Pemerintahan Desa dan Kelurahan kab

Pemerintahan
Desa dan
Kelurahan
Dana Desa dan
Pengalokasiannya
Afaf Septi Haryanti
NPP. 26.0201
Kelas A – S1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Untuk membangun basis yang kuat bagi demokrasi, partisipasi rakyat, keadilan, dan
pemerataan pembangunan sekaligus memperhatikan kebutuhan masyarakat lokal yang
berbeda-beda, pemerintah bersama lembaga legislatif mengesahkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Unsur
penting dalam kedua undang-undang ini adalah bahwa penguasa daerah (gubernur, bupati,
walikota) harus lebih bertanggungjawab kepada rakyat di daerah. Berdasarkan UU Nomor 32
Tahun 2004 daerah diberikan otonomi yang seluas-luasnya untuk mengurus semua

penyelenggaraan pemerintah diluar kewenangan pemerintah pusat untuk membuat kebijakan
daerah yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat,
serta otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Nyata artinya, melaksanakan apa yang
menjadi urusannya berdasarkan kewenangan yang diberikan dan karakteristik dari suatu
wilayah sedangkan bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya
harus sejalan dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi yaitu memajukan daerah dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pemberian ADD merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam rangka penyelenggaraan
otonomi desa. ADD bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh kabupaten diluar Dana Alokasi Khusus (DAK) setelah dikurangi belanja
pegawai. Sasaran ADD adalah seluruh desa yang ada dalam wilayah kabupaten setempat.
Penggunaan ADD 30% untuk mendukung penyelanggaraan pemerintahan desa dan
penguatan peran kelembagaan masyarakat desa, sedangkan 70% untuk mendukung program
pemberdayaan masyarakat desa.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ADD?
2. Bagaimana penyaluran dana desa?
3. Bagaimana penggunaan ADD?


1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ADD
2. Untuk mengetahui penyaluran dana desa
3. Untuk mengetahui penggunaan ADD

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ADD
Alokasi dana desa adalah anggaran keuangan yang diberikan pemerintah kepada desa,
yang mana sumbernya berasal dari Hasil Bagi Pajak Daerah serta dari Dana Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 37 tahun 2007 Tentang Penglolaan Keuangan Keuangan Desa dalam Pasal
18 menyatakan bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD kabupaten/ kota yang
bersumber dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh
Pemerintah Kabupaten/ kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh persen).
Pengelolaan Alokasi Dana Desa harus memenuhi beberapa prinsip pengelolaan
sebagai berikut:
1. Setian kegiatan yang pendanaannya diambil dari alokasi dana desa harus melalui
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara terbuka dengan prinsip; dari, oleh dan

untuk masyarakat.
2. Seluruh kegiatan dan penggunaan alokasi dana desa harus dapat
dipertanggungjawabkan secara administrasi, teknis dan hukum.
3. Alokasi dana desa harus digunakan dengan prinsip hemat, terarah dan terkendali.
4. Jenis kegiatan yang akan didanai melalui alokasi dana desa diharapkan mampu untuk
meningkatkan sarana pelayananmasyarakat, berupa pemenuhan kebutuhan dasar,
penguatan kelembagaan desa dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa
dengan pengambilan keputusan melalui jalan musyawarah.
5. Alokasi dana desa harus dicatat di dalam anggaran pendapatan dan belanja desa
melalui proses penganggaran yang sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
2.2 Penyaluran Dana Desa
Dalam rangka pelaksanaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2016 ini,
baik Kementerian Desa PDTT maupun Kementerian Keuangan telah bersinergi untuk secara
bersama-sama memberikan panduan atau pun pedoman tentang penggunaan DD dan ADD
bagi para stakeholder/pemangku kepentingan. Seperti yang kita ketahui, berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaan Dana Desa tahun 2015, masih banyak ditemukan kelemahan dan

kekurangan di tingkat daerah sehingga penyerapan DD di beberapa daerah banyak yang
terlambat. Contoh masalah yang ditemukan dilapangan antara lain sebagian daerah terlambat
dalam hal menetapkan Perbup/Perwali tentang pengalokasian dana desa.

Penyaluran dana desa (DD) tahap pertama kepada pemerintah desa oleh Pemerintah
Pusat sudah mulai dilaksanakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 21
Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa, Dana Desa tahun 2016 ini
diprioritaskan penggunaannya untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala
lokal desa bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Direktur
Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPMD) Kemendesa PDTT Ahmad
Erani Yustika mengatakan, pemerintah telah menyalurkan dana desa ke rekening kas umum
daerah (RKUD) sejak akhir Maret lalu. Hingga Rabu (20/4), dana desa yang sudah
tersalurkan sebesar 41 persen atau Rp 11,5 triliun. Dana sebesar itu disalurkan ke 179
kabupaten dari total 434 kabupaten di seluruh Indonesia.

Secara keseluruhan, Dana Desa yang telah ditetapkan dalam APBN tahun 2016 adalah
Rp.46,9 triliun. Dana Desa akan disalurkan dalam 2 tahap periode, yakni di bulan Maret dan
Agustus. Penyaluran dua tahap tersebut dilakukan sesuai dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian,
Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa. Payung hukum tersebut
merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Mekanisme Penyaluran Dana Desa 2016
Di dalam PP Nomor 8 Tahun 2016 pasal 16 disebutkan bahwa Dana Desa tahun 2016
akan disalurkan secara bertahap oleh pemerintah melalui Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) kepada pemerintah daerah kabupaten/ kota melalui Rekening Kas Umum Daerah
(RKUD). Kemudian pemerintah daerah kabupaten/ kota juga melakukan penyaluran kepada
Desa melalui Rekening Kas Desa (RKD).
Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD baru dapat dilaksanakan apabila
pemerintah daerah kabupaten/ kota telah menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut:
(1) Perda tentang APBD tahun 2016; (2) Peraturan Bupati/ Walikota tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa; dan (3) Laporan realisasi penyaluran dan
konsolidasi penggunaan Dana Desa tahun 2015.
Sedangkan penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD juga baru dilakukan apabila
pemerintah Desa telah menyerahkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
(1) Peraturan Desa tentang APB Desa tahun 2016; dan
(2) Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun 2015.

Roadmap Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2015 - 2019

Untuk memastikan pelaksanaan Dana Desa tahun 2016 dapat berjalan dengan lancar
dan baik, maka Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,

Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri akan melakukan pemantauan dan
asistensi kepada pemerintah daerah kabupaten/ kota yang meliputi 5 aspek penting yaitu:
(a) Penerbitan Peraturan Bupati/ Walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan
besaran Dana Desa;
(b) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD;
(c) Penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi Dana Desa tahun 2015;
(d) Sisa Dana Desa tahun 2015; dan
(e) Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.
Untuk mendukung sosialisasi dan memperkuat pengawasan Dana Desa, Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah membentuk Satgas Desa.
Satgas juga akan membantu identifikasi berbagai permasalahan yang menyumbat alokasi
Dana Desa. Selain itu, Kemendesa PDTT juga membuka ruang bagi masyarakat yang hendak
menyampaikan pengaduan penyelewengan Dana Desa.
Seperti disebutkan dalam Pasal 14 Ayat (1) dan Ayat (2) PMK Nomor 49/PMK.07/2016
mengenai mekanisme penyaluran dana desa, bahwa penyaluran dana desa dilakukan dengan
cara pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD untuk selanjutnya dilakukan pemindahbukuan
dari RKUD ke RKD. Penyaluran dana desa sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1)
dilakukan secara bertahap dengan ketentuan: tahap I pada bulan Maret sebesar 60%
kemudian tahap II sebesar 40% pada bulan Agustus. Nah di Toli-Toli, Sulawesi Tengah,
Kemendesa mengungkap alasan lain mengapa penyaluran dana desa ini harus dilaksanakan

dalam 2 tahap atau 2 kali termin.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT) mengungkap alasan penyaluran dana desa tahun 2016 yang dilakukan melalui 2
termin, yakni Bulan Maret sebesar 60 persen dan Agustus sebesar 40 persen.
Disalurkannya dana desa melalui 2 termin bertujuan agar dana desa yang disalurkan
tidak menjadi uang tidur. Artinya, setiap dana yang disalurkan dapat langsung digunakan
tanpa diendapkan terlebih dahulu di bank. Selain itu, negara juga masih mencari uangnya,
karena banyak kebutuhan negara lainnya yang harus diselesaikan juga.
Kemendes PDTT disamping bertugas untuk menjalankan program dana desa, juga
memberikan bantuan lain kepada desa dan daerah. Untuk Kabupaten Toli-Toli misalnya,
Kemendes PDTT kembali memberikan bantuan sebesar Rp15 Miliar. Di mana sebelumnya di
Tahun 2015, Kemendes PDTT juga telah memberikan bantuan kepada Toli-Toli sebesar Rp45
Miliar. Bantuan ini bertujuan, agar Toli-Toli terlepas dari kategori daerah tertinggal.

Desa saat ini telah menjadi garda terdepan dalam membangun Indonesia. Berbagai
strategi pembangunan telah ditempuh sejak Indonesia merdeka, namun ada permasalahan
yang harus diperbaiki yakni kesenjangan antar wilayah. Menyadari hal demikian, maka
pemerintah sudah menegaskan dalam rencana pembangunan jangka panjang bahwa
kesenjangan ini perlu diatasi. Karena jika tidak, akan menimbulkan permasalahan sosial,

bahkan disintegrasi. Lahirnya UU No 6 Tahun 2014 tentang desa telah memberikan angin
segar bagi desa.
Rincian Dana Desa Per Kabupaten/Kota:
Rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota berdasarkan alokasi yang dihitung dengan
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat memperhatikan jumlah kesulitan
geografis Desa setiap kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b,
dihitung dengan bobot sebagai berikut:





25% (dua puluh lima per seratus) untuk jumlah penduduk Desa;
35% (tiga puluh lima per seratus) untuk angka kemiskinan Desa;
10% (sepuluh per seratus) untuk luas wilayah Desa; dan
30% (tiga puluh per seratus) untuk tingkat kesulitangeografis Desa setiap
kabupaten/kota.

Pasal 4 ayat 1 Permenkeu No 93/PMK.07/2015, hal ini akan ditunjukkan dengan jumlah
penduduk miskin Desa dan IKK (Indeks Kemahalan Konstruksi) Kabupaten/Kota.

Penghitungan rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota sebagaimana ditnaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:
X =(0,25xYl)+ (0,35xY2)+ (0,10xY3)+ (0,30xY4)
Keterangan :
X = Dana Desa kabupaten/kota yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis D esa setiap kabupaten/kota
Yl = rasio jumlah penduduk Desa setiap kabupaten/kota terhadap total penduduk Desa
nasional
Y2 = rasio jumlah penduduk miskin Desa setiap kabupaten/kota terhadap total penduduk
miskin Desa nasional

Y3 = rasio luas wilayah D esa setiap terhadap luas wilayah Desa nasional kabupaten/kota
Y4 = rasio IKK kabupaten/kota terhadap total IKK kabupaten/kota yang memiliki Desa
(Pasal 4 ayat 3 Permenkeu No 93/PMK.07/2015). Hasil penghitungan ini kemudian
disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR pada saat pembahasan tingkat 1 Nota Keuangan
dan Rancangan Undang-Undang mengenai APBN untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
berdasarkan pagu Dana Desa dalam UU APBN dan hasil pembahasan dana desa kemudian
baru ditetapkan menjadi rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota dan dicantumkan dalam
Peraturan Presiden mengenai rincian APBN.
2.3 Penggunaan Alokasi Dana Desa

Penggunaan Dana Desa diatur dalam Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 tentang
Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.
BAB IV tentang Penggunaan dari Pasal 21 hingga pasal 25 yang bunyinya sebagaimana
berikut:
Pasal 21
Dana Desa digunakan untuk membiayaai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk membiayaai
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
prioritas penggunaan Dana Desa yang ditetapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilengkapi dengan
Pedoman Umum pelaksanaan penggunaan Dana Desa.
Pasal 22
Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa berpedoman pada pedoman umum
penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) dan pedoman teknis
yang diterbitkan oleh bupati/walikota.
Pasal 23


Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas
penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 1 ayat ( 3 ) setelah mendapat
persetujuan bupati/walikota.
Persetujuan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diberikan pada saat
evaluasi rancangan peraturan Desa mengenai APB Desa.
Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) , bupati/walikota
memastikan pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi
dan/atau kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.
Pasal 24
Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan Dana
Desa.
Tata cara pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Pasal 25
Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada bupati/walikota
setiap semester.
Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan ketentuan :
a. semester I, paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan; dan
b. semester II, paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran berikutnya.
Bupati/Walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan realisasi penggunaan
Dana Desa oleh Kepala Desa.
Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester I menjadi persyaratan penyaluran Dana
Desa dari RKUD ke RKD tahap II tahun anggaran berjalan.

Laporan realisasi penggunaan Dana Desa semester II menjadi persyaratan penyaluran Dana
Desa dari RKUD ke RKD tahap I tahun anggaran berikutnya.
Laporan realisasi penggunaan Dana Desa disusun sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat.
Pengelolaan ADD akan baik apabila proses perencanaan, implementasi, evaluasi
dilaksanakan secara jujur, transparan dan bertanggung jawab.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65