Nur Farida Telaah dan Analisis Standar I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah telah melakukan berbagai pembenahan dalam
sistem standarisasi pendidikan, seperti yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah (yang dalam penulisan selanjutnya akan ditulis
dengan PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (yang dalam penulisan selanjutnya akan
dituliskan dengan SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa SNP
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP bertujuan
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.1
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu
melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga
yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi
sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan
tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia),
memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung
jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum,
kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga
menjadi manusia mandiri.2
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
telah ditetapkan Standar Isi yang disesuaikan dengan substansi tujuan
1 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006) hlm. 23.
2 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 19.
1
pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Bagaimanakah Standar Isi pada
tingkat kompetensi pendidikan dasar dan menengah khususnya di
SD/MI yang digunakan pada kurikulum 2013?
Oleh karena itu dari uraian diatas pemakalah akan menelaah
dan menganalisis Standar Isi SD/MI yang ada pada Standar Nasional
Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian
latar
belakang
diatas
berikut
pemakalah
merumuskan beberapa pertanyaan :
1. Apa pengertian Standar Isi?
2. Apa saja Ruang Lingkup Standar Isi?
3. Bagaimana Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum?
4. Bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP 2006 menjadi
Kurikulum 2013?
C. Tujuan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Standar Isi SD/MI.
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Standar Isi.
3. Untuk mengetahui kerangka dasar dan struktur kurikulum.
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP
2006 menjadi Kurikulum 2013.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Isi
Untuk mencapai kompetensi lulusan perlu ditetapkan Standar Isi
yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi disesuaikan dengan
substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar
Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.3
Sedikitnya terdapat delapan SNP sebagai kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam
kurikulum di sekolah, agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan
baik dan mendayagunakan hasil pelajaran dalam kehidupan seharihari. Delapan SNP tersebut adalah sebagai berikut:4
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan; dan
8. Standar Penilaian Pendidikan
3 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
4 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 8.
3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. 5
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran. Standar Isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan akademik.6
Secara umum, Standar Isi mencakup sasaran (goal) yang
mencakup segala sesuatu yang terdiri dari berbagai aspek yang akan
dicapai dan menjadi pengalaman belajar peserta didik. Hal ini sejalan
dengan Urdan dalam Ku dan Soulier (2009: 651) bahwa “goals are
generally defined as performance objectives, or what learners want to
achieve”. Artinya, tujuan digambarkan secara umum sebagai sasaran
hasil atau hal yang ingin dicapai siswa. Selain sasaran, Kriedl (2010:
5 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
6 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 24
4
227) menambahkan bahwa “curriculum purposes typically include the
goals, aims, and objectives an educational program”. 7
B. Ruang Lingkup Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.8
Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh peserta
didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural,
uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas.
Kelima tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu
surface knowledge, deep knowledge dan conceptual atau constructed
knowledge. Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat
Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar, tahap deep knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah
Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada
Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah Atas.
Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini
dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat
kelas.9
1. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan
7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm
8 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018 (http://bsnpindonesia.org/standar-isi/), hlm. 2
9 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 5.
5
No.
1.
Tingkat Kompetensi
Tingkat Pendidikan
Jenjang Pendidikan
TK/RA
Anak
Tingkat Pendidikan
2.
3.
SD/MI/SDLB/Paket A
SMP/MTS/SMPLB/Paket
Dasar
4.
Tingkat Pendidikan
B
SMA/MA/SMALB/Paket
Menengah
C
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi
yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat
spesifik untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi.
Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata
pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi
digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan
kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.10
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan
untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat)
dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi
Inti (KI).
10 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 4
6
Berikut uraian revisi Kompetensi Inti Tingkat Pendidikan
Dasar (Kelas I – IV):11
Kompetensi Inti
Sikap Spiritual
Deskripsi Kompetensi
1. Menerima, menjalankan,
dan
menghargai ajaran agama yang
Sikap Sosial
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung
berinteraksi
jawab
dengan
dalam
keluarga,
teman, guru, dan tetangga, dan
Pengetahuan
negara.
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
Keterampilan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir
dan bertindak:
11 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 6
7
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang
estetis,
dalam
mencerminkan
gerakan
anak
yang
sehat,
dan
tindakan yang mencerminkan perilaku
anak
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya.
2. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi pada
SD/MI/SDLB/ PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,
SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.
Tingkat
Kompetensi
dan
ruang
lingkup
materi
diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam
Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2),
ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan: 12
1) Muatan Pendidikan Agama Islam
2) Muatan
Pendidikan
Kewarganegaraan
pada
Indonesia
pada
SD/MI/SDLB/PAKET A
3) Muatan
Bahasa
SD/MI/SDLB/PAKET A
4) Muatan Matematika pada SD/MI/SDLB/PAKET A
12 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 13
8
5) Muatan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
pada
Sosial
pada
Prakarya
pada
SD/MI/SDLB/PAKET A
6) Muatan
Ilmu
Pengetahuan
SD/MI/SDLB/PAKET A
7) Muatan
Seni
Budaya
dan
SD/MI/SDLB/PAKET A
8) Muatan
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
dan
Kesehatan pada SD/MI/SDLB/PAKET A.13
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum
menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum,
sumber
dan
isi
dari
kurikulum,
proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:14
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual
dan
kecemerlangan
akademik
melalui
13 Uraian lebih rinci mengenai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi yang
diterapkan untuk setiap muatan terlampir di Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm 13168
14 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
diakses pada 8 April 2018
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf) , hlm. 4
9
pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum
berbasis
kompetensi
(competency-based
curriculum). Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan
yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan
hasil
belajar
seluruh
peserta
didik
menjadi
hasil
kurikulum.15
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
15 Ibid., hlm 6
10
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.16
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang
harus
pembelajaran.
ditempuh
oleh
Kedalaman
peserta
muatan
didik
kurikulum
dalam
dalam
kegiatan
setiap
kedalaman pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan local dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.17
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi
inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti
menggunakan notasi sebagai berikut:18
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap
sosial;
3.
Kompetensi
Inti-3
(KI-3)
untuk
kompetensi
inti
Inti-4
(KI-4)
untuk
kompetensi
inti
pengetahuan; dan
4.
Kompetensi
keterampilan.
16 Ibid., hlm 6
17 Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm. 450
18 Ibid., hlm 6
11
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.
KI
KI Kelas II
KI Kelas III
Kelas I
1. Menerima dan
1. Menerima dan
1. Menerima dan
menjalankan
menjalankan
menjalankan
ajaran
ajaran
ajaran
agama
agama
agama
yang dianutnya
2.
Memiliki
yang dianutnya
2.
Memiliki
yang dianutnya
2.
Memiliki
perilaku
jujur,
perilaku
perilaku
disiplin, tanggung
disiplin,
disiplin,
jawab,
santun,
tanggung jawab,
tanggung jawab,
peduli,
dan
santun,
santun,
percaya
diri
dan percaya diri
dan percaya diri
dalam
dalam
dalam
berinteraksi
berinteraksi
berinteraksi
dengan keluarga,
dengan keluarga,
dengan keluarga,
teman, dan guru
3.
Memahami
teman, dan guru
3.
Memahami
teman, dan guru
3.
Memahami
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
faktual
faktual
cara
dengan
mengamati
jujur,
peduli,
dengan
jujur,
peduli,
dengan
cara mengamati
cara mengamati
[mendengar,
[mendengar,
[mendengar,
melihat,
melihat,
melihat,
membaca]
dan
membaca]
dan
membaca]
dan
menanya
menanya
menanya
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
ingin
ingin
dirinya, makhluk
tentang dirinya,
tentang dirinya,
ciptaan
makhluk ciptaan
makhluk ciptaan
Tuhan
Tuhan
Tuhan
dan kegiatannya,
tahu
dan
12
tahu
dan
dan benda-benda
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
yang dijumpainya
benda-benda
benda-benda
di rumah dan di
yang
yang
sekolah
dijumpainya
di
dijumpainya
di
rumah
di
rumah
di
dan
dan
sekolah
4. Menyajikan
sekolah
4. Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
dalam
faktual
dalam
faktual
dalam
bahasa yang jelas
bahasa
yang
bahasa
yang
dan logis, dalam
jelas dan logis,
jelas dan logis,
karya
yang
dalam
karya
dalam
karya
estetis,
dalam
yang
estetis,
yang
estetis,
gerakan
yang
dalam
gerakan
dalam
gerakan
4.
Menyajikan
mencerminkan
yang
yang
anak sehat, dan
mencerminkan
mencerminkan
dalam
anak sehat, dan
anak sehat, dan
yang
dalam tindakan
dalam tindakan
mencerminkan
yang
yang
perilaku
anak
mencerminkan
mencerminkan
beriman
dan
perilaku
anak
perilaku
anak
beriman
dan
beriman
dan
tindakan
berakhlak mulia
berakhlak mulia
1.
KI Kelas IV
Menerima,
1.
KI Kelas V
Menerima,
berakhlak mulia
1.
KI Kelas VI
Menerima,
menjalankan, dan
menjalankan,
menjalankan,
menghargai
dan menghargai
dan menghargai
ajaran
ajaran
ajaran
agama
yang dianutnya
2. Menunjukkan
agama
yang dianutnya.
2. Menunjukkan
13
agama
yang dianutnya.
2. Menunjukkan
perilaku
jujur,
perilaku
disiplin, tanggung
disiplin,
disiplin,
jawab,
santun,
tanggung jawab,
tanggung jawab,
peduli,
dan
santun,
santun,
percaya
diri
dan percaya diri
dan percaya diri
dalam
dalam
dalam
berinteraksi
berinteraksi
berinteraksi
dengan keluarga,
dengan keluarga,
dengan keluarga,
teman, guru, dan
teman, guru, dan
teman, guru, dan
tetangganya
tetangganya
tetangganya
3.
Memahami
jujur,
peduli,
s
perilaku
jujur,
peduli,
erta cinta tanah
serta cinta tanah
air.
3.
air.
3.
Memahami
Memahami
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
faktual
faktual
dengan
cara
mengamati
dan
menanya
dengan
dengan
cara mengamati
cara mengamati
dan
dan
menanya
menanya
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
ingin
ingin
dirinya, makhluk
tentang dirinya,
tentang dirinya,
ciptaan
makhluk ciptaan
makhluk ciptaan
dan kegiatannya,
Tuhan
Tuhan
dan benda-benda
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
yang dijumpainya
benda-benda
benda-benda
di
yang
yang
Tuhan
rumah,
sekolah
di
dan
tempat bermain
4.
Menyajikan
pengetahuan
tahu
dan
tahu
dan
dijumpainya
di
dijumpainya
di
rumah,
di
rumah,
di
sekolah
dan
sekolah
dan
tempat bermain
4. Menyajikan
tempat bermain
4. Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
14
faktual
dalam
faktual
dalam
faktual
dalam
bahasa yang jelas,
bahasa
yang
bahasa
yang
sistematis
dan
jelas, sistematis
jelas, sistematis
logis,
dalam
dan logis, dalam
dan logis, dalam
karya
yang
karya
yang
karya
yang
estetis,
dalam
estetis,
dalam
estetis,
dalam
gerakan
yang
gerakan
yang
gerakan
yang
mencerminkan
mencerminkan
mencerminkan
anak sehat, dan
anak sehat, dan
anak sehat, dan
dalam
dalam tindakan
dalam tindakan
yang
yang
yang
mencerminkan
mencerminkan
mencerminkan
perilaku
anak
perilaku
anak
perilaku
anak
beriman
dan
beriman
dan
beriman
dan
tindakan
berakhlak mulia
berakhlak mulia
berakhlak mulia
b. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi
waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan
matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut:19
MATA
PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan
Kelas dan Alokasi Waktu Per Minggu
I
II
II
I
V
I
V
V
I
4
4
4
4
4
4
Budi Pekerti
2. PPKn
3. Bahasa
5
8
5
9
6
10
5
7
5
7
5
7
Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu
5
-
6
-
6
-
6
3
6
3
6
3
Agama dan
19 Ibid., hlm 9
15
Pengetahuan
Alam
6. Ilmu
-
-
-
3
3
3
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
Kesehatan
Jumlah Alokasi
3
3
34
36
3
36
Waktu Per
0
2
Pengetahuan
Sosial
Kelompok B
1. Seni Budaya
dan Prakarya
2. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan
6
Minggu
c. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun pembelajaran.20
1) Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
2) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam
pembelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam
pembelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam
pembelajaran.
5) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36
jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran
adalah 35 menit.
d. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
20 Ibid., hlm 10
16
matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:21
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial
dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan
dalam rangka menjabarkan KI-4.22
e. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan
Kurikulum
2013
pada
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI. Matapelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematikterpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai matapelajaran ke dalam berbagai tema. 23
D. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki sejumlah perubahan dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Karena perubahan ini, maka diperlukan sejumlah persiapan yang
harus dilakukan oleh tiap-tiap pengelola satuan pendidikan, mulai dari kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Secara umum, elemen perubahan
dalam kurikulum 2013 meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian.24
21 Uraian lebih rinci mengenai Kompetensi Dasar terlampir di Salinan Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah , hlm 11-132
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf
22 hlm. 11- 131
23 Ibid., hlm 132
24 Abdul Madjid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 35.
17
Secara khusus, elemen perubahan pada kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
(terutama pada mata pelajaran non-pendidikan agama Islam dan budi pekerti)
lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankan pada
jenis penilaian nontes dan portofolio. Dalam implementasi kurikulum yang
berbasis kompetensi dan karakter ini, murid MI idealnya tidak lagi banyak
menghafal, karena kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan peserta
didik yang memiliki budi pekerti atau karakter yang baik, sebagai bekal untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya. 25
1. Perubahan Muatan Kurikulum
Pemerintah berupaya mengurangi muatan kurikulum, dengan
kebijakan pengurangan jumlah mata pelajaran. Sistem pengelompokkan
mata pelajaran pada KTSP 2006 juga diubah seiring perubahan SKL
yang mengacu pada kompetensi inti: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3)
keterampilan. Untuk KTSP 2006, pada Lampiran Permendiknas No. 22
Tahun 2006 dinyatakan bahwa Standar Isi untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d.
Kelompok mata pelajaran estetika;
e.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.26
Pada KTSP 2006 semua mata pelajaran berdiri sendiri secara
terpisah (kecuali tematik kelas I-III SD). Dari standar isi tersebut,
diklasifikasi menjadi 10 mata pelajaran di SD, 12 mata pelajaran di SMP,
dan 16 mata pelajaran di SMA kelas X. Sedangkan pada Kurikulum 2013,
pengelompokkan seperti di atas tidak berlaku lagi. Semua mata pelajaran
terikat satu sama lain dengan mendukung kompetensi inti. Perubahan
standar isi masing-masing jenjang pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
25 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm 13.
26Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
18
1) Standar Isi Kurikulum SD/MI
Di SD, IPS dan IPA direncanakan menjadi materi ajar (tema)
atau diintegrasikan pada mata pelajaran lain, melalui pembelajaran
tematik integratif. Sehingga jumlah mata pelajaran berkurang dari 10
matapelajaran menjadi 8 matapelajaran. Kebijakan ini diikuti
peraturan bagian inti RPP memuat (1) sikap, (2) pengetahuan, (3)
keterampilan.
Di satu sisi, rencana ini meringankan beban belajar siswa.
Namun
di
sisi
lain,
akan
menyulitkan
siswa,
khususnya
pengintegrasian IPA. Tidak ada masalah jika mata pelajaran IPS
dijadikan tema pembelajaran PPKn, dalam Bahasa Indonesia, Seni
Budaya dan Prakarya, atau Agama, atau mata pelajaran lainnya. Hal
ini akan mendukung terciptanya kompetensi secara utuh antara sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Dasar pemikirannya sebagai berikut:
(a) Pengintegrasian IPS ke dalam PPKn [atau mata pelajaran
lainnya] membuka peluang agar siswa belajar PPKn [atau mata
pelajaran lain secara kontekstual. Pancasila-- sebagai jiwa mata
pelajaran PPKn-- adalah manifestasi nilai-nilai sosio-kultural
dan ekonomi Indonesia yang dapat diterima secara universal.
Tema-tema sosial berada dalam jangkauan aplikasi nilai-nilai
Pancasila. Kehadiran IPS dan PPKn sebagai mata pelajaran
terpisah
dalam
ketumpangtindihan
KTSP
materi
2006
sebenarnya
ajar. Ada
menimbulkan
materi
IPS
yang
dibicarakan lagi di PPKn. Sebaliknya materi PPKn ada yang
dibahas lagi dalam IPS. Di Indonesia, tidak mungkin dilakukan
kebijakan mengintegrasian mata pelajaran PPKn, sebab
Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi entitas tersendiri
dalam dunia pendidikan Indonesia.
Demikian juga, tema-tema sosial dapat dengan mudah
diintegrasikan dalam matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya
dan Prakarya, atau matapelajaran lainnya. Kenyataan misalnya,
19
matematika selalu menjadikan tema sosial sebagai bidang
terapannya. Demikian juga, dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
selain wacana IPA, pembelajaran Bahasa Indonesia juga sering
menggunakan kutipan wacana/teks bertema sosial sebagai materi
pelajaran.
Dengan
demikian,
pengintegrasian
IPS
akan
mendorong pembelajaran realistik atau pembelajaran kontekstual.
Pengintegrasian ini tidak mengurangi kesempatan siswa
untuk memeroleh kajian ilmu sosial. Materi IPS yang tidak
tercakup dalam tematik Matematika atau Bahasa Indonesia, atau
mata pelajaran lainnya dapat dikosentrasikan di PPKn.
(b) Pengintegrasian IPA akan menyulitkan siswa dalam memahami
materi pelajaran.
Bagaimana pun, konsep IPA adalah suatu konsep fisik alam.
Domain konsep IPA adalah tubuh manusia, tumbuhan, hewan,
zat-zat kimia, gejala-gejala alam, dan antariksa. Walaupun sering
ada tema-tema IPA dijadikan materi kajian Bahasa Indonesia,
namun ada istilah IPA yang membingungkan siswa SD karena
memiliki makna berbeda dalam Bahasa Indonesia. Contoh: gaya
dan daya. Berbeda dengan IPS, materi IPA cenderung lebih rumit.
Ada
sebagian materi IPA yang sulit ditematikkan ke Bahasa
Indonesia atau mata pelajaran lain.
Merupakan hal yang sangat sulit jika harus melakukan
percobaan IPA/eksperimen IPA sekaligus berusaha memahami
materi Bahasa Indonesia atau materi pelajaran lainnya. Contoh:
eksperimen rangkaian listrik, gejala kemagnetan, pelarutan zat,
dan sebagainya. Perlu konsentrasi khusus bagi siswa untuk
mempelajarinya. Dapat diduga bahwa siswa SD sulit memahami
konsep IPA sekaligus
konsep Bahasa Indonesia [atau konsep
mata pelajaran lain] dalam satu pembelajaran yang sama.
Apalagi jika konsep IPA dijadikan tema dalam matematika.
Sementara materi matematika itu sendiri sangat abstrak dan
20
dianggap sulit. Walaupun ada sebagian materi IPA yang selama
ini merupakan tema dalam pelajaran matematika. Misalnya teori
kecepatan dan debit. Jadi pada kurikulum 2013, IPA sebaiknya
tetap berdiri sendiri.27
2. Dari segi penyusun Kurikulum
KTSP disusun oleh Pihak Sekolah sebagai satuan pendidikan
dengan acuan Standar Isi (dari Delapan Standar Pendidikan) yang
dibuat oleh BSNP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan. Pada kuriulum 2013
kegiatan
pengembangan
silabus
beralih
menjadi
kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Dengan
demikan isi dari materi pelajaran yang bersifat nasional akan identik di
seluruh Indonesia sesuai Standar Isi pendidikan nasional.
Untuk menghindari pengembangan bahan ajar yang tidak
sesuai psikologi perkembangan siswa, pemerintah mengadakan bukubuku pelajaran. Dengan demikian kontrol pemerintah terhadap kasus
materi ajar yang salah dapat dihindari.
Pada KTSP 2006, tiap mata pelajaran memiliki beberapa Pokok
Bahasan. Pada tiap pokok bahasan ini ditentukan Standar Kompetensi
Lulusan nasional yang hendak dicapai siswa. Dari pokok bahasan
akan dipilah-pilah oleh pihak sekolah menjadi
beberapa Standar
Kompetensi/ Kompetensi Dasar. Inilah yang menjadi standar isi
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Jadi, kompetensi dasar siswa
diturunkan dari materi pelajaran.
27Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013” dalam
http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-antara-ktsp.html diakses tanggal
08 April 2016 pukul 19.16 WIB.
21
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan
kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan.
2. Ruang lingkup standar isi meliputi tingkat kompetensi dan ruang
lingkup materi.
3. Kerangka Dasar
kurikulum berdasarkan pada landasan Filosofis,
landasan Teoritis, dan landasan Yuridis. Sedangkan Struktur Kurikulum
terdiri dari Kompetensi Inti, Mata Pelajaran, Beban Belajar,
Kompetensi Dasar, dan Muatan Pembelajaran
4. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013 meliputi
peubahan muatan kurikulum, dari segi penyusun kurikulum dan
Pengembangan Kompetensi dan Mata Pelajaran kurikulum 2013.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/),
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah,
diakses
pada
8
April
2018
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2
013.pdf)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pres.
Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013”
dalam
http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-
antara-ktsp.html diakses tanggal 08 April 2018 pukul 19.16 WIB.
Madjid, Abdul. (2014).
Pembelajaran Tematik Terpadu,, Bandung: Remaja
Rosdakarya,.
Prastowo, Andi. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI,
Jakarta: Kencana.
23
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah telah melakukan berbagai pembenahan dalam
sistem standarisasi pendidikan, seperti yang dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah (yang dalam penulisan selanjutnya akan ditulis
dengan PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (yang dalam penulisan selanjutnya akan
dituliskan dengan SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa SNP
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP bertujuan
menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.1
Secara makro pendidikan nasional bertujuan membentuk
organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu
melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga
yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi
sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan
tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia),
memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung
jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum,
kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga
menjadi manusia mandiri.2
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
telah ditetapkan Standar Isi yang disesuaikan dengan substansi tujuan
1 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006) hlm. 23.
2 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 19.
1
pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Bagaimanakah Standar Isi pada
tingkat kompetensi pendidikan dasar dan menengah khususnya di
SD/MI yang digunakan pada kurikulum 2013?
Oleh karena itu dari uraian diatas pemakalah akan menelaah
dan menganalisis Standar Isi SD/MI yang ada pada Standar Nasional
Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian
latar
belakang
diatas
berikut
pemakalah
merumuskan beberapa pertanyaan :
1. Apa pengertian Standar Isi?
2. Apa saja Ruang Lingkup Standar Isi?
3. Bagaimana Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum?
4. Bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP 2006 menjadi
Kurikulum 2013?
C. Tujuan
Adapun tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Standar Isi SD/MI.
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Standar Isi.
3. Untuk mengetahui kerangka dasar dan struktur kurikulum.
4. Untuk mengetahui bagaimana perubahan Standar Isi dari KTSP
2006 menjadi Kurikulum 2013.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar Isi
Untuk mencapai kompetensi lulusan perlu ditetapkan Standar Isi
yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi disesuaikan dengan
substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar
Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat
kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi
Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.3
Sedikitnya terdapat delapan SNP sebagai kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam
kurikulum di sekolah, agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan
baik dan mendayagunakan hasil pelajaran dalam kehidupan seharihari. Delapan SNP tersebut adalah sebagai berikut:4
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan; dan
8. Standar Penilaian Pendidikan
3 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
4 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 8.
3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi
adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. 5
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran. Standar Isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan akademik.6
Secara umum, Standar Isi mencakup sasaran (goal) yang
mencakup segala sesuatu yang terdiri dari berbagai aspek yang akan
dicapai dan menjadi pengalaman belajar peserta didik. Hal ini sejalan
dengan Urdan dalam Ku dan Soulier (2009: 651) bahwa “goals are
generally defined as performance objectives, or what learners want to
achieve”. Artinya, tujuan digambarkan secara umum sebagai sasaran
hasil atau hal yang ingin dicapai siswa. Selain sasaran, Kriedl (2010:
5 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
6 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, hlm. 24
4
227) menambahkan bahwa “curriculum purposes typically include the
goals, aims, and objectives an educational program”. 7
B. Ruang Lingkup Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.8
Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh peserta
didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural,
uni-struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas.
Kelima tahap ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu
surface knowledge, deep knowledge dan conceptual atau constructed
knowledge. Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat
Pendidikan Dasar untuk Sekolah Dasar, tahap deep knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah
Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge diperoleh pada
Tingkat Pendidikan Menengah yaitu ada Sekolah Menengah Atas.
Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini
dapat dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat
kelas.9
1. Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan
7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm
8 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018 (http://bsnpindonesia.org/standar-isi/), hlm. 2
9 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 5.
5
No.
1.
Tingkat Kompetensi
Tingkat Pendidikan
Jenjang Pendidikan
TK/RA
Anak
Tingkat Pendidikan
2.
3.
SD/MI/SDLB/Paket A
SMP/MTS/SMPLB/Paket
Dasar
4.
Tingkat Pendidikan
B
SMA/MA/SMALB/Paket
Menengah
C
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi
yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat
spesifik untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan
Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi.
Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan untuk
menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata
pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi
digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan
kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.10
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah
menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan
untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat)
dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi
Inti (KI).
10 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 4
6
Berikut uraian revisi Kompetensi Inti Tingkat Pendidikan
Dasar (Kelas I – IV):11
Kompetensi Inti
Sikap Spiritual
Deskripsi Kompetensi
1. Menerima, menjalankan,
dan
menghargai ajaran agama yang
Sikap Sosial
dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung
berinteraksi
jawab
dengan
dalam
keluarga,
teman, guru, dan tetangga, dan
Pengetahuan
negara.
3. Memahami pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif pada tingkat dasar
dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
Keterampilan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir
dan bertindak:
11 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 6
7
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang
estetis,
dalam
mencerminkan
gerakan
anak
yang
sehat,
dan
tindakan yang mencerminkan perilaku
anak
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya.
2. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi pada
SD/MI/SDLB/ PAKET A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B,
SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.
Tingkat
Kompetensi
dan
ruang
lingkup
materi
diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam
Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2),
ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan: 12
1) Muatan Pendidikan Agama Islam
2) Muatan
Pendidikan
Kewarganegaraan
pada
Indonesia
pada
SD/MI/SDLB/PAKET A
3) Muatan
Bahasa
SD/MI/SDLB/PAKET A
4) Muatan Matematika pada SD/MI/SDLB/PAKET A
12 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/), hlm. 13
8
5) Muatan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
pada
Sosial
pada
Prakarya
pada
SD/MI/SDLB/PAKET A
6) Muatan
Ilmu
Pengetahuan
SD/MI/SDLB/PAKET A
7) Muatan
Seni
Budaya
dan
SD/MI/SDLB/PAKET A
8) Muatan
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
dan
Kesehatan pada SD/MI/SDLB/PAKET A.13
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
1. Kerangka Dasar
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum
menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum,
sumber
dan
isi
dari
kurikulum,
proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:14
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual
dan
kecemerlangan
akademik
melalui
13 Uraian lebih rinci mengenai tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi yang
diterapkan untuk setiap muatan terlampir di Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, hlm 13168
14 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
diakses pada 8 April 2018
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf) , hlm. 4
9
pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum
berbasis
kompetensi
(competency-based
curriculum). Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan
yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan
hasil
belajar
seluruh
peserta
didik
menjadi
hasil
kurikulum.15
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
15 Ibid., hlm 6
10
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.16
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang
harus
pembelajaran.
ditempuh
oleh
Kedalaman
peserta
muatan
didik
kurikulum
dalam
dalam
kegiatan
setiap
kedalaman pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan local dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.17
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi
inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti
menggunakan notasi sebagai berikut:18
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap
sosial;
3.
Kompetensi
Inti-3
(KI-3)
untuk
kompetensi
inti
Inti-4
(KI-4)
untuk
kompetensi
inti
pengetahuan; dan
4.
Kompetensi
keterampilan.
16 Ibid., hlm 6
17 Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm. 450
18 Ibid., hlm 6
11
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.
KI
KI Kelas II
KI Kelas III
Kelas I
1. Menerima dan
1. Menerima dan
1. Menerima dan
menjalankan
menjalankan
menjalankan
ajaran
ajaran
ajaran
agama
agama
agama
yang dianutnya
2.
Memiliki
yang dianutnya
2.
Memiliki
yang dianutnya
2.
Memiliki
perilaku
jujur,
perilaku
perilaku
disiplin, tanggung
disiplin,
disiplin,
jawab,
santun,
tanggung jawab,
tanggung jawab,
peduli,
dan
santun,
santun,
percaya
diri
dan percaya diri
dan percaya diri
dalam
dalam
dalam
berinteraksi
berinteraksi
berinteraksi
dengan keluarga,
dengan keluarga,
dengan keluarga,
teman, dan guru
3.
Memahami
teman, dan guru
3.
Memahami
teman, dan guru
3.
Memahami
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
faktual
faktual
cara
dengan
mengamati
jujur,
peduli,
dengan
jujur,
peduli,
dengan
cara mengamati
cara mengamati
[mendengar,
[mendengar,
[mendengar,
melihat,
melihat,
melihat,
membaca]
dan
membaca]
dan
membaca]
dan
menanya
menanya
menanya
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
ingin
ingin
dirinya, makhluk
tentang dirinya,
tentang dirinya,
ciptaan
makhluk ciptaan
makhluk ciptaan
Tuhan
Tuhan
Tuhan
dan kegiatannya,
tahu
dan
12
tahu
dan
dan benda-benda
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
yang dijumpainya
benda-benda
benda-benda
di rumah dan di
yang
yang
sekolah
dijumpainya
di
dijumpainya
di
rumah
di
rumah
di
dan
dan
sekolah
4. Menyajikan
sekolah
4. Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
dalam
faktual
dalam
faktual
dalam
bahasa yang jelas
bahasa
yang
bahasa
yang
dan logis, dalam
jelas dan logis,
jelas dan logis,
karya
yang
dalam
karya
dalam
karya
estetis,
dalam
yang
estetis,
yang
estetis,
gerakan
yang
dalam
gerakan
dalam
gerakan
4.
Menyajikan
mencerminkan
yang
yang
anak sehat, dan
mencerminkan
mencerminkan
dalam
anak sehat, dan
anak sehat, dan
yang
dalam tindakan
dalam tindakan
mencerminkan
yang
yang
perilaku
anak
mencerminkan
mencerminkan
beriman
dan
perilaku
anak
perilaku
anak
beriman
dan
beriman
dan
tindakan
berakhlak mulia
berakhlak mulia
1.
KI Kelas IV
Menerima,
1.
KI Kelas V
Menerima,
berakhlak mulia
1.
KI Kelas VI
Menerima,
menjalankan, dan
menjalankan,
menjalankan,
menghargai
dan menghargai
dan menghargai
ajaran
ajaran
ajaran
agama
yang dianutnya
2. Menunjukkan
agama
yang dianutnya.
2. Menunjukkan
13
agama
yang dianutnya.
2. Menunjukkan
perilaku
jujur,
perilaku
disiplin, tanggung
disiplin,
disiplin,
jawab,
santun,
tanggung jawab,
tanggung jawab,
peduli,
dan
santun,
santun,
percaya
diri
dan percaya diri
dan percaya diri
dalam
dalam
dalam
berinteraksi
berinteraksi
berinteraksi
dengan keluarga,
dengan keluarga,
dengan keluarga,
teman, guru, dan
teman, guru, dan
teman, guru, dan
tetangganya
tetangganya
tetangganya
3.
Memahami
jujur,
peduli,
s
perilaku
jujur,
peduli,
erta cinta tanah
serta cinta tanah
air.
3.
air.
3.
Memahami
Memahami
pengetahuan
pengetahuan
pengetahuan
faktual
faktual
faktual
dengan
cara
mengamati
dan
menanya
dengan
dengan
cara mengamati
cara mengamati
dan
dan
menanya
menanya
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
ingin
ingin
dirinya, makhluk
tentang dirinya,
tentang dirinya,
ciptaan
makhluk ciptaan
makhluk ciptaan
dan kegiatannya,
Tuhan
Tuhan
dan benda-benda
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
yang dijumpainya
benda-benda
benda-benda
di
yang
yang
Tuhan
rumah,
sekolah
di
dan
tempat bermain
4.
Menyajikan
pengetahuan
tahu
dan
tahu
dan
dijumpainya
di
dijumpainya
di
rumah,
di
rumah,
di
sekolah
dan
sekolah
dan
tempat bermain
4. Menyajikan
tempat bermain
4. Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
14
faktual
dalam
faktual
dalam
faktual
dalam
bahasa yang jelas,
bahasa
yang
bahasa
yang
sistematis
dan
jelas, sistematis
jelas, sistematis
logis,
dalam
dan logis, dalam
dan logis, dalam
karya
yang
karya
yang
karya
yang
estetis,
dalam
estetis,
dalam
estetis,
dalam
gerakan
yang
gerakan
yang
gerakan
yang
mencerminkan
mencerminkan
mencerminkan
anak sehat, dan
anak sehat, dan
anak sehat, dan
dalam
dalam tindakan
dalam tindakan
yang
yang
yang
mencerminkan
mencerminkan
mencerminkan
perilaku
anak
perilaku
anak
perilaku
anak
beriman
dan
beriman
dan
beriman
dan
tindakan
berakhlak mulia
berakhlak mulia
berakhlak mulia
b. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi
waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan
matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut:19
MATA
PELAJARAN
Kelompok A
1. Pendidikan
Kelas dan Alokasi Waktu Per Minggu
I
II
II
I
V
I
V
V
I
4
4
4
4
4
4
Budi Pekerti
2. PPKn
3. Bahasa
5
8
5
9
6
10
5
7
5
7
5
7
Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu
5
-
6
-
6
-
6
3
6
3
6
3
Agama dan
19 Ibid., hlm 9
15
Pengetahuan
Alam
6. Ilmu
-
-
-
3
3
3
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
Kesehatan
Jumlah Alokasi
3
3
34
36
3
36
Waktu Per
0
2
Pengetahuan
Sosial
Kelompok B
1. Seni Budaya
dan Prakarya
2. Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan
6
Minggu
c. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu
tahun pembelajaran.20
1) Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.
2) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam
pembelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam
pembelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam
pembelajaran.
5) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36
jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran
adalah 35 menit.
d. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
20 Ibid., hlm 10
16
matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:21
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial
dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan
dalam rangka menjabarkan KI-4.22
e. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan
Kurikulum
2013
pada
Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran
dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI. Matapelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematikterpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai matapelajaran ke dalam berbagai tema. 23
D. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki sejumlah perubahan dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Karena perubahan ini, maka diperlukan sejumlah persiapan yang
harus dilakukan oleh tiap-tiap pengelola satuan pendidikan, mulai dari kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Secara umum, elemen perubahan
dalam kurikulum 2013 meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Isi, dan Standar Penilaian.24
21 Uraian lebih rinci mengenai Kompetensi Dasar terlampir di Salinan Lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013Tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah , hlm 11-132
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2013.pdf
22 hlm. 11- 131
23 Ibid., hlm 132
24 Abdul Madjid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 35.
17
Secara khusus, elemen perubahan pada kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
(terutama pada mata pelajaran non-pendidikan agama Islam dan budi pekerti)
lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankan pada
jenis penilaian nontes dan portofolio. Dalam implementasi kurikulum yang
berbasis kompetensi dan karakter ini, murid MI idealnya tidak lagi banyak
menghafal, karena kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan peserta
didik yang memiliki budi pekerti atau karakter yang baik, sebagai bekal untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya. 25
1. Perubahan Muatan Kurikulum
Pemerintah berupaya mengurangi muatan kurikulum, dengan
kebijakan pengurangan jumlah mata pelajaran. Sistem pengelompokkan
mata pelajaran pada KTSP 2006 juga diubah seiring perubahan SKL
yang mengacu pada kompetensi inti: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3)
keterampilan. Untuk KTSP 2006, pada Lampiran Permendiknas No. 22
Tahun 2006 dinyatakan bahwa Standar Isi untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d.
Kelompok mata pelajaran estetika;
e.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.26
Pada KTSP 2006 semua mata pelajaran berdiri sendiri secara
terpisah (kecuali tematik kelas I-III SD). Dari standar isi tersebut,
diklasifikasi menjadi 10 mata pelajaran di SD, 12 mata pelajaran di SMP,
dan 16 mata pelajaran di SMA kelas X. Sedangkan pada Kurikulum 2013,
pengelompokkan seperti di atas tidak berlaku lagi. Semua mata pelajaran
terikat satu sama lain dengan mendukung kompetensi inti. Perubahan
standar isi masing-masing jenjang pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
25 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm 13.
26Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
18
1) Standar Isi Kurikulum SD/MI
Di SD, IPS dan IPA direncanakan menjadi materi ajar (tema)
atau diintegrasikan pada mata pelajaran lain, melalui pembelajaran
tematik integratif. Sehingga jumlah mata pelajaran berkurang dari 10
matapelajaran menjadi 8 matapelajaran. Kebijakan ini diikuti
peraturan bagian inti RPP memuat (1) sikap, (2) pengetahuan, (3)
keterampilan.
Di satu sisi, rencana ini meringankan beban belajar siswa.
Namun
di
sisi
lain,
akan
menyulitkan
siswa,
khususnya
pengintegrasian IPA. Tidak ada masalah jika mata pelajaran IPS
dijadikan tema pembelajaran PPKn, dalam Bahasa Indonesia, Seni
Budaya dan Prakarya, atau Agama, atau mata pelajaran lainnya. Hal
ini akan mendukung terciptanya kompetensi secara utuh antara sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Dasar pemikirannya sebagai berikut:
(a) Pengintegrasian IPS ke dalam PPKn [atau mata pelajaran
lainnya] membuka peluang agar siswa belajar PPKn [atau mata
pelajaran lain secara kontekstual. Pancasila-- sebagai jiwa mata
pelajaran PPKn-- adalah manifestasi nilai-nilai sosio-kultural
dan ekonomi Indonesia yang dapat diterima secara universal.
Tema-tema sosial berada dalam jangkauan aplikasi nilai-nilai
Pancasila. Kehadiran IPS dan PPKn sebagai mata pelajaran
terpisah
dalam
ketumpangtindihan
KTSP
materi
2006
sebenarnya
ajar. Ada
menimbulkan
materi
IPS
yang
dibicarakan lagi di PPKn. Sebaliknya materi PPKn ada yang
dibahas lagi dalam IPS. Di Indonesia, tidak mungkin dilakukan
kebijakan mengintegrasian mata pelajaran PPKn, sebab
Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi entitas tersendiri
dalam dunia pendidikan Indonesia.
Demikian juga, tema-tema sosial dapat dengan mudah
diintegrasikan dalam matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya
dan Prakarya, atau matapelajaran lainnya. Kenyataan misalnya,
19
matematika selalu menjadikan tema sosial sebagai bidang
terapannya. Demikian juga, dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
selain wacana IPA, pembelajaran Bahasa Indonesia juga sering
menggunakan kutipan wacana/teks bertema sosial sebagai materi
pelajaran.
Dengan
demikian,
pengintegrasian
IPS
akan
mendorong pembelajaran realistik atau pembelajaran kontekstual.
Pengintegrasian ini tidak mengurangi kesempatan siswa
untuk memeroleh kajian ilmu sosial. Materi IPS yang tidak
tercakup dalam tematik Matematika atau Bahasa Indonesia, atau
mata pelajaran lainnya dapat dikosentrasikan di PPKn.
(b) Pengintegrasian IPA akan menyulitkan siswa dalam memahami
materi pelajaran.
Bagaimana pun, konsep IPA adalah suatu konsep fisik alam.
Domain konsep IPA adalah tubuh manusia, tumbuhan, hewan,
zat-zat kimia, gejala-gejala alam, dan antariksa. Walaupun sering
ada tema-tema IPA dijadikan materi kajian Bahasa Indonesia,
namun ada istilah IPA yang membingungkan siswa SD karena
memiliki makna berbeda dalam Bahasa Indonesia. Contoh: gaya
dan daya. Berbeda dengan IPS, materi IPA cenderung lebih rumit.
Ada
sebagian materi IPA yang sulit ditematikkan ke Bahasa
Indonesia atau mata pelajaran lain.
Merupakan hal yang sangat sulit jika harus melakukan
percobaan IPA/eksperimen IPA sekaligus berusaha memahami
materi Bahasa Indonesia atau materi pelajaran lainnya. Contoh:
eksperimen rangkaian listrik, gejala kemagnetan, pelarutan zat,
dan sebagainya. Perlu konsentrasi khusus bagi siswa untuk
mempelajarinya. Dapat diduga bahwa siswa SD sulit memahami
konsep IPA sekaligus
konsep Bahasa Indonesia [atau konsep
mata pelajaran lain] dalam satu pembelajaran yang sama.
Apalagi jika konsep IPA dijadikan tema dalam matematika.
Sementara materi matematika itu sendiri sangat abstrak dan
20
dianggap sulit. Walaupun ada sebagian materi IPA yang selama
ini merupakan tema dalam pelajaran matematika. Misalnya teori
kecepatan dan debit. Jadi pada kurikulum 2013, IPA sebaiknya
tetap berdiri sendiri.27
2. Dari segi penyusun Kurikulum
KTSP disusun oleh Pihak Sekolah sebagai satuan pendidikan
dengan acuan Standar Isi (dari Delapan Standar Pendidikan) yang
dibuat oleh BSNP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan. Pada kuriulum 2013
kegiatan
pengembangan
silabus
beralih
menjadi
kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Dengan
demikan isi dari materi pelajaran yang bersifat nasional akan identik di
seluruh Indonesia sesuai Standar Isi pendidikan nasional.
Untuk menghindari pengembangan bahan ajar yang tidak
sesuai psikologi perkembangan siswa, pemerintah mengadakan bukubuku pelajaran. Dengan demikian kontrol pemerintah terhadap kasus
materi ajar yang salah dapat dihindari.
Pada KTSP 2006, tiap mata pelajaran memiliki beberapa Pokok
Bahasan. Pada tiap pokok bahasan ini ditentukan Standar Kompetensi
Lulusan nasional yang hendak dicapai siswa. Dari pokok bahasan
akan dipilah-pilah oleh pihak sekolah menjadi
beberapa Standar
Kompetensi/ Kompetensi Dasar. Inilah yang menjadi standar isi
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Jadi, kompetensi dasar siswa
diturunkan dari materi pelajaran.
27Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013” dalam
http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-antara-ktsp.html diakses tanggal
08 April 2016 pukul 19.16 WIB.
21
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan
kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan
pendidikan dan program pendidikan.
2. Ruang lingkup standar isi meliputi tingkat kompetensi dan ruang
lingkup materi.
3. Kerangka Dasar
kurikulum berdasarkan pada landasan Filosofis,
landasan Teoritis, dan landasan Yuridis. Sedangkan Struktur Kurikulum
terdiri dari Kompetensi Inti, Mata Pelajaran, Beban Belajar,
Kompetensi Dasar, dan Muatan Pembelajaran
4. Perubahan Standar Isi KTSP 2006 Menjadi Kurikulum 2013 meliputi
peubahan muatan kurikulum, dari segi penyusun kurikulum dan
Pengembangan Kompetensi dan Mata Pelajaran kurikulum 2013.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada 22 Maret 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/),
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah,
diakses
pada
8
April
2018
(http://direktori.madrasah.kemenag.go.id/media/files/Permendikbud67TH2
013.pdf)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, diakses pada 7 April 2018
(http://bsnp-indonesia.org/standar-isi/)
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pres.
Sebastian Fedi, “Perbandingan Standar Isi antara KTSP dan Kurikulum 2013”
dalam
http://tyanfedi.blogspot.co.id/2013/10/perbandingan-standar-isi-
antara-ktsp.html diakses tanggal 08 April 2018 pukul 19.16 WIB.
Madjid, Abdul. (2014).
Pembelajaran Tematik Terpadu,, Bandung: Remaja
Rosdakarya,.
Prastowo, Andi. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI,
Jakarta: Kencana.
23