Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik (1)

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Salah Asuhan (Abdoel Moeis)

1. Latar Belakang Pemilihan Novel
Salah Asuhan merupakan novel hasil karya Abdoel Moeis yang pertama kali
diterbitkan pada tahun 1928 dan termasuk ke dalam novel angkatan Balai Pustaka atau
novel angkatan 20-30-an. Di dalam novel Salah Asuhan mengisahkan kisah cinta antara
dua bangsa dan budaya yang mengalami permasalahan di dalam menyatukan cinta
meraka.
Secara umum novel ini sangat menarik untuk dibaca. Meskipun bahasa yang
digunakan adalah melayu dan cukup sulit untuk dipahami dalam waktu singkat, tetapi
alur yang runtut serta konflik yang ditulis dengan rapi membuat ia tetap menarik untuk
dibaca. Juga terdapat pesan moral yang Nampak dalam novel yaitu tantang cinta, orang
tua dan juga budaya.
Sama seperti novel-novel yang lain, novel Salah Asuhan pun memiliki unsur
intrinsik di dalamnya. Unsur intrinsiknya pun sama yakni meliputi tema, alur, pusat
pengisahan/ sudut pandang, latar, tokoh penokohan, gaya bahasa, dan amanat.
2. Biografi Pengarang
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi,Sumatera Barat, 3 Juli 1883 –
wafat di Bandung, Jawa Barat,17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang
sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah diStovia (sekolah
kedokteran, sekarang Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia), Jakarta akan tetapi

tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916
oleh pemerintah penjajahan Belanda. Ia dimakamkan di TMP Cikutra - Bandung dan
dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada30 Agustus 1959
(Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus
1959).
Dia pernah bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs en Eredienst dan
menjadi wartawan di Bandung pada surat kabar Belanda, Preanger Bode, harian Kaum
Muda dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Selain itu ia juga pernah aktif
dalam SyarikatIslam dan pernah menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama (19201923). Setelah kemerdekaan, ia turut membantu mendirikan Persatuan Perjuangan
Priangan.
Beberapa perjuangan yang telah ia lakukan diantaranya; mengecam tulisan orangorang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia melalui tulisannya di harian
berbahasa Belanda, De ExpressPada tahun 1913, menentang rencana pemerintah Belanda
dalam mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari
Perancis melalui Komite Bumiputera bersama dengan Ki Hadjar DewantaraPada tahun
1922, memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta sehingga ia diasingkan

ke Garut, Jawa Barat. Dan yang terakhir mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda dalam
pendirian Technische Hooge School - InstituteTeknologi Bandung (ITB)
Karya sastra yang dihasilkan diantaranya yaitu; Salah Asuhan (novel, 1928,
difilmkan Asrul Sani, 1972)Pertemuan Jodoh (novel, 1933)Surapati (novel, 1950)Robert

Anak Surapati(novel, 1953)
Terjemahannya yaitu; Don Kisot (karya Cerpantes, 1923)Tom Sawyer Anak
Amerika (karya Mark Twain, 1928)Sebatang Kara (karya Hector Melot, 1932)Tanah
Airku (karya C. Swaan Koopman, 1950
3. Unsur Intrinsik
-

Tema : Adat Istiadat
Cerita dalam novel ini bertemakan cinta anak manusia yang bertetangan dengan
aday dan agama, cinta dua perempuan yang mencintai seorang laki-laki dari sudut
pandang yang berbeda. Akibatnyaketiga anak manusia ini jadi korban perasaan.
Dalam novel ini tergambar ambisi seorang laki-laki yang terlalu mencintai sesuatu
dari lahirnya saja. Tanpa berpikir lebih dewasa akibat-akibat yang akan terjadi di
kemudia hari. dia mengorbankan dirinya,keluarganya,bangsanya dan agamanya.

-

Alur : Maju

-


Latar
1. Lapangan tennis .
“Tempat bermain tennis , yang dilindungi oleh pohon- pohon kelepa disekitarnya,
masih sunyi” (hal .1 , paragraf 1 )
2. Minangkabau
“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi
sebabkasihan kepada anak , ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan
tinggallah ia bersama-sama dengan Hanafi di Solok.” ( halaman 23, paragraf 3 )
“Maka tiadalah ia segan -segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di
Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya .” (halaman 23, paragraf 4 )
3. Betawi
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi ”(hal. 23, paragraph 1 )
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman
103 , Paragraf 2)
4. Semarang
“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu , dan
bukan buatan sedih hatinya, demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat .
Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang .” (halaman 186 , paragraf 8)
5. Surabaya


“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil, mengaku nama
Tuan dan Nona Han.” ( halaman 144 , paragraf 1 )
-

Penokohan
1. Hanafi : Seorang pemuda bumiputera Solok terpelajar yang berwatak keras,
sombong, emosional dan durhaka terhadap ibunya.Dia memiliki wajah yang mirip
dengan orang Belanda, perilakunya juga mencerminkan orang Belanda yang
selalu menghina orang Bumiputeranya sendiri.
2. Corrie du Bussee: Seorang gadis Belanda yang awalnya tinggal bersama ayahnya
di Solok. Corrie memiliki paras yang cantik, berasal dari kelas atas dan terpelajar.
Dia juga memiliki sikap yang sopan, ramah, kuat menghadapi Hanafi,walaupun
sedikit manja dan keras.
3. Rapiah : Seorang gadis desa Bumiputera Solok yang dinikahi oleh Hanafi untuk
pertama kalinya.Rapiah berwatak sabar, dan setia mendampingi suaminya yang
berwatak keras dan tidak suka padanya.Rapiah termasuk istri yang baik walaupun
ia memiliki rasa malu yang tinggi.
4. Ibu Hanafi ( Mariam) : Seorang ibu yang rela berjuang demi hidup anaknya.Ia
berusaha memenuhi semua biaya pendidikan anaknya.Buk Mariam selalu sabar

dalam menghadapi anaknya yang durhaka.Namun, Ibu Hanafi adalah ibu yang
pemaaf.Dia tetap memaafkan semua kesalahan Hanafi, yang telah durhaka
padanya.
5. Ayah Corrie ( Tuan du Bussee) : Ayah Corrie memiliki sikap yang sopan, ramah
terhadap semua orang, dan menghormati budaya orang Timur walaupun ia orang
Barat.Namun dia selalu mengucilkan diri dari masyarakat setempat.Ayah Corrie
kemudian meninggal pada saat Corrie di Betawi.
6. Syafei : Anak Hanafi dengan Rapiah. Syafei adalah anak yang masih lugu.Dia
tidak tahu apa-apa mengenai ayah dan ibunya.
7. Nyonya Van Dammen : Nyonya yang berbaik hati memberi tempat
persembunyian untuk Corrie,agar dapat menghindar dari Hanafi.Nyonya Van
Damme juga saying terhadap Corrie.
8. Tante Lien : Tetangga Corrie pada saat dia menikah dengan Hanafi.Tante Lien
adalah pribumi asli Betawi yang berkebiasaan latah.
9. Tuan Direktur : Direktur bank tempat Corrie bekerja setelah pergi meninggalkan
rumah karena perkara rumah tangga.Tuan Direktur ini menaruh hati pada Corrie.
10. Piet : Sahabat Hanafi yang menasihati Hanafi pada saat Corrie pergi
meninggalkannya.
11. Tuan Administratur : Orang yang berbaik hati menemani Hanafi di Semarang dan
menyediakan kursi, minuman-dan makanan pada saat Hanafi semalaman di

Kuburan Corrie.
12. Pembantu Corri
13. Buyung : Orang membantu Hanafi dan Ibunya,berwatak lugu dan penurut.
14. Simin : Pembantu di rumah Corrie, yang berwatak lugu,dan sabar.
15. Tukang Pos yang mengantar surat untuk Rapiah.
16. Nyonya Jansen : Nyonya yang berpura-pura baik,tapi sebenarnya licik.
17. Mina, pembantu di rumah Corrie dan Hanafi.

-

Sudut Pandang : orang ketiga serba tahu ( pengarang sebagai orang ketiga )

-

Gaya Bahasa : bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu, terdapat juga bahasa
belanda
1. Peribahasa
“saat ini, air mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu,
supaya tidak menjadi duri dalam daging” (halaman 25 paragraf 3)
2. Majas hiperbola

“sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karena sebenarnyalah kepalanya bagai dipalu” (halaman 47 paragraf 2)
3. Majas perbandingan(perumpamaan)
“bukannya ia segera menutup keran bensin, tetapi ia berikhtiar meniup api yang
sudah menjilat-jilat itu dari lampu” (halaman 53 paragraf 6)
4. Majas asosiasi, contoh kalimatnya “Sebagai ditembak petir halilintar, demikianlah
terkejutnya pemuda yang sedang berkasih-kasihan itu”.
5. Majas litotes, contoh kalimatnya, “Supaya Ibu orang kampong totok ini….”
6. Majas metafora,contohnya “Tapi kesenanganku sudah terganggu karena menaruh
intan yang belum digosok itu”.

-

Amanat :
1. Kita harus mampu menghormati budaya orang lain atau bangsa lain.
2. Kita harus membatasi diri dalam bergaul,janganlah kita lupa daratan dan terbawa
arus.
3. Jangan sampai kita juga mengikuti budaya asing dan melupakan budaya sendiri.
4. Segala sesuatu yang kita lakukan dan kita jalani dengan menggunakan kekerasan
dan emosional,maka kehancuran dan kegagalan yang kita dapatkan/alami.
5. Janganlah durhaka pada orangtua.


4. Unsur Ekstrinsik
-

Latar belakang penciptaan
Latar belakang penciptaan berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini
pengarang hanya sebagai sudut pandang orang ketiga yang mengetahui segala hal
(serba tahu). Dijaman ini, kisah seperti banyak terjadi akibat Belanda datang dan
menetap di pribumi.

-

Nilai adat istiadat

Adat istiadat pada saat itu tidak memperbolehkan seorang wanita atau pria yang
berbeda bangsa bersatu dalam cinta atau saling mencinta. Dan hormati orang tua kita
karena apa yang dikehendaki akan berbuah manis pada diri kita.
-

Nilai sejarah

Diskriminasi kelas social di cerita ini sangat terlihat. Contohnya perbedaan
terhadap bangsa pribumi dan eropa. Di kalangan pribumi pun terjadi diskriminasi
terhadap masyarakatnya sendiri. Di zaman ini ada golongan orang yang disebut
“bujang”. Yaitu pembantu yang mengabdikan seumur hidupnya kepada sang majikan.
Ini mirip dengan perbudakan yang terjadi di zaman feudal. “bujang” yang terdapat
dalam salah asuhan adalah simin, bujangnya keluarga du bussee, dan buyung,
bujangnya keluarga Hanafi.

-

Relevansi dengan zaman sekarang
Dalam novel ini, banyak menceritakan tentang kedurhakaan seorang anak pada
ibunya. Yang sekarang banyak terjadi di kalangan pemuda/I Indonesia. Sungguh
keadaan yang sangat memprihatinkan. Disini juga dijelaskan bahwa adanya orang
yang melupakan adat istiadatnya sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa saat ini
remaja Indonesia sudah mengalami pergeseran nilai dan budaya.

-

Sinopsis

Judul buku

: Salah Asuhan

Nama pengarang

: Abdoel Moeis

Penerbit

: Balai Pustaka

Ketebalan

: 273 halaman

Ada seorang anak lelaki yang bernama Hanafi.Ia adalah seorang pribumi asli
Melayu yang berasal dari Solok,Sumatera Barat. Hanafi sudah ditinggal oleh ayahnya
sejak ia masih kecil. Sejak kecil dia tinggal bersama ibunya bernama Mariam, yang
berusaha gigih untuk memenuhi kelayakan hidup anaknya.

Ketika Hanafi sudah beranjak kanak-kanak.Ia dikirim oleh ibunya ke luar
Sumatera yaitu tepatnya ke Betawi untuk mengenyam pendidikan di HBS. Semua
biaya pendidikan Hanafi ditanggung oleh ibunya seorang diri.Selama ia sekolah di

HBS, Hanafi dititipkan pada keluarga Belanda.Sehingga dia selalu bergaul dengan
kalangan Belanda.Ditambah lagi setelah ia tamat di HBS, ia bekerja di kantor
departemen residen BB tempanya orang-orng Belanda.Jadi secara tidak langsung ia
sudah mengikuti budaya orang-orang Eropa.khususnya Belanda. Dari lingkungan
itulah, dia benci dan tak ingin menjadi orang Timur atau orang Bumiputera.Walaupun
ia sendiri adalah orang Bumiputera.Akan tetapi, ia lebih suka berkebangsaan
Belanda,menjadi bagian orang-orang Eropa.
Pada saat dia sekolah di HBS, Hanafi bersahabat dengan seorang gadis Eropa
yang sama-sama menetap di Solok.Gadis tersebut bernama Corrie du Bussee. Corrie
merupakan gadis percampuran antara darah Eropa dari ayahnya Tuan du Bussee dan
ibunya yang asli orang Bumiputera. Ibu Corrie sudah meninggal sejak ia kecil,dan ia
hanya tinggal bersama ayahnya orang Prancis yang sudah pensiun dari jabatan
arsitek.Di masa tua, ayah Corrie hanya bertapa di rumahnya, tanpa bergaul dengan
orang diluarnya,namun ayah Corrie tetap memiliki budi luhur ketika hendak ada tamu
di rumahnya.
Semakin hari tali persahabatan Hanafi dengan Corrie anaknya Tuan du Bussee
semakin terjalin erat.Ketika mereka sama-sama pulang ke Solok, mereka sering
bersama-sama hanya untuk bersenda gurau atau bersenang-senang.Namun rasa
persahabatan dan persaudaraan Hanafi kepada Corrie berubah menjadi rasa cinta
selayaknya pemuda yang jatuh hati pada seorang gadis yang berparas
cantik,terpelajar,dan berdarah Eropa seperti kriteria yang ia inginkan.Hanafi sering
bertamu ke rumah Corrie, namun ayahnya tidak suka jika sampai putri
kesayangannya suka dan terlebih lagi menikah dengan seorang bumiputera yang akan
membawa kehinaan bagi anaknya orang Barat karena berhubungan dengan orang
Timur.
Semakin sering Corrie dan Hanafi bertemu, Hanafi semakin yakin bahwa
perasaannya pada Corrie adalah cinta.Hanafi tidak mampu lagi membendung rasa
tersebut. Pada sebuah pertemuan di rumah Hanafi,ia membulatkan keputusan untuk
mengutarakan perasaannya kepada Corrie, namun Corrie malah marah karena tanpa
seizinnya, Hanafi berani melakukan hal yang tidak sopan terhadapnya.Karena
kemarahannya terhadap Hanafi, Corrie memutuskan untuk meninggalkan Hanafi di
Solok.Ia pun pergi ke Betawi melanjutkan pendidikannya dengan meninggalkan
sebuah surat perpisahan untuk Hanafi.
Setelah Hanafi ditinggal oleh Corrie, ia menjadi sakit-sakitan selama beberapa
minggu.Mariam sebagai seorang ibu yangmencemaskan anaknya.Ia berniat
mencarikan perempuan lain yang lebih baik dari Corrie.Gadis yang ingin dijodohkan
ibunya dalah Rapiah,seorang gadis Bumiputera Solok bak permata yang belum
digosok.Akhirnya dengan berbagai nasihat dari ibunya,Hanafi mau menikah dengan
Rapiah dengan berbagai syarat.Syarat yang diajukan Hanafi selalu berkenaan dengan
tradisi minangkabau yang tak perlu diikutsertakan dalam adat pernikahannya.
Dua tahun sudah Hanafi menjalani rumah tangganya dengan Sapiah.Ia

memperoleh anak yang diberi nama Syafei.Selama dua tahun,Hanafi selalu bertindak
kekerasan dan emosional terhadap ibunya,dia selalu menyalahkan ibunya terhadap
pernikahan paksa tersebut.Bahkan Hanafi juga membentak-bentak Ibunya, menghina
ibunya, dan memperlakukan ibunya sebagai orang lain.Sehingga ia menjadi anak
yang durhaka terhadap ibunya.Rapiah juga turut menjadi korban.Setiap harinya
cucuran air mata selalu jatuh dari pelupuk mata Rapiah.Ia sungguh diperlakukan
dengan kekerasan, dihina, direndahkan, dan selalu diperbandingkan dengan Corrie
yang sempurna dalam segala hal.Sampai pada suatu ketika,Hanafi pergi
meninggalkan ibunya, istrinya serta anaknya selama dua minggu.Hanafi pergi ke
Betawi untuk berobat karena digigit oleh anjing gila ketika ia berdebat dengan
ibunya.
Selama dua minggu di Betawi,ia bertemu dengan Corrie di persimpangan jalan.Ia
mendapati Corrie yang masam mukanya dan sedang dilanda duka.Corrie
menceritakan dukanya tentang kepergiannya ayahnya.Saat itu, Hanafi memanfaatkan
kesempatan untuk bersenang-senang dengan Corrie.Setelah hubungan mereka terjalin
akrab lagi,Hanafi dan Corrie bersepakat untuk menikah.Corrie pun mau,karena ia
tidak mau terikat di asrama, ayahnya pun sudah tidak ada lagi, jadi dia butuh
seseorang untuk menjaganya.
Di sisi lain, Rapiah selalu setia menunggu suaminya mengirim surat untuk
sekedar memberi kabar atau pulang dari Betawi.Namun setelah sekian hari
menunggu, secara terang-terangan Hanafi mengirim surat perceraian untuk
Rapiah.Dengan berat hati,Rapiah harus menerima itu semua dengan lapang dada.Ibu
Hanafi juga merasa sedih karena kelakuan anaknya yang durhaka dan tidak punya
perasaan.Mereka akhirnya memutuskan untuk pindah dari Solok ke Koto Anau.
Setelah dua tahun Hanafi dan Corrie menjalani hidup bersama.Ternyata mereka
menjalani rumah tangga yang tidak harmonis dan penuh pertengkaran.Tiap harinya
Corrie mendapat perlakuan yang kasar dari Hanafi.Hanafi selalu memarahi dan
menyalahkan Corrie istrinya.Akhirnya mereka bercerai karena kesalahpahaman
Hanafi yang tak terbukti.Hanafi menutup Corrie berselingkuh karena didapatinya
Corrie memakai perhiasaan baru.Corrie pergi meninggalkan rumah mereka dan
tinggal di tempat penginapan.Namun setelah Corrie pergi meninggalkan rumah,
Hanafi sadar akan kesalahannya dan mencari tahu keberadaan Corrie.Namun Corrie
pergi dan bekerja pada sebuah tempat Yatin Piatu di Semarang.Ia dibawa oleh
Nyonya Van Dammen ke Semarang untuk menghindar dari Hanafi.
Hanafi terus mencari-cari Corrie dan selama itulah hidup Hanafi menderita karena
juga dia berhenti dari pekerjaannya.Akhirnya Hanafi menemukan Corrie di
Semarang.Disana dia mendapat berita dari Nyonya Van Dammen, bahwa Corrie
menderita Kolera dan hidupnya tidak lama lagi.Dengan segera, Hanafi bergegas
untuk bertemu Corrie di rumah sakit, dan pada hari itulah Corrie meninggalkan
Hanafi untuk selama-lamanya.
Hidup Hanafi bertambah menderita sepeninggalan Corrie.Hanafi kemudian insaf,

ia sadar bahwa semua yang dilakukan terhadap kedua istrinya salah.Dia sadar akan
kelakuannya yang lewat batas dan tak mampu membina rumah tangga yang harmonis
dengan isteri-isteri yang baik seperti mereka. Setelah itu, Hanafi pulang ke Sumatera
Barat karena rindu dengan ibunya, Rapiah, dan anaknya Syafei.Dia juga ingin
meminta maaf atas semua kesalahannya,terutama dengan ibunya.Ia telah durhaka
dengan Ibunya.Dia tahu bahwa dia tidak akan diterima oleh masyarakat
setempat,karena kelakuannya dahulu yang seperti orang Belanda yang tidak sopan
dan emosional.Namun disana dia bertemu dengan Ibu, Rapiah, dan Anaknya.Dia
meminta maaf kepada Ibunya atas segala dosa.Dengan lapang dada, Ibu Hanafi
memaafkan semua kesalahan Hanafi.Di Solok,Hanafi juga sempat berkunjung ke
tempat yang penuh kenangan ketika bersama Corrie dulu.Namun Hanafi dan Ibunya
tidak tinggal lagi di Solok,melainkan mereka tinggal di Koto Anau.Di Koto Anau,
Hanafi selalu mengurung diri di kamar sampai pada suatu ketika dia minum empat
butir sublimat, untuk mengakhiri hidupya yang tiada guna itu.Jiwa Hanafi pun
melayang seketika pada saat itu.
5. Kesimpulan
Kehidupan sosial yang digambarkan dalam novel salah asuhan adalah kehidupan
pribumi pada masa penjajahan Belanda. Ketika pribumi melewati “garis
kepribumiannya” dan berusaha sejajar dengan bangsa Eropa, yang terjadi adalah
seperti yang dialami oleh Hanafi, yaitu pengucilan dari kedua belah pihak. Baik dari
pribumi sendiri yang memang dihindari oleh Hanafi, maupun dari pihak bangsa Eropa
yang memandang pribumi rendah. Perkawinan antara bangsa Eropa dan pribumi pun
akan mendapatkan tentangan dari kedua belah pihak.
Namun, kehidupan social yang ditampilkan dalam salah asuhan memiliki
perbedaan dengan kehidupan social masyarakat Indonesia saat ini. Sekarang ini tidak
ada lagi diskriminasi terhadap pribumi asli, perkawinan campur antar bangsa pun
bukan lah sesuatu hal yang tabu lagi.
Oleh karena kemampuan dan keberanian Abdoel Moeis itu, salah asuhan
merupakan novel rekomendasi untuk dibaca dan diartikan sebagai perjuangan rahasia
bangsa Indonesia. Pesan dalam novel ini memperkuat agar globalisasi tidak
menghilangkan kebudayaan tradisional.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65