Pengetahuan Orang tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG METODE KANGURU PADA BAYI PREMATUR DI RSU DR PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2010
OLEH : YULI ANGGRAINI
NIM : 095102029
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 0
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG METODE KANGURU PADA BAYI PREMATUR DI RSU Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2010
Yang Menyatakan
(3)
Judul : Pengetahuan Orang tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2010
Nama : Yuli Anggraini
NIM : 095102029
Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU
Pembimbing Penguji
... ...Penguji I (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep) (dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG)
...Penguji II
(Farida. L.S.Siregar, S. Kep, Ns, M.Kep)
...Penguji III (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M.Kep)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan kelulusan Sarjana Sains Terapan D-IV Bidan Pendidik.
... ... (Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep) (dr. Murniati Manik, MSC, SpKK)
NIP. 19740505 200212 2001 NIP. 19530719 198003 2001
Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana Program D-IV
(4)
ABSTRAK
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Yuli Anggraini
Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
xi + 32 hal + 3 tabel + lampiran + 1 skema Abstrak
Metode kanguru adalah suatu metode yang dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur yang pelaksanaannya dilakukan dengan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik di rumah sakit maupun di rumah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan pada Maret – Juni 2010. Populasi sebanyak 30 orang tua yang mempunyai bayi prematur dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden dalam kategori baik adalah 18 orang (60%), pengetahhuan dalam kategori cukup adalah 12 orang (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua tentang metode kanguru baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan kepada orang tua tentang metode kanguru sehingga metode kanguru ini dapat diketahui dan dimengerti oleh orang tua secara keseluruhan
Kata kunci : Pengetahuan orang tua, Metode Kanguru Daftar Pustaka (1996 – 2009)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
berjudul “Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan”.
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan sasaran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.K.K, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai.
4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik
(6)
7. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam melakukan penelitian.
8. Ayahanda dan Ibunda, serta kakak, dan adik yang telah memberikan dukungan,
semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman- teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini selesai.
10. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal Alamin.
Medan, Juni 2009 Peneliti,
(Yuli Anggraini)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 5
A. Pengetahuan... 5
1. Defenisi Pengetahuan ... 5
2. Tingkatan Pengetahuan ... 5
B. Bayi Prematur ... 6
1. Pengertian Bayi Prematur ... 6
2. Tanda-tanda Bayi Prematur ... 7
3. Masalah Bayi Berat Lahir Rendah ... 8
4. Dasar Perawatan Bayi Prematur ... 8
C. Metode Kanguru dalam Perawatan Bayi Prematur ... 10
1. Komponen Metode Kanguru ... 11
2. Manfaat Metode Kanguru ... 12
(8)
4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan ... 13
5. Persiapan Untuk Melakukan Metode Kanguru ... 14
6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru ... 14
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 16
A. Kerangka Konseptual ... 16
B. Defenisi Operasional ... 17
BAB IV METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
B. Populasi dan Sampel ... 19
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
D. Pertimbangan Etika Penelitian ... 20
E. Instrumen Penelitian ... 20
F. Prosedur Pengumpulan Data ... 22
G. Analisis Data ... 23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25
1. Karakteristik Responden ... 25
2. Pengetahuan Responden ... 26
B. Pembahasan ... 28
1. Karakteristik Responden ... 28
2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur ... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31
B. Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR SKEMA
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel defenisi Operasional……… 17 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan Tahun 2010... 25 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan
Tentang Metode Kanguru di RSU Dr. Pirngadi
Kota Medan Tahun 2010... 26 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tentang Metode Kanguru di RSU Dr. Pirngadi
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed consent) 2. Kuesioner Penelitian
3. Uji Validitas : Content Validity Index
4. Surat Izin Pernyataan Editor Bahasa Indonesia
5. Master Data
6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik
7. Surat Balasan Penelitian dari RSU Dr. Pirngadi Kota Medan 8. Surat telah selesai melakukan penelitian
9. Daftar konsultasi 10.Jadwal penelitian
(12)
ABSTRAK
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Yuli Anggraini
Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
xi + 32 hal + 3 tabel + lampiran + 1 skema Abstrak
Metode kanguru adalah suatu metode yang dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur yang pelaksanaannya dilakukan dengan kontak langsung antara kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik di rumah sakit maupun di rumah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan pada Maret – Juni 2010. Populasi sebanyak 30 orang tua yang mempunyai bayi prematur dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan responden dalam kategori baik adalah 18 orang (60%), pengetahhuan dalam kategori cukup adalah 12 orang (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua tentang metode kanguru baik. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan kepada orang tua tentang metode kanguru sehingga metode kanguru ini dapat diketahui dan dimengerti oleh orang tua secara keseluruhan
Kata kunci : Pengetahuan orang tua, Metode Kanguru Daftar Pustaka (1996 – 2009)
(13)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung kepada kesejahteraan ibu termasuk kesehatan gizi. Krisis ekonomi yang terjadi disuatu negara dapat berdampak pada masalah kekurangan gizi terutama ibu hamil, pada keadaan ini diprediksikan kasus Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) makin tinggi. Bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gr atau BBLR merupakn salah satu faktor penyebab kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Dimana bayi yang lahir dengan BBLR harus mendapatkan perawatan khusus ( Utami, 2006, hlm. 12 ).
Salah satu penyebab kematian BBLR adalah hipotermia. Hipotermi bisa terjadi karena evaporasi yaitu menguapnya cairan ketuban dari kulit bayi, radiasi yaitu kehilangan panas karena terpapar dengan benda yang lebih dingin dibanding tubuh bayi, konduksi yaitu bayi ditempatkan dekat dengan benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, dan konveksi yaitu kehilangan panas karena udara di sekitar tubuh bayi lebih dingin ( Depkes RI, 2004 ).
Kematian bayi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh hipotermi sebesar 24,2 %, asfiksia 30,3%, infeksi 28,6%, dan selebihnya disebabkan oleh sebab yang lainnya ( Pd.Persi, 2007 )
Pencegahan hipotermi di rumah sakit dilakukan dengan mengunakan inkubator. Namun dalam penggunaannya dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat serta, logistik. Selain itu penggunaan inkubator dinilai
(14)
menghambat kontak dini antara ibu dan bayi dan menghambat dalam pemberian ASI. Serta berakibat buruk juga bagi ibu karena dapat menurunkan rasa percaya diri ibu dan tidak terampil dalam merawat anaknya, sehingga muncullah suatu metode yang mampu menggantikan incubator sebagai salah satu metode dalam merawat bayi khususnya bayi premature yang di kenal dengan nama metode kanguru ( Rosi, 2009 ).
Pada tahun 1978, kangaroo Mother Care (KMC) atau Metode Kanguru (MK) pertama kali dikembangkan oleh Dr Edgar Rey di Bogota, Colombia. Saat itu cara ini dilakukan untuk mengatasi penuhnya rumah sakit, kelangkaan fasilitas dan sumberdaya untuk merawat BBLR. Istilah KMC atau MK dipakai karena cara perawatan ini menyerupai perawatan bayi oleh binatang kanguru dimana bayi kurang bulannya ditaruh pada kantong di perut induknya. Hal ini dimaksudkan agar bayi itu tetap hangat serta dekat dengan putting susu sehingga dapat menetek setiap saat ( Perinasia, 2003, hal 2 ).
Negara-negara berkembang sangat dianjurkan mengadopsi metode ini mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Tentu saja pelaksanaannya disupervisi oleh tenaga kesehatan. Dengan bantuan UNICEF cara perawatan ini dikenalkan ke berbagai negara berkembang bahkan negara maju termasuk Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Swedia, dan Belanda menggunakan metode ini sebagai alternatif penggunaan inkubator dan humanisasi proses persalinan dalam konteks prematuritas (Nakita, 2007, hlm. 7).
Di Indonesia Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial juga telah mengembangkan kebijakan pelayanan kesehatan neonatal esensial. Salah satu komponennya adalah perawatan neonatal dasar, dimana hipotermi merupakan salah satu bagiannya. Kebutuhan sosialisasi direspon dengan dikembangkannya program video metode kanguru sebagai penunjang pelatihan perawatan neonatal dasar. Video ini
(15)
berjudul “ perawatan bayi lekat” dan diproduksi oleh Studio Pusat Yogjakarta dengan bantuan teknis dari FKM UI bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (Nakita, 2007, hlm. 10).
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1996-1997 oleh Perkumpulan Perinatologi Indonesia ( PERINASIA ) bekerja sama dengan Unit Pelatihan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran serta Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial meneliti penerimaan wanita pedesaan terhadap metode kanguru di tiga daerah yaitu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, Kabupaten Ojan Komering Sulawesi Selatan dan Kabupaten Maros. Untuk memperkenalkan mula-mula dilakukan pelatihan, hasilnya secara umum wanita pedesaan menerima metode kanguru hampir semua ibu melaksanakan, mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berpendapat metode kanguru membuat bayi lebih tenang, banyak tidur dan banyak menyusu (Nakita, 2007, hlm. 10).
Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 20 Oktober 2009 dengan wawancara kepada 10 orang tua yang mempunyai bayi berat lahir rendah, 7 orang mengatakan tidak tahu tentang metode kanguru dan manfaatnya untuk bayi prematur. Alasannya mereka tidak pernah mendengar dan melihat bagaimana metode kanguru itu dilakukan, dan 3 orang mengatakan mereka tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukannya karena alasan pekerjaan. Pada tanggal 21 Oktober 2009 berdasarkan informasi yang diperoleh dari pegawai bidan di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa belum pernah metode kanguru ini dilakukan di rumah sakit ini.
Dari uraian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.
(16)
B. Rumusan Masalah
Suatu metode perawatan bayi prematur yang harus diketahui oleh orang tua yaitu metode kanguru yang mampu menjamin bayi untuk mendapatkan kehangatan, ASI, cinta, dan proteksi ibu yang selanjutnya akan menjamin tumbuh kembang bayi secara optimal sehingga mampu menurunkan angka kematian neonatal. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan orang tua tentang manfaat metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan periode 2009/2010.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Organisasi Ikatan Bidan Indonesia ( IBI)
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi organisasi IBI tentang penerapan metode kanguru pada bayi prematur.
(17)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai metode kanguru pada bayi prematur. c. Bagi orang tua
Sebagai sumber informasi tentang metode kanguru pada bayi prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Heri, 2009, hlm. 194).
(18)
Menurut Heri (2009, halm.195-196) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
a. Tahu (know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan, dan meramalkan.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
(19)
seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
B. Bayi Prematur
1. Pengertian bayi prematur
Bayi kurang bulan (prematur) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu. Sebagian bayi prematur belum siap hidup di luar kandungan dan mendapatkan kesulitan untuk mulai bernafas, minum, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat. Prematur di bagi dalam tiga kategori : prematur ekstrim apabila kurang dari 28 minggu, sangat prematur antara 28-32 minggu, prematur antara 32-37 minggu (Buku acuan manajemen BBLR, 2007, hlm. 3).
Bayi yang dilahirkan prematur biasa terjadi secara alamiah atau pun buatan Salah satu penyebab bayi lahir prematur karena pecah ketuban, trauma, atau gizi sang ibu buruk.Usia ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun) dan konsumsi obat tertentu, rokok, dan alkohol (Manajemen BBLR, 2007, hlm.3).
(20)
Dalam Perinasia (2003, hlm. 2) bayi prematur yang dilahirkan dalam usia gestasi < 37 minggu mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan prematuritas, antara lain : sindrom ganguuan pernafasan idiopatik (penyakit membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleks menelan dan batuk belum sempurna, pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan), hiperbilirubinia karena fungsi hati belum matang, hipotermi.
2. Tanda-tanda bayi kurang bulan
Tanda-tanda bayi kurang bulan antara lain : Kulit tipis dan mengkilap, tulang rawan telinga sangat lunak, lanugo banyak terutama pada punggung, jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik, pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun, rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk (Manajemen BBLR, 2007, hlm. 6).
3. Masalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Dalam manajemen BBLR (2007, hlm. 5) menyebutkan bahwa masalah bayi berat lahir rendah antara lain yaitu : 1) asfiksia, bayi berat lahir rendah bisa kurang, cukup, atau lebih bulan. Semuanya berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga mengalami asfiksia lahir. 2) gangguan nafas, gangguan nafas yang sering terjadi pada BBLR lebih bulan adalah aspirasi mekonium. BBLR mengalami gangguan nafas harus segera dirujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. 3) hipotermi, karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir belum matang.
(21)
Metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit membantu BBLR tetap hangat. 4) hipoglikemia, karena hanya sedikitnya simpanan energi pada bayi baru lahir dengan
berat badan lahir rendah. 5) masalah pemberian ASI, karena ukuran tubuh BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. BBLR sering mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tapi sering. 6) infeksi, karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang. Keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR menjadi kuning lebih awal dan lebih lama dari bayi yang cukup beratnya. 7) masalah perdarahan, berhubung dengan belum matangnya sistem pembekuan darah saat lahir. Beri vitamin k, injeksi intra muscular dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri setelah melakukan resusitasi.
4. Dasar Perawatan Bayi Prematur 4.1. Prenatal dan persalinan
Perawatan bayi prematur dilakukan layaknya bayi masih di dalam uterus sebelum kelahiran bayi. Dengan tindakan-tindakan ini kita dapat mencegah penyulit-penyulit, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, misalnya : pemberian kartikosteroit pada ibunya ( sebelum bayi lahir ) untuk mempercepat maturasi paru-paru sehingga Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) dapat dicegah, nutrisi dan keseimbangan cairan dan elektrolit ibu harus dijaga baik agar fungsi plasenta terjamin, obat-obatan pada ibu harus diperhatikan betul sehingga dengan masuknya obat-obatan sedative dapat kita awasi, mengingat rapuhnya tubuh bayi prematur, maka harus dihindari atau dibatasi trauma waktu persalinan dengan episiotomi dan sebagainya “ minimal handing” juga harus diterapkan pada bayi-bayi yang kecil ini setelah kelahirannya (Perinasia, 2003, hlm.6).
(22)
4.2. Pernafasan
Bayi premature sering dilahirkan dalam keadaan asfiksia. Menjadi perioritas untuk segera melakukan resusitasi. Mengingat kemungkinan timbulnya penyulit pada sistem pernafasan maka pengawasan ketat di perlukan untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya serangan apnea serta timbulnya RDS (Respiratory Distress Syndrome) (Perinasia, 2003, hlm.6).
4.3. Suhu tubuh
Bayi prematur secara fisiologis sulit mempertahankan suhu tubuhnya, mudah
terjadi hipotermia segera setelah lahir tetapi juga mudah mengalami hipertermia (Perinasia, 2003, hlm.6).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah : luasnya permukaan tubuh menyebabkan mudah kehilangan panas melalui kulit dikarenakan luasnya area permukaan tubuh bayi, maka dibanding bayi normal bayi prematur mempunyai lebih sedikit simpanan lemak subkutan, bayi prematur mempunyai sedikit atau tidak mempunyai cadangan makanan yang berbentuk glikogen dalam hati, kemampuan bayi prematur untuk berkeringat serta pusat termoregulasi bayi-bayi ini belum sempurna maka bila suhu sekitarnya terlalu tinggi bayi akan mengalami hipotermia. Bayi kecil kurang bulan dapat mengalami kehilangan panas tubuh melalui 4 jalan, yaitu : radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Radiasi terjadi ketika bayi mengeluarkan panas kelingkungan yang lebih dingin. Konveksi terjadi ketika bayi kehilangan panas karena aliran udara dan evaporasi terjadi ketika panas hilang melalui penguapan air dalam tubuh bayi. Kondisi bayi yang demikian disebut hipotermia ( Perinasia, 2003, hlm.7 ).
(23)
Air susu ibu atau ASI bayi prematur dipertimbangan sebagai pilihan terbaik untuk nutrisi enternal dan disarankan karena mempunyai susunan yang paling sesuai untuk pencernaan dan pertumbuhan bayi prematur. ASI memberikan pengaruh protektif melawan infeksi, ASI mengandung zat-zat kekebalan, dan dengan memberikan ASI akan memperbaiki hubungan psikologis antara bayi dan ibunya. Pada bayi prematur sering terjadi gangguan hisap untuk itu ASI dapat diberikan dengan cara memerasnya
untuk diberikan ke bayi dan di lakukan sesering mungkin agar pasokan ASI terjaga ( Perinasia, 2003, hlm.9 ).
4.5. Infeksi
Karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang, keluarga dan tenaga kesehatan yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain dengan mencuci tangan dengan baik ( Perinasia, 2003, hlm.12 ).
C. Metode Kanguru dalam Perawatan Bayi Prematur
Teknik kanguru merupakan sebuah metode perawatan yang tersedia secara universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit, menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi ( Bregman, 2005 ).
Teknik kanguru adalah kontak langsung dengan kulit ibu dan bayi prematur yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi ( Aldy, 2005 ).
1. Komponen Metode Kanguru
(24)
a. Posisi kanguru
Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari.
b. Nutrisi kanguru
Makanan yang terbaik untuk bayi prematur adalah ASI. Pemberian ASI bisa
secara langsung kalau bayi sudah siap. Cara lain untuk ASI yang diperas bisa diberikan dengan gelas, sendok, spuit bilamana bayi belum siap menghisap.
c. Dukungan kanguru
Dengan metode ini diharapkan rasa cemas ibu akan berkurang dan tumbuh rasa percaya diri ibu. Untuk itu di perlukan dukungan dari keluarga, masyarakat sekitarnya, dan yang sangat penting dari petugas kesehatan. Dukungan di sini bisa dalam bentuk dukungan emosi, fisik, dan pendidikan.
d. Pemulangan
Selama masih dalam perawatan, ibu diperkenalkan dengan metode kanguru dengan harapan dia paham dan mau melakukan perawatan bayi dengan metode ini. Bayi yang di rawat dengan metode kanguru akan pulang lebih awal dan biaya yang di keluarkan lebih rendah serta beban tugas kesehatan menjadi lebih ringan ( Perinasia, 2003, hlm. 2-3 ).
(25)
Adapun manfaat dalam metode kanguru, bagi bayi yaitu : suhu tubuh stabil ( 36,5-37 ˚ C ), detak jantung janin relatif stabil sekitar 140-160/menit, tidur lebih lelap,
kenaikan berat badan lebih cepat, jarang timbul infeksi yang serius, dan bayi di perlakukan lebih manusiawi; bagi ibu : berkurangnya stres, merasa lebih percaya diri, mampu merawat bayi kecil, merasa diberdayakan dalam perawatan bayinya, terjalinnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi, meningkatkan pemberian ASI; bagi petugas kesehatan : kebutuhan tenaga dan peralatan bisa lebih ditekankan, bayi bisa di pulangkan lebih awal, biaya perawatan lebih murah, beban petugas dalam merawat bayi menjadi lebih ringan.
3. Waktu untuk Memulai Metode Kanguru
Metode kanguru bisa dimulai apaabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat. Pada bayi normal metode ini bisa dimulai segera setelah pemotongan tali pusat dan perawatan tali pusat. Untuk bayi prematur yang sering terjadi komplikasi maka sebaiknya ditunda sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat yang tepat untuk memulai metode ini sangat individual tergantung umur kehamilan, berat lahir, umur postnatal, beratnya penyakit yang diderita bayi dan kondisi ibu. WHO (2002) membuat pedoman berdasarkan berat badan dan umur kehamilan yaitu : bayi dengan berat 1800 gram atau lebih, dengan umur kehamilan > 30-34 minggu, perlu dilakukan perawatan khusus terlebih dahulu setelah kondisi bayi membaik maka bisa dilakukan metode kanguru. Berat badan 1200-1799 gram, dengan umur kehamilan 28-32 minggu harus dirujuk sebelum lahir dan perlu waktu seminggu atau lebih untuk bisa memulai metode ini. Berat badan < 1200 gram, umur kehamilan < 30 minggu membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memulai metode ini ( Perinasia, 2003, hlm.4 ).
(26)
4. Lamanya Metode Kanguru Dilakukan
Berdasarkan lamanya metode ini dilakukan metode kanguru dibagi menjadi intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih memerlukan perawatan konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk beberapa saat dirawat dengan metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke inkubator. Usahakan pada awalnya jangan kurang dari 60 menit dengan posisi kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontinyu berarti dilakukan berangsur-angsur sampai 24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila akan mengganti popok, perawatan tali pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu, bayi dibungkus rapat agar tidak kedinginan atau bisa diserahkan pada suami, nenek, atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah, rewel, selalu bergerak saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi setelah bayi mencapai berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 40 minggu (Perinasia, 2003, hlm.5).
(27)
5. Persiapan yang Diperlukan untuk Melakukan Metode Kanguru
Persiapan yang dilakukan untuk melakukan metode kanguru menyangkut 3 hal, yaitu : 1) ibu dan bayi : kondisi dan keberadaan ibu setelah melahirkan merupakan persyaratan utama. Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu dan mau melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dan dalam keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru. Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian yang khusus, Hanya ibu harus mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diiluar baju ibu bisa diikat dengan kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa bernafas. 2) tempat atau instansi : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat pelayanan persalinan di tingkat paling bawah (rumah bersalin, Polindes, Puskesmas dengan perawatan) sampai rumah sakit rujukan. Harus ada kebijakan tertulis di tingkat nasional, daerah, dan institusi yang bersangkutan dari pimpinan yang menyatakan metode kanguru sebagai salah satu metode alternatif bagi perawatan bayi prematur. Perlu dilakukan evaluasi atas pelaksanaan metode ini. 3) dukungan lingkungan : untuk keberhasilan metode ini diperlukan dukungan dari petugas selama masih berada di rumah sakit. Di rumah dukungan pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk
banyak istirahat, tidur yang cukup, aktivitasnya hanya yang berkaitan dengan bayinya ( Perinasia, 2003, hlm.5 ).
6. Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru
Petunjuk pelaksanaan metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu mengenakan baju kanguru atau baju biasa yang terbuka didepan. 2) bayi diletakkan
(28)
tegak diantara kedua payudara ibu. 3) kepala bayi dipalingkan ke arah kiri atau kanan, sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi. 4) kenakan kancing baju ibu. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain panjang yang melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini dipertahankan terus baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring. Bila ibu berbaring hendaknya tempat tidur di bagian hulu ditopang dengan bantal sehingga posisi kepala bayi lebih tinggi dari badannya. Ini diperlukan agar bayi tidak muntah ( Perinasia, 2003, hal. 6 ).
(29)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikai bagaimana pengetahuan orang tua terhadap metode kanguru pada bayi prematur. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah :
Skema 1. Skema Kerangka Konsep Pengetahuan orang tua yang
mempunyai bayi prematur
Kategori : - Baik - Cukup - Kurang baik
(30)
B. Defenisi Opersional No Variabel
penelitian
Defenisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan Kemampuan
orang tua di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan yang mempunyai bayi prematur untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian, komponen, manfaat, persiapan, dan pelaksanaan metode kanguru pada bayi prematur Kuesioner dengan 20 pertanyaan pengetahuan Pengisian kuesioner oleh responden dengan cara melingkari jawaban yang dianggap benar
1. Kurang = bila responden menjawab benar pertanyaan sebanyak 0-6.
2. Cukup = bila responden menjawab benar pertanyaan sebanyak 7-13.
3. Baik = bila responden menjawab benar pertanyaan sebanyak 14-20 Ordinal
2 Pendidikan Jenjang
pendidikan orang tua di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan yang mempunyai bayi prematur dari tingkat yang rendah ke tingkat yang tinggi untuk menyelesaikan suatu
pendidikan
Kuesioner Responden
melingkari pendidikan yang sesuai dengan pendidikan responden
1 = Pendidikan Dasar (SD, SMP) 2 = Pendidikan
Menengah (SMU, SMK) 3 = Perguruan
Tinggi 4 = Tidak
sekolah
Ordinal
3 Pekerjaan Kegiatan yang
dilakukan orang tua di RSU Dr Pirngadi Kota Medan yang
Kuesioner Responden
melingkari pekerjaan yang sesuai dengan
1 = IRT 2 = PNS 3 = Karyawan
(31)
mempunyai bayi prematur setiap harinya untuk kehidupannya pekerjaan responden
4 Sumber
Informasi
Segala sesuatu yang dapat digunakan oleh orang tua di RSU DR Pirngadi Kota Medan yang mempunyai bayi prematur untuk dijadikan perantara dalam memperoleh informasi
Kuesioner Responden
melingkari sumber informasi yang sesuai dengan sumber informasi yang diperoleh responden
1 = Media cetak 2 = Media
elektronik 3 = Orang lain
(32)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan priode Maret sampai Juni 2010 sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara total sampling yaitu sampel yang diambil adalah dari seluruh populasi di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebanyak 30 orang dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu :
1. Orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
2. Bersedia menjadi responden
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSU DR Pirngadi Kota Medan di ruang nifas yaitu ruang V, alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah peneliti sebelumnya telah
(33)
melakukan survei pendahuluan dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan merupakan daerah yang mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam pengumpulan data. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Juni 2010.
D. Pertimbangan Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Direktur Utama RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dan Kepala Bagian Ruang Nifas RSU DR Pirngadi Kota Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data- data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada dan dikonsulkan ke pembimbing untuk
(34)
mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian pertama adalah data demografi, sedangkan bagian kedua adalah kuesioner untuk mengidentifikiasi pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur yang berisi 20 pertanyaan . Untuk menentukan kategori tingkat pengetahuan orang tua tersebut maka digunakan rumus :
- Menentukan nilai rentang ( R )
Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20 – 0
= 20
- Menentukan nilai panjang kelas ( i )
Panjang Kelas ( i ) = Rentang ( R ) / banyaknya kelas = 20 / 3
= 6,6
- Menentukan skor kategori
Kurang = 1+ 6,6 = 7,6 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 1-7 ) Cukup = 7,6 + 6,6 = 14,2 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 7-14 ) Baik = 14,2 + 6,6 = 20,8 ( bila responden benar menjawab pertanyaan 15-20 )
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 2.1 Uji Validitas
Instrumen dikatakan valid apabila instrumen sebagai alat ukur, benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoadmojo, 2002). Uji validitas kuesioner ini dilakukan dengan mengunakan metode uji validitas isi yaitu mensyaratkan bahwa instrumen dibuat mengacu pada isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Danim,
(35)
2003). Uji validitas ini dilakukan content validity oleh ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kes. Didapatkan nilai 0,80.
2.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen menggambarkan stabilitas dan konsistensi jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya lebih dari 0,6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden yang mempunyai karakteristik yang sama sesuai dengan sampel yang diteliti di RS Imelda Medan. Lalu data diolah dengan mencari nilai koefisien reliabilitas, maka didapatkan nilai alpha cronbach = 0,765 (Riyanto, 2009).
F. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di RSU Dr. Pirngadi kota Medan. Surat izin tersebut pertama sekali diberikan ke bagian tata usaha RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, kemudian disampaikan kebagian Kopitekes, dan diserahkan kebagian SMF OBGIN RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, yang selanjutnya diberikan kepada Direktur RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Selanjutnya peneliti melaksanakan pengumpulan data ke ruang nifas RSU Dr. Pirngadi Kota Medan untuk memperoleh data ibu nifas yang mempunyai bayi prematur. Setelah mendapatkan data yang cukup untuk dijadikan sampel dalam penelitian maka peneliti datang menemui orang tua yang mempunyai bayi prematur
(36)
untuk menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent dan memberikan kuesioner kepada responden. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dengan cara melingkari jawaban yang dianggap benar oleh responden. Responden diberikan waktu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam pengisian kuesioner tersebut peneliti mendampingi responden agar mempermudah responden untuk menjawab pertanyaan yang kurang jelas. Setelah lembar kuesioner di isi oleh orang tua, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut. Dari 30 orang responden, ada 3 orang responden yang tidak mau menandatangani informed concent dengan alasan takut kalau kuesioner yang mereka isi akan bermasalah di kemudian hari . Dalam melakukan pengumpulan data ini dalam satu hari peneliti bisa mendapatkan responden 1 sampai 2 orang responden.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing yaitu mengecek kelengkapan karakteristik responden serta memastikan semua jawaban telah diisi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan seluruh pertanyaan yang diajukan dijawab seluruhnya oleh responden sehingga tidak perlu lagi pengambilan data ulang. coding yaitu pengkodean untuk membedakan karakter dalam rangka pengolahan data. Pengkodean dalam karakteristik responden yaitu pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Sedangkan pengkodean pada pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi kode 1, jika salah diberi kode 0. Pengetahuan baik diberi kode 3, cukup diberi kode 2, dan kurang baik diberi kode 1. Processing yaitu setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program komputerisasi. Kemudian melakukan
(37)
tehnik analisis. Tehnik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi
(38)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari - Juli 2010 terhadap 30 responden dari 30 populasi orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan pada tahun 2010
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)
Pekerjaan IRT PNS Karyawan 6 7 17 20 23,3 56,7
Jumlah 30 100
Pendidikan SD-SMP SMU Perguruan tinggi Tidak sekolah 7 16 7 - 23,3 53,3 23,3 -
Jumlah 30 100
Sumber informasi Media cetak Media elektronik Orang lain 5 8 17 16,7 26,7 56,6
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah karyawan sebanyak 17 orang (56,7%), berdasarkan pendidikan sebagaian besar pendidikan responden adalah SMU sebanyak 16 orang (53,3%), dan
(39)
berdasarkan sumber informasi sebagian besar didapat responden dari orang lain = sebanyak 17 orang (56,6%).
2. Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2
Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Responden Tentang Metode Kanguru di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
No Pertanyaan
Jawaban Responden
Jumlah Benar Salah
f % f % f %
1. Defenisi metode kanguru 22 73.3 8 26.7 30 100
2. Posisi bayi ketika metode kanguru
dilakukan
24 80.0 6 20.0 30 100
3. Metode kanguru adalah suatu metode
perawatan bayi prematur
18 60.0 12 40.0 30 100
4. Manfaat metode kanguru bagi ibu 22 73.3 8 26.7 30 100
5. Waktu untuk melakukan metode kanguru 22 73.3 8 26.7 30 100
6. Manfaat metode kanguru bagi bayi 19 63.3 11 36.7 30 100
7. Lamanya metode kanguru dilakukan untuk
pertama kalinya
21 70.0 9 30.0 30 100
8. Persiapan yang dilakukan orang tua untuk
melakukan metode kanguru
19 63.3 11 36.7 30 100
9. Di dalam pelaksanaan metode kanguru
bayi hanya menggunakan
20 66.7 10 33.3 30 100
10. Alat yang bisa digunakan dalam
melakukan metode kanguru
19 63.3 11 36.7 30 100
11 Sebelum melakukan metode kanguru apa
sebaiknya yang ibu atau bapak lakukan
21 70.0 9 30.0 30 100
12 Posisi bayi ketika melakukan metode
kanguru
19 63.3 11 36.7 30 100
13 Posisi kepala bayi sewaktu melakukan
metode kanguru
21 70.0 9 30.0 30 100
14 Mengapa kepala bayi diletakkan di dada
ibu atau bapak
19 63.3 11 36.7 30 100
15 Dapat menstabilkan suhu tubuh merupakan
manfaat metode kanguru bagi
19 63.3 11 36.7 30 100
16 Manfaat metode kanguru bagi petugas
kesehatan
21 70.0 9 30.0 30 100
17 Manfaat yang dapat diperoleh ibu dengan
memberikan dukungan untuk melakukan metode kanguru
19 63.3 11 36.7 30 100
18 Manfaat metode kanguru bagi orang tua 19 63.3 11 36.7 30 100
19 Persiapan bayi sebelum melakukan metode
kanguru
21 70.0 9 30.0 30 100
(40)
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang pengetahuan orang tua tentang metode kanguru mayoritas menjawab benar adalah pertanyaan no 2 tentang posisi bayi ketika metode kanguru di lakukan yaitu 24 orang (80,0%), pertanyaan nomor 1 tentang pengertian metode kanguru, pertanyaan nomor 4 tentang manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode kanguru bagi ibu, pertanyaan nomor 5 tentang waktu untuk melakukan metode kanguru yaitu masing-masing 22 orang (73,3%), sedangkan mayoritas responden yang menjawab salah adalah pernyataan no 3 tentang metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi yang khusus dilakukan pada bayi yaitu 12 orang (40,0%), pertanyaan nomor 6,8,10,12,14,15,17,18,20 yaitu 11 orang (36,7%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di RSU Dr Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
Kategori Frekuensi Presentasi
Cukup Baik
12 18
40% 60%
Total 30 100%
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan
responden tentang metode kanguru pada bayi prematur dalam kategori baik yaitu 18 orang (60%). Yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40%).
(41)
B. Pembahasan
Berikut ini dilakukan pembahasan karakteristik responden berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya.
1. Karakteristik Demografi Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30 responden sebagian besar pendidikan orang tua adalah pendidikan menengah yaitu SMU sebanyak 16 orang (53,3%), dan pendidikan yang paling rendah adalah pendidikan dasar yaitu SD, SMP sebanyak 7 orang (23,3%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 7 orang (23,3%).
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Notoatmodjo (2003) dalam bukunya bahwa pendidikan dapat membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti bahwa didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan atau perkembangan kearah yang lebih baik ( lebih pandai, lebih mampu, dan lebih tahu).
Menurut peneliti bahwa bukan sepenuhnya faktor utama penentu tingkat pengetahuan seseorang adalah pendidikan, karena kemampuan belajar dari diri sendirilah sebagai faktor utama untuk megetahui pengetahuan seseorang. Jadi pendidikan juga bisa didapat secara informal, yaitu berupa informasi-informasi dari orang lain atau berupa pengalaman-pengalaman yang sudah memang dapat dibuktikan kebenarannya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa dari 30 responden sebagian besar mendapatkan informasi tentang metode kanguru pada bayi prematur dari orang lain (teman, dan petugas kesehatan) sebanyak 17 orang
(42)
(56,7%), media elektronik 8 orang (26,7%), dan sumber informasi yang didapat dari media cetak hanya 5 orang (16,7%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Widyastuti (2009) dalam bukunya bahwa cara yang paling efektif untuk mendapatkan pengetahuan adalah dari orang lain. Orang lain disini bisa petugas kesehatan, teman, ataupun tetangga
2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr Pirngadi Kota Medan menunjukan bahwa sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%), paling sedikit dalam kategori cukup sebanyak 12 orang ( 40%).
Tingginya pengetahuan orang tua tentang metode kanguru dikaitkan dengan tingkat pendidikan orang tua di mana menurut Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan banyak mengetahui sesuatu dan mengerti manfaat dan kegunaan sesuatu hal karena akan beralih ketingkat pengetahuan.
Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan orang tua dalam penelitian ini dikategorikan baik dikarenakan pendidikan orang tua yang mayoritas ada pada tingkat SMU. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hurlock bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hanya saja pengetahuan orang tua dalam hal ini hanya pada tingkatan memahami saja yaitu kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan, bukan pada tingkat mengaplikasikan yaitu
(43)
kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, sehingga walaupun orang tua tahu tentang metode kanguru tetapi tidak mengaplikasikannya dalam merawat bayi prematur.
Hal ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh responden bahwa mereka lebih mempercayai tindakan medis dalam merawat bayinya dari pada menggunakan metode kanguru sebagai tindakan alternatif lain dalam merawat bayi prematur. walaupun metode ini sangat membantu bagi orang tua yang perekonomiannya rendah. Ini dikarenakan sedikitnya instansi kesehatan yang menerapkan metode ini dalam merawat bayi prematur.
Selain itu hal lain yang mempengaruhi pengetahuan orang tua adalah sumber informasi. Dalam hal ini orang tua banyak memperoleh sumber informasi dari orang lain, dan diketahui bahwa cara yang paling baik untuk mendapatkan pengetahuan adalah dari orang lain.
BAB VI
(44)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa berdasarkan karakteristik responden sebagian besar pendidikan responden adalah SMU sebanyak 16 orang (53,3%), paling sedikit berpendidikan SD dan perguruan tinggi, pekerjaan responden sebagian besar adalah karyawan sebanyak 17 orang (56,7%), paling sedikit pekerjaan responden adalah IRT sebanyak 6 orang (20%), dan sebagaian besar responden memperoleh informasi dari orang lain sebanyak 17 orang (56,6%), paling sedikit responden memperoleh informasi dari media cetak sebanyak 5 orang (16,7%), pengetahuan orang tua tentang metode kanguru pada bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan menunjukan sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60%), dan dalam kategori cukup sebanyak 12 orang (40%).
B.Saran
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Agar menerapkan metode ini sebagai salah satu metode dalam merawat bayi, khususnya bayi prematur.
2. Bagi orang tua
khususnya orang tua yang mempunyai bayi prematur yang sudah mengetahui metode kanguru ini agar dapat mengaplikasikannya dalam merawat bayi prematur.
3. Bagi Peneliti Lanjut
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini di tempat lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Rineka Cipta, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Hipotermi dan Resusitasi Bayi, Jakarta. Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.
Dekkes RI, 2005, Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta.
Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta. Salemba Medika.
Surviana, 2009, Metode Kanguru untuk Bayi Prematur. Diakses 14 September 2009 dari http : // orang – tua – anak. Infogue. Com / metode – kanguru – untuk – bayi – prematur.
Rosi, 2009. Metode Kanguru ( Tambahan ). Diakses 14 September 2009 dari http : // fandzel. Blogspot. Com / 2009/05/metode – kanguru – tambahan. Html.
Nursalam (2001). Metodologi Riset keperawatan Jakarta. CV. Infomedika
Perinasia, (2003). Metode Kanguru untuk Perawatan BBLR. Jakarta. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Roesli, Utami (2000). Perawatan BBLR Seri I. Jakarta. Trubus Agriwidya.
Riyanto, Agus (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta. Jazamedia.
(46)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
Saya mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kepada orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.
Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.
Medan, Maret 2010
Peneliti Responden
(47)
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Saudara diharapkan :
1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan melingkari jawaban yang benar
2. Semua pernyataan harus dijawab
3. Tiap pernyataan harus diisi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan kepada peneliti
7. Kuesioner data demografi
Nama inisial :
Umur :
Pekerjaan : IRT PNS Karyawan
Pendidikan : TK SMA
SD Perguruan Tinggi
SMP Tidak Sekolah
Sumber informasi : Langsung (keluarga, teman, dan petugas kesehatan
Tidak langsung (media cetak, media elektronik, media papan)
8. Pertanyaan Penelitian
1. Metode kanguru adalah…
a. Suatu metode yang di lakukan dengan kontak langsung sejak dini
b. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan
c. Suatu metode yang di lakukan untuk mencegah terjadinya sakit pada bayi
d. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan pernafasan pada bayi
(48)
2. Posisi bayi ketika metode kanguru di lakukan adalah… a. Bayi di letakkan di samping ibu
b. Bayi di letakkan dalam keadaan vertical di antara kedua payudara ibu c. Bayi di letakkan di atas perut ibu
d. Bayi di letakkan di dalam inkubator
3. Metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi yang khusus dilakukan
pada bayi……..
a. Baru lahir c.Sehat
b. Prematur d. Cacat
4. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode kanguru bagi ibu
adalah….
a. Meningkatkan pemberian ASI
b. Ibu menjadi susah tidur
c. Suami dapat mendampingi ibu setiap saat
d. Merasa gelisah
5. Kapan metode kanguru dapat dilakukan………
a. Pagi hari b. Sore hari
c. Setiap saat bila kondisi ibu dan bayi sehat
d. Malam hari
6. Manfaat metode kanguru bagi bayi adalah…..
a. Berat badan lahir rendah b. Bayi menjadi gelisah
c. Meningkatkan berat badan bayi
d. Suhu tubuh bayi tidak stabil
7. Berapa lama metode kanguru dilakukan untuk pertama kalinya…..
a. 20 menit
b. 40 menit
c. 60 menit
(49)
8. Persiapan yang dilakukan orang tua untuk melakukan metode kanguru adalah….
a. Memakai sarung
b. Memakai topi/ikat kepala
c. Memakai handuk
d. Memakai baju yang terbuka dibagian depan
9. Di dalam pelaksanaan metode kanguru bayi hanya menggunakan…..
a. Topi saja
b. Popok dan penutup kepala
c. Sarung tangan dan kaos kaki
d. Bayi dibedung
10.Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu atau bapak, maka dapat
menggunakan….
a. Kursi untuk sandaran
b. Bantal
c. Selimut
d. Kain panjang untuk mengikat
11.Sebelum melakukan metode kanguru apa sebaiknya yang ibu atau bapak
lakukan………
a. Tidur
b. Makan
c. Jalan-jalan
d. Membersihkan diri
12.Di dalam pelaksanaannya bayi diletakkan pada bagian tubuh mana……
a. Di perut
b. Di dada
c. Di samping tubuh ibu atau bapak
d. Di belakang (seperti menggendong)
13.Di dalam melakukan metode kanguru sebaiknya arah kepala bayi dalam posisi
apa …
a. Dipalingkan ke arah kiri atau kanan b. Posisi mengadah (melihat ke atas)
c. Ditekuk ke bawah
(50)
14.Mengapa kepala bayi diletakkan di dada ibu atau bapak ? a. Agar bayi tidak terjatuh
b. Agar bayi bisa mendengar detak jantung ibu atau bapak c. Agar bayi tidak ketakutan
d. Agar bayi tidak sendirian
15. Dapat menstabilkan suhu tubuh merupakan manfaat metode kanguru bagi…… a. Ibu c. Bayi
b. Petugas kesehatan d. Orang lain
16. Manfaat metode kanguru bagi petugas kesehatan yaitu... a. Petugas kesehatan merasa nyaman
b. Beban petugas kesehatan dalam merawat bayi menjadi lebih ringan c. Dapat mengurangi biaya perawatan bagi petugas kesehatan
d. Petugas kesehatan menjadi lebih terampil
17. Manfaat yang dapat diperoleh ibu dengan memberikan dukungan untuk melakukan metode kanguru yaitu...
a. Membuat ibu menjadi bingung b. Membuat rasa cemas ibu berkurang c. Menambah beban pekerjaan untuk ibu d. Membuat ibu menjadi lelah
18. Biaya perawatan lebih murah merupakan manfaat metode kanguru yang dapat dirasa oleh...
a. Ibu
b. Petugas kesehatan c. Bayi
d. Orang tua
19. Untuk memulai metode kanguru persiapan yang dibutuhkan oleh bayi yaitu... a. Baju bayi
b. Popok dan penutup kepala c. Selimut bayi
(51)
20. Metode kanguru dapat mencegah terjadinya... a. Hipotermia pada bayi
b. Cacat pada bayi c. Luka pada bayi d. Kelainan pada bayi
(1)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2010
Saya mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan Orang Tua Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kepada orang tua yang mempunyai bayi prematur di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Informasi yang saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.
Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.
Medan, Maret 2010
Peneliti Responden
(2)
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Saudara diharapkan :
1. Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan melingkari jawaban yang benar 2. Semua pernyataan harus dijawab
3. Tiap pernyataan harus diisi dengan satu jawaban
4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan kepada peneliti
7. Kuesioner data demografi
Nama inisial :
Umur :
Pekerjaan : IRT PNS Karyawan Pendidikan : TK SMA
SD Perguruan Tinggi SMP Tidak Sekolah
Sumber informasi : Langsung (keluarga, teman, dan petugas kesehatan
Tidak langsung (media cetak, media elektronik, media papan)
8. Pertanyaan Penelitian
1. Metode kanguru adalah…
a. Suatu metode yang di lakukan dengan kontak langsung sejak dini
b. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
c. Suatu metode yang di lakukan untuk mencegah terjadinya sakit pada bayi d. Suatu metode yang di lakukan untuk meningkatkan pernafasan pada bayi
(3)
2. Posisi bayi ketika metode kanguru di lakukan adalah… a. Bayi di letakkan di samping ibu
b. Bayi di letakkan dalam keadaan vertical di antara kedua payudara ibu c. Bayi di letakkan di atas perut ibu
d. Bayi di letakkan di dalam inkubator
3. Metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi yang khusus dilakukan pada bayi……..
a. Baru lahir c.Sehat b. Prematur d. Cacat
4. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan metode kanguru bagi ibu adalah….
a. Meningkatkan pemberian ASI b. Ibu menjadi susah tidur
c. Suami dapat mendampingi ibu setiap saat d. Merasa gelisah
5. Kapan metode kanguru dapat dilakukan……… a. Pagi hari
b. Sore hari
c. Setiap saat bila kondisi ibu dan bayi sehat d. Malam hari
6. Manfaat metode kanguru bagi bayi adalah….. a. Berat badan lahir rendah
b. Bayi menjadi gelisah
c. Meningkatkan berat badan bayi d. Suhu tubuh bayi tidak stabil
7. Berapa lama metode kanguru dilakukan untuk pertama kalinya….. a. 20 menit
b. 40 menit c. 60 menit d. 80 menit
(4)
8. Persiapan yang dilakukan orang tua untuk melakukan metode kanguru adalah…. a. Memakai sarung
b. Memakai topi/ikat kepala c. Memakai handuk
d. Memakai baju yang terbuka dibagian depan
9. Di dalam pelaksanaan metode kanguru bayi hanya menggunakan….. a. Topi saja
b. Popok dan penutup kepala c. Sarung tangan dan kaos kaki d. Bayi dibedung
10. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu atau bapak, maka dapat menggunakan….
a. Kursi untuk sandaran b. Bantal
c. Selimut
d. Kain panjang untuk mengikat
11. Sebelum melakukan metode kanguru apa sebaiknya yang ibu atau bapak lakukan………
a. Tidur b. Makan c. Jalan-jalan
d. Membersihkan diri
12. Di dalam pelaksanaannya bayi diletakkan pada bagian tubuh mana…… a. Di perut
b. Di dada
c. Di samping tubuh ibu atau bapak d. Di belakang (seperti menggendong)
13. Di dalam melakukan metode kanguru sebaiknya arah kepala bayi dalam posisi apa …
a. Dipalingkan ke arah kiri atau kanan b. Posisi mengadah (melihat ke atas) c. Ditekuk ke bawah
(5)
14. Mengapa kepala bayi diletakkan di dada ibu atau bapak ? a. Agar bayi tidak terjatuh
b. Agar bayi bisa mendengar detak jantung ibu atau bapak c. Agar bayi tidak ketakutan
d. Agar bayi tidak sendirian
15. Dapat menstabilkan suhu tubuh merupakan manfaat metode kanguru bagi…… a. Ibu c. Bayi
b. Petugas kesehatan d. Orang lain
16. Manfaat metode kanguru bagi petugas kesehatan yaitu... a. Petugas kesehatan merasa nyaman
b. Beban petugas kesehatan dalam merawat bayi menjadi lebih ringan c. Dapat mengurangi biaya perawatan bagi petugas kesehatan
d. Petugas kesehatan menjadi lebih terampil
17. Manfaat yang dapat diperoleh ibu dengan memberikan dukungan untuk melakukan metode kanguru yaitu...
a. Membuat ibu menjadi bingung b. Membuat rasa cemas ibu berkurang c. Menambah beban pekerjaan untuk ibu d. Membuat ibu menjadi lelah
18. Biaya perawatan lebih murah merupakan manfaat metode kanguru yang dapat dirasa oleh...
a. Ibu
b. Petugas kesehatan c. Bayi
d. Orang tua
19. Untuk memulai metode kanguru persiapan yang dibutuhkan oleh bayi yaitu... a. Baju bayi
b. Popok dan penutup kepala c. Selimut bayi
(6)
20. Metode kanguru dapat mencegah terjadinya... a. Hipotermia pada bayi
b. Cacat pada bayi c. Luka pada bayi d. Kelainan pada bayi