MODUL BAHAN AJAR SOSIOLOGI POLITIK STRUK

MODUL BAHAN AJAR SOSIOLOGI POLITIK
(STRUKTUR POLITIK, SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI, DAN HAM)
(Pertemuan XI)
(Ditulis Oleh : Isroni Muhammad Miraj (Mirza), S.H.,M.H.)

Secara garis besar, politik sebagai suatu sistem tentu memiliki sejumlah aspek penting di
dalamnya agar dapar bekerja secara baik dan efisien. Setiap masyarakat yang tergabung dalam
suatu komunitas negara, tentu memerlukan politik sebagai cara atau alat dalam mencapai tujuan
yang diinginkannya. Tentu dalam konteks penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,
pihak yang paling menonjol dalam melaksanakan politik suatu negara tidak lain ialah pihak
pemerintah sebagai pihak yang berkuasa dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan dan
keamanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam negara itu.
Dalam kaitannya dengan pejelasan tersebut, efektivitas penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam suatu masyarakat harus dilihat juga berdasarkan konteks politik
yang melekat dalam masyarakat itu sebagai suatu kesatuan sistem yang utuh. Dilihat sebagai
suatu kesatuan sistem, maka politik merupakan suatu konsep, entitas, atau struktur yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur penting yang saling bekerja satu sama lain berdasarkan fungsinya
masing-masing demi mencapai kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik. Tanpa adanya
keselarasan dalam politik sebagai suatu sistem, maka dapat dipastikan hasil yang diharapkan
tidak akan memberikan kepuasan dan kebaikan yang maksimal bagi para pihak, terutama
masyarakat umum.

Melihat fakta sebagaimana dijelaskan diatas, maka dlam kaitannya dengan masalah
politik, baik sebagai konsep maupun sebagai suatu sistem yang dinilai sebagai suatu struktur,
maka terdapat dua aspek penting lainyang melekat di dalamnya, yaitu demokrasi dan HAM.
Kedua aspek ini tentunya memegang peranan cukup penting dalam melihat konstelasi dan tujuan
pelaksanaan politik yang terdapat dalam masyarakat suatu negara. Kedua aspek ini pun antara
yang satu dengan lainnya saling terkait satu sama lin sehingga sulit untk dipisahkan. Hal penting
yang perlu dipahami di sini ialah bahwa mengingat konsep politik yang dianut negaranegara di

dunia memiliki perbedaan tergantung dari sudut pandang serta ideology yang mereka anut
masing-masing, maka konsekuensi lanjutannya ialah bahwa pemahaman dan implementasi
konsep demokrasi dan HAM dengan sendirinya juga tentu akan terdapat perbedaan antara negara
yang stau dengan lainnya. Perbedaan semacam ini memang merupakan hal lumrah dalam konsep
politik internasional. Dalam pembahasan sebelumnya, sebagaimana diketahui bahwa politik
memiliki kaitan yang sangat erat dengan masalah kekuasaan (power) dan wewenang (authority).
Jika dikaitkan dengan konsep demokrasi dan HAM, maka tentu kedua aspek ini pun akan
berbeda pemahaman dan pelaksanaannya di tiap negara bergantung pada sistem kekuasaan yang
berlaku pada negara bersangkutan. Inilah yang perlu menjadi salah satu fokus pembahasan dalam
masalah yang kita bahas ke depannya.

II.


Struktur Politik
Struktur politik secara garis besar ialah tata susunan kelembagaan (lembaga dan

organisasi) dalam kehidupan politik suatu negara.1 Secara teoritis, berbicara struktur politik,
maka kita membicarakan dua spek di dalamnya yang saling berkaitan, yaitu supra struktur politik
dan infra struktur politik.
II.1

Supra Struktur Politik
Supra struktur politik secara garis besar ialah struktur atau kerangka dalam

organisasi kenegaraan yang kekuasaannya dikendalikan oleh sekelompok orang yang
disebut pemerintah. Tujuan dari pengendalian kekuasaan ini ialah untuk mengatur
tingkatan sistem yang berada di bawahnya yang disebut dengan rakyat/warga negara.
Rakyat atau warga negara ini merupakan bagian dari infra struktur politik. Lembaga atau
pihak yang tergabung dalam suprastruktur politik harus mengkomunikasikan kebijakan
yang dibuatnya secara terbuka dengan lapisan atau sistem infra struktur politik yang ada
di bawahnya melalui saluarn yang telah disepakati.
II.2


Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik ialah strata atau lapisan politik yang berada di bawah supra

struktur politik. Elemen infra struktur politik mencakup organisasi sebagai penyaluran
aspirasi rakyat :2
a. Partai Politik
b. Kelompok kepentingan
c. Kelompok penekan
d. Public opinion beserta media massa

1

Tim Dosen Universitas Widyatama, Sosiologi dan Politik, Teaching learning Office Universitas Widyatama,

Bandung, 2010, hlm., 133
2

Ibid.


III.

Definisi dan Ruang Lingkup Demokrasi
Demokrasi :
a.

Demos : Rakyat (People)

b.

Cratos : Pemerintahan/Kekuasaan

Secara Istilah Demokrasi ialah pemerintahan atau kekuasaan yang didasarkan dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat. Hal senada juga dipertegas oleh Pernyataan Abraham Lincoln
Ketika Menjabat Presiden USA.
Bentuk demokrasi secara garis besar terbagi emnjadi dua jenis :
1) Demokrasi Langsung :
Demokrasi ini merujuk pada suatu sistem/mekanisme di manasetiap warga
diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan dan musyawarah. Konsekuensi lanjutan
dari hal itu ialah terdapat diskusi langsung antara pejabat pemerintah dan rakyat

dalam pengambilan keputusan
2) Demokrasi Tak Langsung
Demokrasi ini merujuk pada pengambilan kebijakan dan musyawarah yang dilakuakn
melalui parlemen atau badan perwakilan rakyat. Adanya pemilu melalui sistem partai
politik

IV.

Sistem Politik Demokrasi
Sistem Politik Demokrasi merujuk pada tatanan/struktur baik dalam konteks pemerintah

maupun masyarakat untuk menjalankan proses politik dalam suatu negara dengan saling
menjunjung tinggi HAM, Hukum, Serta Keadilan sehingga terbentuklah suasana dan budaya
demokrasi dalam pelaksanaan kehidupan politik berbangsa dan bernegara
Contoh :
a. Pembagian Kekuasaan
b. Pemilu Jujur, Bersih, dan Adil

c. Transparansi dan Efektifitas Pemerintahan


V.

Definsi dan Ruang Lingkup
Secara garis besar hak asasi manusia (HAM) meurpakan hak dasar (basic rights) yang

melekat pada diri setiap manusia sebagai anugerah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
HAM merupakan hak dasar yang bersifat esensial bagi manusia dalam mempertahankan
eksistensinya sebagai mahluk hidup di muka bumi.
Sejarah HAM, jika dilihat setelah peristiwa perang dunia II, maka tonggak sejarah
tersebut dimulai dari dikeluarkannya Universal Declaration on Human Rights 1948
Article 1 of Universal Declaration of Human Rights States :
“All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with
reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood.”
Article 2 of Universal Declaration of Human Rights States :
“Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this Declaration, without
distinction of any kind, such as race, colour, sex, language, religion, political or other opinion,
national or social origin, property, birth or other status. Furthermore, no distinction shall be
made on the basis of the political, jurisdictional or international status of the country or territory
to which a person belongs, whether it be independent, trust, non-self-governing or under any
other limitation of sovereignty”

HAM memiliki bidang yang sangat luas. Berikut ialah beberapa bidang atau runag
lingkyp HAM secara umum :
a. Hak Asas Pribadi
b. Hak Politik
c. Hak Asasi Ekonomi
d. Hak Asasi Sosial dan Kebudayaan
e. Hak Perlakuan Sama di Depan Hukum

f. Procedural Rights
g. Hak Menentukan Nasib Sendiri (Rights of Self Determination)

Selain dari apa yang dijelaskan di atas, kita juga perlu memahami apa saja yang menjadi
ruang lingkup dari pelanggaran HAM itu sendiri. Berikut secara umum ruang lingkup dari
pelanggaran HAM :
1) Kejahatan Yang Mengancam Nyawa Manusia :
a. Genosida
b. Kejahatan Kemanusiaan (Crimes Against Humanity)
c. Kejahatan Perang
d. Agresi
2) Kejahatan :

a. Perbudakan
b. Penyiksaan
c. Sex Abuse on on Child
d. Sex Slavery
3) Kejahatan Terhadap Status Sosial :
a. Penistaan Agama
b. Racial Segregation
Dalam kaitannya dengan HAM, tentu terdapat pengaturannya tersendiri di Indonesia.
Pengaturan tersebut ialah sebagai berikut :
1) Landasan Tertulis :
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Tap MPR
d. UU No. 39 Tahun 1999
2) Landasan Tak Tertulis :
a. Normat Tak Tertulis
b. Kebiasaan dan Adat Istiadat

VI.


Hubungan Demokrasi dan HAM
Secara garis besar, HAM dan demokrasi memiiliki hubungan sangat erat yang tak bisa

dipisahkan satu sama lainnya. Hal terpenting yang harus menjadi perhatian di sini ialah bahwa
antara kedua aspek ini terdapat sinergitas sehingga keduanya berjalang berdampingan serta
saling megisi satu sama lain dalam upaya membentuk tatanan masyarakat yang lebih baik
berdasarkan kesejahteraan dan keadilan sosial. HAM tidak mungkin dapat terlaksana secara
optimis dalam suatu negara tanpa adanya sistem demokrasi yang baik dan efektif. Begitu juga
sebaliknya.
Hubungan HAM dengan demokrasi dapat digambarkan layaknya suatu siklus seperti
berikut :

HAM Sebagai Asas
Universal Yang
Memiliki Batasan
Tertentu

Perlindungan dan
Penegakkan HAM


Demokrasi

Right of Self
Determination

Demokratisasi

Dalam kaitannya dengan penjelasan di atas, maka upaya menuju negara demokratis tidak
mungkin terwujud tanpa adanya perlindungan dan penegakkan terhadap HAM itu sendiri sebagai
hak yang secara kodrat dan alamih bersifat esensial bagi manusia dalam melangsungkan
hidupnya. Lebih lanjut seecara garis besar hubungan antara HAM dan demokrasi secara lebih
lanjut ialah :
a. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat hak dan kewajiban sama sebagai
mahluk sosial
b. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat kesempatan yang sama bagi
warga negara
c. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat pencerahan yang sama bagi warga
negara
d. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat agenda pemerintahan yang sama
bagi warga negara

e. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat upaya di mana setiap warga
negara harus ditingkatkan kualitasnya sebagai sumber daya dalam membantu
pelaksanaan pembangunan nasional
Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa, khususnya dalam konteks Indonesia,
penegakkan HAM harus dilakukan sedemikian rupa sesuai konteks Pancasila dan UUD 1945
sehingga penegakkan HAM bagi suatu individu atau golongan tidak menganggu jalannya
pelaksanaan HAM yang sudah dimiliki sebelumnya oleh masyarakat umum lainnya, khususnya
golongan mayoritas. Hal ini demi tercipta keadilan dan kesejahteraan sosial yang merata bagi
seluruh rakyat.

VII.

HAM Dalam Pancasila
Pancasila sebagai dasar, ideologi, dan lambing NKRI, maka sudah jelas di dalam setiap

silanya terdapat makna dan kandungan nilai yang essesnial dalam pelaksanaan pembangnan
nasional NKRI secara keseluruhan, baik secara aspek pembangunan bangsa dan negara Indonesia
secara structural maupun dalam konteks peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia

secara keseluruhan beserta pola interaksi sosial yang terbangun antar sesame dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam kaitannya dengan HAM, maka setiap sila pancasila, masing-masing memiliki nilai
sebagai berikut :
1).

2).

Sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa :
a.

Jaminan Hak Beribadah bagi setiap pemeluk agama

b.

Hak dan status agama sama di hadapan negara

Sila 2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab :
a.

Perlakuan pantas, manusiawi, sopan, bijaksana, dan beradab bagi setiap
orang

b.
3).

4).

Kemerdekaan dan Self Determination

Sila 3 Pesatuan Indonesia
a.

Perlindungan HAM Melalui Nasionalisme

b.

Kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan atau pribadi

Sila 4 Kerakyatan Yang Dipimpun oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan

5).

a.

Hak berpendapat dan berserikat

b.

Demokrasi dan Pancasila memberikan nilai tinggi terhadap HAM

Sila 5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a.

Hak kesejahteraan

b.

Hak Keadilan

Apa yang diutarakan di atas, tentu hanyalah sebagian kecil dari kandungan nilai-nilai
HAM yang terdapat dalam pancasila. Jika dijabarkan secara lebih mendalam maka sudah tentu

masih banyak nilai-nilai HAM lainnya yang masih dapat kita temukan. Namun secara umum,
setidaknya nilai-nilai yang disebutkan di atas merupakan gambaran umum dari implemntasi
HAM berdasarkan Pancasila.

VIII. Legitimasi
Legitimasi pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of an entity are
desirable, proper, or appropriate within some socially constructed system of norms, values,
beliefs, and definitions”3
Dari pernyataan di atas berarti secara garis besar, legitimasi jika dikaitkan dengan
kekuasaan berarti sejauhmana kekuasaan yang dikendalikan oleh pemerintah dapat diterima
eksistensi dan keabsahannya oleh masyarakat sesuai nilai, pandangan hidup, serta budaya yang
berlaku di dalam suatu negara.
Secara garis besar, ada beberapa jenis kriteria legitimasi :4
1).

Legitimasi Etis :
Legitmasi ini merujuk pada keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi
norma-norma moral. Setiap tindakan negara misalnya eksekutif atau legislative
harus dipertanggungjawabkan dari segi norma-norma moral.

2).

Legitimasi Sosiologis :
Legitimasi ini merujuk pada mekanisme motivatif mana yang nyata-nyata
membuat masyarakat mau menerima wewenang penguasa. Dengan kata lain hal
tersebut juga merujuk pada keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi
dukungan yang diberikan oleh masyarakat dalam suatu negara.

3

Mark C. Suchman, Managing Legitimacy : Strategic and Institutional Approaches, The Academy of Management
Review, Voulme 20, No. 3, July 1995, hlm., 574
4
Franz Magnis Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT GRAMEDIA, Jakarta,
1987, hlm., 58-60

3).

Legalitas :
Dalam kaitannya dengan legitimasi, legalitas merujuk pada tuntutan agar
wewenang dijalankan sesuai hukum yang berlaku. Sah tidaknya suatu perbuatan
harus dilihat berdasarkan kacamata hukum yang berlaku dalam suatu negara.

IX.

Kesimpulan
Dari keseluruhan penjelasan apa bagian-bagian sebelumnya di atas, maka terlihat bahwa

pembahasan mengenai struktur politik, sistem pemerintahan demokrasi, dan HAM memiliki arti
penting dalam masalah pembangunan nasional dalam mewujudkan cita-cita nasional, khususnya
dalam konteks NKRI. Terdapat beberapa kesimpulan penting dari pembahasan dalam tulisan ini,
yaitu :
1).

Dalam politik terdapat istilah struktur politik. Secara teoritis, struktur politik
terbagi dalam 2 jenis yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu supra struktur
politik dan infra struktur politik. Supra struktur politik identik atau tidak lain ialah
pemerintah. Sedangkan infra struktur politik merupakan lapisan yang berada di
bawah supra struktur politik. Infra struktur politik ialah rakyat, organisasi
masyarakat, partai politik, dan public opinion beserta media massa. Infra struktur
politik

berfungsi

sebagai

saluran

bagi

supra

struktur

politik

dalam

mengkomunikasikan kebijakan yang dibuatnya dengan rakyat
2).

Secara Istilah Demokrasi ialah pemerintahan atau kekuasaan yang didasarkan dari
rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Demokrasi memiliki dua bentuk, yaitu
demokras langsung dan tak langsung :
a.

Demokrasi langsung ini merujuk pada suatu sistem/mekanisme di mana
setiap

warga

diikutsertakan

dalam

pengambilan

kebijakan

dan

musyawarah. Konsekuensi lanjutan dari hal itu ialah terdapat diskusi
langsung antara pejabat pemerintah dan rakyat dalam pengambilan
keputusan
b.

Demokrasi Tak Langsung merujuk pada pengambilan kebijakan dan
musyawarah yang dilakuakn melalui parlemen atau badan perwakilan
rakyat. Adanya pemilu melalui sistem partai politik.

3).

Sistem Politik Demokrasi merujuk pada tatanan/struktur baik dalam konteks
pemerintah maupun masyarakat untuk menjalankan proses politik dalam suatu
negara dengan saling menjunjung tinggi HAM, Hukum, Serta Keadilan sehingga

terbentuklah suasana dan budaya demokrasi dalam pelaksanaan kehidupan politik
berbangsa dan bernegara
Contoh :
a. Pembagian Kekuasaan
b. Pemilu Jujur, Bersih, dan Adil
c. Transparansi dan Efektifitas Pemerintahan
4).

Secara garis besar hak asasi manusia (HAM) merupakan hak dasar (basic rights)
yang melekat pada diri setiap manusia sebagai anugerah dan rahmat dari Tuhan
Yang Maha Esa. HAM merupakan hak dasar yang bersifat esensial bagi manusia
dalam mempertahankan eksistensinya sebagai mahluk hidup di muka bumi. HAM
memiliki keterkaitan erat dengan demokrasi karena keduanya harus berjalan
berdampingan dan saling mengisi satu sama lain demi mewujudkan tatanan
kehidupan sosial yang demokratis dan berdasarkan kesejahteraan sosial.

5).

Sebagai landasan negara, pancasila tentu memiliki nilai HAM yang tinggi.
Kesatuan nilai HAM dalam Pancasila sebagaimana dimaksud menjadi factor
esensial dalam pelaksanaan pembangunan nasional NKRI sesuai tujuan dan citacita nasional sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945

6).

Legitimasi seacra garis besar merupakan keabsahan yang diberikan terhadap
kebijakan atau tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas dalam komunitas
masyarakat. Dalam konsep politik dan negara, terdapat 3 kriteria legitimasi :
a.

Legitimasi Etis

b.

Legitimasi Sosiologis

c.

Legalitas

Demikian kesimpulan yang dapat disampaikan. Semoga bermanfaat sebagai bahan
bacaan bagi saudara ke depannya. Selamat Membaca !

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Universitas Widyatama, Sosiologi dan Politik, Teaching learning Office Universitas
Widyatama, Bandung, 2010
Mark C. Suchman, Managing Legitimacy : Strategic and Institutional Approaches, The
Academy of Management Review, Voulme 20, No. 3, July 1995
Franz Magnis Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT
GRAMEDIA, Jakarta, 1987