PIH hand out1 Materi Kuliah Semester 1 | FKPH GUIDE pih hand out 1

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN
HUKUM
 MANUSIA ADALAH HOMO HOMINI LUPUS

Manusia terlahir dengan sifat-sifatnya yang
biadab; siapa yang kuat maka dialah yang
menang (Thomas Hobbes)
 MANUSIA MEMPUNYAI SIFAT ‘ZON POLITICON’

Manusia adalah mahluk sosial; berkeinginan
kuat untuk hidup bersama/berkelompok
(Aristoteles)
Dalam hal ini manusia disebut makhluk sosial
1

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN
HUKUM
 A man as an individual creature
 A man as social creature

Ubi societas ibi ius

2

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN
HUKUM
MANUSIA
MANUSIA
1

7

2
HUKUM
5

6

4

MASYARAKAT
3


3

PENGERTIAN (DEFINISI) HUKUM
HUKUM SULIT DIDEFINISIKAN SECARA TETAP,
UNIVERSAL DAN ABADI, KARENA:
1.Hukum mempunyaI ruang lingkup/cakupan
materi yang sangat luas;
2.Hukum memiliki sifat yang abstrak;
3.Hukum berkembang dinamis selaras dengan
perkembangan masyarakat
Manusia lahir dijemput oleh hukum,
hidup diatur oleh hukum, mati diantar oleh hukum.

4

Ahmad Ali
 Hukum pada hakekatnya adalah sesuatu yg

abstrak, tapi manifestasinya berujud hal yg

konkrit, shg melahirkan definisi hukum yg
amat beragam, tergantung persepsi org thd
hukum.

 Hukum cakupannya luas sekali :

- Hakim : Hukum adl keputusan
- Ilmuwan
: Hukum adl kaidah / norma
- Rakyat
: hukum adl tradisi /
kebiasaan
- Agamawan : Hukum adl ketentuan Tuhan
- Penguasa
: Hukum adl kekuasaan

5

PENGERTIAN HUKUM
1. Hukum diartikan sebagai produk keputusan penguasa

2. Hukum diartikan sebagai produk keputusan hakim
3. Hukum diartikan sebagai petugas/pekerja hukum
4. Hukum diartikan sebagai wujud sikap tindak/perilaku
5. Hukum diartikan sebagai sistem norma/kaidah
6. Hukum diartikan sebagai tata hukum
7. Hukum diartikan sebagai tata nilai
8. Hukum diartikan sebagai ilmu
9. Hukum diartikan sebagai sistem ajaran (disiplin

hukum)
10.Hukum diartikan sebagai gejala sosial
Sumber: Wasis SP, Pengantar Ilmu Hukum

6

UNSUR-UNSUR PENGERTIAN
HUKUM
1. Hukum dipahami sebagai perangkat
2.
3.

4.
5.
6.
7.

peraturan;
Hukum dibuat oleh ‘penguasa’ yang
berwenang;
Bentuk hukum bisa tertulis atau tidak tertulis;
Mengandung sifat memaksa/mengatur;
Ada sanksi bagi pelanggarnya;
Ditujukan pada aspek perilaku manusia;
Bertujuan untuk menciptakan keamanan,
ketertiban, dan keadilan.
7

HAKIKAT, TUJUAN DAN FUNGSI
HUKUM
Apa Hukum itu?
 Hukum sulit didefinisikan,


Mengapa ?
Van Apeldoorn :
 Keberadaan hukum terdapat di seluruh dunia (universal), di
mana ada masyarakat manusia, di situ ada hukum
(Cecero: Ubi Societas Ibi Ius)
I Kisch :
 Hakikat hukum tdk dapat ditangkap oleh panca indera ,
shg sulit membuat definisi hukum yg memuaskan orang.
8

TUJUAN HUKUM
1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan

individu dan kepentingan umum, terutama
mengenai pelaksanaan hak-hak pribadi
2. Menjaga agar tidak terjadi konflik antar anggota
masyarakat sehingga keseimbangan hidup
bermasyarakat dapat tercapai. Hukum hadir
untuk menyelesaikan konflik agar kondisi sosial

yang tidak seimbang dapat dipulihkan kembali.
3. Menjamin terciptanya suasana aman, tertib dan
nyaman untukmendukung tercapainya tujuan
hidup bersama, yaitu kesejahteraan .
9

PERBEDAAN NORMA HUKUM DENGAN NORMA
KEAGAMAAN DAN KESUSILAAN
NORMA HUKUM

NORMA AGAMA &
KESUSILAAN

TUJUANNYA

TUJUANNYA

Menyelenggarakan tata tertib
dalam masyarakat dan
memberi perlindungan

terhadap manusia dan miliknya

Memperbaiki diri seseorang
secara tidak langsung juga
menuju ke arah masyarakat yang
teratur.

ISINYA
Mengatur tingkah laku dan
perbuatan lahir manusia, di
dalam hukum akan dirasakan
puas kalau manusia sudah
sesuai dengan peraturan
hukum

ISINYA
Terutama mengatur SIKAP BATIN
diri pribadi dan kehendak
manusia. Tidak puas dengan
perbuatan atau kehendak lahir

saja.
10

PERBEDAAN NORMA HUKUM DENGAN NORMA
KEAGAMAAN DAN KESUSILAAN
NORMA HUKUM

NORMA AGAMA &
KESUSILAAN

SUMBER SANKSINYA

SUMBER SANKSINYA

Bersifat hiteronom: sanksi
berasal dan dipaksakan oleh
kekuasaan yang datang dari
luar diri sendiri

Bersifat otonom, artinya

sanksinya berasal dari dan
dipaksakan oleh suara
batinnya sendiri

DITAATINYA
Kecuali rasa keadilan dari diri
sendiri sebagai sumbernya,
juga yang terutama karena
perintah dari luar yang
bersifat memaksa.

DITAATINYA
Karena sesuai dengan suara
batinnya atau
kepercayaannya sendiri.
11

CIRI-CIRI KAIDAH HUKUM YANG
MEMBEDAKAN DENGAN KAIDAH LAINNYA
• Hukum bertujuan untuk menciptakan

keseimbangan antar kepentingan;
• Hukum mengatur perbuatan manusia yang
bersifat lahiriah;
• Hukum dijalankan oleh badan-badan yang diakui
oleh masyarakat;
• Hukum mempunyai jenis sanksi yang tegas;
• Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian
(ketertiban dan keteraturan)

12

ISI KAIDAH HUKUM
1. Kaidah hukum yang berisi perintah
Contoh: Perintah bagi orang tua agar memelihara dan
mendidik anak-anak sebaik-baiknya (Pasal 45 UU No.1
Tahun 1974 tentang Perkawinan)
2. Kaidah hukum yang berisi larangan
memuat larangan untuk melakukan sesuatu dengan
ancaman sanksi apabila dilanggar (Pasal 362 KUHP:
larangan melakukan pencurian;
3. Kaidah hukum yang berisi membolehkan , memuat hal-hal
yang dibolehkan.
Contoh: Calon suami isteri boleh melakukan perjanjian
(Pasal 29 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan)
13

HUKUM NORMATIF, HUKUM IDEAL,
HUKUM WAJAR
HUKUM NORMATIF
 Hukum TERTULIS yang nampak dalam peraturan undangundang
 Hukum TIDAK TERTULIS yang ditaati oleh masyarakat
HUKUM IDEAL
 Hukum yang dicita-citakan
 Berakar pada perasaan murni manusia dari segala bangsa
 Memenuhi keadilan semua bangsa di dunia
HUKUM WAJAR
 Hukum yang terjadi dan nampak sehari-hari
 Tidak jarang hukum nampak sehari-hari itu bertentangan
dengan undang-undang
14

Istilah Hukum
 Recht (Belanda)
 Law (Inggris)
 Loi/Droit

(Perancis)
 Dirrito (Italia)
 Lex/Ius/Recht
(Latin)
 Ahkam (Arab)

Hak Cipta Ridwan Khairandy

ILMU HUKUM
 ILMU HUKUM adalah Ilmu pengetahuan

yang berusaha menelaah hukum
 ILMU HUKUM mencakup dan membicarakan
segala hal yang berhubungan dengan
hukum.
 ILMU HUKUM mempelajari seluk beluk
mengenai hukum; misalnya mengenai asal
muasal, wujud, asas-asas, macam
pembagian, perkembangan, sumber, fungsi
dan kedudukannya di dalam masyarakat.
16

KELOMPOK ILMU HUKUM
 ILMU HUKUM SEBAGAI KAIDAH

Mempelajari hukum sebagai peraturan,
norma, atau kaidah yang diakui sebagai
kebenaran;
 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENGERTIAN
Membahas pokok-pokok pengertian
hukum seperti subjek hukum, objek
hukum, sumber hukum, hak dan
kewajiban, hubungan hukum, dll.
 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN
Mempelajari hukum sebagai perilaku atau
tindakan
17

BEBERAPA KONSEP DASAR
DALAM HUKUM:







Subjek hukum
Objek hukum
Peristiwa hukum
Perbuatan hukum
Hubungan hukum
Akibat hukum

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM
 Subjek hukum:

pemegang/pendukung/pemilik hak dan
kewajiban menurut hukum.
 Subjek hukum: setiap orang yang
mempunyai hak dan kewajiban, yang
menimbulkan wewenang hukum.
 Subjek hukum ada dua jenis:
(1) Manusia
(2) Badan hukum (perusahaan, organisasi, institusi)



Manusia sebagai subjek hukum
dimulai sejak ia dilahirkan sampai ia
meninggal dunia.

19

 Untuk kepentingan tertentu, janin di dalam

kandungan dapat diperhitungkan sebagai
subjek hukum (Pasal 2 KUHPerdata)
 Tiap-tiap manusia adalah subjek hukum
karena dalam dirinya terdapat hak-hak
tertentu; bahkan dengan hak tersebut
manusia mempunyai wewenang melakukan
sesuatu hal.
 Beberapa subjek hukum yang tidak cakap
hukum, yaitu orang yang tidak boleh
melakukan perbuatan hukum. Misalnya: orang
yangbelum dewasa, orang yang di bawah
pengampuan, seorang wanita yang bersuami
(Pasal 1330 KUHPerdata)

20

 Badan hukum sebagai subjek hukum (recht

persoon)
 Badan hukum adalah suatu badan yang terdiri dari
kumpulan orang yang diberi status ‘persoon’ oleh
hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban
 Syarat untuk disebut badan hukum:
(1) memiliki kekayaan terpisah dengan kekayaan
anggotanya
(2) hak dan kewajiban badan hukum terpisah dengan hak
dan kewajiban para anggotanya secara pribadi.

 Badan hukum dapat bertindak seperti halnya

manusia. Ia dapat memiliki kekayaan, menggugat
dan digugat di pengadilan, dapat mengadakan
perjanjian dengan pihak lain.

21

 Menurut sifatnya, badan hukum dibagi

menjadi dua (1) Badan hukum publik
badan hukum yang didirikan oleh
pemerintah. Contoh: provinsi, lembaga
negara, bank negara.
(2)
Badan hukum privat
badan hukum yang didirikan oleh swasta.
Contoh: Perseroan Terbatas (PT),
perhimpunan,
Firma, koperasi,
yayasan.
22

OBJEK HUKUM
 Objek hukum adalah segala sesuatu

yang berguna bagi subjek hukum
dan sesuatu yang dapat dijadikan
dalam pokok (objek) dalam
hubungan perjanjian hukum.
 Objek hukum biasanya berbentuk
benda yang bernilai ekonomis
 Benda dapat dibedakan menjadi
benda bergerak, benda tetap, benda
berwujud, dan benda tidak berwujud,
23
23

Objek Hukum
Benda
Barang

Hak Cipta Ridwan Khairandy

Hak

Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum adalah perbuatan yang
dilakukan subjek hukum yang menimbulkan
akibat hukum yang diatur oleh hukum

Onrecht matigedaad (Pasal 1365
BW)
Barang siapa melakukan perbuatan
melawan hukum, karena kesalahannya
menimbulkan kerugian maka wajib
mengganti kerugian
 Perbuatan melanggar ketentuan UU;
 Melanggar hak subyektif seseorang;
dan
 Melanggar sikap kehati-hatian yang
harus diindahkan dalam masyarakat
(Kepatutan).

26

PERISTIWA HUKUM
 PERISTIWA HUKUM
Peristiwa/kejadian yang membawa akibat yang diatur oleh
hukum.

 PERISTIWA HUKUM BUKAN TINDAKAN MANUSIA:
Kelahiran, kematian, kadaluwarsa

 PERISTIWA HUKUM TINDAKAN MANUSIA
(1) BERSEGI SATU
Peristiwa hukum yang ditimbulkan oleh satu pihak
saja. Contoh: pembuatan surat wasiat, hibah.
(2)

BERSEGI DUA

Peristiwa hukum yang ditimbulkan oleh dua pihak atau
lebih. Contoh: perjanjian jual beli, sewa menyewa.
27

HUBUNGAN HUKUM
 Hubungan hukum adalah hubungan

antara dua subjek hukum atau lebih di
mana hak dan kewajiban para pihak
saling berhadapan;
 Hubungan hukum mempunyai dua segi:
(1)Hak dan (2) kewajiban
 Dalam hubungan hukum terdapat
dua pihak: pihak pertama berhak
meminta prestasi, dan pihak kedua
wajib memberikan prestasi.
28
28

AKIBAT HUKUM
 Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan

karena adanya suatu tindakan hukum.
 Tindakan hukum tersebut menghendaki
adanya suatu akibat, misalnya pembuatan
surat wasiat, pernyataan berhenti menyewa
rumah, dsb.
 Akibat hukum dapat berwujud tiga hal:
(1) lahir atau hilangya suatu keadaan tertentu
(2) lahir atau hilangnya suatu hubungan
hukum
(3) adanya sanksi
29

HUBUNGAN HUKUM
 Hubungan hukum adalah hubungan antara

dua subjek hukum atau lebih di mana hak
dan kewajiban para pihak saling
berhadapan;
 Hubungan hukum mempunyai dua segi:
(1)Hak dan (2) kewajiban
 Dalam hubungan hukum terdapat dua
pihak: pihak pertama berhak meminta
prestasi, dan pihak kedua wajib
memberikan prestasi.
30

HAK (HUKUM SUBJEKTIF)
 Hak adalah wewenang atau izin yang

diberikan oleh hukum;
 Setiap orang yang mempunyai
hak/wewenang atas sesuatu benda atau
dapat berbuat sesuatu atas benda
tersebut. Ia dapat menikmati hasilnya,
dapat menjual, dapat menyewakan, dapat
menggadaikan, serta perbuatan lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum.
 Hukum di sini berfungsi pembatasan hak
mutlak; misalnya fungsi sosial atas tanah.
31

 HAK sering disebut juga hukum subjektif, sedangkan

hukum objektif adalah hukum itu sendiri
 Ada dua macam hak:
(1)Hak mutlak: hak yang memberikan kewenangan
kepada seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
dan hak ini dapat dipertahankan dari adanya
gangguan orang lain. Misalnya hak asasi manusia,
hak negara memungut pajak, hak keperdataan (hak
milik, hak perwalian, hak pengampuan, hak orang tua
atas anak).
(2)Hak nisbi/relatif: hak yang memberikan kewenangan
kepada seseorang untuk menuntut agar seseorang
melakukan sesuatu. Misalnya jual beli
32

MASYARAKAT HUKUM
 Masyarakat hukum adalah sekumpulan

individu yang membentuk kelompok kecil;
misalnya: keluarga, negara.
 Sebagai satu kesatuan manusia maka apabila
salah seorang melakukan suatu perbuatan
tertentu akan dapat mempengaruhi
kelompoknya. Misalnya, salah seorang
anggota keluarga melakukan perbuatan
kriminal, maka seluruh anggota dalam
keluarga tersebut akan merasakan akibat
yang muncul.
33

KLASIFIKASI HUKUM
(1)Berdasarkan isi norma
(2)Berdasarkan bidang yang diatur
(3)Berdasarkan cara

mempertahankannya
(4)Berdasarkan bentuknya
(5)Berdasarkan waktu berlakunya
(6)Berdasarkan kepentingan para subjek
(7)Berdasarkan daya kerjanya
34

KLASIFIKASI HUKUM
 Berdasarkan isi norma
Hukum Publik (Public Law)
Hukum yang fokusnya mengatur hubungan hukum antar
lembaga negara dan hubungan antara
negara dan perorangan

Hukum Privat (Private Law)
Hukum yang fokusnya mengatur
hubungan hukum antar sesama
individu atau perseorangan
Hak Cipta Ridwan Khairandi

35

Berdasar Bidang yang Diatur
Hukum Umum (Lex
Generalis)

Hukum Khusus (Lex
Specialis)

Hukum yang mengatur
secara umum dan
berisi ketentuan yang
bersifat umum

Hukum yang
bersifat khusus

Misal:
Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana
(KUHP)

Misal:
KUHP Militer

Hak Cipta Ridwan Khairandi

36

Berdasarkan cara
mempertahankannya
Hukum Materiil (Substantive Law)
Hukum yang isinya mengatur norma tertentu

Misal:

1.
2.
3.
4.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Hak Cipta Ridwan Khairandi

37

Hukum Formal

(Ajective Law)

Hukum yang mengatur bagaimana mempertahankan
norma-norma tersebut

Hukum Acara (Procedural Law)
Misal:
1. Undang-Undang Hukum Acara Pidana
2. Herziene Indonesische Reglement (HIR)

Hak Cipta Ridwan Khairandi

38

Klasifikasi Hukum
Berdasarkan Bentuknya
Hukum
Hukum Tertulis (Written
Law = Statute Law)

Hukum Tidak Tertulis
(Unwritten Law)

Hak Cipta Ridwan Khairandi

39

39

Makna Hukum Tertulis
Hukum yang dibuat secara
formal
Hukum yang dibuat oleh
lembaga negara yang
berwenang untuk itu
Hukum yang dituangkan
dalam bentuk peraturan
perundang-undangan
Hak Cipta Ridwan Khairandi

40

Hukum Tidak Tertulis
Hukum Adat: Hukum yang berasal
dari suatu tradisi yang berprores
secara turun temurun dalam suatu
masyarakat tertentu
Hukum kebiasaan yang lahir dari
pergaulan masyarakat modern

Hak Cipta Ridwan Khairandi

41

41

Klasifikasi hukum berdasar
waktu berlakunya
Ius constitutum atau hukum
positif adalah semua hukum
yang berlaku di suatu negara
sekarang ini.
Ius constituendum adalah
hukum yang masih berada
dalam alam ide atau dicitacitakan.
Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi
Wardah

42

Berdasar kepentingan
para subyek atau wujud
hukum
Hukum objektif adalah hukum itu
sendiri
Hukum subjektif adalah hak
(Hak merupakan wewenang
atau izin yang diberikan oleh
hukum)

Hak Cipta Ridwan Khairandi

43

Klasifikasi Hukum: daya
kerja
1. Hukum Pemaksa (compulsory Law atau dwingenrecht)
2. Hukum Pelengkap (optional law atau aanvullenrecht)
Hukum Pemaksa

Hukum yang harus diikuti oleh subjek hukum. Orang
yang bersangkutan tidak boleh menambah atau
mengurangi aturan yang ada
Misalnya

1. UU No. 1 Tahun 1974
2. UU No. 14 Tahun 1992

Hak Cipta Ridwan Khairandi

44

44

Hukum Pelengkap
Hukum ini boleh diikuti atau bahkan
dikesampingkan oleh seseorang
Berlaku terhadap hukum perjanjian atau kontrak
Buku III KUHPerdata

Ketentuan ini menjadi tidak berlaku manakala para pihak
mengatur lain, tetapi bila para pihak tidak mengaturnya secara
khusus, maka dengan sendirinya tunduk pada ketentuan Buku
III KUHPerdata tersebut
Hak Cipta Ridwan Khairandi

45

KODIFIKASI
 Himpunan peraturan hukum yang sejenis dan tersusun





secara sistematis, lengkap dalam kitab undang-undang.
Tujuan:
Penyederhanaan
Kesatuan hukum
Kepastian Hukum

 Contoh:

Corpus Iuris Civilis (Justinianus Romawi Timur : 527-

565)

Code Civil/Code Napoleon/Code de commercee
(1804/1807, 1808), Code Penal

Burgerlijke Wetboek/Wetboek van Koophandel,
Wetboek van Strafrecht

KUHPerdata/KUHDagang, KUHPidana
46
Wardah

46

Sumber Hukum
 Sebagai asas hukum
 Menunjukkan hukum terdahulu
 Sebagai sumber berlakunya secara

formal
 Sebagai sumber dari mana kita dapat
mengenal hukum
 Sebagai sumber terjadinya hukum

Wardah

47

Sumber Hukum Materiil
(material sources of law)
Sumber yang menentukan isi hukum atau kaidah
hukum; berupa tindakan manusia yang dianggap
sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan
Isi hukum atau kaidah hukum ditentukan oleh:
(1) keyakinan individu atau kelompok masyarakat
(2) Fakta-fakta konkrit yang terjadi di masyarakat

48

Sumber Hukum Formal
(Formal sources of law)

Sumber yang akan menentukan berlakunya hukum
berdasarkan tata cara, mekanisme, dan bentuk
hukum yang akan diberlakukan.
Jadi sumber hukum formil menjawab pertanyaan
dimanakah kita bisa mendapatkan atau
menemukan aturan-aturan hukum yang
mengatur kehidupan kita

49

Macam Sumber Hukum Formal
Undang-undang
Traktat
Hukum Kebiasaan
Yurisprudensi
Perjanjian atau kontrak
Doktrin
50

MAKNA UNDANG-UNDANG
UNDANG-UNDANG MENGANDUNG DUA
ARTI
 DALAM ARTI FORMAL
Semua aturan yang dibuat oleh organ
negara yang dilihat dari bentuk dan
cara terjadinya dan memenuhi syarat
sebagai undang-undang
 DALAM ARTI MATERIAL
Semua aturan yang dibuat oleh organ
negara dan isinya mengikat
Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi
Wardah

51

PERSYARATAN UNTUK DAPAT
BERLAKU
 Juridische Geltung

Apabila persyaratan formal
terbentuknya UU telah terpenuhi
 Sosiologische Geltung:
Berlakunya hukum merupakan
kenyataan dalam masyarakat
(efektifitas): machts theorie dan
Anerkennungs theorie
 Filosofische Geltung:
Berlaku apabila sesuai dengan cita
WArdah

52

Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan di
Indonesia
UUD 1945
Undang-Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti UndangUndang;
Peraturan Pemerintah;
Peraturan Presiden;
Peraturan Daerah;
53

Asas-Asas UndangUndang
Lex specialis derogat legi generale
Lex superior derogat legi inferiori
Lex posterior derogat legi priori
Nullum delictum nulla poena praevia lege
UU tidak berlaku surut (non retroaktif)
Geen straft zonder schuld
Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi
Wardah

54

Traktat
Perjanjian Internasional antara:
1. Negara – Negara
2. Negara – Organisasi Internasional
3. Sesama Organisasi Internasional
Traktat

Traktat
Bilateral

Kaedah Hukum

Traktat
Multilateral

Mengikat: pacta sunt servanda
Hak Cipta Ridwan Khairandi

55

Hukum Kebiasaan
Kebiasaan

merupakan pola tingkah laku yang tetap,
ajeg dalam masyarakat.

Die normatieve kracht des factishen
Dapat menjadi Hukum Kebiasaan
Syarat:
1. Materiil: tindak yang diulang dalam waktu yang lama
2. Intelektual: ada pendapat masyarakat yang menerima pola
tingkah laku yang diulang itu sebagai suatu hal yang harus
dipatuhi diterima sebagai aturan yang mengikat

Kebiasaan dapat menjadi Hukum Kebiasaan juga karena
diputusan hakim
Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi
Wardah

56

Yurisprudensi
Pengertian yurisprudensi:
- Secara singkat adalah putusan
hakim
- Putusan hakim yang diikuti oleh
hakim lain
pada masa sesudahnya dalam
peristiwa/
kasus yang sama.
57

Putusan hakim (kaedah
hukum)
Putusan hakim
 Hukum in concreto
 Mengikat sejak
dijatuhkan (res
judicata proveritate
habetur)
 Berlaku sejak
memperoleh
kekuatan hukum
tetap
 Mudah
menyesuaikan
dengan keadaan

UU
 Hukum in abstracto
 Mengikat sejak
diundangkan
 Berlaku sejak

ditetapkan /
ditentukan saat
berlakunya
 Sulit menyesuaikan
keadaan.Het recht
hinkt achter de
Wardah aan
feiten

58

Perjanjian atau Kontrak
Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua
orang atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk
menimbulkan akibat hukum.
Perjanjian atau kontrak yang mereka buat menjadi
landasan hukum untuk menyelesaikan persoalan
hukum yang terjadi di antara para pihak.
Asas dalam perjanj/kontrak: facta sunt servanda,
Asas consensualisme dan contract vrijheid.

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi
Wardah

59

Doktrin
Doktrin adalah pendapat atau ajaran yang
dikemukan pakar hukum
Dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan hukum
(legal writing)
Doktrin merupakan sumber hukum tidak
langsung
Doktrin merupakan sumber hukum pelengkap
Contoh rechtsboek : commentaries on the law
of England, kitab fiqih dari Imam Syafii
books of authority
Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi:
Wadah

60

Penemuan Hukum
Hukum
Undang-Undang

Teks UU tetap atau sulit
berubah, sementara
masyarakat terus berubah

Terkadang:
1. Tidak lengkap;
2. Tidak Jelas; atau
3. Kurang Jelas

UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta
(het recht hinkt achter de feiten aan)

Hak Cipta Ridwan Khairandi

61

Konstruksi Hukum
Analogi (Argumentum
per analogiam)
Penghalusan Hukum
(Rechtsvervijning)
Argumentun a
Contrario
Hak Cipta Ridwan Khairandi

62

Analogi
Analogi adalah penerapan suatu
ketentuan hukum bagi keadaan
yang pada dasarnya sama dengan
keadaan yang eksplisit diatur
dengan ketentuan hukum tersebut.

Hak Cipta Ridwan Khairandi

63

Penghalusan
Hukum
Dalam analogi penerapan hukum
diperluas pada keadaan yang tidak
secara eksplisit diatur dalam ketentuan
Dalam penghalusan hukum, hakim
demi keadilan, dalam suatu peristiwa
tidak menerapkan ketentuan hukum
yang semestinya berlaku
Hak Cipta Ridwan Khairandi

64

Argumentum a
contrario
A contrario merupakan penerapan
suatu ketentuan hukum bagi
keadaan yang pada dasarnya
mirip/sama dengan keadaan yang
eksplisit diatur dengan ketentuan
hukum tersebut, tetapi diterapkan
secara sebaliknya.

Hak Cipta Ridwan Khairandi

65

Penemuan Hukum
Hukum
Undang-Undang

Teks UU tetap atau sulit
berubah, sementara
masyarakat terus berubah

Terkadang:
1. Tidak lengkap;
2. Tidak Jelas; atau
3. Kurang Jelas

UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta
(het recht hinkt achter de feiten aan)

Hak Cipta Ridwan Khairandi

66

Kewajiban Hakim untuk
Menemuan Hukum
Pasal 16 (1) UU No. 4 Tahun 2004:
Pengadilan tidak boleh menolak memeriksa, dan memutus
suatu perkara dengan alasan bahwa hukumnya tidak ada
atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya

Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004:

Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat

Hak Cipta Ridwan Khairandi

67

PENEMUAN HUKUM
 Hukum berfungsi sebagai perlindungan masyarakat;
 Agar masyarakat terlindungan, maka hukum harus





dilaksanakan;
Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal, damai,
tetapi dapat juga terjadi karena pelanggaran hukum
Dalam hal ini hukum yang dilanggar harus ditegakkan;
Melalui penegakan hukum, maka hukum ini menjadi
kenyataan;
Dalam menegakkan hukum, ada tiga unsur yang harus
diperhatikan: KEPASTIAN HUKUM, KEMANFAATAN, dan
KEADILAN.

68

TIGA UNSUR PENEGAKAN HUKUM
 KEPASTIAN HUKUM

Masyarakat mengharapkan adanya kepastian
hukum sehingga akan dicapai ketertiban
masyarakat.
 KEMANFAATAN
Masyarakat juga mengharapkan manfaat dalam
pelaksanaan atau penegakan hukum. Jangan
sampai pelaksanaan hukum itu justru menimbulkan
keresahan.
 KEADILAN
Dalam pelaksanaan hukum, masyarakat
mengharapkan agar keadilan diperhatikan.
69

70

 KEPASTIAN HUKUM

Apapun yang terjadi peraturannya adalah
demikian dan harus ditaati atau dilaksanakan.
UU itu sering terasa kejam apabila
dilaksanakan secara ketat. “Lex dura, sed
tamen scripta” = UU itu kejam, tetapi
memang demikianlah bunyinya.
 Tanpa kepastian hukum, orang tidak tahu apa
yang harus diperbuatnya. Tetapi terlalu
menitikberatkan pada kepastian hukum,
terlalu ketat mentaati peraturan hukum,
akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa
tidak adil.
71

 Walaupun UU itu mengatur segala kehidupan









manusia secara tuntas, UU itu tetap tidak
sempurna;
Ada kalanya UU itu tidak lengkap, dan ada kalanya
UU itu tidak jelas;
Meskipun tidak lengkap dan tidak jelas, UU harus
dilaksanakan;
Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap UU, hakim
harus melaksanakan atau menegakkan UU;
Hakim tidak dapat menangguhkan penegakan
terhadap UU yang telah dilanggar;
Hakim tidak boleh menangguhkan atau menolak
menjatuhkan putusan dengan alasan karena
hukumnya tidak jelas atau tidak lengkap;
Hakim dilarang menolak menjatuhkan putusan
dengan dalih tidak ada hukumnya.
72

 PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG
 PENERAPAN UNDANG-UNDANG

73

(1)

INTERPRETASI GRAMATIKAL ATAU BAHASA

Penafsiran berdasarkan tata bahasa, artinya hanya mengingat
bunyi kata-kata dalam kalimat itu saja. Dalam interpretasi bahasa
ini biasanya digunakan kamus bahasa atau dimintakan keterangan
ahli bahasa sebagai narasumber.
Contoh : mengenai istilah “dipercayakan” seperti yang tercantum
dalam pasal 432 KUHP “seorang pejabat suatu lembaga
pengangkutan umum dengan sengaja memberikan kepada orang
lain dari pada berhak, surat tertutup, kartu pos atau paket, yang
(dipercayakan (verduisteren), kepada lembaga itu, atau kalau
sebuah paket “diserahkan” kepada dinas perkereta-apian (PJKA),
sedangkan berhubungan dengan pengiriman tidak ada lain kecuali
dinas itu, maka diserahkan berarti “dipercayakan”. Jadi
dipercayakan ditafsirkan menurut bahasa sebagai diserahkan.
74

(2)

INTERPRETASI SOSIOLOGIS (TELEOLOGIS)

Interpretasi teleologis yaitu menafsirkan UU dengan
menyelidiki maksud pembuatan dan tujuan
dibuatkannya UU tersebut. Dengan interpretasi
teleologis ini, UU yang masih berlaku (tetapi sudah
usang atau sudah tidak sesuai lagi) diterapkan
terhadap suatu peristiwa, hubungan, kebutuhan dan
kepentingan pada masa kini. Di sini, peraturan
perundang-undangan disesuaikan dengan hubungan
dan situasi sosial yang baru.

75

(3)

INTERPRETASI SISTEMATIS ATAU LOGIS

Penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu
dengan pasal yang lain dalam suatu perundangundangan yang bersangkutan atau dengan undangundang lain; serta membaca penjelasan undangundang tersebut sehingga kita mengerti maksudnya.
Contoh : Kalau hendak mengetahui tentang sifat
pengakuan anak yang dilahirkan di luar perkawinan
oleh orang tuanya tidak cukup hanya mencari
ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata saja, tetapi
harus dihubungkan dengan pasal 278 KUHP, yang
berbunyi “barangsiapa mengaku seorang anak sebagai
anaknya menurut KUHPerdata, padahal diketahui
bahwa ia bukan bapak dari anak tersebut, diancam

76

(4)

INTERPRETASI AUTHENTIK (RESMI)

Memberi interpretasi yang pasti seperti yang telah ditentukan
oleh pembentuk undang-undang.

77

(5)

INTERPRETASI HISTORIS

Makna ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat
juga ditafsirkan dengan cara meneliti sejarah pembentukan peraturan
itu sendiri. Penafsiran ini dikenal dengan interpretasi historis. Ada 2
(dua) macam interpretasi historis, yaitu:
a. Penafsiran menurut sejarah undang-undang; dan
b. Penafsiran menurut sejarah hukum.
Contoh : Undang-Undang No.1 Tahun 1974 hanya dapat dimengerti
dengan meneliti sejarah tentang emansipasi wanita. Undang-undang
kecelakaan hanya dapat dimengerti dengan adanya gambaran
sejarah mengenai revolusi industry dan gerakan emansipasi buruh.

78

(6)

INTERPRETASI RESTRIKTIF

Interpretasi restriktif dilakukan dengan mempersempit arti katakata yang terdapat dalam suatu peraturan perundang-undangan.
Contoh : Menurut interpretasi gramatikal kata “tetangga” dalam
Pasal 666 KUHperdata dapat diartikan setiap tetangga termasuk
seorang penyewa dari perkarangan tetangga sebelah. Kalau
tetangga ditafsirkan tidak termasuk tetangga penyewa, ini
merupakan interpretasi restriktif.

79

(7)

INTERPRETASI EXTENSIF (LUAS)

Menafsirkan dengan memperluas arti suatu istilah atau pengertian
dalam (pasal) undang-undang. Contoh: Pada pasal 492 KUH Pidana
ayat (1) “Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum
merintangi lalu lintas, atau mengganggu ketertiban, atau mengancam
keamanan oranglain, atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan
dengan hati–hati atau dengan mengadakan tindakanpenjagaan tertentu
lebih dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang
lain, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau
pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.

80

(8)

INTERPRETASI ANTISIPATIF ATAU FUTURISTIK

Metode ini dilakukan dengan menafsirkan ketentuan perundang-undangan
dengan berpedoman pada kaedah-kaedah perundang-undangan yang
belum mempunyai kekuatan hukum.
Contoh: Hakim apabila mengadapi suatu kasus, dimana kasus tersebut
belum diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi Hakim
mengetahui bahwa untuk kasus tersebut telah mempunyai rancangan
dan pasti akan disahkan oleh DPR, maka hakim dapat menggunakan
rancangan tersebut untuk melakukan penemuan hukum.

81