Hidrologi dan Ekosistem PANGKAL LAUT

Nama : Adam Irwansyah
NIM : 23112002
Prodi : Teknik Geomatika

Hidrologi dan Ekosistem Laut
A. Hidrologi
Hidrologi berasal dari kata "Hidrologia" artinya "ilmu air". Pengertian Hidrologi Menurut
Definisi Para Ahli - Pengertian hidrologi menurut definisi Singh (1992), mengatakan bahwa
pengertian hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik menurut waktu dan ruang
tentang kuantitas dan kualitas air dibumi termasuk proses hidrologi, pergerakan, penyebaran,
sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan manajemen. Sedanglan pengertian
hidrologi secara umum adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan,
distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi serta siklus hidrologi dan sumber daya air.
Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman 1608 M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji
kehadiran dan pergerakan air dibumi. Dalam kajian hidrologi meliputih potamalog (aliran
permukaan), geohidroligi (air tanah), hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud
gas), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau, dan waduk), kriologi (air
berwujud padat seperti es dan salju). Orang yang mempelajari hidrologi disebut dengan
hidrologist.
Pengertian Siklus Hidrologi Secara Umum adalah sirkulasi air dari laut ke atmosfer lalu ke
bumi dan kembali lagi ke laut dan seterusnya. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air tanpa henti

dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi,
evaporasi, dan transpirasi. Siklus hidrologi dapat juga berarti lebih sederhana yaitu peredaran
air dari laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian akan jatuh pada permukaan bumi dalam
bentuk hujan, yang mengalir didalam tanah dan diatas permukaan tanah sebagai sungai yang
menuju ke laut. Panasnya air laut didukung oleh sinar matahari karna matahari merupakan
kunci sukses dari siklus hidrologi sehingga mampu berjalan secara terus menerus kemudian
dalam terjadinya air berevoporasi, lalu akan jatuh ke bumi sebagai prespitasi dengan bentuk
salju, gerimis atau atau kabut, hujan, hujan es dan salju, dan hujan batu.
Setelah prespitasi, pada perjalanannya kebumi akan berevoporasi kembali keatas atau langsung
jatuh yang diinterepsi oleh tanaman disaat sebelum mencapai tanah. Apabila telah mencapai
tanah, siklus hidrologi akan terus bergerak secara terus menerus dengan 3 cara yang berbeda
yaitu sebagai berikut...
• Evaporasi (Transpirasi) - Air di laut, sungai, daratan, tanaman. sbb. kemudian akan kembali
menguap ke atmosfer menjadi awan lalu menjadi bintik-bintik air yang akan jatuh dalam
bentuk es, hujan, salju.
• Infiltrasi (Perkolasi ke dalam Tanah) - Air bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta
batuan yang ada dibawah tanah yang dapat bergerak secara vertikal dan horzontal dibawah
permukaan tanah hingga ke sistem air permukaan.
• Air Permukaan - Air yang bergerak diatas permukaan tanah yang dapat kita lihat pada daerah
urban.


Berikut ini unsur-unsur utama dalam daur hidrologi yang dapat dilihat pada Gambar 1 yaitu
sebagai berikut :










Evaporasi: penguapan dari badan air secara langsung
Transpirasi: penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
Respirasi: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia
Evapotranspirasi: perpaduan evaporasi dan transpirasi
Kondensasi: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil
pendinginan
Presipitasi: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan

air, hujan es, hujan salju
Infiltrasi: air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah
Perkolasi: air yang meresap terus sampai pada kedalaman tertentu hingga mencapai air
tanah atau groundwater
Run off: air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga
menuju ke laut.

Secara garis besar daur hidrologi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu daur hidrologi pendek,
daur hidrologi sedang, dan daur hidrologi panjang. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
❖ Daur hidrologi pendek
Air laut menguap, uap air naik ke udara lalu bersatu menjadi awan. Pada ketinggian
tertentu awan mengalami kondensasi dan presipitasi menjadi titik-titik air, kemudian turun
sebagai hujan. Pada daur hidrologi pendek ini terbentuknya awan dan hujan terjadi di atas
laut, jadi hujan tidak mencapai daratan.

❖ Daur hidrologi sedang
Air laut menguap, uap air naik ke udara dan terbawa angin sampai di atas daratan
membentuk awan. Pada ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan presipitasi
membentuk titik-titik air, lalu turun sebagai hujan di daratan. Sebagian air meresap ke
dalam tanah, sebagian lain kembali ke laut melalui sungai.


❖ Daur hidrologi panjang
Uap air yang berasal dari penguapan air laut, kolam, danau, sungai maupun hasil
transpirasi tumbuhan naik ke udara, lalu bersatu menjadi awan. Awan terbawa oleh angin
ke arah daratan dan pada jarak tertentu terhalang oleh pegunungan. Akhirnya awan
mengalami kondensasi dan presipitasi menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan di atas
pegunungan. Air hujan meresap ke tanah di pegunungan, lalu diserap oleh tumbuhan di
pegunungan, sebagian muncul sebagai mata air. Melalui sungai air mengalir kembali lagi
ke laut.

B. Ekosistem Laut
Pengertian Ekosistem menurut Dephut adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan
hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung
keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai
suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam.
Ekosistem Laut adalah suatu komunitas tumbuhan, hewan dan organisme laut serta proses yang
menghubungkan mereka. Ekosistem laut ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi
terutama di daerah laut tropik. Ekosistem laut terbagi menjadi :
1. Hutan Mangrove


Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai komunitas yang hidup pada kawasan lembab
dan berlumpur yang dipengaruhi oleh gerak air laut pasang surut, berfungsi sebagai
tempat memijahnya berbagai spesies ikan, udang dan biota laut lainnya serta
merupakan habitat berbagai spesies burung, mamalia dan reptilia. (Kamal, dkk. 2005).
Hutan mangrove juga merupakan salah satu ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut
yang tumbuh dan berkembang baik di Indonesia, merupakan salah satu sumberdaya alam
pesisir dan laut dapat pulih yang sangat kaya dan produktif. Hutan mangrove dengan
beragam vegetasi dan fauna asosiatifnya memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang
tinggi. Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gempuran atau hempasan
ombak, arus yang kuat dan abrasi pantai. Memiliki nilai ekonomis sebagai tempat
penangkapan dan budidaya berbagai jenis dan udang, selain dapat dimanfaatkan kayunya
untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas.Hutan mangrove sebagai suatu
ekosistem yang unik mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :
➢ Fungsi fisik, menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari gempuran
ombak dan abrasi, menjadi wilayah penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi)
dan sebagai filter pencemaran yang masuk kelaut.
➢ Fungsi biologis, sebagai daerah asuhan dan tempat pemijahan bagi ikan, udang,
kepiting, kerang dan biota perairan lainnya, tempat persinggahan burung-burung
yang bermigrasi serta tempat habitat alami berbagai jenis biota flora (anggrek)

dan fauna lainnya.

➢ Fungsi ekonomis, sebagi sumber bahan bakar (arang dan kayu bakar), bahan
bangunan (balok, atap rumah dan tikar), perikanan, pertanian, tekstil (serat sintetis),
makanan, obat-obatan, minuman (alkohol), bahan mentah kertas, bahan pembuat
kapal (gading-gading), bahan bakar kayu, bahan bangunan, alat penangkap ikan,
pupuk pertanian, bahan baku kertas, makanan, obat-obatan, minuman, tekstil, dan
“produk tidak langsung” seperti tempat rekreasi, dan bahan makanan.
➢ Fungsi Pariwisata. Potensi lain dari hutan mangrove yang belum dikembangkan secara
optimal adalah sebagai kawasan wisata alam (ecoturism). Kegiatan wisata alam
semacam ini telah berkembang lama di Malaysia dan Australia.
➢ Fungsi Pertahanan dan Keamanan. Selain itu Hutan Mangrove dapat menjadi bagian
dari pola pertahanan dan keamanan nasional. Dengan menjadikan Hutan mangrove
sebagai batas pelindung pertahanan di pesisir pantai baik dari serangan luar maupun
dari kenaikan muka air laut karena pemanasan global yang dapat mengurangi garis
pantai bahkan menenggelamkan pulau-pulau terluar Indonesia

2. Terumbu Karang

Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan

alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria
kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas
yaitu
Hexacorallia
(atau Zoantharia) dan Octocorallia.Berdasarkan
geomorfologinya, ekosistem terumbu karang di Indonesia dapat dibagi menjadi 4 tipe
(Ikawati, dkk, 2001) yaitu : Terumbu karang tepi atau pantai (Fringging Reef) tumbu
sepanjang tepian pantai dengan kedalaman mencapai 40 meter, tingkat pertumbuhan
terbaik di daerah yang cukup ombak. Terumbu karang penghalang berada pada jarak yang
cukup jauh dari pantai dan dipisahkan dari pantai oeleh goba (lagone) dengan kedalaman
antara 45-47 meter dengan lebar puluhan kilometer, terumbu karang penghalang berakar
pada kedalaman yang melebihi kedalaman maksimum, dimana bentuk organisme
penyusun terumbu karang bisa hidup. Terumbu karang cincin berada pada jarak yang
lebih jauh dari pantai dengan kedalaman mencapai 45 meter bahkan ada yang mencapai
100 meter, berbentuk melingkar seperti cincin atau oval dan melingkari goba.Terumbu
karang mempunyai fungsi yaitu :

➢ Terumbu karang yang dinamis dan sangat produktif tidak hanya menjadi habitat yang
penting bagi banyak spesies, namun juga memberikan jasa lingkungan yang mutlak

penting bagi jutaan orang yang bergantung kepadanya.
➢ Sumber pangan dan mata pencaharian.
➢ Terumbu karang yang sehat dan dikelola dengan baik di Samudra Hindia atau Pasifik
dapat menghasilkan 5-15 ton ikan/km2/tahun dalam waktu yang tak terbatas. Terumbu
karang melindungi 150.000 km garis pantai di lebih dari 100 negara/ wilayah, yang
membantu melindungi dari badai dan erosi.
➢ Penahan ombak agar tidak terjadi abrasi di bibir pantai dan mengurangi erosi;
➢ Mengurangi dampak pemanasan global;
➢ Tempat berkumpulnya ikan dan organisme laut, karena terumbu karang memiliki
dan menyimpan makanan yang dibutuhkan oleh ikan dan organisme laut lainnya;
➢ Tempat reproduksi ikan sehingga daerah yang memiliki terumbu karang yang banyak
juga memiliki organisme laut yang banyak pula;
➢ Di daerah terumbu karang, ikan karang merupakan sumber protein penting, yang
menyumbang sebanyak seperempat dari jumlah tangkapan ikan di beberapa negara
berkembang. Terumbu karang menyediakan sumber pakan yang berlimpah bagi
penduduk Indonesia. Banyak sekali ikan-ikan karang, hewan-hewan moluska,
ekhinodermata dan krustasea ditangkap, dan dimakan karena mereka memiliki daging
yang bergizi tinggi sebagai sumber pakan.
➢ Pengobatan penyakit. Banyak spesies penghuni karang membentuk senyawa kimia
yang rumit, misalnya bisa dan bela diri kimiawi, untuk membantu kelangsungan hidup

mereka di habitat yang sangat bersaing ini. Banyak diantara senyawa tersebut
memiliki potensi untuk dijadikan bahan dasar bagi obat-obatan yang dapat
menyelamatkan nyawa manusia. Penjajakan dalam pengobatan atas penggunaan
senyawa yang berasal dari terumbu karang ini hingga sekarang meliputi pengobatan
kanker, HIV, malaria, dan penyakit lainnya.
➢ Cadangan deposisi kapur yang mengandung karbon. Di beberapa tempat di Indonesia,
karang batu (hard coral) dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi
jalan dan bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan. Dalam industri pembuatan
kapur, karang batu sering ditambang sangat intensif (Suharsono, 1996).
➢ Terumbu karang juga berfungsi mengurangi karbon yang lepas ke atmosfir sehingga
dapat mengurangi dampak kerusakan ozon; dan
➢ Penghasil devisa dari pariwisata.

3. Padang Lamun

Padang lamun (sea grass) merupakan tumbuhan berbunga yang hidup terbenam di dasar
laut. Tumbuhan ini terdiri dari akar, batang (Rhizome) dan daun. Warna daun kecoklatan
sedang batang coklat tua, batangnya berbuku-buku dan berbunga. Tumbuh berdiri tegak
di dasar laut, akarnya menancap ke dalam pasir dengan kuat sehingga mampu berdiri tegak
walau dihempas gelombang dan arus air. Biasa hidup pada perairan disekitar pulaupulau, di perairan dangkal hingga sedang dengan penetrasian sinar matahari.Lamun hidup

di perairan dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di ekosistem terumbu karang.
Lamun membentuk padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh
cahaya matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya.
Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar. Tunastunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di bawah
permukaan dasar laut. Lamun berbuah dan menghasilkan biji.Luas padang lamun di
Indonesia diperkirakan sekitar 30.000 km2 yang dihuni oleh 7 marga dan 13 jenis
lamun, antara lain jenis Enhalus acaroides dari suku Hydrocharitaceae. Suatu padang
lamun dapat terdiri dari vegetasi tunggal yakni tersusun dari satu jenis lamun saja ataupun
vegetasi campuran yang terdiri dari berbagai jenis lamun. Di setiap padang lamun hidup
berbagai biota lainnya yang berasosiasi dengan lamun, yang keseluruhannya terkait
dalam satu rangkaian fungsi ekosistem. (Nondji,2010).Ekosistem lamun memiliki
produktifitas organik tinggi karena itu juga berfungsi sebagai feeding ground (daerah
mencari makan), spawning ground (daerah pemijahan), nursery ground (daerah
pembesaran/asuhan). Selain itu, Keberadaan padang lamun dapat menstabilkan dasar laut.
Padang lamun berfungsi sebagai perangkap sedimen dan distabilkan. Padang lamun
merupakan daerah penggembalaan (grazing ground) bagi hewan-hewan laut seperti
“duyung” (mamalia), penyu laut, bulu babi dan beberapa jenis ikan. Padang lamun juga
merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi larva-larva berbagai jenis ikan.
Tumbuhan lamun dapat digunakan sebagai bahan makanan dan pupuk.


Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2