Kuliah 9_Mikroba sebagai Agens Antagonis_2018

  Perbanyakan Massal Mikroba Sebagai Agens Antagonis Irda Safni

  Pendahuluan

  

Apa Pengertian Pengendalian Hayati?

  William Roberts (1874) pertama sekali mendemonstrasiskan aksi antagonis jamur

Penicillium glaucum dan bakteri di dalam kultur

cair dan mengenalkan istilah “antagonisme”.

  

Istilah pengendalian hayati (biological control)

untuk mengendalikan penyakit tumbuhan

pertama sekali diusulkan oleh C. F. Von (1914).

   Istilah umum Pengendalian Hayati: 

  Proses suatu populasi di mana populasi satu spesies menurunkan populasi spesies lainnya.

  

  Sanford (1926) mengamati infeksi penyakit kudis kentang (potato scab) dapat ditekan dengan aktivitas antagonistik pupuk hijau.

  

  Weindling (1932) melaporkan keefektifan Trichoderma lignorumon pada beberapa penyakit tanaman.

  

  Grossbard (1948-1952), Wright (1952-1957) mendemonstrasikan kerja antibitiok yang dihasilkan di dalam tanah oleh Penicillium, Aspergillus, Trichoderma, Streptomyces.

  

  Kloepper (1980) mendemostrasikan kegunaan siderophore yang dihasilkan Erwinia carotovora.

   Produk agens biokontrol pertama yang dipasarkan adalah BINAP T di Perancis tahun 1976, di USA tahun 1989.

  

Di Amerika Serikat, telah terdaftar 26 produk

mikroba oleh perusahaan komersil untuk

mengendalikan berbagai penyakit tumbuhan

pada tahun 2005.

  

Di Eropa, telah terdaftar 14 produk mikroba

untuk pengendalian penyakit.

Kenapa menggunakan pengendalian hayati?

  

  Agens biokontrol:

  

  Mahal

  

  Membutuhkan tenaga kerja yang banyak

  

  Inang spesifik

  

  Pestisida kimia :

  

  Harganya efektif

  

  Mudah diaplikasikan

  

  Ber-spektrum luas

  

Kenapa menggunakan pengendalian hayati?

AKANKAH: 

  Pestisida kimia 

  

Berpengaruh terhadap ekologi, lingkungan dan masalah

kesehatan manusia 

  Membutuhkan perlakuan tahunan 

  Berspektrum luas 

  Beracun terhadap spesies yang berguna dan patogenik TETAPI: 

  Agens biokontrol 

  Tidak beracun terhadap manusia 

  Tidak mengkontaminasikan air 

  Sekali mengkolonisasi, akan bertahan bertahun-tahun 

  Inang spesifik 

  Hanya berpengaruh terhadap satu atau beberapa spesies

Biopestisida

  Pembagian biopestisida berdasarkan Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US-EPA): 1.

  Pestisida Mikroba (microbial pesticide), yaitu produk biopestisida yang mengandung mikroba (jamur, bakteri, virus, protozoa) sebagai bahan aktif. Disebut juga Agens pengendali hayati/Agens hayati/agens biokontrol.

  Incorporated-Protectants (PIPs), yaitu bahan materi genetik bersifat pestisidal, artinya faktor keturunan (DNA) yang membentuk senyawa bersifat racun ditambahkan atau dimasukkan ke dalam tanaman. Disebut juga pestisida tanaman transgenik (transgenic plant pesticides).

Biopestisida

  3. Pestisida biokimia (biochemical pesticides), yaitu bahan alami yang digunakan mengendalikan hama dengan mekanisme nontoksik, dan berbagai ekstrak tanaman yang digunakan untuk memikat serangga.

  Contoh. Sex pheromone, pestisida nabati yang berasal dari tanaman.

  

Mekanisme agens pengendalian hayati patogen

tumbuhan

   Produksi metabolit beracun – menghambat satu organisme sebagai akibat difusi enzim, antibiotik dan bahan organik volatil 

  Contoh: Produksi zwittermicin A oleh Bacillus cereus terhadap busuk akar Phytophthora pada tanaman alfalfa

  

Mekanisme agens pengendalian hayati patogen

tumbuhan

  Kompetisi ruang dan nutrisi – Kompetisi antara

  mikroorganisme untuk karbon, nitrogen, O , besi dan

  2 nutrisi lainnya.

  

  Cara kebanyakan organisme menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain.

  

  Oleh karena itu, hal penting bagi keberhasilan agens biokontrol rizosfer adalah kemampuan untuk tetap pada kepadatan populasi pada permukaan akar yang tinggi, memberi perlindungann pada seluruh akar selama masa hidupnya.

  

Mekanisme agens pengendalian hayati patogen

tumbuhan

  Mikoparasitisme – parasitisme oleh satu jamur oleh

  agens antagonis lainnya

  

  Kontak langsung

  

  Enzim penghancur dinding sel

  

  Beberapa menghasilkan antiobiotik

  

  Contoh:

   Trichoderma harzianum, digunakan sebagai perlakuan benih terhadap jamur patogenik.

  

Menghambat kolonisasi patogen di jaringan

inang

  Mekanisme agens pengendalian hayati patogen

tumbuhan

  

  Ketahanan induksi pada tumbuhan terhadap penyakit tumbuhan

  Ketahanan diinduksi adalah respon tanaman terhadap

  • mikroorganisme atau agens abiotik yang mengikuti ketahanan de novo diinduksi terhadap patogen yang ditunjukkan pada tanaman peka.

  Ketahanan diinduksi dapat bersifat lokal, ketika ia dapat

  • dideteksi hanya di daerah dekat dengan faktor penginduksi, atau sistemik, ketika ketahanan terjadi pada tempat di seluryh tanaman.

Substansi Aktif

  Substansi Aktif adalah bahan-bahan yang mempunyai aktifitas tertentu yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bahan aktif ini dapat bersifat positif bagi makhluknya sendiri, tapi dapat

berdampak negatif atau positif bagi makhluk hidup

lain.

  Substansi Aktif

  Substansi aktif dapat dibagi 2, yaitu:

  1.Metabolit Primer

  • Bersifat intraselluler
  • Dihasilkan dalam jumlah sedikit

  2. Metabolit Sekunder

  • Hasil metabolit di dalam sel yang di-sekresikan keluar dari sel atau dikumpulkan di kantong-kantong khusus di atara sel/jaringan di dalam tubuhnya.
  • Dapat dihasilkan dalam jumlah besar tergantung lingkungan dan kebutuhannya  pengembangan rekayasa aktivitas bio-industri (produk enzim, antibiotik,

  Substansi Aktif

  Secara otomatis dikeluarkan karena dapat meracuni dirinya sendiri

  Metabolit sekunder

  Karena adanya rangsangan untuk tujuan tertentu Substansi Aktif

  Substansi Aktif

Pengaruh substansi aktif terhadap patogen tanaman:

  1. Aktivitas antibiosis.

  2. Efek langsung terhadap penghambatan pertumbuhan patogen pada sistem perakaran.

  3. Induksi sistem pembangkitan kekebalan terhadap tanaman.

  Antibiosis 

  Antibiosis adah senyawa kimia hasil metabolisme yang memiliki sifat sebagai antibiotik.

   Proses pengendalian mekanisme biologi antibiosis dapat bekerja secara tunggal dari 1

jenis substansi aktif atau bekerja sama dengan

aktivitas substansi aktif lainnya.

   Senyawa antibiosis dihasilkan sebagian besar kelompok jamur (Trichoderma spp., dll), hanya sebagian kecil yang dihasilkan bakteri (Pseudomonas spp., Bacillus, sp.)

Daftar Antibiotik

  5 Xanthobacin A Lycobacter sp.

  Pantoea agglomerans C91 Erwinia amylovora Fire blight (Sandra et al., 2001)

  9 Herbicolin

  al., 2005)

  Damping off (Leclere et

  Pythium aphanidermatum

  8 Mycostubilin Bascillus BBG100

  Damping off (Smith et al., 1993)

  Pythium aphanidermatum

  7 Zwitermycin A Bascillus cereus UW85

  al., 2001)

  6 Gliotoxin Trichoderma virens Rhizoctonia solani Root rot (Wilhite et

  Damping off (Islam et al., 2005)

  Aphanomyces cochlioides

  Strain K88

  No Antibiotic Source Target pathogen Disease Reference

  1 2,4 - Diacetyl- pholoroglucinol

  3 Bacillomycin D Bacillus subtillus AU195

  Pseudomonas fluorescence F113 Pythium Damping off

  (Shanahan et

  al., 1992)

  2 Agrocin 84

  Agrobacterium radiobacter Agrobacterium tumefaciens

  Crown gall (Kerr, 1980)

  Aspergillus flavus

  Wilt (Koumoutsi

  Aflatoxin contamination (Moyne et

  al., 2001)

  4 Bacillomycin D Bacillus amylo

  liquefaciens

  strain FZB42

  Fussorium oxysporium

  et al., 2004)

  

Persyaratan untuk keberhasilan

pengendalian hayati

  

1. Strain biokontrol yang sangat efektif harus dapat

diperoleh atau dihasilkan a.

  Bisa dikolonisasi dan diperbanyak b. Tidak patogenik terhadap tanaman inang dan lingkungan

  

Persyaratan untuk keberhasilan

pengendalian hayati

  

2. Produksinya tidak mahal dan agen formulasi dapat

dikembangkan a.

  Produksi harus menghasilkan perbanyakan massal dengan daya hidup yang sangat baik.

  b.

Agar dapat berhasil sebagai agens pertanian harus i

  Murah ii. Dapat diproduksi dalam jumlah besar iii. Viabilitasnya dapat dipertahankan

  

Persyaratan untuk keberhasilan

pengendalian hayati

  a.

Harus meyakinkan bahwa agens akan tumbuh dan mencapai tujuannya

  Coiling of Trichoderma around a pathogen. (Plant Biocontrol by Trichoderma spp. Ilan Chet, Ada Viterbo and Yariv Brotman)

  Daftar Bioinsektisida & Biofungisida yang telah dipasarkan secara komersil Mikroorganisme Patogen Target Inang/Penyakit Nama Dagang/Perusaha an

  Agrobacterium Agrobacterium Crown gall/tumor Norbac 84, C radiobacter tumefaciens

Nogall, Gatrol-A

  Bacillus subtilis Rhizoctonia sp., Busik akar, busuk Epic, Kodiak, MBI- Fusarium sp., benih 60, Seranade, Alternaria sp., Aspergillus sp.

  Burkholderia Jamur tular tanah, Tanaman sayuran, Deny cepacia Fusarium sp., kedelai, penyakit Phytium sp. layu, keriting Pseudomonas Erwinia amylovora Apel, kentang, Blight Ban-506 fluorescens tomat

  Pseudomonas Patogen pasca Apel, pir, jeruk Bio-Save 100 syringae panen Trichoderma Jamur tular tanah Busuk akar BioTrek 22G, harzianum (Phytium sp.,

  Supervisit

Penapisan (Screening) mikroorganisme antagonis

  Beberapa kategori untuk berhasil menapis mikroorganisme antagonis, yaitu:

  1. Memilih patosistem yang sesuai 2.

  Memilih metode isolasi mikroorganisme yang sesuai.

  3. Melakukan karakterisasi isolat yang sesuai dan evaluasi performa isolat.

  

  Cth. Penapisan agens bakteri antagonis terhadap Gibberella

  pulicaris penyebab busuk kering pada kentang yang disimpan 

  Memfokuskan pada bioefikasi dan pertumbuhan kinetik kandidat agens antagonis yang sesuai pada media cair.

  

Penapisan (Screening)

mikroorganisme antagonis

   Melakukan adaptasi isolat mikroorganisme terhadap suhu

  Cth. Validov et al. (2007) menyeleksi bakteri untuk mengendalikan Fusarium oxysporum f.sp. radicis-

  lycopersici .

  Proses pengeringan sering merusak produksi massal dan formulasi agens antagonis, sehingga mengurangi keefektifannya. Oleh karena itu, Validov et al (2007) melakukan metode freeze-dry & sprya-dry pada sampel rizosfer sebelum agens antagonis di-isolasi dari sampel tersebut  diasumsikan bakteri yang diseleksi awal seperti ini akan toleran terhadap proses pengeringan pada industri,

Produksi Massal Agens Biokontrol

   Langkah multi proses komersialisasi produk biokontrol meliputi aktivitas berikut: 

Isolasi mikroorganisme dari ekosistem alami.

   Evaluasi agens biokontrol secara in vitro dan uji rumah kaca.

   Uji isolat terbaik di lapangan

   Produksi massal

   Formulasi

   Pengiriman

   Kesesuaian

   Registrasi dan pemasaran

  No Bio control agent Product Target disease/organism

  22 Root shield, plant shield Soil borne pathogens

  Vegetables and Ornamentals ingreen houses

  EcoSoil system

  6 Pseudomonas fluorescence strain A506 Frostban

  Fire blight, bunch rot Fruit crop, Tomato, Potato

  Plant Health Technologies

  7 Streptomycine griseoviridis Mycostop Soil borne pathogens Ornamentals, Tree seedlings

  Kemira Oy, Finland

  8 Trichoderma harzianum T-

  Green house nurseries Bio works, USA

  5 Pseudomonas aureofaciens strain TX-1 Bio–jet, spot less

  9 Trichoderma harzianum T-

  39 Trichodex Botrytis cinerea Most of the food crops Bio works, USA

  10 Ampelomyces quisquallis isolate M-10 AQ10 Powdery mildew

  Fruits, Ornamentals ,

  Vegetables Ecogen,USA

  11 Aspergillus flavus AF36 Alfa guard Aspergillus flavus Cotton Circleone globa,USA

  12 Gliocladium catenulatum strain JI446 Prima stop soil guard

  Soil pathogens borne Vegetables, Herbs

  Pythium, Rhizoctonia

solani

  Wheat, barley, peas Growth products,USA

  Crop Manufacturer

  Nagol

  1 Agrobacterium radiobacter

  strain 84

  Galtrol Agrobacterium

  tumefaciens

  Ornamentals, Fruits, Nuts

  AgBioChem, USA

  2 Agrobacterium radiobacter

  strain K 1026

  Agrobacterium tumefaciens

  Rhizoctonia, Aspergillus

  Ornamentals, Fruits, Nuts

  Bio-care

  3 Bascillus GB34

  subtillus strain GB34 Rhizoctonia, Fussarium

  Soyabean Gustafon, USA

  4 Bascillus GB03

  subtillus strain Kodiac,

  companion

  , Spices Kemira Agro Oy, Finland

Formulasi

  

Formulasi adalah campuran bahan aktif seperti

spora jamur dengan bahan inert seperti pelarut

(diluent) dan bahan aktif permukaan (surfactant) agar meningkatkan karakteristik fisik menjadi bentuk yang sesuai keinginan.

  Syarat formulasi final adalah: 1.

  Mudah digunakan 2. Stabil pada suhu kisaran -5 - 35ºC.

Registrasi Agens Biokontrol

  Detail proses pembuatannya

  Analisa residu

  

  Toksisitas pada lingkungan

  

  Toksisitas pada mammalia

  

  

  Dua faktor penting untuk registrasi agens biokontrol adalah daya racun dan faktor lingkungan.

  Deskripsi morfologi agens biokontrol

  

  Kejadian secara alami

  

  Nama sistemik dan nama umum agens biokontrol

  

  Syarat-syarat registrasi agens biokontrol

  

  Terima Kasih