MANAJEMEN PERUSAHAAN dagang jaya (2)

SEMINAR MANAJEMEN PERUSAHAAN
KEY SUCCES UNILEVER

OLEH :
NAMA : FAHRI HIDAYAT
NO BP : 1210523004
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

A. PENDAHULUAN
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris
di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No.
14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302
pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh
notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT


Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C21.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620
tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)
No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan
perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham,
dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasajasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan
(dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah

Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang
bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar
lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang
distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos
Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual

beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem
Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan
menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr
Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang
sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi

menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli
2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan
“Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Kronologi
1920-30

Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers

1933

Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta

1936


Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV
Angke, Jakarta

1941

Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya

1942-46

Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)

1965-66

Di bawah kendali pemerintah

1967

Kendali usaha kembali ke Unilever
berdasarkan undang-undang penanaman modal asing


1981

Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982

Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya

1988

Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya

1990

Terjun di bisnis teh

1992

Membuka pabrik es krim


1995

Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi

1996-98

Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut

1999

Deterjen Cair NSD – Cikarang

2000

Terjun ke bisnis kecap

2001

Membuka pabrik teh – Cikarang


2002

Membuka pusat distribusi sentral Jakarta

2003

Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar

2004

Terjun ke bisnis makanan ringan

2005

Membuka pabrik sampo cair – Cikarang

2008

Terjun ke bisnis minuman sari buah


2010

Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit

2011

Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya sekaligus memperluas

pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di Cikarang

B. PROFIL PERUSAHAAN
·

Visi
Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu melalui
perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum yang
menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau dengan menikmati secangkir kopi,
makanan yang lezat atau snack yang sehat.
Arah yang jelas
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan –

kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana:

1.
2.

Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati

kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
3.
Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat
4.

membuat perbedaan besar bagi dunia
Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan
perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan
orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami,
meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim
yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari

tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental
mengenai siapa diri kami.

·
1.

Misi
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi

2.
3.
4.
5.

konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di
atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.


·

Budaya

1.

Memiliki hirarki organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing-masing tugas dipegangoleh

tenaga ahli dan pakar di berbagai daerah karena area geogerafik .
2.
Suasana kantor terkesan antik dan anggun, serius dan seragam yang rapi, suasana
heningdengan irama klasik .
3.
Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk meningkatkankompetensi
4.

menjadikan budaya organisasi unilever menjadi kuat.
Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana kerja

akanmendorong kinerja karyawan lebih baik.
5.
Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan sebagai sarana
6.

pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-informasi.
Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang utama agar

7.

suatuorganisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global.
Budaya hidup sehat dengan fasilitas kesejahteraan karyawan, di antara adalah ruang
penitipanbayi ( Nursery Room) dan sarana olahraga (Gym).

C.
·

Marketing Mix Perusahaan
Produk
PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh
menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di Indonesia.
Unilever adalah produsen merk-merk terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat
regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso,
Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi.
Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai
penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia, Tbk
melalui brand-brand-nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat dalam
”Packaging Consumer Branding Award 2005” yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand
Identity Summit (IBS) bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.
Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun Indonesia
Packaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear
merupakan merk produk perawatan rumah dan tubuh (Home and Personal Care) yang tak asing

lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream, ada Blue
Band yang legendaris, Bango, Sari Wangi, Royco dan Wall’s. Masih ada sederet merk produk
lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengan kehidupan kita.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
·

Surf
Rinso
Buavita
Sunsilk
Taro
Pepsodent
Molto
Lifebuoy
Clear
Close Up
Citra
Axe
Royco
Kecap Bango
SariWangi
Blue Band
Wall’s
Sunlight
Pond’s
Lux
Rexona
Pure It
CIF
Vaseline
Dove
Domestos Nomos
Viso
Wipol
Vixal
Lipton
She
Molto
Price
Sejumlah nilai yang ditukarkan dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar atau

ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga yang di tawarkan
untuk produk ini juga relatif murah sesuai dengan kualitas yang di hasilkan.
·

Place
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh
dengan mudah tersedia bagi konsumen sasaran sebagaian besar produsen menggunakan
perantara pemasaran untuk memasarkan produk, khususnya barang dengan membangun satu
saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling bergantung dalam keterlibatan
mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau
konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. Distribusi untuk produk ini biasanya dapat
berlangsung di gudang distribusi, supermarket, pasar tradisonal, dan warung-warung eceran.

·

Promotion
Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkonsumsi
manfaat produknya dan meyakinkan konsumen agar mau melakukan tindakan pembelian.
Biasanya promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia melalui pengiklan di televisi, eventevent, dll.

D.

Analisis Internal Perusahaan

·

Analisis Laporan Keuangan
1) Rasio Likuiditas
Berdasarkan analisis Rasio Likuiditas, kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan di
tahun 2008, jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya yaitu tahun 2007. Nilai Rasio
Likuiditas pada PT.UNILEVER Indonesia Tbk,sebagian besar berada di bawah angka 1, di mana
semakin tinggi Rasio Likuiditas suatu perusahaan seharusnya semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas yang lebih
rendah padatahun 2008 menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas atau
pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus (kurang efisien) karena masih banyak aktiva yang
menganggur.
2). Rasio Aktivitas
Berdasarkan perhitungan pada analisis rasio aktivitas, Perusahaan hanya mengalami perbaikan
pada Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover), sementara pada analisis rasio lainnya

mengalami kenaikan dimana berdasarkan evaluasi rasio jika rasio ini mengalami kenaikan pada
tahun berikutnya maka kinerja perusahaan tidak membaik bahkan bisa dikatakan buruk dalam
hal efisiensi nilai persediaan dan aktiva.
3). Rasio Manajemen Utang (Leverage Ratio)
Kinerja

keuangan

perusahaan

dilihat

dari

sisi

Leverage

Ratio,

mengalami

kenaikan dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Apabila semakin besar nilai
Rasio Manajemen Utang pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan semakin menurun, karena tingginya nilai rasiomenunjukkan bahwa sebagian besar
investasi didanai oleh utang atau dana pinjaman, dengan kata lain porsi pemegang saham
semakin kecil dalam menjamin investasi yang mengakibatkan pembayaran bunga menjadi
semakin besar.
4). Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Berdasarkan analisis rasio profitabilitas, perusahaan tidak mengalami perubahan dalam
kemampuan menghasilkan laba kotor, laba operasi, maupun laba bersih. Angka yang ditunjukkan
pada analisis rasio pada tahun 2007 hampir sama dengan analisis rasio 2008 yang berarti kinerja
perusahaan dalam kemampuan menghasilkan laba tidak mengalami peningkatan, tetapi hal ini
menunjukkan hasil yang baik dibandingkan adanya penurunan kemampuan menghasilkan laba.
·

Struktur Organisasi
Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan:

1.
2.

Director Food: adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk makanan
yang dihasilkan Unilever
Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk ice
cream yang dihasilkan Unilever.
Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:

1.

Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua

2.

keuangan yang ada pada Unilever.
Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan ,

3.
4.

berkaitan dengan individu kepegawaian.
Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)
Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer, merangkul

5.

customer sebanyak banyak nya.
Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan hubungan
antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.

E.
·

Analisis Eksternal Perusahaan
Pesaing Perusahaan
Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kirakira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever,
memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia. Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings,
PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson. Sebaiknya, Unilever harus mampu memperluas
operasinya ke 50 atau lebih negara-negara baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi
konsumen, bisa secara signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global. Selain itu,
Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan konsumen
dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.

F.
·
1.

Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths)
Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si

model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga.
Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan
penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan
dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.
Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
6.

ice cream.
Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk

menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga
ke daerah-daerah dapat terlayani.

8.

PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever
dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

·
Kelemahan (Weaknesses)
1.

PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai
agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi

2.
3.
4.

komersial.
Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
Jumlah karyawan yang tambun.
Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia

5.
6.
7.
8.

tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

·
1.

Kesempatan (Opportunities)
Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi

Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
3.
4.
5.

Sulawesi, dan papua.
Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan

122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
·
1.

Ancaman (Threats)
Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak,

bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa

jalan

yang

menyebabkan

t

ingginya biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produkproduk luar negeri
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
10. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

G.

KEY SUCCES FACTOR UNILEVER
Kondisi lingkungan sosial yang kondusif dapat mendukung kapabilitas organisasi untuk

menciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikan pengetahuan. Kondisi ini akan
mengantarkan perusahaan menuju kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan berupa
peningkatan intellectual capital untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan
menantang. PT Unilever Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang telah sukses
menerapkan manajemen pengetahuan, hal ini terbukti dengan diraihnya penghargaan Most
Admired Knowledge Enterprise (MAKE) di tingkat ASIA sebanyak empat kali sejak tahun 2005
sampai 2009. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu:

1) Mengidentifikasi penerapan manajemen pengetahuan,
2) Menganalisis kesenjangan antara tingkat harapan dengan tingkat aktual penerapan
manajemen pengetahuan dan
3) Menganalisis faktor-faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi kesuksesan
implementasi manajemen pengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk.
Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner kepada delapan 86 karyawan yang
dipilih secara acak serta wawancara dengan Learning Specialist PT Unilever Indonesia. Data

sekunder diperoleh dari jurnal, buku, laporan akhir tahun perusahaan, dan studi pustaka lain yang
berkaitan dan menunjang penelitian. PT Unilever Indonesia (ULI) mengimplementasikan
manajemen pengetahuan dalam lima bentuk pendekatan yaitu berupa pengembangan sumber
daya manusia, budaya pembelajar, menjadikan pengetahuan stakeholder sebagai salah satu
sumber pengetahuan, edukasi masyarakat dan penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung. Hasil uji
t menunjukkan bahwa tingkat harapan dengan tingkat aktual penerapan manajemen pengetahuan
di Perseroan tidak berbeda nyata. Analisis regresi linier berganda menghasilkan kesimpulan
bahwa faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada PT Unilever
Indonesia Tbk. adalah kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi, keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan