Ekonomi Islam Menghadapi Turbulensi Ekon

Kajian Perspektif Ekonomi Islam dalam
Merespon Turbulensi Ekonomi Global
Oleh :
Moch. Noviadi. Nugroho, M.Pd
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hotel Bali World Indonesia, Bandung 26-31 Oktober 2013

Dimohon dengan
hormat:
Mematikan Hand
Phone (alat
komunikasi lain)
Menyimak Serius
Mencatat
Informasi
Rileks

Kajian Perspektif Ekonomi Islam dalam
Merespon Turbulensi Ekonomi Global
M.Noviadi.Nugroho, M.Pd


OLEH :
M. NOVIADI NUGROHO, M.Pd

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAMPAK KRISIS
SISTEM EKONOMI KAPITALIS

KAPITALISME & HEDONISME

REGULATING
Islamic
Banking
Financial Product
ISLAMIC
ASSURANCE

Islamic
Economy


BEST EFFORT
&
SUPPORT
SYSTEM
Good
Financial
Infrastructure
Stake
Holders

High Quality
Education Process
Competent People
Service Excellent
Best Practice
Quality Excellent

PENYELESAIA
N MASALAH


Ekonomi Islam


Hasanuz Zaman (1984) : Ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan penerapan hukum syariah untuk
mencegah ketidakadilan atas pemanfaatan dan
pembuangan sumber-sumber material dengan
tujuan untuk memberikan kepuasan manusia dan
melakukannya sebagai kewajiban kepada Allah dan
masyarakat.



Syed Nawab Heidar Naqvi (1994) : Ekonomi Islam
merupakan representasi perilaku Muslim dalam
suatu masyarakat Muslim tertentu.



M. Akhram Khan : Ekonomi Islam bertujuan untuk

mempelajari kemenangan manusia (agar menjadi
baik ) yang dicapai melalui pengorganisasian
sumber
daya
alam
yang
didasarkan
pada
kerjasama dan partisipasi.



M.A. Mannan (1986) : Ekonomi Islam merupakan
suatu studi sosial yang mempelajari masalah
ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai Islam



Dr. Muhammad bin Abdullah al Arabi : Ekonomi
Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip

umum
tentang ekonomi dengan pondasi dasar al-qur’an
dan
sunnah
dengan
mempertimbangkan
lingkungan dan waktu.



Dr. Muhammad syauki al Fanjari : ekonomi Islam
adalah segala sesuatu yang mengendalikan dan
mengatur aktivitas ekonomi sesuai dengan pokokpokok Islam dan politik ekonominya.

APA ITU
EKONOMI ISLAM ?











Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam
sebagai ekonomi Rabbani dan
Insani.
Disebut ekonomi Rabbani karena
sarat dengan arahan dan nilai-nilai
Ilahiah.
Dikatakan ekonomi Insani karena
system ekonomi ini dilaksanakan
dan ditujukan untuk kemakmuran
manusia.
Keimanan sangat penting dalam
ekonomi
Islam
karena

secara
langsung akan mempengaruhi cara
pandang
dalam
membentuk
kepribadian, perilaku, gayahidup,
selera dan preferensi manusia.
Prinsip
ekonomi
Islam
adalah
penerapan
asas
efisiensi
dan
produktifitas, serta asas manfaat
dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan alam.
Motif ekonomi Islam adalah mencari
keberuntungan di dunia dan di

akhirat selaku khalifatullah dengan
jalan beribadah dalam arti yang
luas

Nilai Dasar
Sistem Ekonomi Islam
1. Hakikat pemilikan
adalah
kemanfaatan,
bukan penguasaan.
2. Keseimbangan
ragam aspek dalam
diri manusia.
3. Keadilan antar
sesama manusia

Perspektif Nilai Ekonomi
Islam
Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:
1)

2)
3)
4)
5)

Kewajiban zakat.
Larangan riba.
Kerjasama ekonomi.
Jaminan sosial.
Peranan negara.

Nilai filosofis sistem ekonomi Islam:
1) Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai.
2) Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan
pengembangannya berlangsung terus-menerus.
Nilai normatif sistem ekonomi Islam:
1) Landasan aqidah.
2) Landasan akhlaq.
3) Landasan syari'ah.
4) Al-Qur'anul Karim.

5) Ijtihad (Ra'yu)

PERSPEKTIF EKONOMI
SYARIAH
• Larangan menumpuk-numpuk harta
dengan tidak tidak mengeluarkan
zakatnya.
• Larangan dari praktek riba
• Larangan judi (Maysir)
• Larangan menimbun (Ihtikar)
• Larangan harta menumpuk di segelintir
orang
• Dihalalkan transaksi (muamalah)

Ciri khas Ekonomi Syariah
• Kesatuan (unity)
• Keseimbangan
(equilibrium)
• Kebebasan Memilih
(free will)

• Tanggungjawab
(responsibility)

PRINSIP KONSUMSI
Konsumsi dalam Islam dikendalikan oleh lima prinsip;
• Prinsip keadilan
Makananyang dikomonsumsi hendaknya tidak membahayakan, bahkan
memberi manfaat lebih secara fisik dan spiritual. Seperti bangkai dan
babi dilarang karena membahayakan secara fisik, sedang binatang yang
disembelih untuk persembahan selain Allah, dilarang karena
membahayakan secara spiritual.
• Prinsip kebersihan
Harus baik dan cocok untuk dimakan (dikonsumsi), tidak kotor dan
menjijikkan
• Prinsip kesederhanaan
Tidak berlebih-lebihan, sesuai dengan kebutuhan
• Prinsip Sosial
Menyadari bahwa dalam apa yang kita dapat merupakan pemberian/
kemurahan hati Allah Swt. Sehingga perlu pula bermurah hati dengan
membagi rizki tersebut dengan yang lain (membutuhkan)
• Prinsip moralitas
Konsumsi yang dilakukan hendaknya juga memperhatikan peningkatan
kemajuan nilai-nilai moral dan spiritual.

PRINSIP & MOTIF EKONOMI ISLAM
• Prinsip ekonomi Islam
Penerapan asas efisiensi dan
produktifitas, serta asas manfaat dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan
alam.
 
• Motif ekonomi Islam
Mencari keberuntungan di dunia dan di
akhirat selaku khalifatullah dengan jalan
beribadah dalam arti yang luas.

JENIS-JENIS RIBA








Secara garis besar besar, riba dikelompokkan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utangpitang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah.
Adapun kelompok kedua terbagi menjadi riba fadhl dan riba nasi’ah.
Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang
(muqtaridh).
Riba Jahiliyyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada
waktu yang ditetapkan.
Riba Fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang
yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. Contoh: dalam perbankan
konvensional (berbasis sistem bunga), riba fadl dapat ditemui dalam transaksi jual beli valta
asing yang tidak dilakukan secara tunai.
Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan
jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan,
atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian. riba nasi’ah
dapat ditemui dalam pembayaran bunga kartu kredit, bunga deposito, bunga tabungan.

Fixed Interest Rate Paradigm: Ilustrasi
BUNGA PINJAMAN

MODAL KERJA
Floor Rate 3%

Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
Bulan ke-6
Bulan ke-7

Ceiling Rate 24%

Marjin Kinerja bulan ke1

2

3

4

5

Dan seterusnya

Bunga Pinjaman Terus meningkat
Modal kerja Terus menurun

DAMPAK NEGATIF RIBA (BUNGA)
DALAM EKONOMI


ketidakadilan dalam masyarakat terutama bagi para pemberi modal (bank)
yang pasti menerima keuntungan



Sistim ekonomi ribawi juga merupakan penyebab utama berlakunya
ketidakseimbangan antara pemodal dengan peminjam. Keuntungan besar
yang diperoleh para peminjam yang biasanya terdiri dari golongan industri
raksasa (para konglomerat)



Sistim ekonomi ribawi akan menghambat investasi karena semakin
tingginya tingkat bunga dalam masyarakat, maka semakin kecil
kecenderungan masyarakat untuk berinvestasi. Masyarakat akan lebih
cenderung untuk menyimpan uangnya di bank-bank karena keuntungan
yang lebih besar diperolehi akibat tingginya tingkat bunga.



Bunga dianggap sebagai tambahan biaya produksi bagi para businessman
yang menggunakan modal pinjaman.



Biaya produksi yang tinggi tentu akan memaksa perusahaan untuk menjual
produknya dengan harga yang lebih tinggi pula.



Melambungnya tingkat harga, pada gilirannya, akan mengundang
terjadinya inflasi akibat semakin lemahnya daya beli konsumen.

KRITIKAL SISTEM EKONOMI
KONVENSIONAL


M. THERESA LUNATI
HOMO ECONOMICUS (MANUSIA EKONOMI) BERADA DI PUSAT
EKONOMI KLASIK (KEPENTINGAN PRIBADI, RASIONALIS DAN
BERETIKA INDIVIDUALIS, INDEPENDEN, NON KOOPERATIF),
EGOIS, RASIONAL DAN BERUPAYA MENCARI KEPUASAN SECARA
MAKSIMUM.



UMER CHAPRA.
KETERKUTUKAN
ILMU
EKONOMI
KONVENSIONAL
KARENA
MEMBERIKAN
TEKANAN
BERLEBIHAN
PADA
HARTA
DAN
PENCAPAIAN KEPUASAN SECARA MAKSIMAL, MERUPAKAN
PENYIMPANGAN DARI AJARAN SEBAGIAN BESAR AGAMA



LESTER C. THUROW.
ILMU EKONOMI TIDAK KONTEKSTUAL, SANGAT MATEMATIS DAN
PEMAHAMAN TENTANG REALITAS YANG SEMAKIN MENURUN



DELIARNOV
ILMU EKONOMI MENDASARKAN PADA ASPEK KESERAKAHAN



ROBERT HEILBRONER. PASAR
PASAR H,MERUPAKAN PELAYAN YANG RAJIN BAGI YANG KAYA TAPI
TIDAK PEDULI PADA YANG MISKIN

Prinsip-prinsip Dasar
Ekonomi Islam
• Keadilan

Nilai-nilai Makro

• Maslahah
• Zakat
• Bebas dari bunga (Riba)
• Bebas dari kegiatan spekulatif (Maysir)
• Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
(Gharar)
• Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (Bathil)
• Uang sebagai alat tukar
• Tidak mengenal konsep “time value of money”, tetapi lebih
kepada konsep “economic value of time

Prinsipprinsip Dasar
Ekonomi
Islam
Nilai-nilai Mikro
• Shiddiq (benar dan jujur)
• Tabligh (mengembangkan
lingkungan/bawahan menuju
kebaikan)
• Amanah (dapat dipercaya)
• Fathanah (kompeten dan
profesional)

Tujuan Pemberdayaan Ekonomi
Islam
1. Usaha bersama berdasar kekeluargaan akan menjadi
dasar alokasi sumber daya.
2. Meningkatkan
kapasitas
dan
pemberdayaan
masyarakat (community capacity building and
empowerment).
3. Merespon turbulensi ekonomi global sehingga sistem
ekonomi nasional supaya lebih kuat serta tahan
secara berkelanjutan (sustainable) dan
4. Memberikan
peluang
bagi
setiap
anggota
masyarakat
untuk
melakukan
proses
belajar
melakukan kegiatan ekonomi (social learning
process).
5. Menciptakan kemandirian (self-reliance) di tengah
setiap perubahan hubungan ekonomi internasional
yang terjadi.
6. Memberi ruang partisipasi bagi masyarakat dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembangunan
ekonomi berdasarkan prinsip syariah islam
7. Optimalisasi peran kelembagaan ekonomi syariah

Landasan Filosofis Ekonomi
Islam
(1)Prinsip Tauhid,
yaitu dimana diyakini akan ke Maha Esa-an dan ke Maha
Kuasa-anAllah SWT didalam mengatur segala sesuatunya,
termasuk mekanisme perolehan rizki. Sehingga seluruh aktivitas,
termasuk
ekonomi,
harus
dilaksanakan
sebagai
bentuk
penghambaan kepada Allah SWT secara total;
(2) Prinsip Keadilan dan keseimbangan,
yang menjadi dasar kesejahteraan manusia. Karena itu,
setiap kegiatan ekonomi harus senantiasa berada dalam koridor
keadilan dan keseimbangan;
(3) Prinsip Kebebasan.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia memiliki kebebasan
untuk melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi sepanjang tidak
ada ketentuan Allah SWT yang melarangnya; dan
(4) Prinsip Pertanggungjawaban
Sifat yang dapat dipercaya (amanah), memiliki integritas
yang tinggi (shiddiq), dan senantiasa membawa dan menyebarkan
kebaikan (tabligh),serta memiliki keahlian dan pengetahuan yang
handal (fathonah).

EKONOMI
ISLAM
YANG
• Dapat dipercaya
BERETIKA






Hormat
Bertanggung jawab
Perhatian
Adil
Taat peraturan

ESENSI PEMECAHAN MASALAH
LANGKAH
PEMECAHAN
MASALAH
• Permasalahan Ekonomi
• Temukan alternatif solusi
• Analisa tiap alternatif
• Pilih alternatif “terbaik”
• Laksanakan pilihan solusi
• Evaluasi hasil

GARRY DESLER : GLOBAL
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

knowledgebased worker

global learning

internalizing
Global
values

GLOBAL
NETWORKING

competency
based approach

RANCANG
BANGUN EKONOMI
ISLAM
AKHLAQ

MULTI
MULTITYPE
TYPE
OWNERSHIP
OWNERSHIP

TAUHID

AL-ADL

FREEDOM
TO ACT

NUBUWWA
H

SOCIAL
JUSTICE

KHILAFAH

MA’AD

Ekonomi Islam berfondasikan 5
hal:
Tauhid;
Allah merupakan pemilik sejati
seluruh alam semesta, Allah tidak
mencipakan sesuatu dengan sia-sia,
manusia diciptakan untuk mengabdi /
beribadah pada Allah
Al-adl (adil);
Pelaku ekonomi tidak boleh hanya
mengejar keuntungan pribadi
Nubuwwah (kenabian);
Sifat-sifat yang dimiliki Nabi SAW
hendaknya menjadi teladan dalam
berperilaku, termasuk dalam ekonomi
Shiddiq: efektif dan efisien
Tabligh: komunikatif, terbuka,
pemasaran; Amanah:
bertanggungjawab, dapat dipercaya,
kredibel ;
Fathonah: cerdik, bijak, cerdas.
Khilafah :
Manusia sebagai khalifah di bumi,
akan dimintai pertangungjawaban
Ma’ad (keuntungan):
Keuntungan merupakan motivasi
logis-duniawi manusia dalam
beraktivitas ekonomi, keuntungan
mancangkup keuntungan dunia dan
akhirat

CIRI-CIRI EKONOMI ISLAM yg
EFEKTIF
Re
a
lis
tis

Ter
u

kur

ifik
Spes

Fl

l
e
sib
k
e

Perbedaan Bank Syariah
dan Bank Konvensional
BANK SYARIAH
Bayar bagi hasil

Menerima pendapatan

Tergantung pendapatan

Bagi hasil / Margin

Shahibul Maal
MUDHARIB

SHAHIBUL MAAL
PENDANAAN
DEPOSAN

Mudharib

PEMBIAYAAN
DEBITUR

BANK

Bayar bunga deposito tetap

Bayar bunga kredit tetap

BANK KONVENSIONAL

Fungsi Bank Syariah

APLIKASI PRODUK

FUNGS
I

TAMWIL
MANAGER
INVESTASI

Pendanaan:
Prinsip Wadiah
yad dhamanah /
Qardh:
- Giro
- Tabungan
Prinsip
Mudharabah:
- Tabungan

-Deposito/Investas
i
Sumber: Diolah dari berbagai
sumber- Obligasi
Prinsip Ijarah:

MAAL

INVESTOR

JASA
PERBANKAN

SOSIAL

Pembiayaan:
Pola Bagi Hasil:
- Mudharabah
- Musharakah, dll
Pola Jual Beli:
- Murabahah
- Salam
- Istishna, dll
Pola Sewa:
- Ijarah
- Ijarah wa Iqtina

Jasa Keuangan:
- Wakalah, Ujr
- Kafalah, Sharf
- Hiwalah, Qardh
- Rahn, dll
Jasa
Nonkeuangan
:
- Wadiah yad
amanah
Jasa Keagenan:
- Mudharabah
muqayyadah

Dana Kebajikan:
Penghimpunan
dan penyaluran
ZIS
Penyaluran
Qardhul Hasan

Pendanaan

Prinsip Wadiah /
Qardh
- Giro
- Tabungan

Prinsip
Mudharabah
- Tabungan
- Deposito/Investasi
- Obligasi/Sukuk

Prinsip Ijarah
- Obligasi/Sukuk

Pembiayaa
n

Pola Bagi Hasil
- Mudharabah
- Musharakah

Pola Jual Beli
- Murabahah
- Salam
- Istishna

Pola Sewa
- Ijarah
- Ijarah wa Iqtina

Pembiayaa
n

Jasa
Perbankan

Jasa Keuangan
- Wakalah - Ujr,
- Kafalah - Sharf,
- Hiwalah - Qardh,
- Rahn
- dll

Jasa Nonkeuangan
- Wadiah yad
amanah

Jasa Keagenan
- Mudharabah
muqayyadah

Jasa
Perbankan

Pendanaan

Kegiatan Usaha Bank
Syariah

ESENSI PEMBELAJARAN EKONOMI
ISLAM


Pembelajaran Ekonomi Islam di dalam lingkup organisasi
(innersphere) yaitu meliputi pembelajaran individu
(individual learning) dan pembelajaran kelompok (group
learning), Pembelajaran di tingkat organisasi (middle
sphere), serta pembelajaran dari luar lingkup organisasi
(outer sphere) yang bersifat pembelajaran global (global
learning).



Pembelajaran Ekonomi Islam sebagai proses
penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan
melibatkan semua orang, berfokus pada upaya
perbaikan , pendekatan sistemik (systemized approach),
adanya upaya pembaharuan pola pikir (mindset)

PENDIDIKAN EKONOMI
ISLAM
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, yaitu antara
lain:
• Memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum pendidikan ekonomi, dimana
sudah saatnya ada ruang bagi pengkajian dan penelaahan ekonomi Islam
secara lebih mendalam dan aplikatif.
• Dibukanya jurusan ekonomi Islam secara tersendiri,di mana ilmu ekonomi
Islam dikembangkan dengan memadukan pendekatan normatif keagamaan
dan pendekatan kuantitatif empiris, yang disertai oleh komprehensivitas
analisis.
• Memperbanyak riset, studi, dan penelitian tentang ekonomi Islam, baik yang
berskala mikro maupun makro.
• Memperkaya khazanah keilmuan dan literatur ekonomi Islam, sekaligus
sebagai alat ukur keberhasilan penerapan sistem ekonomi Islam di Indonesia;
• Mengembangkan networking yang lebih luas dengan berbagai institusi
pendidikan ekonomi Islam lainnya, lembaga-lembaga keuangan dan non
keuangan Islam, baik di dalam maupun luar negeri, seperti IDB maupun
kalangan perbankan Islam di dalam negeri.
Adanya kesamaan langkah ini insya Allah akan mendorong percepatan
sosialisasi dan
implementasi ekonomi Islam.

Economic Islam STRATEGY FORMULATION
LONG TERM DIRECTION

POLECIES

SHAREHOLDER EXPECTATION

VALUES,VISION, MISSION

GOALS & TARGET DETERMINATION

PERFORMANCE REVIEW

Synergy

Improving Customer Value

Best Practice

OPERATIONAL CAPABILITY

Paradigm Shift

HR COMPETENCY

EXTERNAL FACTOR
Excellent Quality

INTERNAL FACTOR

Revenue Growth Enhancement

ENVIRONMENT ANALYSIS

High Quality Education Process

STRATEGY INICIATIVE

Competitive
CompetentAdvantage
People

STRATEGY OBJECTIVE

Fullfillment

Operations Support & Readiness

STRATEGY DEVELOPMENT

STAKEHOLDERS REQUIREMENT
CHALENGES

BENCHMARKING

STRATEGY DEPLOYMENT
ACTION PLANNING

GAP ANALYSIS

PERFORMANCE PLANNING

PERFORMANCE MEASUREMENT

RESOURCE ALLOCATION

CONTROL & IMPROVEMENT

GOALS & TARGET

TARGET REVIEW AND RESETTING
EVALUATION & FEEDBACK

STRATEGI PENGEMBANGAN
TRANSFORMASI
ORGANISASI
Sustainable Growth

2009-2015

TRANSFORMASI
MUTU
Quality Excellent

2015-2020

TRANSFORMASI
SDM
Knowledge Creation

2020-2025

•Image & Capacity Building

High Quality Education Process

Research & Development

Infrastructure (ICT Based, Smart/Digital
Banking)

Competitive Advantage

Learning&teaching Center

Service Excellence

Synergy/Networking

Quality Excellence

Knowledge Society

Banking Learning Result
Student & Stakeholder Result
Budgetary Financial & Market Result
Wealthy Result

Customer Intimacy
Internal Capability
Competent People

Organization Effectiveness Result
Customer Focus Result
Human Resource Result

Sustainable Growth
Sustainable Growth
Quality Excellent
Quality Excellent
Knowledge Creation
Knowledge Creation
Revenue Growth, Financial
Revenue Growth, Financial
efficience, Organizational
efficience, Organizational
Capabilities, Competitive
Capabilities, Competitive
Position
Position

Quality Excellent
Quality Excellent
Knowledge Creation
Knowledge Creation
Sustainable Growth
Sustainable Growth
Kualitas SDM, Kualitas Proses,
Kualitas SDM, Kualitas Proses,
Kualitas Hasil
Kualitas Hasil

Knowledge Creation
Knowledge Creation
Sustainable Growth
Sustainable Growth
Quality Excellent
Quality Excellent

KegiatanIlmiah,
KegiatanIlmiah,
Publikasi/Desiminasi Karya
Publikasi/Desiminasi Karya
Ilmiah Science& teknologi,
Ilmiah Science& teknologi,
Pengembangan SDM Syariah
Pengembangan SDM Syariah
yang Berkualitas
yang Berkualitas

Islamic
IslamicEconomy
Economy--Strategic
Strategic
Framework
Framework

Dimensi Pribadi

PENGUATAN
Kapasitas pribadi
Komitmen untuk
Ekonomi Islam

KURIKULUM EKONOMI
ISLAM
Kurikulum ekonomi islam hendaknya dibuat secara
komprehensif, sebagaimana layaknya kurikulum
fakultas/program
studi,
sehingga
mahasiswa
memahami ekonomi Islam secara utuh, yang
mencakup kaidah fikih muamalat,
Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam (PTEI) menjalin
kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi lain
atau lembaga bisnis dalam merancang kurikulum,
sehingga dapat mensinergikan antara praktik dan
teori ekonomi Islam, mencari masukan dari praktisi
(pengguna
lulusan),
pakar-pakar,peneliti,
menyelenggarakan berbagai temu ilmiah, lokakarya,
seminar, workshop, riset, studi banding, melengkapi
dengan laboratorium, pusat kajian, jasa konsultasi,
menerbitkan jurnal ataupun media komunikasi lainnya

Globalisasi: Kenichi Ohmae
Batas-batas negara:
-geografis
-politik, relatif tetap

Kehidupan dlm suatu negara
tdk dpt membatasi kekuatan
global:
-informasi, inovasi, industri

PENGEMBANGAN SDM
SYARIAH
Pengembangan Produktivitas personil di organisasi (productivity), Kualitas
produk organisasi (quality),
Perencanaan sumber daya manusia (human resources planning),
Semangat personil dan iklim organisasi (morale),
Meningkatkan kompensasi secara tidak langsung (indirect compensation),
Peningkatan Kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety),
Pencegahan merosotnya kemampuan personil (obsolescence prevention)
Pertumbuhan kemampuan personil (personal growth).
Pendidikan dititik beratkan pada pembentukan pribadi (cipta, rasa, karsa
dan percaya)
Pengajaran pada aspek formal pendidikan dan dan pelatihan pada
jabatan.
Pendidikan dan Pelatihan dari segi jabatan, pelatihan bertujuan
mentransfer, membentuk dan menanam tiga nilai di dalam diri :
Nilai Tahu (T, knowledge, skill)
Nilai mau (B, behavior, attitude, comitment, culture)
Nilai mampu (M, capability = capacity + ability, ability = kondisi diri +
sarana, prasarana dan lingkungan kerja).

GLOBALISASI HARUS KITA PAHAMI SECARA KOMPREHENSIF
Sikap kita:
-Menerima sepenuhnya?

-Menolak sepenuhnya?

-Menerima secara selektif? PENDIDIKAN EKONOMI ISLAM

PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM
Pengembangan Ekonomi Islam terus diusahakan dengan melibatkan berbagai pihak : secara
individual maupun kelembagaan.

• Para pemikir terus mencoba menggali dan membahas sistem Ekonomi Islam secara
serius dan kemudian menginformasikannya kepada masyarakat baik melalui seminar, simposium,
penulisan buku maupun melalui internet serta media yang lain.

• Para praktisi

pelaku binis

atau
yang relevan juga terus
memperbaiki dan menerapkan sistem Ekonomi Islam sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah yang
dibolehkan dalam melaksanakan bisnis mereka.

• Di pihak pemerintah, pengembangan Ekonomi Islam bisa dipacu dengan
membuat undang-undang yang digunakan sebagai landasan formal dalam menjalankan kegiatan bisnis
berdasarkan sistem Ekonomi Islam.

• Pada tataran global,

semakin banyak lembaga keuangan barat yang
menawarkan berbagai produk keuangan syariah. Seperti yang dilakukan Citigroup, Deutsche Bank,
HSBC, Lloyds TSB dan UBS. Namun, pesatnya perkembangan keuangan syariah tersebut tidak diikuti
pertambahan jumlah sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang memadai. Dengan demikian
pengembangan Ekonomi Islam diharapkan dapat sejalan antara konseptual dan praktik dalam bisnis
sesuai dengan tuntunan yang ada yang pada akhirnya akan terbentuk sistem Ekonomi Islam yang betulbetul sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Syariah yang digariskan

PROSPEK PENGEMBANGAN
EKONOMI ISLAM
• Respon masyarakat yang antusias dalam melakukan
aktivitas ekonomi dengan menggunakan prinsip-prinsip
Islami
• Kecenderungan yang positif di sektor non-keuangan/
ekonomi, seperti system pendidikan, hukum dan lain
sebagainya yang menunjang pengembangan ekonomi
Islam nasional
• Pengembangan
instrumen
keuangan
Islam
yang
diharapkan akan semakin menarik investor/ pelaku bisnis
masuk dan membesarkan industri Bisnis Islam Nasional
• Potensi investasi dari negara-negara Timur Tengah dalam
industri Bisnis islam Nasional
• Peluang Pengembangan Pendidikan Tinggi Ekonomi Islam
• Kerangka SDM Islami terkait dengan lembaga akademis,
pusat kajian ekonomi serta pendidikan dan pelatihan bisnis
Islam yang keberadaannya saat ini masih sangat terbatas

TERIMA KASIH

FENOMENA EKONOMI
ISLAM
• Dalam
aplikasinya,
perkembangan
sistem
Ekonomi Islam ditandai dengan banyaknya
lembaga-lembaga keuangan Syariah yang
didirikan seperti Perbankan Syariah, Baitul Mal
Wat-Tamwil, Pasar Modal Syariah, Reksadana
Syariah, Pegadaian Syariah, Asuransi Syariah
dan lembaga-lembaga lain yang dijalankan
dengan prinsip-prinsip Syariah.
• Semakin banyak lembaga-lembaga keuangan
yang berasaskan prinsip-prinsip dasar Syariah
memberikan alternatif yang lebih besar kepada
masyarakat untuk menggunakan lembaga
keuangan yang tidak berdasarkan sistem bunga
(lembaga keuangan konvensional).







Perbedaan Sudut Pandang/
Pemikiran Madzhab Ekonomi
Islam

Madzhab Iqtisaduna
Aliran ini didasari oleh pandangan bahwa ilmu ekonomi yang sekarang ada
(konvensional) tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Teori-teori dalam ekonomi Islam
seharusnya didapat dari Al-Quran dan Sunnah (konsep dekonstruksi), dan bukan
ekonomi konvensional yang diadaptasikan dengan ajaran Islam. Aliran ini menolak
masalah ekonomi tentang kelangkaan (scarcity) sumber daya. Masalah ekonomi terjadi
karena keserakahan manusia, distribusi yang tidak merata dan ketidakadilan. Islam
hendaknya punya konsep sendiri dalam ekonomi, dengan nama Iqtishad.
Madzhab Mainstream
Pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pandangan ekonomi konvensional, hanya
disesuaikan dengan tuntunan Islam dalam Al-Quran dan As-Sunnah (konsep
rekonstruksi). Aliran ini tetap mengakui adanya “kelangkaan” sebagai masalah
ekonomi.
Madzhab Alternatif – Kritis
Analisis kritis bukan saja perlu dilakukan terhadap sosialis dan kapitalis, tetapi juga
terhadap ekonomi Islam itu sendiri. Islam pasti benar, tapi ekonomi Islam belum tentu
benar, karena ekonoi Islam merupakan hasil pemikiran manusia atas interpretasinya
terhadap Al-Quran dan As-Sunnah.

Perubahan Fungsi Uang
Tiga tahap dalam perkembangan fungsi uang:
Commodity Money;
sebagai alat pertukaran yang dapat mempunyai nilai komoditas jika commodity tersebut
digunakan bukan sebagai uang. Tiga hal penting yang harus diperhatikan:
Kelangkaan
Daya tahan
Mempunyai nilai tinggi, sehingga tidak perlu jumlah banyak (kuantiti) dalam
melakukan
transaksi
Token Money;
paper notes dan mata uang (uang legal=M1)
bermula dari Goldsmith (orang yang meminjamkan uang) dan para bankir
menyadari meminjam komoditi (emas dan perak) dan mengeluarkan tanda
penerimaan akan menghasilkan keuntungan. Sejalan dengan waktu, uang jenis ini
digantikan dengan
Deposit money;
cheque (cek) yang berkembang menjadi kemampuan bank untuk menciptakan
uang baru (deposit), melebihi notes (uang kertas) dan coin (uang logam) –token atau
legal money

Fungsi Uang
Fungsi Uang
Dalam ekonomi konvensional, fungsi uang ada 3:
Medium of Exchange (alat pertukaran)
Unit of Account (unit penghitung)
Store of value (penyimpan nilai/kekayaan)
Dalam Ekonomi Islam, uang hanya berfungsi sebagai:
Medium of exchange
Unit of Account

Perbedaan Bank Konvesional
& bank syariah
Bank Konvensional
1. Investasi yang halal dan haram
2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan debiturkreditur
5. Tidak terdapat Dewan Pengawas
Syariah

Bank Syariah
1. Melakukan investasi-investasi yang
halal saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
beli, atau sewa
3. Profit dan falah oriented
(kemakmuran dan kebahagiaan
akhirat)
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syairah (DPS)

Perbedaan Imbalan Bank Konvensional dan
Bank Syariah
Bunga
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad
tanpa
berpedoman
pada
untung/rugi
2. Besarnya
persentase
berdasarkan
pada jumlah uang (modal) yang
dipinjamkan
3. Jumlah pembayaran bunga tetap
seperti
yang
dijanjikan
tanpa
pertimbangan apakah proyek yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung
atau rugi
4. Eksistensi bunga diragukan oleh
semua agama, termasuk agama Islam

Bagi Hasil
1. Penentuan besarnya rasio/nisbah
bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan
berpedoman
pada
untung/rugi
2. besarnya
rasio
bagi
hasil
berdasarkan
pada
jumlah
keuntungan yang diperoleh
3. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan
proyek
yang
dijalankan. Bila usaha merugi
kerugian
akan
ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak
4. Jumlah
pembagian
laba
meningkat
sesuai
dengan
peningkatan jumlah pendapatan
5. Tidak
ada
yang
meragukan
keabsahan bagi hasil.

ATURAN PERBANKAN
SYARIAH
• Beberapa Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Perbankan syariah, antara
lain :
– PBI No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip
syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah.
– PBI No.7/35/PBI/2005 tentang perubahan atas
peraturan bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang
bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah

• PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang
melaksnakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah

PERAN BANK SYARIAH
• Dalam menjalankan perannya, bank Syari`ah
berlandaskan UU Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
PP No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan
prinsip bagi hasil yang kemudian dijabarkan dalam
Surat Edaran Bank Indonesia (S.E. BI) No.
25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993, yang
menetapkan:
• Bahwa bank berdasarkan bagi hasil adalah bank
umum dan bank perkreditan rakyat yang dilakukan
usaha semata-mata berdasarkan bagi hasil.
• Prinsip bagi hasil yang dimaksud adalah prinsip
bagi hasil yang berdasarkan Syari`ah.
• Bank berdasarkan bagi hasil wajib memiliki Dewan
Pengawas Syari`ah.

Arah Kebijakan Pengembangan
Perbankan Syariah


Arah kebijakan pengembangan perbankan Syari`ah saat ini ditandai dengan
lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992, dimana
terdapat beberapa perubahan yang memberi peluang yang lebih besar terhadap
pengembangan perbankan Syari`ah, antara lain meliputi:

Memenuhi jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep
bunga. Dengan ditetapkannya sistem perbankan Syari`ah yang berdampingan
dengan sistem konvensional, mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan
secara lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh
oleh sistem perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga.

Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan
prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini, konsep yang diterapkan adalah hubungan
investor yang harmonis (mutual investor relationship). Sementara dalam bank
konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur
(debitor and creditor relationship)

Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki
beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang
berkesinambungan (perpectual interest effect), membatasi kegiatan spekulasi
yang tidak produktif (unproductive speculation), pembiayaan ditujukan kepada
usaha-usaha yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

KEGIATAN OPERASIONAL
BANK SYARIAH
Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999.menurut surat keputusan ini
kegiatan operasional bank syariah adalah :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi :
a. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah.
b. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.
c. Bentuk lain yang menggunakan wadiah atau mudharabah.
2. Melakukan penyaluran dana melalui :
a. Transaksi jual-beli berdasarkan prinsip:
a) Murabahah
b) Istinha
c) Ijarah
d) Salam
e) Jual-beli lainnya
b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip :
a) Mudharabah
b) Musyarakah
c) Bagi hasil lainnya.
c. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip :
a) Rahn
b) Qardh

Karakteristik Bank
Syariah
Karakteristik bank syariah dapat bersifat fleksibel, yang meliputi :
1. Keadilan, melarang riba tetapi menggunakan bagi hasil.
Pengertian riba menurut M. Syafi’i Antonio (2001;37) dijelaskan
sebagai berikut:
“Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual
beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan
dengan prinsip muamalah dalam Islam”.
2. Kemitraan, yaitu saling memberi manfaat.
Posisi nasabah, investor, pengguna dana dan bank berada dalam
hubungan
sejajar
sebagai
mitra
usaha
yang
saling
menguntungkan dan bertanggung jawab di mana tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.
3. Universal, melarang transaksi yang bersifat tidak transparan
(gharar).
Menghindari penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan
terbuka seluas-luasnya bagi masyarakat tanpa membedakan
agama, suku, dan ras.

Prinsip Operasional Bank Syariah
• Menurut M. Syafi’i Antonio (2001:50)
berdasarkan surat keputusan direksi Bank
Indonesia No.32/34/KEP/DIR tanggal 19
Mei 1999 tentang bank umum
berdasarkan prinsip syariah, prinsip
operasional bank syariah meliputi :
1.Prinsip titipan atau simpanan.
2.Prinsip bagi hasil.
3. Prinsip jual beli.
4. Prinsip sewa.
5. Prinsip jasa.”

PRINSIP TITIPAN
• Prinsip titipan atau simpanan (depository atau Al
Wadi’ah).
Adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak yang
mempunyai uang atau barang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan, serta keutuhan barang atau uang tersebut.
Berdasarkan jenisnya wadi’ah terdiri atas :
– Wadi’ah Yad Amanah, yaitu akad penitipan barang atau uang
di mana pihak penerima tidak diperkenankan menggunakan
barang atau uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab
atas kerusakan atau kehilangan barang atau titipan yang bukan
diakibatkan kelalaian penerima titipan.
– Wadi’ah Yad Damanah, yaitu akad penitipan barang atau uang
di mana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik
barang atau uang dapat memanfaatkan barang atau titipan dan
harus bertanggung jawab terhadap kerusakan atau kehilangan
barang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan barang atau uang tersebut menjadi hak
penerima titipan.

Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)









Suatu prinsip penetapan imbalan yang diberikan kepada masyarakat sehubungan
dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepada
bank.
Besarnya imbalan yang diberikan berdasarkan kesepakatan bersama dalam
perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.
Al-Musyarakah : Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
Al-Mudharabah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama
(shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola (mudharib).
Al-Muzara’ah : Kerjasama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap,
di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil
panen.
Al-Musaqah : Bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah di mana penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan,
penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.

Prinsip Jual Beli (Sale and
Purchase)


Suatu prinsip penetapan imbalan yang akan diterima bank sehubungan
dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja, juga
termasuk kegiatan usaha jual beli, di mana dilakukan pada waktu
bersamaan baik antara penjual dengan bank maupun antara bank
dengan nasabah sebagai pembeli, sehingga bank tidak memiliki
persediaan barang yang dibiayainya. Berdasarkan jenisnya terdiri dari :
– Al- Murabahah : Akad jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu
harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya. Jual beli ini dapat dilakukan untuk pembelian
secara pesanan.
– Al-Salam : Akad jual beli barang pesanan yang pembelian barangnya
diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di
muka secara penuh.
– Al-Istishna : Akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima
pesanan. Spesifikasi dan harga pesanan disepakati di awal akad
dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan.

Prinsip Sewa (Operational Lease and Financial
Lease)

Prinsip sewa ini didasarkan pada :
– Al-Ijarah : Akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan
(ownership/milkiyah)
atas
barang itu sendiri.
– Ijarah wa iqtina : Akad sewa-menyewa
barang antara bank (muaajir) dengan
penyewa (mustajir) yang diikuti janji bahwa
pada saat yang ditentukan kepemilikan
barang sewaan akan berpindah kepada
mustajir.

Prinsip Jasa (Fee Based Services)











Suatu prinsip penetapan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lain bank
syariah yang lazim dilakukan terdiri dari :
Al-Kafalah : Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan suatu pihak
kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan (kafiil) yang bertanggung jawab atas
pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerima jaminan (makful).
Al-Hiwalah : Akad pemindahan piutang nasabah (muhil) kepada bank (muhal alaih)
dari nasabah lain (muhal). Muhil meminta muhal alaih untuk membayarkan terlebih
dahulu piutang yang timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo,
muhal akan membayar kepada muhal alaih. Muhal akan memperoleh imbalan sebagai
jasa pemindahan piutang.
Al-Kafalah : Akad pemberian kuasa dari dari pemberi kuasa (muwakhil) kepada
penerima kuasa (wakil) untuk melaksankan tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa.
Ar-Rahn : Akad penyerahan barang harta (markun) dari nasabah (rahim) kepada bank
(murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang.
Al-Qardhul Al-Hasan : Akad pinjaman dari bank (murqidh) kepada pihak tertentu
(muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib dikembalikan sesuai dengan pinjaman.
Sharf : Akad jual beli suatu valuta asing dengan valuta lainnya sesuai dengan prinsip
syariah.
Ujr : Imbalan yang diminta atau diberikan atas suatu pekerjaan yang diberikan.

Terima
Kasih
Untuk informasi lebih lanjut,
silahkan hubungi:
adienugroho@uin.ac.id
082130970151