Pengaruh Input Produksi Terhadap Produkt

1

Pengaruh Input Produksi Terhadap Produktivitas dan Kualitas Biji Kakao
di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah
Effendy1*, Made Antara1 dan Muslimin2
1 Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
2 Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
*E-mail: effendy_surentu@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis pengaruh input produksi
terhadap produktivitas usahatani kakao di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah dan
(2) menganalisis pengaruh input produksi terhadap kualitas biji kakao di
Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua
digunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang ditransformasikan ke dalam
bentuk linear logaritma natural.

Hasil

penelitian menunjukkan: (1) input


produksi pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produktivitas
usahatani kakao. (2) pupuk dan tenaga kerja dapat menurunkan jumlah biji kakao
dalam seratus gram biji kakao, atau pupuk dan tenaga kerja dapat
meningkatkankan kualitas biji kakao di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Petani
harus memperhatikan penggunaan input produksi serperti pupuk, pestisida, dan
tenaga kerja karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas usahatani
kakao.
Kata Kunci: Input, Produktivitas, Kualitas, Usahatani Kakao
1. Latar Belakang
Kondisi pertanaman kakao di Indonesia secara umum dan Sulawesi Tengah
pada khususnya

menghadapi masalah penurunan produktivitas dan kualitas.

Produktivitas kakao di Sulawesi Tengah hanya mencapai maksimal 670 kg/ha
sangat jauh dari potensi genetiknya yaitu sekitar 1,8 – 2,75 ton/ha/tahun
(Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).

Penurunan


produktivitas dan kualitas tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan petani,

2

yang pada akhirnya petani kakao tidak bergairah lagi merawat kakaonya dan
berusaha untuk mengganti dengan komoditi lain. Kondisi ini akan mengancam
keberlanjutan usahatani kakao di Sulawesi Tengah dan Indonesia pada umumnya.
Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao
dan kualitas biji kakao yang diproduksi oleh petani harus terus dilakukan.
Terdapat dua unsur utama yang menentukan produktivitas tanaman kakao,
yaitu: (1) pemberian unsur hara dan (2) pemeliharaan/pengelolaan (Effendy,
2015). Unsur yang diberikan sangat menentukan peningkatan produksi tanaman
kakao. Jenis input produksi, seperti jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh
seorang produsen/petani dalam menghasilkan suatu produk. Produktivitas kakao
dipengaruhi oleh lahan pertanian, tenaga kerja, modal, dan manajemen, namun
dalam praktek, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kakao dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu faktor biologi, seperti lahan pertanian dan pupuk (N,
P, dan K) dan faktor sosial ekonomi seperti tenaga kerja (Soekartawi, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis pengaruh input produksi terhadap
produktivitas usahatani kakao di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, dan (2)

menganalisis pengaruh input produksi terhadap kualitas biji kakao di Kabupaten
Sigi Sulawesi Tengah.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Sulawesi
Tengah. Desa Sejahtera dan Desa Tongoa dipilih menjadi lokasi penelitian. Hal
ini dilakukan karena kedua desa tersebut merupakan

daerah sentra produksi

kakao di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
Jumlah populasi dalam penelitian ini 349 Kepala Keluarga (KK). Populasi
yang ada di Desa Sejahtera dan Desa Tongoa secara berturut-turut adalah 172 KK
dan 187 KK. Penentuan jumlah sampel dihitung dengan rumus dalam Parel et al.
(1973) :

n

N
d2

N 2
z
2

N h s h2

(1)
2
h h

N s

3

keterangan:
n =
N =
Nh =
d =
z =

sh =
nh
=

Jumlah Sampel
Jumlah populasi
Jumlah populasi dalam tiap desa
Presisi yang ditetapkan sebesar = 10%
1,645 (90%)
varian dari masing-masing desa
Jumlah sampel dalam desa

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 144 KK.
Sebagai penelitian yang menggunakan metode survei maka penentuan
sampel dalam penelitian ini ditentukan secara probability sampling dengan teknik
Simple Ranridom Sampling, yaitu suatu teknik penentuan sampel yang dilakukan
secara acak terhadap anggota populasi. Penentuan sampel dari tiap-tiap desa
ditentukan secara proposional dengan rumus:
nh


Nh
n
N

(2)

dimana:
nh
Nh

= Jumlah sampel tiap desa
n = Jumlah Sampel = 144 KK
N = Jumlah populasi = 359 KK
= Jumlah populasi tiap desa

Sampel yang digunakan di Desa Sejahtera 69 KK dan Desa Tongoa 75 KK.
Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua digunakan fungsi produksi CobbDouglas yang ditransformasikan ke dalam bentuk linear logaritma natural sebagai
berikut :
ln P


0

1

ln PU

2

ln PEST

3

ln TK

i

(3)

ln K


0

1

ln PU

2

ln PEST

3

ln TK

i

(4)

keterangan:
P

K
PU
PEST
TK
εi

=
=
=
=
=
=

produktivitas kakao (kg),
kualitas biji kakao (biji)
pupuk (kg),
pestisida (liter),
tenaga kerja (HOK),
peubah pengganggu


4

3. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Input Terhadap Produktivitas Usahatani Kakao
Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh input
produksi terhadap produktivitas usahatani kakao di Kabupaten Sigi Sulawesi
Tengah.

Input produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk,

pestisida, dan tenaga kerja. Hasil analisis regresi berganda terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1.

Koefisien Regresi Berganda dari Input Produksi yang Mempengaruhi
Produktivitas Kakao
Koefisien
Regreasi

Variabel
Intercept

PU
PEST
TK

Standard
Error

0,800
0,596
0,337
0,364

Koefisien determinan (R2) yang disesuaikan

0,096
0,108
0,144

t- hitung

Pr >
|t|

VIF

6,231
3,118
2,525

0,000
0,002
0,013

1,966
2,064
2,094

0,693

Koefisien determinan (R2) yang disesuaikan sebesar 0,693 menunjukkan
bahwa variasi produktivitas kakao dapat diterangkan oleh variabel bebas pupuk,
pestisida, dan tenaga kerja secara simultan sebesar 69,30%, sedangkan sisanya
30,70% diterangkan oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model.
Pengaruh dari masing-masing faktor terhadap produktivitas kakao adalah sebagai
berikut.
Penggunaan pupuk berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas
kakao, dimana t
arah.

hitung

= 6,231 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 (α 5%) uji dua

Elastisitas 0,596 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pupuk sebesar

1% dapat meningkatkan produktivitas kakao sebesar 0,596%, dengan asumsi
faktor lain dianggap konstan. Hal tersebut menunjukkan penggunaan pupuk pada
tanaman kakao menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan petani
dalam meningkatkan produktivitas kakao. Hasil penelitian Dewi (2010), Darwis
dan Nurmanaf (2004), dan Baon dkk., (2003) menunjukkan bahwa pupuk
berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi pertanian.
Penggunaan pestisida berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas
kakao, dimana t

hitung

= 3,118 dengan probabilitas 0,002 < 0,05 (α 5%) uji dua

5

arah.

Elastisitas 0,337 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan penggunaan

pestisida sebesar 1% untuk tanaman terserang hama penyakit dapat meningkatkan
produktivitas kakao sebesar 0,337%, dengan asumsi faktor lain dianggap konstan.
Hal tersebut menunjukkan penggunaan pestisida pada tanaman kakao yang
terserang hama penyakit menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
oleh petani dalam mempertahankan produksi kakao. Penelitian ini didukung oleh
penelitian Sahara dan Idris (2005) yang menunjukkan bahwa pestisida
berpengaruh positif terhadap produksi padi.
Penggunaan tenaga kerja berpengaruh positif dan nyata
produktivitas kakao, dimana t
5%) uji dua arah.

hitung

terhadap

= 2,525 dengan probabilitas 0,013 < 0,05 (α

Elastisitas 0,364 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan

penggunaan tenaga kerja sebesar 1% dapat meningkatkan produktivitas kakao
sebesar 0,364%, dengan asumsi faktor lain dianggap konstan.

Hal tersebut

menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada tanaman kakao menjadi salah satu
faktor yang harus dipertimbangkan oleh petani dalam meningkatkan produktivitas
kakao. Penambahan tenaga kerja akan menyebabkan kegiatan usahatani kakao
akan terlaksana tepat sasaran dan tepat waktu misalnya melakukan pemangkasan
tepat waktu, penyiangan tepat waktu, pemupukan tepat waktu, pengendalian hama
dan penyakit tepat waktu dan lain-lain, yang akan cenderung meningkatkan
produksi kakao. Penelitian ini didukung oleh LI, et al. (2008), Khazanani dan
Nugroho (2011), Tety (2004), dan Effendy (2010) yang menyatakan bahwa tenaga
kerja pertanian berpengaruh terhadap produksi pertanian.
Pengaruh Input Terhadap Kualitas Biji Kakao
Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh input
produksi terhadap kualitas biji kakao (jumlah biji kakao dalam 100 gram) di
Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Input produksi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Hasil analisis regresi
berganda terlihat pada Tabel 2.

6

Tabel 2.

Koefisien Regresi Berganda dari Input Produksi yang Mempengaruhi
Kualitas Biji Kakao
Koefisien
Regreasi

Variabel
Intercept
PU
PEST
TK

Standard
Error

5,192
-0,023
-0,007
-0,056

Koefisien determinan (R2) yang disesuaikan

0,006
0,006
0,008

t- hitung

Pr >
|t|

VIF

-4,121
-1,101
-6,577

0,000
0,274
0,000

1,966
2,064
2,094

0,699

Koefisien determinan (R2) yang disesuaikan sebesar 0,699 menunjukan
bahwa variasi kualitas biji kakao dapat diterangkan oleh variabel bebas pupuk,
pestisida, dan tenaga kerja secara simultan sebesar 69,90%, sedangkan sisanya
30,10% diterangkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Pengaruh dari masing-masing faktor terhadap kualitas biji kakao adalah sebagai
berikut.
Penggunaan pupuk berpengaruh negatif dan nyata terhadap kualitas biji
kakao, dimana t

hitung

= -4,121 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 (α 5%) uji dua

arah. Elastisitas -0,023 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pupuk sebesar
1% dapat menurunkan kualitas biji kakao sebesar 0,023%, dengan asumsi faktor
lain dianggap konstan.

Hal tersebut menunjukkan penggunaan pupuk pada

tanaman kakao menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan petani
dalam meningkatkan kualitas biji kakao.
Penggunaan pestisida berpengaruh tidak nyata terhadap kualitas biji kakao,
dimana t hitung = -1,101 dengan probabilitas 0,274 > 0,05 (α 5%) uji dua arah. Hal
ini disebabkan pestisida lebih berpengaruh terhadap jumlah produksi. Pestisida
tidak memengaruhi besar biji kakao. .
Penggunaan tenaga kerja berpengaruh negatif dan nyata terhadap kualitas
biji kakao, dimana t hitung = -6,577 dengan probabilitas 0,000 < 0,05 (α 5%) uji dua
arah.

Elastisitas -0,056 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan tenaga kerja

sebesar 1% dapat menurunkan kualitas biji kakao sebesar 0,056%, dengan asumsi
faktor lain dianggap konstan.

Hal tersebut menunjukkan penggunaan tenaga

7

kerja pada tanaman kakao menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan
oleh petani dalam meningkatkan kualitas biji kakao.

4. Kesimpulan
Input produksi serperti pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh
terhadap produktivitas usahatani kakao.

Pupuk dan tenaga kerja dapat

menurunkan jumlah biji kakao dalam seratus gram biji kakao, atau pupuk dan
tenaga kerja dapat meningkatkankan kualitas biji kakao di Kabupaten Sigi
Sulawesi Tengah.

5. Rekomendasi
Petani harus memperhatikan penggunaan Input produksi serperti pupuk,
pestisida, dan tenaga kerja karena dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas
usahatani kakao.
Daftar Pustaka
Baon, J.B., Inayah, F., Suhartono, B & Winarso, S. 2003. Efisiensi Pemupukan
Nitrogen, Sifat Kimiawi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Kakao Akibat
Dosis dan Ukuran Zeolit. Pelita Perkebunan 19 (3): 126-139.
Darwis, V dan A.R. Nurmanaf, 2004. Kebijakan Distribusi, Tingkat Harga dan
Penggunaan Pupuk di Tingkat Petani. Agro Ekonomi 22, 63 -73.
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, (2009). Buku Panduan
Teknis Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.). Gerakan
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional. Jakarta, 92p.
Dewi, N., 2010. Dampak Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat Melalui
P2wk Terhadap Distribusi Pendapatan di Kabupaten Donggala Sulawesi
Tengah. Jurnal Agroland 17 (3), 219 – 225.
Effendy, 2010. Efisiensi Faktor Produksi dan Tingkat Pendapatan Padi sawah di
Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso. Jurnal Agroland 17
(3): 233-240.
Effendy, 2015. Application of Side-Grafting Technology to Increase Cocoa
Productivity: Case study in Sigi Regency Indonesia. Journal of Applied
Sciences, 15 (4) : 715 – 718.

8

Khazanani, A., dan Nugroho, 2011. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor
Produksi Usahatani Cabai Kabupaten Temanggung. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol.5 No.1, 17 – 22.
Li, X., Y., Luo, Q., Gao, S., Dong and X., Yang, 2008. Farm Production Growth
in the Upper and Middle Parts of the Yellow River Basin, China, During
1980-1 999. Agricultural Sciences in China 7(3), 344-355.
Parel, C.P., G.C. Caldito, P.L. Ferrer, G.G. De Guzman, C.S. Sinsioco, and R.H.
Tan. 1973. Sampling Design and Procedures. The Agricultural
Development Council. Quezon City, 53p.
Sahara, D., dan Idris, (2005). Efisiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada
Lahan Sawah Irigasi Teknis. Http://www.ejournal.unud.ac.id/abstrak/%
287%29%20socadewi%20sahara%20dan%20indriefisiensi%20produksi%2
81%29.pdf. Penelusuran+Google. Penelusuran+Google, (11 Mei 2013).
Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tety, S. 2004. Efisiensi Faktor-Faktor Produksi Dalam Usahatani Bawang Merah.
http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=Tety+Suci
aty%2C2004%2C+Efisiensi+FaktorFaktor+Produksi+Dalam+Usahatani+B
awang+Merah&btnG=Penelusuran+Google. diakses 11 Mei 2013.