Laporan Praktikum Kation Anion (1)

Laporan Praktikum Kation Anion
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Latar Belakang
Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut,
kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation yang larut terbentuk
endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan
selektif yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan.
Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unusr kation atau anion
dalam suatu larutan. Contoh kation yaitu ion Al 3+, H+, K+, sedangkan contoh anion yaitu SO4-2, NH4-,
Cl-.
Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion
yang menyusun suatu serta mengamati apakah terjadi endapan atau tidak.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami analisis kation dan amnion serta karakteristik satu sampel
2. Tujuan Percobaan
 Menentukasn sifat dan karakteristik dari satu sampel

 Menentukan golongan dan spesifik kation dari sampel
 Menentukan golongan dan spesifik anion dari sampel
C.
1.
2.
3.
4.
5.

Prinsip Percobaan
Penentuan sifat dan karakteristik dari satu sampel
Penentuan golongan kation dari sampel
Penentuan spesifik kation dari sampel
Penentuan golongan kation dari sampel
Penentuan spesifik anion dari sampel

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu

dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi,
misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla :
1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu.
Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat
merah bata (Ismail Besari : 1982).
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya
(CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam
lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium
permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari :
1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa
apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang
terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri

dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang
terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi
kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan,
yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari
masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan
anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam
kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi
indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema
yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah
larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logamlogam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar

larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian
dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering
ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan
contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.

Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G.
Svehla : 1985).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai
cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam
bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok
ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi
pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan
sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI) (Anonim,2010).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation (Wiro, 2009).

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat
padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan
tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.
Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai
kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya
dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium
sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar

pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)

dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan
tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan
ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu
yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi
yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan
efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan
kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut (Masterton,1990).
B. Uraian Bahan
1. Aquades (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling, air murni
Berat molekul
: 18,02
Rumus molekul
: H2O
Pemerian
: Cairan jenuh, tidak berwarna , tidak berasa dan

tidak berbau
Kegunaan
: Sebagai sampel
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
2. AgNO3 (DIRJEN POM, 1979 : 97)
Nama resmi
: ARGENTII NITRAS
Nama lain
: Perak Nitrat
Rumus molekul
: AgNO3
Berat molekul
: 169,87
Pemerian
: hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
bila terkena sinar.
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan:

dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: sebagai pereaksi golongan anion.
3. CaCl2 (DIRJEN POM 1979 : 120)
Nama resmi
: CALCII CHLORIDUM
Nama lain
: kalsium klorida
Rumus molekul
: CaCl2
Berat molekul
: 219,08
Pemerian
: hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit, meleleh basa.
Kelarutan
: larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam
etanol (95%) P. Penyimpanan : dalam wadah
tertutup baik.
Kegunaan

: sebagai pereaksi spesifik golongan III

mpanan
aan

4.

5.

6.

7.

8.

HCl (DIRJEN POM 1979 : 53)
Nama resmi
: ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain
: asam klorida

Rumus molekul
: HCl
Berat molekul
: 36,46
Pemerian
: cairan tidak berwarna, berasa asam, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian\
volume air, asap hilang.
Kelarutan
: larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi spesifik golongan III
HNO3 (DIRJEN POM 1979 : 650)
Nama resmi
: ACIDUM NITRAS
Nama lain
: asam nitrat
Rumus molekul
: HNO3

Berat molekul
: 63
Pemerian
: cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna
Sampai warna kuning.
Kelarutan
: sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: sebagai pereaksi golongan anion.
MgCl2 (DIRJEN POM 1979 : 702)
Nama lain
: Magnesium Klorida
Rumus molekul
: MgCl2
Pemerian
: hablur tidak berwarna, tidak berbau, meleleh basah
Kelarutan
: larut dalam 1 bagian air dan dalam 2 bagian etanol
(95%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: sebagai pereaksi spesifik golongan III
NH4NO3 (Amonium nitrat) (FI 3: 644)
Nama resmi
: Amonium nitras
Nama lain
: NH4NO3\
RM/BM
: NH4NO3/80,0
Kelarutan
: Mudah larut dalam air
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Pereaksi
KNO3 (Kalium nitrat) (FI 3: 691)
Nama resmi
: Kalium nitras
Nama lain
: Kalium nitrat
RM/BM
: KNO3/ 101,11
Kelarutan
: Larut dalam 3,3 bagian air
Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk halus
putih, tidak berbau, rasa dingin dan cair.
: -Dalam wadah tertutup baik
: Sebagai sampel

9. BaSO4 (Barium sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi
: Barii sulfas
Nama lain
: Barium sulfat
RM/BM
: BaSO4//233,40
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam dan dalam
larutan alkali.
Pemerian
: Serbuk halus, bebas, butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
10. FeSO4 (Besi (II) Sulfat) (FI 3: 254)
Nama resmi
: Ferrosi sulfat
Nama lain
: Besi(II) sulfat
RM/BM
: FeSO4 /151,90
Kelarutan
: Perlahan-lahan larut hampir sempurna dalam
air bebas CO2 P.
Pemerian
: Serbuk,putih keabuan ,rasa logam,sepat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
11. BaSO4 ( Barium sulfat) (FI 3: 105)
Nama resmi
: Barii sulfas
Nama lain
: Barium sulfat
RM/BM
: BaSO4 / 233,40
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam pelarut
organik, dalam larutan asam, dan larutan
alkali.
Pemerian
: Serbuk halus, bebas butiran menggumpal,
putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai sampel
12. CuSO4( Tembaga (II) sulfat) (FI 3: 731)
Nama Resmi
: Tembaga (II) sulfat
RM/BM
: CuSO4 / 159,60
Kelarutan
: Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliserol P, sangat larut dalam etanol (95%) P.
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
dingin.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel
13. KMnO4 (Kalium permanganat) (FI 3: 330)
Nama resmi
: Kalii Permanganas
Nama lain
: Kalium Permanganat
RM/BM
:Kelarutan
: Larut dalam 16 bagian air dan mudah larut
dalam air mendidih

Kadar
: Tidak kurang dari 99% KMnO4 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
: Hablur mengkilap, ungu tua, atau amper
hitam, tidak berbau, rasa manis dan sepat.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai sampel
14. KCl (Kalium klorida) (FI 3: 329)
Nama resmi
: Kalii chloridum
Nama lain
: Kalium klorida
RM/BM
: KCl/74,35
Kelarutan
: Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam
etanol mutlak P dan dalam eter P.
Pemeria
: Hablur berbentuk kubus atau berbentuk
prisma, tidak berwarna, serbuk butir putih,
tidak berbau, rasa asin, mantap di udara.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai sampel

BAB III
METODE KERJA
A.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan.
Gegep
Gelas arloji
Gelas Kimia
Indikator pH
Pipet tetes
Pembakar spritus
Rak tabung
Tabung reaksi

2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Bahan yang digunakan
Aquades
AgNO3
CaCl2
HCl
HNO3
NH4NO3
KNO
BaSO4
BaSO4
CuSO4
KMnO4
KCl

B.
1.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)
2)
3)
c.
1)
2)
d.
1)
2)
e.
1)
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Cara Kerja
Kation
Golongan I, Ag+
AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan HCl
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
AgNO3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K
Golongan II, Cu2+
CuSO4 (Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NH3
CuSO4, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan KI
Golongan III, Fe3+
FeCl3 (Besi (III) Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
FeCl3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6)
Golongan IV, Ca2+
CaCl2 (Kalsium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K3(Fe(CN)6))
CaCl2 , Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan K2Cr2O7
Golongan V
MgCl2 (Magnesium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan NaOH
Anion
NaCl (Natrium Klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
b KI (Kalium Iodida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
KI, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
[K3(Fe(CN)6)] (Kalium ferrisianida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
[K3(Fe(CN)6)], Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat), masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan H2SO4
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan AgNO3
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan CuSO4
Na2S2O3, Masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan S2

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan identifikasi kation
No

Prosedur

1.

Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3
AgNO3+NH3→Ag(NH3)+NO3
2AgNO3+K2Cr2O7→Ag2Cr2O7+2KNO3
AgNO3+KI→ AgI+KNO2

2.

3.

Golongan II, Cu2+
CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4
CuSO4+NH3→ Cu(NH3)+SO4
CuSO4+2KI→CuI2+K2SO4

Hasi Pengamatan

Endapan putih
Endapan cokelat
Endapan putih
Endapan merah
cokelat
Endapan kuning
Endapan biru
Endapan hijau
Endapan putih

4.

Golongan III, Fe3+
FeCl3+3NaOH→Fe(OH)3+3NaCl
FeCl3+K3Fe(CN)6→[Fe(Fe(CN)6)]
+3KCl

Endapan cokelat
Endapan hijau

5.

Golongan IV, Ca2+
CaCl2+(K3(Fe(CN)6)→Ca3(Fe(CN)6)2
CaCl2+K2Cr2O7→CaCr2O7+2KCl

Warna kuning
Warna kuning

Golongan V, Mg2+
MgCl2+NaOH→Mg(OH)2+NaCl

Warna bening

2. Pengamatan identifikasi anion
No.
Prosedur
1.
2.
3.

NaCl+AgNO3→AgCl+NaNO3
KI+AgNO3→AgI+KNO3
KI+CuSO4→CuI+KSO4

4.
5.
6.

[K3(Fe(CN)6)]+AgNO3
[K3(Fe(CN)6)]+CuSO4
Na2S2O3+H2SO4→H2S+Na2SO4+SO3

7.

Na2S2O3+AgNO3→Ag2S2O3+NaNO3

8.

Na2S2O3+CuSO4→CuS2O3+Na2SO4

9.

Na2S2O3+S2

Hasil Pengamatan
Endapan putih
Endapan kuning
Perubahan warna menjadi
putih kekuning-kuningan
dan sedikit endapan putih
Endapan orange
Endapan hijau
Tidak timbul gas dan tidak
ada endapan
Endapan putih berubah
menjadi kuning, menjadi
cokelat dan akhirnya
menjadi warna hitam
Warna kehijauan menjadi
bening
Memucat, dari warna
cokelat tua menjadi cokelat
muda

B.

Reaksi
Kation Golongan I
- Hg2+ + 2NaOH
- Hg2+ + 2KI
- Ag+ + NaOH
- Ag+ + HCl
- Ag+ + KI
- Ag+ +
- Pb2+ + 2NaOH
- Pb2+ + 2HCl
- Pb2+ + H2SO4
- Pb2+ + K2CrO4

Hg(OH)2 + 2Na+
HgI2 + 2K+
AgOH + Na+
AgCl + H+
AgI + K+
Pb(OH)2 + 2Na+
PbCl2 + 2H+
Pb(SO4)2 + 2H+
PbCrO4 + 2K+

Kation Golongan II
- Cu2+ + 2NaOH
Cu(OH)2 + 2Na+
- Cu2+ + 2KI
CuI2 + 2K+
Kation Golongan III
2+
- Fe + 2NaOH
Fe(OH)2 + 2Na+
2+
- Zn + 2NaOH
Zn(OH)2 + 2Na+
3+
- Al + 3NaOH
Al(OH)3 + 3Na+
Kation Golongan IV
- Ca2+ + 2NaOH
Ca(OH)2 + 2Na+
- Ba2+ + 2NaOH
Ba(OH)2 + 2Na+
2+
- Ba + 2NaCO3
BaCO3 + 2Na+
2+
- Ba + H2SO4
Ba(SO4)2 + 2H+
Kation Golongan V
- Mg2+ + 2NaOH
Mg(OH)2 + 2Na+
- NH4+ + NaOH
NH4OH + Na+

Anion golongan A
ClCl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + ClCl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COOCl- + CuSO4 →II- + AgNO3 → AgI putih + NO3I-+ Ba(NO3)2 →
2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COOSCNSCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOSCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B
S2S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C
CH3 COOCH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
CH3COO- + Ba(NO3)2
CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→ 3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO32SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42Golongan E
S2O3
S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2ClPb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F
PO43PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3-

PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G
Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

BAB V
PEMBAHASAN
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(Underwood,1986).
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia
ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion
tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan
ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu,
cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr,
Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K,
NH4+.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Sedangkan untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa
banyak seperti oksalad

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi
dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format,
oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang di uraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya
modifikasi kecil.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Menemukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat
tunggal atau zat majemuk lebih dari satu kation dan anion, memerlukan sistematika tertentu.
Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau
campuran padat dan cair, perlu dicari pelarut yang sesuai. Analisis kation dalam tiap – tiap
golongan dilakukan sesuai langkah – langkah tertentu, sehingga masing – masing kation
akhirnya dapat identifikasi. Uji kelarutan berbagai macam garam dalam air, dapat diperkirakan
jenis anion yang mungkin terdapat dalam sampel.

BAB VI
PENUTUP
A.
1.
a)
b)
c)

d)

e)
2.

Kesimpulan
Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Golongan IV: Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam.
Golongan V: Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya
anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak
begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah
pemisahan anion berdasarka kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan
seng.

B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Agar alat-alat yang ada akan digunakan bisa terjaga mutu dan kualitasnya agar dapat
dilakukan oleh para praktikan.
2. Untuk Asisten
Janganlah bosan dalam mengawasi jalannya praktikum yang dilakukan praktikan dalam
laboratorium diharapkan agar dapat lebih baik untuk mengurangi faktor kesalahan pada
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Besari, Ismail, dkk. (1982), Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I, Armico Bandung, Bandung.
Direktorat jendral POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Svehla,
G.
(1985). VOGEL
: Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro ,Bagian 1, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.

kation adalah atom netral yang telah kehilangan sebuah elektron dari kulit valensi nya. Elektron
berkeliling dalam orbit yang berbeda dan kulit valensi adalah kulit terakhir. Kation adalah logam
yang biasanya memiliki satu atau dua elektron di kulit orbital akhir dan untuk menstabilkan diri
mereka akhirnya kehilangan elektron ini. Karena memiliki lebih banyak proton dari elektron, mereka
mengembangkan muatan positif dan selama elektrolisis mereka tertarik ke anoda. Istilah ‘kation’
berasal dari kata Yunani ‘kata’ yang berarti “turun” untuk mewakili angka yang lebih rendah dari
elektron.
Anion adalah atom netral yang telah mendapatkan elektron lagi ke kulit valensi. Anion non-logam
dan yang paling reaktif adalah anion yang hilang satu elektron dari memiliki kulit valensi lengkap.
Mereka memperoleh elektron untuk menstabilkan diri. Hal ini meningkatkan jumlah elektron
terhadap jumlah proton, memberikan ion muatan negatif dan selama elektrolisis mereka tertarik ke
katoda. Istilah ‘anion’ berasal dari kata Yunani ‘ano’ yang berarti “naik” untuk mewakili jumlah yang
lebih tinggi dari elektron dibandingkan dengan proton.