Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Dit

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

CRITICAL REVIEW
JURNAL EKONOMI KOTA
Judul jurnal

: Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi
Kota Batu untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

Penulis

: Wisudawan Krida Laksana Putra
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP,
Universitas Airlangga

Publikasi

: Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik

Volume 1, Nomor 1, januari 2013

Reviewer

: Rauzatul Jannah (3615100705)

Tanggal review

: 13 Maret 2017

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagai

negara

berkembang,


Indonesia

terus

berupaya

melakukan

pembangunan disegala sektor, baik pembangunan yang berupa fisik maupun mental,
hal tersebut ditujukan guna meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus mendukung
tercapainya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional mempunyai tujuan umum
untuk meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat maupun kemakmuran
yang adil dan merata. Sejak diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah pada bulan Januari 2001 menyebabkan daerah-daerah tingkat II
yang ada di Indonesia harus membiayai pembangunan daerahnya masing-masing
tanpa menunggu subsidi dari pemerintah pusat, karena adanya peralihan sistem dari
sentralisasi menjadi desentralisasi. Pembangunan didaerah terutama ditujukan untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat dengan memberikan kesempatan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai daerah otonom, daerah mempunyai

wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Mengenai Pemerintah Daerah diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam Bab VI yang
terdiri dari Pasal 18 , Pasal 18A dan Pasal 18B, dimana dalam pasal 18 ayat (2)
menyebutkan “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan”.

Dengan

demikian

pemerintah

daerah

dapat

menjalankan


pemerintahannya sendiri dan menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan

EKONOMI KOTA 1

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

pemerintahan yang ditetapkan undang-undang menjadi urusan pemerintah pusat.
Selain itu juga pemerintah daerah dapat menetapkan peraturan daerah dan peraturan
lainnya guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
Otonomi bagi pemerintah daerah telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Otonomi yang diberikan kepada daerah kabupaten dan kota dilaksanakan dengan
memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya. Untuk
melaksanakan otonomi daerah, pemerintah harus dapat cepat mengidentifikasi sektorsektor potensial sebagai motor penggerak pembangunan daerah, terutama melalui
upaya pengembangan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pengembangan
potensi kemandirian daerah melalui PAD dapat tercermin dari kemampuan
pengembangan potensi dan peran serta masyarakat melalui pajak dan retribusi.
Penyelenggaran otonomi daerah didasarkan pada otonomi yang luas, nyata dan

bertanggung jawab, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Peran
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab ini diharapkan mampu untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Pemerintah daerah dituntut lebih
aktif dalam mengelola dana yang dikuasai secara efektif dan efisien. Salah satu kriteria
penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self-supporting dalam bidang
keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam
mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. ( Josef Riwu
Kaho,1997 : 123 ).
Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, daerah mendapat kewenangan yang
lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu ciri
dari kemapanan suatu daerah dalam berotonomi adalah terletak pada kemampuan
keuangannya. Untuk itu,daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk
menggali sumber-sumberkeuangannya sendiri, mengelola dan menggunakannya untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerahnya. Salah satu
sumber penerimaan daerah adalah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana
Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang
secara bebas dapat digunakan oleh masing masing daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan daerah.
Pembangunan kawasan perkotaan di daerah tertentu harus selaras dan mampu

meningkatkan pula

aspek

ekonomi

agar

dapat

meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya. Oleh karena itu pembangunan suatu wilayah tidak dapat terlepas dari
aspek ekonomi. Aspek ekonomi suatu wilayah penting untuk dipelajari karena
berkaitan dengan kesejahteraan masyarakatnya dan kelancaran pembangunan di

EKONOMI KOTA 2

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah


2017

daerah tersebut. Pemahaman mengenai aspek ekonomi regional baik dalam perspektif
teoretis maupun empiris penting untuk dipahami, terlebih lagi oleh seorang perencana
yang bertanggung jawab merencanakan suatu wilayah dengan pertimbangan banyak
hal. Pemahaman tidak hanya berkutat mengenai issue ekonomi terkini, melainkan
beserta alternatif penyelesaian masalahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
disusunlah critical review ini, dengan harapan penyusun yang notabene sebagai calon
planner mampu mengkritisi dan mengambil lesson learned terhadap studi kasus
permasalahan ekonomi yang dituangkan oleh penulis dalam bentuk jurnal.
Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan critical review ini adalah sebagai
berikut :
1) Mengetahui salah satu studi kasus issue terkait ekonomi kota.
2) Memahami detail issue terkait ekonomi kota dan mampu melakukan kajian
secara kritis terhadap jurnal terpilih.
3) Membandingkan antara penanganan terhadap issue yang direview dengan
penanganan issue sejenis yang berkembang di Indonesia.
Sistematika Penyajian

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi critical review ini maka
sistematika yang digunakan adalah :
I Pendahuluan : merupakan bagian awal yang tersusun dari latar belakang
melakukan critical review, tujuan yang diharapkan serta sistematika
penyajiannya.
II Tinjauan Pustaka : berisi teori maupun peraturan terkait yang mendukung isi
critical review.
III Review : merupakan rangkuman dari jurnal ekonomi terpilih.
IV Kritik Terhadap Review : berisi kritik dan masukan oleh penyusun terhadap isi
maupun cara penyajian jurnal ekonomi terpilih.
V Kesimpulan : merupakan simpulan terhadap bab-bab sebelumnya pada
penyususnan critical review ini.
VI Lesson Learned : merupakan bagian akhir yang berisi pelajaran yang dapat
diambil dari isi jurnal terkait.

EKONOMI KOTA 3

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah
II.


2017

TINJAUAN PUSTAKA

Ekonomi
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani melalui kata „oikos’ dan „namos’ atau
„oikonomia’ yang artinya manajemen urusan rumah-tangga, khususnya penyediaan
dan administrasi pendapatan. (Sastradipoera, 2001: 4). Menurut Albert L.Mayers
dalam bukunya “Grond lagun van de Modern Economic” mengemukakan bahwa Ilmu
ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia.
Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka
18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”. Menurut Herlina Rahman(2005:38) Pendapatan asli
daerah Merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah ,hasil
distribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan
otoda sebagai perwujudan asas desentralisasi.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli daerah
(PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah
daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan
usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari
hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas desentralisasi. (Penjelasan UU
No.33 Tahun 2004).
Kebijakan Perpajakan
Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya “Pengantar Singkat
Hukum Pajak” adalah sebagai berikut (Soemitro, Rochmat. 2002. Pengantar singkat
Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung) pajak adalah peralihan kekuasaan dari sektor
swasta ke sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
hukum, mendapatkan imbalan yang secara langsung dapat ditunjukkan, yang

EKONOMI KOTA 4


Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat
pendorong, penghambat atau pencegah untuk mencapai tujuan yang ada di luar
bidang keuangan negara. Kebijakan perpajakan sebagai pelaksanaan pemungutan
pajak berdasarkan undangundang perpajakan guna membantu atau mewujudkan
pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah dalam mengendalikan atau menanggulangi
keadaan masyarakat dan negara (Tampubolon, 1990:13).
Kebijakan Penerimaan Daerah
Pelaksanaan undang-undang baru No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan daerah mempunyai
misi utama yaitu penyelenggaraan desentralisasi fiskal, yang diharapkan akan
menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu : pertama, mendorong peningkatan partisipasi,
prakasa, dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong
pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh daerah, memperbaiki alokasi sumber
daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat
pemerintahan yang lebih rendah (Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen
Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi Offset. Hal 214)
Intensifikasi Pajak Daerah
Pengertian intensifikasi pajak menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak No.
SE-06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Intensifikasi Pajak
adalah sebagai berikut: “Intensifikasi Pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian
penerimaan pajak terhadap objek serta subjek yang telah tercatat atau terdaftar dalam
administrasi DJP, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak.” Proses
pemungutan pajak selama ini dinilai cenderung kurang optimal. Oleh karena itu
intensifikasi pajak daerah penting untuk dilakukan guna meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tanpa harus melakukan perluasan sumber atau obyek pendapatan baru
yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. Intensifikasi tersebut dapat
diterapkan terhadap subyek maupun obyek pendapatan.
III.

REVIEW
Pajak memiliki arti penting bagi daerah karena berperan sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan modal besar pemerintah daerah
sebagai dana pembangunan dan untuk memenuhi belanja daerah. Salah satu jenis
pajak yang memberikan kontribusi yang cukup besar tehadap PAD adalah pajak sektor
hotel. Sektor pajak tersebut menjadi kontributor utama bagi PAD terutama untuk Kota

EKONOMI KOTA 5

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

Batu, mengingat cukup banyaknya objek wisata di Kota Batu. Kota Batu merupakan
kota yang berbasis pada sektor pariwisata dalam perkembangannya dituntut untuk
meningkatkan sarana dan pasarana serta layanan yang baik dalam bidang pariwisata,
yang otomatis tidaklah terlepas dari peningkatan dan pengembangan hotel sebagai
penunjang daripada sektor pariwisata. Hotel dan obyek wisata memiliki keterkaitan
satu sama lain sebagai daya tarik bagi para wisatawan. Dalam meneliti pembuatan
jurnal, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik
penentuan informan dengan cara purposive yang dilanjutkan dengan teknik snowball.
Agar tidak mengalami penurunan pendapatan, Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu
berupaya meningkatkan pendapatan daerah dengan cara intensifikasi pajak hotel.
Intensifikasi tersebut dilakukan dengan mengadakan pembinaan kepada pihak hotel
tentang ketepatan waktu, dan sistem bonbill, membentuk panitia komite pengawasan
pajak yang bertujuan agar pihak hotel mampu membayar pajak sesuai peraturan
daerah, serta menjalin hubungan yang baik dengan pihak hotel dan perbaikan kualitas
pelayanan Dispenda. Secara umum, optimalisasi intensifikasi pajak hotel oleh
Pemerintah Daerah dapat dilakukan dengan :
1) Memperluas basis penerimaan pajak daerah dengan identifikasi jumlah
pembayar pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian dan
menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
2) Memperkuat proses pemungutan pajak dengan peningkatan SDM seagai
petugas pemungutan pajak daerah.
3) Meningkatkan pengawasan pajak dengan pemeriksaan secara berkala.
4) Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan dengan
penyederhanaan administrasi pajak.
Namun dalam pelaksanaan upaya intensifikasi pajak hotel di Kota Batu, Dinas
Pendapatah Daerah menemui berbagai hambatan, antara lain :
1) Relatif rendahnya basis pajak hotel Kota Batu.
2) Peran pajak hotel tergolong kecil dalam total PAD, sebagian besar dana daerah
masih berasal dari bantuan pusat.
3) Kemampuan administrasi pemungutan pajak hotel masih rendah.
4) Kemampuan pengawasan keuangan pajak hotel yang lemah.
IV.

KRITIK TERHADAP JURNAL
Secara umum tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penulisan jurnal telah

tercapai, yaitu mendeskripsikan upaya intensifikasi pemungutan pajak hotel ditinjau

EKONOMI KOTA 6

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

dari potensi Kota Batu untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Penulisan judul
telah sesuai dan mampu menggambarkan isi jurnal secara keseluruhan. Ditinjau dari
gaya bahasanya, jurnal ilmiah tersebut disampaikan dengan gaya penulisan bahasa
Indonesia yang baku dan mudah dipahami. Namun abstrak justru hanya disajikan
dalam satu bahasa saja yaitu bahasa inggris, akan lebih baik lagi jika abstrak disajikan
dalam dua bahasa, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris. Selain itu pembahasan
di dalam jurnal masih menggunakan beberapa istilah asing tanpa penjelasan, sehingga
akan sulit dipahami oleh pembaca yang awam.
Dilihat dari substansi isinya jurnal tersebut kurang mengeksplore solusi dan yang
telah ada secara mendalam. Peneliti tidak membahas seberapa efektif upaya
intensifikasi pamungutan pajak hotel yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Batu,
melainkan hanya menjelaskan upaya apa yang diambil oleh pemerintah daerah saja.
Menurut Silvani (dalam Gunadi 2001:79) administrasi pajak dikatakan efektif bila
mampu mengatasi masalah-masalah:
1) Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers).
2) Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).
3) Penyelundup pajak (tax evaders)
4) Penunggak pajak (delinquent tax pavers).
Berdasarkan sumber lain, yaitu jurnal yang ditulis oleh Armida Fentika
mahasiswa program pascasarjana Magister Pembangunan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro Semarang dengan judul Intensifikasi Pajak Hotel Melalui
Pengembangan Pariwisata Di Kota Tanjungpinang, upaya intensifikasi pemungutan
pajak dapat pula dilakukan dengan upaya mengidentifikasi pembayar pajak
baru/potensial dan jumlah pembayar pajak, memperbaiki

basis data objek,

memperbaiki penilaian dan menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis
pungutan.
Berdasarkan sumber lain lagi, yaitu jurnal yang ditulis oleh Tiara Apriani Putri
Jessy mahasiswa program S1 Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman dengan judul strategi peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) kota balikpapan melalui pajak daerah sektor pariwisata, bahwa dalam
tahap intensifikasi disporabudpar menerapkan strategi yang diakukan secara terus
menerus yaitu dengan pendekatan kepada masyarakat dengan cara mensosialisakan
perda,

melaksanakan

pembinaan

SDM,

disporabudpar

juga

memantau

dan

mengawasi serta meningkatkan tim penagih dan juga memperbaiki sistem pemungutan
pajak dan retribusi wajib pajak dan retribusi usaha pariwisata.

EKONOMI KOTA 7

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah
V.

2017

KESIMPULAN
Dalam berbagai permasalahan terkait pemungutan pajak, Kota Batu telah

menentukan langkah dengan Intensifikasi pemungutan pajak. Intensifikasi tersebut
dilakukan dengan mengadakan pembinaan kepada pihak hotel tentang ketepatan
waktu, dan sistem bonbill, membentuk panitia komite pengawasan pajak yang
bertujuan agar pihak hotel mampu membayar pajak sesuai peraturan daerah, serta
menjalin hubungan yang baik dengan pihak hotel dan perbaikan kualitas pelayanan
Dispenda. Namun dalam melaksanakan intensifikasi tersebut, pemerintah Kota Batu
mengalami berbagai macam kendala, yaitu :
1) Relatif rendahnya basis pajak hotel Kota Batu
2) Peran pajak hotel tergolong kecil dalam total PAD, sebagian besar dana daerah
masih berasal dari bantuan pusat
3) Kemampuan administrasi pemungutan pajak hotel masih rendah Kemampuan
pengawasan keuangan pajak hotel yang lemah
VI.

LESSON LEARNED
Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah melalui pajak. Pajak

daerah terdiri dari 16 jenis, yaitu 5 jenis pajak provinsi dan 11 jenis pajak
kabupaten/kota. Pajak terbagi atas beberapa sektor, salah satunya adalah sektor hotel.
PAD merupakan modal besar bagi pemerintah daerah sebagai dana pembangunan
dan untuk memenuhi belanja daerah. Untuk mengoptimalkan pemungutan terhadap
pajak dapat dilakukan strategi-strategi mencakup ekstensifikasi maupun intensifikasi
pajak. Ekstensifikasi adalah upaya penambahan jumlah Wajib Pajak. Sedangkan
intensifikasi pajak berupa peningkatan kinerja dari sumber-sumber yang telah ada atau
sudah berjalan. Semakin tinggi pelayanan dari Dispenda maka semakin tinggi pila
tingkat Kredibilitas Dispenda. Administrasi pajak dikatakan efektif bila mampu
mengatasi masalah-masalah berikut:
1) Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers).
2) Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).
3) Penyelundup pajak (tax evaders)
4) Penunggak pajak (delinquent tax pavers).

EKONOMI KOTA 8

Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau dari Potensi Kota Batu
untuk Meningkatkan Pendapatan asli Daerah

2017

DAFTAR PUSTAKA
Putra, Wisudawan Krida Laksana. 2013. Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel Ditinjau
Dari Potensi Kota Batu Untuk Menungkatkan Pendapatan Asli Daerah. Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik Nomor 1 Volume 1 Januari 2013
Jessy, Tiara Apriani Putri . 2014. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Balikpapan Melalui Pajak Daerah Sektor Pariwisata. eJournal Administrasi
Negara, 2014, 1603 :1616. ISSN 0000 - 0000, ejournal. an. Fisip - unmul.ac.id
Fentika, Armida. 2005. Intensifikasi Pajak Hotel Melalui Pengembangan Pariwisata Di
Kota Tanjungpinang.

EKONOMI KOTA 9