Budidaya tanaman kakao yang baik untuk h
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat
dan karunia-Nya. Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam rangka
membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, makalah ini disiapkan dengan
keyakinan dan upaya dapat memberikan pengetahuan bagi pembacanya.
Makalah ini di buat sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan
pembacanya dalam mempelajari Teknik memanen tanaman perkebunan,
khususnya pada tanaman cacao. Sehingga pembacanya dengan mudah dapat
mempelajarinya tanpa harus mencari dari berbagai sumber.
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
masih jauh dari sempurna, maka saya dengan penuh kerendahan hati menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya kami pun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
makalah ini dapat di selesaikan, dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
Tanete, 12 September 2013
Tim Penulis
1.1. Budidaya Tanaman Coklat / Cacao
Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga
pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta
memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan
tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat
minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional
Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini.
ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu
mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang.
Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk
produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak
Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini)
serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney,
Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya
agronomis yang sehat dan strategi PHPT.
Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi
kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan
kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan
tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih
tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan
dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao. Sebagai tanaman
yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga
berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim.
Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao
klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5
tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik.
Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush)
dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah
terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama
berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan
pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada
saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara
April-Juli.
PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma,
pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan
sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini
dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada
pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap
melakukan panen mingguan.
Dalam dunia pertanian,tanaman kakao / coklat ini sudah tidak asing lagi
bagi para petani kakao dalam merawat tanaman tersebut. Namun adakalanya dari
beberapa cara merawat tanaman kakao ini kita masih belum bisa menghasilkan
hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan. Nah dalam hal ini kita akan coba
bersama-sama mengupas permasalahan dari tanaman kakao tersebut.
Dari hasil survey di luar Manokwari (Lampung), tanaman kakao ini mampu
berproduksi antara 17-20 ton basah perhektar tiap bulannya pada tahun 2010-an,
ini sangat luar biasa. Sedangkan untuk distrik Prafi-Manokwari maximal 300kg
kering perbulan perhektarnya, sungguh nilai nominal yang sangat jauh berbeda
tentunya jika di bandingkan dengan jumlah produksi dari Sulawesi. Ada beberapa
hal / cara yang mungkin belum di ketahui oleh kebanyakan para petani kakao di
Indonesia.
Ada beberapa hal pokok yang di lakukan oleh para petani kakao yang dapat di
terapkan oleh semua petani kakao adalah sebagai berikut :
1. Pelindung tanaman kakao
Pelindung tanaman kakao ini cukup penting perannya dalam meningkatkan
produksi kakao, mengingat tanaman kakao ini baru bisa stabil tumbuhnya jika
berada di suhu antara 8°C - 30°C,maka para petani kakao di himbau untuk
menanam tanaman pelindung, minimal dengan jarak 15m x 20m.Tanaman
PETE,sangat cocok untuk di jadikan tanaman pelindung para petani kakao.
Selain buahnya yang dapat menambah penghasilan,tanaman yang satu ini bisa
menggugurkan daunnya dan kemudian bersemi kembali,jadi tanaman kakao
tidak terus menerus terlindungi oleh tanaman pelindung, adakalanya tanaman
kakao kita dapat tersinari oleh matahari secara full / keseluruhan. Selain
daripada itu, daun PETE yang berguguran tersebut dapat menjadi pupuk alami
setelah menjadi humus di tanah.
2. Pemangkasan tanaman kakao
Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak
dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa
bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta
pertumbuhan gulma.
Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga
memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam
pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan
pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi
dan pemangkasan struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan
memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan).
Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu
perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda
dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap,
yaitu memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah;
memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang
terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.
Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas
cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpangtindih
dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk
mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan
membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan struktural
adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan
permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.
Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan
memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung
yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul
masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan
masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah.
Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah
kelapa atau glirisidia (Gliricidia sepium).
Pemangkasan ini terdengar sepele, namun jika pemangkasan ini tidak di
lakukan dengan benar / asal mangkas, maka hasil dari produksi tanaman kakao
tersebut justru akan mengalami penurunan dari bulan ke bulan berikutnya.
Terlebih lagi,jika terlalu rimbun, maka akan timbul parasit seperti lumut,benalu
dll yang melekat di batang tanaman kakao.
Adapun beberapa cara pemangkasan yang di lakukan oleh para petani kakao
pada umumnya yaitu sebagai berikut: Pertama, Pangkaslah dahan-dahan yang
terlihat bertumpuk dan tidak berproduksi lagi, untuk dahan yang menjulur ke
samping, sisakan untuk 4 mata angin dengan tujuan agar ada hubungan antara 1
pohon kakao dengan pohon kakao yang berada di sebelahnya.
Kedua, Peliharalah 1 tunas kakao di setiap tanaman kakao yang menjulur lurus
ke atas, dengan tujuan,agar tanaman kakao ini tinggi hingga kurang lebihnya 8
meter. Di setiap ketinggian 2 meter, peliharalah cabang kakao yang menjulur
ke samping untuk 4 arah mata angin dengan tujuan yang sama, yaitu agar ada
hubungan antara 1 tanaman kakao dengan tanaman kakao yang berada di
sebelahnya.
Ketiga, Dari kedua hal yang sangat penting diatas,maka tidak kalah pentingnya
yaitu sinar matahari sebagai pengolah makanan tanaman kakao dengan proses
fotosintesisnya. Maka dari itu, pemangkasan dan pemeliharaan tunas jangan
sampai menghalangi sinar matahari yang akan menyinari tanah, batang dan
daun. Sebab,jika tanah kurang terkena sinar matahari, maka produksi tanaman
kakao akan kurang sempurna akibat penyerapan unsur hara oleh daun
berkurang. Kurang lebihnya 20% tanah terkena sinar matahari.
3. Pengelolaan Penaung
Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun
kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya
meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan
pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan
sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi
normal.
Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk
mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya
membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung
permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan
pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang,
tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah
pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada
tunas sisanya.
4. Pemupukkan tanaman kakao
Untuk pemupukkan tanaman kakao ini bisa kita pupuk dengan pupuk
kandang dan di campur dengan pupuk urea/KCL, maka hasilnyapun akan lebih
produktif di banding jika anda tidak memberikan pupuk sama sekali. Untuk
Pupuk kandang itu sendiri mudah di jumpai di tempat toko-toko pertanian.
Pemupukkan tanaman kakao ini akan lebih efektif jika di lakukan dengan
benar, Salah satu cara pemupukan yang benar adalah dengan memasukkan
pupuk kandang tersebut ke dalam tanah di 4 mata angin pada tiap-tiap tanaman
kakao dan hal ini cukup di lakukan untuk 1 tahun 1 kali saja. Untuk meletakkan
pupuk kandang di dalam tanah, Kita bisa menggunakan bor tanah dengan
diameter 3 - 4inch dengan kedalaman pengeboran antara 30cm-40cm dan jarak
dari tanaman kakao antara 50cm-60cm.
Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi.
Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu
pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan
pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan
dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan
produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk
memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea
dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk
memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai
masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang
dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan bermanfaat
dalam produksi kakao organic.
5. Pengendali Hama/ Gulma
Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan
penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan
unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi
rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang
tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao
akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu
penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari
sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan
kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia,
dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak.
Untuk pengendali hama pada tanaman kakao ini, para petani kakao masih
lebih banyak menggunakan pestisida, namun hasilnya masih cukup
mengecewakan, karena seperti yang kita ketahui, bahwa pestisida hanya
mampu untuk jenis-jenis serangga seperti kupu-kupu, ulat, semut dll, namun
untuk jenis tikus tentunya tidak berpengaruh, karena Hama yang paling
menurunkan hasil para petani kakao adalah tikus.
Yang mana tikus ini akan melubangi buah kakao, sehingga buah kakao
tersebut bijinya berjatuhan dan membusuk. Untuk mengatasi hal ini,ada
baiknya kita mengambil pengalaman, yaitu dengan memelihara semut hitam
ataupun semut merah. Semut merah ini memiliki ukuran, bentuk tubuh dan air
kencing yang sama dengan semut hitam.
Jadi,selama tanaman kakao ini di penuhi dengan semut merah,maka hama
tikus, ulat, kupu-kupu dll tidak akan ada lagi di tanaman kakao kita.
Keuntungan
memelihara
semut
merah
di
tanaman
kakao.
Beberapa hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari memelihara semut
merah adalah tidak jauh dari keuntungan memelihara semut hitam oleh para
petani kakao di Lampung. Adapun keuntungan-keuntungannya adalah
sebagai berikut:
a. Mengusir hama yang tidak menguntungkan seperti Tikus, Ulat, KupuKupu dll.
b. Membantu penyerbukkan bunga tanaman kakao.
c. Tidak di perlukan lagi obat-obatan pestisida untuk menekan hama pada
tanaman kakao.
Hal yang dapat dilakukan agar semut betah berada di tanaman
Kakao.
Berdasarkan pengalaman demi pengalaman,maka kita harus tahu dulu
habitat dan pola hidup dari semut merah ini. Dan ALL hasilnya ternyata cukup
mudah,antara lain :
1. Biarkan daun-daun tanaman kakao tersebut berserakan di bawah tanaman
kakao,hal ini untuk perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.
2. Dengan pemangkasan yang benar seperti yang telah di jelaskan di
atas,maka semut merah ini dapat berjalan dari 1 tanaman kakao ke tanaman
kakao yang lainnya tanpa harus turun ke tanah terlebih dahulu,jadi semut
merah ini tidak terisolasi di 1 tanaman kakao saja. Hal ini dapat
mempercepat perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.
3. Jangan menggunakkan obat-obatan pestisida untuk kepentingan
apapun,karena hal ini dapat membuat semut merah terganggu dalam
perkembangbiakkannya.
Hal pertama yang harus di lakukan untuk menempatkan semut merah di
tanaman kakao ini adalah :
Pastikan bahwa hama lain sudah berkurang
Bagaimana cara memastikannya...??? Semprot tanaman kakao anda dengan
pestisida,hal ini di maksudkan agar semut merah memiliki populasi terbesar di
tanaman kakao anda,sehingga hama lain akan sulit untuk berkembang biak.
6. Sanitasi Blok
Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao
tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan
penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi akan
memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling
penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama
musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok
terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah.
Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang
dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya
penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari
chupon/tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit
pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak
infeksi yang timbul.
1.2. Musuh Alami Wereng Batang Coklat
Di daerah tropis, peranan musuh alami dalam mengendalikan populasi
WBC cukup besar. Berdasarkan cara memangsanya, maka musuh -musuh
alami ini digolongkan ke dalam berbagai jenis antara lain
1. Predator
Musuh alami dari golongan ini memangsa WBC dengan cara berburu dan
membunuhnya secara langsung. Beberapa jenis serangga yang termasuk
predator WBC serta jenis wereng-wereng lain, yaitu :
(a) Laba-laba harimau (Lycosa sp.)
Serangga ini dianggap sebagai predator utama WBC, karena setiap
harinya mampu memangsa 10-20 ekor WBC dewasa atau 15-20 nimfa.
Gambar : Laba-laba harimau ( Lycosa sp.)
(b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipenis )
Gambar 30. Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipenis)
(c) Kumbang Carabid (Ophionea migrofasciata )
Gambar : Kumbang Carabid (Ophionea migrofasciata)
(d) Kumbang Coccinelid (Synharmonia octomaculata).
Gambar : Kumbang Coccinelid (Synharmonia octomaculata )
2. Parasit Telur
Serangga parasit hidup dengan cara memarasit telur WBC serta jenis
wereng-wereng lainnya. Beberapa jenis parasit yang sudah diketahui antara
lain : Anagrus sp, Gonatocerus sp. Dan Oligosita sp.( Gambar 33).
Gambar : Parasit Telur Anagrus sp. Dan Telur WBC yang terparasit Anagrus sp.
3. Patogen Serangga
Musuh alami dari golongan ini membunuh WBC dengan cara penetrasi
sehingga WBC sakit kemudian mematikannya secara perlahan. Beberapa jenis
agens cendawan yang sudah populer dikembangkan sebagai sarana
pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain Cendawan
Metarhizium sp. yang koloninya berwarna hijau tua dan Cendawan Beauveria
bassiana yang koloninya berwarna putih
Gambar : Wereng yang Mati Terinfeksi Cendawan Metarhizium sp (a) dan
Beauveria bassiana (b).
1.3. Perawatan Kebun Coklat/Cacao
Perawatan kebun kakao merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar
memperoleh produksi biji kakao yang tinggi dan terus berkelanjutan. Perawatan
yang harus diprioritaskan, untuk tujuan seperti memperbaiki kondisi vegetatif
tanaman kakao, meningkatkan produktivitas dan kesinambungan produksi hingga
umur ekonomisnya sekitar 28 tahun dan menjaga kelestarian tanah dan
lingkungannya,
adalah
pemupukan
dan
pengendalian
hama
dan
penyakit.Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam
fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM).
Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada
piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung
sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendaliah hama maupun
penyakit.
Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman
kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul.
Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM.
Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket yang
dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang.
Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer yang masingmasing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer
lainnya dipangkas. Cabang-cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat
percabangan dipangkas. Pemupukan pada fase TBM dilakukan 3-4 kali setahun
sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik
pupuk tunggal maupun majemuk dan dengan pupuk organik yang berfungsi
memperbaiki kondisi tanaman dan memperpendek masa TBM. Pada fase TM,
kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan
pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan pada fase TM meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi,
seperti membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, seperti tunas air,
cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik.
Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan daun baru
yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya serangan
hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol pendek
guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit, meningkatkan
produksi buah. pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3-4 kali per tahun.
Sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang
dilakukan 2 x setahun (bulan oktober/november dan april). Pemupukan tanaman
kakao sendiri dibagi dua, yaitu melalui tanah dan daun. Pemberian pupuk organik
melalui tanah dilakukan dengan meletakkan pupuk pada parit (alur) yang dibuat
melingkar di sekeliling pohon dan kemudian ditutup kembali. Penutupan itu
sendiri dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pupuk dan erosi. Cara ini
terbukti meningkatkan efisiensinya.
Pemupukan melalui daun hanya dilakukan sebagai pelengkap agar unsur
hara yang diberikan dapat segera dipergunakan oleh tanaman. Dilakukan apabila
telah tampak gejala kekurangan atau hanya dilakukan pada pemupukan mikro
(Cu,Zn,Fe, Mn) Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal
musim hujan (oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april), dan jika
memungkinkan pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun (3-4 kali
setahun). Makin sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah
pupuk yang diberikan dalam setahun tetap sama. Pupuk organik dapat ditaburkan
di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada salah satu pohon, dengan
kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun dengan tanah
setebal 5 cm. Dosis aplikasi pupuk organik yang baik adalah 25
kg/ha/pohon/tahun.
Untuk pengendalian, yang difokuskan pada organisme pengganggu
tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman
kakao, pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya
yang baik (Good agricultural practices/GAP) sangat penting, dengan demikian
dapat dihindari eksploitasi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya
kerugian besar. 5 hama utama kakao, yaitu penggerek buah kakao (PBK)=
Conopormorpha cramerella snell, penghisap buah = Helopeltis spp, ulat kilan =
Hyposidra talaca, dan ulat api = Darna trima.
Sedangkan penyakit utama yang sering menyerang tanaman kakao di
Indonesia adalah :
Penyakit busuk buah (phytophtora palmivora)
Penyakit kanker batang (phytophtora palmivora)
Penyakit VSD (oncobasidium theobromae)
Penyakit Colletotrichum (Colletotrichumgloeosporioides)
Penyakit jamur upas (corticium salmonicolor)
Penyakit akar (JAC: Fomes lamaoensis, JAP : Fomes Lignosus)
Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan melalui
sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida untuk mengendalikan
hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan bukan merupakan komponen
pengendalian yang paling utama.
1.4.
7 Insektisida Terbaik Untuk Mengendalikan
Hama Wereng Coklat (WBC)
Hama wereng coklat akhir-akhir ini kembali
menggegerkan dunia pertanian. Beberapa
daerah sentra padi di Jawa Tengah habis di
obrak-abrik oleh hama penghisap ini. Petani
telah berusaha mengaplikasikan berbagai
macam insektisida tetapi serangan hama
wereng ini seperti tak bisa dikendalikan lagi.
Apakah Insektisida sekarang sudah tidak
mampu lagi mengendalikan hama wereng coklat ini?
Untuk mengendalikan hama wereng coklat harus dimulai dari cara memilih
pestisida secara benar dan dilanjutkan dengan cara aplikasi pestisida secara benar
pula.
Banyaknya jenis insektisida di kios-kios pertanian dan banyaknya
formulator (sebutan sales pestisida) terkadang justru membuat bingung petani
dalam menentukan insektisida secara benar. Oleh karena itu petani harus mulai
mempelajari tentang bahan aktif, formulasi, cara kerja, karateristik dan berbagai
hal yang berhubungan dengan pestisida.
Ada beberapa jenis insektisida yang spesialis untuk mengendalikan hama wereng
coklat ini:
1. Bahan aktif Buprofezin. Biasanya dengan nama dagang Applaud. Dengan
formulasi EC, WP dan F insektisida ini mempunyai cara kerja yang spesifik
yaitu menghambat pergantian kulit pada hama wereng coklat. Walaupun
hama penghisap ini tidak langsung mati tetapi applaud termasuk insektisida
yang lumayan dengan harga yang relatif murah.
2. Bahan aktif Imidakloprid. Dipasaran dijual dengan nama bermacam-macam
diantaranya Confidor, Winder, Imidor, Dagger dan masih banyak lagi
insektisida yang beredar dengan bahan aktif imidakloprid ini. Insektisida
ini mempunyai cara kerja sistemik dan sampai saat ini masih bisa
diandalkan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
3. Bahan aktif BBMC. Dijual dengan merek dagang Bassa, Baycarb,
Dharmabas, Hopsin, Kiltop dan lain-lain. Cara kerja insektisida ini adalah
kontak. Walaupun harganya murah namun dalam penggunaannya harus
dengan konsentrasi yang besar sekitar 2-4 ml/ liter.
4. Bahan aktif MIPC. Dipasaran biasanya dikenal dengan nama Mipcin,
Mipcindo, Mipcinta, Micarb dan lain-lain. Sebenarnya MIPC ini masih satu
golongan dengan BBMC yaitu kategori golongan Karbamat. Cara kerja
kontak dan efikasi dalam menendalikan hama wereng coklat masih diatas
BBMC.
5. Bahan aktif Fipronil. Insektisida ini biasa kita kenal dengan nama Regent.
Dengan formulasi SC regent mampu mengendalikan hama wereng coklat
dengan cara sistemik. Formulasi terbaru regent WDG (sacset) ternyata
lebih ampuh.
6. Bahan aktif klorantraniliprol dan tiametoksam. Merupakan insektisida
generasi terbaru yang memiliki spektrum luas untuk mengendalkan
beberapa hama pada tanaman padi. Bahan aktif ini biasa kita kenal dengan
nama dagang Virtako. Walaupun bagus untuk mengendalikan wereng coklat
cuma sayang harganya sangat mahal.
7. Insektisida organik. Insektisida ini sangat ramah lingkungan dengan bahan
baku bisa kita dapatkan melimpah disekitar kita. Ada beberapa kelemahan
dan kelebihan Insektisida organik. Contoh insektisida organik untuk
mengendalikan hama wereng adalah daun sirsak.
PERHATIAN ! SANGAT BERBAHAYA……
Jangan sekalipun menggunakan insektisida golongan piretroid sintetik untuk
mengendalikan hama apapun pada tanaman padi. Ingin tahu, silahkan baca:
Bahaya Piretroid Sintetik Terhadap Tanaman Padi Anda. Contoh insektisida
golongan piretroid sintetik adalah: Matador, fastac, faster, decis, buldok,
sidametrin, venfal dan lain sebagainya.
1.5.
Cara Memanen Buah Kakao (Coklat)
A. Panen
Saat panen perlu disiapkan kotak-kotak untuk penumpukan kulit buah.
Panen dilakukan terhadap buah yang masak, tetapi jangan terlalu masak (matang
pisiologis). Potong tangkai buah dengan menyisishkan 1/3 bagian tangkai buah.
Panen yang dilakukan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga,
sehingga pembentukan bunga dan jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka
produksi buah akan menurun.
Buah yang dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, ditandai dengan
perobahan warna (dari hijau menjadi kuning atau oren pada alur buah) buah yang
telah dipetik dimasukkan kedalam karung dan dikumpulkan dekat kotak.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan kulit buah pada siang hari,
pemecahan kulit buah dengan dipukul menggunakan batu hingga pecah.
Cara Panen:
- Perhatikan buah yang matang panen, seperti tanda yang disebut di atas
- Lakukan pemotong tangkai buah dengan menggunakan gunting atau pisau
- Jangan melakukan panen dengan memelitir buah
- Buah yang dipanen tidak buah yang masak saja, tetapi juga dipanen buah yang
rusak dipanen binatang (tupai dan tikus) dan buah terserang penyakit
Tabel 2 : Kriteria Kematangan Buah
Perubahan
Warna
Bagian
kulit
yang Kelas Kematangan
mengalami perubahan Buah
warna
Kuning
Pada alur buah
Kuning
Pada alur buah
punggung buah
Kuning
Pada seluruh permukaan A
buah
Kuning Tua
Pada seluruh permukaan A
kulit buah
C
dan B
Beberapa faktor penyebab mutu kakao beragam yang dihasilkan adalah
minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu, serta penerapan
tekhnologi tahapan proses pengolahan biji kakao yang tidak berorientasi pada
mutu.
Kriteria mutu biji kakao yang meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan
serta aspek keragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada
setiap tahapan proses produksinya, tahapan proses pengolahan dan spesifikasi alat
dan mesin yang digunakan menjasmin kepastian mutu harus didefenisikan secara
jelas. Proses pengolahan buah kakao menentukan mutu produk mutu kakao,
kriteria dalam ini terjadi pembentukan calaon cita rasa kakao dan pengurangan cita
rasa yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat.
B. Pengolahan Hasil
a. Pemeraman buah
Pemeraman buah bertujuan memperoleh keseragaman kematangan buah serta
memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao.
- Buah dimasukkan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya, disimpan ditempat
yang dibersihkan dan beralaskan daun-daunan dan permukaan ditutup dengan
daun-daunan.
- Pemeraman dilakukan ditempat yang teduh, serta lama pemeramannya 5 sampai
7 hari dengan satu kali pengadukkan.
b. Pemecahan buah
- Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapat biji
kakao, pemecahan buah kakao dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak melukai
atau merusak biji kakao.
- Pemecahan biji kakao dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah
satu dengan buah yang lainnya, harus dihindari kontak langsung biji kakao dengan
benda-benda logam, karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu.
- Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastic atau wadah lainnya
yang bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang.
c. Fermentasi
Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas kulit lender dari
permukaan kulit biji, dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik,
selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama
penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih. Wadah
dan alat permentasi yang dibutuhkan yaitu :
Ø Kotak permentasi terbuat dari papan yang tebal (2,5cm)
Ø Keranjang bambo
Ø Daun pisang
Karung goni
d. Perendaman dan pencucian biji
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses
fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji, sebelum penyucian dilakukan,
perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan
menarik dan warna coklat cerah.
Penyucian dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan tangan atau
menggunakan mesin pencuci). Pencucian yang terlalu bersih, sehingga selaput
lendirnya hilang sama sekali, selain menyebabkan kehilangan berat juga membuat
kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkeluapas. Umumnya biji kakao yang dicuci
jenis Edel, sedangkan jenis bulk tergantung pada permintaan pasar.
e.
Pengeringan biji
Tujuan pengeringan biji pada kakao diantaranya adalah :
1.
Mengurangi kandungan air dalam biji kakao pada kadar air yang aman untuk
penyimpanan (dari 55% sampai menjadi 6 atau 7%)
2. Mengurangi rasa pahit dan sepat pada biji kakao
3. Membentuk warna biji kakao menjadi warna coklat
Cara-cara pengeringan biji kakao ;
Hindari di atas tanah tanpa alas
Di atas tanah menggunakan alas jemur (plastic atau tikar)
Tebal hamparan satu sampai dua lapis biji (3 s/d 5 cm)
Dibalik tiap 2 sampai 3 jam
Lebar jemuran kakao kurang 2 meter, untuk kesempatan pembalikan.
Menyediakan penutup plastic (persiapan hujan)
Tidak mencampur biji dengan biji basah
Penjemuran diakhiri hingga kadar air 6 s/d 7,5 %
Suhu pengeringan sebaiknya antara 55° sampai 66°C dan waktu yang
dibuthkan bila memakai mesin pengerig antara lain 20 sampai 25 jam,
sedangkan bila dijemur waktu yang dibutuhakan ± 7 hari.
f. Sortasi biji
Sortasi biji kakao kering dimaksudkan untuk memisahkan anatar biji yang baik
dengan biji yang cacat berupa biji yang pecah, kotoran atau benda asing lainya,
seperti batu, kulit dan daun-daunan. Sortasi dilakukan setelah 1 sampai 2 hari
dikeringan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapu dan tidak
mudah rusak, srtasi dilakukan dengan menggunkan ayakan dan dapat memisahkan
biji kakao dengan kotoran.
g. Pengegmasan dan penyimpanan biji
- Biji kakao dikemas dengan baik dalam wadah yang bersih danKuat
- Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya
yang berbau keras.
- Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur, karena biji kakao dapat
berbau asap.
- Biji kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban 75%.
- Antara lain dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60
cm, biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
Daftar Pustaka
http://.Google.com, Budidaya Tanaman Kakao.
Surabaya.2007
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat
dan karunia-Nya. Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam rangka
membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, makalah ini disiapkan dengan
keyakinan dan upaya dapat memberikan pengetahuan bagi pembacanya.
Makalah ini di buat sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan
pembacanya dalam mempelajari Teknik memanen tanaman perkebunan,
khususnya pada tanaman cacao. Sehingga pembacanya dengan mudah dapat
mempelajarinya tanpa harus mencari dari berbagai sumber.
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
masih jauh dari sempurna, maka saya dengan penuh kerendahan hati menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya kami pun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
makalah ini dapat di selesaikan, dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya.
Tanete, 12 September 2013
Tim Penulis
1.1. Budidaya Tanaman Coklat / Cacao
Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga
pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta
memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan
tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat
minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional
Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini.
ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu
mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang.
Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk
produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak
Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini)
serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney,
Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya
agronomis yang sehat dan strategi PHPT.
Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi
kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan
kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan
tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih
tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan
dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao. Sebagai tanaman
yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga
berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim.
Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao
klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5
tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik.
Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush)
dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah
terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama
berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan
pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada
saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara
April-Juli.
PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma,
pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan
sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini
dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada
pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap
melakukan panen mingguan.
Dalam dunia pertanian,tanaman kakao / coklat ini sudah tidak asing lagi
bagi para petani kakao dalam merawat tanaman tersebut. Namun adakalanya dari
beberapa cara merawat tanaman kakao ini kita masih belum bisa menghasilkan
hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan. Nah dalam hal ini kita akan coba
bersama-sama mengupas permasalahan dari tanaman kakao tersebut.
Dari hasil survey di luar Manokwari (Lampung), tanaman kakao ini mampu
berproduksi antara 17-20 ton basah perhektar tiap bulannya pada tahun 2010-an,
ini sangat luar biasa. Sedangkan untuk distrik Prafi-Manokwari maximal 300kg
kering perbulan perhektarnya, sungguh nilai nominal yang sangat jauh berbeda
tentunya jika di bandingkan dengan jumlah produksi dari Sulawesi. Ada beberapa
hal / cara yang mungkin belum di ketahui oleh kebanyakan para petani kakao di
Indonesia.
Ada beberapa hal pokok yang di lakukan oleh para petani kakao yang dapat di
terapkan oleh semua petani kakao adalah sebagai berikut :
1. Pelindung tanaman kakao
Pelindung tanaman kakao ini cukup penting perannya dalam meningkatkan
produksi kakao, mengingat tanaman kakao ini baru bisa stabil tumbuhnya jika
berada di suhu antara 8°C - 30°C,maka para petani kakao di himbau untuk
menanam tanaman pelindung, minimal dengan jarak 15m x 20m.Tanaman
PETE,sangat cocok untuk di jadikan tanaman pelindung para petani kakao.
Selain buahnya yang dapat menambah penghasilan,tanaman yang satu ini bisa
menggugurkan daunnya dan kemudian bersemi kembali,jadi tanaman kakao
tidak terus menerus terlindungi oleh tanaman pelindung, adakalanya tanaman
kakao kita dapat tersinari oleh matahari secara full / keseluruhan. Selain
daripada itu, daun PETE yang berguguran tersebut dapat menjadi pupuk alami
setelah menjadi humus di tanah.
2. Pemangkasan tanaman kakao
Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak
dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa
bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta
pertumbuhan gulma.
Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga
memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam
pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan
pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi
dan pemangkasan struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan
memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan).
Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu
perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda
dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap,
yaitu memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah;
memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang
terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.
Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas
cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpangtindih
dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk
mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan
membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan struktural
adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan
permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.
Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan
memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung
yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul
masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan
masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah.
Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah
kelapa atau glirisidia (Gliricidia sepium).
Pemangkasan ini terdengar sepele, namun jika pemangkasan ini tidak di
lakukan dengan benar / asal mangkas, maka hasil dari produksi tanaman kakao
tersebut justru akan mengalami penurunan dari bulan ke bulan berikutnya.
Terlebih lagi,jika terlalu rimbun, maka akan timbul parasit seperti lumut,benalu
dll yang melekat di batang tanaman kakao.
Adapun beberapa cara pemangkasan yang di lakukan oleh para petani kakao
pada umumnya yaitu sebagai berikut: Pertama, Pangkaslah dahan-dahan yang
terlihat bertumpuk dan tidak berproduksi lagi, untuk dahan yang menjulur ke
samping, sisakan untuk 4 mata angin dengan tujuan agar ada hubungan antara 1
pohon kakao dengan pohon kakao yang berada di sebelahnya.
Kedua, Peliharalah 1 tunas kakao di setiap tanaman kakao yang menjulur lurus
ke atas, dengan tujuan,agar tanaman kakao ini tinggi hingga kurang lebihnya 8
meter. Di setiap ketinggian 2 meter, peliharalah cabang kakao yang menjulur
ke samping untuk 4 arah mata angin dengan tujuan yang sama, yaitu agar ada
hubungan antara 1 tanaman kakao dengan tanaman kakao yang berada di
sebelahnya.
Ketiga, Dari kedua hal yang sangat penting diatas,maka tidak kalah pentingnya
yaitu sinar matahari sebagai pengolah makanan tanaman kakao dengan proses
fotosintesisnya. Maka dari itu, pemangkasan dan pemeliharaan tunas jangan
sampai menghalangi sinar matahari yang akan menyinari tanah, batang dan
daun. Sebab,jika tanah kurang terkena sinar matahari, maka produksi tanaman
kakao akan kurang sempurna akibat penyerapan unsur hara oleh daun
berkurang. Kurang lebihnya 20% tanah terkena sinar matahari.
3. Pengelolaan Penaung
Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun
kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya
meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan
pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan
sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi
normal.
Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk
mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya
membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung
permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan
pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang,
tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah
pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada
tunas sisanya.
4. Pemupukkan tanaman kakao
Untuk pemupukkan tanaman kakao ini bisa kita pupuk dengan pupuk
kandang dan di campur dengan pupuk urea/KCL, maka hasilnyapun akan lebih
produktif di banding jika anda tidak memberikan pupuk sama sekali. Untuk
Pupuk kandang itu sendiri mudah di jumpai di tempat toko-toko pertanian.
Pemupukkan tanaman kakao ini akan lebih efektif jika di lakukan dengan
benar, Salah satu cara pemupukan yang benar adalah dengan memasukkan
pupuk kandang tersebut ke dalam tanah di 4 mata angin pada tiap-tiap tanaman
kakao dan hal ini cukup di lakukan untuk 1 tahun 1 kali saja. Untuk meletakkan
pupuk kandang di dalam tanah, Kita bisa menggunakan bor tanah dengan
diameter 3 - 4inch dengan kedalaman pengeboran antara 30cm-40cm dan jarak
dari tanaman kakao antara 50cm-60cm.
Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi.
Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu
pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan
pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan
dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan
produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk
memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea
dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk
memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai
masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang
dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan bermanfaat
dalam produksi kakao organic.
5. Pengendali Hama/ Gulma
Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan
penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan
unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi
rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang
tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao
akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu
penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari
sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan
kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia,
dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak.
Untuk pengendali hama pada tanaman kakao ini, para petani kakao masih
lebih banyak menggunakan pestisida, namun hasilnya masih cukup
mengecewakan, karena seperti yang kita ketahui, bahwa pestisida hanya
mampu untuk jenis-jenis serangga seperti kupu-kupu, ulat, semut dll, namun
untuk jenis tikus tentunya tidak berpengaruh, karena Hama yang paling
menurunkan hasil para petani kakao adalah tikus.
Yang mana tikus ini akan melubangi buah kakao, sehingga buah kakao
tersebut bijinya berjatuhan dan membusuk. Untuk mengatasi hal ini,ada
baiknya kita mengambil pengalaman, yaitu dengan memelihara semut hitam
ataupun semut merah. Semut merah ini memiliki ukuran, bentuk tubuh dan air
kencing yang sama dengan semut hitam.
Jadi,selama tanaman kakao ini di penuhi dengan semut merah,maka hama
tikus, ulat, kupu-kupu dll tidak akan ada lagi di tanaman kakao kita.
Keuntungan
memelihara
semut
merah
di
tanaman
kakao.
Beberapa hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari memelihara semut
merah adalah tidak jauh dari keuntungan memelihara semut hitam oleh para
petani kakao di Lampung. Adapun keuntungan-keuntungannya adalah
sebagai berikut:
a. Mengusir hama yang tidak menguntungkan seperti Tikus, Ulat, KupuKupu dll.
b. Membantu penyerbukkan bunga tanaman kakao.
c. Tidak di perlukan lagi obat-obatan pestisida untuk menekan hama pada
tanaman kakao.
Hal yang dapat dilakukan agar semut betah berada di tanaman
Kakao.
Berdasarkan pengalaman demi pengalaman,maka kita harus tahu dulu
habitat dan pola hidup dari semut merah ini. Dan ALL hasilnya ternyata cukup
mudah,antara lain :
1. Biarkan daun-daun tanaman kakao tersebut berserakan di bawah tanaman
kakao,hal ini untuk perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.
2. Dengan pemangkasan yang benar seperti yang telah di jelaskan di
atas,maka semut merah ini dapat berjalan dari 1 tanaman kakao ke tanaman
kakao yang lainnya tanpa harus turun ke tanah terlebih dahulu,jadi semut
merah ini tidak terisolasi di 1 tanaman kakao saja. Hal ini dapat
mempercepat perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.
3. Jangan menggunakkan obat-obatan pestisida untuk kepentingan
apapun,karena hal ini dapat membuat semut merah terganggu dalam
perkembangbiakkannya.
Hal pertama yang harus di lakukan untuk menempatkan semut merah di
tanaman kakao ini adalah :
Pastikan bahwa hama lain sudah berkurang
Bagaimana cara memastikannya...??? Semprot tanaman kakao anda dengan
pestisida,hal ini di maksudkan agar semut merah memiliki populasi terbesar di
tanaman kakao anda,sehingga hama lain akan sulit untuk berkembang biak.
6. Sanitasi Blok
Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao
tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan
penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi akan
memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling
penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama
musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok
terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah.
Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang
dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya
penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari
chupon/tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit
pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak
infeksi yang timbul.
1.2. Musuh Alami Wereng Batang Coklat
Di daerah tropis, peranan musuh alami dalam mengendalikan populasi
WBC cukup besar. Berdasarkan cara memangsanya, maka musuh -musuh
alami ini digolongkan ke dalam berbagai jenis antara lain
1. Predator
Musuh alami dari golongan ini memangsa WBC dengan cara berburu dan
membunuhnya secara langsung. Beberapa jenis serangga yang termasuk
predator WBC serta jenis wereng-wereng lain, yaitu :
(a) Laba-laba harimau (Lycosa sp.)
Serangga ini dianggap sebagai predator utama WBC, karena setiap
harinya mampu memangsa 10-20 ekor WBC dewasa atau 15-20 nimfa.
Gambar : Laba-laba harimau ( Lycosa sp.)
(b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipenis )
Gambar 30. Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipenis)
(c) Kumbang Carabid (Ophionea migrofasciata )
Gambar : Kumbang Carabid (Ophionea migrofasciata)
(d) Kumbang Coccinelid (Synharmonia octomaculata).
Gambar : Kumbang Coccinelid (Synharmonia octomaculata )
2. Parasit Telur
Serangga parasit hidup dengan cara memarasit telur WBC serta jenis
wereng-wereng lainnya. Beberapa jenis parasit yang sudah diketahui antara
lain : Anagrus sp, Gonatocerus sp. Dan Oligosita sp.( Gambar 33).
Gambar : Parasit Telur Anagrus sp. Dan Telur WBC yang terparasit Anagrus sp.
3. Patogen Serangga
Musuh alami dari golongan ini membunuh WBC dengan cara penetrasi
sehingga WBC sakit kemudian mematikannya secara perlahan. Beberapa jenis
agens cendawan yang sudah populer dikembangkan sebagai sarana
pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain Cendawan
Metarhizium sp. yang koloninya berwarna hijau tua dan Cendawan Beauveria
bassiana yang koloninya berwarna putih
Gambar : Wereng yang Mati Terinfeksi Cendawan Metarhizium sp (a) dan
Beauveria bassiana (b).
1.3. Perawatan Kebun Coklat/Cacao
Perawatan kebun kakao merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar
memperoleh produksi biji kakao yang tinggi dan terus berkelanjutan. Perawatan
yang harus diprioritaskan, untuk tujuan seperti memperbaiki kondisi vegetatif
tanaman kakao, meningkatkan produktivitas dan kesinambungan produksi hingga
umur ekonomisnya sekitar 28 tahun dan menjaga kelestarian tanah dan
lingkungannya,
adalah
pemupukan
dan
pengendalian
hama
dan
penyakit.Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam
fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM).
Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada
piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung
sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendaliah hama maupun
penyakit.
Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman
kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul.
Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM.
Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket yang
dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang.
Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer yang masingmasing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer
lainnya dipangkas. Cabang-cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat
percabangan dipangkas. Pemupukan pada fase TBM dilakukan 3-4 kali setahun
sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik
pupuk tunggal maupun majemuk dan dengan pupuk organik yang berfungsi
memperbaiki kondisi tanaman dan memperpendek masa TBM. Pada fase TM,
kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan
pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan pada fase TM meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi,
seperti membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, seperti tunas air,
cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik.
Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan daun baru
yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya serangan
hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol pendek
guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit, meningkatkan
produksi buah. pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3-4 kali per tahun.
Sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang
dilakukan 2 x setahun (bulan oktober/november dan april). Pemupukan tanaman
kakao sendiri dibagi dua, yaitu melalui tanah dan daun. Pemberian pupuk organik
melalui tanah dilakukan dengan meletakkan pupuk pada parit (alur) yang dibuat
melingkar di sekeliling pohon dan kemudian ditutup kembali. Penutupan itu
sendiri dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pupuk dan erosi. Cara ini
terbukti meningkatkan efisiensinya.
Pemupukan melalui daun hanya dilakukan sebagai pelengkap agar unsur
hara yang diberikan dapat segera dipergunakan oleh tanaman. Dilakukan apabila
telah tampak gejala kekurangan atau hanya dilakukan pada pemupukan mikro
(Cu,Zn,Fe, Mn) Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal
musim hujan (oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april), dan jika
memungkinkan pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun (3-4 kali
setahun). Makin sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah
pupuk yang diberikan dalam setahun tetap sama. Pupuk organik dapat ditaburkan
di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada salah satu pohon, dengan
kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun dengan tanah
setebal 5 cm. Dosis aplikasi pupuk organik yang baik adalah 25
kg/ha/pohon/tahun.
Untuk pengendalian, yang difokuskan pada organisme pengganggu
tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman
kakao, pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya
yang baik (Good agricultural practices/GAP) sangat penting, dengan demikian
dapat dihindari eksploitasi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya
kerugian besar. 5 hama utama kakao, yaitu penggerek buah kakao (PBK)=
Conopormorpha cramerella snell, penghisap buah = Helopeltis spp, ulat kilan =
Hyposidra talaca, dan ulat api = Darna trima.
Sedangkan penyakit utama yang sering menyerang tanaman kakao di
Indonesia adalah :
Penyakit busuk buah (phytophtora palmivora)
Penyakit kanker batang (phytophtora palmivora)
Penyakit VSD (oncobasidium theobromae)
Penyakit Colletotrichum (Colletotrichumgloeosporioides)
Penyakit jamur upas (corticium salmonicolor)
Penyakit akar (JAC: Fomes lamaoensis, JAP : Fomes Lignosus)
Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan melalui
sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida untuk mengendalikan
hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan bukan merupakan komponen
pengendalian yang paling utama.
1.4.
7 Insektisida Terbaik Untuk Mengendalikan
Hama Wereng Coklat (WBC)
Hama wereng coklat akhir-akhir ini kembali
menggegerkan dunia pertanian. Beberapa
daerah sentra padi di Jawa Tengah habis di
obrak-abrik oleh hama penghisap ini. Petani
telah berusaha mengaplikasikan berbagai
macam insektisida tetapi serangan hama
wereng ini seperti tak bisa dikendalikan lagi.
Apakah Insektisida sekarang sudah tidak
mampu lagi mengendalikan hama wereng coklat ini?
Untuk mengendalikan hama wereng coklat harus dimulai dari cara memilih
pestisida secara benar dan dilanjutkan dengan cara aplikasi pestisida secara benar
pula.
Banyaknya jenis insektisida di kios-kios pertanian dan banyaknya
formulator (sebutan sales pestisida) terkadang justru membuat bingung petani
dalam menentukan insektisida secara benar. Oleh karena itu petani harus mulai
mempelajari tentang bahan aktif, formulasi, cara kerja, karateristik dan berbagai
hal yang berhubungan dengan pestisida.
Ada beberapa jenis insektisida yang spesialis untuk mengendalikan hama wereng
coklat ini:
1. Bahan aktif Buprofezin. Biasanya dengan nama dagang Applaud. Dengan
formulasi EC, WP dan F insektisida ini mempunyai cara kerja yang spesifik
yaitu menghambat pergantian kulit pada hama wereng coklat. Walaupun
hama penghisap ini tidak langsung mati tetapi applaud termasuk insektisida
yang lumayan dengan harga yang relatif murah.
2. Bahan aktif Imidakloprid. Dipasaran dijual dengan nama bermacam-macam
diantaranya Confidor, Winder, Imidor, Dagger dan masih banyak lagi
insektisida yang beredar dengan bahan aktif imidakloprid ini. Insektisida
ini mempunyai cara kerja sistemik dan sampai saat ini masih bisa
diandalkan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
3. Bahan aktif BBMC. Dijual dengan merek dagang Bassa, Baycarb,
Dharmabas, Hopsin, Kiltop dan lain-lain. Cara kerja insektisida ini adalah
kontak. Walaupun harganya murah namun dalam penggunaannya harus
dengan konsentrasi yang besar sekitar 2-4 ml/ liter.
4. Bahan aktif MIPC. Dipasaran biasanya dikenal dengan nama Mipcin,
Mipcindo, Mipcinta, Micarb dan lain-lain. Sebenarnya MIPC ini masih satu
golongan dengan BBMC yaitu kategori golongan Karbamat. Cara kerja
kontak dan efikasi dalam menendalikan hama wereng coklat masih diatas
BBMC.
5. Bahan aktif Fipronil. Insektisida ini biasa kita kenal dengan nama Regent.
Dengan formulasi SC regent mampu mengendalikan hama wereng coklat
dengan cara sistemik. Formulasi terbaru regent WDG (sacset) ternyata
lebih ampuh.
6. Bahan aktif klorantraniliprol dan tiametoksam. Merupakan insektisida
generasi terbaru yang memiliki spektrum luas untuk mengendalkan
beberapa hama pada tanaman padi. Bahan aktif ini biasa kita kenal dengan
nama dagang Virtako. Walaupun bagus untuk mengendalikan wereng coklat
cuma sayang harganya sangat mahal.
7. Insektisida organik. Insektisida ini sangat ramah lingkungan dengan bahan
baku bisa kita dapatkan melimpah disekitar kita. Ada beberapa kelemahan
dan kelebihan Insektisida organik. Contoh insektisida organik untuk
mengendalikan hama wereng adalah daun sirsak.
PERHATIAN ! SANGAT BERBAHAYA……
Jangan sekalipun menggunakan insektisida golongan piretroid sintetik untuk
mengendalikan hama apapun pada tanaman padi. Ingin tahu, silahkan baca:
Bahaya Piretroid Sintetik Terhadap Tanaman Padi Anda. Contoh insektisida
golongan piretroid sintetik adalah: Matador, fastac, faster, decis, buldok,
sidametrin, venfal dan lain sebagainya.
1.5.
Cara Memanen Buah Kakao (Coklat)
A. Panen
Saat panen perlu disiapkan kotak-kotak untuk penumpukan kulit buah.
Panen dilakukan terhadap buah yang masak, tetapi jangan terlalu masak (matang
pisiologis). Potong tangkai buah dengan menyisishkan 1/3 bagian tangkai buah.
Panen yang dilakukan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga,
sehingga pembentukan bunga dan jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka
produksi buah akan menurun.
Buah yang dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, ditandai dengan
perobahan warna (dari hijau menjadi kuning atau oren pada alur buah) buah yang
telah dipetik dimasukkan kedalam karung dan dikumpulkan dekat kotak.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan kulit buah pada siang hari,
pemecahan kulit buah dengan dipukul menggunakan batu hingga pecah.
Cara Panen:
- Perhatikan buah yang matang panen, seperti tanda yang disebut di atas
- Lakukan pemotong tangkai buah dengan menggunakan gunting atau pisau
- Jangan melakukan panen dengan memelitir buah
- Buah yang dipanen tidak buah yang masak saja, tetapi juga dipanen buah yang
rusak dipanen binatang (tupai dan tikus) dan buah terserang penyakit
Tabel 2 : Kriteria Kematangan Buah
Perubahan
Warna
Bagian
kulit
yang Kelas Kematangan
mengalami perubahan Buah
warna
Kuning
Pada alur buah
Kuning
Pada alur buah
punggung buah
Kuning
Pada seluruh permukaan A
buah
Kuning Tua
Pada seluruh permukaan A
kulit buah
C
dan B
Beberapa faktor penyebab mutu kakao beragam yang dihasilkan adalah
minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu, serta penerapan
tekhnologi tahapan proses pengolahan biji kakao yang tidak berorientasi pada
mutu.
Kriteria mutu biji kakao yang meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan
serta aspek keragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada
setiap tahapan proses produksinya, tahapan proses pengolahan dan spesifikasi alat
dan mesin yang digunakan menjasmin kepastian mutu harus didefenisikan secara
jelas. Proses pengolahan buah kakao menentukan mutu produk mutu kakao,
kriteria dalam ini terjadi pembentukan calaon cita rasa kakao dan pengurangan cita
rasa yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat.
B. Pengolahan Hasil
a. Pemeraman buah
Pemeraman buah bertujuan memperoleh keseragaman kematangan buah serta
memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao.
- Buah dimasukkan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya, disimpan ditempat
yang dibersihkan dan beralaskan daun-daunan dan permukaan ditutup dengan
daun-daunan.
- Pemeraman dilakukan ditempat yang teduh, serta lama pemeramannya 5 sampai
7 hari dengan satu kali pengadukkan.
b. Pemecahan buah
- Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapat biji
kakao, pemecahan buah kakao dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak melukai
atau merusak biji kakao.
- Pemecahan biji kakao dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah
satu dengan buah yang lainnya, harus dihindari kontak langsung biji kakao dengan
benda-benda logam, karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu.
- Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastic atau wadah lainnya
yang bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang.
c. Fermentasi
Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas kulit lender dari
permukaan kulit biji, dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik,
selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama
penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih. Wadah
dan alat permentasi yang dibutuhkan yaitu :
Ø Kotak permentasi terbuat dari papan yang tebal (2,5cm)
Ø Keranjang bambo
Ø Daun pisang
Karung goni
d. Perendaman dan pencucian biji
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses
fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji, sebelum penyucian dilakukan,
perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan
menarik dan warna coklat cerah.
Penyucian dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan tangan atau
menggunakan mesin pencuci). Pencucian yang terlalu bersih, sehingga selaput
lendirnya hilang sama sekali, selain menyebabkan kehilangan berat juga membuat
kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkeluapas. Umumnya biji kakao yang dicuci
jenis Edel, sedangkan jenis bulk tergantung pada permintaan pasar.
e.
Pengeringan biji
Tujuan pengeringan biji pada kakao diantaranya adalah :
1.
Mengurangi kandungan air dalam biji kakao pada kadar air yang aman untuk
penyimpanan (dari 55% sampai menjadi 6 atau 7%)
2. Mengurangi rasa pahit dan sepat pada biji kakao
3. Membentuk warna biji kakao menjadi warna coklat
Cara-cara pengeringan biji kakao ;
Hindari di atas tanah tanpa alas
Di atas tanah menggunakan alas jemur (plastic atau tikar)
Tebal hamparan satu sampai dua lapis biji (3 s/d 5 cm)
Dibalik tiap 2 sampai 3 jam
Lebar jemuran kakao kurang 2 meter, untuk kesempatan pembalikan.
Menyediakan penutup plastic (persiapan hujan)
Tidak mencampur biji dengan biji basah
Penjemuran diakhiri hingga kadar air 6 s/d 7,5 %
Suhu pengeringan sebaiknya antara 55° sampai 66°C dan waktu yang
dibuthkan bila memakai mesin pengerig antara lain 20 sampai 25 jam,
sedangkan bila dijemur waktu yang dibutuhakan ± 7 hari.
f. Sortasi biji
Sortasi biji kakao kering dimaksudkan untuk memisahkan anatar biji yang baik
dengan biji yang cacat berupa biji yang pecah, kotoran atau benda asing lainya,
seperti batu, kulit dan daun-daunan. Sortasi dilakukan setelah 1 sampai 2 hari
dikeringan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapu dan tidak
mudah rusak, srtasi dilakukan dengan menggunkan ayakan dan dapat memisahkan
biji kakao dengan kotoran.
g. Pengegmasan dan penyimpanan biji
- Biji kakao dikemas dengan baik dalam wadah yang bersih danKuat
- Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya
yang berbau keras.
- Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur, karena biji kakao dapat
berbau asap.
- Biji kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban 75%.
- Antara lain dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60
cm, biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
Daftar Pustaka
http://.Google.com, Budidaya Tanaman Kakao.
Surabaya.2007