BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) - Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan ( Knowledge)

  Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

  Menurut Notoatmodjo, ( 2003 : 128 ), pengetahuan mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : a.

  Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh yang dipelajari atau rangsangan yang diterima, oleh sebab itu “ tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

  b.

  Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya c.

  Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  d.

  Analis (Analysis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  e.

  Sintesis (Syntesis) Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulir baru dari formulasi- formulasi yang telah ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.

  f.

  Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada, misalnya dapat menjelaskan perubahan pada masa nifas. pada pertanyaan yang menyangkut tentang pengetahuan, maka pada jawaban yang diberikan kepada responden akan diberikan ketentuan : a.

  Menentukan nilai terbesar dan terkecil Nilai terbesar : 10 Nilai terkecil : 0 b. Menentukan nilai rentang ( R )

  Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil = 10 – 0 = 10 c. Menentukan nilai panjang kelas ( i )

  

10

Panjang kelas ( i ) = = = 3,3 = 3

  

3

d.

  Menentukan kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai Kategori baik : apabila responden menjawab benar skor 7-10 Kategori cukup : apabila responden menjawab benar skor 4-6 Kategori kurang: apabila responden menjawab benar skor 0-3

2. Sikap ( Attitude)

  Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek (Notoatmdjo : 2003 : 130). Dalam bagian lain Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen (Notoatmodjo : 2003 : 131-132) yakni : 1.

  Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

  2. Kehidupan emosional atau evolusi emosional terhadap suatu objek.

  3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) Ketiga komponen ini secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh

  (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi yang memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terjadi dari berbagai tingkatan. Tingkatan sikap : a.

  Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  b.

  Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

  c.

  Menghargai (Valuating) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

  d.

  Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya. Segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

  Cara menghitung sikap yaitu dengan menggunakan skala likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya. (Hidayat. 2007. hlm. 102).

  Pertanyaan positif Nilai Pertanyaan Negatif nilai Dengan pertanyaan : 10 Dengan pertanyaan : 10 Sangat setuju : 4 Sangat setuju : 1 Setuju : 3 Setuju : 2 Tidak setuju : 2 Tidak setuju : 3 Sangat tidak setuju : 1 Sangat tidak setuju : 4 Sikap positif 26- 40 Sikap negatif 10 - 25 Penilaian kategori : sikap positif dan negatif sesuai pengelompokan skor yaitu : Sikap positif : jika responden mendapatkan skor dengan nilai 26-40 Sikap negatif : jika responden mendapatkan skor dengan nilai 10-25

B. Masa Nifas

  1. Pengertian Masa Nifas

  Dalam bahasa latin waktu tertentu setalah melahirkan anak ini disebut puerperium yakni dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.Jadi, Puerperium berarti masa setelah melahirkan.

  Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

  Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

  Batasan waktu nifas yang paling singkat ( minimum ) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah sudah tidak keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari (Wulandari. 2011. hlm. 1).

  2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

  Semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang kebidanan maupun dibidang-bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan-kegiatan itu terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian.

  Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24jam pertama.

  Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dlam 4 minggu selelah persalinan dan 60% kematian BBl terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan dan asuhan pada ibu dab bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.

  Adapun tujuan dari perawatan nifas ini adalah : a.

  Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan : 1)

  Penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan 2)

  Menghilangkan terjadinya anemia 3)

  Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi 4)

  Selain hal-hal diatas untuk mengembalikan kesehatan umum ini diperlukan pergerakan otot yang cukup, agar tonus otot menjadi lebih baik, peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan mengadakan metabolisme lebih cepat.

  b.

  Untuk mendapatkan kesehatan emosi c. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi d.

  Untuk memperlancar pembentukan air susu ibu e. Agar penderita dapat melaksanakan perawatan sampai masa nifas selesai, dan dapat memelihara bayi-bayi dengan baik, agar pertumbuhan dan perkembangan bayi normal.

3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

  Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah memberikan perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara partnersip dengan ibu.

  Selain itu juga dengan cara : a.

  Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas b.

  Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah d.

  Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

  4. Tahapan Masa Nifas

  Nifas dibagi dalam 3 periode : a.

  Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan barjalan-jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

  b.

  Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetal yang lamanya 6-8 minggu.

  c.

  Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

  5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

  Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

  Frekuensi kunjungan masa nifas Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8

  1. jam setelah persalinan Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

  2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut 3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

  4. Pemberian ASI awal 5.

  Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

  6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi

  7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi lahir utuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2 6 hari setelah persalinan

  2. Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal tidak ada bau

  3. Menilai adanya tanda-tanda demam 4.

  Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat

  5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda penyulit 6. Memberikan konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

  3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan ) 4 6 minggu setelah persalinan

1.

menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami

  

2.

memberikan konseling KB secara dini

  Tujuan kebijakan tersebut adalah: 1.

  Untuk menilai kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

  2. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu dan bayinya.

  3. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas.

  4. Menangani berbagai masalah yang timbul dan gangguan kesehatan ibu maupun bayinya pada masa nifas.

C. Metode Kanguru

1. Pengertian Metode Kanguru

  Metode Kanguru dikenal juga dengan sebutan perawatan skin to skin, metode kanguru adalah cara yang sederhana untuk merawat bayi baru lahir dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayinya (Maryunani. 2013. hlm. 195).

  Hal-hal yang berkaitan dengan metode kanguru,antara lain : a.

  Cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi), dilakukan secara tegak / vertikal di dada antara kedua payudara ibu (ibu bertelanjang dada) kemudian diselimuti.

  b.

  Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dan bayinya secara berkelanjutan, terus-menerus dan dilakukan sejak dini.

  c.

  Mengutamakan pemberian ASI eksklusif. d.

  Metode kanguru dimulai di rumah sakit / pelayanan kesehatan, kemudian dapat dilanjutkan di rumah.

  e.

  Dengan metode kanguru bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.

  f.

  Metode kanguru ini lebih efektif untuk menghindari berbagai stres yang dialami BBLR selama perawatan diruang perawatan intensif.

2. Sejarah Penerapan Metode Kanguru a.

  Penelitian oleh Rey dan Martinez (1979 ) Pada tahun 1979,Rey dan Martinez memperkenalkan metode kanguru pertama kali di Bogota,Colombia,Amerika Latin.

  Dalam hal ini, Rey dan Martinez menyatakan bahwa skin to skin contact ( kontak kulit ke kulit ) dapat meningkatkan kelangsungan hidup bayi, terutama yang mengalami BBLR atau prematur (Anik M, 2013. hlm.

  196). Berikut ini adalah tabel adanya peningkatan kelangsungan hidup BBLR yang diteliti oleh Rey dan Martinez :

  No Berat Badan Byi Sebelum Metode Sesudah Metode kanguru (%) Kanguru (%) 1 501-1000 gram

  72 2 1001-1500 gram

  72

  89 Disebut metode kanguru karena cara ini meniru binatang kanguru yang

  biasanyan melahirkan bayi imatur dan menyimpan bayinya dikantung ibunya untuk mencegah kedinginan. Binatang kanguru dipilih sebagai model perawatan bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dengan berat badan rendah,karena bayi yang dilahirkan oleh kanguru biasanya imatur karena tidak mempunyai plasenta.

  Untuk melindungi bayinya yang imatur tersebut, maka induk kanguru memasukkan bayinya kedalam kantung tubuhnya, yang berfungsi untuk:

1. Termoregulator bayinya 2.

  Menyusui bayinya 3. Melindungi bayinya b. Penelitian Bauer K, dkk ( 1970 )

  Bauer K, dkk telah melakukan penelitian pada bayi-bayi prematur yang stabil dan tanpa komplikasi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram, umur kurang 1 minggu, yang dilakukan perawatan kontak kulit ke kulit selama 1 jam bergantian dengan perawatan dalam inkubator yang lamanya juga 1 jam. Hasil penelitian Bauer K, tersebut selama perawatan kulit ke kulit di dapatkan hasil sebagai berikut:

  No Hal-hal yang diteliti Hasil

  1 Suhu rektal dan suhu kulit perifer Rata-rata suhu rektal 0,2 ᴼC dan suhu kulit perifer 0,6 ᴼC selama perawatan kulit ke kulit lebih tinggi dari pada suhu selama perawatan inkubator.

  

2 Kebutuhan oksigen Selama perawatan kulit ke kulit, kebutuhan oksigen kulit yaitu 6,1 (0,9 ml/kg per menit) lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan oksigen perawatan bayi dalam inkubator, yaitu 5,8 (0,8 ml/kg per menit). c.

  Penelitian di Sulawesi dan Sumatra Utara Pada penelitian ini yang dilakukan di dua profinsi ini,dilakukan studi tentang implementasi penerimaan wanita terhadap perawatan metode kanguru. Hasilnya adalah ternyata perawatan metode kanguru dapat dilaksanakan karena:

1. Secara budaya dapat diterima 2.

  Memberi hasil yang cukup baik terhadap bayi BBLR, yakni terutama dari perkembangan suhu tubuh bayi dan kenaikan berat badan bayi.

3. Manfaat Metode Kanguru Bagi Bayi Baru Lahir, terutama BBLR No Manfaat Bukti Penelitian Yang Terkait

  

1. Pemakaian kalori berkurang Aktivitas dan frekuensi menangis

berkurang sehingga pemakaian kalori berkurang

  

2. Terjadi stabilisasi pernafasan dan Pernafasan dan denyut jantung bayi

denyut jantung bayi relatif terdapat dalam batas normal

  3. Terjadi stabilisasi suhu BBLR lebih cepat mencapai suhu 36,5 ᴼC terutama dalam waktu 1 jam pertama

  

4. BBLR menetek dengan baik dan BBLR menetek dengan baik dan

lebih lama lebih lama, sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan bayi

  

5. Kenaikan berat badan bayi lebih Meningkatkan berat badan bayi

baik lebih cepat

  

6. Waktu tidur bayi lebih lama Waktu tidur bayi lebih lama, yang

antara lain ditandai dengan jumlah terbangun lebih sedikit

7. Mengurangi kejadian infeksi Menurunkan infeksi nasokomial, penyakit berat.

  

8. Bayi merasa aman dan nyaman Bayi lebih tenang dan rileks sebagai

akibat kontak langsung dengan orang tuanya

  4. Manfaat Metode Kanguru bagi Ibu No Manfaat Bukti Penelitian

  

1. Ibu lebih percaya diri, pengaruh Pengaruh psikologis terhadap orang

psikologis tua lebih baik karena timbul rasa percaya diri, kepuasan, ketenangan dan perasaan senang

  

2. Menghemat biaya rumah tangga Mempermudah pemberian ASI dan

menikmati keuntungan ASI yang menyehatkan bayi

  

3. Keluarga (ibu dan ayah) lebih siap Mereka lebih yakin dalam merawat

merawat bayinya bayi mereka karena sudah mendapatkan kesempatan yang barharga, mencurahkan kasih sayang, dan berpartisipasi aktif dalam marawat bayi mereka

  5. Manfaat Metode Kanguru bagi Ayah a.

  Ayah memiliki peranan yang lebih besar dalam perawatan bayinya.

  b.

  Metode kanguru dapat meningkatkan hubungan antara ayah dan bayinya.

  6. Manfaat Metode Kanguru bagi Petugas Kesehatan a.

  Efisiensi tenaga karena ibu lebih banyak merawat bayinya.

  b.

  Beban kerja petugas berkurang ibunya merawat bayinya sendiri.

  c.

  Petugas kesehatan dapat melakukan tugas lain yang membutuhkan perhatian petugas.

7. Jenis Metode Kanguru

  Terdapat 2 jenis metode kanguru, yang disebut metode kanguru intermiten dan metode kanguru kontinyu, yang dijelaskan sebagai berikut : a.

  Metode Kanguru Intermiten 1.

  Metode ini biasanya dilakukan di fasilitas unit perawatan khusus 2. Metode ini tidak diberikan sepanjang waktu 3. Metode ini hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator.

  4. Metode intermiten dapat dimulai pada bayi yang sakit.

  b.

  Metode kanguru kontinyu 1.

  Metode ini bisa dilakukan di unit rawat gabung.

  2. Metide ini diberikan sepanjang waktu.

  3. Pada bayi sakit, metode kontinyu dapat diterapkan apabila kondisi bayi harus dalam keadaan stabil.

  4. Bayi harus dapat bernafas secara alami tanpa bantuan oksigen.

  8. Lama dan Jangka Waktu Penerapan Metode Kanguru a.

  Secara bertahap lama waktu penerapan metode kanguru ditingkatkan dari : 1.

  Mulai dari perawatan yang belum menggunakan perawatan metode kanguru.

  2. Di lanjutkan dengan metode kanguru intermiten.

  3. Kemudian di ikuti dengan perawatan metode kanguru kontinyu.

  b.

  Kontak waktu yang singkat, kurang dari 60 menit, karena dapat menyebabkan bayi stres. Perlu di carikan strategi apabila ibu tidak ada atau berkegiatan lain sehingga tidak bisa melakukan metode kanguru, antara lain :

  1. Apabila bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka sebaiknya bayi di letakkan di inkubator.

  2. Apabila bayi telah dilakukan pemulangan, maka anggota keluarga lain dapat menggantikan ibu dalam melaksanakan metode kanguru.

  c.

  Penggunaan metode kanguru dihentikan jika bayi sudah tidah membutuhkan lagi, apabila :

  1. Minimal berat badan bayi > 2500 gram.

  2. Suhu stabil 37 ᴼC.

  3. Menetek kuat seperti bayi yang sehat.

  9. Kriteria Pelaksanan Metode kanguru, antara lain : a.

  Bayi prematur.

  b.

  Berat badan bayi kurang dari atau sama dengan 1800 gram.

  c.

  Bayi mampu bernafas sendiri.

  d.

  Bayi tidak mengalami kegawatan dalam pernafasan dan sirkulasi.

  e.

  Bayi tidak mengalami kelainan bawaan yang barat.

  10. Kriteria Keberhasilan Metode Kanguru a.

  Suhu badan bayi stabil dan optimal.

  b.

  Mampu menetek.

  c.

  Produksi ASI cukup.

  d.

  Kenaikan berat badan bayi stabil.

  e.

  Bayi tumbuh dan berkembang optimal.

  11. Sebab Keberhasilan Metode Kanguru a.

  Bayi seperti dalam kandungan dan dapat mendengarkan detak jantung ibu, suara ibu, memudahkan reflek menghisap, merasa terlindungi. b.

  Mencegah bayi dari cahaya yang terlalu terang, udara yang berhembus semilir.

  c.

  Mendapat keuntungan dirawat tegak dan tengkurap, tidur lebih lelap.

  12. Strategi untuk Memulai Metode Kanguru a.

  Pertama-tama, harus ada kemauan ibuuntuk melaksanakan metode kanguru.

  b.

  Perlu pengaturan waktu untuk melaksanakan metode kanguru,harus tersedia waktu yang penuh, anggota keluarga yang lain dapat menawarkan kontak kulit yang intermiten.

  c.

  Perlu memperhatikan kesehatan umum ibu.

  d.

  Ibu di sarankan untuk memakai pakaian yang longgar dan dari bahan yang ringan untuk dipakai.

  e.

  Ibu diharapkan untuk mengajak pasangannya (suami) atau anggota keluarga lainnya.

  f.

  Perlu disediakan ruangan yang nyaman dan hangat.

  g.

  Ibu dan pasangan / anggota keluarga dekat perlu diberikan penjelasan mengenai metode kanguru.

  13. Empat Komponen Metode Kanguru

  Terdapat empat komponen metode kanguru yang perlu dipahami oleh petugas kesehatan, yakni : a.

  Posisi kanguru, adanya kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada ibu dan perut ibu dalam baju kanguru.

  b.

  Nutrisi, yaitu pemberian ASI eksklusif.

  c.

  Dukungan, yaitu memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi.

  d.

  Pemulangan.

  14 . Langkah-langkah melakukan metode kanguru a.

  Letakkan bayi di antara payudara ibu dengan kaki bayi di bawah payudara ibu dan tangan bayi di atasnya.

  b.

  Kulit bayi harus melekat pada dada ibu dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi (kiri / kanan).

  c.

  Gunakan baju kanguru / selendang / kain panjang untuk membungkus bayi.

  d.

  Letakkan bagian tengah kain menutupi bayi di dada ibu.

  e.

  Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di bawah lengannya ke punggung ibua.

  f.

  Silangkan ujung kain di belakang ibu, bawa kembali ujung kain ke depan.

  g.

  Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.

  h.

  Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus ke atas hanya sampai telinga bayi.

D. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

  1. Pengertian BBLR

  Sarwono Prawirohardjo, BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Anik Maryunani. Buku Saku Asuhan Bayi Dengan BBLR. 2013. 22 )

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi BBLR a.

  Status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan b.

  Periode gestasi paling sedikit 8 bulan, jarak paling ideal antara 18-36 bulan, jika pernah terjadi komplikasi.

  c.

  Umur ibu, antara 20-35 tahun umur-umur paling baik untuk kehamilan. d.

  Jarak kehamilan terlalu pendek e. Kehamilan ganda ( Gameli ) f. Anemia g.

  Merokok