Menjadi Pemimpin yang Percaya Diri

Menjadi Pemimpin yang Percaya Diri
Kepemimpinan adalah Pengaruh tidak lebih dan tidak kurang. Sebagai pemimpin
perlu mempunyai Pengaruh dan jika pengaruh tersebut masih kecil dan terbatas maka perlu
melatih terus jiwa kepemimpinan yang saya punya agar saya memiliki pengaruh yang
luas. Untuk membangun pengaruh yang lebih luas diperlukan suatu kepercayaan diri
dalam mempipin. Sifat inilah yang belum ada pada diri saya, dimana saya selalu merasa
tidak percaya diri ketika sedang bicara di depan umum maupun dalam berpenampilan.
Kepercayaan diri bukanlah hal teknis, namun sebuah perilaku emosional yang
dapat dipicu dan dilatih dengan tindakan fisik. Maka demi untuk mengembangkan
organisasi, meningkatkan pengembangan diri dan karir serta memperkuat pengaruh
kepemimpinan, berikut langkah yang dapat dilakukan dalam meningkatkan rasa percaya
diri saya:
1. Tersenyum
Tersenyum merupakan tips 1 detik jika merasa gugup dan tidak percaya diri..
Tersenyum berhubungan erat dengan perasaan positif sehingga hampir tidak mungkin saya
akan merasa tidak enak ketika tersenyum.
Tersenyum lebih dari sekedar menunjukkan ekspresi pada wajah saya. Tersenyum
melepaskan hormon endorphin yang membuat saya merasa lebih baik, meningkatkan
sirkulasi darah di wajah saya, membuat saya merasa nyaman dengan diri saya sendiri dan
tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri saya. Saya juga akan tampak lebih percaya
diri di hadapan orang lain ketika saya tersenyum.

2. Tatap Mata Lawan Bicara
Sama halnya dengan tersenyum, kontak mata menunjukkan bahwa saya percaya
diri. Menatap sepatu atau meja dapat mendorong perasaan menjadi ragu-ragu dan malu.
Tips ini sangat berguna untuk situasi kerja; membuat kontak mata dengan orang yang
mewawancarai saya, atau orang-orang yang menghadiri presentasi saya.
“Kontak mata membantu anda untuk menghilangkan rasa takut jika anda sedang
berbicara di depan umum dan semakin mendekatkan anda dengan lawan bicara anda.
Stress merupakan perasaan yang datang dari sesuatu yang asing dan tidak dapat
dikendalikan. Kontak mata memberikan pembicara gambaran dari kenyataan yang tidak
lain adalah lawan bicara itu sendiri. Kontak mata juga membantu menarik minat lawan
bicara anda.” (Confident Eye Contact, Unlimited Confidence)

3. Mengubah Suara Dalam Diri Saya
Kebanyakan dari kita memiliki suara dalam diri yang mengatakan bahwa kita
bodoh, tidak cukup mampu, terlalu gendut, kurus, berisik, pendiam, dll. Kemampuan
merubah suara di dalam diri saya merupakan kunci untuk memperoleh kepercayaan diri
dari dalam. Buat suara dalam diri menjadi teman pendukung yang paling mengenal saya
dan mengetahui bakat saya, serta menginginkan saya untuk mencapai yang terbaik.
4. Lupakan Standar Yang Ditetapkan Orang Lain
Terlepas dari situasi yang membuat saya mengalami krisis percaya diri, saya bisa

membantu diri saya sendiri dengan berpegang pada standar yang saya miliki. Orang lain
memiliki nilai yang berbeda dengan saya, dan sekeras apa pun saya mencoba, saya tidak
pernah bisa memuaskan semua orang setiap saat. Saya tidak perlu khawatir jika orangorang menyebut saya gendut, kurus, pemalas, membosankan, pelit, konyol, dll. Saya dapat
bertahan pada standar yang saya miliki, bukan pada standar yang dimiliki orang lain.
Ingatlah nilai-nilai dan standar-standar yang dimiliki umumnya berbeda dalam
masyarakat; anda tidak harus menerima nilai dan standar tersebut hanya karena orangorang di sekitar anda menerimanya.
5. Perhatikan Penampilan.
Penampilan mampu mengangkat performa presentasi seorang pemimpin hingga
25%, dan inipun berlaku pada setiap perkara yang dilakukan. Urusan Bisnis, Sosial
ataupun pendidikan sekalipun cukup membantu rasa percaya diri jika mampu
menampilkan komposisi pakaian yang dikenakan dan aksesoris yang melekat.
”Sempurnakan penampilan fisik anda; sudah merupakan fakta bahwa penampilan
seseorang memainkan peranan penting dalam membangun rasa percaya diri. Meskipun kita
tahu apa yang kita miliki dalam diri kitalah yang penting, penampilan fisik anda
menentukan impresi orang terhadap diri anda.” (Building Blocks to Self-Confidence,
Complete Wellbeing)
6. Berdoa
Jika percaya pada Yang Maha Kuasa, mengucapkan doa bisa meningkatkan rasa
percaya diri saya. Langkah ini membantu saya untuk mundur sesaat dari situasi yang serba
cepat dan mencari bantuan dari Yang Maha Kuasa.

7. Reka Ulang
Jika sesuatu terjadi diluar dugaan, hal ini cukup mudah menggoyahkan rasa percaya
diri. Mungkin saya menumpahkan minuman, terlambat hadir di sebuah pertemuan penting
karena macet, atau seseorang yang ingin saya ajak bicara memberikan tanggapan dingin.

Saya dapat mencoba untuk “mereka ulang” situasi tersebut dan menempatkan pada situasi
yang lebih positif. Seringkali suatu kejadian menjadi negatif karena persepsi kita sendiri.
8. Menentukan Langkah Selanjutnya
Jika tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, menemukan satu langkah
sederhana yang bisa membantu saya untuk terus maju adalah jawabannya. Hal ini mungkin
saja bisa dilakukan dengan melakukan kontak mata pada sebuah pesta, memperkenalkan
diri kepada orang asing, memecahkan kebekuan dalam sebuah rapat, atau menanyakan
orang yang mewawancarai saya untuk menunjukkan pengetahuan terhadap industri dan
perusahaan mereka.
Saya dapat memulai untuk bertindak meskipun tidak memiliki gambaran yang jelas
mengenai apa yang seharusnya saya lakukan. Saya dapat menuju sasaran dan mengoreksi
diri di lain kesempatan.
Sumber:
Anonim. 2013. Menjadi Pemimpin yang Percaya Diri. http://ikhtisar.com/menjadipemimpin-yang-percaya-diri/ (diakses pada tanggal 21 Desember 2013)
Anonim. 2009. 10 Rahasia Mendapatkan Rasa Percaya Diri Dalam Hitungan Detik.

http://www.akuinginsukses.com/10-rahasia-mendapatkan-rasa-percayadiri-dalam-hitungan-detik/ (diakses pada tanggal 21 Desember 2013)

Kepemimpinan dan Keberhasilan
Pengembangan kepemimpinan merupakan agenda yang penting dan menentukan
keberhasilan individu, kelompok, organisasi, bahkan sebuah negara. Keyakinan tersebut
yang mendorong berbagai organisasi memberikan perhatian, waktu, tenaga, dan biaya yang
sangat besar untuk mengembangkan kepemimpinan. Beragam penelitian menguatkan
simpulan ini, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman (1998)
yang menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan variabel yang krusial dan
berpengaruh terhadap kesuksesan karir sebesar 85 – 100 %.
Bersama koleganya, Richard Boyatzis dan Annie McKee, Daniel Goleman,
melakukan penelitian terhadap ribuan pemimpin di perusahaan dan organisasi di seluruh
dunia. Mereka adalah para pemimpin yang berhasil menampilkan kepemimpinan meskipun
bukan pimpinan formal di organisasi tersebut (Goleman, dkk, 2002).
Penelitian tersebut menegaskan bahwa keberhasilan yang diraih para eksekutif
tersebut dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan yang dimilikinya, antara lain: tingginya
kemampuan mengenali diri, kemampuan memahami orang lain, kemampuan mengelola
diri, serta menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Penelitian lain dilakukan oleh Warren Bennis (1999), seorang pakar kepemimpinan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard selama 1 tahun terhadap 150 orang

pemimpin.

Pengamatan

yang

dilakukannya

kepada

para

pemimpin

tersebut

mengindikasikan bahwa keberhasilan seorang pemimpin bergantung pada kualitas
personalnya, antara lain: semangat, kompetensi, dan integritas.
Penelitian-penelitian tersebut menguatkan simpulan bahwa kualitas kepemimpinan
menentukan keberhasilan kita, saat ini maupun di masa depan. Dengan kata lain, upaya

pengembangan kepemimpinan selaras dan menjadi salah satu pilar pendukung pencapaian
impian keberhasilan seorang pemimpin.
Sumber:
Wibowo,

H.S.

2012.

Kepemimpinan

dan

Keberhasilan.

http://leapinstitute.com/article/kepemimpinan-dan-keberhasilan (diakses pada
tanggal 21 Desember 2013)