Paper 1 Good Corporate Governance BRI Print

PAPER AUDIT INTERNAL:
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PADA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

Disusun oleh:
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.

Andiga Wicaksono
Daud Abdul Malik
Iki Rizal Apriandi
Nur Istiqomah
Wita Desitasari

(04)
(10)

(16)
(22)
(28)

Dosen : Bpk. Muhadi Prabowo
KELAS 8-F PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) bukan merupakan hal
yang baru didalam industri perbankan. Terdapat berbagai pertanyaan terkait dengan tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan penerapannya seperti apakah
keberhasilan suatu Bank relevan dengan ditetapkan/tidaknya kebijakan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) dalam suatu perusahaan atau pertanyaan mengenai
bagaimana tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) itu diterapkan
dalam suatu perseroan.
Regulasi terkait tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
merupakan satu bentuk hukum dalam pengertian tata hukum, norma atau kaidah hukum

maupun dalam pengertian sebagai jalinan nilai. Paper ini memaparkan mengenai bagaimana
penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) pada Bank Rakyat
Indonesia sebagai suatu perusahaan perbankan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
dengan kinerja yang baik.
Bank Rakyat Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan performance baik di
industrinya telah melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance telah melengkapi
diri dengan perangkat struktur maupun perangkat aturan yang menjadi landasan atau dasar
substansi penerapan good corporate governance sebagaimana yang ditegaslian dalam PBI
Nomor 8/4/PBI/2006 tersebut.
Lembaga Komisaris sebagai perangkat untuk memastikan diselenggarakannya good
corporate governance pada Bank BRI dan diberlakukannya nilai-nilai perusahaan dalam
tatanan Kode Etik perusahaan yang berlaku bagi semua insan Bank merupakan mekanisme
kontrol efektif berkenaan dengan penerapan prinsip good corporate governance tersebut.
PT BRI (Persero), Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
disektor perbankan dan telah go public, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku,
telah mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam
setiap aspek pengelolaan perusahaan. BRI menyadari bahwa keberlangsungan eksistensi
perusahaan tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan keuntungan,
melainkan juga melalui performa internal perusahaan yaitu etika dan Good Corporate
Governance.

Guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, BRI menetapkan komitmen untuk
menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada
pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

2

Melalui implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan
diharapkan dapat memaksimalkan corporate value dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan
agar Bank memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional serta
mampu menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan Perseroan dapat
tercapai.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pelaksanaan GCG bertujuan untuk :
1.


Mendukung pencapaian visi dan misi Bank

2.

Mendukung pencapaian tujuan Bank melalui peningkatan kinerja yang signifikan

3.

Memaksimalkan nilai perusahaan

4.

Memberikan keyakinan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya bahwa
pengurusan dan pengawasan Bank dijalankan secara profesional

5.

Menjamin kesehatan dan kemajuan Bank secara berkesinambungan

6.


Memberikan pedoman bagi Komisaris, Direksi dan Pekerja Bank dalam
melaksanakan tugasnya

7.

Mendukung pengelolaan sumber daya Bank secara lebih efisien dan efektif

8.

Mengoptimalkan hubungan risk – return yang konsisten dengan strategi bisnis

9.

Mendukung terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh insan Bank yang
didasari pada prinsip-prinsip GCG

10. Mendukung penetapan kebijakan Bank yang didasari oleh prinsip-prinsip GCG
11. Membantu terwujudnya good corporate citizen.
B. Landasan Penerapan

Good Corporate Governance (GCG) Sebagai good corporate citizen yang memiliki
peran intermediary dalam perekonomian Indonesia serta sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI berkomitmen penuh untuk selalu
meningkatkan kualitas penerapan praktik terbaik Corporate Governance dalam kegiatan
usahanya. Implementasi GCG di BRI mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan
yang berlaku bagi perbankan khususnya dan perusahaan publik pada umumnya, antara lain:
1. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus
2011 tentang Penetapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012.
2. Peraturan Bank lndonesia (PBI) No. 8/4/PB1/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umurn sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank lndonesia (PBI) No.8/14/PB1/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
4

3. Surat Edaran Bank Indonesia No 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
Tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.21/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015

Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
Guna menyesuaikan implementasi GCG dengan kondisi terkini, BRI juga
menjalankan dan berpedoman pada best practices yang berlaku di industri secara umum
maupun di bidang perbankan. Beberapa yang menjadi acuan BRI seperti:
a. Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic CoOperationand Development (OECD).
b. ASEAN Corporate Governance Scorecard.
c. Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
d. Pedoman GCG Perbankan Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
C. Roadmap Tata Kelola BRI
Peningkatan praktik tata kelola perusahaan merupakan salah satu cara memacu
kinerja financial dan operasional serta meningkatkan kepercayaan investor yang pada
akhirnya berdampak pada penguatan daya saing perusahaan. Dalam rangka meningkatkan
kualitas penerapan tersebut, BRI mengimplementasikan GCG melalui melalui 4 tahap, yaitu
Perumusan, Implementasi, Monitoring & Evaluasi, serta Tujuan yang dilakukan secara
berkesinambungan dan berkelanjutan untuk memastikan tercapainya tahapan/tujuan akhir
Roadmap GCG yang diharapkan yaitu GCG Excellent.
Implementasi GCG
Implementasi Roadmap GCG BRI sejak dicanangkan pertama kali hingga tahun 2015,

meliputi kegiatan-kegiatan berikut:

5

D. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan
kegiatan usahanya Bank wajib senantiasa menganut prinsip-prinsip GCG sebagai berikut:
a.

Transparansi (Transparency)
Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan
serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
6

1. Mempunyai kebijakan untuk mengungkapkan berbagai informasi penting yang
diperlukan oleh pemangku kepentingan.
2. Mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan perundang‐undangan yang
berlaku, antara lain meliputi tetapi tidak terbatas pada hal‐hal yang bertalian
dengan visi, misi, nilai‐nilai serta sasaran usaha dan strategi, kondisi keuangan,

susunan dan remunerasi Komisaris dan Direksi, pemegang saham pengendali,
struktur organisasi beserta pejabat eksekutif, manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta
tingkat kepatuhannya dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi
Bank.
3. Mengambil inisiatif untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak hanya disyaratkan
oleh peraturan perundang‐undangan, tetapi juga hal‐hal lain yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, nasabah serta pemangku
kepentingan lainnya.
4. Tidak mengurangi kewajiban melindungi informasi rahasia mengenai Bank dan
nasabah sesuai dengan peraturan perundang‐undangan serta informasi yang
dapat mempengaruhi daya saing Bank.
5. Informasi tersebut secara tertulis dan dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan.
b. Akuntanbilitas (Accountability)
Merupakan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank
sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Menetapkan sasaran usaha jangka panjang dan target usaha jangka pendek untuk
dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya.
2. Dewan

Komisaris

dan

Direksi

menyampaikan

laporan

tahunan

dan

pertanggungjawaban keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
serta menjelaskan pokok‐pokok isinya kepada pemangku kepentingan dan
masyarakat pada umumnya.

3. Menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada otoritas
pengawas Bank dan kepada pemangku kepentingan lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku.
7

4. Menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing‐masing organ,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran dibawahnya yang
selaras dengan visi, misi, nilai‐nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank.
5. Memastikan bahwa masing‐masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
seluruh jajaran pimpinan Bank harus membuat pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya, secara periodik sesuai dengan ketentuan internal Bank.
6. Meyakini bahwa masing‐masing Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh
jajaran dibawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.
7. Memastikan adanya struktur, sistem dan standard operating procedure (SOP)
yang dapat menjamin bekerjanya mekanisme check and balance dalam
pencapaian visi, misi, dan tujuan Bank.
8. Memiliki ukuran kinerja dan sistem remunerasi bagi masing‐masing anggota
Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya berdasarkan
ukuran‐ukuran yang disepakati dan konsisten dengan visi, misi, nilai‐nilai
perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank serta memiliki sistem penghargaan
dan sanksi (reward and punishment system).
9. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan Bank.
10. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, masing‐masing insan Bank
harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati.
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Merupakan kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Insan Bank berpegang pada prinsip kehati‐hatian dan menjamin dilaksanakannya
peraturan perundang‐undangan, anggaran dasar serta peraturan internal Bank.
2. Menafsirkan secara baik ketentuan perundang‐undangan, anggaran dasar dan
peraturan internal Bank, tidak hanya dari perumusan kata‐kata yang tercantum
didalamnya, tetapi juga dari latar belakang yang mendasari dikeluarkannya
peraturan dan ketentuan tersebut.
3. Menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga
maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada
undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bank.
8

4. Memelihara kelestarian alam melalui kebijakan perkreditan dan kebijakan lain
yang mendukung terpeliharanya sumber daya alam.
5. Bertindak sebagai warga korporasi yang baik melalui tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
d. Independensi (Independence)
Merupakan pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
manapun.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Menghindari dominasi dari pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan
tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan segala pengaruh atau tekanan
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
2. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar, peraturan
internal Bank dan peraturan perundang‐undangan, tidak saling mendominasi dan
atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.
3. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan uraian tugas serta standar
operasi yang berlaku untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan.
e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Merupakan keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1. Memberikan perlakuan yang wajar dan setara kepada pemangku kepentingan
sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada Bank.
2. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta
membuka akses terhadap informasi sesuai prinsip keterbukaan.
3. Dalam penerimaan pegawai dan pengembangan karir pekerja serta pelaksanaan
tugas secara profesional, Bank tidak membedakan suku, agama, ras, golongan,
jenis kelamin (gender) dan kondisi fisik.
E. Pedoman/Kebijakan Tata Kelola
Semakin kompleksnya risiko yang dihadapi Bank, maka semakin meningkat pula
kebutuhan akan praktik Good Corporate Governance. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan tidak hanya nasabah dan
masyarakat umum namun juga dunia internasional.
9

Sebagai wujud komitmen terhadap implementasi Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik, BRI telah memiliki Kebijakan Good Corporate Governance (GCG Policy/Charter)
yang berlaku bagi seluruh organisasi dan insan BRI, yaitu Surat Keputusan Bersama (SKB)
Dewan Komisaris dan Dreksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No.05KOM/BRI/12/2013 jo. Nokep S.64-DIR/DKP/12/2013 tanggal 16 Desember 2013. SKB
(GCG Policy/Charter) yang dirumuskan berdasarkan perkembangan bisnis BRI, evaluasi atas
pedoman sebelumnya serta best practice GCG tersebut mencakup 4 (empat) aspek tata kelola
yaitu komitmen, struktur, proses dan hasil yang dijabarkan pada bagan berikut :

Selain GCG Policy/Charter, BRI juga memiliki pedoman CGC lainnya atau GCG
Manual diantaranya Kode Etik (Code of conduct), Panduan kerja Dewan Komisaris dan
Direksi beserta Komite, serta prosedur dan kebijakan pendukung lainnya seperti kebijakan
Sistem Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing System), kebijakan Manajemen Risiko,
Kebijakan Kepatuhan, Kebijakan Audit dan sebagainya. Secara berkala, kelengkapan GCG
Manual tersebut dikaji ulang untuk melakukan penyesuaian kebijakan sesuai dengan
kebutuhan Bank maupun sebagai kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

10

Rekap pengaduan melalui whistleblowing system:

a. Komitmen Good Corporate Governance
1. Visi dan Misi
Perusahaan mempunyai visi yang mencerminkan tujuan yang akan
dicapai pada masa yang akan datang dan misi yang memuat cara untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan.
2. Nilai-nilai Perusahaan (Core Value)
Nilai-nilai Perusahaan mencakup nilai Budaya Kerja yang diterjemahkan
dalam Tindakan Budaya Kerja yang menjadi landasan cara berpikir, berperilaku
dan bertindak individu-individu dalam kelompok yang dipergunakan secara
terus menerus. Semua insan Bank diharuskan bertindak sesuai nilai-nilai pokok
tersebut dalam pelaksanaan tugas.
BRI menyadari dengan semakin berkembangnya skala usaha dan operasi
Bank, pemantauan dan pengelolaan SDM, terkait etos kerja dan mind set
menjadi

semakin

kompleks

serta

memerlukan

perhatian

yang

kian

komprehensif. Penegakan budaya perusahaan dikategorikan menjadi; Budaya
Kerja, Budaya Kepatuhan, Budaya Layanan, Budaya Sadar Risiko, Budaya Anti
Fraud. Pengungkapan Budaya Kerja Implementasi Revitalisasi Budaya Kerja
BRI 2015 dilakukan melalui 5 Nilai pokok (core value) Budaya kerja yang
disebut dengan BRILiaN yang memiliki aspek dan karakter penting sebagai
pedoman bagi karyawan dalam bersikap dan berperilaku, baik dalam hubungan
dengan nasabah, sesama karyawan, dengan manajemen serta pihak eksternal
lainnya. BRILiaN mencakup sebagai berikut:
11

1. Integritas
2. Profesionalisme
3. Keteladanan
4. Kepuasan Nasabah
5. Penghargaan kepada SDM

Budaya Kepatuhan

Pilar-pilar dalam membangun budaya kepatuhan BRI di seluruh lapisan Unit
Kerja di BRIseluruh Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Peran Manajemen dalam setiap Unit Kerja
b. Sosialisasi terhadap kebijakan baru/perubahan
c. Ketersediaan Kebijakan dalam setiap Unit Kerja
d. Penyampaian informasi isu kepatuhan

3. Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi
Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi Bank yang menjabarkan
struktur, tugas dan tanggung jawab, pembagian tugas, etika kerja, rapat,
organisasi, dan hubungan kerja dari Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai
12

acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masingmasing untuk mencapai visi dan misi Bank.
4. Kode Etik (Code Of Conduct)
Kode Etik Bank merupakan pedoman yang menjelaskan etika usaha dan
tata perilaku insan Bank untuk melaksanakan praktik-praktik pengelolaan
perusahaan yang baik.
Kode Etik Bank menjadi standar perilaku yang wajar, patut dan dapat
dipercaya untuk semua insan Bank dalam melaksanakan kegiatan usaha
termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholder).
Kode Etik Bank berlaku bagi seluruh insan Bank diseluruh jenjang
organisasi Bank. Penerapan Kode Etik Bank secara terus menerus dan
berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan
mendukung terciptanya budaya Perusahaan.
5. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Perjanjian kerja bersama (PKB) mengatur syarat-syarat kerja yang
merupakan hasil perundingan dan kesepakatan antara Bank dengan serikat
pekerja di Bank, yang akan digunakan sebagai pedoman oleh kedua belah pihak
dalam melaksanakan hubungan kerja dan sebagai rujukan utama dalam hal
terjadi perselisihan perjanjian kerja bersama.
Kesepakatan

tersebut

merupakan

amanat

dari

Undang-undang

Ketenagakerjaan yang pada prinsipnya merupakan acuan dalam membina
hubungan industrial yang harmonis antara Bank dan seluruh pekerja.
6. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Tanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup merupakan komitmen BRI untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Bank sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
Dalam fungsinya melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan,
BRI memiliki strategi dan program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang
terintegrasi dengan strategi bisnis BRI yang memperhatikan pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI dipublikasikan
kepada pemangku kepentingan dalam laporan secara berkala.
13

b. Struktur Governance
Struktur tata kelola Bank meliputi struktur organ perusahaan utama dan
pendukung serta kebijakan Bank dalam rangka pelaksanaan usaha, yaitu sebagai
berikut:

1. Organ Utama
Terdiri atas :
a. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum dari instansi
tertinggi Organ Bank, yaitu pemegang saham. RUPS terdiri atas :
1. RUPS Tahunan, untuk mengesahkan beberapa agenda yang wajib
diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku berakhir.
2. RUPS lainnya, dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan
kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.
14

b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen.
Komisaris independen ditetapkan paling kurang 50% (lima puluh persen)
dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris mengacu pada Anggaran dasar Bank, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Direksi
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masing‐masing
anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai
dengan pembagian tugas dan wewenangnya, tetapi pelaksanaan tugas dari
masing‐masing anggota Direksi akhirnya tetap merupakan tanggung jawab
bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi mengacu pada
Anggaran Dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and
balances dengan prinsip bahwa kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk
menjaga kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai
tujuan akhir untuk kemajuan dan kesehatan Bank.
2. Organ Pendukung
Terdiri dari :
a. Komite-komite
Komite di bawah Dewan Komisaris, antara lain :
1. Komite Audit
2. Komite Nominasi dan Remunerasi
3. Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
Komite di bawah Direksi, antara lain :
1. Komite Manajemen Risiko /Risk Management Committee (RMC);
2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP);
3. Komite Kredit (KK);
4. Komite Aset dan Liabilitas / Asset-Liability Committee (ALCO);
5. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi / IT Steering
Committee (ITSC);
6. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia; dan
7. Komite lainnya yang dapat ditetapkan kemudian
b. Sekretaris Dewan Komisaris
15

Sekretaris Dewan Komisaris merupakan organ Dewan Komisaris yang
diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas membantu pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
c. Sekretaris Perusahaan
Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan Komisaris
dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masingmasing terkait dengan pelaksanaan GCG serta untuk mengelola
komunikasi kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) baik pihak
intern maupun pihak ekstern.
d. Satuan Kerja Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko meliputi :
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
3. Proses Manajemen Risiko dan sistem informasi Manajemen Risiko
4. Sistem Pengendalian Internal
e. Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan merupakan Unit Kerja independen yang
bertanggungjawab dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan di BRI.
f. Satuan Kerja Audit Intern
Audit Intern merupakan unit kerja/satuan kerja yang secara struktural
berada dibawah pengawasan langsung Direktur Utama, bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi
dengan Komite Audit. Audit Intern melakukan kegiatan pemberian
keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan
objektif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki
operasional Bank melalui pendekatan yang sistematis dengan cara
mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan dan efektifitas manajemen
risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola perusahaan.
g. Audit Ekstern
Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor yaitu
Bank Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain sesuai
regulasi dan Kantor Akuntan Publik. Bank wajib menunjuk Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia dalam
pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.
16

3. Kebijakan dan Prosedur
Terdiri dari :
a. Kebijakan Penyusunan Rencana Bank
Rencana Bank terdiri dari :
1. Rencana Jangka Panjang (RJP/corporate plan) untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
2. Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
3. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bank untuk 1 (satu) tahun.
b. Kebijakan Usaha
Kebijakan dan peraturan internal BRI termasuk standard operating
procedure (SE/SK/BPO/Juklak) harus sejalan dengan kebijakan GCG yang
telah ditetapkan. Asas GCG harus tercermin dalam semua kebijakan dan
peraturan internal Bank baik yang berkaitan dengan usaha Bank maupun
berkaitan dengan manajemen intern Bank.
Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji dengan
seksama kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan terkait
produk dan/atau aktivitas baru Bank diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. Kebijakan Pengawasan
1. Pengawasan Bank diimplementasikan dengan konsep 3 (tiga) garis
pertahanan/three lines of defense yaitu:
a. First Line of Defense
b. Second Line of Defense
c. Third Line of Defense
2. Kebijakan Pengawasan BRI terdiri dari :
a. Kebijakan pengendalian internal
Kebijakan pengendalian internal disusun dengan memperhatikan
ruang lingkup sebagai berikut :
i.

Lingkungan

pengendalian,

contoh

penerapan

konsep three line of defense;
ii.

Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk
assessment terhadap produk dan/atau aktivitas bisnis
bank;

17

iii.

Aktivitas pengendalian yang dilaksanakan disetiap
tingkatan struktur bank, contoh kebijakan pengawasan
atasan langsung,dual control dsb;

iv.

Sistem informasi dan komunikasi, contoh informasi
yang tersedia di dalam Data Ware House (DWH);

v.

Pemantauan, Evaluasi dan tindak lanjut atas aktivitas
pengendalian intern, contoh kebijakan penerapan
perangkat manajemen risiko.

b. Kebijakan pengawasan internal
Kebijakan pengawasan internal antara lain meliputi kebijakan
Audit Intern, Strategi AntiFraud, Hukum dan Kepatuhan.
c. Kebijakan pengawasan eksternal
Pengawasan eksternal dilakukan oleh auditor eksternal dan
lembaga pengawas perbankan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. Kebijakan transparansi dan Pengungkapan
Kebijakan internal Bank terkait transparansi dan pengungkapan
tertuang dalam :
1. Panduan transparansi dan pengungkapan (transparency and
disclosure guidelines);
2. Kebijakan Rahasia Bank; dan
3. Kebijakan tentang pelaporan baik laporan internal maupun
eksternal termasuk laporan kepada otoritas pengatur dan
pengawas Bank, yang dituangkan dalam kebijakan tersendiri
menurut jenis laporan.
Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan secara
berkala oleh unit kerja pembuat kebijakan (policy owner) sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan Bank.
c. Proses Governance
Proses governance merupakan cara atau mekanisme yang dilakukan oleh organ
perusahaan dan jajaran dibawahnya dalam melakukan fungsi dan tugasnya untuk
mewujudkan

komitmen

dan

struktur

governance

sehingga

dapat

dicapai governance outcome yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
18

Proses governance terdiri dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
2. Pelaksanaan Fungsi, Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
3. Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bank
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
5. Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan
6. Tata kelola teknologi informasi (IT governance)
7. Pengelolaan Anak Perusahaan
8. Sosialisasi kebijakan Bank
9. Dokumentasi Proses
d. Governance Outcome
Governance Outcome merupakan manifestasi dari pelaksanaan governance
Bank yang dimulai dari komitmen goaernance dan dilaksanakan melalui struktur
governance dan Proses governance secara terintegrasi.
Manifestasi pelaksanaan GCG di Bank dapat dilihat dari, antara lain :


Kesinambungan Usaha



Perlindungan Nasabah



Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan



Kemanfaatan Bank bagi masyarakat dan perekonomian nasional

F. Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, BRI dibantu oleh tools
berupa Sistem Informasi, antara lain:
1. Operational Risk Assessor (OPRA) – modul Manajemen Insiden
Sistem Informasi pengelolaan insiden (kejadian risiko dan near misses) telah
diimplementasikan ke seluruh unit kerja, sehingga diharapkan bahwa setiap pelaporan
kemungkinan

kejadian

risiko

akan

terdokumentasi

dengan

baik

dan

dapat

dipertanggungjawabkan.
2. Knowledge Management System (KMS)
BRI telah mengimplementasikan KMS untuk memudahkan pengelolaan atas
ekspertise yang terbentuk pada setiap insan BRI sehingga meminimalkan ketergantungan atas
pekerja tertentu, memudahkan transfer of knowledge antar pekerja dan diharapkan akan
19

meningkatkan transparansi terhadap berbagai kebijakan internal maupun eksternal yang
mempengaruhi operasional bank.
3. Management Information System (MIS)
Data kinerja keuangan BRI dikelola oleh MIS dibawah Direktorat Keuangan. Data
yang disajikan oleh MIS tersebut dapat diakses oleh seluruh unit kerja sehingga tercipta
kesetaraan akses atas informasi kinerja bisnis bank. Dengan kesetaraan akses informasi
tersebut, diharapkan bahwa unit kerja terkait akan senantiasa memperbaiki akurasi data yang
disajikan.
4. Balanced Score Card (BSC)
Pada tahun 2015, implementasi system penilaian kinerja berbasis BSC masih dalam
tahap pengembangan dan piloting. Implementasi BSC tersebut merupakan penyempurnaan
atas system manajemen kinerja (SMK) yang digunakan saat ini.
G. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
a.

Pengukuran Efektivitas Pelaksanaan Good Corporate Governance
Untuk memudahkan proses identifikasi, penyelarasan dan pemutakhiran kebijakan GCG
dengan kebijakan operasional Bank, dan mengikuti perkembangan best practice serta
menjaga keselarasan hubungan dengan pemangku kepentingan, tata kelola perusahaan
diterapkan secara terarah, sistematis dan terukur.
Dalam melakukan pemutakhiran dan penyelarasan tersebut, BRI melakukan assesment
secara berkala terhadap implementasi GCG Perusahaan. Assesment GCG tersebut
dilakukan dengan dua metode penilaian yaitu penilaian secara mandiri (self-assesment)
dan penilaian oleh pihak eksternal/pihak independent.
Metode assessment pengakuran efektifitas pelaksanaan GCG di Bank, dapat dilakukan
secara:
1. Penilaian Sendiri (self assessment)
Kriteria yang digunakan dalam BRI melakukan self-assesment terhadap
penerapan GCG adalah ketentuan dari Bank Indonesia. Berdasarkan penilaian
tersebut, hasil self-assesment GCG BRI untuk tahun 2015 adalah “Sangat Baik”.

20

2. Penilaian GCG dari Pihak Lain (third party assessment)
Selain melalui self-assesment , penerapan GCG BRI periode 2015 juga dinilai
oleh pihak eksternal yang kompeten dan relevan dengan industri jasa keuangan,
antara lain:
a. Penilaian oleh Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2014
Program riset dan pemeringkatan penerapan GCG melalui CGPI 2014
mengambil tema “Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan
Nilai” yang dilaksanakan pada bulan Juni sd November 2015, meliputi tahapan
sebagai berikut:

BRI mendapatkan hasil penilaian CGPI 2014 dengan katagori Perusahaan
”Sangat Terpercaya” (Indonesian Most Trusted Companies) dengan Total Nilai
86,92, peringkat yang secara konsisten diperoleh BRI selama 3 tahun berturutturut :

b. Indonesia Most Trusted Companies 2015 – Aspek GCG
Penilaian berdasarkan survei kepada investor dan analis terhadap penerapan
GCG tersebut dilakukan Majalah SWA terhadap 252 responden (investor, analis,
dan manajer investasi) dengan total repon mencapai 2212. Hasil pemeringkatan
merupakan cerminan total nilai dari rata-rata dari aspek-aspek penilaian.
Semakin baik penerapan GCG suatu perusahaan, maka total nilai rata-rata
tersebut akan semakin besar. Hasil Survei Indonesia Most Trusted Companies
2014 dan 2015 adalah:

21

c. ASEAN CG Scorecard 2014
Pada penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) oleh CG
Expert, BRI memperoleh predikat “GOOD” dengan total nilai diatas rata-rata
100 perusahaan public (keseluruhan emiten) dan 15 perbankan. Predikat tersebut
antara lain diperoleh dari penilaian komponen komponen sebagai berikut:
a. Hak-hak Pemegang Saham
b. Perlakuan yang setara terhadap Pemegang Saham
c. Peran Pemangku Kepentingan
d. Pengungkapan dan Transparansi
e. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Berdasarkan ASEAN Scorecard 2015, predikat yang didapatkan oleh BRI masih
berada di atas rata-rata untuk 100 perusahaan publik atau emiten yang masuk
bursa dan berada di atas skor rata-rata 15 Bank yang masuk dalam penilaian
tahun 2015 ini. Total Nilai (overall score) praktik GCG (ASEAN Scorecard)
yang diperoleh BRI untuk tahun 2015 adalah 88.5%.
b. Penghargaan Terkait Implementasi GCG
Beberapa penghargaan yang diperoleh BRI dalam hal pelaksanaan GCG
diantaranya :
• Annual Report Award, Juara 2 kategori BUMN Keuangan Listed untuk tahun buku
2014, Juara Umum untuk tahun buku 2013 dan Juara 1 kategori BUMN Keuangan
Listed untuk tahun buku 2012.
• Majalah BUMN Track, Penghargaan Indikator BUMN Award, peringkat ke empat
kategori Transparansi.
• Indonesian Institute for Corporate Directorship sebagai bagian dari Top 50 Public
Listed Companies.

22

• Kategori Predikat Indonesian Most Trusted Company dari IICG bekerjasama dengan
majalah SWA
c. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1.

Penyusunan laporan pelaksanaan GCG Bank atau laporan tata kelola
perusahaan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia, Bapepam-LK dan ketentuan
eksternal lainnya yang mengatur penyusunan materi laporan.

2.

Laporan pelaksanaan GCG Bank dimuat dalam laporan tahunan Bank dalam
bab tersendiri atau disajikan terpisah dari laporan tahunan Bank yang disampaikan
bersama-sama dengan laporan Tahunan Bank paling lambat 5 (lima) bulan setelah
tahun buku berakhir.

3.

Penyampaian laporan pelaksanaan GCG Bank kepada stakeholders, mengacu
kepada ketentuan Bank Indonesia, Bapepam-LK, dan ketentuan eksternal lainnya.

23

BAB III
PENUTUP
Komitmen Direksi dan Dewan Komisaris
Kode Etik BRI berlaku bagi seluruh Insan Bank diseluruh jenjang organisasi BRI.
Penerapan atas kode etik BRI secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk
sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan mendukung terciptanya budaya Perusahaan.
Sejalan dengan upaya untuk menerapkan menejemen yang profesional dan tata kelola
perusahaan yang baik, serta membangun perilaku yang sesuai standar etika Bank BRI
dengan mengacu pada praktik terbaik (best practice) dan memenuhi peraturan perundangan
yang berlaku, berkesinambungan dan konsisten melalui penerapan nilai-nilai Good
Corporate Governance (GCG) yakni : Transparency (Transparansi), Accountability
(Akuntabilitas), Responsibility (Responsibilitas), Independence (Kemandirian), dan Fairness
(Kewajaran) yang menjiwai isi Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct) dan Kebijakan
Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy) BRI.

24