Pandangan umum Pemerintah akan Konvergensi bersama antar operator

  

Pandangan umum Pemerintah

akan Konvergensi bersama antar operator

  Oleh Basuki Yusuf Iskandar Plt. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Pengantar  Kemunculan era KONVERGEN perlu diantisipasi dan dipersiapkan dari sekarang. 

  Migrasi menuju jaringan yang terkonvergen yang meliputi berbagai penyelenggara dan berbagai jenis jaringan akses memerlukan strategi dan langkah-langkah nyata dari para penyelenggara untuk secara bersama-sama mempersiapkan model dan proses migrasi-nya.

  

Segala aspek perlu menjadi konsideran, mulai dari technical aspects, investment

considerations, dan aspek kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia

   Standard-standard teknologi saat ini sedang menuju kearah sistem yang

mendukung konvergen tidak hanya konvergen jenis-jenis layanan yang beragam

yang dapat disalurkan melalui satu jairngan akses broadband namun juga bagaimana model, pola dan skenario konvergen yang merupakan konvergen antar berbagai operator.

  

Oleh karena itu pola konvergensi harus disiapkan bersama-sama di antara para

operator telekomunikasi untuk mengakomodasi model bisnie telekomunikasi masa depan.

  Level Konvergen : 

  Konvergen layanan 

  Konvergen jaringan Konvergensi tingkat layanan 

  Konvergen dalam hal ini adalah menyatukan berbagai aplikasi atau layanan telekomunikasi dan broadcast ke dalam satu (single) media sehingga dengan satu jenis media pelanggan dari penyelenggara jasa dalam menikmati berbagai jenis layanan seperti triple play (teleponi, video dan text termasuk di dalamnya layanan streaming broadcast dan video on-demand) maupun Quad play ketika andalannya adalah teknologi akses tanpa kabel (wireless). Konvergensi tingkat Jaringan 

  Dengan semakin banyaknya teknologi jaringan mulai dari model jaringan PSTN sampai metroethernet dan dari jaringan wireless terbatas WiFi dan jaringan bergerak seluler 2G sampai dengan jaringan masa depan 3G dan versi berikutnya danWimaX maka diperlukan suatu konvergensi jaringan (converged network) sehingga terdapat suatu sistem jaringan tingkat atas yang menjadi manajemen dan pengendali dari semua jenis platform jaringan sehingga ke depan akan menjadi jaringan yang seamless (tanpa batas), feksibel dan terintegrasi. Inilah yang dimaksud konverjensi jaringan (converged networks) Pertimbangan Konvergensi (1) 

  Investasi untuk menuju Konvergen sangat memerlukan capital yang besar baik untuk peningkatan kemampuan jaringan, control dan

aplikasi layanan maupun untuk peningkatan kapasitas sumber daya

manusia.

   Sementara itu, kecenderungan saat ini , Telco menerapkan

karakteristik model investasinya sesuai dengan tingkat pencapaian

market, yaitu :

  

Telco dihadapkan kepada situasi keinginan untuk menguasai seluruh

segment baik market (jumlah pelanggan), jaringan maupun layanan

dengan kecenderungan pada suatu prinsip bahwa untuk terus bertahan

dalam market maka harus mendominasi market itu sendiri, di mana

untuk maksud tersebut aspek utama adalah penguasaan tidak hanya

jaringan akses tetapi pula jaringan backbone dan backhaul.

  

Untuk melakukan investasi secara menyeluruh memerlukan capital

yang sangat besar, dan bagi penyelenggara new entrant akan sangat berat untuk melakukan kesemuanya sehingga perlu melakukan positioning dari strategy layanannya. Sedangkan, Telco yang telah lama mapan memiliki kemampuan untuk melakukan pembangunan di segala Pertimbangan Konvergensi (2) 

  Kelemahan dari Kondisi di atas 

  dampak pembangunan telekomunikasi yang menyeluruh tidak dapat ditempuh dalam waktu yang cepat bahkan jangka menengah atau mungkin jangka panjang,

  

  sulit bagi industri telco untuk memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa secara merata. Hal ini tentu akan tetap menetapkan posisi Indonesia dalam digital divide atau kesenjangan digital secara berkepanjangan.

   Backbone dan Backhaul Sharing

  

  Investasi CAPEX di sisi backbone dan backhaul merupakan bagian terbesar dari investasi capex dari Telco.

  

  Beberapa Telco dapat meningkatkan pengembangan dan pembangunan jaringan akses untuk meningkatkan dan memelihara pelanggan. Investasi di dalam telco dapat di- fokuskan ke penyediaan jaringan akses ke pelanggan  perlu ketegasan apakah perlu prinsip open access atau justru tidak Bagaimana gambaran apabila para operator tidak bersama-sama terkonvergen dan apabila para operator melakukan konsolidasi konvergensi

bersama dan konvergence ke semua level.

Saturated market

  

Future anticipated

markets

  Model pembangunan backbone dan

backhaul masa depan  untuk mendukung infrastruktur sharing di masa depan Model Kebijakan berkenaan Pembangunan jaringan (ICT Fund) negara lain

  

  OFCOM, Inggris memberi keleluasaan kepada BT untuk menerapkan pola migrasi NGN, monopoli dalam pembangunan jaringan, namun diberikan perlakukan dengan prinsip unbundling access, sehingga jaringan backhaul dan backbone nya dapat dibuka untuk operator lain..

  

  Pemerintah Singapura memberikan Fund berupa grand untuk stage awal pembanguan jaringan fber optik ke seluruh singapura berikut jairngan akses Fo ke gedung-gedung dan rumah-rumah, juga untuk jairngan broadband wireless.

  

  Australia memeprcepat pembangunan jaringan backbone, backhaul dan jaringan akses FO dengan sepenuhnya dana pemerintah Australia dengan target 2010 mampu mencapai 90% rumah-rumah, sisanya baru dilayani dengan wireless/satelit karena faktor lokasi.

  

  Pemerintah Amerika lebih melindungi investasi jaringan akses FO dengan menerapkan prinsip penyelenggara layanan broadband didorong membangun jaringan akses FO nya sendiri, demikian juga dengan Jerman (tidak berprinsip open access atau dapat berupa bundling access).

  Bagaimana dengan ICT Fund di ICT Fund : Indonesia 

  Dari pengalaman program Palapa Ring, maka perlu keterlibatan pemerintah utamanya dalam hal dana untuk kepastian Palapa Ring.

   Oleh karena itu perlu dipikirkan, National ICT Fund. 

  

Dari mana ICT Fund berasal ?  beberapa skenario:

  Pendapatan Pemerintah / Negara dari sektor telekomunikasi yang dikembalikan ke sektor.

   Dana USO yang telah ada digunakan sebagian untuk ICT Fund.

  

New Institution with special license for backhaul dan

backbone.

   Pendapatan Pemerintah / Negara dari sektor telekomunikasi yang dikembalikan ke sektor :

   Sebagian besar Dividen Pemerintah dari sektor telekomunikasi dimasukkan ke ICT Fund

   Perlu konsep pemanfaatan

   Memerlukan perjuangan di Depkeu dan Komitmen wakil rakyat (DPR)

  

Dana USO yang telah ada digunakan sebagian untuk ICT Fund :

   Sebagian dana USO dapat ditempatkan ke ICT Fund

  

New Institution with special license for backhaul dan backbone :

   Pelaksanana ICT Fund berikut yang menjadi kuasa pembangun jaringan telekomunikasi adalah institusi yang dibentuk khusus dan diberikan lisensi khusus untuk itu.

   Dapat menerima dana ICT Fund dari bagian Dividen Pemerintah di sektor Telekomunikasi

   Dapat menerima bagian dari dana USO. 

  Dapat menarik investasi dengan model obligasi (tidak ada transfer kepemilikan saham)

  finish