Tugas Resume HUKUM BISNIS benar

Tugas Resume
Wanprestasi

Disusun Oleh :
Nama

: Anton Budiyansah

NIM

: 31117069

Kelas

: A1/ R1

Jurusan

: Akuntansi

UNIVERSITAS SERANG RAYA

SERANG
Jl. KH. AMIN JASUTA NO. 15C SERANG – BANTEN

A. Pengertian Wanprestasi
Wanprestasi dapat diartikan sebagai tidak terlaksananya prestasi
karena kesalahan debitur baik karena kesengajaan atau kelalaian.
Menurut J Satrio: “suatu keadaan dimana debitur tidak memenuhi
janjinya atau tidak memenuhi sebagaimana mestinya dan
kesemuanya itu dapat dipersalahkan kepadanya”.
Menurut Yahya Harahap: “ wanprestasi sebagai pelaksana kewajiban
yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut
selayaknya, sehingga menimbulkan keharusan bagi pihak debitur
untuk memberikan atau membayar ganti rugi, atau dengan adanya
wanprestasi oleh salah satu pihak, pihak yang lainnya dapat
menuntut pembatalan perjanjian.
B. Bentuk-bentuk Wanprestasi
1. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali
2. Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu(terlambat)
3. Melaksanakan tetapi tidak seperti yang diperjanjikan
4. Debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh

dilakukan
Tata cara menyatakan debitur wanprestasi
1. Sommatie: peringatan tertulis dari kreditur kepada debitur
secara resmi melalui pengadilan negeri
2. Ingebreke stelling: peringatan kreditur kepada debitur tidak
melalui pengadilan negeri
Isi peringatan
1. Teguran kreditur supaya debitur segera melaksanakan
prestasi
2. Dasar teguran
3. Tanggal paling lambat untuk memenuhi prestasi

Somasi minimal telah dilakukan sebanyak 3x oleh kreditor. Apabila
somasi itu tidak diindahkannya,maka kreditor berhak membawa
persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan
memutuskan, apakah debitor wanprestasi atau tidak. Somasi adalah
teguran dari si berpiutang (kreditor) kepada si berutang (debitor)
agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah
disepakati antara keduanya. Somasi ini diatur di dalam pasal 1238
KUHPerdata dan pasal 1243 KUHPerdata.

C. Akibat Hukum bagi debitur yang Wanprestasi
Akibat hukum dari debitur yang wanprestasi adalah hukuman atau
sanksi berupa:
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi)
2. Pembatalan perjanjian
3. Peralihan resiko. Benda yang dijanjikan obyek perjanjian
sejak saat tidak dipenuhinya kewajiban menjadi tanggung
jawab dari debitur
4. Membayar biaya perkara, kalau sampai dipekarakan di depan
hakim
Disamping debitur harus menanggung hal tersebut diatas, maka
yanng dapat dilakukan oleh kreditur dalam mengahadapi debitur
yang wanprestasi ada 5 kemungkinan sebagai berikut (pasal 1276
KUHPerdata):
1. Memenuhi atau melaksanakan perjanjian
2. Memenuhi perjanjian disertai keharusan membayar ganti rugi
3. Membayar ganti rugi
4. Membatalakan perjanjian
5. Membatalkan perjanjian disertai dengan ganti rugi


Ganti rugi yang dapat dituntut:
Debitur wajib membaar ganti rugi, setelah dinyatakan lalai ia tetap
tidak memenuhi prestasi itu”. (pasal 1243 KUHPerdata). “ganti rugi
terdiri dari biaya,rugi, dan bunga” (pasal 1244 s.d. 1246
KUHPerdata).
1. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang
nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh satu pihak
2. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang
kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian debitur
3. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan
yang sudah dibayarkan atau dihitung oleh kreditur
Ganti rugi harus mempunyai hubungan langsung dengan ingkar janji
(pasal 1248 KUHPerdata) dan kerugian dapat diduga atau sepatutnya
diduga pada saat waktu perikatan dibuat.
Ada kemungkinan bahwa ingkar janji(wanprestasi) itu terjadi bukan
hanya karena kesalahan debitur tetapi juga terjadi karena keadaan
memaksa.
Kesengajaan adalah perbuatan yang diketahui dan dikehendaki.
Kelalaian adalah perbuatan yang mana pembuatnya mengetahui akan
kemungkinan terjadinya akibat yang merugikan orang lain.


D. Pembelaan debitur yang dituntut membayar ganti rugi
1. Mengajukan tuntutat adanya keadaan memaksa. Misalnya:
karena barang yang diperjanjikan musnah tau hilang, terjadi
kerusakan, dan bencana alam,dll
2.

Mengajukan bahwa kreditur sendiri juga telah lalai.
Misalnya: si pembeli menuduh penjual terlambat
menyerahkan barangnya, tetapi ia sendiri tidak menetapi
janjinya untuk menyerahkan uang muka

3. Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk
menuntut ganti rugi, misalnya: si pembeli menerima barang
yang tidak memuaskan kualitasnya, namun pembeli tidak
menegur atau tidak mengembalikan barangnya.
E. Keadaan memaksa (overmacht/force majeur)


Pengertian overmacht


“suatu keadaan dimana debitor tidak dapat melakukan prestasinya
kepada kreditor, yang disebabkan adanya kejadian yang berada di
luar kekuasannya, seperti karena adanya gempa bumi, banjir, tanah
longsor dll”
Misalnya: seseorang menjanjikan akan menjual seekor kuda dan
kuda ini sebelum diserahkan mati karena disambar petir.


Akibat keadaan memksa

1. Kreditur tidak dapat meminta pemenuhan prestasi
2. Debitur tidak dapat lagi dinyatakan lalai
3. Resiko tidak beralih kepada debitur



Unsur-unsur keadaan memaksa

1. Peristiwa yang memusnahkan benda yang menjadi obyek

perikatan
2. Peristiwa yang menghalangi debitur berprestasi
3. Prestasi yang tidak dapat diketahui oleh kreditur/debitur
sewaktu dibuatnya perjanjian
F. Sifat keadaan memaksa
1. Keadaan memaksa absolut
Adalah suatu keadaan dimana debitor sama sekali tidak
dapat memenuhi prestasinya kepada krditor oleh karena
adanya gempa bumi, banjir bandang dll. Misalnya: si A
ingin membayar utang nya kepada si B namun tiba-tiba
pada saat si A ingin melakukan pembayaran utang, terjadi
gempa bumi sehingga si A sama sekali tidak dapat
membayar utangnya kepada si B.
2. Keadaan memaksa yang relatif
Adalah suatu keadaan yang menyebabkan debitor masih
mungkin untuk melaksanakan prestasinya, tetapi
pelaksanaan prestasi itu harus dilakukan dengan
memberikan korban yang besar,yang tidak seimbang, atau
menggunakan kekuatan jiwa yang di luar kemampuan
manusia atau kemungkinan tertimpa bahaya kerugian yang

sangat besar. Misalnya: seorang penyanyi telah mengikatkan
dirinya untuk menyanyi di suatu konser tetapi beberapa
detik sebelum pertunjukan ia menerima kabar bahwa
anaknya meninggal dunia.

Perbedaan wanprestasi dengan PMH
Ditinjau dari
Sumber hukum

Wanprestasi
-pasal 1238,1239,1243

PMH
-pasal 1365 s.d. 1380

KUHPerdata

KUHPerdata
-Timbul akibat perbuatan orang


-Timbul dari
Unsur-unsurnya

persetujuan/perjanjian
-Ada perjanjian oleh para pihak
-Ada pihak melanggar atau tidak

-adanya suatu perbuatan
-perbuatan tersebut melawan

melaksanakan isi perjanjian

Timbulnya hak

hukum
-adanya kesalahan pihak pelaku
yang sudah disepakati
-adanya kerugian bagi korban
-sudah dinyatakan lalai tapi tetap
-adnya hubungan kausal antara

juga tidak mau melaksanakan isi
perbuatan dan kerugian
perjanjian
Hak menuntut ganti rugi dalam
Hak menuntut ganti rugi dalam

menuntut

wanprestasi muncul dari pasal

PMH tidak perlu peringatan

1243 KUHPer yang pada

lalai. Kapan saja terjadi PMH,

prinsipnya membutukan

pihak yang merasa dirugikan


pernyataan lalai(somasi)

berhak langsung menuntut ganti

Pembuktian dalam

Penggugat cukup menunjukan

rugi
Penggugat harus mampu

gugatan

adanya wanprestasi atau adanya

membuktikan semua unsur PMH

perjanjian yang dilanggar

terpenuhi selain itu mampu
membuktikan adanya kesalahan

Tuntutan ganti rugi

-KUHP sudah mengatur tentang

yang dibuat debitur
-KUHP tidak mengatur

jangka waktu perhitungan ganti

bagaimana bentuk dan rincian

rugi yang dapat dituntut dalam

ganti rugi. Sehingga dapat

wanprestasi
-gugatan wanprestasi tidak dapat

menggugat kerugian materiil dan

menuntut pengembalian pada

imateril
-dapat menuntut pengembalian

keadaan semula

pada keadaan semula

Perjanjian kontrak

Pihak 1: seorang pemilik perusahaan “CukiGroup” yang beralamat
di Jalan Raya Serang- Jakarta Km 05 Pontang,Banten. Selanjutnya
disebut pihak pertama.
SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK
Nomor No. 152/ SPK-04 / Mar/ 2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat

: BUDI
: Pemilik Perusahaan Cuki Group
:Jl. Pangeran Jayakarta A9 07-09, Jakarta Barat

Dalam hal ini bertindak atas nama direksi Perusahaan Cuki Group
yang berkedudukan di Jalan Raya Serang – Jakarta KM 05 Pontang,
Banten dan selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama
Tempat dan tanggal lahir
Pendidikan terakhir
Jenis kelamin
Agama
Alamat
No. KTP / SIM
Telepon

: ANTON BUDIYANSAH
: Cilegon,26 September 1999
: Strata 1 Akuntansi
: Perempuan
: Islam
: Link Sumampir RT 02 RW 05,
Cilegon,Banten
: 3672056609990001
: +6289673327906

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri pribadi dan
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PASAL 1
MASA KERJA
Ayat 1
PIHAK PERTAMA menyatakan menerima PIHAK KEDUA sebagai
karyawan kontrak 5 tahun di Perusahaan Cuki Group yang berkedudukan di
Jalan Raya Serang – Jakarta KM 05 Pontang, Banten dan PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan kesediaannya.
Ayat 2

Perjanjian kerja ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun (lima tahun),
terhitung sejak tanggal 3 Maret 2018 dan berakhir pada tanggal 3 Maret
2023.
Ayat 3
Selama jangka waktu tersebut masing – masing pihak dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pemberitahuan secara tertulis minimal 3 tahun (tiga
tahun) hari kerja.
PASAL 2
TATA TERTIB PERUSAHAAN
Ayat 1
PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk mematuhi serta menaati
seluruh peraturan tata tertib perusahaan yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA.

Ayat 2
Pelanggaran terhadap peraturan – peraturan tersebut di atas dapat
mengakibatkan PIHAK KEDUA dijatuhi :
1. Skorsing, atau
2. Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK), atau
3. Hukuman dalam bentuk lain dengan merujuk kepada Peraturan
Pemerintahyang mengaturnya.

PASAL 3
JAM KERJA
Ayat 1
Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, jam kerja efektif
perusahaan ditetapkan 42 (empat puluh dua) jam setiap minggu dengan
jumlah hari kerja 5 (lima) hari setiap minggu.

Ayat 2
Jam masuk adalah jam 08.00 WIB (delapan Waktu Indonesia bagian Barat)
dan jam pulang adalah 16.00 WIB (enama belas Waktu Indonesia bagian
Barat).
Ayat 3
Waktu istirahat pada hari senin hingga hari jumat ditetapkan selama 1 (satu)
jam yaitu pada pukul 12.00 WIB (dua belas Waktu Indonesia bagian Barat)
hingga pukul 13.00 WIB (tiga belas Waktu Indonesia bagian Barat).

PASAL 4
PENEMPATAN, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB
Ayar 1
PIHAK KEDUA akan bekerja sebagai Akuntan Intern pada departemen
perusahaan Cuki Group.
Ayat 2
Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut :
1. Menyusun sistem akuntansi,
2. Menyusun laporan keuangan yang ditujukan untuk pihak ekstern
atau intern perusahaan,
3. Menyusun anggaran/budget,
4. Menangani masalah perpajakan perusahaan, dan
5. Melakukan pemeriksaan intern.
Ayat 3

PIHAK PERTAMA berhak penempatkan PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan lain yang oleh PIHAK PERTAMA
dianggap lebih cocok serta sesuai dengan keahlian yang dimiliki PIHAK
KEDUA, dengan syarat masih tetap berada di dalam lingkungan Perusahaan
Cuki Group.

PASAL 5
PERPANJANGAN MASA KONTRAK KERJA
Ayat 1
Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, perjanjian kerja ini dapat
diperpanjang jika PIHAK PERTAMA masih membutuhkan PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA juga menyatakan kesediaannya.
Ayat 2
Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK PERTAMA
masih membutuhkan PIHAK KEDUA , maka PIHAKPERTAMA akan
mengangkat PIHAK KEDUA sebagai karyawan tetap pada Perusahaan
Cuki Group.
Ayat 3
Jika setelah berakhirnya perjanjian ke-2 ternyata PIHAK KEDUA tidak
diajukan untuk pengangkatan sebagai karyawan tetap oleh PIHAK
PERTAMA, maka perjanjian kerja kontrak akan berakhir bersamaan
dengan berakhirnya waktu perjanjian tersebut.
PASAL 6
GAJI POKOK DAN TUNJANGAN – TUNJANGAN
Ayat 1

PIHAK PERTAMA harus memberikan gaji pokok kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) setiap bulan yang harus
dibayarkan PIHAK PERTAMA pada tanggal terakhir setiap bulan setelah
dipotong pajak pendapatan sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia,
Ayat 2
Selain gaji pokok, PIHAK KEDUA juga berhak mendapatkan tunjangan –
tunjangan sebagai berikut :
1. Tunjangan transportasi dan komunikasi, sebesar Rp. 200.000,- (dua
ratus ribu rupiah)
2. Tunjangan uang makan, sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh
ribu rupiah)
3. Tunjangan kesehatan dan keselamatan kerja, sebesar Rp. 350.000,(tiga ratus lima puluh ribu rupiah)

Ayat 3
Pembayaran tunjangan – tunjangan terseb akan disatukan dengan gaji pokok
yang akan diterima PIHAK KEDUA pada tanggal terakhir setiap bulan.

PASAL 7
LEMBUR
Ayat 1
PIHAK KEDUA diharuskan masuk kerja lembur jika pekerjaan yang harus
segera diselesaikan atau bersifat medesak (urgent).
Ayat 2

Sebagai imbalan kerja lembur sesuai ayat 1, PIHAK PERTAMA akan
membayar PIHAK KEDUAsebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu) setiap
jam lembar.
Ayat 3
Pembayaran upah lembur akan disatukan dengan pembayaran gaji yang
akan diterima PIHAK KEDUA pada tanggal terakhir setiap bulan.

PASAL 8
CUTI
Ayat 1
Hak cuti timbul setelah pihak kedua mempunyai masa kerja selama 1 (satu)
tahun

Ayat 2
Jika telah mempunyai masa kerja seperti ayat 1, maka PIHAK KEDUA
akan mendapatkan cuti selama 10 (sepuluh) hari setiap tahun, yang terdiri
dari :
1. Cuti pribadi selama 5 (lima) hari kerja.

2. Cuti bersama selama 5(lima) hari.
Ayat 3
Sebelum melakukan cuti, PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan
terlebih dahulu secara tertulis, selambat – lambatnya 3 (tiga) hari dengan
mendapat pengesahan berupa tanda tangan dan izin dari atasan langsung
yang bersangkutan.

PASAL 9
PENGOBATAN

PIHAK PERTAMA wajib menanggung biaya pengobatan serta perawatan
jikaPIHAK KEDUA sakit atau memerlukan perawatan kesehatannya sesuai
dengan syarat, peraturan, dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
PASAL 10
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Ayat 1
Dengan memperhatikan Undang – Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan
yang berlaku PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja
dengan PIHAK KEDUA karena pengingkaran perjanjian ini.

Ayat 2

Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka PIHAK KEDUA
diharuskan mengembalikan barang – barang yang selama itu dipercayakan
padanya.
Ayat 3
PIHAK KEDUA juga diharuskan menyelesaikan hal – hal yang
berhubungan dengan administrasi keuangan, seperti hutang atau pinjaman
yang dilakukan PIHAK KEDUA.

PASAL 11
PENGUNDURAN DIRI

Ayat 1
Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara baik – baik, maka PIHAK
KEDUA berhak menerima uang gaji, tunjangan, dan lembur sesuai dengan
jumlah hari kerja yang telah dijalaninya.

Ayat 2
Pengunduran diri secara baik – baik diperlihatkan dengan cara – cara
sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA telah mengajukan surat permohonan pengunduran
diri sesuai dengan Pasal 1 Ayat 3 perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya
hingga batas waktu pengunduran dirinya berlaku.
3. PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang – barang yang
dipercayakan kepadanya dan juga telah menyelesaikan administrasi
keuangan yang harus diselesaikannya seperti yang tertulis dalam
Pasal 10 Ayat 2 dan 3 perjanjian ini.

Ayat 3
PIHAK PERTAMA dengan kebijakannya dapat meminta PIHAK
KEDUA untuk meninggalkan perusahaan lebih awal dengan pembayaran
penuh selama 3 (tiga) hari tersebut.

PASAL 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Selain seperti yang tertulis dalam Pasal 5 Ayat 3 perjanjian ini, perjanjian
kerja ini akan berakhir dengan sendirinya jika PIHAK KEDUA meninggal
dunia.

PASAL 13
KEADAAN DARURUAT (FORCE MAJEUR)

Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena keadaan atau situasi
yang memaksa, seperti bencana alam, pemberontakan, perang, hura – hura,
kerusuhan, Peraturan Pemerintah atau apapun yang mengakibatkan
perjanjian kerja ini tidak mungkin lagi untuk diwujudkan.

PASAL 14

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Ayat 1
Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akandiselesaikan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ayat 2
Apabila dengan cara Ayat 1 dalam Pasal ini tidak tercapai kata mufakat,
maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut dilakukan melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan
hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

PASAL 15
PENUTUP

Demikianlah perjanjian ini di buat, disetujui, dan ditanda tangani dalam
rangkap dua, asli dan tembusan bermaterai cukup dan berkekuatan hukum
yang sama. Satu dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan lainnya untuk
PIHAK KEDUA.

Dibuat di

: Serang

Tanggal

: 5 Maret 2018

PIHAK PERTAMA
PEMILIK PERUSAHAAN

( BUDI )

PIHAK KEDUA
KARYAWAN

(ANTON BUDIYANSAH)