Upaya Meningkatkan Pembelajaran Agama Islam melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2015

  



Volume 07, Nomor 02, desember 2016

                 

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Agama Islam melalui Metode

Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758

  

Binjai Tahun Pelajaran 2015

   

  

Abstrak: Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar,

  bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Penelitian tindakan ini menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66.68%), siklus II (83.30%), siklus III (100%).

  : Pembelajaran Agama Islam, Pemberian Tugas, Resitasi Kata Kunci PENDAHULUAN

  Guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan mutu siswa, baik mutu dalam hal prestasi siswa maupun dalam hal pembentukan karakter siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas Abdullah Yus

  pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

  Dengan beragam persoalan ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkin- kan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan- tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga siswa mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

  Proses kegiatan belajar secara bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus.

  Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

  Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

  Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode

  

pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun

Pelajaran 2014/2015 ”. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan 1) bagaimanakah

  peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi? 2) bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi terhadap motivasi belajar siswa?. Tujuan adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

  Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) penelitian ini hanya dikenakan pada siswa SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) penelitian ini dilakukan pada

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

  bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 3) materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Membaca dan mengartikan Surah Al Fatihah.

  KERANGKA KONSEPTUAL Definisi Pembelajaran

  Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996: 14).

  Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993: 120).

  Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.

  Motivasi Belajar Pengertian Motivasi

  Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang meng- ubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.

  Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

  Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik.

  Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang

  Abdullah Yus demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).

  

Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

  individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena siswa disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).

  Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

  Pengajaran Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi

  Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung-jawabkannya.

  Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara menjawab test yang diberikan oleh guru, menyampaikan ke muka berupa lisan, dan dengan cara tertulis.

  Tugas

  Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.

  Belajar

  Banyak sekali perumusan tentang belajar. Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf. b) Belajar adalah penambahan pengetahuan. c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.

  Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.

  Resitasi

  Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rumah.

  Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

  ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.

  Fase-fase Resitasi

  Metode Resitasi dapat dilaksanakan dengan 3 fase, yaitu: 1) Guru memberikan tugas. Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek. 2) Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 3) Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.

  Keuntungan Metode Resitasi

  Ada beberapa keuntungan metode Resitasi, yaitu: 1) Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. 2) Meringankan tugas guru yang diberikan. 3) Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru. 4) Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 5) Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 6) Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. 7) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik. 8) Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam sekolah.

  Kelemahan Metode Resitasi

  Kelemahan-kelemahan metode Resitasi adalah: 1) Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar. 2) Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain. 3) Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada. 4) Kadang pembahasannya kurang sempurna. 5) Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas sehingga waktu bermain tidak ada, menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan, mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit dan jalan pelajaran lambat serta memakan waktu yang lama, kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut. Abdullah Yus Langkah-langkah Sebelum Melakukan Resitasi

  Pemberian Tugas Dan Penjelasan yaitu: 1) Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas. 2) Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid. 3) Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.

  Pelaksanaan Tugas yaitu: 1) Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol. 2) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing. 3) Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid. 4) Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah. 4) Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai. 5) Saran-saran: Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan, waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup, adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

  Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.

  Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bantu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

  Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

  Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian Tempat Penelitian

  Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Waktu Penelitian

  Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Minggu I bulan Agustus semester gasal 2014/2015.

  Subyek Penelitian

  Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Rancangan Penelitian

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. 1) Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2) Kegiatan dan

  

pengamatan , meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

  membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery . 3) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4) Rancangan/rencana yang

  , berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi

  direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

  Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

  Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

  Silabus

  Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. Abdullah Yus Rencana Pelajaran (RP)

  Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

  Lembar Kegiatan Siswa

  Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

  Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

  Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

  Tes Formatif

  Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 20 butir

  Metode Pengumpulan Data

  Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

  Teknik Analisis Data

  Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

  Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

  Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan atu tes formatif, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

  X

  XN

  Dengan :

  X = Nilai rata-rata

  Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

  Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: . . .

  Siswa yang tuntas belajar

  100 % Px Siswa

  

  Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

  Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

  Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi

  Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

  Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Abdullah Yus Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada Awal bulan Agustus (Minggu Pertama) di SDN 024758 Binjai Kelas IV dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

  Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

  

Tabel 1. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No.

  Keterangan Nilai Urut T TT

  1

  60 √

  2

  70 √

  3

  70 √

  4

  60 √

  5

  80 √

  6

  80 √ Jumlah 420

  4

  2 Jumlah Skor 420 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 70.00

  Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 4 Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Klasikal : Belum tuntas

  

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

  1 Nilai rata-rata tes formatif

  70.00

  2 Jumlah siswa yang tuntas belajar

  4

  3 Persentase ketuntasan belajar

  66.67 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode

  pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70.00 dan ketuntasan belajar mencapai 66.67% atau ada 4 siswa dari 6 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

  sebesar 66.67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

  Siklus II Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

  Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada Minggu ke II Bulan Agustus di SDN 024758 Binjai dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

  Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

  Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

  

Tabel 3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No.

  Keterangan Nilai Urut T TT

  1

  60 √

  2

  80 √

  3

  80 √

  4

  90 √

  5

  90 √

  6

  60 √ Jumlah 460

  5

  1 Jumlah Skor 460 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 76,66 Abdullah Yus

  Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 5 Jumlah siswa yang belum tuntas : 1 Klasikal : Belum tuntas

  

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

  1 Nilai rata-rata tes formatif 76,66

  2 Jumlah siswa yang tuntas belajar

  5

  3 Persentase ketuntasan belajar

  83.30 Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,66

  dan ketuntasan belajar mencapai 83.30% atau ada 5 siswa dari 6 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

  Siklus III Tahap Perencanaan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung

  Tahap Kegiatan dan Pengamatan

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada Minggu II Bulan September 2011 di SDN 024758 Binjai dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus

  II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus

  III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

  Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Tabel 5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No. Keterangan

  Nilai Urut T TT

  1

  90 √

  2

  90 √

  3

  90 √

  4

  80 √

  5

  90 √

  6

  80 √ Jumlah 520

  6 Jumlah Skor 520 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 86.67

  Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 6 Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 Klasikal : Tuntas

  

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

  1 Nilai rata-rata tes formatif

  86.67

  2 Jumlah siswa yang tuntas belajar

  6

  3 Persentase ketuntasan belajar 100

  Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 86.67 dan dari 6 siswa yang telah tuntas sebanyak 6 siswa dan 0 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,67% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.

  Refleksi

  Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan Abdullah Yus

  semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

  Revisi Pelaksanaan

  Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

  Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 66,67%, 83.30%, dan 100%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

  Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

  Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

  Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

  Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama Islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

  Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini

  Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

  terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

  PENUTUP Kesimpulan

  Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66.68%), siklus II (83.30%), siklus III (100%). 2) Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata- rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

  Saran

  Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1) Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2) Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. Abdullah Yus

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

  Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama Islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon. Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.

  Universitas Negeri Surabaya. Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

  Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45