Makalah Agama Islam Tentang Sedekah

Makalah Agama Islam Tentang Sedekah
Diposkan oleh admin di 20.07 | Minggu, 29 April 2012 | 2 komentar
Label: Makalah, Makalah Agama Islam, Makalah Pendidikan
PRAKATA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, hidayah, dan karunianya
sehingga makalah tentang “ Hakikat Sedekah” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula saya sebagai penyusun materi ini mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam upaya penyelesaian
makalah ini.
Saya sebagai penyusun materi ini sangat berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang telah mempelajari materi yang telah saya susun sedemikian
rupa. Agar dapat memudahkan bagi kita dalam membaca makalah ini. Makalah ini terdiri dari
tiga bab, yaitu bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang,rumusan masalah dan tujuan
penulisan, bab II isi atau pembahasan dan bab III penutup yang berisi tentang kesimpulan dan
saran.
Namun demikian, dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa tidak menutup
kemungkinan dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangannya, untuk
itu saya mengharapkan masukan dan saran dari pihak-pihak yang telah mempelajari makalah
ini demi keberhasilan yang lebih baik lagi untuk waktu yang akan datang. Karena saya
menyadari bahwa segala kekurangan itu datangnya dari kita sendiri sebagai manusia biasa

yang tak luput dari kesalahan dan jika terdapat kelebihan, semua itu tentu karena kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar 2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Prakata 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan.
E. Metode penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep dasar.
B. Faktor yang mempengaruhi
C. Solusi yang dapat diberikan
D. Pesan-pesan moral
BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Realitas
Dalam meneruskan kehidupan, manusia berhadapan dengan suka dan duka yang datang silih
berganti hadir sebagai ujian dan dugaan daripada Tuhan. Apa yang perlu dilakukan adalah
menerima kedua-dua ujian itu dengan penuh reda dan rela. Ini kerana manusia dijanjikan
ketenangan berpanjangan oleh Allah bersama orang yang sabar. Menghulurkan bantuan ini
turut ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w. melalui sabda baginda: “Sesiapa yang mempunyai
kenderaan melebihi dari keperluannya sendiri hendaklah bersedekah kepada orang yang tidak
mempunyai kenderaan dan sesiapa yang mempunyai lebihan bekalan makanan hendaklah ia
bersedekah kepada orang yang tidak mempunyai apa-apa bekalan makanan.” Perumpamaan
orang yang menafkahkan hartanya ke jalan Allah adalah ibarat sebiji benih yang
mengeluarkan tujuh tangkai dan setiap tangkainya mengeluarkan 100 biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah maha luas kurniaNya lagi maha mengetahui. Itulah mafhum ayat sebagaimana tercatat di dalam surah AlBaqarah ayat 261.
Galakan menderma pakaian ini adalah bertepatan dengan sabda Rasulullah, yang bermaksud:

“Apabila seseorang itu menukar pakaian baru, adalah baik jika dihadiahkan yang lama itu
kepada orang lain.” (Riwayat Tirmidzi). Islam amat menggalakkan umatnya memberi
pertolongan dan bantuan kepada orang yang susah dan orang yang memerlukan bantuan sama
ada dari segi harta benda, kewangan dan sebagainya. Ia dapat mengelakkan kita daripada
mementingkan diri sendiri sebaliknya mengeratkan persaudaraan dalam Islam. Janganlah
pula kita sedekahkan makanan yang sudah tamat tempoh atau yang sudah basi. Atau
menderma pakaian yang memang sudah tidak boleh dipakai lagi. Dalam keadaan biasa, kita
tidak akan berasa betapa nikmat atau perlunya kepada bantuan orang lain. Tetapi, apabila kita
sudah kenyang, walaupun kawan kita belanja makan tetapi nikmatnya tidak seberapa.
Sedekah kita habis setakat itu saja.
Namun jika kita bandingkan mangsa banjir yang berada dalam kesusahan sekarang. Apabila
kita dalam keadaan lapar lalu diberi makanan oleh orang, sudah tentu kita berasa amat
bersyukur dan gembira. Begitu juga kepada mereka yang tidak mempunyai pakaian. Apabila
menerima bantuan atau sedekah pakaian mereka amat menghargainya kerana ia menjadi
barang sangat diperlukan. Di negara kita, ada di kalangan rakyat kita yang dianugerahkan
harta yang banyak oleh Allah. Oleh itu, eloklah kita menderma atau manfaatkan mana-mana
yang tidak kita gunakan lagi daripada ia terus disimpan di dalam almari. Keadaan sama dapat
kita perhatikan sama ada dalam sektor kerajaan mahu pun sektor korporat. Semuanya
menghulur bantuan bagi meringankan beban mangsa banjir. Ia bertepatan dengan firman
Allah yang menyuruh kita bantu-membantu dalam membuat kebajikan dan jangan membantu

kepada perkara yang membawa kerosakan.
Bagi mereka yang suka bersedekah, ini adalah peluang bagi mereka berbuat demikian. Jangan
bakhil atau takut dengan bersedekah harta kita akan berkurang atau boleh menyebabkan kita
menjadi miskin.

b. Dasar yuridis
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan
tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wa
Ba’du:
Di antara pintu-pintu kebaikan yang agung yang dianjurkan dan diperintahkan oleh syarai'at
adalah bershedekah.
   •     
     •  
      
10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan
Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?". QS. Al-Munafiqun: 10.
Allah SWT Berfirman:

        
 
39. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
pemberi rezki yang sebaik-baiknya". QS. Saba': 39
Firman Allah Ta'ala:
    • 
       
    
274. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi
dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". QS. Al-Baqarah: 274.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam
berimnfaqlah niscaya Aku akan memenuhi kebutuhanmu. Dan Nabi saw bersabda: Tangan
kanan Allah penuh selalu tercurahkan tidak akan terkurangi walau tetap tercurah baik waktu
siang atau malam".
Itulah janji Allah, di mana Dia akan memenuhi kebutuhan orang yang orang yang berinfaq di
jalan Allah dan Allah yang MahaTinggi tidak akan menyalahi janjiNya.
Dari Abi Dzar ra berkata: Aku mendekati Nabi saw pada saat beliau sedang duduk-duduk di
bayangan Ka'bah, lalu pada saat melihatku beliau bersabda: Merekalah orang-orang yang
merugi di Tuhan yang memiliki Ka'bah". Abu Dzar berkata: Maka akupun mendatangi beliau

sehingga diriku duduk namun aku tidak bisa berdiam diri lalu akupun bangkit. Dan aku
berkata: Wahai Rasulullah bapakdan ibuku sebagai tebusannya siapakah mereka?. Beliau
bersabda: Mereka adalah orang yang paling banyak hartanya, kecuali orang yang melakukan
ini dan melakukan ini, dari arah hadapan mereka dan belakang mereka,dari sebelah kanan
dan sebelah kiri mereka, namun mereka sangat sedikit sekali".
Dari Anas bin Malik ra berkata: Abu Thalhah adalah seorang penduduk Anshor yang paling
banyak memiliki harta, dan harta yang paling dicintainya adalah kebun Bairuha, dan kebun
tersebut menghadap mesjid, dan terkadang Rasulullah saw memasuki mesjid tersebut dan
meminum dari airnya yang segar. Anas berkata: Pada saat turun firman Allah Ta'ala:
        

   •   
92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. QS. Ali Imron: 92
Maka Abu Thalhah bangkit menuju Rasulullah saw dan berakaa kepada beliau:Sesungguhnya
Allah telah memfrimankan ayatNya kepadamu:
        
   •   
Dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah kebun bairuha dan dia telah aku
sedekahkan untuk Allah semoga aku mendapatkan kebaikannya dan simpanan pahala

darinya, maka manfaatkanlah pada jalan yang engkau kehendaki wahai Rasulullah!, Maka
Rasulullah saw bersabda: Sungguh dia adalah harta yang sangat menguntungkan, itulah harta
yang menguntungkan, aku telah mendengar apa yang engkau ikrarkan pada harta tersebut,
berikanlah harta tersebut kepada keluargamu". Maka Abu Thalhahpun membagi-bagikannya
kepada keluarga terdekatnya dan anak-anak pamannya.
Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Memberi dan bersedekah adalah prilaku yang paling
dicintai oleh Rasulullah saw, dan kegembiraan serta kesenangan beliau dengan banyak
member lebih besar dari kesenangan seorang yang mengambil dengan apa yang
didapatkannya, beliau adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, tangan kanan
beliau seperti angin yang menghembus, dan apabila seorang yang membutuhkan datang
kepada beliau maka beliaupun lebih mengutamakannya atas diri beliau sendiri,terkadang
belaiu dermawan dengan makanan, dan terkadang pula dengan pakian beliau dan beliau
memerintahkan umatnya untuk selalu bersedekah dan menganjurkannya serta menyeru
kepadanya dengan perbuatan dan perkataan beliau saw.
Oleh karena itulah beliau termasuk orang yang paling lapang dadanya, orang yang paling
baik jiwanya, orang yang paling tenang hatinya, dan sesungguhnya bersedekah serta
mengerjkan yang ma'ruf memiliki pengaruh yang mengagumkan dalam menciptakan hati
yang lapang".
Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Aku tidak merasa senang jika aku
memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian lewat malam ketiga sedangkan aku masih

menyimpan satu dinar darinya, kecuali satu dinar yang aku gunakan untuk membayar
hutangku ".
Dan ketika beliau ditanya: Sedekah apakah yang paling baik?. Maka beliau bersabda: Engkau
bersedekah padahal dirimu dalam keadaan sehat lagi pelit khwatir dengan kemiskinan
berangan-angan untuk menjadi kaya, dan janganlah mengulur-ulurkan waktu pengeluarannya
sehingga nyawa sampai kepada tenggorokan lalu pada saat itu engaku menyesal seraya
berkata: bagi si fulan segini, bagi si fulan segini dan ketahuilah bahwa si fulan begini".
Di antara keutamaan bersedekah adalah bahwa apabila sedekah tersebut dari harta yang halal
dan dikeluarkan karena Allah semata maka Allah akan menerimanya dengan karuniaNya dan
akan melipat gandakan pahalanya bagi orang yang bersedekah tersebut dengan lipatan yang
besar dan Allah Maha memiliki karunia yang agung.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang bersedekah dengan
sesuatu sebesar satu biji kurma dari hasil usaha yang baik dan Allah tidak menerima kecuali
yang baik, maka Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya kamudian Dia
mengembangkanNya bagi pelakuNya sebgaimana salah seorang di antara kalian
mengembang biakkan anak kudanya sehingga menjadi sebesar gunung".
Maka seorang mu'min akan datang pada hari kiamat dengan pahala kebaikannya sebesar
gunung lalu dia gembira dengan pahala yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Di antara keutamaan bersedekah adalah bahwa sedekah tersebut sebagai penghapus


kesalahan. Dari Mu'adz bin Jabal ra bahwa Nabi saw bersabda: Tidakkah engkau mau jika
aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan?. Puasa sebagai perisai dan shadaqah bisa
menghapus kesalahan sebagaimana air mampu memadamkan api".
Di antara keutamaan bersedekah adalah bahwa sedakah tersebut bisa mengembangkan dan
menambah harta. Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Tidaklah harta yang
disedekahkan tersebut akan berkurang".
Di antara keutmaan bersedekah adalah bahwa seseorang mu'min akan bernaung di bawah
naungan shadaqahnya pada hari kiamat. Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda:
Tujuh golongan orang yang akan dinaungi oleh Allah pada naunganNya pada hari kiamat
pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah….di antara mereka adala seorang lelaki
yang bersedekah dengan sebuah sedekah lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
Pada hari kiamat nanti orang yang berilmu akan datang dengan ilmunya, orang yang berjihad
akan datang dengan membawa pahala jihadnya, dan orang yang shalat akan datang dengan
membawa pahala shalatnya, orang yang berpuasa datang dengan membawa pahala puasanya
dan orang yang besedekah datang dengan pahala dengan pahala ilmu, jihad shalat dan puasa,
sebab dia telah mencetak kitab-kitab para ulama lalu diserahkan sebagai waqaf di jalan Allah
bagi kaum muslimin, dan dia telah membangun mesjid yang dipergunakan untuk shalat oleh
kaum muslimin dan dia telah membantu orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan
harta yang dimilikinya serta memberikan biaya berbuka puasa dengan hartanya bagi orang

yang berpuasa, dengan inilah dia mendapatkan pahala orang-orang yang telah disebutkan
tadi. Itulah karunia Allah yang diberikannya kepada orang yang dikehendakiNya dan Allah
memiliki kerunia yang agung.
Di antara keutamaan bersedekah adalah bawah shadakah tersebut akan menjaga seorang
hamba dari segala bencana dan kejahatan. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: Hal ini telah
diketahui oleh masyarakat baik yang khusus atau orang awam dan para ulama telah
mengakuinya, sebab mereka telah mengalaminya bahkan sekalipun sedekah tersebut dari
seorang yang zalim atau kafir, maka Allah mencegah dengan sedekah tersebut banyak
kejahatan dan musibah".
Seorang penyair berkata:
Pelaku kebaikan tidak akan terhalangi dari balasan kebaikannya
Tidak akan menghilang sebuah kebaikan di sisi Allah dan manusia
Dan di antara shadakah yang paling agung adalah shadakah jariyah, yaitu shadaqah yang
pahalanya mengalir bagi seorang hamba sehingga setelah kematiannya seperti menggali
sumur, membangun mesjid, mencetak buku, mendanai jalaqah tahfizul qur'anul karim, waqaf
social untuk kemaslahatan pakir miskin dan yang lainnya.
Dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila anak Adam telah meninggal
maka akan terputuslah amalnya kecuali tiga hal shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat
atau anak shaleh yang mendo'akannya".
Dan hendaklah orang yang menifakkan hartanya untuk memperhatikan perkara di bawah ini:

Ikhlas semata karena Allah dengan sedekah yang disedekahkannya, menjauhi bersedeqah
dengan harta yang jelek baik shedeqah tersebut berupa makanan atau pakaian dan yang
lainnya, bersedeakah dengan cara menyakiti orang yang menerima shadakah atau bertindak
kikir dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya atau mengejek shadakah walau sedikit

atau kembali mengambil harta yang disedekahkan.
c. Dasar teori
Imam Ghazali mengatakan, manusia itu terbagi menjadi empat golongan. Yakni, (1) manusia
yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu; (2) manusia yang tidak tahu tapi
tahu bahwa dirinya tidak tahu; (3) manusia yang tahu tapi dirinya tidak tahu bahwa dirinya
tahu, dan (4) manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu.” Kalau sudah sampai ke
maqam yang keempat, maka ia akan menjadi Muslim yang sangat baik, salah satu tandanya
adalah gemar bersedekah. Memberi uang receh kepada pengemis atau pengamen jalanan
sering dianggap sebagai tindakan yang salah. Pertimbangannya hal itu akan membuat mereka
jadi malas dan tidak mau bekerja. Memberi uang receh pada mereka sering dianggap sebagai
tindakan kurang mendidik. Tapi maaf, “tindakan tidak mendidik” itu menurut saya lebih
bernilai daripada tidak bertindak atau bahkan mencibir mereka. Memberi adalah perintah dan
sunnah Rasul. Mencibir dan menghina (kalau tidak mau disebut sombong) adalah perbuatan
syetan. Biar tidak dikira asal ngecap, ada beberapa bukti bagaimana besarnya penghargaan
Allah terhadap orang yang mau memberi. Dan Allah sama sekali nggak meminta kita berpikir
lebih jauh tentang siapa yang kita beri:
Hafash bin Maisarah bercerita kepadaku, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Abi Azzinad, dari AlA’raj, diterima dari Abu Hurairah, bersumber dari Nabi saw, beliau bersabda : Seorang lelaki
berkata : Sungguh aku akan mengeluarkan sedekah pada malam ini. Lalu ia keluar membawa
sedekahnya dan jatuh ke tangan seorang wanita pezina. Pada pagi harinya, orang banyak
membicarakan: Tadi malam, seorang wanita pezina mendapatkan sedekah. Lelaki itu
mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, (sedekahku jatuh pada wanita pezina). Aku
akan bersedekah lagi. Dia keluar membawa sedekahnya dan jatuh ke tangan orang kaya. Pada
pagi harinya, orang banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada orang kaya. Orang itu
mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, (sedekahku jatuh pada orang kaya). Aku
akan bersedekah lagi. Kemudian ia keluar membawa sedekah dan jatuh ke tangan pencuri.
Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada pencuri. Orang
itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, sedekahku ternyata jatuh pada wanita
pezina, pada orang kaya dan pada pencuri. Lalu ia didatangi (malaikat) dan dikatakan
kepadanya: Sedekahmu benar-benar telah diterima. Boleh jadi wanita pezina itu akan
menghentikan perbuatan zinanya, karena sedekahmu, orang kaya dapat mengambil pelajaran
dan mau memberikan sebagian apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Dan mungkin saja
si pencuri menghentikan perbuatan mencurinya, karena sedekahmu. (HR.Muslim : 1698,
Shahih Muslim, Bab Tsubuti Ajril Mutashadiq wa in waqa’at Ash-Shadaqatu fi yadi ghairi,
juz 5, hal. 209)
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari beberapa latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dan hendak
dibahas adalah sebagai berikut :
a. Konsep-konsep dasar tentang sedekah !
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi !
c. Solusi yang dapat diberikan !
d. Pesan-pesan moral !
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan pada permasalahan diatas maka tujuan penulisan ini adalah ;
a. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar mengenai sedekah
b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
c. Untuk mengetahui Solusi yang dapat diberikan
d. Untuk memberikan Pesan-pesan moral
D. Manfaat penulisan
Manfaat dari hasil penulisan dapat dilihat secara teoritis dan secara praktis, yaitu :

1. Secara teoritis, penulisan dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang
apa itu sedekah dan apa hokum bagi seseorang dalam bersedekah, serta memberikan konsepkonsep yang bermanfaat bagi si pembaca
2. Secara praktis, penulisan dapat digunakan sebagai bahan pegangan dan rujukan dalam
proses sedekah sehingga tidak keliru menyikapi sedekah apakah halal atau haram bersedekah
itu.
E. Metode penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan metode inqury atau penemuan masalah kemudian
memecahkan masalah sendiri, dengan melihat referensi-referensi atau sumber-sumber yang
dapat membantu dalam pengumpulan informasi ini. Adapula sifat dari penulisan ini adalah
mencari informasi dari dasar realitas atau kenyataan dalam kehidupan manusia, dasar yuridis
atau dasar dalam hadist maupun didalam ALQUR’AN dan dasar teori atau konsep-konsep
teori dari beberapa pendapat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep-konsep dasar
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar.
Menurut pengertian istilah syariat, sedakah berarti segala pemberian amal derma di jalan
Allah.
Pengertian sedekah sama dengan perngertian infak. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan
materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang non-materi. Misalnya
amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim, juga termasuk sedekah, seperti konsep
sedekah menurut Nabi saw., ”Setiap amal yang baik adalah sedekah.” Bahkan, beliau
bersabda, ”Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”
Kalau manusia tahu, sesungguhnya dialah yang butuh sedekah.
Mengapa? Sebab, sedekah merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs (membersihkan diri,
lahir-batin).
Kita butuh sedekah, sebab sedekah itu akan kembali kepada kita dalam beragam bentuk.
Posisi sedekah itu sangat istimewa. Sedekah merupakan ibadah yang utama. Bahkan dalam
Alquran, perintah bersedekah itu menggunakan huruf wawu atof. Artinya sesuatu yang terikat
sekali, merupakan perintah yang sangat penting.
.
Berapa ayat Alquran dan hadis Rasulullah saw. yang memerintahkan soal sedekah ...
Q.S. Ath-Talaq: 5.”Dan hendaklah orang yang disempitkan rezekinya bersedekah.”
Hadis-hadis tentang sedekah begitu banyak dan bertebaran. Salah satunya, hadits Rasulullah
saw. yang menyatakan bahwa sedekah itu dapat menolak bala.”Bersegeralah untuk
bersedekah. Sebab, yang namanya bala tidak bisa mendahului sedekah.”
Hadis lainnya, ”Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali bertambah,
bertambah, bertambah.”
Dari Abu Hurairah rodhiallohu‘anhu, ia berkata: Rasulullah sholallahu‘alaihi wasallam
bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi matahari masih
terbit. Mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong orang hingga ia

dapat naik kendaraan atau mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya merupakan
sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang engkau ayunkan
menuju ke masjid adalah sedekah dan menyingkirkan aral (rintangan, ranting, paku, kayu,
atau sesuatu yang mengganggu) dari jalan juga merupakan sedekah.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Dari Abu Dzar rodhiallohu‘anhu dia berkata: Ada sekelompok sahabat Rasulullah melapor,
“Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka sholat sebagaimana
kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah
dengan kelebihan hartanya.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian
apa-apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada
setiap tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah
sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.”
Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan
syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila ia
menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia
menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Tiap muslim wajib Bersedekah. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki
sesuatu?" Nabi saw. menjawab, "Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk kemanfaatan
bagi dirinya lalu Bersedekah." Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?"
Nabi saw. menjawab: "Menolong orang yang memerlukankan yang sedang teraniaya"
Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?" Nabi saw. menjawab:
"Menyuruh berbuat ma'ruf." Mereka bertanya: "Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?"
Nabi saw. menjawab, "Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sedekah." (HR. Imam
Bukhari dan Imam Muslim)

Sedekah adalah memberikan kebaikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Dengan
demikian sedekah maknanya luas mencakup seluruh kebaikan, berupa perkataan atau
perbuatan.
Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua,
menolak bala. Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah umur. Allah berjanji
dalam Alquran, bahwa Sedekah itu tidak mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun
Allah, pasti berbuah. Menanam di kebun sendiri saja berbuah, apalagi di kebun Allah.
Kalaupun buahnya tidak lebat, paling tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak
menurunkan hujan lebat, paling tidak hujan gerimis.
Islam adalah agama yang mengutamakan amal, derma, kebaikan, kemurahan hati dan tolongmenolong antar sesama. Sifat kikir, rakus,dan tamak adalah bagian dari sifat syaitan. Allah
menyuruh kita untuk berderma sebagai berikut:
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan
terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Q.S. 2:274)
Bersedekah merupakan aktivitas seorang Muslim yang memiliki sifat keutamaan, karena
ketinggian derajat seorang Muslim ditentukan oleh sebesar dan sejauh mana ia memiliki

kepedulian dan kepekaan sosial kepada Muslim yang lainnya. Juga keutamaan tangan di atas
lebih baik dari tangan di bawah. Harta bukan untuk ditumpuk, kemudian dinikmati sendiri.
Seorang Muslim harus ingat bahwa ada kewajiban yang mesti dilakukan terhadap harta itu
yang di dalamnya juga ada milik orang lain, agar harta yang diberikan Allah tidak sia-sia dan
bisa menjadi bekal hidup, baik dunia maupun di akhirat. Keseimbangan dalam mengelola
harta itulah yang ditekankan Rasulullah saw. Inilah yang terkadang berat dilakukan, karena
menganggap harta benda yang dimiliki adalah hasil kerja keras yang harus dinikmati sendiri.
Padahal, dalam harta seseorang sejatinya ada campur tangan dari Allah Swt. Karena itu, harta
mesti dikelola sesuai dengan petunjuk Allah juga.
Pada orang yang suka bersedekah, ada jaminan surga dari Allah bahwa sedekah akan
melindunginya di hari perhitungan. Dalam bernaung di bawah perlindungan sedekahnya
hingga ditetapkan hisab (perhitungan) di antara manusia di yaumil akhir.
Rasul saw. bersabda, "Banyak-banyaklah kalian berkenalan dengan orang fakir serta miskin.
Baik budilah terhadap mereka sebab kelak mereka akan mendapat kekuasaan." Para sahabat
bertanya, "Kekuasaan apa, wahai Rasulullah?" "Bila kiamat tiba," lanjut Nabi, "akan
dikatakan pada mereka, perhatikan siapa yang dahulu pernah memberimu makanan meski
sesuap, minuman meski seteguk, dan pakaian meski selembar. Maka, pegangalah tangannya,
tuntunlah ke surga."
Islam menganjurkan umatnya untuk memperhatikan adab dalam bersedekah atau berzakat.
Ini agar orang yang membutuhkan harta dapat menikmati hartanya dengan baik, sementara
orang yang bersedekah juga mendapat pahala maksimal.
Bersedekah mesti dalam keadaan sehat dan sangat ingin, karena sedekah yang dilaksanakan
pada saat menjelang kematian tidak ada gunanya.
Hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Al-Bukhari bahwa seseorang berkata kepada
Nabi saw, "Sedekah yang mana yang lebih utama itu?" Nabi saw. bersabda, "Engkau
bersedekah dalam keadaan sehat (shahih) dan berkeinginan (harish)."
Pada satu kesempatan, Rasulullah saw. ditanya seseorang sahabatnya tentang sedekah yang
paling utama. Kata beliau, 'Engkau menyedekahkan harta itu pada saat engkau dalam keadaan
sehat dan di kala engkau benar-benar menginginkan harta tersebut saat itu.'' (HR Abu
Dawud).
Firman Allah Swt. ''Engkau tak akan mendapatkan kebaikan apa pun hingga kalian
menyedekahkan sebagian harta yang paling kalian cintai.
Ketahuilah, apa pun yang kalian infakkan, Allah pasti mengetahuinya.''
(Ali 'Imran: 92).
Di antara adab-adab bersedekah yang lain adalah menyegerakan berzakat atau bersedekah
ketika sudah waktunya. Hal ini untuk menampakkan rasa suka cita muzakki dalam memenuhi
perintah Allah untuk membahagiakan hati fakir-miskin. Salah satu akhlak mulia Nabi saw.
dalam masalah sedekah adalah mempercepat dalam memberikan sedekah itu. Pernah suatu
ketika, Nabi saw. mempercepat shalatnya hingga membuat para sahabatnya bertanya-tanya.
Setelah ditanya, beliau menjawab, ''Ketika shalat, aku teringat ada harta bendaku yang belum
aku sedekahkan.' (HR Bukhari).
Menyembunyikan sedekah dengan meminimalisir orang yang mengetahuinya agar amal baik

tidak dikotori oleh godaan riya' juga merupakan bagian dari adab bersedekah. Juga menjaga
agar mustahiq tidak terbuka rahasia akan kefakirannya. Adapun kalau ia yakin tidak akan
riya', ia dapat menampakkannya agar diketahui oleh orang banyak. Dengan catatan orangorang itu akan meneladaninya. Jangan merusak sedekah dengan mengungkit-ungkitnya
kembali (QS Al- Baqarah : 264). Termasuk menyakiti orang yang menerima sedekah adalah
dengan mengumumkan kefakirannya, membentak-bentak atau menghinanya karena memintaminta.
Berapa pun nilai harta yang disedekahkan, kita harus menganggapnya sedikit karena kalau
sampai menganggapnya banyak, maka kita akan 'ujub (bangga) dengan pemberian itu. Dari
'ujub inilah akan timbul takabbur yang pada akhirnya akan menghilangkan pahala dari
sedekah itu.
Sebagian ulama mengatakan perbuatan baik tidak akan sempurna kecuali dengan tiga hal
yaitu menganggapnya ringan, menyegerakan, dan menyembunyikannya.
Gagasan pembuatan rumus pahala sedekah yang sering kita dengar akhir-akhir perlu dikritisi
lebih jauh. Kita paham dan mengerti atas rumus tersebut agar umat termotivasi untuk
meningkatkan semangat bersedekah, karena keagungan nilai yang dijanjikan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Namun, tentu upaya tersebut jangan sampai berakibat pada penempatan agama
sebagai ”monumen spirit” yang berwatak pragmatis dan sempit.
Masalah sedekah bukan hanya sekedar urusan hitung-hitungan angka (matematis) yang dapat
dihitung "keuntungannya", tetapi sedekah sangat terkait dengan tingkat keikhlasan sebagai
manifestasi iman pemberinya. "Keuntungan" spiritual sedekah tidak dapat disamakan seperti
menghitung keuntungan yang dijanjikan oleh bisnis multilevel marketing, yaitu ketika meraih
sekian poin maka akan mendapatkan keuntungan sekian. Namun "keuntungan" sedekah itu
bersifat spiritual dimana hanya Allah yang tahu, yang tidak selalu bersifat linier bahwa ketika
mengeluarkan sekian, maka akan mendapatkan sekian.
Oleh karena itu, kerangka berfikir yang pas dalam permasalahan sedekah dan upaya
memotivasi umat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sedekah adalah: mari tingkatkan
amal sosial dengan bersedekah wajib (zakat), minimal 2,5% (sesuai ketentuan) dan mari
tingkatkan infaq dan sedekah jariyyah sesuai kemampuan dan keikhlasannya, insya Allah,
Tuhan akan membalas yang pantas bahkan lebih dari sekedar pantas.

Sedekah adalah Jawaban Semua Masalah
"Sedekah merupakan jawaban semua permasalahan. Sedekah itu tak ada lawan. Tak ada
persoalan apa pun yang tidak selesai, selama kita melibatkan Allah. Caranya, antara lain
melalui sedekah.” Kalimat-kalimat di atas kerap kali dilontarkan oleh Ustad Yusuf Mansur
dalam setiap ceramah-ceramahnya.
Ustadz muda itu memang selalu mengusung tema sedekah dalam setiap dakwahnya, baik
melalui ceramah, buku, kolom di media massa, maupun sinetron Maha Kasih yang
ditayangkan di RTCI setiap Sabtu malam. Sehebat apakah sedekah itu? Mengapa sedekah

jadi begitu penting? Apakah sedekah mampu menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia
yang sudah hampir satu dekad dirundung krisis? Berikut wawancara Irwan Kelana, dengan
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran/Tahfiz Quran Cipondoh, Tangerang itu:
Apakah sedekah itu?
Sebetulnya konsep sedekah itu seperti kata Nabi, ”Setiap amal yang baik adalah sedekah.”
Bahkan, kata Rasulullah, ”Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” Jadi, tidak hanya
materi atau harta saja. Seperti firman Allah dalam AlQuran, ”… berjuanglah (bersedekahlah)
dengan hartamu dan jiwamu.”
Mengapa sedekah itu jadi penting?
Kalau manusia tahu, sesungguhnya dialah yang butuh/perlu sedekah. Mengapa? Sebab,
sedekah merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs (membersihkan diri, lahir-batin). Kita
butuh sedekah, sebab sedekah itu akan kembali kepada kita dalam beragam bentuk. Posisi
sedekah itu sangat istimewa. Sedekah merupakan ibadah yang utama. Bahkan dalam
AlQuran, perintah bersedekah itu menggunakan huruf wawu atof. Artinya sesuatu yang
terikat sekali, merupakan perintah yang sangat penting.
Firman Allah, ”Wahai orang-orang yang beriman, (sebagai syarat keimanan mereka), maka
dirikanlah shalat dan sedekahkanlah sebagian dari rezeki yang datangnya dari Allah SWT.”
Kedua prasyarat itu ibarat baju dan celana. Baju saja, tanpa celana, tidak pantas. Begitu pula,
celana saja, tanpa baju, juga tidak sempurna. Imam Ghazali mengatakan, manusia itu terbagi
menjadi empat golongan. Yakni, manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak
tahu, manusia yang tidak tahu tapi tahu bahwa dirinya tidak tahu, manusia yang tahu tapi
dirinya tidak tahu bahwa dirinya tahu, dan manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu.”
Kalau sudah sampai ke maqam yang keempat, maka ia akan menjadi Muslim yang sangat
baik, salah satu tandanya adalah gemar bersedekah.
Berapa ayat AlQuran dan hadis Rasulullah yang memerintahkan soal sedekah ini?
Salah satu ayat utama yang paling sering saya bacakan adalah QS Ath-Talaq ayat 5.”Dan
hendaklah orang yang disempitkan rezekinya bersedekah.” Hadis-hadis tentang sedekah
begitu banyak dan bertebaran. Salah satunya, hadits Rasulullah saw yang menyatakan bahwa
sedekah itu dapat menolak bala.”Bersegeralah untuk bersedekah. Sebab, yang namanya bala
tidak bisa mendahului sedekah.” Hadis lainnya, "Tidak akan berkurang rezeki ornag yang
bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, bertambah.”
Apa saja keutamaan sedekah?
Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua,
menolak bala. Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah umur. Allah berjanji
dalam Alquran, bahwa Sedekah itu tidak mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun
Allah, pasti berbuah. Menanam di kebun sendiri saja berbuah, apalagi di kebun Allah.
Kalaupun buahnya tidak lebat, paling tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak
menurunkan hujan lebat, paling tidak hujan gerimis.
Kisah-kisah dalam sinetron Maha Kasih diilhami oleh kisah nyata jamaah Anda. Anda
menampung banyak testimoni tentang keutamaan sedekah ya?
Begitulah. Suatu hari ada seorang pedagang datang kepada salah seorang staf saya. Ia
mengaku punya utang Rp 30 juta, dan tak tahu lagi ke mana harus mencari uang untuk
melunasi utangnya. Oleh staf saya, ia disuruh sedekah. Apa yang bisa dilakukannya? Ia
mengaku tak punya sesuatu yang berharga untuk dijual. Akhirnya staf saya menganjurkan

agar ia menjual motor vespanya dan menyedekahkan hasilnya. Ternyata, pada saat ia sedang
menawarkan sepeda motor tersebut, kakaknya yang di Swiss kirim SMS.
Isinya menyatakan bahwa ia baru saja mentranfer dana senilai setara dengan Rp 30 juta.
Tentang tolak bala. Suatu pagi, seorang ustadz bersedekah kepada ustadz yang lain. Ia tinggal
di Tangerang. Menjelang sore hari ia ke Gunung Putri, Bogor, hendak mengajar. Di jalan tol,
mobilnya ditabrak orang. Namun mobil tersebut tidak rusak. Sebaliknya, mobil yang
menabrak rusak berat. Pemilik mobil heran dan bertanya kepadanya, ”Kok mobil kamu tidak
apa-apa?” Dijawab, ”Mungkin karena tadi pagi saya bayar asuransi sedekah.”
Ada juga cerita seorang pasien yang sudah divonis mati oleh dokter. Karena merasa usianya
tidak lama lagi, orang tersebut kemudian berusaha untuk menjadikan sisa umurnya untuk
berbuat hal terbaik. Ia mengumpulkan delapan bayi yatim yang masih merah dan merawatnya
dengan kasih sayang. Ternyata sampai saat ini ia masih hidup, bahkan menjadi ketua grup
senam yang anggotanya lebih 2.000 orang. Bahkan, bayi yang dulu dirawatnya sudah dewasa,
dan salah satunya sudah menikah. Keajaiban sedekah itu hanya bisa dirasakan oleh orang
yang bersedekah dan ia yakin. Keyakinan itu membawa pengaruh kepercayaan positif kepada
Allah SWT.
Anda mengkampanyekan gerakan nasional selamatkan bangsa dengan sedekah. Mengapa
Anda begitu yakin sedekah bisa menyelamatkan bangsa?
Yakin sekali. Ada sebuah kisah dalam Alquran tentang Nabi Musa yang meminta agar Allah
menghilangkan azab dari suatu bangsa. Allah menjawab bahwa azab tersebut sudah telanjur
ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi ini. Di samping itu, pernyataan Allah
yang sangat penting adalah, ”Azab itu tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara
dirinya, menafkahkan sebagian rezekinya, dan beriman kepada ayat-ayatKu.” Jadi, sedekah
bisa menyelamatkan bangsa.
Dalam berbagai pengalaman saya mengusung tema sedekah selama ini, sudah banyak
keluarga bermasalah yang akhirnya bersatu kembali sebagai berkah sedekah. Demikian pula,
sudah banyak perusahaan yang hampir bangkrup, namun akhirnya bisa berjaya kembali
berkat sedekah. Logika saya begini. Kalau presiden, para menteri, DPR, pejabat pemerintah
sampai yang terkecil, yakni RT-RW plus komponen bangsa ini bersedekah, insya Allah akan
lahir energi positif yang dapat membawa bangsa ini keluar dari krisis.
http://ayobersedekah.wordpress.com/2009/07/07/sedekah-adalah-jawaban-semua-masalah/
Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang
mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral,
ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari
kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa
kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri
dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan
Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak
bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan
demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya
memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang
dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah

Ta’ala, sebagaimana hadits:
‫ا ل تعالى جوخد يحب خلجود ويحب معال ا خألقا ويكره سفسافها‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak
yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani
dalam Shahihul Jami’, 1744)
Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang
buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta,
bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‫خليد خلعليا لير من خليد خلسفلى وخليد خلعليا ه ا خلمنفقة وخليد خلسفلى ه ا خلسائلة‬
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang
memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429,
Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan
baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan
hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ عبد رزاه ل مالً وعلما ً فهو يتق ا فيه ربه ويصل فيه رحمهو ويعلل ه فيه حقاً فهذخ بأفضل خلمنازل‬:‫انّما خلدنيا أربعة نفر‬
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta
kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya
dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada
hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia
berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia
menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar
bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan
orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits
mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis
Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak
keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah.
Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia
tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫وخلصداة تطفىء خلخطيئة كما تطفىء خلماء خلنار‬
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di
shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa
yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat,
seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan
sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar
‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa
aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
ّ ‫لِ فَ َق يَأْ َمنُ َم ْك َر‬
ّ ‫أَفَأ َ ِمنُوخ َم ْك َر‬
َ ‫اسرُو‬
ِ َ‫لِ اِ ّل ْخلقَوْ ُم ْخلخ‬
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab
Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat

naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari
akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
‫رجل تصدا بصداة فألفاهاو حتى ل تعلل شماله ما تنفق يمينه‬
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ما نقصص داة من مال وما زخد ل عبدخ بعفو ال عزخ‬
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan
Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An
Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2
hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta
menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan
kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut
‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat
banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
ّ ‫ت َوأَ ْا َرضُوخ‬
ّ ‫ص ّداِينَ َو ْخل ُم‬
ّ ‫اِ ّ ْخل ُم‬
‫ضا َعفُ لَهُ ْل َولَهُ ْل أَجْ ٌر َك ِري ٌل‬
َ ُ‫لَ اَرْ ضا ً َح َسنا ً ي‬
ِ ‫ص ّداَا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan
(ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
‫ فمن كا من أهل خلصقةا دُع ا من باب خلصقةاو ومن‬:‫من أنفق زوجين ف ا سبيل لو نودي ف ا خلجنة يا عبد لو هذخ لير‬
‫كا من أهل خلجهاد دُع ا من باب خلجهادو ومن كا من أهل خلصداة دُع ا من باب خلصداة‬
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh
salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika
ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia
berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR.
Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫وخلصداة برها‬
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah
dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ا خلصداة لتطفىء عن أهلها حر خلقبور‬
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al
Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ فشوبوخ بيعكل بالصداة‬. ‫يا معشر خلتجار ! ا خلشيطا وخثإل يحضرخ خلبيع‬
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka
hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan
shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang
yang dermawan dengan orang yang pelit:
‫ فق ينفق ال سبغص و‬: ‫مكل خلبخيل وخلمنفق و كمكل رجلين و عليهما جبتا من حديد و من إديهما الى ترخايهما و فأما خلمنفق‬
‫ فق يريد أ ينفق شيئا ال لزاص كل حلقة مكانها و فهو‬: ‫ وأما خلبخيل‬. ‫أو وفرت على جلده و حتى تخف ا بنانه و وتعفو أإره‬
‫يوسعها ول تتسع‬
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang
memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang
bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada
kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju
besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR.
Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang
lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan
orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang
paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini
diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
‫كا رسول ل لى ل عليه وسلل أجود خلناس و وكا أجود ما يكو ف ا رمضا حين يلقاه جبريل و وكا يلقاه ف ا كل‬
‫ليلة من رمضا فيُدخرسه خلقرآ و فالرسول ل لى ل عليه وسلل أجو ُد بالخير من خلريح خلمر َسلة‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau
lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap
malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya
adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik
radhiallahu’anhu:
‫كا خلنب ا لى ل عليه وسلل أشجع خلناس وأجود خلناس‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling
dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan
lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan
melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir,