BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lansia di Puskesmas P.B. Selayang II Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa

  dicegah atau dihindari. Konsep sehat sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi, sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada benak masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan konsep yang benar maka masyarakat pun akan mencari alternatif yang benar pula untuk menyelesaikan masalah kesehatannya (Foster, 2013).

  Salah satu jenis penyakit tidak menular yang ternyata menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat khususnya yang memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan gambaran penyakit diabetes mellitus dan kurangnya perhatian masyarakat, serta minimnya informasi akan mempengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza, 2008).

  Berdasarkan Laporan World Health Organization (WHO) tahun 1995, prevalensi penyakit diabetes mellitus di dunia adalah sebesar 4,0% dan diperkirakan pada tahun 2025 prevalensinya akan meningkat menjadi 5,4%. Di negara maju, jumlah penyakit diabetes mellitus pada tahun 1995 adalah sebesar 51 juta orang dan

  1 diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat mencapai 72 juta orang. Sementara itu, di negara sedang berkembang jumlah penderita diabetes mellitus akan meningkat dari 84 juta orang menjadi 228 juta orang. Diperkirakan jumlah tersebut akan naik melebihi 250 juta orang pada tahun 2025 (Wiyono, 2004).

  Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, dan berkurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Diabetes Mellitus (DM). Demikian juga dengan pola penyakit penyebab kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit tidak infeksi (Rimbawan, 2004).

  Diabetes mellitus yang dikenal sebagai non communicable disease adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Setengah dari jumlah kasus diabetes mellitus tidak terdiagnosa karena pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi.

  Penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus semakin hari semakin meningkat, dapat dilihat dari meningkatnya frekuensi kejadian penyakit tersebut di masyarakat (Soegondo, 2004).

  Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya sangat luar biasa. Pada tahun 2000 jumlah penderita 8.400.000 jiwa, pada tahun 2003 jumlah penderita 13.797.470 jiwa dan diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita bisa mencapai 21.300.000 jiwa. Data jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2005 sekitar 24 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun yang akan datang (Soegondo, 2009).

  Prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%), Sumatera Utara (1,8%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen. Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur ≥65 tahun cenderung menurun. Prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi (RisKesdas, 2013).

  Prevalensi penyakit diabetes mellitus menurut kabupaten / kota di Provinsi sumatera Utara yang terdiagnosa oleh Pelayanan Kesehatan atau dengan gejala tertinggi terdapat di Pakpak Bharat (1,6 %), Kota Medan (1,2 %), Kota Tebing Tinggi (1,5 %), Kota Padang Sidempuan (1,3 %), Mandailing Natal (1,3 %), Kota Pematang Siantar (1,3 %), dan terendah di Samosir (0,2 %), Serdang Bedagai (0,3 %). Dan prevalensi diabetes mellitus tertinggi pada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi sebanyak 2,5% dan tidak sekolah sebanyak 1,7%. Jadi pendidikan ada hubungannya dengan kejadian penyakit diabetes mellitus, karena bisa terjadi dari kerentanan dan faktor genetik (Riskesdas, 2007).

  Pola kematian penyakit tidak menular (PTM) mirip dengan pola morbiditas. Penyakit diabetes mellitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang memprihatinkan sebanyak 2,9%. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan membentuk pembinaan usia lanjut di Indonesia, adapun sasaran pembinaan bagi kelompok lansia dapat dipilah sesuai pengelompokan usia, yaitu : upaya yang ditujukan pada kelompok prasenil (45-59 tahun). Upaya bagi kelompok lansia risiko tinggi (>70 tahun), dan upaya bagi kelompok lansia kebanyakan, yaitu antara 60-70 tahun.

  Bentuk pembinaan yang bersifat kelompok ini berupa : penyuluhan dan pendidikan kesehatan, pemeriksaan/skrining berkala, pembinaan aspek gizi, dan pembinaan psikososial (Noorkasiani, Tamher, 2009).

  Pos pembinaan terpadu (Posbindu) lansia berupa pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus secara terintegrasi dan sistematik, kemudian diakhiri dengan tindak lanjut peningkatan pengetahuan untuk mengendalikan faktor risiko berupa konseling sesuai masalah yang ditemukan.

  Posbindu lansia di Indonesia diperkirakan sebanyak 5.314, jadi setiap Puskesmas di Indonesia sudah ada Posbindu lansia pada tahun 2012 (KemenKes, 2012).

  Prevalensi penyakit yang terdiagnosa oleh Pelayanan Kesehatan di posbindu lansia di Indonesia yaitu ; Sumatera Utara : DM (1,8%), Hipertensi (6,6%), Lampung: DM (0,7%), Hipertensi (7,4%), Kalimantan Barat: DM (0,8%), Hipertensi (8,0%), dan Yogyakarta: DM (2,6%), Hipertensi (12,8%) (Riskesdas, 2013). Prevalensi penyakit yang terdiagnosa oleh Pelayanan Kesehatan di posbindu lansia di Sumatera Utara yaitu; Kota Medan : Asma (2,1%), Jantung (1,2%), DM (1,2%), Tumor (0,7%), Kota Binjai : Asma (0,4%), Jantung (0,7%), DM (0,8%), Tumor (1,1%), Deli Serdang

  : Asma (1,0%), Jantung (0,9%), DM (0,8%), Tumor (4,9%), Langkat : Asma (0,4%), Jantung (0,6%), DM (0,5%), Tumor (1,2%) (Riskesdas, 2007).

  Hasil penelitian Handayani Dewi Eka (2012), menunjukkan bahwa ketidak tahuan adanya pos pembinaan terpadu (Posbindu) lansia sebanyak 165 responden (76,4%), alasan malas karena tidak sedang sakit sebanyak 2 responden (0,9%), alasan sudah punya tempat berobat sendiri sebanyak 4 responden (1,9%), alasan lupa jadwal posbindu lansia sebanyak 1 responden (0,5%), alasan sibuk 1 responden (0,5%), dan alasan malu keposbindu 1 responden (0,5%).

  Hasil penelitian Sari Juniyanti Puspita (2012), menunjukkan bahwa sebanyak 30 orang (45,5%) responden mengetahui bahwa penyebab diabetes mellitus adalah kegemukan, pola makan yang salah, keturunan, dan kurang olah raga. Sebanyak 12 orang (18,2%) responden yang mengetahui penyebab diabetes mellitus adalah obesitas, umur, keturunan, dan jenis kelamin.

  Hasil penelitian Harahap Erwina Rafni (2010), menunjukkan bahwa sebagian besar tingkatan tindakan responden terhadap pemanfaatan klinik diabetes mellitus Puskesmas Sering berada pada tingkat kategori sedang yaitu sebanyak 36 orang (90%) dan pada tingkat kategori baik sebanyak 4 orang (10%).

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Puskesmas dari bulan Agustus s/d bulan Desember 2014, penyakit yang terdiagnosa oleh Pelayanan Kesehatan di posbindu lansia Puskesmas P.B. Selayang II adalah penyakit DM sebanyak 304 orang, penyakit Hipertensi sebanyak 231 orang, dan penyakit Jantung sebanyak 35 orang.

  Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas P.B. Selayang II, penduduk ≥ 45 tahun di Kelurahan P.B. Selayang I berjumlah 2.482 orang dan Kelurahan P.B. Selayang II 8.480 orang. Data kunjungan yang berobat ke Puskesmas P.B. Selayang II tercatat 115 lansia penderita Diabetes Mellitus (DM), akan tetapi yang mau datang ke Pos pembinaan terpadu (Posbindu) Lansia dan mengikuti program-program yang ada di Puskesmas tersebut hanya 5 orang penderita DM tiap bulannya, tidak sesuai dengan harapan petugas yaitu 45-50% dari jumlah penderita. Pihak Puskesmas sendiri merasa telah memberikan pelayanan yang baik, namun ternyata belum sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen (penderita diabetes melitus). Hal tersebut menyebabkan penanganan diabetes mellitus tidak optimal sehingga faktor resiko diabetes mellitus akan tetap tinggi di masa yang akan datang.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan bagaimana perilaku penderita diabetes mellitus dalam pemanfaatan pos pembinaan terpadu (posbindu) lansia di Puskesmas PB Selayang II Medan tahun 2015.

  1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.

  Tujuan Umum Mengetahui Perilaku Penderita DM dalam Pemanfaatan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) Lansia di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus 1.

  Untuk mengetahui Karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) penderita diabetes mellitus dalam pemanfaatan Posbindu lansia di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 2015.

  2. Untuk mengetahui Informasi ( keluarga, teman sebaya, dan petugas kesehatan) penderita diabetes mellitus dalam Pemanfaatan Posbindu Lansia di Puskesmas P.B. Selayang II Medan 2015.

  3. Untuk mengetahui Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Posbindu Lansia di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 2015.

  4. Untuk mengetahui Sikap Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Posbindu Lansia di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 2015.

  5. Untuk mengetahui Tindakan Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Posbindu Lansia di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 2015 1.4.

   Manfaat Penelitian 1.

  Bagi peneliti merupakan salah satu aplikasi ilmu kesehatan masyarakat yang dipelajari selama masa perkuliahan di FKM USU.

  2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam pemanfaatan pos pembinaan terpadu lansia pada penderita diabetes mellitus.

  3. Sebagai informasi bagi para penderita diabetes mellitus di Puskesmas P.B Selayang tentang pemanfaatan pos pembinaan terpadu lansia.

Dokumen yang terkait

Pemahaman Konsep Perlindungan Anak di kalangan Dosen dan Karyawan Perguruan Tinggi di Aceh Salma Hayati Adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry salma_uinarraniryyahoo.co.id Abstrak - Pemahaman Konsep Perlindungan Anak di kalangan Dosen d

0 0 12

A. Pendahuluan - Gambaran Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Ibu pada Anak Usia Dini di Gampong Pante Gajah Kecamatan Matang Glumpang Dua Kabupaten Bireuen

0 0 10

Kata Kunci : Relasi Gender UIN Ar-Raniry A. Pendahuluan - Potret Relasi Gender di UIN Ar-Raniry

0 0 18

Kata Kunci : Kursus Calinda Pidie A. Pendahuluan - Implementasi Kursus Calinda di Kabupaten Pidie

0 0 12

Model Pengawasan Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Anak Kota Banda Aceh Zulfatmi Nurlaila Zulfahmi adalah Dosen Senior Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dan NurlailaDosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Abstrak - Model

0 0 18

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KYOTO 2.1 Sejarah Kyoto - Daerah Wisata Dan Festival Di Kyoto Kyoto De No Kankouchi To Matsuri

0 0 15

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HARAJUKU - Gaya Busana Harajaku Di Jepang

0 0 9

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bahan Makanan Perishable - Penanganan Market List Dan Penyimpanan Bahan Makanan Perishable Pada Dapur Utama Hotel Aryaduta Medan

0 6 21

5. Penghasilan : 1. <UMR atau Rp. 1.851.500 2. ≥UMR atau ≥ Rp. 1.851.500 6. Sumber Informasi : 1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Petugas Kesehatan 4. Puskesmas - Gambaran Perilaku Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

0 0 34

Gambaran Perilaku Penderita Diabetes Mellitus dalam Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lansia di Puskesmas P.B. Selayang II Medan

0 1 32