia
berakhlak mulia
b. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi
waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan
matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut:19
MATA
PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan

Kelas dan Alokasi Waktu Per Minggu
I
II
II
I
V
I

V

V
I

4

4

4

4

4

4

Budi Pekerti
2. PPKn
3. Bahasa

5
8

5
9

6
10

5
7

5
7

5
7

Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu

5
-

6
-

6
-

6
3

6
3

6
3

Agama dan

19 Ibid., hlm 9

15

Pengetahuan
Alam
6. Ilmu

-

-

-

3

3

3

4

4

4

5

5

5

4

4

4

4

4

4

Kesehatan
Jumlah Alokasi

3

3

34

36

3

36

Waktu Per

0

2

Pengetahuan
Sosial
Kelompok B
1. Seni Budaya
dan Prakarya
2. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan

6

Minggu
c. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun pembelajaran.20
1) Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
2) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam
pembelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam
pembelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam
pembelajaran.
5) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36
jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran
adalah 35 menit.
d. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
20 Ibid., hlm 10

16

matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:21
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial
dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan
dalam rangka menjabarkan KI-4.22
e. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan
Kurikulum
2013

pada

Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI. Matapelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematikterpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai matapelajaran ke dalam berbagai tema. 23

D. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki sejumlah perubahan dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Karena perubahan ini, maka diperlukan sejumlah persiapan yang
harus dilakukan oleh tiap-tiap pengelola satuan pendidikan, mulai dari kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Secara umum, elemen perubahan
dalam kurikulum 2013 meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian.24
21 Uraian lebih rinci mengenai Kompetensi Dasar terlampir di Salinan Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah , hlm 11-132
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf
22 hlm. 11- 131
23 Ibid., hlm 132
24 Abdul Madjid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 35.

17

Secara khusus, elemen perubahan pada kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
(terutama pada mata pelajaran non-pendidikan agama Islam dan budi pekerti)
lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankan pada
jenis penilaian nontes dan portofolio. Dalam implementasi kurikulum yang
berbasis kompetensi dan karakter ini, murid MI idealnya tidak lagi banyak
menghafal, karena kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan peserta
didik yang memiliki budi pekerti atau karakter yang baik, sebagai bekal untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya. 25
1. Perubahan Muatan Kurikulum
Pemerintah berupaya mengurangi muatan kurikulum, dengan
kebijakan pengurangan jumlah mata pelajaran. Sistem pengelompokkan
mata pelajaran pada KTSP 2006 juga diubah seiring perubahan SKL
yang mengacu pada kompetensi inti: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3)
keterampilan. Untuk KTSP 2006, pada Lampiran Permendiknas No. 22
Tahun 2006 dinyatakan bahwa Standar Isi untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a.

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b.

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d.

Kelompok mata pelajaran estetika;

e.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.26
Pada KTSP 2006 semua mata pelajaran berdiri sendiri secara

terpisah (kecuali tematik kelas I-III SD). Dari standar isi tersebut,
diklasifikasi menjadi 10 mata pelajaran di SD, 12 mata pelajaran di SMP,
dan 16 mata pelajaran di SMA kelas X. Sedangkan pada Kurikulum 2013,
pengelompokkan seperti di atas tidak berlaku lagi. Semua mata pelajaran
terikat satu sama lain dengan mendukung kompetensi inti. Perubahan
standar isi masing-masing jenjang pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
25 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm 13.
26Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

18

1) Standar Isi Kurikulum SD/MI
Di SD, IPS dan IPA direncanakan menjadi materi ajar (tema)
atau diintegrasikan pada mata pelajaran lain, melalui pembelajaran
tematik integratif. Sehingga jumlah mata pelajaran berkurang dari 10
matapelajaran menjadi 8 matapelajaran. Kebijakan ini diikuti
peraturan bagian inti RPP memuat (1) sikap, (2) pengetahuan, (3)
keterampilan.
Di satu sisi, rencana ini meringankan beban belajar siswa.
Namun

di

sisi

lain,

akan

menyulitkan

siswa,

khususnya

pengintegrasian IPA. Tidak ada masalah jika mata pelajaran IPS
dijadikan tema pembelajaran PPKn, dalam Bahasa Indonesia, Seni
Budaya dan Prakarya, atau Agama, atau mata pelajaran lainnya. Hal
ini akan mendukung terciptanya kompetensi secara utuh antara sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Dasar pemikirannya sebagai berikut:
(a) Pengintegrasian IPS ke dalam PPKn [atau mata pelajaran
lainnya] membuka peluang agar siswa belajar PPKn [atau mata
pelajaran lain secara kontekstual. Pancasila-- sebagai jiwa mata
pelajaran PPKn-- adalah manifestasi nilai-nilai sosio-kultural
dan ekonomi Indonesia yang dapat diterima secara universal.
Tema-tema sosial berada dalam jangkauan aplikasi nilai-nilai
Pancasila. Kehadiran IPS dan PPKn sebagai mata pelajaran
terpisah

dalam

ketumpangtindihan

KTSP
materi

2006

sebenarnya

ajar. Ada

menimbulkan

materi

IPS

yang

dibicarakan lagi di PPKn. Sebaliknya materi PPKn ada yang
dibahas lagi dalam IPS. Di Indonesia, tidak mungkin dilakukan
kebijakan mengintegrasian mata pelajaran PPKn, sebab
Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi entitas tersendiri
dalam dunia pendidikan Indonesia.
Demikian juga, tema-tema sosial dapat dengan mudah
diintegrasikan dalam matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya
dan Prakarya, atau matapelajaran lainnya. Kenyataan misalnya,

19

matematika selalu menjadikan tema sosial sebagai bidang
terapannya. Demikian juga, dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
selain wacana IPA, pembelajaran Bahasa Indonesia juga sering
menggunakan kutipan wacana/teks bertema sosial sebagai materi
pelajaran.

Dengan

demikian,

pengintegrasian

IPS

akan

mendorong pembelajaran realistik atau pembelajaran kontekstual.
Pengintegrasian ini tidak mengurangi kesempatan siswa
untuk memeroleh kajian ilmu sosial. Materi IPS yang tidak
tercakup dalam tematik Matematika atau Bahasa Indonesia, atau
mata pelajaran lainnya dapat dikosentrasikan di PPKn.
(b) Pengintegrasian IPA akan menyulitkan siswa dalam memahami
materi pelajaran.
Bagaimana pun, konsep IPA adalah suatu konsep fisik alam.
Domain konsep IPA adalah tubuh manusia, tumbuhan, hewan,
zat-zat kimia, gejala-gejala alam, dan antariksa. Walaupun sering
ada tema-tema IPA dijadikan materi kajian Bahasa Indonesia,
namun ada istilah IPA yang membingungkan siswa SD karena
memiliki makna berbeda dalam Bahasa Indonesia. Contoh: gaya
dan daya. Berbeda dengan IPS, materi IPA cenderung lebih rumit.
Ada

sebagian materi IPA yang sulit ditematikkan ke Bahasa

Indonesia atau mata pelajaran lain.
Merupakan hal yang sangat sulit jika harus melakukan
percobaan IPA/eksperimen IPA sekaligus berusaha memahami
materi Bahasa Indonesia atau materi pelajaran lainnya. Contoh:
eksperimen rangkaian listrik, gejala kemagnetan, pelarutan zat,
dan sebagainya. Perlu konsentrasi khusus bagi siswa untuk
mempelajarinya. Dapat diduga bahwa siswa SD sulit memahami
konsep IPA sekaligus

konsep Bahasa Indonesia [atau konsep

mata pelajaran lain] dalam satu pembelajaran yang sama.
Apalagi jika konsep IPA dijadikan tema dalam matematika.
Sementara materi matematika itu sendiri sangat abstrak dan

20

dianggap sulit. Walaupun ada sebagian materi IPA yang selama
ini merupakan tema dalam pelajaran matematika. Misalnya teori
kecepatan dan debit. Jadi pada kurikulum 2013, IPA sebaiknya
tetap berdiri sendiri.27
2. Dari segi penyusun Kurikulum
KTSP disusun oleh Pihak Sekolah sebagai satuan pendidikan
dengan acuan Standar Isi (dari Delapan Standar Pendidikan) yang
dibuat oleh BSNP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan. Pada kuriulum 2013
kegiatan

pengembangan

silabus

beralih

menjadi

kewenangan

pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Dengan
demikan isi dari materi pelajaran yang bersifat nasional akan identik di
seluruh Indonesia sesuai Standar Isi pendidikan nasional.
Untuk menghindari pengembangan bahan ajar yang tidak
sesuai psikologi perkembangan siswa, pemerintah mengadakan bukubuku pelajaran. Dengan demikian kontrol pemerintah terhadap kasus
materi ajar yang salah dapat dihindari.
Pada KTSP 2006, tiap mata pelajaran memiliki beberapa Pokok
Bahasan. Pada tiap pokok bahasan ini ditentukan Standar Kompetensi
Lulusan nasional yang hendak dicapai siswa. Dari pokok bahasan
akan dipilah-pilah oleh pihak sekolah menjadi

beberapa Standar

Kompetensi/ Kompetensi Dasar. Inilah yang menjadi standar isi
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Jadi, kompetensi dasar siswa
diturunkan dari materi pelajaran.

27Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013” dalam
http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-antara-ktsp.html diakses tanggal
08 April 2016 pukul 19.16 WIB.

21

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

1. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan
kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan.
2. Ruang lingkup standar isi meliputi tingkat kompetensi dan ruang
lingkup materi.
3. Kerangka Dasar

kurikulum berdasarkan pada landasan Filosofis,

landasan Teoritis, dan landasan Yuridis. Sedangkan Struktur Kurikulum
terdiri dari Kompetensi Inti, Mata Pelajaran, Beban Belajar,
Kompetensi Dasar, dan Muatan Pembelajaran
4. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013 meliputi
peubahan muatan kurikulum, dari segi penyusun kurikulum dan
Pengembangan Kompetensi dan Mata Pelajaran kurikulum 2013.

22

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/),
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah,

diakses

pada

8

April

2018

(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2
013.pdf)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pres.
Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013”
dalam

http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-

antara-ktsp.html diakses tanggal 08 April 2018 pukul 19.16 WIB.
Madjid, Abdul. (2014).

Pembelajaran Tematik Terpadu,, Bandung: Remaja

Rosdakarya,.
Prastowo, Andi. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI,
Jakarta: Kencana.

23

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65