Analisis Break Even Point Dalam Kebijakan Perencanaan Penjualan Dan Perencanaan Laba (Studi Pada Caffe Doodle Bar Jl. Harmonika No. 43 Pasar 1, Padang Bulan, Medan)

6

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Perencanaan
Fungsi

pokok

manajemen

adalah

perencanaan,

koordinasi,

dan

pengawasan. Semakin terbatasnya sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh

perusahaan dan semakin kompleknya masalah perusahaan, memaksa manajer
untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara bijaksana, terarah dan
terkendalikan dengan efektif dan efisien.

Tujuan utama perusahaan adalah

mencapai laba dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang dimilikinya.
Oleh karena itu setelah tujuan tersebut ditentukan didalam perencanaan yang
berupa anggaran, maka harus dianalisa apakah tujuan terbut dapat dicapai dengan
berhasil guna dan berdaya guna. Perencanaan adalah spesifikasi (perumusan) dari
tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan
diempuh untuk mencapai tujuan tersebut. (Supriono, 1986:4)
Menurut Supriono, (1986:5) perencanaan mengandung aspek sebagai
berikut:
1.

Penentuan tujuan yang akan dicapai.

2.


Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua alternative
yang mungkin dipilih.

3.

Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan
atas dasar alternatif yang dipilih.
Menurut Supriono, (1986:5) manfaat penting adanya perencanaan yang

baik didalam suatu perusahaan adalah:

7

Universitas Sumatera Utara

7

1.

Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka

pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektifitas dan efisiensi
setinggi mungkin.

2.

Dapat mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut dapat
dilakukan koreksi-koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul
seawall mungkin.

3.

Dapat

mengidentifikasikan

hambatan-hambatan

yang

timbul


dan

mengatasinya secara terarah.
4.

Dapat mnghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan perkembangan yang
tidak terarah dan terkontrol.
Perencanaan adalah pengambilan keputusan sebelum kegitan dimulai atau

keputusan sekarang ditujukanuntuk waktu yang akan datang, oleh karena itu
dalam menyusun perencanaan perusahaan sebaiknya digunakan pendekatan
system, artinya perencanaan perusahaan merupakan bagian dari system (subsistem) yang semuanya saling bertautan dan berinteraksi dengan berbagai sub
system lainnya didalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Keuntungan perencanaan disusun denag pendekatan system yaitu bahwa
pendekatan ini memungkinkan manajemen mengetahui dengan jelas variabelvariabel dan kendala-kendala (contrains) kritis serta konsekuensi interaksi antar
sub system satu sama lain. (Supriono, 1986:5)
Menurut Supriono, (1986:5) pendekatan system mengandung beberapa
pengertian pokok sebagai berikut:
1.


Pendekatan system

menggunakan urutan langkah-langkah (tindakan-

tindakan) yang logis, rasional, dan bertujuan.

Universitas Sumatera Utara

8

2.

Rumusan tujuan yang akan dicapai dinyatakan secara spesifik (jelas) dan
dapat diukur, sehinggga dapat mudah dievaluasi apakah tujuan yang
ditentukan lebih dahulu dapat dicapai.

3.

Dalam pelaksanaan, semua unsur-unsur yang terlibat bekerja sebagai suatu

system yang terpadu atau terkoordinasi.
Penganggaran adalah merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang

sekaligus dipakai dasar system pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan
untuk periode yang akan datang.

Didalam penyususnan anggaran ditentukan

tujuan keuangan yang akan dicapai yang umumnya dinyatakan dengan jumlah
laba perusahaan, oleh karena itu penganggaran sering disebut dengan perencanaan
laba (profit planning ).

Hasil sesungguhnya yang dicapai akan dibandingkan

dengan tujuan yang telah ditetapkan didalam anggaran yang menentukan,
meneliti, dan menganalisa selisih yang ditimbulkan serta menentukan tindakan
koreksi (perbaikan) yang diperlukan atas kegiatan yang akan datang.
Menurut Supriono, (1986:16) cara penyusunan anggaran didalam suatu
perusahaan dapa digolongkan kedalam:
1.


Anggaran tetap atau anggaran statis (fixed atau static budget)
Anggaran tetap didasarkan kepada estimasi satu tingkatan volume kapasitas
tertentu yang sifatnya konstan yang akan dicapai oleh perusahaan dalam
periode tertentu, oleh karena angaran penghasilan dan biaya didasarkan
kepada satu tingkatan volume kapasitas tertentu.

2.

Anggaran fleksibel atau anggaran skala turun-naik (flexibe budget atau sliding
scale budget)

Universitas Sumatera Utara

9

Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun berderet (seri) yang
merupakan perbandingan antara beberapa tingkatan volume kapasitas dimana
anggaran digolongkan kedalam anggaran biaya tetapdan anggaran biaya
variabel. Angggaran biaya tetap jumlah totalnya akan konstan didalam jarak

kapasitas tertentu, sedangkan anggaran biaya variabel jumlah totalnya akan
berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kapasitas.
Menurut Supriono, (1986:17) periode anggaran merupakan faktor penting
didalam menyusun rencana anggaran yang lenkap, dalam hal ini periode anggaran
dapat disusun atas dasar:
1.

Anggaran jangka panjang
Anggaran jangka panjang merupakan anggaran yang disusun oleh perusahaan
untuk jangka waktu beberpa tahun, misalnya 3 atau 5 tahun. Dalam anggaran
jangka panjang harus disusun berdasar prospektif (harapan) yang akan terjadi
beberapa tahun yang akan datang tentang jumlah laba yang akan dicapai
(anggaran laba) dan seligus menyusun: (a) anggaran penjualan, (b)
anggaranbiaya variabel dan biaya tetap yang meliputi: biaya produksi, biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran, (c) anggaran neraca, yang
meliputi: anggaran aliran kas, anggaran tingkat persediaan, anggaran
pihutang, anggaran hutang dan sebagainya, (d) anggaran ekspansi dan
investasi aktiva tetap. Kesulitan didalam menyusun anggaran jangka panjang
adalah memproyeksikan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kegiatan
perusahaan dalam jangka panjang, missal faktor-faktor: ekonomi, teknologi,

sosial politik, pertambahan penduduk, lingkungan indutri, tingkat konsumsi
masyarakat dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

10

2.

Anggaran tahunan
Anggaran tahunan merupakan anggaran yang disusun oleh perusahan dalam
jangka waktu satu tahun atau satu periode akuntansi. Anggaran tahunan
hendaknya dapat mendukung tujuan perusahaan jangka panjang yang
tercermin didalam anggaran jangka panjang. Anggaran tahunan mengarah
pada anggaran operasional (master) yang merupakan koordinasi anggaran
penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya produksi, anggaran biaya
administrasi dan umum, anggaran biaya pemasaran, anggaran (proyeksi)
keadaan keuangan (neraca).

3.


Anggaran bulanan
Anggaran bulanan merupakan anggaran tahunan yang disusun lebih trinci
untuk setiap bulan didalam tahun anggaran yang bersangkutan. Oleh karena
anggaran ini disusun lebih terinci dan jangka waktunya lebih pendek,
diharapkan dapat dipakai sebagai alat pengendalian atau pengawasan kegiatan
dengan lebih baik dan dari analisa penyimpangan dapat segera diadakan
koreksi untuk kegiatan bulan-bulan berikutnya.
Menurut Supriono, (1986:18) pemakaian anggaran didalam perusahaan

memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1.

Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun
perencanaan, dimana manajemen melihat kedepan untuk menentukan tujuan
perusahaan yang dinyatakan didalam ukuran financial.

2.

Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan perusahaan,

misalnya koordinasi antara kegiatan penjualan dengan kegiatan produksi.

Universitas Sumatera Utara

11

3.

Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk pengawasan kegiatan
perusahaan.
dianalisa,

Penyimpangan antara anggaran dan realisasi dihitung dan
dan

manajemen

dapat

mengetahui

penyebab

adanya

penyelewengan tersebut.
4.

Berdasar teknik yang digunakan didalam anggaran, manajemen dapat
memeriksa dengan seksama penggunaaan sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

5.

Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang bersemangat
untuk memperoleh laba, timbul kesadaran tentang pentingnya biaya sebelum
dana disediakan. Tekana anggaran bukan semata-mata menekan biaya, akan
tetapi adalah memaksimalkan laba dalam jangka panjang, dan tambahan
biaya akan dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut diperkirakan dapt
meningkatkan laba.

6.

Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat
pengukur prestasi suatu bagian atau individu didalam organisasi perusahaan.

7.

Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen didalam pengambilan
keputusan untuk memilih beberapa alternative yang mungkin dilaksanakan,
misalnya: membuat atau membeli, membuat atau menyewa, menolak atau
menerima pesanan khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan
sebagainya.
Menurut Supriono, (1986:18) disamping keuntungan-keuntungan dari

pemakaian anggaran perlu diketahui pula adanya keterbatasan dari anggaran
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

12

1.

Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang akan
datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada pengalaman dan
kemampuan dari estimator atau proyektor, ketidaktepatan anggaran berakibat
tidak dapat dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
dengan baik.

2.

Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi.
Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi tertentu, oleh karena itu
perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan anggaran
mengharuskan adanya revisi anggaran agar anggaran tersebut dapat
digunakan sebagai alat manajemen. Perubahan kondisi dan asumsi misalnya
dapat berupa: laju inflasi atau kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.

3.

Anggaran dapat dipakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila semua
pihak, terutama manajer-manajer perusahaan, secara terus menerus dan
terkoordinasi berusaha dan bertanggung-jawab atas tercapainya tujuan yang
telah ditentukan didalam anggaran.

4.

Semua pihak didalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran adalah
alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat menggantikan
fungsi manajemen dan “judgement” manajemen masih diperlukan atas dasar
pengetahuan dan pengalamannya.
Pihak manajemen mengharapkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya

akan teus mengalami pertumbuhan seperti yang apa mereka inginkan dalam
kegiatan usahanya.

Pertumbuhan yang diinginkan terutama pertumbuhan

penjualan diikuti dengan pertumbuhan laba yang sesuai atau melebihi target yang
ditetapkan. Setiap keinginan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, maka

Universitas Sumatera Utara

13

haruslah diikuti dan dimulai dengan perencanaan yang matang serta kerja keras
untuk merealisasinya. Dalam perencanaan akan disusun hal-hal apa saja yang
akan dilakukan kedepan.

Perencanaan yang menghasilkan rencana, yang

merupakan pedoman bagi manajemen untuk melaksanakan kegiatannya.
Oleh karena itu, setiap periode manajemen akan menyusun berbagai
rencana yang berkaitan dengan aktifitas perusahan kedepan. Penyusunan rencana
ini didasarkan pertimbangan berbagai faktor yang akan memengaruhinya, seperti
hal-hal yang sudah dilakukan sebelumnya, baik kendala atau hambatan yang
dihadapi sekarang dan dimasa yang akan datang.

Faktor utama yang

perludirencanakan adalah jumlah penjualan yang diinginkan manajemen yang
akan datang.

Artinya manajemen harus menargetkan berapa besar jumlah

penjualan yang diharapkan.

Penentuan target padda akhirnya tentu saja

berdampak terhadap penyediaan uang kas, piutang, sediaan, pinjaman, atau
penyediaan investasi dalam alat-alat produksi.

Hal ini dikarenakan faktor

penjualan berpengaruh besar terhadap faktor yang disebutkan diatas. Misalnya
apabila target penjualan ditentukan besar, maka diperlukan kapasitas produksi
yang lebih besar untuk mendukungnya dan hal ini juga berkaitan dengan
dukungan sejumlah dana yang harus disediakan. Ketersediaan dana dalam bentuk
uang tunai penting, namun apabila tidak mencukupi tentu saja diperlukan dari
sumber lainnya seperti pinjaman dari lembaga keuangan. Disamping itu, untuk
mendukung penjualan diperlukan biaya untuk membeli bahan baku, tenaga kerja,
biaya promosi, dan biaya-biaya lainnya. Tugas-tugas itu biasanya diemban oleh
manajer keuangan untuk segera menyediakannya.

Universitas Sumatera Utara

14

Seorang manajer keuangan sebelum merencanakan beberapa target
penjualan yang diinginkan perlu mempertimbangkan faktor diatas. Kemudian
penentuan target penjualan tidak dapat dilakukan secara sembarangan akan tetapi
perlu diramalkan lebih dahulu beberapa jumlah penjualan yang paling baik untuk
perusahaan ke depan.

Dalam meramalkan jumlah penjualan perlu dilakukan

berbagai pertimbangan, agar jangan sampai penjualan yang sudah ditargetkan
tidak mencapai sasaran.
Dalam prakteknya bahwa sebelum perencanaan dibuat, maka para manajer
beserta segenap unsure pimpinan yang ada harus terlebih dahulu meramalkan
bagaimana situasi dan kondisi ke depan. Misal kondisi 1 -5 tahun yang akan
datang dan tak lupa dengan memperhatikan kondisi yang lalu dan sekarang ini.
Kondisi yang dimaksud adalah peluang yang ada serta ancaman yang mungkin
timbul.

Juga harus mempertimbangkan keadaan intern perusahaan dengan

memperhatikan kekuatan yang dimiliki serta kelemahan yang ada. Kemudian
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan segera mengatasi setiap kelemahan.
Disamping itu, ciptakan peluang dan hadapi setiap ancaman yang bakal datang,
sehingga target yang ditetapkan tercapai.
Dari penjelasan ini jelaslah bahwa hubungan antara peramalan penjualan
dengan perencanaan keuangan sangatlah erat dan saling mendukung satu sama
lain. Perencanaan tanpa peramalan, akan mengakibatkan kurang tepat dalam
mencapai sasarannya. Setealah kita mampu menghasilkan berapa ramalan yang
akan datang, maka langkah selanjutnya adalah menentukan rencana yang
berkaitan dengan hasil ramalan untuk penjualan.

Rencana disusun dengan

menyediakan berbagai hal guna mendukung rencana tersebut, misalnya berapa

Universitas Sumatera Utara

15

dana yang dibutuhkan dan dari mana sumber dananya. Hal-hal apa saja yang
perlu dipersiapkan misalnya penambahan investasi aktiva tetap.

(Kasmir,

2010:142)
1.

Pengertian peramalan
Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan terjadi
dimasa yang akan datang. Memperkirakan artnya menettapkan hal-hal yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Dasar untuk memperkirakan kondisi
kedepan dapat kita gunakan data masa lalu, makin banyak data masa lalu
akan makin baik dan faktor yang mempengaruhi dimasa yang akan datang.
Kegunaan data masa lalu dapat menggambarkan tren masa lalu, misalnya tren
penjualan 5 atau 10 tahun terakhir. Berdasarkan kecenderungan ini kita dapat
melihat penyebab mengapa penjualan meningkat, tetap atau turun. Alhasil
berdasarkan data dan informasi masa lalu kita dapat meramalkan bagaimana
tren penjualan kedepan termasuk berdasarkan para ahli-ahli ekonomi.
Berdasarkan kondisi tersebut manajemen dapat meramalkan bahwa akan
terjadi tingkat pertumbuhan penjualan misalnya sebesar 40% untuk tahun
depan dan tahun-tahun berikutnya.
Dalam

melakukan

peramalan

pimpinan

perusahaan

juga

harus

mempertimbangkan berbagai strategi yang akan digunakan. Salah satunya
adalah strategi harga, karena bagaimnapun harga memainkan peranan yang
sangat penting untuk meningkatkan penjualan. Kemudian strategi promosi
juga harus memperoleh perhatian yang cukup besar. Hasil peramalan tidak
dapat dikatakan pasti atau tepat. Hanya saja manajemen berharap bahwa
hasil ramalan tidak jauh berbeda dengan ramalan yang telah dilakukan. Akan

Universitas Sumatera Utara

16

sangat berbahaya jika ternyata hasil ramalan meleset jauh dari hasil
peramalan, karena akan menyebabkan kerugian yang cukup besar akibat
barang tidak mampu diserap konsumen dengan berbagai sebab. Demikian
pula bila pertumbuhan ternyata lebih tinggi dari hasil ramalan yang
mengakibatkan masuknya pesaing untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Oleh karena itu, sebelum meramal sebaiknya kondisi data dan informasi
tersebut dapat dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan
datang haruslah benar-benar dapat dipercaya. Dalam melakukan peramalan
kondisi ini dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang
mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dengan asumsi-asumsi
tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat dimasa yang akan datang penuh
dengan berbagai ketidak pastian.
Ketidakpastian apa yang akan terjadi di masa yang akan datang perlu
diperhitungkan secara matang.
Menurut Kasmir, (2010:145) dalam praktiknya ketidakpastian yang akan
datang meliputi hal-hal:
a.

Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan
harga (inflasi), kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku,
tenaga kerja, atau faktor lainnya.

b.

Ketidakpastian politik terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki
hubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.

c.

Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran
selera, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.

Universitas Sumatera Utara

17

d.

Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan
bahan baku, atau faktor bencana alam.

e.

Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk
dari mancanegara dengan kualitas dan harga yang kompetitif.

f.

Ketidakpastian kelanjutan kepemimpinan perusahaan kedepan akibat
pergantian, pengunduran diri akibat berbagai sebab, dan lainnya.

Dalam praktiknya hampir dipastikan tidak ada hasil ramalan yang tepat 100%
atau berhasil, namun paling tidak dengan melakukan peramalan yang dengan
mengidentifikasikan hal-hal yang akan terjadi kedepan, faktor risiko
kegagalan dapat diminimalkan.
Menurut Kasmir, (2010:146) terdapat beberpa hal yang berkaitan dengan
jenis peramalan, hal ini tergantung dari sudut mana kita memandangnya.
Jenis-jenis peramaln dimaksud antara lain:
a.

Jika dilihat dari segi penyusutan:
1) Peramaln subjektif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
perasaan atau feeling dari seorang yang menyusunnya. Dalam hal ini
pandangan dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusun
sangat menentukan hasil ramalan.
2) Permalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan atas data
dan informasi yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik atau metode tertentu. Data yang digunakan biasanya data
masa lalu untuk beberapa periode.

b.

Dilihat dari segi sifat ramalan:

Universitas Sumatera Utara

18

1) Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas data
kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil
penyelidikan sebelumnya.
2) Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas
data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
c.

Dilihat dari segi jangka waktu:
1) Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan
pada waktu kurang dari 1 tahun.
2) Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan
paada rentang waktu dari 1 tahun sampai 3 tahun.
3) Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan
pada kurun waktu lebih dari 3 tahun.

2.

Langkah-langkah peramalan
Agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan.
Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan paling tidak dapat
menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil ramalan tidak perlu
diragukan.
Menurut Kasmir, (2010:147) secara umum langkah-langkah yang dilakukan
dalam proses melakukan peramalan sebagai berikut:
a.

Mengumpulkan data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data
yang dikumpulkan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data
yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa periode.

Universitas Sumatera Utara

19

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan ata sekunder
dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti perpustakaan, majalah, serta
laporan lainnnya. Adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, atau dengan menyebarkan
kuisioner.
b.

Mengolah data
Data yang sudah dikumpulakan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan
demikian, akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita
untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.

c.

Menetukan metode peramalan
Setelah data ditabulasi barulah kita menentukan metode peramalan yang
cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode peramalan. Masingmasing metode akan memberikan hasil yang berbeda. Peramalan yang
diinginkan adalah dengan menggunakan metode yang paling tepat.
Artinya hasil yang akan diperoleh tidak akan jauh berbeda dengan
kenyataannya atau metode yang akan memberikan penyimpangan kecil.
Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor
horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan, dan
kemudahan penggunaanya.

d.

Memproyeksikan data
Seperti diketahui bahwa aka nada perusahaan dimasa yang akan datang
seperti

perubahan

ekonomi,

politik,

sosial

atau

perubahan

kemasyarakatan lainnya. Perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya

Universitas Sumatera Utara

20

hasil peramalan.

Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan

terhadap perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan
pertimbangan faktor perubahan tersebut untuk beberapa periode.
e.

Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah dilakukan digunakan untuk mengambil
keputusan untuk membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan
produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk
perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.
Berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus disediakan
dan kapan.
Dengan adanya peramalan maka kita dapat menyusun rencana-rencana

kegiatan untuk melakukan proses produksi sesuai dengan perkembangan situasi di
masa depan. (Gitosudarmo, 2003:6).
Oleh karena itulah maka perencanaan tidak lain merupakan penentuan
tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. (Gitosudarmo, 2004:49)
2.1.1 Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan dan operasional membutuhkan peramalan tentang
input harga dan pemakaian dimasa depan. Manajer harus dapat menggunakan
standar ini untuk meramalkan kebutuhan biaya dan kuantitas masa depan.
Peramalan ini membantu memperhitungkan kebutuhan pembelian bahan baku,
kebutuhan staf tenaga kerja, dan kebutuhan kapasitas yang berhubungan dengan
overhead dan perencanaan untuk arus kas perusahaan. Selanjutnya, penggunaan

standar akan menyederhanakan persiapan anggaran karena standar adalah, dalam

Universitas Sumatera Utara

21

kenyataannya, anggaran untuk satu unit produk atau jasa. Standar juga digunakan
untuk menyediakan dasar biaya yang dibutuhkan untuk menganalisis hubungan
diantara biaya organisasi, volume penjualanm dan keuntungan.

(Cecily A.

Raiborn dan Michael R. Kinney, 2011:357)
Perencanaan (planning) adalah sebuah proses. Hasil dari proses tersebut
adalah rencana (plan). Perencanaan keuangan (financial planning) menghasilkan
rencana keuangan (financial plan ).

Untuk menghasilkan rencana keuangan

makan terlebih dahulu harus dihasilkan rencana jangka panjang ( long term) dan
rencana operasi (operating plan).
Pada rencana jangka panjang terdapat empat hal pokok yaitu: corporate
purpose, corporate scope, corporate objectives, dan corporate strategies.

Apabila rencana jangka panjang telah dihasilkan, maka mulai disusun
perencanaan operasi (operating planning) untuk menghasilkan rencana-rencana
operasi. Rencana operasi bersifat lebih singkat dibandingkan dengan rencana
jangka panjang.

Kalau rencana jangka panjang bersifat 10-25 tahun, maka

rencana operasi 4-5 tahun.
Rencana operasi melingkupi semua aktifitas atau kejadian yang dijalankan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Rencana operasi pada tahun

pertama biasanya lengkap dan rinci dibandingkan dengan rencana tahun
berikutnya. Rencana tahun kedua akan disempurnakan dan hasil realisasi rencana
tahun pertama merupakan masukan untuk penyempurnaan tersebut.

Apabila

rencana operasi telah rampung diselesaikan, maka perencanaan keuangan mulai
dikerjakan untuk menghasilkan rencana keuangan. (Purba, 2002:19)

Universitas Sumatera Utara

22

Dalam

perencanaan,

manajemen harus

mengantisipasi

bagaimana

pengaruh perubahan aktivitas terhadap harga jual, harga pokok, biaya dan laba.
Aktivitas dalam hal ini diukur dengan kapasitas atau volume. Jika tingkat biaya
variabilitas diketahui, pengaruh perubahan volume dapat diprediksi. (Halim,
1996:405)
Menurut Purba, (2002:21) ada lima langkah yang harus ditempuh dalam
proses perencanaan keuangan (financial planning process).

Kelima langkah

tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Membangun sistim proyeksi laporan keuangan ( financial statement ). Sistim
ini dapat digunakan menganalisis pengaruh terhadap rencana operasi,
proyeksi laba (projected profit) serta indikator-indikator keuangan lainnya.
Hasil dari sistim ini akan dapat dijadikan masukan untuk membangun dengan
lebih baik sistem pengendalian keuangan ( financial control system) dan
menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan dimana perusahaan hidup.

2.

Penetapan kebutuhan dana. Untuk mendukung terlaksananya dengan baik
rencana operasi sesuai dengan jangka waktu, maka diperlukan dana dalam
jumlah tertentu. Dana tersebut digunakan baik dalam membelanjai aktiva
tetap (fixed assets), modal kerja (working capital), litbang, pemasaran dan
sebagainya.

3.

Peramalan tersedianya dana. Kebutuhan dana yang digambarkan pada (2)
harus dipenuhi agar rencana operasi dapat berjalan. Peramalan tersedianya
dana harus disusun dan disesuaikan dengan umur dari rencana operasi. Dana
yang diperlukan bersumber dari internal (internal resources) maupun sumber
eksternal (external resources). Dalam penyusunan kebutuhan dana beberapa

Universitas Sumatera Utara

23

ratio keuangan (financial ratios) antara lain seperti: debt ratio, liquidity ratio,
coverates ratio dan sebagainya dapat dipergunakan.

4.

Membangun sistem pengendalian. Pembangunan serta pengoperasian sistem
pengendalian diperlukan agar pengalokasian serta penggunaan dana dalam
perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Pengendalian diperlukan agar

rencana operasi dapat terlaksana sesuai dengan yang dikehendaki.
5.

Membangun prosedur.

Pembangunan prosedur ini diperlukan untuk

penyesuaian terhadap perubahan-perubahan.

Peramalan didasarkan pada

kondisi tertentu dari kehidupan ekonomi. Apabila terjadi perubahan pada
kondisi ekonomi katakanlah kondisi ekonomi lebih baik dimana peluangpeluang perusahaan (company oppoetunities) lebih luas tentu saja hal ini
harus dijawab melalui kenaikan anggaran produksi (higher production
budget) dan sebagainya.

Menurut Purba, (2002:22) komponen-komponen pokok dari rencana
keuangan adalah sebagai berikut:
1.

Penganalisaan terhadap kondisi keuangan sekarang ( current financial
condition) dari perusahaan.

Kondisi keuangan perusahaan sekarang

digambarkan pada laporan keuangan terakhir dari perusahaan bersangkutan.
2.

Peramalan penjualan (sales forecast).

3.

Anggaran modal (capital budget).

4.

Anggaran kas (cash budget).

5.

Membangun proyeksi laporan keuangan (projected financial statement ).

6.

Rencana pembelanjaan ekternal (external financing plan ).

Universitas Sumatera Utara

24

2.2 Perencanaan Penjualan dan Perencanaan Laba
2.2.1

Perencanaan Penjualan
Input utama dalam membuat budget kas adalah rencana penjualan. Data

tentang rencana penjualan ini biasanya diberikan kepada manajer keuangan oleh
manajer pemasaran. Atas dasar rencana ini manajer keuangan membuat estimasiestimasi sehubungan dengan arus kas perbulannya yang merupakan hasil proyeksi
penerimaan dari perencanaan penjualan dan pengeluaran-pengeluaran untuk
proses produksi. Di samping itu, manajer keuangan perusahaan juga diharapkan
untuk

mengestimasi

kebutuhan-kebutuhan

kas

lainnya

dalam

rangka

melaksanakan penjualan yang diproyeksikan tersebut dan apakah dana untuk hal
tersebut tersedia. Rencana penjualan ini didasarkan pada analisa ekstern maupun
intern perusahaan.

(Syamsuddin, 2007:146)

Anggaran penjualan titik awal dalam menyusun anggaran operasi.
Apabila telah dapat diestimasi volume penjualan maka hampir seluruh hal yang
menyangkut anggaran tahun depan dapat ditetapkan atau diketahui. Anggaran
penjualan menunjukkan jumlah produk yang diharapkan dapat dijual selama satu
tahun. (Purba, 2002:236)
Menurut Purba, (2002:236) ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk
mengestimasi data yang diperlukan untuk menyusun anggaran penjualan. Ketiga
cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Menggunakan ramalan statistik yang didasarkan pada:
a.

Kondisi bisnis secara umum

b.

Kondisi dan potensi pasar

c.

Pertumbuhan produk

Universitas Sumatera Utara

25

2.

Estimasi internal dengan mengumpulkan pendapat para kelompok manajemen
(the management members).

3.

Menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi hasil penjualan ( sales
revenue) dan kemudian memprediksi perilaku dari berbagai faktor tersebut.

2.2.2

Perencanaan Laba
Segi yang bersifat administratif dan mekanis dalam rencana laba dapat

berarti bahwa saat rencana penjualan itu selesai, akan diikuti serangkaian kegiatan
administratif yang sederhana yang timbul dalam anggaran produksi, persediaan,
pembelian, tenaga kerja, dan bahan.

Pilihan-pilihan manajemen dari antara

sejumlah alternatif adalah penting untuk membangun sebuah rencana operasi yang
realistis. (Welsch, Hilton, Gordon, 2000:408)
2.3 Biaya
2.3.1

Pengertian Biaya
Biaya merupakan semua pengeluaran yang sudah terjadi ( expired) yang

digunakan dalam memproses produksi yang dihasilkan. (Halim, 1996:4)
Biaya adalah merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas, dan
disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi suatu tujuan tertentu. (Mulyadi, 2005:8)
Menurut Mulyadi, (2005:8) ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya
tersebut diatas:
1.

Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.

2.

Diukur dalam satuan uang.

3.

Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

Universitas Sumatera Utara

26

4.

Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.3.2

Penggolongan Biaya
Tujuan akhir akuntansi biaya adalah menyediakan informasi tentang biaya

untuk manajemen guna membantu mereka didalam mengelola perusahaan atau
departemennya. Manajemen dalam mengelola perusahaan atau departemennya
memerlukan data biaya yang akurat. Biaya yang akurat memungkinkan dapat
ditentukannya harga pokok produk secara teliti dan tepat. Untuk menetukan harga
pokok produk secara teliti maka biaya perlu diklasifikasikan/digolongkan
sehingga dapat dipisahkan antara mana biaya produksi dan mana pula yang bukan
biaya produksi.
Penggolongan biaya yang tepat adalah dengan menggunakan konsep
“different coast for different purposes”, yang maksudnya bahwa biaya
digolongkan atas dasar tujuan penggunaan dari data biaya tersebut.

(Halim,

1996:5)
Menurut Halim, (1996:5) penggolongan biaya yang dimaksud antara lain adalah:
1.

Berdasarkan hubungan dengan produk, biaya digolongkan atas:
a.

Biaya Produksi
Yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari
suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan penghasilan
(revenue) diperiode mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya
produksi diperlakukam sebagai persediaan (inventories). Biaya ini terdiri
atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja
dan biaya overhead terbagi lagi kedalam dua kategori yakni biaya prima

Universitas Sumatera Utara

27

(prime coast) yang terdiri atas biaya bahan dan tenaga kerja, dan biaya
konversi (conversion coast) yakni biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.

Biaya utama atau biaya prima adalah biaya yang langsung

berhubungan langsung dengan produksi sedangkan biaya konversi adalah
biaya yang diperlukam untuk memproses bahan baku menjadi produk
selesai.
b.

Biaya Periodik
Yakni biaya-biaya yang lebih berhubungan dengan waktu dibanding dari
unit yang diproduksi (produk). Seluruh biaya ini dibebankan kepada
penghasilan (revenue) diperiode mana biaya tersebut terjadi.
periodik ini dinamakan juga biaya komersiil.

Biaya

Contoh dari biaya ini

adalah: biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran (biaya
iklan/promosi, biaya upah salesgirl/salesman ). Khusus biaya pemasaran
ini akuntan tidak konsisten melakukannya, seperti biaya iklan sering
ditunda pembebanannya (di “deferred”) karena masih dianggap
bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2.

Berdasarkan periode akuntansi/pembukuan, biaya digolongkan atas:
a.

Pengeluaran Modal (Capital Expenditure )
Yakni biaya-biaya yang dikeluarkan yang manfaatnya dinikmati oleh
lebih dari satu periode akuntansi (biaya saatu tahun). Pengeluaran ini
akan membentuk “cost” (harga pokok).

Contoh biaya ini: biaya

perbaikan gedung yang relatif besar yang manfaatnya lebih dari satu
tahun.
b.

Pengeluaran Penghasilan

Universitas Sumatera Utara

28

Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan yang hanya bermanfaat dalam satu
periode akuntansi (kurang atau sama dengan satu tahun). Pengeluaran ini
akan menjadi “expense” (biaya) diperiode saat terjadinya biaya itu.
3.

Berdasarkan hubungannya dengan volume produksi/kegiatan perusahaan
biaya digolongkan atas:
a.

Biaya Variabel
Yakni biaya-biaya yang selalu berubah secara proporsional (sebanding)
sesuai dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan. Contoh utama
biaya ini adalah: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, sebagian
biaya overhead seperti biaya listrik, gas dan air, yang dibayar sesuai
denga pemakaian, depresiasi yang dihitung atas dasar unit produksi
(satuan unit output).

b.

Biaya Semi Variabel atau Semi Tetap
Yakni biaya yang selalu berubah tetapi perbahannya tidak proporsional
(sebanding) dengan perubahan kegiatan volume perusahaam. Contoh
biaya ini: gaji salesman/salesgirl yang sistem penggajiannya dengan gaji
tetap plus presentase tertentu dari penjualan, biaya reparasi dan
pemeliharaan dan lain-lain.

Biaya ini akan tetap jumlahnya dalam

kisaran (range) tertentu.
c.

Biaya Tetap
Yakni biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
volume kegiatan perusahaan. Contoh: biaya penyusutan yang dihitung
dengan metode garis lurus, upah yang tetap untuk beberapa periode
tertentu.

Universitas Sumatera Utara

29

4.

Berdasarkan

dalam

hubungannya

untuk

tujuan

pengawasan,

biaya

digolongkan atas:
a.

Biaya Standar
Yakni biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan
terjadi), dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya, maka biaya
standar ini yang dianggap benar.

b.

Biaya Taksiran
Yakni biaya yang ditaksir terlebih dahulu (diperkirakan akan terjadi) dan
apabila terjadi penyimpangan terhadapnya maka yang dianggap betul
adalah biaya sesungguhnya.

c.

Biaya Sesugguhnya
Yakni biaya-biaya yang sungguh terjadi atau biaya yang dibebankan.

5.

Berdasarkan dalam hubungannya dengan departemen produksi, biaya
digolongkan atas:
a.

Biaya Departemen Produksi
Yakni biaya yang dibebankan atas perhitungan pada bagian/departemen
yang secara langsung menangani pembuatan barang (produk). Contoh
biaya ini: biaya bahan baku produksi departemen X.

b.

Biaya Departemen Pembantu
Yakni biaya yang dibabankan pada departemen yang menyediakan
fasilitas/memberikan servis untuk departemen lain (dengan departemen
produksi atau departemen pembantu lainnya).

Contoh: biaya gaji

departemen pembantu listrik.
c.

Biaya Langsung Departemen

Universitas Sumatera Utara

30

Yakni biaya-biaya yang langsung terjadi pada tiap-tiap departemen.
d.

Biaya Tidak Langsung Departemen
Yakni biaya-biaya yang diperhitungkan terhadap suatu departemen
karena departemen tersebut menggunakan fasilitas departemen lain.

6.

Berdasarkan

dalam

hubungannya

dengan

fungsi-fungsi

yang

ada

diperusahaan, biaya terdiri atas:
a.

Biaya Produksi
Yakni total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik dalam rangka memproduksi produk.

b.

Biaya Pemasaran
Yakni biaya yang dikeluarkan dalam rangka memasarkan produk yang
dihasilkan. Misalnya: biaya iklan, gaji penjual dan lain-lain.

c.

Biaya Administrasi dan Umum
Yakni

biaya

yang

dikeluarkan

dalam

rangka

mengarahkan,

mengendalikan dan mengoperasikan perusahaan. Misalnya: biaya gaji
direksi, biaya surat, telepon dan lain-lain.
d.

Biaya Keuangan
Yakni biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan dana untuk
operasi perusahaan. Misalnya: biaya bunga.
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.

Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal
konsep: “different costs for different purposes ”. (Mulyadi, 2005:13)
Menurut Mulyadi, (2005:13) biaya dapat digolongkan menurut:

Universitas Sumatera Utara

31

1.

Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalanya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar,
maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar”.

2.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fundi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
a.

Biaya produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi
mesin dan equipmen, biaya bahan baku; biaya bahan penolong, biaya gaji
karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung
maupun yang tidak langsung berhubungan proses produksi. Menurut
objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi
menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik (factory overhead cost ). Biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama ( prime
cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

sering pula disebut denganistilah biaya konversi ( conversion cost), yang
merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi
produk jadi.
b.

Biaya pemasaran

Universitas Sumatera Utara

32

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya
angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan
bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran; biaya contoh
(sample).
c.

Biaya administrasi dan umum
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan, bagian
keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
pemeriksaan akuntan, biaya photocopy.
Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi umum sering pula disebut

dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).
3.

Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau department.

Dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan:
a.

Biaya langsung (direct cost)

b.

Biaya tidak langsung (indirect cost)

Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua:
biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

Dalam

hubungannya dengan departemen, biaya dibagi menjadi dua golongan: biaya
langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.
Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang

Universitas Sumatera Utara

33

dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan
desuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct
departmental costs) adalah semua biaya yang terjadi didalam departemen

tertentu.

Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam

departemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi
departemen pemeliharahaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam
departemen tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.
Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung
dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi
tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya
ini tidak mudah didefinisikan dengan produk tertentu. Gaji mandor yang
mengawasi pembuatan produk A, B, dan C, merupakan biaya tidak langsung
bagi produk A, B maupun C, karena gaji mandor tersebut terjadi bukan hanya
karena perusahaan memproduksi salah satu produk tersebut, melainkan
karena memproduksi ketiga jenis produk tersebut. Jika perusahaan hanya
menghasilkan satu macam produk (misalnya perusahaan semen, pupuk urea,
gula)

maka

semua

biaya

hubungannyadengan produk.

merupakan

biaya

langsung

dalam

Biaya tidak langsung dalam hubungannnya

dengan produk sering disebutdengan istilah biaya overhead pabrik (factory
overheadcosts).

Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak

langsung adalah biaya yang terjadi disuatu departemen, tapi manfaatnya

Universitas Sumatera Utara

34

dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang
terjadi didepartemen pembangkit tenaga listrik. Biaya ini dinikmati oleh
departemen-departemen lain dalam perusahaan baik untuk penerangan
maupun

untuk menggerakkan mesin dan equipmen yang mengkonsumsi

listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari
alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan biaya tidak
langsung departemen.
4.

Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
digolongkan menjadi:
a.

Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan
(tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan.

Ada jenis biaya

variabel yang perilakunya bertingkat (step like behavior ) yang
mempunyai perilaku sebagai step-variabel costs. Biaya ini naik atau
turun tidak pada saat yang sama dengan perubahan volume kegiatan.
Setiap perubahan volume kegiatan tidak secara langsung diikuti dengan
perubahan biaya. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung.
b.

Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.

Biaya semivariabel mengandung unsur

Universitas Sumatera Utara

35

biaya tetap dan unsur biaya variabel. Unsur biaya yang tetap merupakan
jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur
variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan.
c.

Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.

d.

Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu.

Biaya tetap per satuan berubah dengan adanya

perubahan volume kegiatan. Biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan
biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada
tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi
manajemen. Pada umumnya, biaya tetap mempunyai proporsi tinggi
bila dibandingkan dengan biaya variabel, kemampuan manajemen dalam
menghadapi perubahan-perubahan kondisi ekonomi jangka pendek akan
berkurang.
biaya

tetap

Seringkali keengganan manajemen untuk mengeluarkan
mencerminkan

ketidakberanian

manajemen

didalam

mengambil risiko dan kadang-kadang hal ini menyebabkan perusahaan
tidak dapat menikmati laba.

Contoh biaya tetap adlah gaji direktur

produksi.
5.

Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Universitas Sumatera Utara

36

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
Pengeluaran modal (capital expenditures). Pengeluaran modal adalah biaya
yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode
akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun
yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau
dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian
aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besarbesaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.
Karena pengeluaran untuk keperluan tersebut biasanya melibatkan jumlah
yang besar dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat
pengeluaran tersebut dilakukan, pengorbanan tersebut diperlakukan sebagai
pengeluaran modal dan dicatat sebagai kos aktiva (misalnya sebagai kos
aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan).
menikmai

manfaat

pengeluaran

modal

Periode akuntansi yang

tersebut

dibebani

sebagian

pengeluaran modal tersebut berupa biaya depresiasi, biaya amortasi, atau
biaya deplesi.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures). Pengeluaran pendapatan
adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut.

Pada saat terjadinya, pengeluaran

pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan diperemukan dengan
pendapatan yang diperoleh daari pengeluaran biaya tersebut.

Contoh

Universitas Sumatera Utara

37

pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya
tenaga kerja.
Menurut Sigit (1990:3) bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam
perusahaan yang bersangkutan (yang dihitung Break-Even) dapat diidentifikasikan
(ditetapkan) sebagai biaya variabel atau sebagai biaya tetap. Biaya-biaya yang
meragukan apakah sebagai biaya variabel atau sebagai biaya tetap harus tegastegas dimasukkan kedalam salah satu, “variabel” atau “tetap”.

Biaya semi-

variabel dimasukkan kedalam biaya variabel, biaya semi-tetap dimasukkan
kedalam biaya tetap. Hanya ada dua kelompok biaya yaitu “biaya variabel” dan
“biaya tetap” saja apabila kita menghitung dan membuat analisa Break-Even.
1.

Biaya tetap
Biaya tetap (dalam bahasa inggris disebut fixed costs) adalah jenis-jenis biaya
yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya, dan tidak mengalami
perubahan. Jika periode kerja itu adalah bualan, maka biaya itu tetap saja
dihitung selama satu bulan. Jika dihitung tahunan, biaya itu tetap saja tidak
berubah, meskipun dari bulan ke bulan atau dari minggu ke minggu volume
kegiatan berubah.

Jadi biaya tetap itu tidak berubah, meskipun volume

produksi berubah. Biaya tetap biasanya dikaitkan dengan waktu, atau dengan
perjanjian. Biaya tetap itu biasanya dikaitkan pengeluarannya dengan periode
maka kadang-kadang ada yang menyebutnya sebagai biaya periode atau
“periode cost”.
2.

Biaya variabel
Biaya variabel (dalam bahasa Inggris disebut “ variable cost”), ialah jenisjenis biya yang naik turun bersama-sama dengan volume kegiatan. Produksi

Universitas Sumatera Utara

38

bertambah, bertambahlah biaya variabel.
variabel.

Produksi turun, turunlah biaya

Asumsi yang digunakan dalam analisa break even ialah naik

turunnya biaya variabel itu proporsional dengan volume kegiatan. Di dalam
kenyataan yang sebenarnya biaya variabel itu tidak harus proporsional dengan
volume produksi. Dapat degresif dapat pula progresif. Dikatakan degresif
apabila volume produksi naik, naik pula biaya variabel akan tetapi
kenaikannya dibawah proporsional dengan kenaikan volume produksi.
Sebaliknya biaya variabel adalah progresif apabila kenaikannya diatas
proporsionalnya.
2.4 Analisis Break Even Point
2.4.1

Pengertian Break Even Point
Sebelum memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik barang

maupun jasa, perusahaan biasanya terlebih dahulu merencanakan seberapa besar
laba yang ingin diperoleh.

Penentuan besarnya laba yang ingin diperoleh

merupakan prioritas utama bagi sebagian besar perusahaan, disamping hal-hal
lainnya. Agar besarnya perolehan laba mudah ditentukan, maka salah satu cara
perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya. Artinya,
perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu, sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Analisi titik impas atau analisis pulang pokok atau yang dikenal dengan
nama analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan
yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan.

Analisis titik

impas sering juga disebut analisis perencanaan laba ( profit plannig ). Analisis ini
biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu

Universitas Sumatera Utara

39

produk baru. Artinya, dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan
masalah biaya yang harus dikeluarkan. Kemudian penentuan harga jual serta
jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen, baik
dalam unit maupun rupiah. (Kasmir, 2010:166)
Menurut Kasmir (2010:167) dalam rangka penentuan titik impas ini, maka
perlu diketahui beberapa hal penting, tujuannya adalah agar titik impas dapat
ditentukan dengan tepat, yaitu:
1.

Berapa tingkat keuntungan (laba) yang ingin dicapai dalam suatu periode.

2.

Berapa besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat
ditingkatkan.

3.

Berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya
variabel.
Arti kata “Break-Even” adalah sebuah kata inggris, yang