Osteoarthritis Yang Disebabkan Penyakit doc

1

Osteoarthritis Yang Disebabkan Penyakit Akibat Kerja
Oleh:
Elsye Enjelly Tanama, Florindo Cardoso Gomes, Putri Chairani
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, Oktober 2014

A. Pendahuluan
Osteoarthritis lutut dikenal dengan
arthritis degeneratif atau penyakit sendi
degeneratif atau osteoarthritis, yang
merupakan kelompok abnormalitas
mekanis yang melibatkan degradasi atau
peradangan pada sendi-sendi, termasuk
tulang sub chondral dan articular
cartilage.1 Nyeri sendi adalah salah satu
keluhan musculoskeletal paling umum
yang
membuat
banyak

orang
mengunjungi beberapa pusat pelayanan
kesehatan atau dokter. Penyakit ini
dipicu oleh semakin aktifnya masyarakat
saat ini yang telah mendorong sejumlah
masalah persendian yang cenderung
semakin tinggi. Beberapa sebab nyeri
sendi diantaranya luka, degenerasi,
arthritis, infeksi yang jarang, dan
kadang-kadang tumor tulang.1
B. Hubungan
Antara
Osteoarthritis
Dengan Aktivitas Kerja di Tempat
Kerja
Beberapa studi epidemiologis telah
menemukan bahwa terdapat suatu
hubungan antara osteoarthritis lutut
dengan faktor-faktor beban kerja secara
fisik

seperti
gerakan
berlutut,
berjongkok, mengangkat dan membawa
beban-beban.2 Hal ini karena fungsi
utama persendian lutut adalah untuk
membelokan dan meluruskan pada
pergerakan tubuh. Sendi berfungsi lebih
daripada sebuah engsel sederhana, ia
membelok dan memutar. Dalam kaitan
agar semua gerakan tersebut bekerja dan
untuk menyangga tubuh saat bekerja,
maka sendi menyandarkan pada
sejumlah struktur termasuk tulang,
ligamen, urat daging dan cartilage.1
Oleh sebab itu frekwensi dari gerakangerakan tersebut di tempat kerja diduga

sangat berkaitan dengan osteoarthritis
tersebut.
Namun demikian, hingga saat ini

hanya beberapa studi saja yang telah
menunjukkan suatu hubungan respon
dosis yang jelas antara beban kerja
secara fisik dengan diagnosis dari
oesteoarhritis lutut, dimana kriteria
pengenalan
keterkaitan-keterkaitan
tersebut hingga saat ini masih
diperdebatkan.2
Hingga saat ini di beberapa negara
Eropa seperti Jerman dan Denmark telah
menetapkan bahwa osteoarthritis lutut
telah dimasukkan kedalam daftar
penyakit-penyakit
terkait
dengan
pekerjaan. Di Denmark, semenjak tahun
2005, arthritis degeneratif dari nyeri
sendi (arhrosis genus) adalah termasuk
penyakit terkait dengan pekerjaan No.

D.1., dimana berlutut dan berjongkok
yang dilakukan oleh pekerja selama
bertahun-tahun sangat dimungkinkan
untuk mengalami penyakit tersebut.2
Sementara di Jerman, Kementerian
Sosial dan Kesehatan telah menerbitkan
bukti
ilmiah
yang
kemudian
merekomendasikan oesteoarthritis lutut
ke dalam daftar penyakit terkait dengan
pekerjaan sejak tahun 2005. Bukti ilmiah
telah dihasilkan oleh Dewan Ahli
Kesehatan dari Kementerian Kesehatan
Jerman dan telah menetapkan bahwa
osteoarthritis lutut disebabkan oleh
beban-beban di tempat kerja atau
aktivitas berlutut dengan kedapatan
(ekposur) komulatif setidaknya sebanyak

13,000 jam dan waktu ekposur minimum
dari satu jam per shift.2
Di
kebanyakan
terutama di Asia,
osteoarthritis
lutut

negara-negara
orang dengan
memungkinkan

2

berpeluang tinggi terkait dengan mata
pencaharian yang menuntut beban kerja
secara fisik yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan di negara-negara
di Eropa.3 Sebuah studi yang telah
dilakukan di Jepang telah menunjukkan

bahwa
pekerjaan-pekerjaan
yang
melibatkan berjongkok atau berlutut
lebih dari 2 jam dalam satu hari sangat
berkaitan dengan kira-kira dua kali lipat
meningkatkan resiko osteoarthritis lutut
radiografis dengan bobot sedang hingga
berat.3 Orang-orang Jepang yang telah
berusia lebih dari 60 tahun ke atas yang
memiliki pekerjaan memanjat lebih dari
satu (1) jam dalam satu hari, berdiri
lebih dari 2 jam dalam satu hari,
mengangkat beban 10 kg atau lebih
sedikitnya satu kali dalam satu minggu
dan berjalan lebih dari 3 kilometer dalam
satu hari, semua aktivitas tersebut sangat
berpeluang besar dengan osteoarthritis
lutut radiografis, setelah penyesuaian
untuk usia, jenis kelamin dan Index

Massa Tubuh.3
Sebuah studi yang telah dilakukan
oleh Seidler et al., (2008) di Jerman
telah menguji hubungan respon-dosis
antara ekposur komulatif berlutut,
berjongkok, mengangkat dan membawa
beban-beban dengan osteoarthritis lutut
symptomatic dalam sebuah studi kasus
berbasis populasi. Dalam lima klinik
orthopedic dan lima praktek, peneliti
merekrut 295 pasien pria berusia 25
hingga 70 tahun yang secara radiologis
dipastikan mengalami osteoarthritis
lutut dengan keluhan-keluhan kronis.
Data telah dikumpulkan melalui
wawancara dan untuk menghitung
ekposur komulatif, durasi pelaporan diri
dari berlutut, berjongkok, mengangkat
dan membawa beban-beban yang
kemudian dijumlahkan hingga sepanjang

hidup mereka. Hasil-hasil dari studi
penelitiannya telah menunjukkan adanya
hubungan respon-dosis antara berlutut
dan berjongkok dengan osteoarthritis
lutut symptomatic. Untuk ekposur
komulatif berlutut dan berjongkok >
10,800 jam, resiko yang secara
radiografis
dipastikan
mengalami
osteoarthritis lutut diukur dengan rasio
selisih (penyesuaian untuk usia, daerah,
berat, jogging, dan berlutut atau

berjongkok) adalah 2,4 (95% CII.I-5.0)
dibandingkan dengan subjek yang tidak
ter-ekpos. Mengangkat dan membawa
beban-beban secara signifikan berkaitan
dengan osteoarthritis lutut terlepas dari
aktivitas-aktivitas berlutut atau aktivitas

serupa.2
Studi lain juga telah dilakukan pada
pekerja tambang batubara pada lapisan
bawah, dimana ruangan membatasi
ruang gerak tubuh pekerja, posturnya,
mendorongnya untuk berlutut, bergerak
lamban, dan berjongkok saat bekerja dan
pekerja tambang batu bara pada lapisan
bawah tersebut telah melaporkan
sebanyak 10 kali atas banyaknya luka
terkait dengan posisi tubuh tersebut
dengan 75% luka tersebut pada sendi.5
Dalam hal ini luka atau nyeri sendi juga
sangat prevalen, diperkirakan 17% biaya
kerugian total perusahaan pertambangan
lebih dari bagian anggota badan
lainnya.4
Sebagai sebuah dampak, maka
osteoarthritis lutut tersebut dapat
menyebabkan

rasa
nyeri,
kaku,
instabilitas sendi, dan kelemahan otot,
yang semua itu dapat mengakibatkan
fungsi fisik lemah dan menurunkan
kualitas hidup.5 Hal ini karena proses
penyakit ostearthritis lutut yang
melibatkan semua sendi termasuk
cartilage, tulang, ligamen dan syaraf
dengan perubahan-perubahan seperti
ruang sendi yang terbatas, tulang
osteophytes dan sclerosis yang menonjol
yang tampak pada sinar-X.5
C. Kesimpulan
Berdasarkan pada temuan-temuan
penelitian mengenai keterkaitan antara
penyakit osteoarthritis lutut di tempat
kerja dapat disimpulkan bahwa semakin
tingginya beban kerja sangat berkaitan

dengan semakin beresiko pekerja terkait
dengan osteoarthritis. Hal ini karena
aktivitas kerja menuntut pekerja berlutut,
berjongkok, mengangkat dan membawa
beban-beban
dapat
menyebabkan
melemahnya fungsi persendian.
D. Daftar Pustaka
1. Arya R. K, Jain V. Osteoarthritis of
the Knee Joint: An Overview.

3

Journal, Indian Academy of Clinical
Medicine, Vol. 14(2): 154-162.
2. Seidler A, Audorff U. B, Abolmaali
N, Elsner G. The Role of Cumulative
Physical Work Load in Symptomatic
Knee Osteoarthritis – A CaseControl Study in Germany. Journal
of Occupational Medicine and
Toxicology, 2008, Vol. 3(4):1-8.
3. Fransen M, Bridgett L, March L,
Hoy D, Penserga E, Brooks P. The
Epidemiology of Osteoarthritis in
Asia. International Journal of
Rheumatic Diseases, 2011, (14):
113-121.
4. Pollard J. P, Porter W. L, Redfern M.
S. Forces and Moments on the Knee
During Kneeling and Squatting.
www.cdc.gov/niosh/mining/.../works/p
dfs/famot.

5. Bennell K. L, Hinman R. S. A
Review of the Clinical Evidence for
Exercise in Osteoarthritis of the Hip
and Knee. Journal of Science and
Medicine in Sport, 2010, (14): 4-9.