Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Bayi Dengan Metode Kanguru Di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN BAYI DENGAN METODE KANGURU

DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH : NIM : 121121034 JUNIKA SILITONGA

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Junika Silitonga

Nim : 121121043

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang menyatakan,

Junika Silitonga NIM. 121121034


(4)

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Bayi dengan Metode Kanguru di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013

Nama : Junika Silitonga NIM : 121121034

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2014

ABSTRAK

Salah satu asuhan yang dapat diberikan pada bayi berat lahir rendah selain inkubator adalah metode kanguru. Metode kanguru merupakan perawatan dengan kontak kulit antara ibu dan bayi yang bermanfaat untuk menstabilkan suhu tubuh dan memperbaiki keadaan umum bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan Metode Kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi berat lahir rendah dengan menggunakan metode kanguru. Sampelnya adalah ibu post partum sebanyak 30 orang yang terdapat di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 orang (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang.

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan atau informasi tentang perawatan metode kanguru.


(5)

Title : The Overview of Post Partum Mother Knowledge about Care Infants with Kangaroo Method in the General Hospital of Dr. Pirngadi in 2013

Student Name : Junika Silitonga Student Number : 121121034

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

ABSTRACT

One of the nurture that can be given to low birth weight babies in besides the incubator is a kangaroo method. Kangaroo method is a method of treatment by skin contact between mother and baby that are useful to stabilize body temperature and improve the general state of the baby. This study aims at describing the post-partum maternal knowledge about infant care with the kangaroo method in Pirngadi hospital in 2013. The method used is descriptive method used to describe the knowledge of post-partum mothers about the treatment of low birth weight infants with the kangaroo method. The sample was 30 post partum mothers in Pirngadi hospital in 2013. The results showed that the majority of respondents are less knowledgeable totaling 17 persons (56.7%) and a minority of respondents amounted to 2 people (6.7%). Based on the survey results revealed that respondents were largely less knowledgeable. It is expected to health workers to provide more counseling or information about kangaroo care method. Keywords: Knowledge, the Kangaroo Care Method


(6)

PRAKATA

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi Penelitian ini, sebagai berikut :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Pirngadi Medan yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.

3. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan masukan dalam proses pembuatan Skripsi penelitian ini.

4. Nur Afi Darti, S.Kp, M.kep selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktunya.

5. Ellyta Alzair, S.kp selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya. 6. Seluruh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara beserta staf

yang telah membantu selama proses pendidikan.

7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan bantuan, dukungan materi dan moral dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

8. Abang, kakak, dan adik saya yang telah banyak memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi Keperawatan 2012 yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua dan dapat dijadikan referensi untuk kemajuan ilmu dimasa yang akan datang. Amin.

Medan, Februari 2014 Penulis,

JUNIKA SILITONGA Nim : 121121034


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

PRAKATA ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Pertanyaan Penelitian ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1.1Perawatan BBLR ... 6

1.2Pengertian Post Partum ... 7

1.3Pengertian Metode Kanguru ... 8

1.4Pengetahuan ... 12

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL ... 17

3.1Kerangka Konsep ... 17

3.2Defenisi Operasional ... 18

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

4.1Desain Penelitian ... 19

4.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.3Lokasi danWaktu Penelitian ... 19

4.4Pertimbangan Etik ... 20

4.5Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reabilitas ... 20

4.6Rencana Pengumpulan Data ... 21


(9)

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

5.1 Hasil Penelitian ... 24

5.2 Pembahasan ... 28

BAB 6. PENUTUP ... 32

6.1 Kesimpulan ... 32

6.2 Saran ... 33 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Lembar Surat Persetujuan Komite Etik

3. Lembar Surat Survey awal dari Universitas Sumatra Utara 4. Lembar Balasan Survey awal dari Rumah Sakit

5. Lembar Surat Permohonan Pengambilan Data

6. Lembar Balasan Surat Permohonan Pengambilan Data 7. Lembar Hasil Reliabilitas Kuesioner

8. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan 9. Lembar Daftar Riwayat Hidup


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabel Defenisi Operasional……… 18 Tabel 5.1 : Karakteristik Demografi Responden tentang Perawatan Metode

Kanguru Di RS Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013………. 24 Tabel 5.2 : Distribusi Jawaban Responden tentang Perawatan Metode Kanguru di RS Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013……….. 25 Tabel 5.3 : Distribusi Pengetahuan Responden tentang Perawatan Metode

Kanguru Di RS Dr.Pirngadi Medan Tahun 2013………. 27


(11)

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Perawatan Bayi dengan Metode Kanguru di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013

Nama : Junika Silitonga NIM : 121121034

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2014

ABSTRAK

Salah satu asuhan yang dapat diberikan pada bayi berat lahir rendah selain inkubator adalah metode kanguru. Metode kanguru merupakan perawatan dengan kontak kulit antara ibu dan bayi yang bermanfaat untuk menstabilkan suhu tubuh dan memperbaiki keadaan umum bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan Metode Kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi berat lahir rendah dengan menggunakan metode kanguru. Sampelnya adalah ibu post partum sebanyak 30 orang yang terdapat di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 orang (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang.

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan atau informasi tentang perawatan metode kanguru.


(12)

Title : The Overview of Post Partum Mother Knowledge about Care Infants with Kangaroo Method in the General Hospital of Dr. Pirngadi in 2013

Student Name : Junika Silitonga Student Number : 121121034

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

ABSTRACT

One of the nurture that can be given to low birth weight babies in besides the incubator is a kangaroo method. Kangaroo method is a method of treatment by skin contact between mother and baby that are useful to stabilize body temperature and improve the general state of the baby. This study aims at describing the post-partum maternal knowledge about infant care with the kangaroo method in Pirngadi hospital in 2013. The method used is descriptive method used to describe the knowledge of post-partum mothers about the treatment of low birth weight infants with the kangaroo method. The sample was 30 post partum mothers in Pirngadi hospital in 2013. The results showed that the majority of respondents are less knowledgeable totaling 17 persons (56.7%) and a minority of respondents amounted to 2 people (6.7%). Based on the survey results revealed that respondents were largely less knowledgeable. It is expected to health workers to provide more counseling or information about kangaroo care method. Keywords: Knowledge, the Kangaroo Care Method


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya kualitas hidup manusia seyogianya harus dimulai sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung kepada kesejahteraan ibu termasuk kesehatan gizi. Krisis ekonomi yang terjadi disuatu negara dapat berdampak pada masalah kekurangan gizi terutama ibu hamil, yang pada keadaan ini diprediksikan kasus BBLR makin tinggi. Bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram atau BBLR merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi yang lahir dengan BBLR dan bayi premature harus mendapatkan perawatan khusus (Utami, 2006).

Perawatan BBLR yang berkualitas baik bisa menurunkan kematian neonatal, seperti inkubator dan perlengkapan pada Neonatal Intensive Care Unit. Namun, teknologi ini relatif mahal. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat, serta logistik. Selain itu, penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini antara ibu-bayi dan pemberian air susu ibu (ASI), serta berakibat ibu kurang percaya diri dan tidak terampil merawat bayi BBLR. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif. Kehangatan tubuh ibu ternyata merupakan sumber panas yang efektif


(14)

untuk bayi yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Metode kanguru atau perawatan bayi melekat sangat bermanfaat untuk bayi yang lahir premature dan lahir dengan berat badan rendah. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa perawatan dengan metode kanguru masih belum maksimal. Bahkan sebagian ibu belum mengetahui pengertian perawatan dengan metode kanguru (Deslidel, 2012).

Metode kanguru tidak hanya sekedar inkubator, namun juga memberi berbagai keuntungan yang tidak bisa diberikan inkubator. Perawatan dengan metode kanguru telah terbukti dapat meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi, pengaturan suhu tubuh yang efektif serta denyut jantung dan pernapasan yang stabil, peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stres pada ibu dan bayi. Metode ini dapat dilakukan selama perawatan di rumah sakit atau pun di rumah. Kelompok bayi yang dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. Metode kanguru terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara konvesional. Perawatan kulit ke kulit juga mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal ini mempererat ikatan ibu dengan bayi serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson, 2006).

Negara-negara berkembang seperti di Amerika Serikat dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan keamanan dari perawatan kulit perkulit (seperti metode kanguru) untuk bayi premature karena bayi dapat merasakan


(15)

kenikmatan kebahagian dan perasaan yang sangat luar biasa. Bayi yang mendapatkan jenis asuhan seperti ini lebih sedikit menangis, mendapat pertambahan berat badan yang cukup besar, lebih berhasil untuk menyusu ASI dan dipulangkan ke rumah lebih awal, dan ibu lebih percaya diri. Bayi dapat mendemonstrasikan kebutuhan mereka akan kontak kulit saat bayi tersebut tidur di dalam tempat tidur mereka sendiri (Henderson, 2006).

Post partum merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Keadaan normal akan kembali seperti biasa dalam sekitar 2 minggu bahkan 1 bulan. Pada masa ini ibu akan mengalami berbagai perasaan yang dirasakan. Dan ada kalanya perubahan perasaan menjadi suatu hal yang alami yang dirasakan oleh ibu setelah melahirkan. Setelah proses persalinan ibu akan merasa lemah dan tidak berdaya, karena itu ibu dianjurkan untuk istrahat yang cukup. Keadaan ini akan berpengaruh pada ibu, terutama ibu yang mempunyai BBLR dimana petugas kesehatan sudah menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan metode kanguru, tetapi tidak terlaksana dengan baik (Melinda, 2011).

Di Indonesia, Depertemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos) telah mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Metode kanguru digunakan sebagai salah satu cara pencegahan hipotermia dalam perawatan neonatal dasar. Diperkirakan, kejadian BBLR di Indonesia sebesar 14 persen. Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia


(16)

memang makin menurun, tetapi masih cukup tinggi, yaitu 52 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007, kota Medan sebagai Provinsi Sumatera Utara memiliki persentase BBLR sebesar 0,99 %. Berdasarkan data dari RSUD dr. Soeprapto Cepu (2009) terdapat 378 bayi BBLR dari 1605 kelahiran. Dari hasil penelitian (Puspitaningtyas, 2011) diperoleh 73,3% responden yang melaksanakan metode kanguru dan 26,7% yang tidak melakukan metode kanguru. Berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 23 Mei 2013 yang dilakukan di Rumah Sakit Pirngadi Medan diperoleh data ibu post partum sebanyak 97 orang dan jumlah bayi dengan BBLR sebanyak 127 orang mulai Januari 2012 s/d Desember 2012.

Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang perawatan bayi dengan Metode Kanguru Di Rumah Sakit Pirngadi Medan Tahun 2013”.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang perawatan bayi dengan Metode Kanguru?”


(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan Metode Kanguru.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pihak Rumah Sakit

Menambah informasi tentang perawatan bayi dengan metode kanguru yang berguna sebagai sumbangan saran bagi perawat, kebidanan dan staf rekam medik.

1.4.2 Bagi Respoden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan responden dan sebagai informasi kepada ibu post partum tentang manfaat metode kanguru bagi bayi.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sebagai data awal bagi peneliti selanjutnya mengenai gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perawatan BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram. Salah satu perawatan BBLR yang berkualitas baik bisa menurunkan kematian neonatal, seperti inkubator dan perlengkapannya pada neonatal intensive care unit. Tekhnologi ini relatif mahal, Negara berkembang termasuk Indonesia dihadapkan pada masalah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeliharaan alat secara logistik. Selain itu penggunaan inkubator dinilai menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) serta berakibat ibu kurang percaya diri dan tidak terampil merawat bayi BBLR. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif (Rukiyah, 2010).

Kehangatan tubuh ibu ternyata merupakan sumber panas yang efektif untuk bayi yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Metode ini merupakan metode sederhana yang bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama. Metode ini bermanfaat untuk membantu pemulihan akibat dari


(19)

prematuritasnya dan menolong orang tua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam perawatan bayi baru lahir secara manusiawi dan meningkatkan ikatan ibu dan bayi (Deslidel, 2012).

Kelompok bayi yang dirawat dengan metode kanguru akan mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. Selain mempererat ikatan ibu-bayi, meningkatkan perkembangan psikologis dan psikomotor bayi, membuat bayi lebih tenang dan tidak mudah kaget. Metode kanguru juga sangat praktis dan hemat energi. Berbeda dengan inkubator yang suhunya harus disesuaikan dengan perkembangan berat badan dan usia bayi. Kontak ibu dan bayi membuat penyesuaian otomatis suhu tubuh ibu untuk melindungi bayi (Nakita, 2007).

2.2. Pengertian Post Partum

Post partum merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Keadaan normal akan kembali seperti biasa dalam sekitar 2 minggu bahkan 1 bulan. Postpartum juga disebut sebagai pasca melahirkan. Pada masa ini ibu akan mengalami berbagai perasaan yang dirasakan. Dan ada kalanya perubahan perasaan menjadi suatu hal yang alami yang dirasakan oleh ibu setelah melahirkan. Dalam hal ini yang berperan utama adalah hormon sang ibu yang bereaksi terhadap berbagai situasi yang berbeda (Melinda, 2011).

Pasca melahirkan dan setelah lepasnya plasenta dari dinding rahim, tubuh ibu akan mengalami perubahan besar sesuai dengan jumlah hormone,


(20)

sehingga ibu pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dirinya. Selain terjadi perubahan fisik, hadirnya sang buah hati dapat membuat suatu hal yang berbeda baik dalam kehidupan ibu sendiri, hubungan dengan suami, orangtua maupun anggota keluarga lainnya. Dengan hadirnya sang buah hati, ibu mendapat peran dalam merawat dan mengasuh bayinya. Salah satunya peran ibu yaitu harus bisa memberikan ASI kepada bayinya, terutama ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah harus bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. Dimana bayi berat lahir rendah sangat membutuhkan perawatan yang baik, karena itu ibu harus mampu beradaptasi dalam merawat bayinya khususnya ibu yang mempunyai bayi dengan berat lahir rendah (Melinda, 2011).

2.3. Metode Kanguru 2.3.1 Pengertian

Metode kanguru (Kangaroo Mother Care) adalah kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi (skin to skin contanc) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih dirumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI Eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi (Wafi, 2010).

Metode kanguru adalah perawatan untuk bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (Rukiyah 2010).


(21)

2.3.2 Manfaat Metode Kanguru

Adapun manfaat metode kanguru bagi bayi yaitu, menstabilkan detak jantung bayi dan pernapasannya lebih teratur, sehingga penyebaran oksigen keseluruh tubuhnya pun lebih baik. Bayi tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya lebih cepat. Pertumbuhan dan perkembangan motorik pun menjadi lebih baik. Cara ini juga mempermudah pemberian ASI, mempererat ikatan batin antara ibu dan anak, serta mempersingkat masa perawatan secara keseluruhan. Bagi orang tua, hal ini turut menumbuhkan rasa percaya diri dan kepuasan bekerja. Perawatan bayi lekat atau metode kanguru ini sederhana, praktis, efektif, dan ekonomis, sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti ibu di rumah ataupun di rumah sakit, terutama dalam mencegah kematian BBLR (Wafi, 2010).

2.3.3 Mekanisme Kerja Perawatan Metode Kanguru

Mekanisme kerja perawatan metode kanguru adalah sama seperti perawatan dalam inkubator yang berfungsi sebagai termoregulator memberikan lingkungan yang termonetral melalui aliran panas konduksi dan radiasi. Lingkungan termoral adalah linkungan suhu agar bayi dapat mempertahankan suhu optimal (36,5-37,5 °C) dengan mengeluarkan energy/kalori yang minimal, terutama bagi BBLR yang persediaan atau sumber kalorinya sangat terbatas (Subekti, 2008).

Pengaliran panas melalui konduksi adalah identik kontak kulit ibu-bayi seperti dalam inkubator konduksi panas dari badan inkubator ke kulit bayi.


(22)

Pengaliran panas melalui radiasi adalah udara hangat didalam inkubator seperti udara hangat antara selimut atau baju kanguru dan bayi. Proses hantaran panas tersebut berlangsung terus-menerus selama dibutuhkan sampai bayi bisa mandiri tanpa harus dirawat lagi (Henderson, 2006).

2.3.4 Lama Metode Kanguru Dilakukan

Berdasarkan lamanya metode ini dilakukan metode kanguru dibagi menjadi intermiten dan kontinyu. Intermiten maksudnya bayi yang masih memerlukan perawatan konvensional (Inkubator) dikeluarkan dari inkubator untuk beberapa saat dirawat dengan metode kanguru, setelah itu kembali lagi ke inkubator. Usahakan pada awalnya jangan kurang dari 60 menit dengan posisi kanguru, kalau kurang akan menggangu waktu istirahat bayi dan bayi akan stres. Kontiniu berarti dilakukan berangsur-angsur sampai 24 jam. Bayi dikeluarkan dari gendongan bila akan mengganti popok, perawatan tali pusat atau perlu pemeriksaan dokter, dan jika ibu akan mandi. Selama lepas dari ibu, bayi dibungkus rapat agar tidak kedinginan atau bisa diserahkan pada suami, nenek, atau saudara yang lain. Metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak menginginkannya lagi. Ini ditandai dengan bayi menjadi gelisah, rewel, selalu bergerak saat berada dalam posisi kanguru. Biasanya ini terjadi setelah bayi mencapai berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 40 minggu (Perinasia, 2011).

2.3.5 Persiapan yang Diperlukan untuk Melakukan Metode Kanguru

Persiapan yang dilakukan untuk melakukan metode kanguru menyangkut 3 hal, yaitu: 1) ibu dan bayi : kondisi dan keberadaan ibu setelah


(23)

melahirkan merupakan persyaratan utama. Harus ada pengganti ibu yang secara fisik dan mental sehat, mampu dan mau melakukan perawatan metode kanguru. Bayi setelah melewati masa krisis dalam keadaan yang stabil sudah bisa dirawat oleh ibunya dengan metode kanguru. Pakaian ibu dan bayi tidak memerlukan pakaian khusus, hanya ibu harus mengenakan baju yang terbuka didepan. Untuk bayinya hanya popok dan penutup kepala. Agar posisi bayi tetap melekat ke dada ibu, diluar baju ibu bisa diikat dengan kain panjang dan jangan terlalu menekan perut ibu agar bayi bisa bernafas. 2) tempatnya : metode kanguru bisa dilakukan pada tempat pelayanan persalinan dan dirumah setelah dipulangkan. 3) dukungan linkungan : untuk keberhasilan metode ini diperlukan dukungan dari petugas selama masih berada dalam rumah sakit. Di rumah dukungan pihak keluarga sangat diperlukan termasuk agar ibu diberi kesempatan untuk banyak istrahat, tidur yang cukup, aktivitasnya berkaitan dengan bayinya (Perinasia, 2011).

2.3.6 Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru

Petunjuk pelaksanaan metode kanguru ini yaitu : 1) setelah mencuci tangan ibu mengenakan baju kanguru atau baju biasa yang terbuka didepan. 2) bayi diletakkan diantara kedua payudara ibu. 3) kepala bayi dipalingkan kearah kiri atau kekanan sehingga bayi mendengar detak jantung ibunya, leher bayi dalam posisi ekstensi. 4) kemudian baju ibu dikancing. 5) agar posisi ibu tidak berubah gunakan kain panjang untuk melilit tubuh ibu (usahakan tidak menekan perut bayi). Posisi ini dipertahankan terus baik ibu dalam posisi duduk, berdiri maupun berbaring (Perinasia, 2011).


(24)

2.3.7 Indikasi Bayi untuk dilakukan Metode Kanguru

Indikasi bayi untuk dilakukan metode kanguru adalah : 1) bayi dengan berat badan ≤ 2500 gram atau prematur. 2) tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai. 3) refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik. 4) perkembangan selama di inkubator baik. 5) kesiapan dan keikut sertaan orang tua sangat mendukung dalam keberhasilan. 6) tidak membutuhkan terapi oksigen (Perinasia, 2011).

2.4 Pengetahuan

2.4.1 Defenisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni ; indera pendengaran, penciuman, perasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri dan dari pengalaman orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).

2.4.2 Domain Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup di dalam kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:


(25)

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan atau hukum-hukum rumus metode transit dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Shyntesis)

Sistesis menunjukkan kepada suatu komponen untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


(26)

6. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan yang melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari suatu objek atau penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2010).

2.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 2.5.1 Umur

Umur adalah lamanya tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola dan harapan-harapan baru. Semakin banyak umur seseorang maka makin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010). 2.5.2 Paritas

Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia subur yang pernah kawin pada tahun tertentu. Semakin tua umur seorang wanita maka tingkat kesuburan wanita pun berkurang sehingga hanya sedikit dari mereka yang melahirkan. Orang tua yang belum pernah memiliki anak dianggap belum berpengalaman dalam hal merawat anak (Notoatmodjo, 2010).

Paritas dibagi menjadi empat kategori yaitu :

1. Primipara yaitu seorang wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya 2. Skundipara yaitu seorang wanita yang melahirkan kedua kalinya


(27)

3. Multipara yaitu seorang wanita yang melahirkan lebih dari dua kali

4. Grande Multipara yaitu seorang wanita yang melahirkan lebih dari lima kali

2.5.3 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan seluruh kemampuan dan perilaku melalui pekerjaan sehingga dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur dan hubungannya dengan proses belajar. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ide-ide dan teknologi baru (Arikunto, 2006).

Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dengan pendidikan manusia dianggap akan mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas (Hurlock, 2007).

2.5.4 Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas, sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Semakin sering seseorang


(28)

mendapatkan atau mendengarkan informasi suatu keadaan maka seseorang semakin mengerti dengan keadaan tersebut (Notoadmodjo, 2006). Sumber informasi adalah suatu proses pemberitahuan yang dapat membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar dan melihat sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2010).

2.5.5 Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupannya. Dalam sebuah bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat ataupun dengan atasannya, sehingga orang yang hubungan sosialnya luas maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibanding dengan orang yang kurang hubungan sosialnya dengan orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari – hari guna memenuhi hidupnya. Pengalaman dan pendidikan seseorang sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan ada kesesuaian antara pekerjaan dan diri seseorang yang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hurlock, 2007).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan ibu post partum tentang : defenisi metode kanguru, manfaat metode kanguru, mekanisme kerja metode kanguru, lama metode kanguru dilakukan, dan persiapan yang dilakukan untuk melakukan metode kanguru.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Karakteristik yang mempengaruhi pengetahuan : - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Paritas

- Sumber informasi

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Variable yang diteliti

Gambaran pengetahuan ibu post partum tentang :

- Pengertian metode kanguru - Manfaat metode kanguru - Mekanisme kerja metode

kanguru

- Lama metode kanguru dilakukan

- Persiapan Pelaksanaan

- Petunjuk Pelaksanaan Metode Kanguru

- Indikasi bayi untuk dilakukan metode kanguru

- Baik - Cukup - Kurang


(30)

3.2 Defenisi Operasional

Tabel 3.1

Tabel Defenisi Operasional

No Variabel Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Gambaran

pengetahuan ibu post partum tentang perawatan dengan metode kanguru

Sejauh mana ibu post partum

mengenai tentang : • Pengertian

metode kanguru • Manfaat metode

kanguru

• Mekanisme kerja metode kanguru • Lama metode

kanguru dilakukan • Persiapan yang

dilakukan • Petunjuk

Pelaksanaan Metode Kanguru • Indikasi bayi

untuk dilakukan metode kanguru Kuesioner sebanyak 20 pertanyaan multiple choise tentang pengetahuan ibu tentang perawatan dengan metode kanguru dengan memilih satu jawaban yang dianggap benar

•Baik (76%-100%), dari 20 pertanyaan yang diberikan, hanya 16-20 soal yang benar •Cukup

(56%-75%), dari 20 pertanyaan yang diberikan, hanya 12-15 soal yang benar •Kurang

(≤ 55 %), dari 20 soal

pertanyaan yang diberikan, soal yang benar ≤ 11 soal


(31)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan menggunakan metode kanguru.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang memiliki kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang tercatat di Rumah Sakit Pirngadi Medan sebanyak 127 ibu mulai Januari s/d Desember 2012. 4.2.2Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah diambil 3 bulan dari populasi. Dimana berdasarkan perhitungan 127 ibu dibagi 12 bulan didapat 10 Ibu. Maka sampel dalam penelitian ini adalah 10 dikali 3 bulan didapat sebanyak 30 orang yaitu ibu yang melahirkan bayi dengan kriteria bayi tersebut membutuhkan perawatan metode kanguru.


(32)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih menjadi tempat penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu post partum tentang Metode Kanguru adalah di Rumah Sakit Pirngadi dengan alasan masih banyak ibu post partum yang belum melakukan perawatan dengan metode kanguru terutama yang mempunyai bayi BBLR.

4.3.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah mulai Agustus s/d November 2013.

4.4 Pertimbangan Etik

Pertimbangan ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan izin dari Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Pirngadi Medan. Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian yang dilakukan. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dan data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(33)

4.5 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reabilitas 4.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian dibuat dalam bentuk kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada tinjauan pustaka, instrumen terdiri dari data demografi yaitu pertanyaan tentang umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Pertanyaan sumber informasi sebanyak 3 pertanyaan. Sedangkan kuesioner tentang tingkat pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan

multiple choise dengan 5 pilihan jawaban (a,b,c,d,e). Adapun jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut adalah 1 (a), 2 (b), 3 (c), 4 (b), 5 (c), 6 (d), 7 (a), 8 (b), 9 (a), 10 (b), 11 (a), 12 (a), 13 (a), 14 (c), 15 (a), 16 (c), 17 (d), 18 (c), 19 (b), 20 (a).

4.5.2 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Pada penelitian ini digunakan validitas isi, dimana validitas dikonsulkan kepada seorang dosen yang memiliki keahlian atau kompetensi sesuai dengan topik penelitian ini (Setiadi, 2007).

4.5.3 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2011). Uji reliabilitas ini diujikan kepada sepuluh orang responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Kuder


(34)

Richardson (KR) 20 karena jumlah butir pertanyaan genap dan cocok digunakan pada item bernilai 1 dan 0 atau dikotomi, dan instrumen yang digunakan sudah reliabel karena nilai uji sudah > 0,76 yaitu 0,78.

4.6 Rencana Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan membagikan kuesioner kepada responden. Peneliti menjelaskan hak-hak responden termasuk hak untuk menolak mengisi kuesioner sebelum pengisian kuesioner dilaksanakan; jika responden menyetujui permohonan pengisian kuesioner selanjutnya responden diberikan informed consent untuk ditandatangani; peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner; peneliti memberikan waktu dan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner; peneliti memeriksa kejelasan dan kelengkapan kuesioner.

4.7 Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan data

Pada penelitian ini setelah data terkumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data sedemikian rupa dengan menggunakan program komputer tertentu, sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki. Hastono (2001) mengemukakan bahwa langkah-langkah pengolahan data meliputi :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner. Penelitian memeriksakan jawaban responden dan seluruh pertanyaan telah diberikan jwaban oleh responden.


(35)

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Atau memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.

c. Processing

Merupakan kegiatan memproses data agar dapat dianalisis. Peneliti membuat tabel rekapitulasi data hasil penelitian. Peneliti memasukkan data hasil penelitian pada tabel rekapitulasi dan melakukan pengolahan data secara komputerisasi.

d. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry untuk mengetahui ada ketidaknya kesalahan. Penelitian memeriksakan kembali hasil pengolahan data dan tidak ditemukan kesalahan dalam pengolahan data.

4.7.2 Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisa ini dilakukan terhadap variabel penelitian, pada umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat dalam penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan ibu post partum.


(36)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 orang responden mengenai “gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013” diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.1

Karakteristik Demografi Responden tentang Perawatan Metode Kanguru Di RS Pirngadi Medan Tahun 2013

Demografi Frekuensi Persen (%) Umur

•< 20 tahun - -

•20 -35 tahun 20 66,7%

•> 35 tahun 10 33,3%

Pendidikan

•Dasar 4 13,3%

•Menengah 24 80%

•Tinggi 2 6,7%

Pekerjaan

•Tidak Bekerja 19 63,3%

•Bekerja 11 36,7%

Sumber Informasi

•Media Elektronika 15 50%

•Media Cetak 6 20%

•Tenaga Kesehatan 9 30%

Paritas

•Primipara 10 33,3%

•Multipara 20 66,7%


(37)

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden didapat hasil mayoritas responden berusia 20 -35 tahun yaitu berjumlah 20 responden (66,7 %), berdasarkan pendidikannya mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 24 responden (80%), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak mempunyai pekerjaan yaitu 19 responden (63,3%), berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronika yaitu 15 responden (50%), berdasarkan paritas mayoritas responden dengan paritas multipara yaitu 20 orang (66,7%). Selanjutnya distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang perawatan metode kanguru di RS Dr.Pirngadi Medan tahun 2013.

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden tentang Perawatan Metode Kanguru Di RS Pirngadi Medan Tahun 2013

Pertanyaan Frekuensi Jawaban Benar Persen (%)

Salah satu perawatan bayi 28 93,3%

berat lahir rendah

Manfaat perawatan metode 24 80%

kanguru pada ibu

Kondisi ibu saat melakukan 24 80%

perawatan metode kanguru

Yang dapat melakukan metode 6 20%

kanguru di rumah adalah,

Pengertian metode 10 33,3%


(38)

Dari tabel 5.2 dapat diketahui pada soal nomor satu tentang perawatan bayi dengan berat lahir rendah dalam inkubator dari 30 responden mayoritas responden menjawab dengan benar yaitu sebanyak 28 orang (93,3%), pada soal tentang manfaat metode kanguru pada ibu mayoritas responden menjawab dengan benar yaitu 24 orang (80%) dan pada soal tentang kondisi ibu saat melakukan perawatan metode kanguru mayoritas responden menjawab dengan benar yaitu 24 orang (80%). Sementara dari 30 responden minoritas responden menjawab dengan benar sebanyak 6 orang (20 %) yaitu pertanyaan tentang yang dapat melakukan metode kanguru dan minoritas responden menjawab dengan benar yaitu 10 orang (33,3%) yaitu tentang pengertian metode kanguru. Setelah responden siap mengisi kuesionernya peneliti juga mengajak responden tersebut untuk diskusi sekilas tentang metode kanguru. Dari diskusi tersebut banyak responden yang mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar perawatan bayi dengan metode kanguru dan ada sebagian juga yang mengatakan bahwa mereka sudah pernah mendengar perawatan dengan metode kanguru. Dari 30 responden tersebut ada salah satu responden yang mengatakan bahwa ibu tersebut sudah empat kali melahirkan dan anaknya selalu lahir dengan berat badan rendah. Tetapi walaupun responden tersebut sudah empat kali melahirkan bayi berat lahir rendah tapi pengetahuannya masih kurang dan responden tersebut mengatakan bahwa dia belum pernah mendengarkan perawatan dengan metode kanguru.


(39)

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Perawatan Metode Kanguru Di RS Pirngadi Medan Tahun 2013

Pertanyaan Frekuensi Persen (%)

Baik 2 6,7%

Cukup 11 36,7%

Kurang 17 56,6%

Jumlah 30 100%

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden didapat hasil mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 responden (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%).


(40)

5.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru di rumah sakit pirngadi medan tahun 2013, maka diperoleh gambaran dan pengetahuan responden tentang perawatan dengan metode kanguru sebagai berikut:

5.2.1 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Metode Kanguru

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 responden (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gustina (2008) bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang. Dari 30 responden terdapat 2 orang yang berpengetahuan baik. Setelah kedua responden selesai mengisi kuesionernya peneliti mengajak responden untuk diskusi sekilas tentang pewaratan metode kanguru dan pada saat itu responden tersebut mengatakan bahwa mereka pernah mendengar tentang perawatan dengan metode kanguru. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas umur responden 20-35 tahun. Dalam teori Notoatmodjo, 2010 mengatakan semakin banyak umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki, dalam hal tersebut terjadi kesenjangan dimana mayoritas umur 20-35 tahun tetapi pengetahuannya masih kurang mungkin disebabkan karena ibu belum pernah mendengar perawatan dengan metode kanguru. Metode kanguru merupakan kontak kulit antara ibu dan bayi. Metode kanguru atau perawatan bayi melekat sangat bermanfaat untuk bayi yang lahir premature dan lahir dengan berat badan rendah. Sayangnya, fakta menunjukkan


(41)

bahwa perawatan dengan metode kanguru masih belum maksimal. Bahkan sebagian ibu belum mengetahui pengertian perawatan dengan metode kanguru (Deslidel, 2012). Hasil berdasarkan item jawaban yang benar dari 30 responden mayoritas responden menjawab dengan benar tentang salah satu perawatan bayi berat lahir rendah dengan inkubator sebanyak 28 orang (93,3%) Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sudah mengetahui perawatan bayi dalam inkubator. Dari 30 responden mayoritas responden juga menjawab dengan benar tentang salah satu manfaat metode kanguru pada ibu yaitu ibu lebih percaya diri dalam merawat bayinya sebanyak 24 orang (80%) dan mayoritas juga ibu menjawab dengan benar tentang kondisi saat melakukan perawatan metode kanguru yaitu ibu harus dalam keadaan sehat sebanyak 24 orang (80%). Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmayati (2011) bahwa mayoritas responden menjawab dengan benar tentang manfaat perawatan metode kanguru pada ibu yaitu ibu lebih percaya diri dalam merawat bayinya. Saat peneliti mengajak responden tersebut untuk diskusi sekilas tentang metode kanguru banyak responden yang mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar perawatan bayi dengan metode kanguru, tetapi mereka mengatakan bahwa mereka sering mendengar perawatan bayi dalam inkubator. Dan dari 30 responden minoritas responden menjawab dengan benar tentang yang dapat melakukan metode kanguru yaitu ibu dan keluarga yang mampu hanya 6 orang (20%) dan minoritas responden memjawab dengan benar tentang pengertian metode kanguru adalah kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi yang dilakukan sejak dini sebanyak 10 orang (33,3%). Responden banyak menjawab bahwa metode kanguru


(42)

tersebut hanya dapat dilakukan oleh ibu. Dimana dapat diketahui bahwa sebenarnya metode kanguru sudah di aplikasikan namun belum terlaksana dengan baik dan metode ini bukan hanya ibu saja yang dapat melakukannya tetapi keluarga yang dianggap mampu dan dalam keadaan sehat juga dapat melakukan perawatan dengan metode kanguru ini.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan. Kurangnya pengetahuan responden tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dari karakteristik responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan menengah sebanyak 24 orang (80 %). Hal sejalan dengan penelitian Henny (2007) dimana mayoritas responden yang berpendidikan menengah pengetahuan juga kurang. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil yang dicapai, dimana responden yang berpendidikan menengah masih berpengetahuan kurang tentang perawatan dengan metode kanguru. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan kesehatan kepada masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya yang lebih baik. Semakin tinggi pendidikan seseorang, hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika seorang wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya (Notoatmodjo, 2010).


(43)

Selain pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, paritas juga sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dimana dari data karakteristik responden dapat diketahui mayoritas responden tidak mempunyai pekerjaan dengan yaitu 19 responden (63,3 %). Hal ini sejalan dengan penelitian Gustina (2008) yang mengatakan bahwa responden yang tidak bekerja pengetahuan juga kurang. Notoatmodjo, 2010 mengatakan bahwa apabila seseorang itu lebih luas hubungan sosialnya maka akan semakin baik pengetahuannya. Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan penelitian yang sudah dilakukan, dimana ibu yang tidak bekerja pengetahuannya juga kurang terhadap perawatan bayi BBLR dengan metode kanguru. Hal ini terjadi karena apabila seseorang itu memiliki pekerjaan, maka hubungan sosialnya akan semakin luas. Dimana seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan pengalamannya masih kurang. Pengalaman dan pendidikan seseorang sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan ada kesesuaian antara pekerjaan dan diri seseorang yang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hurlock, 2007).

Sumber informasi adalah suatu proses pemberitahuan yang dapat membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar dan melihat sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2010). Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi seseorang, bila seseorang memperoleh informasi maka ia cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas. Dalam penelitian ini mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronika dengan sebanyak 15 (50%) tetapi pengetahuan responden masih


(44)

kurang hal ini dapat terjadi karena kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses perawatan metode kanguru dan ibu mengerti bahwa perawatan metode kanguru memang sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat perawatan dengan metode kanguru. Hal ini membuat perawatan metode kanguru menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan perawatan metode kanguru baik dirumah sakit ataupun dirumah. Dalam hal ini perawat dapat memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi dengan metode kanguru khususnya kepada ibu yang mempunyai bayi membutuhkan perawatan dengan metode kanguru.

Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia subur yang kawin pada tahun tertentu. Semakin tua umur seorang wanita maka tingkat kesuburan wanita pun berkurang sehingga hanya sedikit dari mereka yang melahirkan. Orang tua yang belum pernah memiliki anak dianggap belum berpengalaman dalam hal merawat anak (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden dengan paritas multipara dengan yaitu 20 responden (66,7 %) dan dari hasil penelitian ditemukan kesenjangan dengan teori. Hal ini disebabkan karena ibu yang berparitas tinggi belum tentu mengetahui tentang perawatan bayi dengan metode kanguru dikarenakan ibu mungkin baru pertama sekali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sehingga ibu belum mengetahui perawatan dengan metode kanguru. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa semakin tinggi paritas seorang ibu belum tentu pengetahuannya baik tentang perawatan metode kanguru.


(45)

BAB 6 PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap “gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013” diketahui mayoritas responden berusia 20-35 tahun dengan yaitu berjumlah 20 responden (66,7%), berdasarkan pendidikannya mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 20 responden (80%), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak mempunyai pekerjaan yaitu 19 responden (63,3%), berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronika yaitu 15 responden (50%), berdasarkan paritas mayoritas responden dengan paritas multipara yaitu 20 orang (66,7%).

Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan metode kanguru mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 responden (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa semakin baik pengetahuan ibu post partum maka semakin baik pula ibu post partum mengenal dan memahami tentang perawatan dengan metode kanguru.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarsta: Rineka Cipta

Deslidel,H. (2012). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita, Jakarta, EGC Gustina, (2008). Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Mempunyai BBLR tentang

Metode Kanguru di Desa Sejawi-Jawi Kabupaten Asahan. Di unduh tanggal 09 Januari 2014 dari

Henderson, (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan; Buku Kedokteran, Jakarta, EGC

Hurlock, N (2007). Psikologi Perkembangan, Jakarta, Erlangga

Nakita, (2007). Panduan Lengkap Perawatan untuk Bayi dan Balita, Jakarta : Arcan

Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta Melinda, (2011). Pengertian Post Partum dan Sejarahnya, 22 Mei 2013.

Dikutip

Perinasia, (2011). Perawatan Metode Kanguru . 24 Mei 2013

Dikutip

Henny P, (2007). Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi BBLR dengan Metode Kanguru di RSUP.H.Adam Malik Medan. Di unduh tanggal 07 Januari 2014 dari


(47)

Rukiyah dkk, (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, Jakarta. Trans Info Media

Saryono, (2011). Metodologi Penelitian Penuntun Praktis Bagi Pemula,

Jogjakarta : Mitra Cendikia Press

Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Jakarta : Graha Ilmu Subekti,N, (2008). Buku Saku Manejeman Masalah Bayi Baru Lahir, Jakarta,

EGC

Utami, (2006). Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan Balita, Jakarta : Arcan


(48)

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Sehubungan dengan skripsi yang akan saya buat dengan judul tersebut diatas, merupakan salah satu syarat kelulusan dari Keperawatan Sumatera Utara. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Infomasi yang ibu berikan dan semua data yang ada didalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya. Skripsi bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu tentang metode kanguru. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai sumber data untuk penelitian yang lebih lanjut.

Jika ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan ibu menandatangani formulir persetujuan ini. Atas kesediaan kerja sama dan kepercayaan yang ibu berikan saya ucapkan terima kasih.

Peneliti Medan, November 2013 Responden

(Junika Silitonga) ( ) Nim: 121121034


(49)

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PERAWATAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN

METODE KANGURU DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

Nomor Responden

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik agar dapat menentukan jawaban yang benar 2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada

salah satu jawaban yang benar menurut anda

3. Setelah kuesioner diisi mohon dikembalikan pada peneliti

A. DATA DEMOGRAFI 1. Nama/Inisial :

2. Umur Ibu : Tahun 3. Pendidikan : a. SD-SMP

b. SMA Sederajat c. Diploma / Sarjana 4. Pekerjaan : a. Tidak bekerja

b. Bekerja

4. Sumber Informasi tentang perawatan BBLR :

a. Media Elektronika (TV, Radio) b. Media Cetak (Koran, Majalah)

c. Tenaga Kesehatan (Bidan, Dokter, Perawat) 5. Paritas : a. Primipara

b. Multipara

c. Grande Multipara 6. Berat lahir bayi : gram


(50)

B.PENGETAHUAN

1. Salah satu perawatan bayi berat lahir rendah adalah sebagai berikut: a. Perawatan dalam inkubator

b. Pemberian ASI Eksklusif c. Inisiasi menyusu Dini d. Pemberian susu formula

2. Kontak lansung antara kulit bayi dengan ibu merupakan salah satu perawatan bayi dengan berat lahir rendah yang disebut sebagai berikut:

a. Inisiasi Menyusu Dini d. Kontak kulit ibu-bayi b. Metode kanguru

c. Pemberian ASI

3. Perawatan bayi dengan metode kanguru dapat dilakukan : a. Di rumah d. Di mana saja boleh b. Di rumah sakit

c. Di rumah dan di rumah sakit

4. Manfaat perawatan dengan metode kanguru pada bayi adalah: a. Bayi lebih aktif bergerak c. Bayi lebih nyaman b. Menstabilkan suhu tubuh bayi d. Bayi lebih lama tidur

5. Salah satu kelebihan dari metode kanguru dibandingkan dengan inkubator adalah :

a. Mudah dilakukan d. Perawatannya lebih cepat b. Memberi kehangatan pada bayi

c. Lebih praktis, efektif dan ekonomis

6. Manfaat perawatan dengan metode kanguru pada ibu adalah:

a. Ibu merasa senang d. Ibu lebih percaya diri merawat bayinya b. Menstabilkan suhu tubuh ibu

c. Meningkatkan berat badan ibu

7. Fungsi perawatan metode kanguru salah satunya untuk mempertahankan suhu normal bayi, dimana suhu normal pada bayi baru lahir adalah :

a. 36,5°C – 37,5°C c. 36°C - 38,5°C b. 35°C - 37°C d. 37°C - 38°C


(51)

8. Perawatan dengan metode kanguru dapat dilakukan selama : a. 12 jam c. 10 jam

b. 24 jam d. 1 jam

9. Perawatan metode kanguru ini dilakukan sampai bayi sudah tidak mengiginkan lagi yang ditandai dengan :

a. Bayi mulai rewel, gelisah dan bergerak d. Bayi jadi diam b. Bayi tidak menangis

c. Bayi tidur nyeyak

10.Persiapan yang dilakukan pada bayi saat dilakukan perawatan metode kanguru adalah sebagai berikut :

a. Bayi dibungkus dengan pakaian tertutup / dibedong b. Bayi memakai popok dan penutup kepala

c. Bayi memakai baju

d. Bayi memakai baju, popok, dan penutup kepala

11.Saat melakukan perawatan metode kanguru ibu mengenakan pakaian sebagai berikut :

a. Memakai baju kanguru atau baju biasa yang terbuka dari depan b. Memakai baju yang tertutup

c. Memakai selimut penutup

d. Memakai baju dan selimut penutup

12.Kondisi ibu atau keluarga saat melakukan perawatan metode kanguru adalah sebagai berikut:

a. Sehat c. Tidak nyaman b. Sakit d. Sabar

13.Dalam perawatan metode kanguru ibu dibolehkan dalam posisi sebagai berikut:

a. Berbaring, duduk, dan berdiri c. Duduk

b. Berbaring d. Tengkurap

14.Posisi bayi pada saat melakukan perawatan dengan metode kanguru adalah : a. Bayi diletakkan di perut ibu d. Bayi di letakkan di punggung


(52)

15.Perawatan dengan metode kanguru dilakukan pada bayi sebagai berikut : a. BBLR atau prematur c. Bayi sakit

b. Bayi baru lahir d. Bayi sehat

16.Indikasi berat bayi untuk dilakukan perawatan metode kanguru adalah sebagai berikut :

a. Bayi baru lahir dengan berat badan 1500 gram b. Bayi baru lahir dengan berat badan 2000 gram c. Bayi baru lahir dengan berat badan ≤ 2500 gram d. Bayi baru lahir dengan berat badan 3000 gram

17. Yang dapat melakukan perawatan metode kanguru di rumah adalah sebagai berikut :

a. Hanya ibu c. Hanya ayah

b. Ibu dan anggota keluarga yang perempuan d. Ibu dan seluruh keluarga 18. Indikasi bayi untuk dilakukan metode kanguru adalah sebagai berikut : a. Bayi dengan berat badan ≥ 2500 gram

b. refleks dan kosdinasi isap tidak baik

c. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai d. Membutuhkan terapi oksigen

19. Saat melakukan perawatan metode kanguru bayi diletakkan diantara kedua payudara ibu dengan posisi bayi adalah sebagai berikut:

a. Bayi dalam keadaan tengkurap

b. Kepala bayi dipalingkan kearah kanan atau kiri sehingga bayi mendengar detak jantung ibu

c. Bayi menghadap ke atas d. Bayi di miringkan ke kanan

20. Kontak lansung antara kulit bayi dengan ibu berfungsi sebagai termoregulator yaitu :

a. Tubuh dapat menjadi penghantar panas b. Menstabilkan suhu tubuh bayi

c. Meningkatkan berat badan bayi d. Mempermudah pemberian ASI


(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Junika Silitonga

Tempat Tanggal Lahir : Sibuntuon, 26 Juni 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Sibuntuon, Desa Onanrunggu II Kec. Sipahutar, Kab. Tapanuli Utara, Tarutung

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996 – 2002 : SD Negeri 173168 Onanrunggu II 2. Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri II Sipahutar

3. Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri I Sipahutar

4. Tahun 2008 – 2011 : Pendidikan Diploma III Keperawatan Pem-Kab Tapanuli Tengah


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Junika Silitonga

Tempat Tanggal Lahir : Sibuntuon, 26 Juni 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Sibuntuon, Desa Onanrunggu II Kec. Sipahutar,

Kab. Tapanuli Utara, Tarutung

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996 – 2002 : SD Negeri 173168 Onanrunggu II

2. Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri II Sipahutar

3. Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri I Sipahutar

4. Tahun 2008 – 2011 : Pendidikan Diploma III Keperawatan Pem-Kab