Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Probing Prompting dengan Media Realia Siswa Kelas IV SDN Purworejo Kec. Suruh Kab. Semarang Semester II 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian (Prasiklus)

Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode probing prompting, nampak pembelajaran tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara sendiri dengan siswa lainnya. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus No. Skor Hasil Belajar Frekuensi

Dilihat dari tabel 4.1. pembelajaran belum efektif, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM>70). Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 6 siswa dengan persentase 26,1%, 50 - 59 sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,42%, untuk nilai 60 - 69 sebanyak 9 Dilihat dari tabel 4.1. pembelajaran belum efektif, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM>70). Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 6 siswa dengan persentase 26,1%, 50 - 59 sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,42%, untuk nilai 60 - 69 sebanyak 9

Tabel 4.2

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Prasiklus

Skor minimum

Skor maksimum

Rata-rata

Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.1 dan 4.2, maka ketuntasan belajar dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Prasiklus berikut ini.

Tuntas Tidak Tuntas Slice 3

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Prasiklus

Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 4,35% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 95,65% dari 23 siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, peneliti perlu mengadakan Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 4,35% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 95,65% dari 23 siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, peneliti perlu mengadakan

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2015 di kelas IV SD Negeri Purworejo.

Pertemuan 1

Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 menerapkan metode probing prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat silabus; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 3) menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKS; 5) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan yaitu:biji salak, batu kali, ranting pohon, lilin, korek api, penggaris besi, dan kain;

7) memberikan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015 dengan mata pelajaran IPA materi ”energi”. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Guru kelas IV mengimplementasikan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer yang mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan Guru kelas IV mengimplementasikan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer yang mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

selama pembelajaran berlangsung. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, maka dilakukan refleksi dengan menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi dan catatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru No

Aspek Yang Diamati

1 Kegiatan Awal

a Memeriksa kesiapan siswa √ Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

b √ dicapai

2 Kegiatan Inti Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

a belajar

√ Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

b √ metode probing prompting dengan media realia

c Menguasai kelas √ Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

d √ probing prompting dengan media realia

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

e penggunaan metode probing prompting dengan √ media realia (diskusi) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

f √ dalam mengikuti pembelajaran

g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

3 Kegiatan Penutup Membimbing siswa dalam menyimpulkan

a √ materi "energi"

b Memberikan evaluasi √ Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

c √ melibatkan siswa

d Memberi tindak lanjut √

Jumlah skor

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 39 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 = jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

2 = jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

3 = jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

4 = jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran. Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas, hal itu dibuktikan dengan masih adanya siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam penggunaan metode probing prompting. Dalam metode probing prompting dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan prompting question . Pertanyaan menggali (probing question) digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) digunakan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas, hal itu dibuktikan dengan masih adanya siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam penggunaan metode probing prompting. Dalam metode probing prompting dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan prompting question . Pertanyaan menggali (probing question) digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) digunakan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 1

No

Aspek yang diamati

1. Kegiatan Awal

a. Kesiapan menerima pelajaran √

b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

kompetensi yang hendak dicapai √

c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan

2. Kegiatan Inti

a. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan √ materi pelajaran

b. Aktif bertanya saat proses pelajaran materi √

c. Adanya interaksi positif antar siswa √

d. Adanya interaksi positif antara siswa

– guru,

siswa √

– materi pelajaran

e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar √

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberi √ kesempatan

g. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang √ diberikan

h. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses √ pembelajaran

i. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran √ dengan tenang dan tidak merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan √ metode pembelajaran yang digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan √ dengan metode probing prompting k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan √ dengan metode probing prompting

m. Siswa melakukan diskusi pada kegiatan belajar √ kelompok

n. Siswa merasa senang pada saat belajar √ kelompok

o. Siswa tampak tekun mempelajari sumber √ belajar yang ditentukan guru

p. Siswa mampu berinteraksi dengan kelompok

belajarnya √

q. Siswa merasa terbimbing √ r. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru √ dengan metode probing prompting s. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya

√ dengan lugas

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik √

Jumlah Skor

36/96

Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 36 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 = jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

2 = jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

3 = jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

4 = jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik) Berdasarkan tabel 4.4 nampak sebagian besar kegiatan yang diamati

oleh guru hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yang melakukan kegiatan tersebut, 8 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang ada serta hanya 1 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing. Ada 17 kegiatan

yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan- kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa dapat bertanya langsung.

c. Tahap Refleksi Refleksi siklus I pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Motivasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan pada saat belum ada tindakan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum ada tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan energi panas, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan metode probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui 1) Motivasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan pada saat belum ada tindakan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum ada tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan energi panas, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan metode probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui

2) Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah: a) guru perlu menguasai kelas; b) guru melibatkan siswa dalam penggunaan metode probing prompting dengan media realia yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada siswa baik pertanyaan yang sifatnya menggali atau pertanyaan yang sifatnya menuntun berdasarkan apa yang sedang dijelaskan atau yang telah dijelaskan; c) guru

membimbing siswa dalam menyimpulkan materi ”energi panas” melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menyimpulkan

apa yang telah mereka pelajari; d) guru melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini tadi, apakah ada materi yang kurang jelas dan perlu ada yang ditanyakan; dan e) guru perlu memberikan tindak lanjut baik berupa pekerjaan rumah atau siswa disuruh membaca materi selanjutnya supaya di pembelajaran berikutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

3) Refleksi aktivitas siswa Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang 3) Refleksi aktivitas siswa Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 1 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang

Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan

1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam

siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 2 .

Pertemuan 2

Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 menerapkan metode probing prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan bahan yaitu: lilin, serbuk gergaji, batu bata 4 buah, air, gelas bening, seng, korek api; 6) memberikan evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan materi energi panas selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan materi energi panas selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sama persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus

I pertemuan 2 ini sudah berjalan dengan baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati

1 Kegiatan Awal

a Memeriksa kesiapan siswa √ Menyampaikan kompetensi (tujuan)

b √ yang akan dicapai

2 Kegiatan Inti Menyampaikan materi sesuai dengan

a √ hierarki belajar

Melaksanakan pembelajaran sesuai

b dengan metode probing prompting √ dengan media realia

c Menguasai kelas √ Melibatkan siswa dalam penggunaan

d metode probing prompting dengan √ media realia Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

e dalam penggunaan metode probing √ prompting dengan media realia (diskusi) Menumbuhkan

keceriaan

dan

f antusiasme siswa dalam mengikuti √ pembelajaran

g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

3 Kegiatan Penutup Membimbing

a √ menyimpulkan materi "energi"

siswa

dalam dalam

c √ dengan melibatkan siswa

d Memberi tindak lanjut √

46/52 Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

Jumlah skor

terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 46 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 = jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

2 = jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

3 = jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

4 = jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran. Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

dengan media realia pada guru siklus I pertemuan 2, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru masih kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yang dibuktikan dengan guru lupa dalam mempertanyakan bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini, apakah menyenangkan, menegangkan, atau menakutkan, namun dalam hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan materi serta memberi tindak lanjut sudah ada peningkatan dari sebelumnya. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode sudah mulai efektif, hal ini dibuktikan dengan siswa sudah mulai aktif dalam keterampilan bertanya, sebagian siswa sudah ada kemajuan dengan media realia pada guru siklus I pertemuan 2, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru masih kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yang dibuktikan dengan guru lupa dalam mempertanyakan bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini, apakah menyenangkan, menegangkan, atau menakutkan, namun dalam hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan materi serta memberi tindak lanjut sudah ada peningkatan dari sebelumnya. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode sudah mulai efektif, hal ini dibuktikan dengan siswa sudah mulai aktif dalam keterampilan bertanya, sebagian siswa sudah ada kemajuan

Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat dilakukan tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung dan percakapan itu dilakukan secara berurutan.

Guru : ”Setelah mengamati perpindahan panas secara konveksi, apa yang terjadi pada kertas sebelum air mendidih dan setelah air mendidih? ” (probing)

Siswa : ”Sebelum air mendidih kertas berada di bawah sedangkan setelah air mendidih kertas akan naik ke atas dan berputar kembali ke bawah dan begitu seterusnya. ”

Guru : ”Apakah setiap hari kalian merasakan panasnya cahaya matahari? ” (probing) Siswa : ”Iya.” Guru : ”Apakah panas yang terpancar dari matahari sampai ke bumi

itu melalui zat perantara? ” (probing) Siswa : ”Tidak.” Guru : ”Setelah kalian melakukan percobaan (radiasi), apa yang

kalian rasakan ketika dekat dengan api? Apakah ada zat perantaranya supaya kalian bisa merasakan hangat? ” (prompting, probing)

Siswa : ”Hangat atau panas, tidak.” Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 2

No Aspek yang diamati

1. Kegiatan Awal

a. Kesiapan menerima pelajaran √

b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak

√ dicapai

2. Kegiatan Inti

a. Memperhatikan dengan serius ketika √ dijelaskan materi pelajaran

b. Aktif bertanya saat proses pelajaran √ materi

c. Adanya interaksi positif antar siswa √

d. Adanya interaksi positif antara siswa – √

guru, siswa – materi pelajaran

e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan √ belajar

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika √ diberi kesempatan

g. Aktif mencatat berbagai penjelasan √ yang diberikan

h. Siswa termotivasi dalam mengikuti √ proses pembelajaran

i. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak

√ merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode pembelajaran yang

√ digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan metode probing

√ prompting l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar

√ kelompok

m. Siswa melakukan diskusi pada √ kegiatan belajar kelompok m. Siswa melakukan diskusi pada √ kegiatan belajar kelompok

o. Siswa tampak tekun mempelajari √ sumber belajar yang ditentukan guru

p. Siswa mampu berinteraksi dengan √ kelompok belajarnya

q. Siswa merasa terbimbing √ r. Siswa mampu menjawab dengan benar

pertanyaan – pertanyaan yang diajukan √ guru dengan metode probing prompting

s. Siswa

√ pendapatnya dengan lugas

mampu

mengemukakan

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik √

56/96 Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang

Jumlah Skor

dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 = jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

2 = jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

3 = jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

4 = jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik) Berdasarkan tabel 4.6 nampak sebagian besar siswa sudah aktif

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang tepat. Nampak pula interaksi dalam diskusi. Saat guru menjelaskan tentang masalah energi panas, nampak siswa sudah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang tepat. Nampak pula interaksi dalam diskusi. Saat guru menjelaskan tentang masalah energi panas, nampak siswa sudah

2 ini dari keseluruhan aspek siswa sudah melaksanakannya dengan lebih baik dibandingkan dengan pertemuan 1.

c. Tahap Refleksi Refleksi siklus I pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa meningkat yang dibuktikan dengan saat guru memberikan pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun jawaban mereka masih kurang sempurna, namun hal itu sudah cukup membuktikan bahwa siswa sudah mulai berani dalam mengungkapkan pendapat mereka. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya.

2) Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru masih kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yaitu guru masih belum melakukan refleksi karena guru kurang mengatur waktu dalam kegiatan pembelajaran sehingga pada saat jam pelajaran berganti pembelajaran yang dilakukan belum selesai, namun dalam hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan materi melalui pertanyaan- pertanyaan yang sifatnya menuntun sehingga siswa akan 2) Refleksi aktivitas guru Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru masih kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yaitu guru masih belum melakukan refleksi karena guru kurang mengatur waktu dalam kegiatan pembelajaran sehingga pada saat jam pelajaran berganti pembelajaran yang dilakukan belum selesai, namun dalam hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab, membimbing siswa dalam menyimpulkan materi melalui pertanyaan- pertanyaan yang sifatnya menuntun sehingga siswa akan

3) Refleksi aktivitas siswa Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 2 yang perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah siswa yang malu dan takut dalam menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan pertanyaan. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan 2 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus I pertemuan 1

dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Peningkatan hasil observasi guru dan siswa siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2

Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa

56/96 Berdasarkan tabel 4.7 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil

observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 7 poin yaitu dari 39 menjadi 46 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 20 poin yaitu dari 36 poin menjadi 56 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab, contohnya:

Guru : ”Kalau tadi kita berada di lapangan terbuka di siang hari yang cerah merasakan panas, kalau begitu berarti panas itu merupakan salah satu b entuk apa?” (probing)

Siswa : ”Energi.” Guru : ”Energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan

….” (prompting) Siswa : ”Energi panas.” Guru : ”Kalau tadi berada di lapangan terbuka di siang hari

merasakan panas dan ternyata panas tersebut berasal dari matahari, berarti matahari itu dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu sumber apa?” (prompting)

Siswa : ”Sumber energi panas.” Guru : ”Panas dari matahari bisa kita gunakan untuk apa saja?”

(probing) Siswa : ”Mengeringkan baju saat di jemur, menjemur hasil panen bagi petani.” Guru : ”Selain manusia, panas matahari juga dimanfaatkan oleh …. (prompting) Siswa : ”Hewan dan tumbuhan.” Guru : ”Kalau hewan panas matahari digunakan untuk apa?”

(prompting) Siswa : ”Menghangatkan badan saat kedinginan.” Guru : ”Kalau tumbuhan panas matahari digunakan untuk apa?”

(prompting) Siswa : ”Untuk fotosintesis” Percakapan di atas terjadi pada saat guru akan menjelaskan materi pembelajarannya dan percakapan itu dilakukan secara berurutan. Sedangkan jenis pertanyaannya adalah probing dan prompting. Jika pertanyaan itu hanya menggali pengetahuan apa yang telah diketahui oleh siswa maka pertanyaan itu termasuk dalam probing question, contohnya ”kalau tadi kita berada di lapangan terbuka di siang hari yang cerah merasakan panas, kalau begitu

berarti panas itu merupakan salah satu bentuk apa?” Namun jika pertanyaan itu menuntun berarti pertanyaan itu termasuk dalam prompting question, misalnya ”energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan …..” Dari percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia supaya bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan memberikan pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun sampai siswa tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan. Pertanyaan yang sifatnya menggali digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan yang menuntun digunakan untuk mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.

Kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode probing prompting dapat berjalan dengan lancar sesuai yang telah direncanakan. Siswa nampak senang dan mulai antusias dalam memecahkan masalah yaitu melalui kegiatan tanya jawab yang sifatnya menuntun atau menggali serta interaksi siswa dalam diskusi mulai nampak. Hasil Belajar Siklus I

Dari tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja siswa yang meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok, menjawab pertanyaan, mengumpulkan informasi, diskusi, dan membuat kesimpulan secara rinci disajikan melalui tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Purworejo Semester II Tahun 2014/2015 berikut ini.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

Dilihat dari tabel 4.8 pembelajaran masih belum efektif, dibuktikan dengan 12 siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM>70). Diketahui untuk nilai <50 sudah tidak ada, 50 - 59 sebanyak 4 siswa dengan persentase 17,39%, untuk nilai 60 - 69 sebanyak 8 siswa dengan persentase 34,78%, nilai 70 - 79 sebanyak 9 siswa dengan persentase 39,13%, nilai 80 –

89 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8,7%, sedangkan nilai 90 – 100 belum ada sehingga persentase 0%. Ketuntasan siswa dalam tes siklus I ini mendapatkan persentase 47,83%. Persentase ini masih rendah jika dibandingkan dengan persentase ketidak tuntasan yaitu 52,17%. Analisis dari distribusi hasil belajar siklus I ini ditunjukkan melalui tabel 4.9 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata hasil belajar Siklus I berikut ini.

Tabel 4.9

Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I

Skor minimum

Skor maksimum

Rata-rata

Nampak dari tabel 4.9 bahwa skor minimal hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA dengan metode probing prompting sebesar 55 dan skor maksimal sebesar 85 dengan rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 67. Perolehan ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan desain pembelajaran tertentu. Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.8 dan 4.9, maka ketuntasan belajar Nampak dari tabel 4.9 bahwa skor minimal hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA dengan metode probing prompting sebesar 55 dan skor maksimal sebesar 85 dengan rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 67. Perolehan ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan desain pembelajaran tertentu. Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.8 dan 4.9, maka ketuntasan belajar

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai siklus I

Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 42,83% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 57,17% dari 23 siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ”Energi” dengan menggunakan metode probing prompting. Kegiatan pembelajaran ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2015 di kelas IV SD Negeri Purworejo.

Pertemuan 1

Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan metode probing prompting dengan media realia tentang energi bunyi. Berdasarkan rancangan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap berikut ini: Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan metode probing prompting dengan media realia tentang energi bunyi. Berdasarkan rancangan penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap berikut ini:

Perencanaan PTK dalam Siklus II berdasarkan pada hasil refleksi siklus I yakni mengacu kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan sama persis yang dilakukan dalam siklus I. Perbedaan yang muncul terletak pada materi pembelajaran yang diberikan. Pada siklus II menggunakan materi ”energi bunyi”. Dengan demikian LKS dan soal tes formatif menyesuaikan dengan materi yang diberikan.

b. Tahap Pelaksanaan tindakan dan observasi Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 30 Maret 2015 selama 2x35 menit, yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab tentang energi bunyi. Kemudian guru memberi penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran dengan metode probing prompting dengan media realia dimulai dengan langkah-langkah yang sama persis dengan siklus I dengan lebih mengoptimalkan setiap aktivitas yaitu kegiatan tanya jawab. Pada saat pembelajaran siklus II baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung dilakukan observasi. Setelah pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II selesai, maka dilakukan refleksi.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 1 Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

No Aspek Yang Diamati

1 Kegiatan Awal

a Memeriksa kesiapan siswa √ Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

b √ dicapai

2 Kegiatan Inti Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

a √ belajar

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

b metode probing prompting dengan media √ realia

c Menguasai kelas √ Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

d probing prompting dengan media realia √ Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

e penggunaan metode probing prompting √ dengan media realia (diskusi)

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

f √ siswa dalam mengikuti pembelajaran

g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

3 Kegiatan Penutup Membimbing siswa dalam menyimpulkan

a √ materi "energi"

b Memberikan evaluasi √ Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

c √ melibatkan siswa

d Memberi tindak lanjut √

49/52 Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

Jumlah skor

terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah skor 49 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

1 = jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

2 = jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

3 = jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran.

4 = jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dalam praktik pembelajaran. Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas, melaksanakan refleksi pembelajaran, serta memberi tindak lanjut. Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun siswa saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa sudah menyeluruh, baik secara individu maupun dalam kelompok/diskusi; guru juga sudah menggunakan media realianya dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan siswa membuat sendiri media/alat peraga yang digunakan untuk membuktikan bahwa bunyi itu merambat melalui zat padat yaitu berupa telepon-teleponan dari kaleng bekas yang akan mereka gunakan untuk bertelepon dengan teman-temannya dan membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat padat yang berupa benang.

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Aspek yang diamati

1. Kegiatan Awal

a. Kesiapan menerima pelajaran √

b. Siswa mampu menjawab apersepsi √ b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

√ dicapai

2. Kegiatan Inti

a. Memperhatikan dengan serius ketika √ dijelaskan materi pelajaran

b. Aktif bertanya saat proses pelajaran √ materi

c. Adanya interaksi positif antar siswa √

d. Adanya interaksi positif antara siswa – √ guru, siswa – materi pelajaran

e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan √ belajar

f. Siswa memberikan pendapatnya ketika √ diberi kesempatan

g. Aktif mencatat berbagai penjelasan √ yang diberikan

h. Siswa termotivasi dalam mengikuti √ proses pembelajaran

i. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak

√ merasa tertekan

j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode pembelajaran yang

√ digunakan guru

k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan metode probing

√ prompting l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar

√ kelompok

m. Siswa melakukan diskusi pada

kegiatan belajar kelompok √

n. Siswa merasa senang pada saat belajar √ kelompok

o. Siswa tampak tekun mempelajari √ sumber belajar yang ditentukan guru

p. Siswa mampu berinteraksi dengan √ kelompok belajarnya

q. Siswa merasa terbimbing √ q. Siswa merasa terbimbing √

√ guru dengan metode probing prompting

s. Siswa

pendapatnya dengan lugas √

mampu

mengemukakan

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik √

70/96 Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 70 dari total poin 96. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

Jumlah Skor

1 = jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

2 = jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa yang ada (cukup)

3 = jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada (baik)

4 = jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa yang ada (sangat baik) Berdasarkan tabel 4.11 nampak sebagian besar kegiatan sudah

dilakukan oleh siswa. Hal ini dibuktkan dengan 16 aspek telah memenuhi kriteria baik yaitu dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada atau bisa dikatakan 16 siswa telah memenuhi kriteria baik yakni pada aspek kesiapan menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat dilakukan oleh siswa. Hal ini dibuktkan dengan 16 aspek telah memenuhi kriteria baik yaitu dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada atau bisa dikatakan 16 siswa telah memenuhi kriteria baik yakni pada aspek kesiapan menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman. Di samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat

c. Tahap Refleksi Refleksi siklus II pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan media realia dapat meningkatkan keterampilan bertanya seperti tanya jawab yang sifatnya menuntun atau menggali guna mengetahui tingakat pengetahuan siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa berani untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, serta mampu membuat alat peraga/media realianya sendiri dengan kelompoknya sehingga interaksi dengan anggota kelompoknya dapat berjalan dengan baik.