Makalah Dasar Dasar Manajemen Pengorgani

MAKALAH
DASAR-DASAR MANAJEMEN
TENTANG PENGORGANISASIAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen dibimbing oleh
Siti Masrohatin, SE,MM

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Revi Nanda Septianis Hartono

(083143051)

2. Mohammad Subairi

(083143050)

3. Husnul Akhlaq

(083143022)

4. Nur Laeli Fitriani


(083143009)

5. Osby President

(083143022)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2015-2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha pemurah lagi Maha penyayang. Dengan
rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk mata kuliah
Dasar-Dasar Manajemen ini dengan baik walaupun kurang sempurna.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yakni Addinul
Islam.
Dan tak lupa juga ribuan terima kasih kami kepada Ibu Siti Masrohatin selaku dosen

pembimbing untuk mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen serta teman-teman yang membantu
pembuatan makalah ini hingga selesai.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
mahasiswa/i di IAIN JEMBER dan dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan pembelajaran.
Yang Maha sempurna memang Allah SWT semata, tetapi kita sebagai hambaNya wajib untuk
berusaha menjadi yang lebih baik, maka dari itu dengan senang hati kami menanti kritik dan saran
yang bersifat membangun dengan tercapainya kebaikan. Akhir kalam, semoga Rahmat, Hidayah, serta
Inayah-Nya senantiasa tercurahkan kepada kita. Amin ya rabbal alamin.

Jember, 29 september 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1


Latar Belakang..................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.............................................................................1

1.3

Tujuan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Pengorganisasian.............................................................2

2.2

Struktur Organisasi...........................................................................4

2.3


Proses Pengorganisasian...................................................................11

2.4

Desain Organisasi.............................................................................

2.5

Penerapan-Penerapan Organisasi.....................................................

BAB III PENUTUP
3.1

Kesimpulan ......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengorganisasian itu dirumuskan sebagai proses menciptakan struktur sebuah organisasi.
Proses itu penting dan melayani banyak tujuan. Tanggapa bagi para manager adalah merancang
struktur organisasi yang memungkinkan para karyawan untuk mengerjakn pekerjaan mereka secara
efektif dan efisien sementara mencapai sasaran –sasaran dan tujuan –tujuan organisasi. Beberapa
tujuan pengorganisasian yaitu:
membagi pekerjaan yang harus dilakukan menjadi departemen-departemen dan jabatan-jabatan yang
terperinci,membagi-bagi tugas dan tanggungjawab yang berkaItan dengan masing-masing
jabatan,mengkoordinasikan berbagai tugas organisasi,mengelompokkan pekjerjaan-pekerjaan
kedalam unit-unit,membangun hubungan dikalangan individu ,kelompok,dan departemen,menetapkan
garis-garis wewenang formal,mengelokasikan dan memberikan sumberdaya organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud definisi dari Pengorganisasian ?
2. Bagaimana Struktur dan Desain dari Organisasi ?
3. Bagaimana Proses Pengorganisasian ?
4. Bagaimana Cara Menerapkan Pengorganisasian ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Pengorganisasian
2. Memahami Struktur dan Desain Organisasi
3. Mengetahui Proses dan Penerapan-Penerapan Organisasi


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengorganisasian
Organisasi berasal dari istilah yunani organon dan istilah latin organum yang berarti alat,
bagian, anggota, atau badan. James D. Mooney mengatakan, “organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Sedangkan menurut Chester I. Barnard
organisasi sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Ada tiga ciri-ciri suatu organisasi yaitu :
a. Adanya sekelompok orang
b. Antarhubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis dan,
c. Keja sama didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang untuk
mencapai tujuan.
Dengan ketiga ciri diatas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu dapat didefinisikan
sebagai berikut.
a. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu.
b. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubunganhubungan, kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan.
2. Organisasi Formal dan Informal
Organisasi formal, sebenarnya tidak lain daripada organisasi statis, yaitu suatu sistem kerja

sama yang diakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasi dengan sadar untuk mencapai tujuan
tertentu. Organisasi informal merupakan kumpulan hubungan antarperorangan tanpa tujuan bersama
yang didasari meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan yang tak disadari itu untukyujuan
bersama.1
A. Pengertian Organisasi
Kata organisasi mempunyai pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu
lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
1

Manullang, dasar-dasar menajemen, (Yogyakarta:UGM Press, 2012) hlm 60

pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan ditugaskan
diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkkan
dan mengatur seta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dapat di capai dengan efisien. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur :
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat

dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak
dapat diselesaiakan, atau terlalu ringan sehinnga ada waktu menganggur, tidak efisien dan
terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota

organisasi

menjadi

kesatuan

uyang

terpadu

dan

harmonis.


Mekanisme

pengkoordinasian ini akan membat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan
organisasidan mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak. 2

2. Struktur Organisasi
Struktur sebuah organisasi adalah sarana untuk menolong para manajer mencapai sasaran
mereka. karena sasaran itu diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi, masuk akal bahwa strategi
dan struktur itu seharusnya erat berkaItan. Lebih tegasnya, struktur harus mengikuti strategi. Apabila
manajer-manajer mengubah strategi organisasi dengan bermakna, mereka terpaksa memodifikasi
struktur untuk menampung dan mendukung perubahan ini.
Kebanyakan kerangka kerja kontingensi strategi struktur yang ada sekarag cenderung pada
tiga dimensi strategi yang berbeda-beda.(1) inovasi, yang mencerminkan usaha organisasi untuk
mengejar inofasi yang berarti dan unik, (2) minimAlisasi biaya, yang mencerminkan usaha organisasi
untuk melakukan pengendalian biaya secara ketat, (3) imitasi, yang mencerminkan usaha organisasi
untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan peluang maba dengan meniru pemimpin-pemimpin
pasar.
Para inovator membutuhkan fleksibilitas dan aliran bebas informasi dalam struktur yang
organik sementara mereka yang memiimalkan biaya mencari efisiensi, kemantapan, dan kendalikendali ketat yang ada pada struktur mekanistis. Para peniru menggunakan ciri-ciri struktural dari
masing-masing. mereka menggunakan ciri-ciri struktur mekanistik untuk mempertahankan kendali


2

Hani Handoko, manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 2008) hlm 168

ketat dan biaya-biaya rendah tetapi kemudian akan menciptakan lebih banyak difisi atau sub yunit
organisasi organik untuk mengejar arah baru.
Sebuah struktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dengan mana tugas-tugas
pekerja dibagi-bagi,dikelompokkan ,dan dikoordinasikan. Organisasi mempunyai struktur yang
menentukan bentuknya . Bila mendesain struktur sebuah organisasi ,seorang manager perlu
menentukan enam unsur penting :spesialisasi kerja ,departementalisasi ,rantai komando ,rentang
kendali,sentralisasi dan desentralisasi,dan formalisasi.ketika para manager menyusun atau mengubah
struktur sebuah organisasi ,mereka terlibat dalam desain organisasi,suatu proses yang melibatkan
keputusan-keputusan mengenai ke enam unsur .
1. Spesialisasi kerja
Konsep spesialisasi kerja dapat dirunut kembali beberapa abad ke pembahasan Adam Smith
mengenai pembagian kerja dan kesimpulanya bahwa pembagian kerja menyebabkan meningkatnya
produktivitas karyawan. Sekarang ini kita menggunakan istilah spesiaLisasi kerja ,atau pembagian
kerja ,untuk melukiskan sejauh mana tugas-tugas di organisasi di bagi-bagi menjadi pekerjaanpekerjaan tersendiri.
Hakikat spesialisasi kerja ialah bahwa seluruh pekerjaan tidak dilakukan oleh satu individu

melainkan dipecah-pecah menjadi langkah-langkah dengan setiap langkah diselesaikan oleh orang
yang berbeda.setiap karyawan megkhususkan diri untuk mengerjakan bagian kegiatan bukanya
seluruh kegiatan itu . Pelatih karyawan untuk berspesialisasi adalah lebih efisien dari sudut pandang
organisasi sebab lebih mudah dan lebih murah untuk mencapai dan melatih para pekerja guna
mengerjakan tugas-tugas terperinci,berulang-ulang ,dan terbatas dari pada mencari dan melatih para
pekerja untuk melakukan segala tugas pekerjaan.
2.Departementalisasi
Setelah pekerjaan-pekerjaan dibagi-bagi melalui spesialisasi kerja ,perlulah untuk
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ini kembali bersama-sama agar tugas-tugas yang sama dapat
dikoordinasikan. Landasan yang digunakan untuk mengelompokkan tugas-tugas guna mencapaI
sasaran organisasi itu disebut Departementalisasi. Setiap organisasi akan memiliki cara khasnya
sendiri dalam menklasifikasikan dan menggolong kegiatan-kegiatan kerja.

Manajer
Manajer
Rekayasa

Manajer
akuntin
g

Manajer
Pabrikasi

Manajer
Sumber
daya manusia

Manajer
Pembelia
n

Departementalisasi menurut fungsi dapat digunakan dalam segala jenis organisasi meskipun
fungsi-fungsinya berubah guna menggambarkan kegiatan-kegiatan kerja dan sasaran-sasaran
organisasi tersebut. Keuntungan utama jenis pengelompokan ini adalah mendapatkan efisiensi dari
mempersatukan kekuasaan-kekuasaan serupa dan orang-orang yang memiliki keterampilanketerampilan ,pengetahuan ,dan orientasi yang sama ke dalam unit-unit yang sama.
Kegiatan-kegiatan kerja dapat pula didepartementalisasikan menurut jenis produk yang
dihasilkan organisasi tersebut artinya Departementalisasi Produk
Bombardier,L
td.

Sektor angkutan
masal

Divisi
D dan
Produk
Rekreasi

Sektor Kendaraan Rekreasi dan
Umum

Divisi
Perlengkap
an Industri

Divisi
Perlengkap
an

Sektor Produk
Kereta
Divisi Produk Rel dan
Dlesel BombardierRotax
(Gunskirchen)

Pada gambar diatas mengilustrasikan jenis pengelompokan ini sebagaimana yang digunakan
oleh Bombardier Ltd.,sebuah perusahaan kanada. Masing-masing wilayah produk penting dalam
perusahaan ditempatkan dibawah wewenang seorang pejabat yang ahli,dan bertanggung jawab atas
segaLa sesuatu yang ada kaitanya dengan jalur produknya.
Apabila kegiatan-kegiatan sebuah organisasi lebih berkaitan dengan jasa bukanya dengan
produk ,setiap jasa akan dikelompokkan secara tersendiri.Misalnya,sebuah perusahaan akutansi dapat
mempunyai departemen untuk persiaapan pajak,konsultasi manajemen dan auditing. Setiap
departemen akan menawarkan serangkaian jasa yang berkaitan dibawah pengarahan seorang manajer
jasa.
Cara lain untuk melakukan departementalisasi adalah berdasarkan geografis atau wilayah
Departementalisasi Geografis
Wakil
Presiden
Penjualan

Direktur
Penjualan,Wilay
ah barat

Direktur
Penjualan,Wila
yah Selatan

Direktur
Penjualan,Wilaya
h Utara

Direktur
Penjualan,Wila
yah Timur

Pada gambar diatas fungsi penjualan ,misalnya,barang kali mempunyai wilayah
barat,selatan,mid western,dan wilayah timur. Masing-masing wilayah ini ,sebetulnya,merupakan
sebuah departemen yang dikoorganisasian sekitar geografis. Seandainya para pelanggan organisasi
tersebar disuatu wilayah geografis yang luas, bentuk departementalisasi macam ini dapat berharga.
Departementalisasi Proses
Pengawas
Pabrik

Manajer
Departemen
Pengergajia
n

Manajer
Departemen
Pengetama
n&
Pembelahan

Manajer
Departe
men
perakitan

Manajer
Departemen
Pengamplas
&
Pendempulan
an & Pende

Manajer
Departemen
Penghalusa
n

Manajer
Departemen
Pengapalan
dan
pengawasan

Pendekatan ini memberikan dasar bagi pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja yang
homogen.Departentalisasi proses ini dapat pula digunakan untuk memproses pelanggan maupun
produk.Misalnya,seandainya anda pernah pergi ke kantor kepolisian lalu lintas untuk mendapatkan
izin mengemudi, boleh jadi anda melewati beberapa departemen sebelum anda mendapatkan SIM
anda.
Kategori terakhir departementalisasi adalah dengan menggunakan jenis Departementalisasi
pelanggan tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
Direktur
Penjualan

Manajer Pelanggan
eceran

Manajer Pelanggan
Grosir

Manajer
Pelanggan
Pemerintah

Departementalisasi pelanggan ini tetap sangat populer sebagai pendekatan terhadap
departementalisasI. Untuk memantau kebutuhan-kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan untuk
lebih mampu menanggapi perubahan-perubahan didalam kebutuhan-kebutuhan.Misalnya,L.L Bean
merestrukturisasi sekitar setengah lusin kelompok pelanggan berdasarkan apa yang biasanya dibeli
oleh pelanggan dari perusahaan itu. Penataan ini memungkinkan perusahaan tersebut memahami
pelangganya lebih baIk dan menanggapi permintaan –permintaan dilengkapi dengan penggunaan timtim lintas fungsional yang melampaui garis departemen tradisional.

3.RANTAI KOMANDO
Selama tahun 1960-an dan 1970-an ,konsep rantai komando merupakan landasan mendasar
desain organisasi. sebagaimana disaksikan ,sekarang ini konsep tersebut jauh berkurang bobot ,tetapi
para manajer masih harus merenungkan implikasinya apabila mereka menentukan bagaimana cara
terbaik untuk membangun organisasi mereka.
Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tak terputus yang membentangi dari
tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada
siapa. Rantai itu menolong para karyawan menentukan siapa yang harus dituju apabila mereka
menghadapi suatu masalah dan juga kepada siapa mereka bertanggung jawab. Rantai komando
membicarakan tiga konsep serupa yaitu :Wewenang ,Tanggung jawab ,Kesatuan Komando.
4.RENTANG KENDALI
Konsep rentang kendali merujuk pada beberapa banyak anak buah yang dapat di awasi secara
efektif efisien oleh seorang manajer. Masalah rentang kendali mendapat sejumlah perhatian sejak para
penulis awal bidang manajemen .Meskipun tidak ada kesepakatan mengenai angka ideal tertentu, para
penulis ini menyukai rentang yang kecil biasanya tak lebih dari enam guna mempertahankan kendali
yang ketat.
Untuk memahami rentang kendali yang paling efektif dan efisien semakin ditentukan dengan
melihat pada sejumlah fariabel kontinguensi.Konsep rentang kendali sangat penting ,konsep tersebut
menentukan jumlah tingkatan dan jumlah manajer yang dimiliki sebuah organisasi .Kalau segala
sesuatunya sama ,semakin luas atau semakin lebar rentang kendali ,semakin efisienlah desain
organisasi itu.
Memperbandingkan Rentang Kendali
Anggota pada Setiap
Tingkatan
Paling Tinggi
1
2
3
4
5
6
7
tingkat organisasi
(paling rendah)

Mengandaikan rentang 4 orang mengandaikan rentang 8 orang
1
4
16
64
256
1,024
4,096

Rentang 4 orang:

1
8
64
512
4,096

Rentang 8 orang

karyawan:

= 4,096

Para manager (Tingkat 1-6)=1,365

Karyawan

=4,096

Para manager(Tingkat 1-5) =585

Kecenderungan dalam tahun terakhir ini adalah ke arah rentang kendali yang lebih luas.
Sesuai usaha organisasi itu untuk mengurangi biaya ,memangkas biaya overhead, mempercepat
pengambilan keputusan ,meningkatkan keluwesan ,lebih dekat kepelanggan dan memberi kuasa pada
karyawan .Tetapi untuk menjamin agar kinerja tidak merosot karena rentang yang lebih luas
ini ,organisasi telah melakukan investasi besar-besaran dalam pelatihan karyawan. Para manajer
menyadari bahwa mereka dapat menangani rentang yang lebih luas manakala para karyawan
mengenai pekerjaan mereka luar dalam atau dapAt berpaling kepada rekan kerjanya apabila mereka
mempunyai pertanyaan.
5.SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
Dalam organisasi tertentu ,para manajer puncak mengambil semua keputusan dan para
manajer tingkat yang lebih rendah hanya melaksanakan petunjuk-petunjuk itu. Pada sejumlah
organisasi ,pengambilan keputusan itu didorong kebawah melalui tingkatan manajemen kepada para
manajer yang paling dekat dengan tindakan tersebut.
Sentralisasi melukiskan sejauh mana pengambilan keputusan itu terkonsentrasi ditingkat atas
organisasi. Apabila manajemen puncak mengambil keputusan-keputusan penting organisasi tersebut
dengan sedikit atau tanpa masukan dari para karyawan tingkat yang lebih rendah ,maka organisasi itu
tersentralisasi. Sebaliknya, semakin karyawan tingkat rendah memberi masukan atau betul-betul
diberi kebebasan untuk mengambil keputusan, maka perusahaan itu makin terdesentralisasi.Ingatlah
bahwa konsep sentralisasi –Desentralisasi itu bersifat relatif, bukan absolut. Apa yang dimaksud
dengan ini adalah bahwa sebuah organisasi itu tidak pernah sepenuhnya tersentralisasi atau
terdesentralisasi.

Faktor yang mempengaruhi jumlah Sentralisasi Dan Desentralisasi

Lebih banyak sentralisaSi

Lebih banyak Desentralisasi

◦Lingkunganya stabil

◦Lingkunganya komplek,tidak pasti

◦Para manaJer tingkat rendah tidak semahir atau

◦Para manajer tingkat bawahnya mampu dan

perpengalaman dalam mengambil

berpengalaman dalam mengambil keputusan

keputusan ,seperti manajer tingkat atas
◦Para manajer tingkat rendah tidak ingin ikut serta
dalam keputusan-keputusan

◦Para manajer tingkat rendah menghendaki
suara dalam keputusan
◦Keputusan-keputusanya relatif kurang

◦Keputusan-keputusan yang penting

penting

◦Organisasi itu menghadapi suatu krisis atau

◦Budaya perusahaanya terbuka

resiki gagalnya perusahaan

memungkinkan para manajer mempunyai

◦Perusahaan terlampau besar
◦Pelaksanaan strategi perusahaan yang efektif

pengaruh atas apa yang terjadi
◦Perusahaanya secara geografis terpencar

tergantung pada para manajer yang mempunyai

◦Pelaksanaan strategi perusahaan yang efektif

tak menentukan apa yang terjadi.

tergantung pada ketertiban para manajer dan
fleksibilitasnya untuk mengambil keputusankeputusan.

6.FORMALISASI
Formalisasi menunjuk pada sejauhmana pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi itu
dilaKukan dan sejauhmana tingkah laku karyawan dibimbing oleh peraturan dan prosedur. Apabila
sebuah pekerjaan sangat diformalisasi, maka orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut mempunyai
kebebasan minimum atas apa yang harus dilakukan, kapan hal itu harus iselesaikan, dan bagaimana ia
harus melakukannya. para kariyawan dapat diharapkan senantiasa menangani masukan yang sama
dengan cara yang persis sama, menghasilkan keluaran yang seragam dan konsisten. dalam organisasi
dengan formalisasi tinggi, terdapat uraian jabatan yang tegas, banyak peraturan organisasi dan
prosedur yang telah dirumuskan dengan jelas mencangkup proses kerja. 3

Struktur organisasi dapat di definisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang

3

Robbins stephen, manajemen, (Jakarta:PT Prenhalindo,1999) hlm 282

yang menunjukkan keduduka, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
ohrganisasi.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chaldler telah menjelaskan hubungan strategi
dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan – perusahaan industri di Amerika.
Dia menyimpulkan bahwa struktur mengikuti strategi. Strategi akan menjelaskan bagaimana
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para maenjer dan bawahan. Aliran
kerja sangat dipengarihi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga
berubah.
2. Teknologi yang digunakan.

Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi

barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh,
perusahaanmobil yang menggunakan teknologi industri masal akan memerlukan standardisasi
dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang diutamakan
perubahan mode.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemarmpuan dan cara
berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi.
4. Ukuran organiasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan satuan kerjanya
akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur
organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja
dalam organisasi (pemagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan
kerja (departementalisasi).
2. Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang di rencanakan.
3. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembutan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. 4

3. Proses Pengorganisasian
4

Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 2008) hlm 191

1. Memerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan orgnisasi.
Setiap organisasi yang dibentuk dengan seperangkat tujuan: misalnya rumah-rumah saakit
diadakan untuk merawat orang sakit, peusahan dibentuk untuk menghsailkan barang dan jasa,
pencapai setiap tujuan jelas sekali dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu
untuk mencapai tujuan organisasi, peratama-tama harus ditentukan tugas organisasi
keseluruhan. Sebagai contoh, sebelum organisasi rumah sakit dapat membantu orang yang
sakit, mereka haru membeli peralatan, mempekerjakan dokter dan pengawai profesional dan
non profesiaonal lainya.
2. Pembagian kerja
Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyengngkan dapat
dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang. Organisasi dibentuk karena pekerjaan yang
akan diselesaikan tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja. Dengan demikian, pekerjaan
organisasi harus dibagi secara tepat diantara anggotanya
3. Pemisaaan pekerjaan (Pendepartemenan)
Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara yang logis dan efisien.
Pada suatu perushaan memperbesar ukurannya dan mengangkat pengawai lebih banyak
untuk melakukan beragai aktivitas, maka pekerjaan masing-masing kelompok anggota
perlu dikaitkan/dipadukan. Departemen-departemen yang umum dijumpai dalam
perusahaan menu faktur adalah
 Penjualan
 Produksi
 Akuntansi
 Personalia
 Pemasaran
Dalam depertemen tertentu dapat karyawan-karyawan yang memiliki jumlah keterampilan
dan tingkat keahlian yang berbeda-beda, dimana intreraksi antara mereka diatur dengan
prosedur yang sudah ditetapkan.
4. Koordinasi pekerjaan
Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuaan yang harmonis. Pada waktu individu dalam departemen melaksakan aktivitasaktivitas sendiri, tujuan organisasi secra menyeluruh mngkin akan terabaikan atau mungkinn
timbul konflik diantara anggota. Sebagai contoh, manajer pemasaran dalam suatu perusahaan
menufaktur boleh jadi mendesak adanya penggaran pengiklanan yang lebih besar untuk

memacu/ menarik permintaan sedangkan perusahaan lebih menaruh perhatian pada
penanaman modal dalam peralatan otomatis untuk memperkecil pengeluaran biaya produksi
5. Monitoring dan reorganisasi
Memunitor evektivitas organisai dalam pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas. Karna pengorganisasian meruakan suatu
suatau proses yang berkelanjutan, maka diperluakan adanya penilaian ulang terhadapat
keempat langkah sebelumnya secara berkala.
Banyak organisasi yang berkembang tanpa terancana, mengadakan penambahan dan
perubahan struktur dari waktu ke waktu sebagai kebeijkan tektis untuk mencapai tujuan
spesifik menentukan struktur organisasi yang aktual diantara faktor-faktor itu adalah:
 Teknologi yang digunakan
 Lingkungan operasi dan
 Pandangan hidup yang dianut anggotanya
Tidak ada cara terbaik untuk merancang struktur yang dapat diterapakan bagi semua organisasi.
Struktur yang di inginkan berbeda-beda, bergantung pada masing-masing organisasi. 5

4. Desain Organisasi
Ada empat faktor pokok struktur organisasi yang mempengaruhi rancang banggun struktur
organisasi yaitu:
1. Strategi atau rencana untuk mencpai tujuan perusahaan
2. Teknologi yang digunakan untuk meleksanakan strategi
3. Orang dipekerjakan pada semua tingkat dan fungsinya
4. Ukuran organisasi secara keseluruhan
Strategi akan menentukan bagaimana jalanya wewenang dan komunikasi diatur diantara para manajer
dan sub unit. Starategi mempengaruhi informasi yang mengalir disepanjang perajalan jalur tersebut,
serta mekenisme perencanaan dan pengambilan keputusan.
Bentuk teknologi yang digunakan dalam organisasi juga akan mempengaruhi cara penagturan
organisasi. Sebagai contoh: teknologi produksi massal dan isdustri mobil melibatkan kadar
standarisasi dan spesialisasi aktivitas yang tinggi. Teknologi juga mempengaruhi mekanisme
koordinasi, tingkat pengambilan keputusan dan ukuran unit—unit organisasi.
Baik ukuran organisasi secara menyeluruh maupun ukuran sub-sub unitnya mempengaruhi
strukturnya. Organisasi yang lebih besar cendrung memiliki spesialisasi lebi besar dan lebih
formal(standarisasi lebih besar).
5

Sri wiludjeng, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta:Graha ilmu, 2007)

Ditinjau dari unsur-unsur struktur organisasi, kita bisa menganalisis struktur organisasi dalam
kaitanya dengan unsur-unsur struktur organisasi. Ada lima unsur struktur organisasi:
1. Spesialisasi aktivitas
2. Standarisasi aktivitas
3. Koordinasi aktivitas
4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
5. Ukuran unit kerja
Spesialisasi aktivitas, mengacu (menyangkut) pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok
kerja di seluruh orgnisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas tersbut ke dalam unit kerja
(departementasi).
Bagan organisasi sebagai perwujudan struktur organisasi, melukiskan tata pembagian dan

tata

hubungan kerja formal antara unit-unit kerja dan antara pejabat-pejabat yang akan diserahi tanggung
jawab atas penyelesaian tugas-tugas unit.
Dengan adanya bagan organisasi, orang dapat melihat lima aspek penting struktur organiasi sebagai
berikut:
1. Bagaimana tata-pembagian kerja formal antar unit-unit organisasi
2. Bagaimana tata-hubungan kerja antara para manajer dengan pejabat-pejabat dibawahnya
3. Apa macam-macam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab setiap unit kerja
4. Bagaimana departemensasi dilaksanakan pada organisasi tersebut
5. Bagaiman jenjang jabatan secara keseluruhan dari jabatan tertiggi sampai yang terendah.

5. Penerapan-Penerapan Desain Organisasi
Desain-desain organisasi manakah yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan seperti
ford,toshiba,mari kita tijau berbagai desain organisasi yang mungkin sudah anda lihat dalam
organisasi-organisasi sekarang.

6

Agus Subardi, Manajemen Pengantar, (Yogyakarta:STIM YKPN, 2008)

6

Struktur sederhana ,kebanyakan organisasi berawal sebagai usaha wiraswasta dengan struktur
sederhana yang terdiri atas pemilik atau pemilik-pemilik dan para karyawan .struktur sederhana itu
lebih dirumeskan secara negatif dari pada positif .stuktus sederhana ini bukanlah strutur yang
rumit.apabila anda pekerja atau pernah atau pernah berurusan dengan sebuah organisasi yang
tampaknya hampir tidak mempunyai struktur,boleh jadi organisasi itu berstruktur sederhana.
Struktur fungsional,mengembagkan konsep departementalisasi fungsionaL,yang telah
dibicarakan dimuka,keseluruhan organisasi tersebut.Dibawah struktur fungsional ,manajemen
merancang sebuah organisasi berdasarkan pengelompokan khusus pekerjaan yang berkaitan atau yang
serupa .Kekuatan struktur fungsional terletak dalam keuntungan-keuntungan penghematan biaya yang
terjadi karena spesialisasi.Mempersatukan keahlian yang serupa menimbulkan penghematan karena
volume,meminimalkan duplikasi orang maupun peralalatan .Kelemahan strutur fungsional ini ialah
bahwa organisasi tersebut dapat kehilangan pandangan terhadap kepentingan keseluruhanya
organisasi yang terbaik dalam usaha yang mengejar sasaran fungsional.
Struktur divisi adalah struktur organisasi yang terdiri atas unit-unit atau divisi-divisi
terpisah.Beberapa divisinya mencangkup Raddisson Hotel dan TGI Friday adalah contoh-contoh
organisasi dengan struktur divisi .setiap unit atau divisi dalam struktur divisi mempunyai otonomi
atau relatif terbatas ,dengan seorang manajer divisi yang bertanggung atas kinerja yang menjalankan
kewenangan strategis maupun pembuat keputusan atau unitnya.Kekuatan struktur ini iaLah bahwa
struktur tesebut memusatkan perhatian pada hasil.Para pejabat divisi bertanggung jawab pada apa
yang terjadi dengan produk atau jasa mereka.7

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
7

Robbins stephen, Manajemen, (Jakarta:PT Prenhalindo, 1999) hlm 302

Jadi Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara koperatif dan
dikordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut
sinergi. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (devision of labor) yang
memungkinkan sinergi terjadi. Sebagai contoh : pembagian kerja dalam team sepak bola : dimana ada
manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya.
Ciri-ciri organisasi ada tiga yaitu :
1. Sekelompok orang
2. kerjasama atau pembagian pekerjaan
3. tujuan bersama

DAFTAR PUSTAKA
1. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen. 2012. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press
2. Stephen, Robbins. Manajemen. 1999. Jakarta : PT Prenhallindo

3. Wullijeng, Sri. Pengantar Manajemen. 2007. Yogyakarta : Graha Ilmu
4. Subardi, Agus. Manajemen Pengantar. 2008. Yogyakarta : STM YKPN
5. Handoko, Hani. Manajemen. 2008. Yogyakarta : BPFE