Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora Persica) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis (Secara In Vitro)
LAMPIRAN 1
Alur pikir
Bahan irigasi saluran akar:
Bahan yang digunakan dalam irigasi
saluran akar yang bertujuan: (1)
menghilangkan jaringan nekrotik dan
tumpukan serpihan dentin, (2) membasahi
saluran akar gigi (3) mengurangi jumlah
mikro-organisme di dalam saluran akar
(Agustin D, 2005)
Sifat-sifat bahan irigasi saluran akar
yang ideal:
1. Melarutkan debris, sisa-sisa jaringan
pada saluran akar, dan membuang smear
layer
2. Memiliki efek antibakteri dan
toksisitas minimal
3. Memiliki tegangan permukaan yang
rendah dan sifat pelumas
4. Mudah diperoleh dan digunakan,
harga terjangkau, tahan dan mudah
disimpan (Mulyawati E, 2011)
Enterococcus faecalis
2. Penyebab kegagalan pada 24-70%
kasus kegagalan perawatan endodonti
(Vidana R et al., 2010)
3. Dapat beradaptasi dengan nutrisi
sangat terbatas (Aswal D dan Beatrice L,
2010)
4. Faktor-faktor virulensi: substansi
agregasi, sex pheromones, lipoteichoic
acid, extracellular superoxide, gelatinase,
hialuronidase, dan sitolisin (Mulyawati
E, 2011)
5. Memproduksi sitolisin yang dapat
melisiskan eritrosit, PMN, makrofag, dan
menghambat fagositosis (Kayaoglu G
dan Ørstavik D, 2004)
Beberapa bahan irigasi saluran akar
1. NaOCl: tidak mampu menghi-langkan smear
layer dan bakteri resisten (Portenier I et al.,
2003)
2. EDTA: kurang memiliki efek antibakteri
(Giardino L et al., 2006)
3. MTAD: efek bakteri lebih kuat jika
dikombinasikan
dengan
NaOCl
resisten
(Portenier I et al., 2003)
4. Klorheksidin: memiliki efek antimikroba
dengan spektrum luas (Soraya C et al., 2009)
Siwak (Salvadora persica)
1. Tanaman
yang
memiliki
khasiat:
antibakteri, antifungal, dan antiplasmodial (Al
Bayati FA et al., 2008)
2. Kandungan senyawa: salvadorin (alkaloid),
sulfur, flavonoid, tannin, saponin, chloride,
kalsium oksalat, fluoride, vitamin C, resin,
trimetilamin, silika, sterol, anthraquinones
(Suhartati R dkk., 2009)
3. Efek antibakteri:
a. Salvadorin: menghambat kerja enzim yang
mensintesis protein bakteri. (Kartikasari IA
dkk., 2008)
b. Sulfur: bereaksi dengan lipoid dan
memblok sistem enzim pada sel mikroorganisme
menghambat pembe-lahan dan pertumbuhan
mikroorganisme (Kartikasari IA dkk., 2008)
c. Flavonoid: membentuk kompleks dengan
protein ekstraseluler dan dinding sel bakteri,
bersifat lipofilik merusak membran mikroba
(Shihabuden MS et al., 2010)
d. Tanin: mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme bakteri, bersifat astringen (zat yang
bersifat menciutkan), masuk melalui membran
mikroba, membentuk kompleks dengan ion metal
(Suhartati R dkk., 2009)
e. Saponin: membentuk senyawa kompleks
dengan membran sel melalui ikatan hidrogen
menghancurkan permeabilitas dinding sel
menimbulkan kematian sel (Shihabuden MS et
al., 2010)
Berdasarkan data yang telah diuraikan, diperlukan suatu bahan alami yang dapat digunakan
sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar yang mempunyai khasiat lebih baik, harga
terjangkau dan mudah diperoleh.
Rumusan masalah
Berapakah KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal) ekstrak
etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar terhadap
Enterococcus faecalis?
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal)
ekstrak etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar
terhadap Enterococcus faecalis.
Judul penelitian
Efek antibakteri ekstrak etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi
saluran akar terhadap Enterococcus faecalis (secara in vitro)
LAMPIRAN 2
Alur Ekstraksi Siwak
Siwak sebanyak 1 kg dikeluarkan dari kemasannya
Siwak dipotong kecil
Dimasukkan ke dalam lemari pengering hingga rapuh
Siwak yang telah kering dimemarkan
Dihaluskan dengan blender
Simplisia direndam dengan pelarut etanol (24 jam)
Pindahkan simplisia ke dalam perkolator dan tambahkan etanol
Dimaserasi selama 24 jam, kemudian biarkan menetes
Ekstrak cair
Diuapkan sampai kental dengan vacuum rotavapor
Ekstrak kental
Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan di tempat sejuk
Diberi label
LAMPIRAN 3
Penyiapan Suspensi Bakteri
Pembuatan Media Pertumbuhan
Mueller Hinton Agar 12 gram + akuades 240 ml
Dipanaskan hingga mendidih
Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit
Disimpan dalam lemari pendingin
Dipanaskan kembali hingga mendidih pada saat akan digunakan
Dituangkan ke dalam petri (20ml/petri)
Pembuatan Suspensi Bakteri
Bakteri E. faecalis yang telah dibiakkan secara murni pada Mueller Hinton Agar
Beberapa koloni diambil lalu diencerkan dengan larutan NaCl 0,9%
Hingga konsentrasi 108 CFU/ ml atau setara dengan 0,5 Mc Farland Standard
LAMPIRAN 4
Pengukuran KBM
Suspensi sampel (E. faecalis) dan
bahan coba (ekstrak etanol siwak 1,25%, 2,5%, 5%, 10%, 20%)
Ditetesi pada media pertumbuhan
1,25%
20%
10%
2,5%
Kontrol
negatif
5%
Hitung jumlah koloni dengan menggunakan metode Drop Plate Miles Mesra
LAMPIRAN 5
Alur Pengujian Efek Antibakteri
Suspensi bakteri Enterococcus faecalis
Ekstrak
etanol
siwak
20%
Ekstrak
etanol
siwak
10%
Ekstrak
etanol
siwak
5%
Ekstrak
etanol
siwak
2,5%
Ekstrak
etanol
siwak
1,25%
Diinkubasi dalam inkubator CO2 dengan suhu 37o C selama 24 jam
Kekeruhan semua konsentrasi ekstrak etanol siwak dibandingkan dengan
kontrol Mc Farland
Masing-masing kelompok konsentrasi dicampurkan dengan vortex
Ambil 50 µl dan teteskan pada media padat (Mueller Hinton Agar)
Masing-masing direplikasi sebanyak 5 kali
Dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dengan suhu 37o C selama 24 jam
Jumlah koloni bakteri dihitung pada tiap petri
Hasil
Kesimpulan
LAMPIRAN 6
Hasil Identifikasi Batang Siwak
LAMPIRAN 7
Sertifikat Hasil Pengujian Mikrobiologi
LAMPIRAN 8
Uji Statistik Efek Antibakteri Siwak terhadap E. faecalis
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsentrasi
ekstrak
N
Mean Rank
20%
5
8.00
Kontrol pertumbuhan
5
33.00
Kontrol negative
5
3.00
Total
15
z
a,b
Test Statistics
Ekstrak
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
33.882
6
.000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
konsentrasi
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelomp
ok
Nilai
N
Mean Rank
Sum of Ranks
20%
5
3.00
15.00
Kontrol
5
8.00
40.00
Total
10
b
Test Statistics
Nilai
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
.000
15.000
-2.785
.005
a
.008
Descriptives
a
Kelompok
Nilai
20%
Statistic
Std. Error
Mean
2236.00
Median
2440.00
Variance
Std. Deviation
1449480.000
1203.944
Minimum
660
Maximum
3520
Range
2860
a. Nilai is constant when Kelompok = Kontrol. It has been omitted.
538.420
Alur pikir
Bahan irigasi saluran akar:
Bahan yang digunakan dalam irigasi
saluran akar yang bertujuan: (1)
menghilangkan jaringan nekrotik dan
tumpukan serpihan dentin, (2) membasahi
saluran akar gigi (3) mengurangi jumlah
mikro-organisme di dalam saluran akar
(Agustin D, 2005)
Sifat-sifat bahan irigasi saluran akar
yang ideal:
1. Melarutkan debris, sisa-sisa jaringan
pada saluran akar, dan membuang smear
layer
2. Memiliki efek antibakteri dan
toksisitas minimal
3. Memiliki tegangan permukaan yang
rendah dan sifat pelumas
4. Mudah diperoleh dan digunakan,
harga terjangkau, tahan dan mudah
disimpan (Mulyawati E, 2011)
Enterococcus faecalis
2. Penyebab kegagalan pada 24-70%
kasus kegagalan perawatan endodonti
(Vidana R et al., 2010)
3. Dapat beradaptasi dengan nutrisi
sangat terbatas (Aswal D dan Beatrice L,
2010)
4. Faktor-faktor virulensi: substansi
agregasi, sex pheromones, lipoteichoic
acid, extracellular superoxide, gelatinase,
hialuronidase, dan sitolisin (Mulyawati
E, 2011)
5. Memproduksi sitolisin yang dapat
melisiskan eritrosit, PMN, makrofag, dan
menghambat fagositosis (Kayaoglu G
dan Ørstavik D, 2004)
Beberapa bahan irigasi saluran akar
1. NaOCl: tidak mampu menghi-langkan smear
layer dan bakteri resisten (Portenier I et al.,
2003)
2. EDTA: kurang memiliki efek antibakteri
(Giardino L et al., 2006)
3. MTAD: efek bakteri lebih kuat jika
dikombinasikan
dengan
NaOCl
resisten
(Portenier I et al., 2003)
4. Klorheksidin: memiliki efek antimikroba
dengan spektrum luas (Soraya C et al., 2009)
Siwak (Salvadora persica)
1. Tanaman
yang
memiliki
khasiat:
antibakteri, antifungal, dan antiplasmodial (Al
Bayati FA et al., 2008)
2. Kandungan senyawa: salvadorin (alkaloid),
sulfur, flavonoid, tannin, saponin, chloride,
kalsium oksalat, fluoride, vitamin C, resin,
trimetilamin, silika, sterol, anthraquinones
(Suhartati R dkk., 2009)
3. Efek antibakteri:
a. Salvadorin: menghambat kerja enzim yang
mensintesis protein bakteri. (Kartikasari IA
dkk., 2008)
b. Sulfur: bereaksi dengan lipoid dan
memblok sistem enzim pada sel mikroorganisme
menghambat pembe-lahan dan pertumbuhan
mikroorganisme (Kartikasari IA dkk., 2008)
c. Flavonoid: membentuk kompleks dengan
protein ekstraseluler dan dinding sel bakteri,
bersifat lipofilik merusak membran mikroba
(Shihabuden MS et al., 2010)
d. Tanin: mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme bakteri, bersifat astringen (zat yang
bersifat menciutkan), masuk melalui membran
mikroba, membentuk kompleks dengan ion metal
(Suhartati R dkk., 2009)
e. Saponin: membentuk senyawa kompleks
dengan membran sel melalui ikatan hidrogen
menghancurkan permeabilitas dinding sel
menimbulkan kematian sel (Shihabuden MS et
al., 2010)
Berdasarkan data yang telah diuraikan, diperlukan suatu bahan alami yang dapat digunakan
sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar yang mempunyai khasiat lebih baik, harga
terjangkau dan mudah diperoleh.
Rumusan masalah
Berapakah KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal) ekstrak
etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar terhadap
Enterococcus faecalis?
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM (Kadar Bunuh Minimal)
ekstrak etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar
terhadap Enterococcus faecalis.
Judul penelitian
Efek antibakteri ekstrak etanol batang siwak (Salvadora persica) sebagai alternatif bahan irigasi
saluran akar terhadap Enterococcus faecalis (secara in vitro)
LAMPIRAN 2
Alur Ekstraksi Siwak
Siwak sebanyak 1 kg dikeluarkan dari kemasannya
Siwak dipotong kecil
Dimasukkan ke dalam lemari pengering hingga rapuh
Siwak yang telah kering dimemarkan
Dihaluskan dengan blender
Simplisia direndam dengan pelarut etanol (24 jam)
Pindahkan simplisia ke dalam perkolator dan tambahkan etanol
Dimaserasi selama 24 jam, kemudian biarkan menetes
Ekstrak cair
Diuapkan sampai kental dengan vacuum rotavapor
Ekstrak kental
Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan di tempat sejuk
Diberi label
LAMPIRAN 3
Penyiapan Suspensi Bakteri
Pembuatan Media Pertumbuhan
Mueller Hinton Agar 12 gram + akuades 240 ml
Dipanaskan hingga mendidih
Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit
Disimpan dalam lemari pendingin
Dipanaskan kembali hingga mendidih pada saat akan digunakan
Dituangkan ke dalam petri (20ml/petri)
Pembuatan Suspensi Bakteri
Bakteri E. faecalis yang telah dibiakkan secara murni pada Mueller Hinton Agar
Beberapa koloni diambil lalu diencerkan dengan larutan NaCl 0,9%
Hingga konsentrasi 108 CFU/ ml atau setara dengan 0,5 Mc Farland Standard
LAMPIRAN 4
Pengukuran KBM
Suspensi sampel (E. faecalis) dan
bahan coba (ekstrak etanol siwak 1,25%, 2,5%, 5%, 10%, 20%)
Ditetesi pada media pertumbuhan
1,25%
20%
10%
2,5%
Kontrol
negatif
5%
Hitung jumlah koloni dengan menggunakan metode Drop Plate Miles Mesra
LAMPIRAN 5
Alur Pengujian Efek Antibakteri
Suspensi bakteri Enterococcus faecalis
Ekstrak
etanol
siwak
20%
Ekstrak
etanol
siwak
10%
Ekstrak
etanol
siwak
5%
Ekstrak
etanol
siwak
2,5%
Ekstrak
etanol
siwak
1,25%
Diinkubasi dalam inkubator CO2 dengan suhu 37o C selama 24 jam
Kekeruhan semua konsentrasi ekstrak etanol siwak dibandingkan dengan
kontrol Mc Farland
Masing-masing kelompok konsentrasi dicampurkan dengan vortex
Ambil 50 µl dan teteskan pada media padat (Mueller Hinton Agar)
Masing-masing direplikasi sebanyak 5 kali
Dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dengan suhu 37o C selama 24 jam
Jumlah koloni bakteri dihitung pada tiap petri
Hasil
Kesimpulan
LAMPIRAN 6
Hasil Identifikasi Batang Siwak
LAMPIRAN 7
Sertifikat Hasil Pengujian Mikrobiologi
LAMPIRAN 8
Uji Statistik Efek Antibakteri Siwak terhadap E. faecalis
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Konsentrasi
ekstrak
N
Mean Rank
20%
5
8.00
Kontrol pertumbuhan
5
33.00
Kontrol negative
5
3.00
Total
15
z
a,b
Test Statistics
Ekstrak
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
33.882
6
.000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
konsentrasi
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelomp
ok
Nilai
N
Mean Rank
Sum of Ranks
20%
5
3.00
15.00
Kontrol
5
8.00
40.00
Total
10
b
Test Statistics
Nilai
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
.000
15.000
-2.785
.005
a
.008
Descriptives
a
Kelompok
Nilai
20%
Statistic
Std. Error
Mean
2236.00
Median
2440.00
Variance
Std. Deviation
1449480.000
1203.944
Minimum
660
Maximum
3520
Range
2860
a. Nilai is constant when Kelompok = Kontrol. It has been omitted.
538.420