Review Empiris Jurnal Jurnal Manajemen

Review Empiris Jurnal-Jurnal Manajemen Aset dan Liabilitas
No.

1

2

Judul

Bert Kramer dan Ton van Welie
(2001). An Asset Liability
Management Model for Housing
Association. Journal of Property
Investment and Finance, Vol.19
No.6, pp.453-471.

Rifki Ismal (2010). Assessment of
Liquidity Management in Islamic
Banking Industry. International
Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management,

Vol.3 No.2, pp.147-167.

Konteks

Model
ALMA

Manajemen
Likuiditas

Sampel

500 skenario
yang
dihasilkan
oleh model
VAR.

3 bank Islam
yang berhasil

menangkap
82% dari
total pangsa
pasar
industri.

Metode
Statistik

Regresi
berganda;
simulasi Monte
Carlo.

Analisis faktor.

Model Variabel /
Dimensi

Kesimpulan


Skenario ekonomi
berdasarkan pola
histori; harga,
upah/gaji, tingkat
bunga jangka
panjang, harga rumah,
biaya konstruksi,
tingkat bunga jangka
pendek (tempat
tinggal/rumah) pada
sisi aset; pinjaman
pada sisi liabilitas.

Dari model simulasi Monte
Carlo ini, dapat
memperkirakan
keuntungan dan akun
kerugian (risiko) di masa
depan, neraca, dan laporan

arus kas. Selain itu, model
ini bisa digunakan untuk
memilih pilihan yang
strategis, menjadi alat
komunikasi dan alat
pendukung negosiasi antara
pekerja, pengawas, dan
penyewa.

Sisi aset, sisi
liabilitas, kebijakan
manajemen liabilitas
bank, dan indeks
keseluruhan LRM.

Bank Islam di Indonesia
berdiri di antara tingkatan
berhasil, baik, dan
memuaskan jika dilihat dari
sisi aset, sisi liabilitas, dan

kebijakan LRM bank
tersebut. Secara
keseluruhan, mereka sudah
sukses dalam mengelola
manajemen likuiditas yang
kuat dengan meningkatkan
indeks nilai yang baik.

3

Amit Kumar Meena dan Joydip Dhar
(2014). An Empirical Analysis and
Comparative Study of Liquidity
Rasio
Ratios and Asset-Liability
Likuiditas
Management of Bank Operating in
dan ALMA
India. International Journal of Social,
Humam Science and Engineering,

Vol.8 No.1

Masingmasing 3
bank terkenal
di grup
publik,
privat, dan
sektor luar
negeri India.

Semua bank di India
ALMA; rasio
memiliki posisi likuiditas
Analisis empiris;
likuiditas; Rate
jangka pendek yang sangat
rasio likuiditas;
Sensitive Assets
baik. Bank-bank tersebut
CRR bank;

(RSA); Rate Sensitive membelanjakan liabilitas
maturitas GAP.
Liabilities (RSL).
jangka pendeknya dengan
aset jangka panjang.

Pembahasan dan Kesimpulan :
Manajemen aset dan liabilitas merupakan suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal
sekaligus membatasi risiko menjadi sekecil mungkin. Dalam setiap manajemen dan mengambil keputusan, pasti ada yang namanya risiko, termasuk
manajemen aset dan liabilitas atau biasa disingkat ALMA. Risiko-risiko tersebut ada enam jenis jika dalam dunia perbankan, yaitu financing risk,
liquidity risk, pricing risk, foreign risk, GAP risk, dan contingent risk.
Salah satu jurnal yang sudah di-review dalam tabel membahas tentang model ALMA untuk asosiasi perumahan. Model yang dimaksud ialah
model simulasi Monte Carlo. Model ini digunakan untuk bisa menilai risiko yang terlibat dalam menerapkan strategi khusus. Model simulasi Monte
Carlo ini juga memungkinkan untuk memperhitungkan probabilitas, kuantitas risiko, dan saling ketergantungan antara variabel yang berbeda, serta
mengindikasikan pengembalian dan risiko yang berkaitan dengan strategi khusus tersebut maupun pilihan jangka pinjaman baru secara eksplisit.
Gambar 1 adalah skema dari proses analisis risiko berulang jika menggunakan model simulasi Monte Carlo untuk mengetahui keuntungan dan
kerugian, neraca, risiko dan pengembalian.

Gambar 1
Dalam model ALMA (Monte Carlo) yang digunakan asosiasi perumahan, terdapat tiga modul yang digunakan sebelum menganalisis risiko. Tiga

modul tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Economic module; membuat atau menghasilkan skenario-skenario ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan menggunakan vector
autoregressive time-series model of order one karena datanya diestimasikan dengan historical time-series untuk variabel-variabel ekonomi yang
dipakai. Contohnya seperti inflasi harga konsumen, tingkat bunga pada kas, dan sebagainya.
2. Real estate module; simulasi pengembangan masing-masing tempat tinggal/rumah secara individual di masa depan. Misalnya skenario atau
informasi karakteristik tempat tinggal/rumah. Dari skenario ekonomi yang sudah dihasilkan sebelumnya akan mengisi indeks yang relevan untuk
tingkat sewa, biaya-biaya, dan harga.
3. Treasury module; simulasi pinjaman untuk mengatasi portofolio utang. Modul ini berhubungan dengan dua modul sebelumnya untuk mengisi
ramalan pengembangan portofolio utang. Seluruh pinjaman secara eksplisit dijadikan model guna menyukseskan modul ini.
Dari tiga modul di atas akan terhubung pada modul ALMA yang bisa digunakan untuk melaksanakan studi manajemen aset dan liabilitas atau
menganalisis risiko. Sebelum menganalisis risiko, manajemen harus menetapkan strategi ALMA. Idealnya, strategi ALMA memiliki karakteristik dari
penggabungan pilihan berdasarkan semua instrumen yang relevan, seperti strategi investasi, strategi pengaturan sewa, dan sebagainya. Berikan strategi
ALMA dan skenario simulasi untuk ekonomi, tempat tinggal/rumah, utang, dan bisa menghasilkan skenario untuk asosiasi perumahan secara

menyeluruh. Sehingga dapat memperkirakan keuntungan dan kerugian (risiko) di masa depan, neraca, dan laporan arus kas. Selain itu, bisa digunakan
untuk memilih pilihan yang strategis, menjadi alat komunikasi dan alat pendukung negosiasi antara pekerja, pengawas, dan penyewa.
Pada jurnal kedua membahas tentang penilaian manajemen likuiditas pada industri bank Islam di Indonesia. Dengan mengambil tiga sampel bank
Islam di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa bankbank tersebut adalah perantara keuangan yang sehat. Hal itu bisa dilihat dari performa indikator bank Islam, yakni di antaranya total aset, pembiayaan,
dan simpanan. Meskipun menjadi perantara keuangan yang sehat, namun jumlah keseluruhan bank Islam di Indonesia masih termasuk sedikit karena
adanya beberapa masalah. Salah satunya adalah tentang rapuhnya industri bank Islam terhadap isu makro ekonomi.

Kesimpulan yang bisa didapat dari jurnal kedua adalah bank Islam di Indonesia berdiri di antara tingkatan berhasil, baik, dan memuaskan jika
dilihat dari sisi aset, sisi liabilitas, dan kebijakan LRM (Liquidity Risk Management) bank tersebut. Namun hasilnya lebih menunjukkan pada arah
tingkatan “baik”. Secara keseluruhan, mereka sudah sukses dalam mengelola manajemen likuiditas yang kuat dengan meningkatkan indeks nilai yang
baik. Ketiga bank yang menjadi sampel penelitian menerapkan manajemen likuiditas jangka pendek dengan tujuan meningkatkan jangka pendek.
Sementara pencairan laba dan berkelanjutan untuk manajemen likuiditas jangka panjang dengan potensi laba yang tinggi namun tidak pasti dan tidak
menjamin kelanjutannya. Indeks penilaian yang menunjukkan “baik” itu belum mencapai praktik bank Islam yang ideal untuk manajemen likuiditas
dan mengembangkan sektor yang nyata. Beberapa perbaikan perlu diambil untuk mengarahkan pencapaian manajemen likuiditas menjadi ideal.
Jurnal ketiga atau terakhir mengenai analisis empiris dan studi perbandingan rasio likuiditas dan ALMA pada operasi bank di India. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ada tiga bank dari masing-masing kategori bank. Kategori bank yang dimaksud ialah bank nasional, bank privat, dan bank
luar negeri. CANARA BANK pada kategori bank nasional memiliki quick ratio yang sangat tinggi dan dalam tiga tahun meningkat secara signifikan.
Penyebabnya adalah maturitas aset dalam satu tahun sehingga total quick assets yang bertambah menghasilkan peningkatan pada quick ratio.
Kemudian hasil perhitungan CRR bank selama dua tahun, semua kategori bank meningkatkan kas mereka dengan RBI (Reserve Bank of India)
karena situasi resesi global. Bank-bank tersebut menganggap akan lebih aman untuk menyimpan kas mereka dengan RBI di tingkat yang rendah
daripada menginvestasikannya, sebab investasi dan pinjaman membawa lebih banyak risiko. Semua rasio ini mengindikasikan bahwa posisi likuiditas
jangka pendek semua bank sangat kuat dan menjadi salah satu alasan mengapa sektor perbankan di India merupakan sistem bank terkuat di dunia.

Selanjutnya pada GAP di antara RSA dan RSL menunjukkan hasil yang positif 1-29 hari. Hal itu menjelaskan bahwa semua bank yang dijadikan
sampel penelitian tidak mengambil risiko terhadap likuiditas jangka pendek mereka. Namun pada maturitas GAP di antara RSA dan RSL menunjukkan
hasil yang sebaliknya, yaitu negatif di hampir semua bank dari enam bulan hingga satu tahun. Jadi, bisa disimpulkan juga bank-bank tersebut sangat
baik dalam mempertahankan likuiditas jangka pendek yang tidak perlu melakukannya dalam jangka panjang.

Terakhir, kesimpulan secara menyeluruh dari jurnal ketiga adalah semua bank di India memiliki posisi likuiditas jangka pendek yang sangat baik.
Bank-bank tersebut membelanjakan liabilitas jangka pendeknya dengan aset jangka panjang. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa struktur
likuiditas bank di India adalah stabil namun total kas yang mereka pertahankan bisa menimbulkan masalah dalam jangka panjang seperti memperburuk
keuntungan mereka. Lalu praktik ALMA pun benar-benar tergantung pada manajemen bank dan mereka bisa mendesain struktur ALMA yang sesuai
dan dianggap lebih komprehensif. Namun tidak bisa mengelak kenyataan kalau semua bank mengikuti gaya yang sama.

Nama

: Sri Setyorini

Kelas

: 2EB88

NPM

: 26215673

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan 1