Laporan praktikum fisika dasar 1 penguku

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1
Pengukuran
Dosen Pengasuh : Jumingin, S. Si

Disusun Oleh :
Siti Amalia
(14221097)

Program Studi Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
pembelajaran

ilmu


fisika,

fisika

yang

kegiatan
sangat

mengukur
penting.

merupakan
Mengukur

pendahuluan

pada

awalnya


membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya dengan besaran
lain yang sudah diketahui nilainya sebagai standar ukuran. Untuk keperluan
tersebut, diperlukan alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu
kuantitas.
Sebelum itu, ada baiknya jika kita mengetahui definisi dari pengukuran
atau mengukur tersebut. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya unutk mengukur diameter
sebuah koin, maka kita bisa menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini,
besaran yang dibandingkan adalah panjang dari diameter koin tersebut.
Pengukuran yang kami lakukan saat ini menggunakan alat jangka sorong,
micrometer sekrup, dan neraca ahous. Ketelitian dalam pengukuran sangat
diperlukan saat berlangsungnya penelitian karena kurangnya ketelitian sering
kali membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu,
sangatlah penting dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur yang sesuai
dengan besaran-besaran serta satuannya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum tentang pengukuran ini adalah :
1. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk pengukuran.
2. Mengetahui cara-cara menggunakan alat-alat untuk pengukuran.

3. Menentukan besar ukuran pada koin, kelereng, pipa, balok aluminium, dan
plat yang digunakan dalam pratikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada
suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang
telah diterima sebagai suatu bilangan (Alonso, 1992).
Dalam melakukan sebuah pengukuran kita memerlukan yang namanya alat
ukur. Dalam pengukuran panjang kita memerlukan alat ukur seperti mistar,
jangka sorong dan micrometer sekrup. Sedangkan dalam pengukuran massa
kita memerlukan neraca lengan, neraca ohaouss dan timbangan (Alonso, 1992).
Pada umumnya masyarakat lebih sering menggunakan alat ukur mistar
untuk mengulur panjang dan alat ukur timbangann unutk mengukur massa.
Mistar memiliki skala terkecil sebesar 1 mm dengan ketelitian 0,5 mm.
sedangkan timbangan mempunyai ketelitian yang rendah. Oleh karena itu,
unutk melakukan sbuah pengukuran kita harus melihat benda-benda yang
nantinya akan diukur (Alonso,1992).
B. Mengukur Besaran Panjang

Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagai
diperlukan alat ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur
panjang seperti, mistar, jangka sorong serta mikrometer sekrup. Namun, pada
umumnya mistar sebagai alat ukur yang paling sering digunakan(Halliday,
1985).
1. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya
jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar
suatu benda. Jangka sorong terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian yang
tetap (rahang tetap) dan bagian yang dapat digeser-geser (rahang dorong)
( Serway, 2009).
Jangka sorong juga terdiri atas dua skala yaitu skala utama dan skala
nonius. Ketelitian dari jangka sorong sebesar 0,05 mm dengan skala terkecil
0,1 mm(Tipler, 1998).

Bagian Jangka Sorong:
a) Jepitan luar atau gigi luar
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal
atau eksternal pada suatu benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan luar
atau gigi luar.

b) Jepitan dalam atau gigi dalam
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu diameter internal
atau eksternal pada suatu benda tersebut dengan cara diapit oleh jepitan
dalam atau gigi dalam.
c) Skala vernier
Merupakan bagian yang guna mendapatkan pengukuran akurat untuk lebar
suatu objek, alat ini menunjukan skala vernier, memungkinkan akurat
ukuran sampai 0,1 mm.
d) Pengukur kedalaman
Merupakan bagian yang berfungsi untuk mengukur suatu lubang atau celah
suatu benda dengan cara menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak
didalam pemegang.
e) Skala biasa
f) Objek yang diukur
2. Mikroskop Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada
umumnya mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu
benda. Mikrometer sekrup terdiri dari rahang tetap, rahang geser, skala utama
dan selubung luar. Skala terkecil dari mikrrometer sekrup adlaah 0,01 mm
dengan ketelitian 0,005 mm (Serway,2009).

Bagian-bagian dari Mikrometer Sekrup:
a) Bingkai
Bingkai yang berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas,
tebal, dan kuat.
b) Landasan
Landasan ini berfungi sebagai penahan ketika benda diletakkan, dan
diantara landasan dan gelendong.

c) Gelendong
Gelendong merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.
d) Pengunci
Pengunci berfungsi sebagai penahn gelendong agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
e) Sleeve
Yaitu merupakan tempat skala utama.
f) Thimble
Merupakan tempat skala nonius berada.
g) Ratchet Knob
Yaitu tempat untuk memajukan atau memundurkan gelendong agar sisi
benda yang akan diukur tepat berada diantara gelendong dan landasan.

C. Mengukur Besaran Massa
Pengukuran massa sering dilakukan dengan menggunakan neraca atau
timbangan, terutama sering kita jumpai di pasar-pasar tradisional. Masyarakat
umum telah mengenal timbangan sebagai alat ukur massa. Jenis neraca yang
umum diguakan di Laboratprium antara lain Neraca Ohauss, neraca emas dan
sebagainya(Halliday, 1985).
1. Neraca Ohauss
Neraca Ohaous merupakan salah satu alat ukur panjang. Pada umumnya
neraca ohaous digunakan untuk mengukur massa benda/logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban neraca ohaous sebesar 311 gram dengan batas
ketelitian 0,1 gram. Neraca ohaous sangat praktis karena proses pengukurannya
cepat dan akurat (Serway,2009).
Neraca berlengan tiga:
a) Lengan depan memiliki skala 0-10 gr, dengan setiap skala bernilai 1 gr.
b) Lengan tengah berskala mulai 0-500 gr, tiap skala sebesar 100 gr.
c) Lengan belakang dengan skala bernilai 10-100 gr, tiap skala 10 gr.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

Praktikum Fisika Dasar 1 tentang Pengukuran dilaksanakan pada Sabtu,
18 Oktober 2014 pukul 11.00 s.d. 13.00 WIB di Laboratorium Fisika Institut
Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
B. Alat
1. Jangka sorong, berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda.
2. Micrometer sekrup, berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda.
3. Neraca Ahous, berfungsi untuk mengukur untuk massa benda.
C. Bahan
1. Kelereng
2. Koin
3. Plat
4. Pipa
5. Balok aluminium
D. Cara Kerja
Cara Kerja Jangka Sorong
1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang.
4. Bersihkan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel.
5. Tutup rahang agar mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai

dengan pengukuran yang ingin diambil.
6. Baca skala yang terdapat dalam jangka sorong.

Cara Kerja Mikrometer Sekrup
1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3. Pertama, pastikan kunci sudah terbuka.
4. Buka rahang (poros geser) memutar ke arah kiri.
5. Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali.
6. Lihat nilai terbesar yang ditunjukkan oleh skala utama dalam satuan mm.
7. Lalu lihat nilai koma pada skala utama yang sejajar dengan angka 0 pada
skala nonius.
8. Terakhir lihat angka yang paling sejajar antara skala utama dengan skala
nonius.
9. Lalu catat hasil ke dalam tabel pengamatan.
Cara Kerja Neraca Ohauss
1. Baca bismillah sebelum eksperimen dimulai.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
3. Lakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang
dengan cara memutar sekrup yang ada di samping atas piringan neraca ke

kiri atau ke kanan. Posisi dua garis pada neraca sejajar yaitu tepat di angka
0.
4. Letakkan benda yang akan diukur massanya.
5. Menggeser skala dimulai dari yang skala besar kemudian skala yang kecil.
Jika panahnya sudah berada di titik 0.
6. Jika kedua garis sudah sejajar, maka kita dapat membaca hasil
pengukurannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Jangka Sorong
Pipa D1= Diameter luar
NO

D1 (cm)

D12

1


2,61

6,8121

2

2,61

6,8121

3

2,61

6,8121

4

2,61

6,8121

5

2,61

6,8121

6

2,61

6,8121

7

2,61

6,8121

8

2,61

6,8121

9

2,61

6,8121

10

2,61

6,8121

ƩD1=26,1

ƩD12 = 68,121

D1 =

=

=
= 2,61
=

∆D1 =

=

= 0
D2 = Diameter dalam
NO

D2 (cm)

D22

1

2,14

4,5796

2

2,14

4,5796

3

2,14

4,5796

4

2,14

4,5796

5

2,14

4,5796

6

2,14

4,5796

7

2,14

4,5796

8

2,14

4,5796

9

2,14

4,5796

10

2,14

4,5796

N=10

ƩD2 = 21,4

ƩD22 = 45,796

∆D2 =
D2 =
=
= 2,14
=

=

=

=
=

Koin

D = diameter luar
NO

D

D2

1

2,71

7,3441

2

2,71

7,3441

3

2,71

7,3441

4

2,71

7,3441

5

2,71

7,3441

6

2,71

7,3441

7

2,71

7,3441

8

2,71

7,3441

9

2,71

7,3441

10

2,71

7,3441

ƩD =

ƩD2 =

27,1

73,441

N
=1
o

D=

∆D =

=
= 2,71

∆D=

0

∆D=

ΔD=
ΔD= 0

Mikrometer Skrup
Plat
N

X1(cm)

X12

1

1,61

2,5921

2

1,61

2,5921

3

1,61

2,5921

4

1,61

2,5921

5

1,61

2,5921

6

1,61

2,5921

7

1,61

2,5921

8

1,61

2,5921

9

1,61

2,5921

10

1,61

2,5921

ƩX1 =

ƩX12 =

16,18

26,1796

O

X1

=

∆X1 =
=
= 1,618



∑ X −n( X )
n(n−1)



∆X1 =

26,1796−10(1,618)
10( 10−1)

∆X1 =

∆X1 =



26,1796−26,1792
90



0,0004
90

∆X1 = 0,002
Kelereng
N

X

O

(mm)

1

15,17

249,3241

2

15,75

248,0625

3

15,7

246,49

4

15,5

242,7364

5

15,55

241,8025

6

15,82

250,2724

7

15,65

244, 9225

8

15,68

245,8624

9

15,62

243,9844

10

15,63

244,2969

ƩX =

ƩX2 =

156,69

2457,75

X2

= 15,66

X

=

=

ƩX =

ƩX =

ƩX =



∑ X −10( X)
n( n−1)



2457,75−10(15,669)
10(10−1)

ƩX =

245,517
¿
2457,75−10 ¿
¿
√¿

ƩX =

ƩX =

Neraca Ohauss
Balok aluminium
N

M (g)

M2

1

49,39

2439,3721

2

49,39

2439,3721

3

49,39

2439,3721

4

49,39

2439,3721

5

49,39

2439,3721

6

49,39

2439,3721

Ʃm =

Ʃm2 =

246,95

12196,8605

O





2457,75−2455,17
90

2,58
90

= 0,1693

Ʃm =
m=

2439,3721
¿
12196,8605−5 ¿
¿
√¿

=
= 49,39
Ʃm =



Ʃm =



∑ m−n(m)
n(n−1)

12196,8605−12196,8605
20

Ʃm =
Ʃm= 0

Ʃm =



12196,8605−5 ( 49,39 )
5(5−1)



0
20

B. Pembahasan
Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran .
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini
bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang
tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut.anda
dapat menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter
luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur.
Berdasarkan hasil praktikum pada pengukuran yang terdiri atas jangka
sorong, mikrometer sekrup dan neraca houses memiliki hasil masing masing
yang sama dari awal percobaan sampai akhir percobaan selalu sama nilainya
karena titik atau benda yang diujikan harus pas atau tepat pada benda yang
akan diujikan,
Seperti percobaan pda neraca ohauss angin adalah slah satu yang bisa
mempengaruhi hasil atau nilai dari percobaan .
Dari hasil praktikum diatas pada diameter luar jangka sorong tidak terjadi
perubahan hasil dari percobaan awal sampai percobaan akhir . Karena jangka
sorong mempunyai panjang yang selalu menetap dan koin yang diujikan ruas
atau luas koin bersebut tidak berubah sehingga tidak terjaadi perubahan hasil
pada percobaan koin tersebut. Begitu pada dimeter bagian dalam jangka sorong
yang diujikan pipa memiliki hasil yang sama dari percobaan pertama smapai
percobaan akhir karena luas pada pina tersebut tidak mengakami perubahan .
Namun hasil dari kedua percobaan tersebut meliliki masing masing nilai yang
berbeda.
Pada percobaan mikrometer sekrup benda yang diujikan kelerang dan plat
ini terjadi perubahan hasil . Pada percobaan plot nilainya berbeda karena
tersebut ukuran luas benda yang diuji pda mikrometer skerup selalu sama pas
pada tititk akhirnya namun keduanya percobaan dari dua benda tersebut
memiliki nilai yang berbeda.
Sedangkan pada percobaan neraca ohauss benda yang diujikan balok
aluminium dari data percobaan yang telah diujukan memliki nilai yang sma
dari awal sampai akhir percobaan karna pada saat melakukan percobaan

kondisi harus stabil karna hasil ditentukan dari keadaan kondisi yang stabil
seperti angin juga bisa mempengaruhi nilai hasil dari percobaan tersebut.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan mengenai
pengukuran dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu
benda.
2. Neraca Oauss digunakan untuk mengukur suatu massa beban benda.
3. Mikrometer Sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
luar suatu benda dengan ketelitian lebih cermat dibandingkan jangka
sorong.
4. Mengukur ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin lebih mudah
dan hasil pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang
berbentuk seperti kelereng.
B. Saran
Kami sebagai penyusun berharap laporan ini sebagai acuan dan pedoman
bagi

praktikan-praktikan

selanjutnya.

Untuk

itu

dalam

percobaan,

pengamatan, perhitungan dalam pengukuran ini harus lebih teleti dalam
mengukur suatu benda, cekatan dalam menghitung agar tidak terjadi
kesalahan, Lalu kita juga harus bisa menggunakan alat ukur dengan benar dan
ukuran yang akurat.

LAMPIRAN

1. Soal Evaluasi
1) Apa yang dimaksud dengan pengukuran ? bagaimana cara untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran ?
Jawab :
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengukur suatu bilangan pada suatu
sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang
telah diterima sebagai suatu bilangan.
Cara menghindari terjadinya kesalahan adalah sebelum melakukan
percobaan alat yang digunakan harus dikalibasikan terlebih dahulu dan di
butuhkan ketelitian.
2) Apa perbedaan massa dengan berat benda ?
Jawab :
Massa merupakan banyaknya materi yang terkandung pada benda tersebut.
Sedangkan, berat benda adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat
gaya tarik bumi pada benda tersebut.
3) Jelaskan perbedaan mendasar antara jangka sorong dan micrometer sekrup ?
Jawab :
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki katelitian 0,01 mm
dan juga digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu benda.
Sedangkan, mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki
ketelitian 0,01 mm atau 0,001, dan juga digunakan untuk mengukur tebal
benda-benda yang sangat tipis.

2. Gambar Alat Praktikum Pengukuran

Gambar 1. Neraca Oauss

Gambar 2. Mikrometer Skrup

Gambar 3. Jangka Sorong

Gambar 4. Pipa

Gambar 3. Jangka Sorong

Gambar 4. Pipa

Gambar 5. Balok Aluminium

Gambar 6. Kelereng

Gambar 7. Plat

Gambar 8. Koin

DAFTAR PUSTAKA
Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.