BAB I PENDAHULUAN - Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah
(Depkes RI, 2004).Sejalan dengan era globalisasi, demokratisasi, hak asasi dan pelestarian
lingkungan hidup telah menjadi tuntutan dunia yang semangkin
mendesak.Keterikatan Indonesia dengan berbagai komitmen Internasional salah satu Millennium Development Goals (MDGs).Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium
Development Goal’s (MDG’s).Menurut MDGs dan sesuai dengan target nasional yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari Angka Kematian Ibu pada tahun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 per 100.000 yang ingin dicapai pada tahun 2015.
Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu target tersebut (Sunita, 2011).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata- mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Piem, 2009).
Dimulai dari konsepsi hingga melahirkan, ibu dan anak merupakan satu kesatuan yang erat dan tak terpisahkan.Kesehatan ibu, fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya.Agar bayi yang sehat dapat dilahirkan dengan selamat, satu-satunya jalan yang dapat ditempuh hanyalah melalui pemeliharaan kesehatan ibu.Pengalaman dari beberapa generasi menunjukan bahwa kerawanan dan ketergantungan janin pada ibu mengarah pada adanya kebutuhan dan perawatan khusus selama kehamilan (Sastro, 2011).
Nutrisi dan gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi seorang ibu hamil. Karena makanan yang dikonsumsi ibu bukanlah untuk ibu sendiri tetapi di asup pula oleh sang jabang bayi. Penataan gizi pada ibu hamil adalah untuk menyiapkan cukup kalori, protein yang bernilai biologis tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, serta plasenta. Perencanaan gizi untuk ibu hamil berbeda dengan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, zat besi 200-300%. Bahan pangan yang digukan harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati), susu dan olahnya, roti dan bijian, buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, sayur berwarna hijau tua dan, buah dan sayur lainnya (Arisman, 2009).
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari pada laki-laki karena terjadi menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30 sampai dengan 40 mgr. disamping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemia (Manuaba, 2009).
Kesehatan ibu selama kehamilan dan persalinan memiliki resiko untuk mengalami komplikasi, baik komplikasi langsung dan tidak langsung.Saat kehamilan terjadi ibu dianjurkan melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan.Agar mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan nantinya.Selama kehamilan kebutuhan gizi ibu hamil harus terpenuhui, seperti makanan yang mengandung zat besi, agar perkembangan kesehatan bayi dan janin baik, sehingga komplikasi tidak terjadi akibat kurang gizi (Sastro, 2011).
Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya Angka kematian ibu (AKI) yaitu 307/100.00 kahiran hidup (SDKI, 2003). Tingginya angka tersebut disebabkan antara lain oleh keadaan kesehatan dan gizi ibu yang rendah selama masa hamil, terlihat dengan masih banyaknya kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil yaitu 63,5%. Salah satu faktor masih tingginya anemia, kurangnya pengetahuan disini adalah ketidaktahuan akan tanda- tanda, gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh anemia akibatnya kalaupun individu tersebut terkena anemia ia tidak merasa dirinya “sakit”(Mardiwiono, 2009).
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi.Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.Penyebabnya karena kurangnya asupan zat besi dalam makanan gangguan resopsi, gangguan penggunaan atau perdarahan.Frekuensi anemia dalam kehamilan di dunia cukup tinggi berkisar antara 10% dan 20% (Prawirohardjo, 2009).
Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas.Pengaruh anemia saat kehamilan dapat berupa abortus, persalinan kurang bulan, ketuban pecah dini (KPD).Pengaruh anemia saat persalinan dapat berupah partus lama, gangguan his kekuantan mengedan serta kala uri memanjang sehingga dapat terjadi retensio plasenta.Pengaruh anemia saat nifas salah satunya perdarahan post partum, infeksi nifas dan penyembuhan luka perineum lama (Madiwiono, 2009).
Suplementasi pemberian tablet tambahan darah dalam program pengagulangan anemia gizi telah diuji secara ilmia efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis dan ketentuan. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil yang menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata. Faktor yang mempengaruhui adalah kepatuhan minum tablet tambahn darah yang tidak optimal dan status ibu sebelum hamil sangat rendah, sehingga jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan Hemoglobin (Hb) dan simpanan besi (Depkes RI, 2005).
Menurut World Health Organization (WHO) kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai 87% dengan menetapkan Hb 11 gr/% sebagai dasarnya. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 24% kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat pada ibu hamil merupakan predisposes anemia divisiensi di Indonesia. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo swie menemukan angka anemia kehamilan 3,8% (Manuaba, 2010).
Berdasarkan data dari Health Nutrition and Poplation Statistics diperoleh prevalensi anemia pada ibu hamil di beberapa Negara tahun 2005. Prevalensi anemia
38,2%, Arap Saudi 32%, Korea Selatan 22,6%, Korea Utara 22,6%. Prevalensi terendah di Asia yaitu Jepang 14,8% (Nationsencyclopedia, 2009).
Hasil survei pada ibu hamil tahun 2008 di Propinsi Sumatera Utara diketahui Kabupaten Langkat, angka kejadian anemia sebesar 72,3%, yang disebabkan oleh ibu hamil yang tidak mengkonsumsi zat besi, ibu yang hamil yang mengkonsumsi zat besi tercatat 23,15% dari ibu hamil, pada tahun 2007 Dinas Kesehatan Langkat melakukan survei anemia di 24 Kecamatan ditemukan ibu hamil dengan anemia sebesar 55,13%
Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%.Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhui syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan persalianan berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Suprapto, 2010).
Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia adalah kurang gizi, selain itu pada ibu hamil disebabkan karena kehamilan berulang dalam waktu yang singkat, cadangan zat besi ibu sebenarnya belum pulih, terkuras oleh keperluan janin yang dikandung berikutnya (Hadianah, 2014).
Anemia pada kehamilan merupakan masala nasional karena mencerminkan nilai kesejateraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.Anemia pada ibu hamil disebut “potential danger to
mother and child” (potensial membahayakan pada ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010).
Penanggulangan masalah kejadian anemia saat ini terfokus pada pemberian tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2010). Ibu hamil mendapatkan tablet zat besi 90 tablet selama kehamilannya tetapi ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi baru mencapai 60% (Depkes RI, 2007).
Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negarif terhadap janin yang dikandung dari ibu dalam kehamilan, persalianan maupun nifas yang diantaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR) , partus premature, abortus, perdarahan postpartum, partus lama. Hal ini berkaitan dengan banyak faktor antara lain, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan. (Prawirohardjo, 2009).
Menurut penelitian Amiruddin 2009, secara umum ada tiga penyebab anemia yaitu kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi yang tidak cukup dan penyerapan yan tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui sedangkan faktor-faktor predisposisi yang dianggap berperan dalam menyebabkan anemia adalah pendidikan, umur ibu, pekerjaan, paritas dan jarak kehamilan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Amiruddin di Puskesmas Bantimurung Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan bahwa anemia terjadi pada umur ibu kurang dari 25 tahun (70,4%) lebih dari 35 tahun (50,5%), jarak kehamilan < 2 tahun (66,1%), sedangakan paritas > 3 orang (54,5%) (Amiruddin, 2009).
Berdasarkan survei awal pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung tahun 2014, dari beberapa ibu hamil yang berumur < 20 tahun di wawancarai mengatakan bahwa dalam perolehan tablet zat besi (Fe) yang diberikan, tidak dikonsumsi secara baik dengan alasan ketidaktahuan mereka dari manfaat tablet zat besi (Fe) untuk dirinya yang sedang hamil maupun manfaat untuk janin yang dikandungannya serta ada juga ibu hamil yang mengatakan sering lupa mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) tersebut danbeberapa ibu hamil yang ditemui masih dijumpai ibu yang mengalami gejala anemia dengan tanda-tanda lemah, letih, lesu, pucat, mata berkunang-kunang dari posisi duduk ketika akan berdiri saat sedang bekerja.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung tahun 2015 ”.
1.2.Rumusan Masalah
Masih terdapatnya Kejadian Anemia Pada Ibu Hamildi Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung tahun 2015 ”.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan
Tembung tahun 2015”.
1.3.2. Tujuan khusus 1.
Untuk mengetahui distribusi proporsi kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan pengetahuan, umur, jarak kehamilan, paritas, perolehan tablet zat besi (Fe) yang diterima dan yang dikonsumsi, dan dukungan sosial (suami dan teman) di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
3. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
4. Untuk mengetahui hubungan paritas dengankejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
5. Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengankejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
6. Untuk mengetahui hubungan perolehan tablet zat besi (Fe) yang di terima dan di konsumsi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
7. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial (suami dan teman)dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung 2015.
1.4.Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung untuk peningkatan kesehatan ibu hamil di masa yang akan datang, agar tidak terjadi anemia pada saat hamil.