Kumpulan Artikel Kurikulum dan Belajar P

KURIKULUM DAN BELAJAR PEMBELAJARAN
Alviarini I.K (1503552)
Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Alviariniintan9@gmail.com

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd, Ence Surahman, S.Pd, M.Pd

A. Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat pedoman bagi pendidik dalam
mengembangkan program pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar siswa
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai macam permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Kurikulum memberikan petunjuk bagi siswa
mengenai hal apa saja yang harus mereka lakukan guna mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kurikulum memiliki peran penting
dan berpengaruh terhadap segala aktivitas pembelajaran.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil. Belajar
dapat juga diatyikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran adalah sebuah interaksi edukasi yang
dilakukan seorang pendidik kepada peserta didik di lingkungan sekolah.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Saylor mengemukakan bahwa pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak
akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum
tanpa pembelajaran, maka kurikulum tersebut akan menjadi tidak berguna.

B. Pembahasan
1. Hakikat Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat pedoman bagi pendidik dalam mengembangkan
program pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat mempersiapkan
diri untuk menghadapi berbagai macam permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Kurikulum memberikan petunjuk bagi siswa mengenai hal apa saja yang
harus mereka lakukan guna mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Kurikulum idealnya bersifat fleksibel dalam artian mampu memenuhi
kebutuhan setiap siswa yang berbeda-beda dan mampu menjawab tantangan
perubahan zaman. Kurikulum berisikan strategi pembelajaran, peran siswa dan guru
dalam proses pembelajaran, materi yang diperlukan serta penilaian hasil belajar.
Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu
yang mempengaruhi peserta didik, dan bisa menentukan arah atau mengantisipasi
sesuatu yang akan terjadi.

2. Komponen Kurikulum

Komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi
pencapaian tujuan, dan evaluasi. Komponen tujuan berkaitan dengan arah sasaran
yang ingin dicapai. Dalam kaitan rumusan tujuan, Bloom membagi menjadi tiga
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Isi kurikulum berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa yang diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan. Dalam kurikulum 2013, isi atau konten kurikulum dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar. Komponen
metode atau strategi pencapaian berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Metode merupakan upaya untuk implementasi rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal.Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi berfungsi untuk melihat
efektivitas tujuan yang telah diterapkan telah tercapai atau belum tercapai. Evaluasi
juga digunakan untuk merumuskan langkah selanjutnya dalam perbaikan strategi
yang ditetapkan. Kurikulum merupakan sebuah sistem dimana setiap komponen harus
saling berkaitan satu sama lain.

3. Landasan Pengembangan Kurikulum
Penyusunan kurikulum memerlukan landasan kuat yang berasal dari hasil pemikiran
yang mendalam dan sesuai dengan perkembangan zaman sesuai dengan sifat ideal
kurikulum yaitu fleksibel yang berarti mampu untuk menjawab tantangan peubahan

zaman. Kurikulum dapat di analogikan sebagai sebuah bangunan yang membutuhkan

pondasi agar dapat tetap berdiri tegak serta memberikan rasa kenyamanan bagi yang
tinggal di dalamnya. Kurikulum harus memberikan kemudahan kepada peserta didik
untuk memperoleh ilmu. Jika landasan yang diguanakan dalam kurikulum pendidikan
tidak kuat atau lemah maka yang akan “ambruk” adalah manusianya. Didasari oleh
hal itu maka pengembangan kurikulum dalam lembaga pendidikan memerlukan
perhatian khusus baik bagi pemerintah ataupun pihak sekolah yang memiliki
tanggung jawab dalam implementasinya. Kurikulum berlandaskan pada filosofis,
sosial dan budaya, psikologis, dan teknologis yang mencakup landasan spiritual
didalamnya. Sebaiknya peserta didik diberikan pemahaman terhadap landasanlandasan kurikulum. Hal itu bertujuan agar proses pembelajaran dapat lebih bermakna
4. Urgensi Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dikemukakan oleh Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 150-155) prinsipprinsip pengembangan kurikulum terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu prinsip
umum dan khusus. Prinsip berperan sebagai pedoman kurikulum agar dalam
pengembangannya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum harus dirancang sesuai dengan perkembangan masyarakat, karena tujuan
dari pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik bisa berkarya ketika mereka
menjadi anggota masyarakat sesungguhnya. Kurikulum yang baik adalah kurikulum
dapat memenuhi keragaman kebutuhan pengguna lulusan. Dalam pengembangan
kurikulum diperlukan kesinambungan antara materi pelajaran dan jenis program

pendidikan, agar proses pembelajaran menjadi efektif. Kurikulum berorientasi pada
tujuan, sehingga karakteristik dan jenis tujuan yang ingin dicapai haruslah jelas.
Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana,
biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam menyikapi suatu perubahan kurikulum, sebaiknya perubahan kultural lebih
diutamakan daripada terfokus pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari
kurikulum.

5. Definisi Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dan model pengembangan kurikulum membeikan pengaruh terhadap
pengembangan dan pembentukan suatu kurikulum. Sukmadinata (2000:1)
mengatakan pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun kurikulum yang sama
sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang
telah ada (curuculum improvement). Pendekatan pengembangan kurikulum adalah
cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti
langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang
lebih baik. Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis
tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan
mengenai salah satu bagian kurikulum. Menurut Zainal Arifin (2011) model konsep
kurikulum muncul sebagai implikasi dari adanya berbagai aliran dalam pendidikan.


Terdapat model yang berfokus pada proses dan ada pula model yang hanya
menitikberatkan pandangannya pada mekanisme penyusunan kurikulum. Ulasan
teoritis demikian dapat pula mengutamakan uraiannya pada segi organisasi kurikulum
dan ada pula yang menitikbertkan ulasannya hanya pada hubungan anatarpribadi
orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.

6. Peranan Evaluasi Kurikulum Dalam Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum terdiri dari orientasi, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan
untuk memberi nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu dan juga merupakan
langkah untuk menentukan keberhasilan suatu kurikulum. Evaluasi kurikulum
dilakukan pada semua komponen kurikulum, yatu tujuan, materi, metode, dan
evaluasi itu sendiri. Kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah berubah-ubah sekitar
10 kali pergantian. Hal tersebut tentunya berlandaskan pada hasil evaluasi terhadap
kurikulum yang pernah atau sedang diterapkan. Dengan evaluasi, dapat diketahui
apakah sasaran-sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak, sehingga akan
diperoleh umpab balik yang selanjutnya akan diolah menjadi perbaiukan-perbaikan
pada aspek yang kurang tepat dan perkembangan pada aspek yang sudah baik.


7. Memahami Makna Belajar Dan Pembelajaran
Manusia dalam kesehariannya tidak akan pernah lepas dari kegiatan belajar. Belajar
bukan hanya kegiatan duduk di dalam kelas dan mendengarkan guru menyampaikan
materinya, tetapi dikutip dari pendapat Burton belajar adalah perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu, dan
individu dengan lingkungannya. Dalam lingkup sekolah Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Guru juga berperan dalam
proses belajar siswa, hal itu disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha
sadar seorang pendidik yang terprogram dalam desain instruksional untuk membantu
proses belajar siswa dengan tujuan agar siswa mampu mendapatkan kemampuan baru
(Dimyanti dan Drs. Mudjiono, 2010). Pembelajaran membutuhkan waktu yang lama
dikarenakan adanya suatu usaha tertentu. perumusan tujuan pembelajaran harus
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah
ditentukan.

8. Guru sebagai Salah Satu Komponen Pembelajaran
Pembelajaran adalah usaha sadar seorang pendidik yang terprogram dalam desain
instruksional untuk membantu proses belajar siswa dengan tujuan agar siswa mampu


mendapatkan kemampuan baru (Dimyanti dan Drs. Mudjiono, 2010). Dalam proses
pembelajaran eran serta guru sangatlah penting. Guru merupakan salah satu
komponen pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung
ketika
adanya
interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik. Guru memiliki banyak tanggung
jawab untuk membimbing peserta didik dalam menemukan makna dari sebuah proses
pembelajaran yang kemudian membuat peserta didik siap untuk menjadi anggota
masyarakat yang seutuhnya. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Merujuk dari definisi
tersebut peran guru tidak hanya sebatas penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga
sebagai pembimbing, pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

9. Memahami Definisi Student Centered Approach dan Teacher Centered
Approach
Pendekatan pembelajaran adalah suatu sudut pandang yang dapat digunakan sebagai
titik tolak dalam penentuan cara atau proses pembelajaran (Andayani, 2015:72).
Adapun Wahjoedi (1999:121) berpendapat bahwa arti pendekatan pembelajaran

adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru lebih
menekankan aspek pengetahuan atau transfer ilmu dari guru kepada peserta didik,
sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa lebih menekankan aspek sikap dan
psikomotorik seperti yang kita ketahui dalam kurikulum K13 dengan penekanan
perubahan sikap dan 5M nya. Tidak ada satu model pembelajaran yang terbaik, yang
terbaik adalah model pembelajaran yang dapat membawa peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

10. Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
sistem pembelajaran (Saifuddin, 2014: 152). Kemampuan yang diharapkan tersebut
sebelumnya sudah ditetapkan secara operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan
pengukuran hingga dapat diperoleh penilaian (value judgement), Karena itu dalam
evaluasi diperlukan prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan evaluasi

dapat lebih efektif. Prinsip yang ada di urutan pertama adalah kepastian dan
kejelasan, keberhasilan evaluasi lebih banyak ditentukan kepada kemampuan guru

(evaluator) dalam merumuskan/mendefinisikan dengan jelas aspek-aspek individual
ke dalam proses pendidikan. Yang kedua yaitu teknik evaluasi, Kecocokan antara
tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan perlu dijadikan pertimbangan utama.
Komprehensif, evaluasi yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak
adalah teknik evaluasi tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa
dalam belajar, meskipun hanya dalam satu pertemuan jam pelajaran. Sebab dalam
kenyataannya tiap-tiap teknik evaluasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan
tersendiri. Perlu digaris bawahi bahwa evaluasi adalah alat dan bukan tujuan.

11. Hakikat Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses produksi (Everett Rogers, 1983:5). Merujuk
pada definisi inovasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa inovasi kurikulum dan
pembelajaran adalah adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan
membawa dampak terhadap kurikulum dan pembelajaran itu sendiri. Seiring dengan

perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan
perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami perubahan diantaranya
dari sisi bentuk, psikologi, sosiologis, dan penyampaian pengajaran. Everett
menyebutkan lima karakterisitik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi yaitu keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas,
trialibilitas, dan dapat diamati (Everett, 1993:14-16). Pembaharuan (inovasi)
diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala bidang termasuk
bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang
pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.

C. PENUTUP
Kurikulum merupakan pedoman tertulis bagi pelaksanaan pembelajaran. Kaitan
antara kurikulum dan pembelajaran tergantung pada pelaksanaan di lapangan.
Pembelajaran bisa memberikan masukan pada penyempurnaan kurikulumn yang
selanjutnya apabila proses evaluasi benar-benar berjalan dengan baik. Maka dari itu,
hendaknya para pengajar dan semua individu yang terkait dalam hal tersebut untuk
dapat melaksanakan tugas profesinya dengan seoptimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Ainurahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


Ali, M. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
Andayani. (2015). Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia.Yogyakarta: Deepublish
Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Rosda
Bilbao, P. P. et al. (2008). Curriculum Development. Philippines: Lorimar Publishing,
Inc
Bee, Frances, et al. (2000). The Complete Learning Evaluation Toolkit. London:
CIPD Publishing,
Dave, R.H. et al. (2014). Curriculum Evaluating for Lifelong Education. California:
Pergamon Press
Dimyati, Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gurung, Beth M. Schwartz. (2011). Optimizing Teaching and Learning: Practicing
Pedagogical Research. New York: Wiley
Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan
Perkembangannya. Bandung: Mandar Maju.
Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda
Hasan, S.H. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Kelly, A.V. (2009). The Curriculum: Theory and Practice.Washington DC: SAGE
Khan, Muhammad Sharif. (2008). School Curriculum. New Delhi: APH Publishing
Corporation
Kride, Craig. (2010). Encyclopedia of Curriculum Studies. California: SAGE
Publications
Liang, Jengyee. (2005). Hello Real World: A Student’s Approach to Great
Internships, Co-ops, and Entry Level Positions.Charleston: BookSurge
Publishing
Lewis , Catherine; Rebecca Perry; Aki Murata. April 2006, “How Should Research
Contribute to Intructional Improvement? The Case of Lesson Study”. Volume
35, No. 3, https://www.researchgate.net/profile/Catherine_Lewis5/publication/
242574847_How_Should_Research_Contribute_to_Instructional_Improvement
_The_Case_of_Lesson_Study/

Luke, Allan, et al. (2013). Curriculum, Syllabus Design, and Equity: A Primer and
Model. New York: Routledge
Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang
Dasardasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Nurhadi, M. (2004). Pendidikan Kedewasaan dalam Perspektif Psikologi Islam.
Yogyakarta: Deepublish Publisher
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab X tentang
kurikulum, pasal 36 ayat 1. Lembaran Negara RI Tahun 2003. Sekretariat
Negara. Jakarta
Rogers, Everett M. (1983). Diffusion of Inovation. Ne;w York: The Free Press A
Division of Macmillan Publishing Co.Inc.
Saifuddin. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta:
Deepublish Publisher
Suardi, Moh. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2000). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sutrisno, Aliet Noorhayati. (2014). Telaah filsafat Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi
Utama
Syaodih, S. Nana. (2009). Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syaodih, S. Nana. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung.
Rosdakarya
Syaodih, S. Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian 1: Ilmu Pendidikan Teoretis. Bandung: IMTIMA PT Imperial Bakti
Utama
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian 2: Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: IMTIMA PT Imperial Bakti
Utama
Tomlinson, Carol Ann., et al. (2005). The Parallel Curriculum in the Classroom,
Book 1 : Essays for Application Across the Content Areas, K-12. Thousand
Oaks : Corwin

Tyler, Ralph W. (2013). Basic Prnciple Of Curriculum And Instruction. Chicago:
University of Chicago Press
Udin Syaefudin. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alpabeta.
Wiles, Jon. (2009). Leading Curriculum Development. New Delhi:Corwin Press