Dampak Pembangunan Bandara Silangit Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan format

eksplanasi yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan-kedudukan
variabel yang diteliti serta hubungan, pengaruh atau membandingkan antara satu
variabel

dengan variabel lain serta menguji dan membuktikan hipotesis

(Siregar,2013:7).
Melalui penelitian ini penulis ingin meneliti dampak pembangunan
Bandara Silangit terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan
Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara.
3.2

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-


borong. Alasan memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena desa
tersebut yang merasakan dampak langsung dari pembangunan bandara.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu Population yang berarti jumlah

penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi populer dipakai untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2013:30).

34

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat desa Pariksabungan yang berjumlah 448 KK.
3.3.2

Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang di ambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat

serta ciri yang dikehendaki dari suatu

populasi(Siregar, 2013:30).
Teknik penarikan sampel berdasarkan rumus Taro Yamame yaitu:


n=�(�)2 +1


Keterangan:
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah populasi
d2= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Diketahui populasi 448 KK, maka penghitungan yaitu
448

n=448(0,1)2 +1
448

n=5,48
n=81,75 dibulatkan menjadi 82 KK
Maka, peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 82
KK.
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
random samping yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
individu-individu dalam populasi untuk dijadikan sampel.

35

Universitas Sumatera Utara

3.4

Teknik Pengumpulan data

3.4.1

Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti
untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian.
b. Wawancara yang dilakukan kepada masyarakat melalui alat bantu
kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat desa Pariksabungan

yang berjumlah 82 KK
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau
digunakan

oleh

organisasi

yang

bukan

pengolahannya.

Teknik

pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan
instrumen study kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang
menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penenalaan buku, jurnal,
karya ilmiah serta pendapat ahli yang berkompetensi serta memiliki

refrensi dengan masalah yang dimiliki.
3.4.2

Skala pengukuran
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

ekplanasi dan pendekatan kuantitatif dengan pengukuran skala Skala Likert. Skala
likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

36
Universitas Sumatera Utara

persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert
memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2,1 sedangkan bentuk pernyataan negatif
diberi skor 1,2,3,4,5, Bentuk jawaban skala likert terdiri dari:
Tabel 3.1 skala likert
No
1
2

3
4
5

Pilihan Respon
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Singkatan
SS
S
N
TS
STS

Skor(+)
5

4
3
2
1

Skor(-)
1
2
3
4
5

Alternatif jawaban pada skala likert tidak hanya tergantung pada jawaban
setuju atau tidak setuju. Alternatif jawaban dapat berupa apapun sepanjang
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban
misalnya baik, senang, tinggi atau puas dan lai-lain (Siregar, 2013:26).
3.5

Teknik Analisis data


3.5.1

Metode pengolahan data
Metode pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS

18.0 Program Microsoft Office 2007 dan Microsoft Office Excel 2007. Dalam
penulisan

penelitian

sebagai

program

pembantu,

dengan

tujuan


untuk

meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan pencatatan
ulang secara manual.
3.5.2

Regresi Linier Sederhana
Model yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis regresi

linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut :
�=�+��
37
Universitas Sumatera Utara

Dimana :
X = Dampak Pembangunan Bandara (variabel bebas).
Y= Tingkat Kesejahteraan Masyarakat desa Pariksabungan Kecamatan
Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara (variabel terikat).
a = bilangan konstanta
b = koefisien arah regresi

besarnya nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Harga a dihitung dengan rumus :

Dimana :
Y = Variabel terikat
X= Variabel bebas
a = konstanta
b = koefisien variabel bebas
3.5.3

Koefisien Determinasi (R-Square)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan
satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati nol menunjukkan
semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel

38
Universitas Sumatera Utara

dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuat
pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen. Koefisien
determinasi juga bertujuan untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh
variabel dependen.
3.5.4

Uji t-statistik (Uji Parsial)
Uji t-statistik pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui

koefisien regresi yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh)
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β = 0 Ho d iterima (t* < t-tabel) artinya variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β≠ 0 Ha diterima (t* > t -tabel) artinya variabel independen secara
simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : �= 0 Ho diterima (t* < t-tabel) artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variable dependen.

Ha : � ≠ 0 Ha diterima (t* >t-tabel) artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t*=
��

Dimana :

39
Universitas Sumatera Utara

t* : t – hitung
b : koefisien variabel
Sb : simpangan baku dari variabel independen
3.5.5

Uji Keseluruhan (Uji F-Statistik)
Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Untuk
pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
Ho : � =0 (tidak ada pengaruh)
Ha : � ≠0(ada berpengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : � = 0 Ho diterima (F* < F-tabel) artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variable dependen.

Ha : �≠ 0 Ha diterima (F* > F-tabel) artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :
F* : F-hitung
R² : koefisien determinasi
k : jumlah variabel independen
n : jumlah sampel

40
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1

Kedaan Geografis Dan Batas-Batas Desa Pariksabungan
Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara yang merasakan dampak langsung
dari pembangunan Bandara Silangit, dikarenakan Bandara Silangit terletak di
desa ini.
Desa Pariksabungan mempunyai luas area sekitar 17,5 km, dengan batasbatas sebagai berikut:
-

Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tobasa

-

Sebelah selatan berbatasan dengan desa Pohon Tonga

-

Sebelah timur berbatasan dengan desa Pohan Julu

-

Sebelah barat berbatasan dengan desa Silando

4.2

Deskripsi Demografi Desa pariksabungan

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga Tiap Dusun
Desa Pariksabungan mempunyai Jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa
yang terdiri dari 448 KK yang tersebar di 4 dusun. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga Tiap dusun
No.

Dusun

1.
2.
3.
4.

Dusun pariksabungan
Dusun sipintu-pintu
Dusun Pintu bosi
Dusun Sipintu
Total

Kepala
keluarga
150 KK
53 KK
195 KK
50 KK
448 KK

Persentase (%)
33,48
11,83
43,52
11,16
100

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

41
Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat penyebaran penduduk menurut Kepala
Keluarga (KK) dari keempat dusun di Desa Pariksabungan tidak merata.
Komposisi terbesar terdapat di dusun Pintu Bosi, yaitu sebanyak 195 KK dari
total 448 KK, selanjutnya di dusun Pariksabungan, yaitu sebanyak 190 KK dari
total 448 KK, selanjutnya di dusun Sipintu-pintu, yaitu sebanyak 53 KK dari total
448 KK dan yang terakhir di dusun Sipintu, yaitu sebanyak 50 KK dari total 448
KK.
Dusun Pariksabungan merupakan dusun induk sebagai lokasi kantor
Kepala Desa yang memiliki jumlah penduduk kedua lebih banyak setelah dusun
pintu bosi. Dusun ini didominasi rumah masyarakat yang berprofesi sebagai
pedagang dikarenakan dusun ini berada dijalan raya antara Tarutung ataupun
Balige sehingga membuka peluang besar untuk berdagang. Di dusun ini juga
lokasi kampus Universitas Tapanuli Utara.
Dusun Pintu bosi adalah dusun yang mempunyai jumlah penduduk paling
banyak di desa pariksabungan yakni sekitar 195 KK dari total 448 KK. Penduduk
di dusun ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, di dusun ini
masyarakat mempunyai lahan yang luas untuk bertani sehingga pemerintah
membangun akses jalan ke ladang agar masyarakat mudah mengangkut hasil
panen, akan tetapi jarak antara dusun pintu bosi ke bandara silangit cukup jauh
sedangkan dusun Pariksabungan dan dusun Sipintu-pintu berada di sekitaran
bandara.
Dusun Sipintu-pintu dan dusun Sipintu berbatasan dengan jalan raya
menuju Balige, di dusun ini masyarakat bermata pencaharian sebagai Pedagang
dan Petani dikarenakan desa ini berada di sekitar jalan lintas maka membuka

42
Universitas Sumatera Utara

peluang bagi masyarakat untuk berdagang. Dusun Sipintu-pintu dan dusun Sipintu
adalah dusun yang paling sedikit jumlah penduduknya dibanding dusun Pintu
Bosi dan dusun Pariksabungan.
4.2.2

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Desa Pariksabungan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa

dan menurut jenis kelamin dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1.
2.

Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Frekuensi (jiwa)
1.018
1.844
2.862

Persentase (%)
35,56
64,43
100

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk
menurut jenis kelamin di dominasi oleh perempuan, yaitu 1.844 jiwa, sedangkan
laki-laki sebanyak 1.018 jiwa.
4.2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk desa Pariksabungan sebanyak 2.862 jiwa menurut

kelompok umur dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No.

Kelompok umur

Laki-laki

Perempuan

1.
2.
3
4.
5
6

0-12 bulan
1-5 tahun
6-15 tahun
16-21 tahun
22-59 tahun
60-

30
85
101
142
565
95

59
189
249
412
815
120

Laki-laki +
Perempuan
89
274
350
554
1.380
215

Jumlah

1.018

1.844

2.862

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

43
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan kelompok umur di desa Pariksabungan didominasi oleh kelompok
umur 22-59 tahun yang berjumlah 1.380 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak
565 orang dan perempuan sebanyak 815 orang, kelompok umur 16-21 tahun yang
berjumlah 554 orang yang terdiri dari laki-laki 142 orang dan perempuan 412
orang, kelompok umur 6-15 tahun yang berjumlah 350 orang yang terdiri dari
laki-laki 101 orang dan perempuan 249 orang, kelompok umur 1-5 tahun yang
berjumlah 274 orang yang terdiri dari laki-laki 85 orang dan perempuan 189
orang, selanjutnya kelompok umur 60 keatas yang berjumlah 215 orang yang
tediri dari laki-laki 95 orang dan perempuan 120 orang dan yang terakhir
kelompok umur 0-12 bulan yang berjumlah 89 orang yang terdiri dari laki-laki 30
orang dan perempuan 59 orang.
Secara umum desa Pariksabungan di dominasi oleh kelompok umur usia
produktif yang cukup besar hal ini harus diimbangi oleh ketersediaan lapangan
pekerjaan agar masyarakat usia produktif bisa bekerja dan mampu menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya, dan tentunya keberadaan
pembangunan bandara silangit memberi peluang bagi masyarakat untuk membuka
usaha dan memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa Pariksabungan.
4.2.4

No.
1
2
3
4
5
6
7

Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
Tabel 4.4
Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
Suku/etnis
Batak Toba
Karo
Nias
Jawa
Cina
Padang
Mandailing
Jumlah

Frekuensi (jiwa)
2.378
164
182
45
21
52
20
2.862

Persentase
83,08
5,73
6,35
1,57
0,73
1,81
0,69
100

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan
44
Universitas Sumatera Utara

Jika dilihat dari komposisi penduduk menurut Suku/Etnis di desa ini, maka
mayoritas penduduk adalah suku Batak Toba yaitu 2.378 jiwa dan sisanya adalah
suku Nias sebanyak 182 jiwa, suku Karo sebanyak 164 jiwa, suku Tionghoa
sebanyak 21 jiwa, Suku Jawa sebanyak 45 jiwa, suku Padang (koto) 52 jiwa dan
suku mandailing 20 jiwa.
Desa Pariksabungan di dominasi oleh suku Batak toba dikarenakan
penduduk aslinya juga adalah batak toba, akan tetapi seiring pembangunan
bandara silangit yang dimulai tahun 2000 ada banyak masyarakat dari luar daerah
membuka usaha disana, ditambah lagi letak geografis desa pariksabungan berada
dalam jalan lintas sumatera sehingga mudah untuk transportasi, dengan masuknya
berbagai pedagang ke desa ini sehingga masyarakat Pariksabungan bukan lagi
hanya didiami oleh suku batak toba, akan tetapi ada suku nias, jawa, padang, dan
Tionghoa sehingga suku/etnis didesa ini tidak lagi bersifat homogen tetapi bersifat
heterogen(campuran).
4.3

Sarana Dan Fasilitas Desa

4.3.1 Sarana Pendidikan (Gedung Sekolah)
Gedung sekolah sebagai sarana pendidikan yang ada di desa ini antara lain
adalah:
Tabel 4.5
Sarana Pendidikan Desa Pariksabungan
No.
1
2
3
4

Sarana Pendidikan
Taman Kanak-Kanak
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Perguruan Tinggi
Total

Jumlah
4
4
2
1
11

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

45
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat sarana pendidikan di desa
Pariksabungan yakni Taman kanak-kanak berjumlah 4 buah, Sekolah Dasar 4
buah, Sekolah Menengah Pertama 2 buah, dan Perguruan Tinggi 1 buah.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana pendidikan sangat
penting untuk menunjang kualitas pendidikan, hal ini dikarenakan desa
Pariksabungan merupakan desa yang cukup berkembang dengan adanya berbagai
pembangunan,

salah

satunya

pembangunan

bandara

Silangit

sehingga

membutuhkan masyarakat yang mempunyai pengetahuan, keterampilan yang
tinggi untuk dapat dipekerjakan di dalam bandara silangit dan mampu berdaya
saing dengan berbagai usaha pekerjaan.
4.3.2

Sarana Olahraga
Sarana olahraga yang ada di desa Pariksabungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Sarana Olahraga di desa Pariksabungan

No.
1
2
3

Sarana olahraga
Lapangan Sepakbola
Lapangan bulu tangkis
Lapangan volli
Jumlah

Jumlah
2
2
2
6

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa desa Pariksabungan
mempunyai Lapangan sepakbola sebanyak 2 buah, lapangan bulu tangkis 2 buah,
lapangan volly 2 buah.
4.3.3 Sarana Peribadatan
Sehubungan dengan mayoritas penduduk yang ada di desa pariksabungan
adalah mayoritas agama Kristen, maka sarana peribadatan yang ada di desa ini
adalah sebanyak 8 gereja yang tesebar di masing-masing dusun, yang terdiri dari

46
Universitas Sumatera Utara

gereja HKBP 3, HKI 1, GBI 2, Marturia 1, gereja Advent 1. Sedangkan mesjid
maupun vihara tidak ada di desa ini walaupun penduduknya ada yang beragama
muslim maupun konghucu.
4.3.4 Sarana Penginapan/Hotel
Desa Pariksabungan mempunyai 2 buah hotel bagi para wisatawan untuk
beristirahat yaitu hotel Panorama dan hotel Noah. Hotel ini biasanya digunakan
pengunjung atau wiasatawan luar beristrahat ketika mereka berlibur untuk
menikmati pemandangan danau toba.
4.3.5

Prasarana Kesehatan di Desa Pariksabungan
Tabel 4.7
Prasarana Kesehatan di Desa pariksabungan

No.
1.
2.
3.

Prasarana
Puskesmas
Posyandu
Praktek Bidan
Total

Jumlah
1
3
1
5

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan
Desa Pariksabungan mempunyai total 5 prasana kesehatan yakni 1
puskesmas, 1 praktek bidan, 1 posyandu yang tersebar di dusun Pariksabungan
sedangkan 2 posyandu lainnya tersebar di dusun Pintu bosi dan dusun Sipintupintu. Dari sisi jumlah penduduk sesungguhnya keberadaan prasarana kesehatan
masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena sisi sebaran
sebagian wilayah di desa ini masih sulit mengakses sarana kesehatan dikarenakan
letak geografis dusun yang sebagian lokasinya

cukup jauh dari prasarana

kesehatan tersebut.

47
Universitas Sumatera Utara

4.3.6

Potensi Desa
Wilayah Desa pariksabungan sangat luas hal ini dapat dilihat dengan

jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa yang tersebar di empat dusun. Dengan
demikian peluang pengembangan usaha pemanfaatan lahan sangat terbuka. Mata
Pencaharian di desa Pariksabungan mayoritas petani. Budidaya pertanian di
wilayah desa pariksabungan terdiri dari lahan kering seperti sayur-sayuran
(hultikura), jagung, kopi, dan padi. Namun pada umumnya masyarakat desa
Pariksabungan mengandalkan pendapatan dari budidaya tanaman sayur-sayuran.
Tanaman sayur-sayuran terdiri dari wortel, sayur kol, kentang, cabai, tomat,
buncis, terung, kacang panjang, bawang daun dan sebagainya. Masyarakat juga
memiliki peternakan seperti beternak ayam kampung, itik, kerbau, kuda babi,
kambing, sapi.
Ditambah lagi dengan adanya pembangunan bandara silangit berpotensi
untuk menambah lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ada banyak masyarakat
membuka usaha baru dengan cara berjualan disekitar bandara dan bahkan beralih
pekerjaan dari petani menjadi pedagang,

bekerja di bandara sebagai staff,

Security, dan Office boy.
4.4

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pariksabungan
Saat ini Pemerintahan Desa Pariksabungan dipimpin oleh seorang kepala

Desa yang telah memasuki 2 periode. Struktur organisasi Pemerintahan Desa
Pariksabungan

Kecamatan

Siborong-borong

kabupaten

Tapanuli

Utara

selengkapnya disajikan dalam gambar sebagai berikut:

48
Universitas Sumatera Utara

KEPALA DESA
MANGATUR
TAMPUBOLON S.H

SEKRETARIS
DESA AGUSTINA
SIMANJUNTAK

KAUR TATA
USAHA
SURTAN
SIANTURI

KEPALA SEKSI
PEMERINTAHA
N DORMIAN
SILITONGA

KEPALA DUSUN I
PARIKSABUNGAN
M. PANJAITAN

KAUR
PERENCANAA
NTONGAM
TAMPUBOLON

KAUR
KEUANGAN
GEMBIRA
TAMPUBOLON

KEPALA SEKSI
PELAYANAN
JIMMY
SIANTURI

KEPALA SEKSI
KESEJAHTERAAN
BELPRIN
SIMANJUNTAK

KEPALA DUSUN
II SIPINTU-PINTU
NELSON
SIMANJUNTAK

KEPALA DUSUN
III PINTU BOSI
SAKKAN
SIMANJUNTAK

KEPALA DUSUN
IV SIPINTU
MANGONTONG
SIMANJUNTAK

Gambar 4.1 Struktur organisasi Pemerintahan Desa Pariksabungan
Sumber: Kantor Kepala Desa

49
Universitas Sumatera Utara

DATA DASA WISMA, PENDIDIKAN ANAK REMAJA (PAR), BINA
KELUARGA BALITA (BKB) DAN LANSIA DESA PARIKSABUNGAN
DASA WISMA
Dusun I
Anggota:
1. Ny. P.
Simanjuntak
2. Ny. E.
Tampubolon
3. Ny. B.
Rajagukguk
4. Ny. M.
Simanjuntak
Dusun II
Anggota:
1. Ny. P.
Sianturi
2. Ny. L.
Simanjuntak
3. Ny. A.
Naibaho
4. Ny. Sinaga
5. Ny. H.
Siregar
6. Nn. M.
Simanjuntak
7. Ny. S. Siman
juntak
8. Ny. H.
Banjarnahor
Dusun III
Anggota:
1. Br. Silitonga
2. Ny. H.
Hutagaol
3. Br.
Simanjuntak

PENDIDIKAN
ANAK REMAJA
Ketua: Agus
Siahaan
Anggota:
1. Berliana Sianturi
2. Lamhot Sianturi
3. Eddy
Simanjuntak
4. Melva
Simanjuntak
5. Rolan
Simanjuntak
6. Agus
Simanjuntak

BINA KELUARGA
BALITA
Ketua: Benny S.
Sekretaris: Lirma T.
Anggota:
1. Mida Tampubolon
2. R. Tamba
KADER
 Kel. Umur 0-1 thn
1. R. Aritonang
2. Rusdiana Simbolon
 Kel. Umur 1-2 thn
 Elfrida Simanjuntak
 Emmi Siallagan
 Kel. Umur 2-3 thn
1. Ratna Aritonang
2. Julita Naibaho
 Kel. Umur 3-4 tahun
1. Sonya Hutagaol
2. R. Panjaitan
 Kel. Umur 4-5 tahun
1. L. Hutagalung
2. Farida Simanjuntak

LANSIA

Ketua: Op. Diman
sianturi
Sekretaris: Op. Jusuf
Bendahara: Op.
Rimma
Anggota:
 Op. Dorris S.
 Op. Enjel P.
 Op Murni T.
 Op. Manimpan T.
 Op Martogi S.
 Op. Rizal P.
 Op. Masnur T.
 Op. Sandy. S.
 Op. Gembira T.
 Op. Marada S.
 Op. Hendra S.
 Op. Haposan S.
 Op. Lasria S.
 Op. Lasria M.
 Op. Oho S.
 Op. Evi R.
 Op. Bornok T.
 Op. Parasian M.
 Op. Erik S.
 Op. Murni S.
 Op. Berliana S.
 Op. Lasma S.
 Op. David S.
 Op Hartali S.
 Op. Riho S.
 Op. Andre G.
 Op Kuteng S.
 Op. Memodi S.
 Op. Lumba S.
 Op. Tuamanda S.
 Op. Manabur S.
 Op. Irran S.
Gambar 4.2 Data Dasa Wisma,Pendidikan Anak Remaja (PAR), Bina Keluarga
Balita (BKB) dan Lansia desa Pariksabungan
Sumber: Kantor Kepala Desa pariksabungan

50
Universitas Sumatera Utara

4.4.1

Gambaran Pembangunan Bandara Silangit
Bandara Silangit terletakdi Simpang Muara no.1 Pariksabungan,

Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.Bandara ini memiliki
luas area sekitar 82 Ha dan bandara ini salah satu bandara tertua di Indonesia yang
masih beroperasi saat ini, Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan
Jepang.
Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 2010,
landas pacu kembali diperpanjang hingga 2.250 meter, sehingga bisa didarati
pesawat jenis Fokker F-100 maupun Boeing 737-500. Pada tanggal 18 Januari
2011, Bandara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang
menggunakan pesawat Boeing 737-500. Pada tahun 2012 landas pacu kembali
diperpanjang hingga mencapai 2.400 m. Fasilitas dan kemampuan pelayanan
yang dimiliki saat ini, Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV
yang memiliki fasilitas dan kemampuan setara Bandara kelas II di Indonesia.
Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan
secara resmi menyerahkan operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT.
Angkasa Pura II dan berencana menjadikan Bandara Silangit sebagai bandara
wisata terbesar di Indonesia disamping Ngurah Rai Bali, dengan target
pengunjung 1.000.000 penumpang. Rencana ini diwujudkan dengan membangun
fasilitas sisi udara dan sisi darat. PT Angkasa Pura II ini percaya, bahwa Bandara
Silangit adalah pintu gerbang menuju surga yang hilang yaitu surga kawasan
danau toba.

51
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3 Pembangunan Bandara Silangit

Gambar 4.4 Pembangunan Bandara Silangit

Gambar 4.5 Pembangunan Bandara Silangit
Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa

yang berada di

Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dan yang merasakan
dampak langsung dari

pembangunan Bandara Silangit dikarenakan Bandara

52
Universitas Sumatera Utara

Silangit terletak di desa ini. Desa Pariksabungan mempunyai luas area sekitar 17,5
km, tinggi dari permukaan laut yaitu 1.365 m dan suhu udara rata-rata 180C-320C.
Desa ini mempunyai jumlah penduduk 2.862 jiwa yang terdiri dari 448 KK.
Masyarakat desa Pariksabungan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani
yakni sekitar 80% dan sisanya sebagai PNS, Karyawan dan berdagang
Pembangunan Bandara Silangit ini memang belum selesai secara
keseluruhan, namun dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal
mula proyek pembangunan ini berjalan. Dengan adanya proyek pembangunan
bandara akan berdampak pada pengalih fungsi lahan sekitar pembangunan
Bandara Silangit. sekitar 2% masyarakat beralih mata pencaharian dari petani
menjadi pedagang dimana mereka membangun usaha di sekitar jalan Bandara
Silangit yakni membuka rumah makan, menjual makanan khas Tapanuli Utara
dan usaha lainnya.
Masyarakat desa Pariksabungan berharap dengan pembangunan Bandara
Silangit

dapat

meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi.

Dengan

harapan

pertumbuhan ekonomi tersebut, masyarakat desa Pariksabungan menanggapi
positif pembangunan Bandara Silangit dengan beralih mata pencaharian menjadi
pedagang. Pengalihan mata pencaharian ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan.

53
Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1

Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, data

tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan melalui
kuesioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan
mengelompokkan data menjadi suatu bagian- bagian tertentu menurut kelompok
data jawaban responden, analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi
langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan tetap
berpedoman pada tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis menyajikan data-data
yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada responden masyarakat
desa Pariksabungan, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara
yang terlibat dalam penyediaan jasa yang berjumlah 82 KK. Data yang dianalisis
pada bab ini adalah:
Dalam rangka memperoleh deskripsi tentang sampel penelitian, berikut ini
diuraikan karakteristik umum responden sebagai sumber data, diantaranya dari:
usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan.
5.1.1

Usia
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No.
1
2
3
4
5
6

Usia
20-30
31-40
41-50
51-60
61-70
80
Total

Jumlah
17
28
18
14
4
1
82

Persentase
20,73
34,14
21,95
17,07
4,87
1,21
100

Sumber: Hasil angket 2017

54
Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 5.1 di atas mayoritas usia responden adalah antara 31-40 tahun
yaitu sebanyak 28 orang. Kemudian diikuti usia responden antara 41-50 tahun
sebanyak 18 orang, usia responden antara 20-30 tahun sebanyak 17 orang, usia
responden 51-60 tahun sebanyak 14 orang, selanjutnya usia responden 61-70
tahun sebanyak 4 orang dan yang terakhir usia responden 80 tahun hanya 1 orang.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia responden termasuk
usia produktif, yaitu usia 15-55 tahun.
5.1.2

Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No.
1
2

Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah
38
44
82

Persentase
46,34
53,65
100

Sumber: Hasil angket 2017
Berdasarkan

tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden

perempuan lebih banyak yakni 44 jiwa sedangkan distribusi responden laki-laki
sebanyak 38 jiwa. Hal ini juga dikarenakan jumlah penduduk di desa
Pariksabungan didominasi oleh perempuan yakni sebanyak 1.844 jiwa dari total
penduduk 2.862 jiwa.
5.1.3

Agama
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

No.
1
2
3

Agama
Kristen Protestan
Islam
Khongucu
Total

Jumlah
76
5
1
82

Persentase
92,68
6,09
1,21
100

Sumber: Hasil angket 2017

55
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden beragama
Kristen yaitu sebanyak 76 jiwa, Agama Islam sebanyak 5 jiwa dan khongucu 1
jiwa. Berdasarkan pemeluk agama, mayoritas masyarakat desa Pariksabungan
beragama Kristen protestan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebanyak 8 gereja
yakni gereja HKBP 3, HKI 1, GBI 1, Marturia 1, Advend 1.
5.1.4

Suku Bangsa
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Suku Bangsa
Batak Toba
Karo
Jawa
Nias
Padang
China
Mandailing
NTT
Total

Jumlah
71
1
2
3
2
1
1
1
82

Persentase
86,58
1,21
2,43
3,65
2,43
1,21
1,21
1,21
100

Sumber: Hasil angket 2017
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan suku adalah mayoritas suku Batak Toba sebanyak 71 orang, hal ini
dikarenakan Desa Pariksabungan merupakan tanah asli suku Batak dimana
responden juga mayoritas memiliki marga yang sama. Untuk itu sistem
kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari di Desa Pariksabungan masih
memegang erat budaya adat istiadat Batak Toba, selanjutnya suku Nias sebanyak
3 orang, suku Jawa sebanyak 2 orang, suku padang sebanyak 2 orang, Suku karo
sebanyak 1 orang, suku Mandailing sebanyak 1 orang dan yang terakhir thionghoa
sebanyak 1 orang.
Desa Pariksabungan di dominasi oleh suku Batak toba dikarenakan
penduduk aslinya juga adalah batak toba, akan tetapi seiring pembangunan

56
Universitas Sumatera Utara

bandara silangit yang dimulai tahun 2000 ada banyak masyarakat dari luar daerah
membuka usaha disana, ditambah lagi letak geografis desa pariksabungan berada
dalam jalan lintas sumatera sehingga mudah untuk transportasi, dengan masuknya
berbagai pedagang ke desa ini sehingga masyarakat Pariksabungan bukan lagi
hanya didiami oleh suku batak toba, akan tetapi ada suku nias, jawa, padang, dan
Tionghoa sehingga suku/etnis didesa ini tidak lagi bersifat homogen tetapi bersifat
heterogen (campuran).
5.1.5

Pekerjaan
Tabel 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No
1
2
3
4

Pekerjaan
Petani
Pedagang
PNS
Pegawai swasta
Total

Jumlah
40
31
8
3

Persentase
48,78
37,80
9,75
3,65

82

100

Sumber: Hasil angket 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa distribusi responden
berdasarkan pekerjaan di dominasi oleh petani, hal ini dikarenakan penduduk
Desa Pariksabungan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, yakni sekitar
80%. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah responden yang
pekerjaannya sebagai petani sebanyak 40 orang, selanjutnya Pedagang sebanyak
31 orang. Desa Pariksabungan terletak dijalan lintas sehingga banyak pedagang
disepanjang jalan dengan membuat usaha masing-masing sehingga berdagang
juga salah satu mata pencaharian yang saat ini sedang berkembang, hal ini juga
dikarenakan faktor pembangunan Bandara yang masih beroperasi. Selanjutnya
distribusi responden berdasarkan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yaitu sebanyak 8 orang, dan yang terakhir Pegawai Swasta sebanyak 3 orang.
57
Universitas Sumatera Utara

5.1.6

Pendidikan Terakhir
Tabel 5.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No.
1
2
3
4

Pendidikan
SD
SMP
SMA
PERGURUAN TINGGI
Total

Jumlah
6
19
41
16
82

Persentase
7,31
23,17
50
19,51
100

Sumber: Hasil angket 2017
Pendidikan mempunyai peranan besar bagi bangsa sebagai salah satu
sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Hal ini dapat
diperoleh melalui jalur pendidikan yang bersifat formal maupun informal juga
tidak tertutup kemungkinan dari pengalaman yang di dapat dari dunia luar.
Dari data hasil kuesioner di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden
yang tidak bersekolah. Sementara itu, mayoritas responden berpendidikan terakhir
pada jenjang SMA sebanyak 41 orang, kemudian diikuti oleh SMP sebanyak 19
orang, dan jenjang perguruan Tinggi sebanyak 16 orang, sedangkan pada jenjang
pendidikan SD/sederajat sebanyak 6 orang.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa distribusi responden yang
berpendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi sebanyak 16 orang, hal ini
dikarenakan dengan adanya sarana pendidikan Perguruan tinggi di desa
Pariksabungan sehingga menyadarkan masyarakat betapa pentingnya pendidikan,
ditambah lagi pembangunan bandara silangit pasti membutuhkan karyawan di
bandara yang harus berpendidikan juga untuk dapat dipekerjakan. Nama
perguruan Tinggi yang ada di desa Pariksabungan adalah Universitas Tapanuli
Utara dan kampus ini sudah ada sekitar 15 tahun yang lalu.

58
Universitas Sumatera Utara

5.2

Dampak Pembangunan Bandara Silangit (Variabel X)
Tabel 5.7
Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat baik
Baik
Netral
Tidak baik
Sangat tidak baik
Jumlah

Frequency

Percent

22
34
15
11
82

26,8
41,5
18,3
13,4
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap pembangunan masyarakat adalah baik, hal ini dikarenakan pembangunan
bandara silangit merupakan suatu peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan
perekonomian keluarga. Dengan adanya pembangunan bandara Silangit
masyarakat ada yang berubah mata pencaharian dari petani menjadi pedagang,
karena jika dibandingkan dengan bertani masyarakat mempunyai pendapatan
lebih banyak dibanding bertani, akan tetapi ada juga pedagang yang membuka
usaha baru lagi disekitaran bandara silangit dengan cara membuka Rumah makan,
berjualan makanan khas Tapanuli Utara dan usaha lainnya.
Dengan adanya pembangunan bandara Silangit maka sarana transportasi
juga semakin baik, hal ini juga menguntungkan bagi masyarakat petani dimana
Pemerintah membangun akses jalan sampai keladang-ladang masyarakat sehingga
memudahkan masyarakat untuk mengangkut hasil panen, untuk menjual hasil
panen juga lebih cepat karena transportasi semakin lancar dan membutuhkan
waktu yang tidak lama.

59
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.8
Tanggapan Responden Terhadap Proses Pembangunan Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat baik
Baik
Netral
Tidak baik
Sangat tidak baik
Jumlah

Frequency

Percent

39
36
7
82

47,6
43,9
8,5
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa proses pembangunan bandara
Silangit berjalan baik, dimana tanah yang digunakan untuk pembangunan bandara
Silangit dibayar oleh Pemerintah dengan cara pemberian pago-pago, akan tetapi
diawal pembangunan masyarakat untuk enggan menyerahkan tanahnya akan
tetapi masyarakat akhirnya memberikan tanahnya sebagai partispasi mereka
dalam pembangunan bandara. Kesadaran masyarakat akan hal ini juga didasarkan
oleh cara berpikir masyarakat dimana pembangunan bandara Silangit dapat
mengubah perekonomian keluarga dan kesempatan untuk berwirausaha.
Tabel 5.9
Tanggapan Responden Terhadap jangka Waktu Pembangunan Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat cepat
Cepat
Netral
Tidak cepat
Sangat tidak cepat
Jumlah

Frequency

Percent

23
35
24
82

28,0
42,7
29,3
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Bandara

Silangit

dibangun

pada

masa

penjajahan

Jepang

dan

pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 2010, landas pacu
kembali diperpanjang hingga 2.250 meter, sehingga bisa didarati pesawat jenis
Fokker F-100 maupun Boeing 737-500. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandara

60
Universitas Sumatera Utara

silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang menggunakan
pesawat Boeing 737-500. Pada tahun 2012 landas pacu kembali diperpanjang
hingga mencapai 2.400 m. Fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki
saat ini, Bandara silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki
fasilitas dan kemampuan setara Bandara kelas II di Indonesia
Pembangunan bandara Silangit beberapa tahun terakhir berjlaan dengan
cepat dikarenakan Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian
perhubungan

secara resmi menyerahkan

operasional pengelolaan

Bandara

Silangit kepada PT. Angkasa Pura II dan berencana menjadikan Bandara Silangit
sebagai Bandara wisata terbesar di Indonesia disamping Ngurah Rai Bali, dengan
target pengunjung 1.000.000 penumpang. Rencana ini diwujudkan

dengan

membangun fasilitas sisi udara dan sisi darat. PT Angkasa Pura II ini percaya,
bahwa Bandara Silangit adalah pintu gerbang menuju surga yang hilang yaitu
surga kawasan danau toba.
Tabel 5.10
Tanggapan Responden Tehadap Bertambahnya Lapangan Kerja Baru
Jawaban
Responden
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah

Frequency

Percent

22
35
14
11
82

26,8
42,7
17,1
13,4
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap pembangunan bandara Silangit dapat memnambah lapangan kerja baru
bagi masyarakat, hal ini dikarenakan bandara Silangit membutuhkan staff,
karyawan yang akan dipekerjakan di dalam bandara tersebut, ditambah lagi

61
Universitas Sumatera Utara

dengan adanya pembangunan bandara Silangit membuka peluang baru bagi
masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya dengan cara membuka usaha
disekitar bandara Silangit.
Dengan adanya pembangunan bandara Silangit maka masyarakat tidak
harus lagi harus keluar kota lagi mencari pekerjaan, mengingat bahwa bandara
membutuhkan karyawan untuk dipekerjakan di dalam bandara tersebut.
Tabel5.11
Tanggapan Responden Terhadap Transportasi Sebelum Adanya Pembangunan
Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat baik
Baik
Netral
Tidak baik
Sangat tidak baik
Jumlah

Frequency

Percent

40
41
1
82

48,8
50,0
1,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap transportasi sebelum adanya pembangunan bandara Silangit masih sudah
cukup baik, hal ini dikarenakan letak geografis desa Pariksabungan yakni dijalan
lintas sehingga sebelum adanya pembangunan bandara Silangit transportasi di
desa ini tergolong cukup baik.
Tabel 5.12
Tanggapan Responden Terhadap Transportasi Setelah Adanya Pembangunan
Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat baik
Baik
Netral
Tidak baik
Sangat tidak baik
Jumlah

Frequency

Percent

64
17
1
82

78,0
20,7
1,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

62
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden
terhadap Transportasi setelah adanya pembangunan bandara Silangit semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan dengan masuknya berbagai transportasi dari
berbagai daerah lain untuk mengantar para pengunjung atau orang-orang yang
bepergian menggunakan pesawat. Kelancaran transportasi juga dipengaruhi oleh
letak geografis Desa Pariksabungan yang berada dijalan lintas sumatera sehingga
setiap harinya selalu berjalan lancar.
Keberhasilan dalam membangun perekonomian masyarakat tergantung
pada transportasi baik di dara, di laut maupun di udara. Sangatlah sulit
dibayangkan pembangunan masyarakat akan berkembang jika tidak didukung
oleh kelancaran transportasi. Arus lalu lintas orang, barang dan jasa akan
terhambat, akibatnya seluruh kegiatan ekonomi akan mengalami keterlambatan.
Demikian juga pembangunan bandara Silangit dengan adanya kelancaran
transportasi mudah bagi masyarakat untuk melalukan kegiatan sosial ekonomi
dengan masyarakat lain.
Tabel 5.13
Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah

Frequency

Percent

40
35
7
82

48,8
42,7
8,5
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan responden terhadap
fungsi bandara Silangit adalah baik, hal ini dikarenakan mengurangi waktu,
tenaga bagi masyarakat bagi yang mau bepergian keluar kota. Fungsi bandara
Silangit sangatlah nyata dimana masyarakat yang berdomisili di Kabupaten

63
Universitas Sumatera Utara

Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten
Simalungun jika bepergian keluar kota maka akan menggunakan transportasi
udara lewat bandara Silangit, karena mengingat jarak dan waktu yang cukup
dekat. Jika dibandingkan dengan transportasi bandara Kuala Namu yang ada di
kota Medan membutuhkan waktu yang cukup lama dan jarak tempuh yang cukup
jauh sehingga masyarakat lebih memilih dari bandara Silangit.
Tabel 5.14
Tanggapan Responden Terhadap Lokasi Pembangunan Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat setuju
Setuju
Netral
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Jumlah

Frequency

Percent

1
36
20
25
82

1,2
43,9
24,4
30,5
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap lokasi pembangunan bandara Silangit ada yang mengatakan setuju
maupun tidak setuju. Akan tetapi lokasi pembangunan bandara Silangit cukup
baik dikarenakan dengan adanya pembangunan tersebut membuka peluang untuk
meningkatkan pariwisata mengingat bandara Silangit adalah pintu gerbang
menuju surga yang hilang yaitu surga kawasan danau toba.
Tabel 5.15
Tanggapan Responden Terhadap Kenyamanan Dengan Adanya Bandara
Jawaban
Responden
Sangat nyaman
Nyaman
Netral
Tidak nyaman
Sangat tidak nyaman
Jumlah

Frequency

Percent

52
30
82

63,4
36,6
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

64
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap kenyamanan masyarakat dengan adanya pembangunan bandara Silangit
mayoritas menjawab nyaman karena pembangunan bandara Silangit sampai saat
ini yang dirasakan masyarakat cukup aman.
Tabel 5.16
Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Bandara Silangit Dalam
Membantu Usaha/Pekerjaan Masyarakat
Jawaban
Responden
Sangat membantu
Membantu
Netral
Tidak membantu
Sangat tidak membantu
Jumlah

Frequency

Percent

7
45
21
9
82

8,5
54,9
25,6
11,0
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pembangunan bandara
Silangit

dapat

membantu

usaha/pekerjaan

masyarakat.

Dengan

adanya

pembangunan bandara Silangit membuka peluang bagi masyarakat untuk
meningkatkan pendapatannya dengan cara membuka usaha di sekitar bandara,
dengan masuknya berbagai masyarakat lain yang hendak bepergian dengan
menggunakan transportasi udara lewat bandara Silangit maka usaha dagang
semakin lancar. Bagi masyarakat petani juga kesempatan untuk menjual usaha
panen semakin lancar karena sudah berbaur dengan masyarakat lain.
5.3

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (Variabel Y)

Tabel 5.17
Tanggapan Responden Terhadap Pendapatan Sebelum Adanya Pembangunan
Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak baik
Sangat Tidak

Frequency
14
66
2
-

Percen
t
17,1
80,5
2,4
-

65
Universitas Sumatera Utara

baik
Jumlah

82

100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
menyatakan pendapatan sebelum adanya pembangunan bandara Silangit adalah
netral, yakni 66 orang sedangkan yang menjawab Baik sebanyak 14 orang,
selanjutnya yang menjawab Tidak baik Sebanyak 2 orang.
Tabel 5.18
Tanggapan Responden Terhadap Pendapatan Setelah Adanya Pembangunan
Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent

20
27
15
20
82

24,4
32,9
18,3
24,4
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan masyarakat
setelah adanya pembangunan bandara silangit jadi berubah. Tanggapan
Responden yang menjawab sangat baik sebanyak 20 orang, selanjutnya yang
menjawab baik sebanyak 27 orang, tanggapan responden yang menjawab tidak
baik sebanyak 20 orang. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pembangunan
membawa perubahan dalam pendapatan masyarakat.
Perubahan pendapatan disebabkan oleh perubahan mata pencaharian
sebagian masyarakat dari petani menjadi pedagang, dengan cara membuka usaha
di sekitar bandara Silangit seperti usaha rumah makan, usaha makanan khas
Tapanuli. Dengan masuknya berbagai masyarakat yang akan menggunakan
bandara Silangit untuk bepergian maka akan membuka peluang bagi masyarakat
untuk meningkatkan pendapatan.

66
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.19
Tangggapan Responden Terhadap Komsumsi Keluarga Sebelum Adanya
Pembangunan
Jawaban
Responden
Sangat Memenuhi
Memenuhi
Netral
Tidak Memenuhi
Sangat Tidak Memenuhi
Jumlah

Frequency

Percent

27
52
3
82

32,9
63,4
3,7
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan komsumsi
keluarga sebelum adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas menjawab
netral yakni sebanyak 52 orang, selanjutnya yang menjawab memenuhi 27 orang
dan yang terakhir tanggapan responden yang menyatakan tidak baik sebanyak 3
orang.
Tabel 5.20
Tanggapan Responden Komsumsi Keluarga Setelah Adanya Pembangunan
Bandara Silangit
Jawaban
Responden
Sangat Memenuhi
Memenuhi
Netral
Tidak Memenuhi
Sangat Tidak Memenuhi
Jumlah

Frequency

Percent

9
37
14
22
82

11,0
45,1
17,1
26,8
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa komsumsi keluarga
mengalami perubahan setelah adanya pembangunan bandara Silangit, hal ini juga
dipengaruhi pendapatan keluarga yang berubah. Masyarakat mengalami
perubahan komsumsi keluarga menjadi tidak memenuhi

yakni sebanyak 22

orang, selanjutnya tanggapan responden yang menjawab netral sebanyak 14
orang, tanggapan responden yang menjawab memenuhi sebanyak 37 orang, dan

67
Universitas Sumatera Utara

yang terakhir tanggapan responden yang menjawab sangat memenuhi sebanyak 9
orang.
Komsumsi keluarga juga dipengaruhi oleh pendapatan yang semakin
meningkat. Jika melakukan komsumsi sehari-hari dengan teratur dan sehat akan
memambah tenaga untuk dapat bekerja dan tetap sehat, dimana dengan teratur
makan akan mempengaruhi tubuh dalam beraktivitas. Ditambah lagi dengan usia
produktif antara 20-50 keatas harus melakukan komsumsi sehari-hari dengan
teratur.
Tabel 5.21
Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pendidikan
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent

1
26
54
1
82

1,2
31,7
65,9
1,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan informasi responden mengenai
kualitas pendikan setelah adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas
responden menjawab netral. Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan
responden yang menjawab

netral sebanyak 54 orang, selanjutnya tanggapan

responden yang menjawab baik sebanyak 26 orang. Hal ini dapat dilihat bahwa
masyarakat masih kurang menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan, hal ini
dikarenakan jawaban responden yang menyatakan netral artinya tidak ada
perubahan, jika melihat adanya pembangunan seharusnya mendorong masyarakat
untuk meningkatkan pendidikan karena dengan adanya pembangunan menambah
lapangan kerja baru seperti staff di bandara, dengan demikian kualitas pendidikan

68
Universitas Sumatera Utara

harus ditingkatkan ditambah lagi dengan tersedianya kampus Universitas Tapanuli
Utara di daerah ini.
Tabel 5.22
Tanggapan Responden Terhadap Sarana Dan Fasilitas Pendidikan Sebelum
Pembangunan Bandara
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent

1
26
54
1
82

1,4
31,7
65,9
1,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan fasilitas
Pendidikan sebelum adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas tanggapan
responden menjawab netral yakni sebanyak 54 orang, selanjutnya tanggapan
responden yang menjawab baik sebanyak 26 orang. Sarana dan fasilitas
pendidikan sangatlah penting untuk menunjang kualitas pendidikan. Pengadaan
laboratorium komputer, laboratorium IPA dan laboratorium bahasa haruslah
dipenuhi apalagi perkembangan jaman yang semakin canggih yang mengharuskan
masyarakat menguasai Informasi Teknologi untuk dapat menunjang aktivitas
sehari-hari.
Tabel 5.23
Tanggapan Responden Terhadap Sarana dan Fasilitas Setelah
AdanyaPembangunan Bandara
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent

2
59
17
4
82

2,4
72,0
20,7
4,9
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

69
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah adanya pembangunan
bandara Silangit, sarana dan fasilitas sekolah mengalami perubahan kearah yang
lebih baik, hal ini dapat dilihat dengan tanggapan responden yang menjawab baik
semakin meningkat. Masyarakat semakin menyadari bahwa pendidikan sangat
penting ditambah lagi dengan adanya pembangunan bandara Silangit akan
menambah

lapangan

kerja

baru,

dan

membutuhkan

orang-orang

yang

berpendidikan tinggi, dengan adanya skill, penegtahuan maka masyarakat mampu
berdaya saing dalam meningkatkan perekonomiannya.
Tabel 5.24
Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan Pendidikan Anak
Jawaban responden
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah

Frequency
4
32
36
10
82

Percent
4,9
39,0
43,9
12,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk menunjang kualitas
pendidikan maka kebutuhan anak harus terpenuhi, mulai dari buku, labtop dan
ekstrakulikuler dan kebutuhan lainnya, sehingga dapat menghasilkan masyarakat
yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan tinggi untuk dapat bersaing dalam
meningkatkan perekonomian.
Tabel 5.25
Tanggapan Responden Terhadap Kesehatan Sebelum Pembangunan Bandara
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent
22
59
1
82

26,8
72,0
1,2
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

70
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelayanan kesehatan sebelum
adanya pembangunan bandara Silangit, masyarakat mengatakan bahwa pelayanan
kesehatan biasa saja. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang
menjawab netral sebanyak 59 orang, selanjutnya tanggapan responden yang
menjawab baik sebanyak 22 orang.
Tabel 5.26
Tanggapan Responden Terhadap Kesehatan Setelah Pembangunan Bandara
Jawaban
Responden
Sangat Baik
Baik
Netral
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Jumlah

Frequency

Percent

2
43
29
8
82

2,4
52,4
35,4
9,8
100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden
terhadap kesehatan setelah pembangunan bandara Silangit mengalami perubahan,
hal ini dapa