Analisis dan Laporan dan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
PT. Mayora Indah Tbk.
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Laporan Keuangan
Disusun Oleh:
Aziz Nanung Prakoso (120110110077)
Eman Herman (120110110086)
Afif Kartika Aji (120110110100)
Arie Indra Rivaldi (120110110101)
BAB I
PENDAHULUAN
Profil
PT. MAYORA INDAH Tbk merupakan kelompok bisnis yang memproduksi
makanan terkemuka di Indonesia. Mayora Indah telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan Fast Moving Consumer Goods Industry yang telah diakui keberadaan-nya secara
global. Terbukti bahwa Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang
saat ini menjadi merek-merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen,
Torabika dan lain-lain. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak 17 Februari 1977 sebagai
sebuah industri biskuit rumah sederhana yang hingga sekarang mampu berkembang dengan
pesat menjadi salah satu kelompok usaha yang ter-integrasi di Indonesia. Perseroan ini
berkedudukan di Tangerang dan berkantor di Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta.
Perkembangan perusahaan juga ditorehkan dengan merubah status perusahaan menjadi
perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham perusahaan untuk pertama kali di Bursa
Efek Jakarta sejak 4 Juli 1990. Pada tahun-tahun berikutnya perusahaan terus melakukan
ekspansi cepat untuk menjadi sebuah perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu usahanya yakni mendirikan fasilitas produksi dan beberapa kantor pemasaran yang terletak di
beberapa negara di Asia Tenggara.
Dengan inovasi-inovasi terbaru yang dilakukan perusahaan semakin memperkokoh
posisi Mayora di pasar global. Terbukti bahwa produk-produk Mayora tidak hanya mampu
memenuhi konsumen yang ada di dalam negeri saja, namun telah menjangkau konsumen luar
negeri bahkan hampir menyebar di seluruh dunia. Hasil ini dapat dicapai berkat dukungan
dari jaringan distribusi yang kuat selain tersedia-nya fasilitas dengan sistem logistik dan
pengelolaan gudang yang modern. Selain itu, perusahaan telah menerapkan tiga visi utama
perusahaan yang menjadi acuan pengelolaan di antaranya menjadi produsen makanan dan
minuman berkualitas yang dipercaya oleh konsumen baik di pasar domestik dan internasional
serta mengendalikan pangsa pasar yang signifikan dalam setiap kategori, memberikan nilai
tambah bagi seluruh pemegang saham perusahaan dan memberikan kontribusi positif
terhadap lingkungan dan negara di mana perusahaan beroperasi.
Produk-produk Mayora dibagi menjadi beberapa lini produk dengan merek-merek
terkenal, antara lain Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di Asia Tenggara (Marie Roma,
Slai O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum), Permen yang menjadi salah satu pelopor permen
kopi dan menjadi merek permen nomor 1 di dunia (Kopiko, Kis, dan Tamarin), Wafer &
Chocolate yang menjadi pelopor hadir-nya wafer roll dan coklat pasta dengan kualitas tinggi
(Astor, Beng-beng, Superstar, Zuperr Keju, dan Choki-choki), Kopi yang merupakan
produsen kopi instan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara (Torabika Brown Coffe,
Torabika 3inOne, Torabika Cappucino), Mayora Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur (Super
BUbur), Mie Instan (Mie Gelas), Minuman (Vitazone, Teh Pucuk Harum & Kopiko 78°C)
dan beberapa varian produk lainnya. Saat ini produk-produk tersebut telah didistribusikan ke
lebih dari 52 negara di dunia seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, Jepang,
Iran, Italia, Inggris, Spanyol, Korea Selatan, Saudi Arabia, Portugal dan beberapa negara
lainnya.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (group) Mayora. Perusahaan juga
merupakan induk perusahaan dengan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung,
lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
Nama Anak Perusahaan
Bidang Usaha
Total Aset
Persentase
PT. Sinar Pangan Barat
Industri makanan olahan
21211801983
100%
PT. Sinar Pangan Timur
Industri makanan olahan
97651928695
100%
Mayora Nederland BV
Jasa Keuangan
364453327
100%
PT. Torabika Eka Semesta
Industri pengolahan kopi bubuk
& instant
3031179405485
96,23%
Visi dan Misi
Untuk menjadi produsen dengan kualitas produk makanan dan minuman yang dipercaya oleh
konsumen baik di pasar domestik dan internasional, dan mengendalikan pangsa pasar yang
signifikan dalam setiap kategori.
Untuk memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan perusahaan
Untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara di mana perusahaan
beroperasi.
Struktur Organisasi
Bentuk organisasi PT Mayora Indah Indonesia adalah struktur organisasi proyek
denagn hubungn organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada proyek yang sama.
Strutur organisasi perusahaan terdiri dari beberapa kelompok dari fungsi yang berbeda
dengan setiap kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan produk tertentu atau lini
produsi.
Kendali perusahaan pada Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan. Pelimpahan
tugas kerja kepada bawahan melalui masing-masing manajer departemen, kemudian
dilanjutkan pada staff serta karyawan. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan
memberikan saran kepada Direksi atas pengelolaan Perusahaan, termasuk perencanaan
dan pengembangan, operasional dan penganggaran, kepatuhan dan tata kelola
perusahaan dan penerapan keputusan RUPST. Direksi bertanggung jawab kepada
RUPST. Rapat Dewan Komisaris diadakan sebulan sekali dan juga setiap saat apabila
dibutuhkan. Rapat gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan dua kali sebulan
dibawah Dewan KomisarisnDewan Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris serta
Internal Audit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan Bapepam-LK dan SEC
serta peraturan relevan lainnya. Piagam menegaskan tanggung jawab Komite Audit sebagai
berikut:
1. Mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan atas nama Dewan Komisaris;
merekomendasikan pilihan atas auditor eksternal kepada Dewan Komisaris.
Penunjukkan akhir tergantung dari persetujuan pemegang saham;
2. Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan eksternal
untuk membahas hasil evaluasi mereka atas pengendalian rencana kerja audit
dan non-audit, penemuan-penemuan mengenai lemahnya pengendalian internal
atas pelaporan keuangan dan evaluasi dari laporan keuangan konsolidasian.
2. Direksi
Direksi tersebut berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan, baik dalam maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar. Direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan/atau Kepala Unit Organisasi serta
dibantu oleh Staf Ahli Direksi. Staf Ahli Direksi terdiri dari Staf Ahli Utama dan Staf
Ahli Pratama. Staf Ahli Direksi ini mendukung dan membantu Direksi dalam
mengelola, mengendalikan dan mengembangkan perusahaan. Direksi terdiri dari:
a. Direktur utama
Bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi di perusahaan dan
berwenang menetapkan arah kebijakan serta strategi perusahaan yang menyeluruh.
b. Direktur Pemasaran
Bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:
1. Fungsi pemasaran
2. Fungsi Account Manager
3. Kebijakan Promosi
4. Kebijakan penjualan dan Kontrak penjualan
5. Kebijakan Harga
6. Kebijakan Pemasok
7. Kebijakan Hubungan Pelanggan (CRM)
c. Direktur Umum dan Personalia.
Untuk membantu dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan dan
untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pelayanan SDM & Remunerasi,
Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja
serta Manajemen Kualitas.
d. Direktur Pengembangan Produk.
Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan menjalankan
kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pengembangan Bisnis untuk menangani aktifitas
pengembangan bisnis yang ada dan mencari peluang bisnis baru yang prospektif menangani
urusan fungsi yang berhubungan dengan pengembangan produk serta rekayasa produk,
dokumentasi dan infrastruktur pendukung dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan
terhadap aktifitas pengembangan produk.
Direktur pengembangan Produk membawahi:
1. Manajer teknik yang bertanggung jawab atas pengembangan cara
menghasilkan produk yang berkualitas.
2. Manajer Laboratorium yang bertugas untuk meriset atau melakukan
pengukuran dalam pembuatan produk yank akan diproduksi.
3. Staff Projek yang bertugas untuk mengamati dan membantu dalam
pembuatan produk baru.
e. Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertanggung jawab mengelola dan menjalankan kegiatan
Perusahaan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
menangani urusan Biaya & HPP dan Persediaan.
menangani urusan Penjualan, Piutang dan Hutang.
menangani urusan Anggaran & Pelaporan.
menangani urusan Sistem & Prosedur
menangani urusan Pengelolaan Dana dan Perencanaan Keuangan.
menangani urusan Verifikasi, Bendahara dan Bank.
menangani urusan Pajak dan Asuransi.
menangani urusan yang berhubungan dengan Optimasi Aset dan Portofolio
Investasi.
3. Divisi Biskuit
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk biscuit seperti; Romma dan Better.
4. Divisi Kembang Gula
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk kembang gula seperti; Kopiko, Kis, Tamarin, Plonk.
5. Divisi Chocolate dan Water
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk Chocolate dan Water seperti; Beng-Beng, Astor,Choki-Choki dan Danisa. Serta
Vitazone.
6. Manajer Plant
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam perencanaan serta
pengawasan kinerja perusahaan.
7. Manajer Produk
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam perencanaan
serangkaian kegiatan dalam produksi.
8. Manajer Quality Control
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam pengecekan terhadap
produk dan pengontrol barang hasil produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
ANALISIS STRATEGI BISNIS PT MAYORA INDAH TBK
Analisa Porter’s Five Forces
1. Intensitas Rivalitas antar Pemain dalam Industri
Bukan hanya PT. MAYORA INDAH, Tbk yang memproduksi makanan ringan
kepada pelanggan di Indonesia. Tentunya banyak sekali kompetitor lainnya seperti PT.
INDOFOOD, PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK (AISA), PT. DANONE
BISCUITS INDONESIA, PT. ULTRA PRIMA ABADI, PT. NABISCO FOODS, PT.
ARNOTT’S INDONESIA, PT. GENERAL FOOD INDUSTRIES, dan PT. MONDE
MAHKOTA BISCUIT yang juga bergerak di bidang yang sama.
Tentu hal ini membuat perusahaan menjadi suatu ancaman besar terhadap segmen
pasar mereka. Beberapa strategi yang hendaknya dilakukan perusahaan tersebut untuk
memenangi persaingan dan dapat bertahan adalah menetapkan cara meningkatkan mutu
produk yang dihasilkan dan pelayanan terhadap konsumen dengan baik yang dimana berani
untuk mencoba cara-cara baru dan inovasi produk yang semakin baru lagi untuk menarik
pelanggan, selain itu juga dengan menekan harga produk sehingga dapat mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya di pasar juga bisa menjadi salah satu strategi yang baik.
Tetapi perlu diingat bahwa di analisa porter mengenai hal ini bahwa, Sebuah segmen
dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau agresif. Segmen
dianggap lebih tidak menarik jika segmen itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus
ditambah dalam skala yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar tinggi, atau
jika harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada dalam segmen tersebut. Kondisi
ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan peluncuran produk baru yang cukup
sering serta akan membuat segmen menjadi segmen yang mahal untuk bersaing.
Maka dari itu, PT. Mayora Indah, Tbk berusaha untuk memiliki tingkat break even
point yang tinggi sehingga biasanya harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila
perlu dilakukan banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut sebagai salah
satu manajemen strategi. Terbukti, Perusahaan telah menaikkan harga jual sejak kuartal II
2012 untuk mengkonversikan kenaikan harga bahan baku tahun lalu. Dikutip di
http://m.iyaa.com/finance/berita/industri/2391992_3174.html.
Mempertahankan Loyalitas Konsumen dengan perbaikan pelayanan konsumen
menjadikan strategi yang bisa juga dipakai ketika menghadapai ancaman seperti ini.
2. Ancaman Pendatang Baru
Dengan adanya pendatang baru di dunia bisnis, maka hal ini juga menjadi salah satu
ancaman bagi perusahaan manapun khususnya PT. Mayora Indah, Tbk sebagai perusahaan
lama dalam menguasai pasar yang cukup lama pula karena datangnya pendatang
baru/perusahaan baru ke dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, keinginan
untuk merebut segmen pasar maupun market share, seperti adanya pendatang baru yakni PT.
Magfood Inovasi Pangan yang berdiri tahun 2001 lalu ini masih cenderung menguasai
segmen pasar yang ada dalam jumlah kecil.
Maka dapat diketahui bahwa dalam hal ancaman pendatang baru, masih cenderung
kecil bagi PT. Mayora Indah, Tbk sebagai satu ancaman yang serius di dunia bisnis yang
dikelolanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kekuatan pendatang baru biasanya
dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam
industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses
terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek yang dikenal masih
kecil.
Bisa juga karena waktu dan biaya yang diperlukan untuk memasuki dunia industri
tersebut cenderung tinggi, membutuhkan pengetahuan spesialis menegnai produk-produk
makanan yang diproduksi, dan proteksi terhadap teknologi yang kurang baik. Biasanya
semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
3. Kekuatan Tawar Pemasok atau Supplier
Memang benar bahwa kekuatan tawar pemasok untuk PT. Mayora Indah tinggi
disebabkan dimana dalam hal ini, PT. Mayora Indah, Tbk hanya memiliki satu-satunya
pemasok yakni PT. Inbisco Niaga yang dianggap memiliki kualitas bahan baku yang sangat
baik, memiliki kantor cabang di Jakarta maupun Medan. PT. Inbisco Niaga bertugas untuk
menyediakan bahan baku yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan proses produksi
dan menghasilkan produk yang akan dijual kepada konsumen dan juga dapat membantu
perusahaan untuk meningkatkan laba dengan cara terus menjaga dan meningkatkan mutu
bahan baku dan memenuhi pemesanan perusahaan dengan tepat waktu.
PT. Mayora Indah, Tbk selama ini tidak mempunyai kendala terhadap minimnya
pasokan atau hal yang berhubungan dengan pemasok disebabkan pemasok tidak cenderung
menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas produk yang dijual. walaupun perusahaan
didominasi oleh hanya satu pemasok, tetapi PT. Inbisco Niaga mampu memfragmentasikan
para pembeli sehingga bisa saja mampu mempengaruhi harga, kualitas serta syarat-syarat
penjualan yang ketat. Melihat kepada betapa mudahnya perusahaan menguasai harga kepada
pemasok mempengaruhi pula kepada kekuatan dan kontrol yang diperlukan, switching cost
dari satu pemasok ke pemasok lain dan sebagainya.
Semakin sedikit pemasok yang ada, semakin besar harapan kepada pemasok, semakin
penting produk yang dipasok dan semakin kuat tawar menawar terhadap pemasok tersebut.
Ketika para pemasok terkonsentrasi atau terorganisasi, ketika hanya ada sedikit pengganti,
ketika produk yang dipasok merupakan masukan penting, dan ketika biaya peralihan
pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas, disitulah pemasok
sudah mencapai titik kekuatannya sehingga menjadi ancaman daya tawar pemasok yang
sangat besar. Pertahanan terbaik adalah dengan mencoba membangun hubungan yang samasama menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan yang
baru.
4. Kekuatan Tawar Pembeli
Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan
membuat posisi pembeli semakin kuat. Pembeli atau pelanggan telah dianggap menjadi salah
satu factor yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan juga dengan
mendapatkan pembeli atau pelanggan dalam jumlah yang besar, yang dapat diartikan bahwa
perusahaan memenangkan persaingan dalam suatu industry dengan perusahaan lainnya. PT.
Mayora Indah, Tbk memiliki beberapa pembeli seperti PT. Hero Supermarket Tbk,
Carrefour, Ranch Market, dan lain-lain. Memang diakui bahwa kekuatan tawar pembeli disini
cenderung stabil dikarenakan jumlah pembeli masih dapat dikendalikan dan mengingat
betapa pentingnya setiap individu berperan dalam bisnis perusahaan. Tanpa adanya kesetiaan
dari pelanggan maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan dalam dunia industri.
Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas produk serta
pelayanan perusahaan agar kepuasan konsumen tetap terjaga sehingga pembeli tidak beralih
kepada pesain lainnya yang kini mulai datang maupun mulai berkembang. Pembeli kapanpun
bisa saja mejadi lebih terorganisasi atau terkonsentrasi yakni dimana daya tawar pembeli
menjadi tumbuh dimana ketika produk yang dihasilkan PT. Mayora Indah, Tbk tidak
dideferensiasikan, biaya peralihan pembeli rendah, atau ketika mereka dapat terintegrasi
untuk naik kelas.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan dapat memilih pembeli yang
mempunyai kekuatan paling rendah untuk bernegosiasi atau beralih pemasok. Pertahanan
terbaik adalah dengan memberikan penawaran unggul yang tidak dapat ditolak pembeli yang
kuat dengan memperhatikan laba terlebih dahulu.
5. Produk – Produk Substitusi
Kita bertanya-tanya seberapa banyak produk substitusi di pasar? Ketersedian produk
substitusi yang banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan
harga jual produk. Begitu pula yang terjadi kepada PT. Mayora Indah, Tbk yang mampu
memproduksi makanan, kembang gula dan biskuit disamping produk substitusinya antara lain
jelly drink, roti, susu, dan mi instan.
PT. Mayora Indah, Tbk sangat memperhatikan produk substitusi yang dapat
mengancam produk yang telah ada di pasaran. Pasalnya produk yang kualitasnya sebanding
dengan kualitas produl yang sudah ada dan juga produk yang harganya sebanding bahkan
lebih rendah dari harga produk yang telah ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan. Ini
mempengaruhi konsumen untuk menemukan cara lain untuk mendapatkan produk yang sama
percis. Bilamana substitusi terhadap produk perusahaan sangat mudah untuk dilakukan, maka
kekuatan perusahaan akan menjadi sangat kecil.
PT. Mayora Indah, Tbk melihat bahwa semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh masing-masing produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba dari suatu
industry. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang
mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kualitas yang lebih baik daripada
produk industri atau dihasilkan oleh industry berlaba lebih tinggi dari PT. Mayora Indah, Tbk
dan hal ini yang sedang diusahakan oleh perusahaan tersebut Sehingga perusahaan harus
memikirkan langkah-langkah yang strategis untuk menjaga kesetiaan pelanggan terhadap
produk. Namun kehadiran produk dan jasa subtitusi memberikan dampak terhadap penentuan
harga produk karena banyaknya pesaing dan barang subtitusi.
Analisis SWOT
Strength
Memiliki brand image yang melekat di masyarakat
Harga terjangkau oleh semua kalangan
Diferensiasi produknya cukup banyak
Adanya layanan customer service untuk para konsumen
Modal yang dimiliki cukup besar
Weakness
Tidak semua kalangan menyukai produknya
Opportunity
Sektor industry PT Mayora cukup menjanjikan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Threat
Munculnya produk-produk inovatif dari perusahaan lain
Penawaran produk lebih murah dengan kualtas yang tidak berbeda jauh
Era globalisasi yang menyebabkan masyarakat memilih produk luar
Growth-Value Map
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaanperusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal,
adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai
perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”),
sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai
current performance. Kedua metric tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku
perusahaan.
Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”)
Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih
benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaanperusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan
yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaanperusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam
jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan-perusahaan di Q-4.
II.
ANALISIS PENDANAAN PT MAYORA INDAH TBK
Evaluating Earnings Quality
1. Pengidentifikasian dan penilaian terhadap kebijakan akuntansi penting (key acconting
policies) pada PT Mayora Indah Tbk
Pendapatan (PSAK 23)
“Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas
selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi pemilik.”
Keterangan:
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih dilakukan dengan PT
Inbisco Niagatama Semesta, pihak berelasi, sebesar Rp 6.676.111.827.719 (63,52%)
dan Rp 6.071.232.591.146 (64,22%), masing-masing pada tahun 2012 dan 2011
(Catatan 33).
Kta bandingkan dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Penjualan tahun 2012 sebesar 2,747,623juta dan tahun 2011 sebesar 1,752,802juta.
Seluruh penjualan tersebut adalah kepada pihak ketiga. Tidak ada penjualan yang
melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih.
PT Mayora lebih unggul penjualannya disbanding dengan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk.
Beban Pokok Pendapatan
Keterangan:
Tdak terdapat pembelian kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan
bersih pada tahun 2012 dan 2011.
Sedangkan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki Jumlah persediaan yang
dibebankan ke beban pokok penjualan adalah sebesar Rp 1.948.317juta dan Rp
1.115.627juta masing-masing pada 31 Desember 2012 dan 2011.
Total beban pokok adalah sebesar 1,330,461juta dan 2,142,377juta untuk tahun 2011
dan 2012
Pembelian dengan nilai pembelian bersih melebihi 10% dari jumlah seluruh pembelian
bersih adalah kepada PT Sriboga Ratu Raya dengan nilai pembelian sebesar Rp 110.816
juta (10.86%) untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011.
Beban Usaha
Sedangkan beban usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah sebagai berikut ;
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Keterangan:
Pendapatan bunga dari PT Bank Mayora, pihak berelasi, adalah sebesar Rp
2.519.454.454 pada tahun 2012 dan Rp 968.551.619, pada tahun 2011 atau sebesar
13,52% pada tahun 2012 dan 12,09% pada tahun 2011dari jumlah pendapatan bunga
deposito berjangka dan jasa giro (Catatan 33).
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk
Pinjaman Bank Jangka Panjang
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk
Rasio atas hutang tersebut adalah sbb:
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dan entitas anak dalam memenuhi
Liabilitas Jangka Pendek, diukur dengan membandingkan Total Aset Lancar dengan
Liabilitas Jangka Pendek. Pada tanggal 31 Desember tingkat likuiditas Perseroan adalah 2,76
kali dan 2,22 kali masing-masing pada tahun 2012 dan 2011. Tingkat Solvabilitas Perseroan
dan Entitas Anak mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka
pendek dan jangka panjangnya yang tercermin dari perbandingan antara Total Liabilitas
berbeban bunga dengan Total Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) dan perbandingan antara Total
Liabilitas berbeban bunga dengan Total Aset (Solvabilitas Aset). Tingkat Solvabilitas Ekuitas
Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 1,23
kali dan 1,16 kali. Sedangkan tingkat Solvabilitas Aset Perseroan dan Entitas Anak pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 0,46 kali dan 0,42 kali.
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk memiliki tingkat likuiditas rasio lancer sebesar 1,1 dan 0,9
untuk tahun 2011 dan 2012, dam rasio cepat sebesar 0,4 dan 0,3 untuk 2011 dan 2012.
Tingkat Solvabilitas Ekuitas Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 adalah sebesar 2,2 kali dan 2.1 kali. Sedangkan tingkat Solvabilitas Aset Perseroan dan
Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 0,7 kali dan 0,7 kali.
Imbalan Pasca Kerja
Grup membukukan imbalan kerja jangka panjang untuk karyawan sesuai dengan Undang
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca
kerja tersebut adalah 3.480 karyawan untuk tahun 2012 dan 2.967 karyawan untuk tahun
2011
Rekonsiliasi nilai kini imbalan pasti pasca-kerja yang tidak didanai dengan cadangan imbalan
pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Rincian beban imbalan pasti pasca kerja adalah sebagai berikut:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Struktur Permodalan
Struktur permodalan yang diambil oleh management pada tahun 2012 adalah sebesar 65%
berasal dari pinjaman bank dan sebesar 35% dari surat utang, yaitu :
Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp. 625 milyard
Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp. 1.864 milyard
Obligasi III Mayora Indah Rp. 100 milyard
Sukuk Mudharabah I Rp. 200 milyard
Obligasi IV Mayora Indah Rp. 750 milyard
Sukuk Mudharabah II Rp. 250 milyard
Sedangkan struktur modal PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 143,91%
Liabilitas Jangka Pendek Rp1,216,997 juta
Liabilitas Jangka Panjang Rp 617,126 juta
obligasi Rp 600.000 juta
sukuk ijarah Rp 300.000 juta
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan
atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Grup terkena risiko
kredit dari kegiatan operasi (terutama untuk piutang usaha) dan dari kegiatan pendanaan,
termasuk deposito pada bank dan lembaga keuangan, transaksi valuta asing dan instrumen
keuangan lainnya.
Tabel di bawah ini menunjukkan eksposur Perusahaan terkait dengan risiko kredit pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan.
Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan hanya berurusan dengan pihak
diakui dan kredit yang layak, menetapkan kebijakan internal pada verifikasi dan otorisasi
kredit, dan secara teratur memantau kolektibilitas piutang untuk mengurangi ekposur kredit
macet.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Dalam hal ini PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki resiko kredit yang masih cukup
rendah. Dirasa perusahaan harus dapat mengendalikan risiko kredit.
III.
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PT MAYORA INDAH TBK
“Aset lancar adalah sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat langsung diubah
menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan (Subramanyam, 2010: 271)”. Berikut
pembahasan kami terkait aset lancar berdasarkan laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk.
2. 1. Kas dan setara Kas
Kas dan setara kas adalah aset yang paling likuid dalam perusahaan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya yang jatuh tempo dan bunga yang timbul.
Selain itu kas mencerminkan seberapa besar uang perusahaan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan operasi normal perusahaan. Pengertian umum ini perlu diketahui
terlebih dahulu oleh Pembaca sebelum kami membahas lebih lanjut mengenai saldo kas
Mayora.
Pada tahun 2012 arus Kas dan Setara Kas Bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.014
milyard, terutama karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan Obligasi IV
Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. Sedangkan pada tahun
2011 terjadi penurunan arus Kas dan Setara Kas Bersih sebesar Rp. 147 milyar yang terutama
disebabkan oleh adanya pengeluaran untuk Aset Tetap.
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek
dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta
tidak dibatasi pencairannya.
Penempatan rekening koran dan deposito Grup pada PT Bank Mayora dicatat dalam akun
“Kas dan Setara Kas” yang meliputi 0,71% dan 2,79% dari jumlah aset masing masing pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Menurut pendapat manajemen penempatan rekening
koran dan deposito tersebut memperoleh tingkat bunga dan mempunyai syarat-syarat yang
sama sebagaimana halnya penempatan pada bank-bank lain.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan
setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak
perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan
evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo
utang, dan terusmenerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber
pendanaan yang optimal.
Nilai kas dan setara kas total PT. Mayora Indah Tbk. Yaitu 1.339.570.311.638 dari
8.302.506.241.903 total asset sehingga didapatkan rasio sebesar 16.13% yang artinya nilai
likuiditas PT. Mayora Indah Tbk cukup tinggi. Nilai Kas dan setara kas pesaing yaitu PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar 102.175.000.000 dengan nilai rasionya yaitu 2,6 %.
Berdasarkan perbandingan tersebut PT. Mayora Indah Tbk memiliki rasio kas dan setara kas
yang sangat besar dibandingkan pesaingnya.
Berdasarkan PSAK No. 2 tahun 2009, entitas telah mengungkapkan komponen kas dan
setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos
yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. 2. Investasi Jangka Pendek
Pengertian investasi jangka pendek ini secara lebih mudah adalah penyimpanan sementara
kelebihan kas perusahaan yang dapat diuangkan kembali dengan cepat dan mudah oleh
perusahaan untuk tujuan operasional perusahaan. Tahun 2012 perseroan tidak melakukan
aktivitas pencairan investasi jangka pendek, tidak seperti tahun 2011 yang melakukan
pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp4.793.569.466.
Karenanya semua investasi yang bersifat jangka pendek dikelompokan dalam Kas dan Setara
kas. Sifatnya sangat likuid dan dapat segera dikonversikan menjadi kas pada saat jatuh
tempo, yaitu dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak ditempatkan.
Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori
berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang
diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk
dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut
pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang
disyaratkan.
2. 3. Piutang usaha
Secara lebih mudah, piutang usaha dapat didefinisikan sebagai pemberian pinjaman oleh
perusahaan kepada pelanggan dan pihak lainnya. Ada berbagai macam tujuan perusahaan
meminjamkan uangnya tersebut, sebagai contoh dengan penjualan secara kredit maka
perusahaan dapat mempermudah tingkat distribusi dan memperbesar tingkat penjualannya
kepada pasar. Nilai piutang usaha yang Tercatat oleh Mayora dan anak perusahaan per 31
Desember 2012 adalah sebesar Rp 2.035.329.264.394. Berikut informasi yang berhasil kami
dapatkan dan kami analisis tentang akun piutang usaha bersih Mayora tersebut.
Pada tanggal neraca konsolidasian, piutang usaha atas penjualan tersebut meliputi 18,63%
dan 19,62% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang
ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 memadai untuk menutup kemungkinan
kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara
signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Piutang usaha PT. Tiga Pilar Sejahtera Food tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp.
560.046.000.000 dan 473.758.000.000 dengan rasio piutang atas total asetnya yaitu 14,48%
(2012) dan 13,19% (2011). PT Mayora memiliki jumlah rasio piutang yang lebih besar
dibandingkan pesainganya.
Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
PSAK 31 mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan dan laibilitas
keuangan. PT. Mayora Indah Tbk telah menggambarkan seluruh informasi mengenai piutang
usaha berupa tanggal jatuh tempo dan rincian akun piutang tersebut.
Psak 55 (Revisi 2006) menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset
keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan apakah aset dan liabilitas tersebut
memenuhi definisi yang ditetapkan dalam. PT. Mayora Indah Tbk telah mengklsifikasikan
nilai asset keuangannya dalam beberapa akun seperti piutang usaha. Pitang tersebut
diklasifikasikan berdasarkan pelanggan, umur dan nilai mata uang
PSAK 55 (revisi 2011) paragraf 70 mensyaratkan penurunan nilai atau kerugian tidak
ertagihnya piutang dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi
arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari instrumen
keuangan. Kebijakan PT. Mayora Indah Tbk Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman
dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk
menutup kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman dan piutang. Pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa
suatu asset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Estimasi tersebut
berdasarkan pengalaman pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang
mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau
kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran
yang signifikan.
2. 4. Piutang lain-lain
Nilai piutang lain-lain yang dimiliki oleh Mayora dan anak perusahaan per 31 Desember
2012 adalah sebesar Rp16.017.323.669. Informasi yang berhasil kami dapatkan tentang akun
piutang lain-lain bersih Mayora tersebut adalah saldo yang mencatat transaksi penjualan
kredit yang signifikan dengan pihak yang berelasi dengan Mayora. Selain itu akun ini
mencatat pembayaran gaji dan tunjangan awal untuk manajemen kunci, ini mengindikasikan
bahwa perusahaan Mayora sangat memperhatikan kondisi keuangan manajemen kunci
perusahaan sehingga loyalitas manajemen kunci tidak harus dikhawatirkan pemilik
perusahaan. Piutang lain-lain PT. Tiga Pilar Sejahtera Food yaitu Rp. 642.000.000 sehingga
nilai Piutang lain-lain PT. Mayora jauh lebih besar.
2. 5. Persediaan
Persediaan adalah barang yang akan dijual oleh perusahaan dalam aktivitas operasi
normalnya. Persediaan penting untuk diperhatikan dalam analisis internal perusahaan karena
ini menyangkut komponen utama dari aset operasi perusahaan dan langsung mempengaruhi
perhitungan laba perusahaan. Nilai persediaan yang dimiliki oleh Mayora dan anak
perusahaan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.498.989.460.205. Berikut informasi
yang berhasil kami dapatkan dan kami analisis tentang akun persediaan bersih Mayora
tersebut.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan tidak melebihi nilai realisasi,
dan tidak terdapat persedian yang dijadikan jaminan. Ini berarti penjualan mayora berjalan
lancar.
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT
Asuransi MSIG Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$
143.421.250, dan US$ 122.584.961 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011. Hal ini mungkin membuat pemilik perusahaan lebih tenang dengan tidak perlu terlalu
mengkhawatirkan kondisi buruk di luar kewajaran yang menimpa persediaan ke depannya.
Peningkatan penjualan Mayora harus diimbangi oleh peningkatan nilai persediaan yaitu
sebesar 11% dari 2011
Metode arus biaya yang dipakai Mayora adalah metode FIFO dan menerapkan metode
LCNRV yaitu tingkat harga mana yang lebih rendah antara harga perolehan persediaan dan
nilai realisasi bersihlah yang digunakan untuk mencatat persediaan perusahaan. Hal ini telah
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan tentu nilai persediaan yang disajikan
perusahaan ini lebih mendekati kenyataannya yang ada serta konsisten dengan kondisi
ekonomi yang berlaku
Nilai pencatatan persediaan ini sudah termasuk pengurangan dari saldo cadangan kerugian
penurunan nilai persediaan dimana pencadangannya didasarkan oleh hasil penelahaan berkala
atas produk-produk Mayora sehingga memberikan gambaran bahwa adanya manajemen
kontrol yang baik atas persediaan Mayora.
Menurut PSAK 14, Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali,
misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang
diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta
termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan PT Mayora Indah Tbk meliputi barang jadi, barang dalam proses, bahan baku,
bahan pembantu, bahan pembungkus dan bahan teknik yang totalnya senilai Rp
1.498.989.460.205 pada tanggal 31 Desember 2012. Sedangkan persediaan PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food yaitu sebesar Rp. 602,660.000.000, PT Mayora memiliki jumlah persediaan
lebih besar.
2.6. Aset lancar lainnya
Pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah Aset Lancar lainnya Perseroan dan entitas anak
adalah sebesar Rp423.693.198.600 sedangkan pada tahun 2011, adalah sebesar
Rp726.377.044.500. Jumlah ini terdiri atas biaya dibayar dimuka, dan uang muka lainnya.
Biaya dibayar dimuka ini adalah turunan bagian yang lancar dari aset tidak lancar lainnya
yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan serta uang muka lainnya ini adalah pembayaran
awal untuk pengikat kontrak pembelian yang mana barangnya belum didapat perusahaan, ini
menunjukkan salah satu antisipasi pencegahan perusahaan atas terjadinya perubahan harga di
masa mendatang. Penurunan ini disebabkan terutama oleh penurunan uang muka lain-lain.
“Aset jangka panjang adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan
operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode (Subramanyam, 2010:
290)”. Secara sekilas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan aset tidak lancar secara signifikan
di grup Mayora, ini dipengaruhi oleh kepemilikan langsung dan aset yang dalam pengerjaan
serta penyertaan saham oleh grup Mayora.
PT. Mayora Indah Tbk telah mematuhi ketentuan pada PSAK No 1 paragraf 64 mengenai
pengklasifikasian asset lancar
2. 8. Aset tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk
biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi
rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Berikut kami sajikan informasi
mengenai aset tetap PT Mayora Indah tbk yang kami dapatkan.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan
penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila bebanbeban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan
aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut
dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method)
selama masa manfaat aset tetap.
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak
dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan
yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi
signifikan berikutnya.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap
berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait
dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah
tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Menurut PSAK 16, Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jumlah
aset tetap yang dimiliki oleh PT Mayora Indah tbk setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 1.530.778.553.459 dan Rp 1.265.722.316.996 pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 adalah sebesar Rp 2.857.932.917.034 dan Rp. 2.504.460.000.000 . Sedangkan Aset
tetap PT. Tiga Pilar Sederhana tahun 2012 sebesar Rp. 1,233,721.000.000. Perbedaan nilai
Aset tetap ini menunjukkan PT. Mayora adalah perusahaan yang cukup besar dibandingkan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. PT. Mayora juga masih melakukan ekspansi/perkembangan
jika dilihat dari penambahan nilai asset tetapnya
2. 9. Aset tidak berwujud
Jumlah tercatat goodwill negatif sebesar Rp 335.347.478 yang berasal dari kombinasi bisnis
yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan
melakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Perusahaan menghentikan amortisasi atas
goodwill sejak 1 Januari 2011.
Nilai Aset Tak berwujud PT Tiga Pilar Sejahtera yaitu Rp. 350,139.000.000. PT. Mayora
cenderung tidak memiliki asset tidak berwujud yang dicatat.
Kebijakan manajemen ini adalah berdasarkan ketentuan PSAK No. 22 (Revisi 2010)
mengenai kombinasi bisnis perusahaan.
2.10. Uang muka pembelian aset tetap
Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan yang akan
digunakan untuk pabrik dan gudang baru.
2.11. Aset tidak lancar lainnya
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat asset dan
liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan
bahwa jumlah laba kena pajak
akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan.
Estimasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat
diakui, berdasarkan kemungkinan terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang
serta strategi perencanaan pajak masa depan. Nilai tercatat aset pajak tangguhan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 ditetapkan dalam catatan 31. Kebijakan ini sesuai dengan aturan
PSAK no 46 (revisi 2010) paragraph 4
- Beban tangguhan
Beban tangguhan sebesar Rp 976.457.225 per tanggal 31 Desember 2012 terdiri atas beban
penerbitan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012 dan Sukuk Mudharabah I
Mayora Indah Tahun 2008 yang belum diamortisasi.
Amortisasi beban penerbitan sukuk mudharabah pada tahun 2012 adalah sebesar Rp
86.005.248
Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah
Tahun 2008 senilai Rp 200.000.000.000. Sukuk ini diterbitkan tanpa warkat dan dijamin
dengan kesanggupan penuh (full commitment) yang mewajibkan Perusahaan untuk membayar
kepada Pemegang Sukuk Mudharabah sejumlah Pendapatan Bagi Hasil sebesar Rp
27.500.000.000 per tahun yang dibayar secara triwulanan. Sukuk ini berjangka waktu lima
tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh Sukuk dijual dengan harga
sebesar nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk sebagai wali amanat.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Sukuk tanggal 5 November 2008, para pemegang
obligasi menyetujui penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT
Bank Bukopin Tbk.
Untuk pelunasan pokok dan bunga Sukuk di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk
membentuk dana cadangan. Pendapatan bagi hasil yang dibayarkan kepada pemegang Sukuk
Mudharabah adalah sebesar Rp 27.500.000.000 masing-masing pada tahun 2012 dan 2011.
Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa pembatasan dan kewajiban obligasi dan
Sukuk Mudharabah, diantaranya pembatasan Perusahaan dan entitas anak untuk
menjaminkan, menggadaikan dan/atau mengangunkan baik sebagian atau seluruh harta
dan/atau pendapatan, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee), memberikan
piutang/pinjaman diluar transaksi normal dan menjual atau mengalihkan seluruh aset tetap
produksi, kecuali pengecualian yang disebutkan dalam perjanjian wali amanatan, serta
memenuhi beberapa rasio-rasio keuangan
Uang Jaminan
Nilai wajar uang jaminan ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang
disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan menggunakan suku bunga pasar terkini
untuk instrumen serupa.
Kebijakan ini sesuai dengan kriteria nilai wajar pada PSAK 55
2.12. Penghasilan Bunga
IV.
ANALISIS AKTIVITAS
MAYORA INDAH TBK
INVESTASI
TOPIK
KHUSUS
PT
Aktivitas antar perusahaan
PT. Mayora memiliki empat anak perusahaan, yaitu PT. Sinar Pangan Barat (Industri
makanan olahan), PT. Sinar Pangan Timur (Industri makanan olahan), Mayora Nederland BV
(Jasa Keuangan), PT. Kakao Mas Gemilang (industri pengolahan biji kakao), PT. Torabika
Eka Semesta (Industri pengolahan kopi bubuk & instant), dan PT. Kakao Mas Gemilang
(industri pengolahan biji kakao).
Dalam melakukan pelaporannya, PT. Mayora Indah Tbk. berpedoman pada PSAK No. 4
revisi tahun 2009, seperti yang dinyatakan dalam paragraph 9 “Laporan keuangan
konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk”.
Teknik Konsolidasi
Metode yang digunakan oleh PT. Mayora Indah Tbk untuk mencatat kepemilikannya adalah
dengan menggunakan metode konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, entitas
anak yang dikonsolidasikan termasuk persentase kepemilikan perusahaan adalah sebagai
berikut
Berdasarkan PSAK 4 paragraf 10 “Pengendalian dianggap ada ketika entitas indukmemiliki
secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara
suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian”.
PT. Sinar Pangan Barat (Industri makanan olahan) berlokasi di medan dengan persentase
kepemilikan 100%, dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Total asset tahun 2012 adalah
Rp21.211.801.983.
PT. Sinar Pangan Timur (Industri makanan olahan) berlokasi di Surabaya, dengan presentase
kepemilikan 100% dan mulai beroperasi pada tahun 1992. Total asset tahun 2012 Rp
97.651.928.695.
Mayora Nederland BV (Jasa Keuangan) berlokasi di belanda, dengan persentase kepemilikan
100% dan mulai beroperasi tahun 1996. Total asset tahun 2012 Rp364.453.327.
PT. Torabika Eka Semesta (Industri pengolahan kopi bubuk & instant) berlokasi di
Tangerang, dengan persentase kepemilikan 96,23% dan mulai beroperasi pada tahun 1990.
Jumlah asset tahun 2012 Rp3.021.179.405.485.
PT. Kakao Mas Gemilang (industri pengolahan biji kakao) merupakan anak perusahaan dari
PT. Torabika Eka Semesta, dengan persentase kepemilikan 92,38%, mulai beroperasi pada
tahun 1985. Total asset tahun 2012 Rp634.938.826.642.
Jika dibandingkan dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, perusahaan tersebut memiliki 5
anak perusahaan yang dimiliki secara langsung dan 11 perusahaan yang dimiliki secara tidak
langsung. PT. Mayora merupakan perusahaan yang tersentralisasi karena asset-aset yang
dimiliki secara besar oleh hanya entitas induk dan beberapa perusahaan anak saja.
Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi antar
entitas telah dieliminasi.Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi,
yaitu tanggal
Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan
pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau
tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, kecuali
dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak
diikuti dengan pengendalian.
Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat kekuasaan yang
melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain
kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
kekuasaa
PT. Mayora Indah Tbk.
Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis Laporan Keuangan
Disusun Oleh:
Aziz Nanung Prakoso (120110110077)
Eman Herman (120110110086)
Afif Kartika Aji (120110110100)
Arie Indra Rivaldi (120110110101)
BAB I
PENDAHULUAN
Profil
PT. MAYORA INDAH Tbk merupakan kelompok bisnis yang memproduksi
makanan terkemuka di Indonesia. Mayora Indah telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan Fast Moving Consumer Goods Industry yang telah diakui keberadaan-nya secara
global. Terbukti bahwa Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang
saat ini menjadi merek-merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen,
Torabika dan lain-lain. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak 17 Februari 1977 sebagai
sebuah industri biskuit rumah sederhana yang hingga sekarang mampu berkembang dengan
pesat menjadi salah satu kelompok usaha yang ter-integrasi di Indonesia. Perseroan ini
berkedudukan di Tangerang dan berkantor di Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta.
Perkembangan perusahaan juga ditorehkan dengan merubah status perusahaan menjadi
perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham perusahaan untuk pertama kali di Bursa
Efek Jakarta sejak 4 Juli 1990. Pada tahun-tahun berikutnya perusahaan terus melakukan
ekspansi cepat untuk menjadi sebuah perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu usahanya yakni mendirikan fasilitas produksi dan beberapa kantor pemasaran yang terletak di
beberapa negara di Asia Tenggara.
Dengan inovasi-inovasi terbaru yang dilakukan perusahaan semakin memperkokoh
posisi Mayora di pasar global. Terbukti bahwa produk-produk Mayora tidak hanya mampu
memenuhi konsumen yang ada di dalam negeri saja, namun telah menjangkau konsumen luar
negeri bahkan hampir menyebar di seluruh dunia. Hasil ini dapat dicapai berkat dukungan
dari jaringan distribusi yang kuat selain tersedia-nya fasilitas dengan sistem logistik dan
pengelolaan gudang yang modern. Selain itu, perusahaan telah menerapkan tiga visi utama
perusahaan yang menjadi acuan pengelolaan di antaranya menjadi produsen makanan dan
minuman berkualitas yang dipercaya oleh konsumen baik di pasar domestik dan internasional
serta mengendalikan pangsa pasar yang signifikan dalam setiap kategori, memberikan nilai
tambah bagi seluruh pemegang saham perusahaan dan memberikan kontribusi positif
terhadap lingkungan dan negara di mana perusahaan beroperasi.
Produk-produk Mayora dibagi menjadi beberapa lini produk dengan merek-merek
terkenal, antara lain Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di Asia Tenggara (Marie Roma,
Slai O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum), Permen yang menjadi salah satu pelopor permen
kopi dan menjadi merek permen nomor 1 di dunia (Kopiko, Kis, dan Tamarin), Wafer &
Chocolate yang menjadi pelopor hadir-nya wafer roll dan coklat pasta dengan kualitas tinggi
(Astor, Beng-beng, Superstar, Zuperr Keju, dan Choki-choki), Kopi yang merupakan
produsen kopi instan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara (Torabika Brown Coffe,
Torabika 3inOne, Torabika Cappucino), Mayora Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur (Super
BUbur), Mie Instan (Mie Gelas), Minuman (Vitazone, Teh Pucuk Harum & Kopiko 78°C)
dan beberapa varian produk lainnya. Saat ini produk-produk tersebut telah didistribusikan ke
lebih dari 52 negara di dunia seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, Jepang,
Iran, Italia, Inggris, Spanyol, Korea Selatan, Saudi Arabia, Portugal dan beberapa negara
lainnya.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (group) Mayora. Perusahaan juga
merupakan induk perusahaan dengan memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung,
lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
Nama Anak Perusahaan
Bidang Usaha
Total Aset
Persentase
PT. Sinar Pangan Barat
Industri makanan olahan
21211801983
100%
PT. Sinar Pangan Timur
Industri makanan olahan
97651928695
100%
Mayora Nederland BV
Jasa Keuangan
364453327
100%
PT. Torabika Eka Semesta
Industri pengolahan kopi bubuk
& instant
3031179405485
96,23%
Visi dan Misi
Untuk menjadi produsen dengan kualitas produk makanan dan minuman yang dipercaya oleh
konsumen baik di pasar domestik dan internasional, dan mengendalikan pangsa pasar yang
signifikan dalam setiap kategori.
Untuk memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan perusahaan
Untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara di mana perusahaan
beroperasi.
Struktur Organisasi
Bentuk organisasi PT Mayora Indah Indonesia adalah struktur organisasi proyek
denagn hubungn organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada proyek yang sama.
Strutur organisasi perusahaan terdiri dari beberapa kelompok dari fungsi yang berbeda
dengan setiap kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan produk tertentu atau lini
produsi.
Kendali perusahaan pada Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan. Pelimpahan
tugas kerja kepada bawahan melalui masing-masing manajer departemen, kemudian
dilanjutkan pada staff serta karyawan. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan
memberikan saran kepada Direksi atas pengelolaan Perusahaan, termasuk perencanaan
dan pengembangan, operasional dan penganggaran, kepatuhan dan tata kelola
perusahaan dan penerapan keputusan RUPST. Direksi bertanggung jawab kepada
RUPST. Rapat Dewan Komisaris diadakan sebulan sekali dan juga setiap saat apabila
dibutuhkan. Rapat gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan dua kali sebulan
dibawah Dewan KomisarisnDewan Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris serta
Internal Audit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan Bapepam-LK dan SEC
serta peraturan relevan lainnya. Piagam menegaskan tanggung jawab Komite Audit sebagai
berikut:
1. Mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan atas nama Dewan Komisaris;
merekomendasikan pilihan atas auditor eksternal kepada Dewan Komisaris.
Penunjukkan akhir tergantung dari persetujuan pemegang saham;
2. Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan eksternal
untuk membahas hasil evaluasi mereka atas pengendalian rencana kerja audit
dan non-audit, penemuan-penemuan mengenai lemahnya pengendalian internal
atas pelaporan keuangan dan evaluasi dari laporan keuangan konsolidasian.
2. Direksi
Direksi tersebut berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta
mewakili perseroan, baik dalam maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar. Direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan/atau Kepala Unit Organisasi serta
dibantu oleh Staf Ahli Direksi. Staf Ahli Direksi terdiri dari Staf Ahli Utama dan Staf
Ahli Pratama. Staf Ahli Direksi ini mendukung dan membantu Direksi dalam
mengelola, mengendalikan dan mengembangkan perusahaan. Direksi terdiri dari:
a. Direktur utama
Bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi di perusahaan dan
berwenang menetapkan arah kebijakan serta strategi perusahaan yang menyeluruh.
b. Direktur Pemasaran
Bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:
1. Fungsi pemasaran
2. Fungsi Account Manager
3. Kebijakan Promosi
4. Kebijakan penjualan dan Kontrak penjualan
5. Kebijakan Harga
6. Kebijakan Pemasok
7. Kebijakan Hubungan Pelanggan (CRM)
c. Direktur Umum dan Personalia.
Untuk membantu dalam mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan dan
untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pelayanan SDM & Remunerasi,
Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja
serta Manajemen Kualitas.
d. Direktur Pengembangan Produk.
Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan menjalankan
kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pengembangan Bisnis untuk menangani aktifitas
pengembangan bisnis yang ada dan mencari peluang bisnis baru yang prospektif menangani
urusan fungsi yang berhubungan dengan pengembangan produk serta rekayasa produk,
dokumentasi dan infrastruktur pendukung dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan
terhadap aktifitas pengembangan produk.
Direktur pengembangan Produk membawahi:
1. Manajer teknik yang bertanggung jawab atas pengembangan cara
menghasilkan produk yang berkualitas.
2. Manajer Laboratorium yang bertugas untuk meriset atau melakukan
pengukuran dalam pembuatan produk yank akan diproduksi.
3. Staff Projek yang bertugas untuk mengamati dan membantu dalam
pembuatan produk baru.
e. Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertanggung jawab mengelola dan menjalankan kegiatan
Perusahaan untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
menangani urusan Biaya & HPP dan Persediaan.
menangani urusan Penjualan, Piutang dan Hutang.
menangani urusan Anggaran & Pelaporan.
menangani urusan Sistem & Prosedur
menangani urusan Pengelolaan Dana dan Perencanaan Keuangan.
menangani urusan Verifikasi, Bendahara dan Bank.
menangani urusan Pajak dan Asuransi.
menangani urusan yang berhubungan dengan Optimasi Aset dan Portofolio
Investasi.
3. Divisi Biskuit
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk biscuit seperti; Romma dan Better.
4. Divisi Kembang Gula
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk kembang gula seperti; Kopiko, Kis, Tamarin, Plonk.
5. Divisi Chocolate dan Water
Untuk membantu direktur utama untuk menjalankan kegiatan perusahaan dalam
produk Chocolate dan Water seperti; Beng-Beng, Astor,Choki-Choki dan Danisa. Serta
Vitazone.
6. Manajer Plant
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam perencanaan serta
pengawasan kinerja perusahaan.
7. Manajer Produk
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam perencanaan
serangkaian kegiatan dalam produksi.
8. Manajer Quality Control
Untuk membantu dan mendukung pada tiap divisi yang ditetapkan yaitu Divisi
Biskuit, Divisi Chocolate dan wafer dan Divisi Kembang Gula dalam pengecekan terhadap
produk dan pengontrol barang hasil produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
ANALISIS STRATEGI BISNIS PT MAYORA INDAH TBK
Analisa Porter’s Five Forces
1. Intensitas Rivalitas antar Pemain dalam Industri
Bukan hanya PT. MAYORA INDAH, Tbk yang memproduksi makanan ringan
kepada pelanggan di Indonesia. Tentunya banyak sekali kompetitor lainnya seperti PT.
INDOFOOD, PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK (AISA), PT. DANONE
BISCUITS INDONESIA, PT. ULTRA PRIMA ABADI, PT. NABISCO FOODS, PT.
ARNOTT’S INDONESIA, PT. GENERAL FOOD INDUSTRIES, dan PT. MONDE
MAHKOTA BISCUIT yang juga bergerak di bidang yang sama.
Tentu hal ini membuat perusahaan menjadi suatu ancaman besar terhadap segmen
pasar mereka. Beberapa strategi yang hendaknya dilakukan perusahaan tersebut untuk
memenangi persaingan dan dapat bertahan adalah menetapkan cara meningkatkan mutu
produk yang dihasilkan dan pelayanan terhadap konsumen dengan baik yang dimana berani
untuk mencoba cara-cara baru dan inovasi produk yang semakin baru lagi untuk menarik
pelanggan, selain itu juga dengan menekan harga produk sehingga dapat mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya di pasar juga bisa menjadi salah satu strategi yang baik.
Tetapi perlu diingat bahwa di analisa porter mengenai hal ini bahwa, Sebuah segmen
dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau agresif. Segmen
dianggap lebih tidak menarik jika segmen itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus
ditambah dalam skala yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar tinggi, atau
jika harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada dalam segmen tersebut. Kondisi
ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan peluncuran produk baru yang cukup
sering serta akan membuat segmen menjadi segmen yang mahal untuk bersaing.
Maka dari itu, PT. Mayora Indah, Tbk berusaha untuk memiliki tingkat break even
point yang tinggi sehingga biasanya harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila
perlu dilakukan banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut sebagai salah
satu manajemen strategi. Terbukti, Perusahaan telah menaikkan harga jual sejak kuartal II
2012 untuk mengkonversikan kenaikan harga bahan baku tahun lalu. Dikutip di
http://m.iyaa.com/finance/berita/industri/2391992_3174.html.
Mempertahankan Loyalitas Konsumen dengan perbaikan pelayanan konsumen
menjadikan strategi yang bisa juga dipakai ketika menghadapai ancaman seperti ini.
2. Ancaman Pendatang Baru
Dengan adanya pendatang baru di dunia bisnis, maka hal ini juga menjadi salah satu
ancaman bagi perusahaan manapun khususnya PT. Mayora Indah, Tbk sebagai perusahaan
lama dalam menguasai pasar yang cukup lama pula karena datangnya pendatang
baru/perusahaan baru ke dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, keinginan
untuk merebut segmen pasar maupun market share, seperti adanya pendatang baru yakni PT.
Magfood Inovasi Pangan yang berdiri tahun 2001 lalu ini masih cenderung menguasai
segmen pasar yang ada dalam jumlah kecil.
Maka dapat diketahui bahwa dalam hal ancaman pendatang baru, masih cenderung
kecil bagi PT. Mayora Indah, Tbk sebagai satu ancaman yang serius di dunia bisnis yang
dikelolanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kekuatan pendatang baru biasanya
dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam
industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses
terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek yang dikenal masih
kecil.
Bisa juga karena waktu dan biaya yang diperlukan untuk memasuki dunia industri
tersebut cenderung tinggi, membutuhkan pengetahuan spesialis menegnai produk-produk
makanan yang diproduksi, dan proteksi terhadap teknologi yang kurang baik. Biasanya
semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
3. Kekuatan Tawar Pemasok atau Supplier
Memang benar bahwa kekuatan tawar pemasok untuk PT. Mayora Indah tinggi
disebabkan dimana dalam hal ini, PT. Mayora Indah, Tbk hanya memiliki satu-satunya
pemasok yakni PT. Inbisco Niaga yang dianggap memiliki kualitas bahan baku yang sangat
baik, memiliki kantor cabang di Jakarta maupun Medan. PT. Inbisco Niaga bertugas untuk
menyediakan bahan baku yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan proses produksi
dan menghasilkan produk yang akan dijual kepada konsumen dan juga dapat membantu
perusahaan untuk meningkatkan laba dengan cara terus menjaga dan meningkatkan mutu
bahan baku dan memenuhi pemesanan perusahaan dengan tepat waktu.
PT. Mayora Indah, Tbk selama ini tidak mempunyai kendala terhadap minimnya
pasokan atau hal yang berhubungan dengan pemasok disebabkan pemasok tidak cenderung
menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas produk yang dijual. walaupun perusahaan
didominasi oleh hanya satu pemasok, tetapi PT. Inbisco Niaga mampu memfragmentasikan
para pembeli sehingga bisa saja mampu mempengaruhi harga, kualitas serta syarat-syarat
penjualan yang ketat. Melihat kepada betapa mudahnya perusahaan menguasai harga kepada
pemasok mempengaruhi pula kepada kekuatan dan kontrol yang diperlukan, switching cost
dari satu pemasok ke pemasok lain dan sebagainya.
Semakin sedikit pemasok yang ada, semakin besar harapan kepada pemasok, semakin
penting produk yang dipasok dan semakin kuat tawar menawar terhadap pemasok tersebut.
Ketika para pemasok terkonsentrasi atau terorganisasi, ketika hanya ada sedikit pengganti,
ketika produk yang dipasok merupakan masukan penting, dan ketika biaya peralihan
pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas, disitulah pemasok
sudah mencapai titik kekuatannya sehingga menjadi ancaman daya tawar pemasok yang
sangat besar. Pertahanan terbaik adalah dengan mencoba membangun hubungan yang samasama menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan yang
baru.
4. Kekuatan Tawar Pembeli
Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan
membuat posisi pembeli semakin kuat. Pembeli atau pelanggan telah dianggap menjadi salah
satu factor yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan juga dengan
mendapatkan pembeli atau pelanggan dalam jumlah yang besar, yang dapat diartikan bahwa
perusahaan memenangkan persaingan dalam suatu industry dengan perusahaan lainnya. PT.
Mayora Indah, Tbk memiliki beberapa pembeli seperti PT. Hero Supermarket Tbk,
Carrefour, Ranch Market, dan lain-lain. Memang diakui bahwa kekuatan tawar pembeli disini
cenderung stabil dikarenakan jumlah pembeli masih dapat dikendalikan dan mengingat
betapa pentingnya setiap individu berperan dalam bisnis perusahaan. Tanpa adanya kesetiaan
dari pelanggan maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan dalam dunia industri.
Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas produk serta
pelayanan perusahaan agar kepuasan konsumen tetap terjaga sehingga pembeli tidak beralih
kepada pesain lainnya yang kini mulai datang maupun mulai berkembang. Pembeli kapanpun
bisa saja mejadi lebih terorganisasi atau terkonsentrasi yakni dimana daya tawar pembeli
menjadi tumbuh dimana ketika produk yang dihasilkan PT. Mayora Indah, Tbk tidak
dideferensiasikan, biaya peralihan pembeli rendah, atau ketika mereka dapat terintegrasi
untuk naik kelas.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan dapat memilih pembeli yang
mempunyai kekuatan paling rendah untuk bernegosiasi atau beralih pemasok. Pertahanan
terbaik adalah dengan memberikan penawaran unggul yang tidak dapat ditolak pembeli yang
kuat dengan memperhatikan laba terlebih dahulu.
5. Produk – Produk Substitusi
Kita bertanya-tanya seberapa banyak produk substitusi di pasar? Ketersedian produk
substitusi yang banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan
harga jual produk. Begitu pula yang terjadi kepada PT. Mayora Indah, Tbk yang mampu
memproduksi makanan, kembang gula dan biskuit disamping produk substitusinya antara lain
jelly drink, roti, susu, dan mi instan.
PT. Mayora Indah, Tbk sangat memperhatikan produk substitusi yang dapat
mengancam produk yang telah ada di pasaran. Pasalnya produk yang kualitasnya sebanding
dengan kualitas produl yang sudah ada dan juga produk yang harganya sebanding bahkan
lebih rendah dari harga produk yang telah ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan. Ini
mempengaruhi konsumen untuk menemukan cara lain untuk mendapatkan produk yang sama
percis. Bilamana substitusi terhadap produk perusahaan sangat mudah untuk dilakukan, maka
kekuatan perusahaan akan menjadi sangat kecil.
PT. Mayora Indah, Tbk melihat bahwa semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh masing-masing produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba dari suatu
industry. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang
mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kualitas yang lebih baik daripada
produk industri atau dihasilkan oleh industry berlaba lebih tinggi dari PT. Mayora Indah, Tbk
dan hal ini yang sedang diusahakan oleh perusahaan tersebut Sehingga perusahaan harus
memikirkan langkah-langkah yang strategis untuk menjaga kesetiaan pelanggan terhadap
produk. Namun kehadiran produk dan jasa subtitusi memberikan dampak terhadap penentuan
harga produk karena banyaknya pesaing dan barang subtitusi.
Analisis SWOT
Strength
Memiliki brand image yang melekat di masyarakat
Harga terjangkau oleh semua kalangan
Diferensiasi produknya cukup banyak
Adanya layanan customer service untuk para konsumen
Modal yang dimiliki cukup besar
Weakness
Tidak semua kalangan menyukai produknya
Opportunity
Sektor industry PT Mayora cukup menjanjikan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Threat
Munculnya produk-produk inovatif dari perusahaan lain
Penawaran produk lebih murah dengan kualtas yang tidak berbeda jauh
Era globalisasi yang menyebabkan masyarakat memilih produk luar
Growth-Value Map
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaanperusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal,
adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai
perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”),
sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai
current performance. Kedua metric tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku
perusahaan.
Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”)
Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih
benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaanperusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan
yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaanperusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam
jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan-perusahaan di Q-4.
II.
ANALISIS PENDANAAN PT MAYORA INDAH TBK
Evaluating Earnings Quality
1. Pengidentifikasian dan penilaian terhadap kebijakan akuntansi penting (key acconting
policies) pada PT Mayora Indah Tbk
Pendapatan (PSAK 23)
“Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas
selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi pemilik.”
Keterangan:
Penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih dilakukan dengan PT
Inbisco Niagatama Semesta, pihak berelasi, sebesar Rp 6.676.111.827.719 (63,52%)
dan Rp 6.071.232.591.146 (64,22%), masing-masing pada tahun 2012 dan 2011
(Catatan 33).
Kta bandingkan dengan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Penjualan tahun 2012 sebesar 2,747,623juta dan tahun 2011 sebesar 1,752,802juta.
Seluruh penjualan tersebut adalah kepada pihak ketiga. Tidak ada penjualan yang
melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih.
PT Mayora lebih unggul penjualannya disbanding dengan PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk.
Beban Pokok Pendapatan
Keterangan:
Tdak terdapat pembelian kepada satu pihak yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan
bersih pada tahun 2012 dan 2011.
Sedangkan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki Jumlah persediaan yang
dibebankan ke beban pokok penjualan adalah sebesar Rp 1.948.317juta dan Rp
1.115.627juta masing-masing pada 31 Desember 2012 dan 2011.
Total beban pokok adalah sebesar 1,330,461juta dan 2,142,377juta untuk tahun 2011
dan 2012
Pembelian dengan nilai pembelian bersih melebihi 10% dari jumlah seluruh pembelian
bersih adalah kepada PT Sriboga Ratu Raya dengan nilai pembelian sebesar Rp 110.816
juta (10.86%) untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011.
Beban Usaha
Sedangkan beban usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah sebagai berikut ;
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Keterangan:
Pendapatan bunga dari PT Bank Mayora, pihak berelasi, adalah sebesar Rp
2.519.454.454 pada tahun 2012 dan Rp 968.551.619, pada tahun 2011 atau sebesar
13,52% pada tahun 2012 dan 12,09% pada tahun 2011dari jumlah pendapatan bunga
deposito berjangka dan jasa giro (Catatan 33).
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Pinjaman Bank Jangka Pendek
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk
Pinjaman Bank Jangka Panjang
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk
Rasio atas hutang tersebut adalah sbb:
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dan entitas anak dalam memenuhi
Liabilitas Jangka Pendek, diukur dengan membandingkan Total Aset Lancar dengan
Liabilitas Jangka Pendek. Pada tanggal 31 Desember tingkat likuiditas Perseroan adalah 2,76
kali dan 2,22 kali masing-masing pada tahun 2012 dan 2011. Tingkat Solvabilitas Perseroan
dan Entitas Anak mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka
pendek dan jangka panjangnya yang tercermin dari perbandingan antara Total Liabilitas
berbeban bunga dengan Total Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) dan perbandingan antara Total
Liabilitas berbeban bunga dengan Total Aset (Solvabilitas Aset). Tingkat Solvabilitas Ekuitas
Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 1,23
kali dan 1,16 kali. Sedangkan tingkat Solvabilitas Aset Perseroan dan Entitas Anak pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 0,46 kali dan 0,42 kali.
PT TIga Pilar sejahtera Food Tbk memiliki tingkat likuiditas rasio lancer sebesar 1,1 dan 0,9
untuk tahun 2011 dan 2012, dam rasio cepat sebesar 0,4 dan 0,3 untuk 2011 dan 2012.
Tingkat Solvabilitas Ekuitas Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 adalah sebesar 2,2 kali dan 2.1 kali. Sedangkan tingkat Solvabilitas Aset Perseroan dan
Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar 0,7 kali dan 0,7 kali.
Imbalan Pasca Kerja
Grup membukukan imbalan kerja jangka panjang untuk karyawan sesuai dengan Undang
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca
kerja tersebut adalah 3.480 karyawan untuk tahun 2012 dan 2.967 karyawan untuk tahun
2011
Rekonsiliasi nilai kini imbalan pasti pasca-kerja yang tidak didanai dengan cadangan imbalan
pasca-kerja pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Rincian beban imbalan pasti pasca kerja adalah sebagai berikut:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Struktur Permodalan
Struktur permodalan yang diambil oleh management pada tahun 2012 adalah sebesar 65%
berasal dari pinjaman bank dan sebesar 35% dari surat utang, yaitu :
Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp. 625 milyard
Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp. 1.864 milyard
Obligasi III Mayora Indah Rp. 100 milyard
Sukuk Mudharabah I Rp. 200 milyard
Obligasi IV Mayora Indah Rp. 750 milyard
Sukuk Mudharabah II Rp. 250 milyard
Sedangkan struktur modal PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 143,91%
Liabilitas Jangka Pendek Rp1,216,997 juta
Liabilitas Jangka Panjang Rp 617,126 juta
obligasi Rp 600.000 juta
sukuk ijarah Rp 300.000 juta
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan
atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Grup terkena risiko
kredit dari kegiatan operasi (terutama untuk piutang usaha) dan dari kegiatan pendanaan,
termasuk deposito pada bank dan lembaga keuangan, transaksi valuta asing dan instrumen
keuangan lainnya.
Tabel di bawah ini menunjukkan eksposur Perusahaan terkait dengan risiko kredit pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan.
Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan hanya berurusan dengan pihak
diakui dan kredit yang layak, menetapkan kebijakan internal pada verifikasi dan otorisasi
kredit, dan secara teratur memantau kolektibilitas piutang untuk mengurangi ekposur kredit
macet.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Dalam hal ini PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki resiko kredit yang masih cukup
rendah. Dirasa perusahaan harus dapat mengendalikan risiko kredit.
III.
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PT MAYORA INDAH TBK
“Aset lancar adalah sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat langsung diubah
menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan (Subramanyam, 2010: 271)”. Berikut
pembahasan kami terkait aset lancar berdasarkan laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk.
2. 1. Kas dan setara Kas
Kas dan setara kas adalah aset yang paling likuid dalam perusahaan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya yang jatuh tempo dan bunga yang timbul.
Selain itu kas mencerminkan seberapa besar uang perusahaan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan operasi normal perusahaan. Pengertian umum ini perlu diketahui
terlebih dahulu oleh Pembaca sebelum kami membahas lebih lanjut mengenai saldo kas
Mayora.
Pada tahun 2012 arus Kas dan Setara Kas Bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.014
milyard, terutama karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan Obligasi IV
Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. Sedangkan pada tahun
2011 terjadi penurunan arus Kas dan Setara Kas Bersih sebesar Rp. 147 milyar yang terutama
disebabkan oleh adanya pengeluaran untuk Aset Tetap.
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek
dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta
tidak dibatasi pencairannya.
Penempatan rekening koran dan deposito Grup pada PT Bank Mayora dicatat dalam akun
“Kas dan Setara Kas” yang meliputi 0,71% dan 2,79% dari jumlah aset masing masing pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Menurut pendapat manajemen penempatan rekening
koran dan deposito tersebut memperoleh tingkat bunga dan mempunyai syarat-syarat yang
sama sebagaimana halnya penempatan pada bank-bank lain.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan
setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan anak
perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan
evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo
utang, dan terusmenerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber
pendanaan yang optimal.
Nilai kas dan setara kas total PT. Mayora Indah Tbk. Yaitu 1.339.570.311.638 dari
8.302.506.241.903 total asset sehingga didapatkan rasio sebesar 16.13% yang artinya nilai
likuiditas PT. Mayora Indah Tbk cukup tinggi. Nilai Kas dan setara kas pesaing yaitu PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar 102.175.000.000 dengan nilai rasionya yaitu 2,6 %.
Berdasarkan perbandingan tersebut PT. Mayora Indah Tbk memiliki rasio kas dan setara kas
yang sangat besar dibandingkan pesaingnya.
Berdasarkan PSAK No. 2 tahun 2009, entitas telah mengungkapkan komponen kas dan
setara kas serta menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos
yang sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. 2. Investasi Jangka Pendek
Pengertian investasi jangka pendek ini secara lebih mudah adalah penyimpanan sementara
kelebihan kas perusahaan yang dapat diuangkan kembali dengan cepat dan mudah oleh
perusahaan untuk tujuan operasional perusahaan. Tahun 2012 perseroan tidak melakukan
aktivitas pencairan investasi jangka pendek, tidak seperti tahun 2011 yang melakukan
pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp4.793.569.466.
Karenanya semua investasi yang bersifat jangka pendek dikelompokan dalam Kas dan Setara
kas. Sifatnya sangat likuid dan dapat segera dikonversikan menjadi kas pada saat jatuh
tempo, yaitu dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak ditempatkan.
Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori
berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang
diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk
dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut
pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang
disyaratkan.
2. 3. Piutang usaha
Secara lebih mudah, piutang usaha dapat didefinisikan sebagai pemberian pinjaman oleh
perusahaan kepada pelanggan dan pihak lainnya. Ada berbagai macam tujuan perusahaan
meminjamkan uangnya tersebut, sebagai contoh dengan penjualan secara kredit maka
perusahaan dapat mempermudah tingkat distribusi dan memperbesar tingkat penjualannya
kepada pasar. Nilai piutang usaha yang Tercatat oleh Mayora dan anak perusahaan per 31
Desember 2012 adalah sebesar Rp 2.035.329.264.394. Berikut informasi yang berhasil kami
dapatkan dan kami analisis tentang akun piutang usaha bersih Mayora tersebut.
Pada tanggal neraca konsolidasian, piutang usaha atas penjualan tersebut meliputi 18,63%
dan 19,62% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang
ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 memadai untuk menutup kemungkinan
kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara
signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Piutang usaha PT. Tiga Pilar Sejahtera Food tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp.
560.046.000.000 dan 473.758.000.000 dengan rasio piutang atas total asetnya yaitu 14,48%
(2012) dan 13,19% (2011). PT Mayora memiliki jumlah rasio piutang yang lebih besar
dibandingkan pesainganya.
Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
PSAK 31 mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan dan laibilitas
keuangan. PT. Mayora Indah Tbk telah menggambarkan seluruh informasi mengenai piutang
usaha berupa tanggal jatuh tempo dan rincian akun piutang tersebut.
Psak 55 (Revisi 2006) menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset
keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan apakah aset dan liabilitas tersebut
memenuhi definisi yang ditetapkan dalam. PT. Mayora Indah Tbk telah mengklsifikasikan
nilai asset keuangannya dalam beberapa akun seperti piutang usaha. Pitang tersebut
diklasifikasikan berdasarkan pelanggan, umur dan nilai mata uang
PSAK 55 (revisi 2011) paragraf 70 mensyaratkan penurunan nilai atau kerugian tidak
ertagihnya piutang dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi
arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari instrumen
keuangan. Kebijakan PT. Mayora Indah Tbk Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman
dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk
menutup kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman dan piutang. Pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa
suatu asset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Estimasi tersebut
berdasarkan pengalaman pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang
mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau
kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran
yang signifikan.
2. 4. Piutang lain-lain
Nilai piutang lain-lain yang dimiliki oleh Mayora dan anak perusahaan per 31 Desember
2012 adalah sebesar Rp16.017.323.669. Informasi yang berhasil kami dapatkan tentang akun
piutang lain-lain bersih Mayora tersebut adalah saldo yang mencatat transaksi penjualan
kredit yang signifikan dengan pihak yang berelasi dengan Mayora. Selain itu akun ini
mencatat pembayaran gaji dan tunjangan awal untuk manajemen kunci, ini mengindikasikan
bahwa perusahaan Mayora sangat memperhatikan kondisi keuangan manajemen kunci
perusahaan sehingga loyalitas manajemen kunci tidak harus dikhawatirkan pemilik
perusahaan. Piutang lain-lain PT. Tiga Pilar Sejahtera Food yaitu Rp. 642.000.000 sehingga
nilai Piutang lain-lain PT. Mayora jauh lebih besar.
2. 5. Persediaan
Persediaan adalah barang yang akan dijual oleh perusahaan dalam aktivitas operasi
normalnya. Persediaan penting untuk diperhatikan dalam analisis internal perusahaan karena
ini menyangkut komponen utama dari aset operasi perusahaan dan langsung mempengaruhi
perhitungan laba perusahaan. Nilai persediaan yang dimiliki oleh Mayora dan anak
perusahaan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.498.989.460.205. Berikut informasi
yang berhasil kami dapatkan dan kami analisis tentang akun persediaan bersih Mayora
tersebut.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari persediaan tidak melebihi nilai realisasi,
dan tidak terdapat persedian yang dijadikan jaminan. Ini berarti penjualan mayora berjalan
lancar.
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT
Asuransi MSIG Indonesia, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$
143.421.250, dan US$ 122.584.961 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011. Hal ini mungkin membuat pemilik perusahaan lebih tenang dengan tidak perlu terlalu
mengkhawatirkan kondisi buruk di luar kewajaran yang menimpa persediaan ke depannya.
Peningkatan penjualan Mayora harus diimbangi oleh peningkatan nilai persediaan yaitu
sebesar 11% dari 2011
Metode arus biaya yang dipakai Mayora adalah metode FIFO dan menerapkan metode
LCNRV yaitu tingkat harga mana yang lebih rendah antara harga perolehan persediaan dan
nilai realisasi bersihlah yang digunakan untuk mencatat persediaan perusahaan. Hal ini telah
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan tentu nilai persediaan yang disajikan
perusahaan ini lebih mendekati kenyataannya yang ada serta konsisten dengan kondisi
ekonomi yang berlaku
Nilai pencatatan persediaan ini sudah termasuk pengurangan dari saldo cadangan kerugian
penurunan nilai persediaan dimana pencadangannya didasarkan oleh hasil penelahaan berkala
atas produk-produk Mayora sehingga memberikan gambaran bahwa adanya manajemen
kontrol yang baik atas persediaan Mayora.
Menurut PSAK 14, Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali,
misalnya, barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang jadi yang
diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta
termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan PT Mayora Indah Tbk meliputi barang jadi, barang dalam proses, bahan baku,
bahan pembantu, bahan pembungkus dan bahan teknik yang totalnya senilai Rp
1.498.989.460.205 pada tanggal 31 Desember 2012. Sedangkan persediaan PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food yaitu sebesar Rp. 602,660.000.000, PT Mayora memiliki jumlah persediaan
lebih besar.
2.6. Aset lancar lainnya
Pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah Aset Lancar lainnya Perseroan dan entitas anak
adalah sebesar Rp423.693.198.600 sedangkan pada tahun 2011, adalah sebesar
Rp726.377.044.500. Jumlah ini terdiri atas biaya dibayar dimuka, dan uang muka lainnya.
Biaya dibayar dimuka ini adalah turunan bagian yang lancar dari aset tidak lancar lainnya
yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan serta uang muka lainnya ini adalah pembayaran
awal untuk pengikat kontrak pembelian yang mana barangnya belum didapat perusahaan, ini
menunjukkan salah satu antisipasi pencegahan perusahaan atas terjadinya perubahan harga di
masa mendatang. Penurunan ini disebabkan terutama oleh penurunan uang muka lain-lain.
“Aset jangka panjang adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan
operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode (Subramanyam, 2010:
290)”. Secara sekilas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan aset tidak lancar secara signifikan
di grup Mayora, ini dipengaruhi oleh kepemilikan langsung dan aset yang dalam pengerjaan
serta penyertaan saham oleh grup Mayora.
PT. Mayora Indah Tbk telah mematuhi ketentuan pada PSAK No 1 paragraf 64 mengenai
pengklasifikasian asset lancar
2. 8. Aset tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk
biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi
rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Berikut kami sajikan informasi
mengenai aset tetap PT Mayora Indah tbk yang kami dapatkan.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan
penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila bebanbeban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan
aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut
dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method)
selama masa manfaat aset tetap.
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak
dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan
yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi
signifikan berikutnya.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap
berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait
dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah
tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Menurut PSAK 16, Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jumlah
aset tetap yang dimiliki oleh PT Mayora Indah tbk setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 1.530.778.553.459 dan Rp 1.265.722.316.996 pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 adalah sebesar Rp 2.857.932.917.034 dan Rp. 2.504.460.000.000 . Sedangkan Aset
tetap PT. Tiga Pilar Sederhana tahun 2012 sebesar Rp. 1,233,721.000.000. Perbedaan nilai
Aset tetap ini menunjukkan PT. Mayora adalah perusahaan yang cukup besar dibandingkan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. PT. Mayora juga masih melakukan ekspansi/perkembangan
jika dilihat dari penambahan nilai asset tetapnya
2. 9. Aset tidak berwujud
Jumlah tercatat goodwill negatif sebesar Rp 335.347.478 yang berasal dari kombinasi bisnis
yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan
melakukan penyesuaian terhadap saldo laba. Perusahaan menghentikan amortisasi atas
goodwill sejak 1 Januari 2011.
Nilai Aset Tak berwujud PT Tiga Pilar Sejahtera yaitu Rp. 350,139.000.000. PT. Mayora
cenderung tidak memiliki asset tidak berwujud yang dicatat.
Kebijakan manajemen ini adalah berdasarkan ketentuan PSAK No. 22 (Revisi 2010)
mengenai kombinasi bisnis perusahaan.
2.10. Uang muka pembelian aset tetap
Akun ini terutama merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan yang akan
digunakan untuk pabrik dan gudang baru.
2.11. Aset tidak lancar lainnya
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat asset dan
liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan
bahwa jumlah laba kena pajak
akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat digunakan.
Estimasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat
diakui, berdasarkan kemungkinan terjadi dan besaran laba kena pajak di masa mendatang
serta strategi perencanaan pajak masa depan. Nilai tercatat aset pajak tangguhan pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 ditetapkan dalam catatan 31. Kebijakan ini sesuai dengan aturan
PSAK no 46 (revisi 2010) paragraph 4
- Beban tangguhan
Beban tangguhan sebesar Rp 976.457.225 per tanggal 31 Desember 2012 terdiri atas beban
penerbitan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012 dan Sukuk Mudharabah I
Mayora Indah Tahun 2008 yang belum diamortisasi.
Amortisasi beban penerbitan sukuk mudharabah pada tahun 2012 adalah sebesar Rp
86.005.248
Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah
Tahun 2008 senilai Rp 200.000.000.000. Sukuk ini diterbitkan tanpa warkat dan dijamin
dengan kesanggupan penuh (full commitment) yang mewajibkan Perusahaan untuk membayar
kepada Pemegang Sukuk Mudharabah sejumlah Pendapatan Bagi Hasil sebesar Rp
27.500.000.000 per tahun yang dibayar secara triwulanan. Sukuk ini berjangka waktu lima
tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 5 Juni 2013. Seluruh Sukuk dijual dengan harga
sebesar nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk sebagai wali amanat.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Sukuk tanggal 5 November 2008, para pemegang
obligasi menyetujui penggantian wali amanat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke PT
Bank Bukopin Tbk.
Untuk pelunasan pokok dan bunga Sukuk di atas, Perusahaan tidak disyaratkan untuk
membentuk dana cadangan. Pendapatan bagi hasil yang dibayarkan kepada pemegang Sukuk
Mudharabah adalah sebesar Rp 27.500.000.000 masing-masing pada tahun 2012 dan 2011.
Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa pembatasan dan kewajiban obligasi dan
Sukuk Mudharabah, diantaranya pembatasan Perusahaan dan entitas anak untuk
menjaminkan, menggadaikan dan/atau mengangunkan baik sebagian atau seluruh harta
dan/atau pendapatan, memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee), memberikan
piutang/pinjaman diluar transaksi normal dan menjual atau mengalihkan seluruh aset tetap
produksi, kecuali pengecualian yang disebutkan dalam perjanjian wali amanatan, serta
memenuhi beberapa rasio-rasio keuangan
Uang Jaminan
Nilai wajar uang jaminan ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang yang
disesuaikan untuk mencerminkan risiko pihak lawan menggunakan suku bunga pasar terkini
untuk instrumen serupa.
Kebijakan ini sesuai dengan kriteria nilai wajar pada PSAK 55
2.12. Penghasilan Bunga
IV.
ANALISIS AKTIVITAS
MAYORA INDAH TBK
INVESTASI
TOPIK
KHUSUS
PT
Aktivitas antar perusahaan
PT. Mayora memiliki empat anak perusahaan, yaitu PT. Sinar Pangan Barat (Industri
makanan olahan), PT. Sinar Pangan Timur (Industri makanan olahan), Mayora Nederland BV
(Jasa Keuangan), PT. Kakao Mas Gemilang (industri pengolahan biji kakao), PT. Torabika
Eka Semesta (Industri pengolahan kopi bubuk & instant), dan PT. Kakao Mas Gemilang
(industri pengolahan biji kakao).
Dalam melakukan pelaporannya, PT. Mayora Indah Tbk. berpedoman pada PSAK No. 4
revisi tahun 2009, seperti yang dinyatakan dalam paragraph 9 “Laporan keuangan
konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk”.
Teknik Konsolidasi
Metode yang digunakan oleh PT. Mayora Indah Tbk untuk mencatat kepemilikannya adalah
dengan menggunakan metode konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, entitas
anak yang dikonsolidasikan termasuk persentase kepemilikan perusahaan adalah sebagai
berikut
Berdasarkan PSAK 4 paragraf 10 “Pengendalian dianggap ada ketika entitas indukmemiliki
secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara
suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian”.
PT. Sinar Pangan Barat (Industri makanan olahan) berlokasi di medan dengan persentase
kepemilikan 100%, dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Total asset tahun 2012 adalah
Rp21.211.801.983.
PT. Sinar Pangan Timur (Industri makanan olahan) berlokasi di Surabaya, dengan presentase
kepemilikan 100% dan mulai beroperasi pada tahun 1992. Total asset tahun 2012 Rp
97.651.928.695.
Mayora Nederland BV (Jasa Keuangan) berlokasi di belanda, dengan persentase kepemilikan
100% dan mulai beroperasi tahun 1996. Total asset tahun 2012 Rp364.453.327.
PT. Torabika Eka Semesta (Industri pengolahan kopi bubuk & instant) berlokasi di
Tangerang, dengan persentase kepemilikan 96,23% dan mulai beroperasi pada tahun 1990.
Jumlah asset tahun 2012 Rp3.021.179.405.485.
PT. Kakao Mas Gemilang (industri pengolahan biji kakao) merupakan anak perusahaan dari
PT. Torabika Eka Semesta, dengan persentase kepemilikan 92,38%, mulai beroperasi pada
tahun 1985. Total asset tahun 2012 Rp634.938.826.642.
Jika dibandingkan dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, perusahaan tersebut memiliki 5
anak perusahaan yang dimiliki secara langsung dan 11 perusahaan yang dimiliki secara tidak
langsung. PT. Mayora merupakan perusahaan yang tersentralisasi karena asset-aset yang
dimiliki secara besar oleh hanya entitas induk dan beberapa perusahaan anak saja.
Seluruh transaksi, saldo akun dan laba atau rugi yang belum direalisasi dari transaksi antar
entitas telah dieliminasi.Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi,
yaitu tanggal
Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan
pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau
tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas, kecuali
dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak
diikuti dengan pengendalian.
Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika terdapat kekuasaan yang
melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain
kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;
kekuasaa