PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Lestari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8688

PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER
DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Puji Lestari, AY Djoko Darmono, Nurhadi
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret
[email protected]

ABSTRACT
This research aims at improving critical thinking and learning outcomes in
Sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo in the
academic year 2015/2016 by the use of documentaries movie in inquiry learning.
This research is a classroom action research (PTK) carried out in two cycles. Each
cycle consists of planning, action, observation and reflection. The subjects were the
students of XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo as many as 34 students. The data
collection techniques used in this research were observation, test, interview and
documentation. Data analysis techniques used in this research were quantitative and
qualitative. Based on data analysis and discussion of the research it can be
concluded that: there is an improvement in critical thinking and learning outcomes in

sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo by the
use of documentaries movie in inquiry learning. The improvement of the students'
critical thinking can be seen from the data analysis on pre-research which gained
5.88%, 47.06% in the first cycle, and 85.29% in the second cycle. Student learning
outcomes improvement can be seen from the students’ average scores which
improved from 65,68 in the pre-research, 75,09 in the cycle 1, and 80,09 in the cycle
2, with the percentages improvement of the students’ mastery grade 38,24% in preresearch, 55,88% in the cycle 1 , and 82,35% in the cycle 2. Based on the results of
this research it can be concluded that the use of documentaries movie in inquiry
learning can improve critical thinking and learning outcomes in sociology subject of
the students of XI 1 IPS SMA Negeri Gondangrejo in the Academic Year 2015/2016.
Keywords: Documentary Movie, Inquiry Learning, Critical Thinking, Learning
Outcomes

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 melalui pemanfaatan film
dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus .Setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah

siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo sebanyak 34 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam
penelitian dapat disimpulkan bahwa: ada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo melalui
pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil analisis data pada pra tindakan diperoleh
5,88%, pada siklus I 47,06% dan meningkat pada siklus II menjadi 85,29%. Hasil
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata kelas 65,68 pada
pratindakan, menjadi 75,09 pada siklus I dan meningkat menjadi 80,09 pada siklus II
dengan prosentase ketuntasan siswa sebesar 38,24% pada pra tindakan, menjadi
55,88% pada siklus I dan 82,35% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sosiologi
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci : Film Dokumenter,
Pembelajaran Inkuiri, Kemampuan
Berpikir Kritis, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

diperoleh oleh setiap individu melalui

A. Latar Belakang Masalah

banyak hal, mulai dari pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu
hal

utama

menunjang

setiap

manusia

kehidupan


masyarakat dan

di

formal atau sekolah, pendidikan non-

untuk

formal, pendidikan in-formal maupun

dalam

di kehidupan sehari-hari.

kemajuan suatu

Pendidikan merupakan sesuatu

bangsa. Hal ini dikarenakan manusia


yang sengaja dilakukan atau dibentuk

mendapatkan

oleh

pengetahuan
Secara

umum

segala
melalui

bentuk
pendidikan.

pendidikan


dapat

individu/kelompok

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang

dan
kondusif

untuk
proses
bagi

peserta didik. Usaha sadar disini bisa


Pembelajaran

adalah

proses

mencakup beberapa kegiatan seperti

interaksi antara pendidik dan peserta

penyiapan kurikulum yang memadahi

didik yang didukung sumber belajar

variasi

pada

metode


pembelajaran
pemilihan

dan

oleh
sumber

model

pendidik
dan

suatu

lingkungan

belajar.


dan

Pembelajaran menekankan pada proses

media

belajar individu. Pihak yang terlibat

pembelajaran yang sesuai. Hal ini

dalam

dilakukan sebagai upaya untuk peserta

pendidik (perorangan/kelompok), serta

didik menggali potensi yang dimiliki

peserta didik (perorangan, kelompok


secara aktif. Sehingga peserta didik

atau

menjadi sosok yang berkualitas, baik

melakukan

interaksi

dari segi intelektual/ kognitif, karakter

Keberhasilan

peserta

atau

afektif,


pembelajaran tergantung pada proses

keterampilan/

pembelajaran yang diciptakan dan

sikap

maupun

bakat

kepribadian/
atau

psikomotorik.

yang

pembelajaran,

komunitas)

yang

yaitu

saling
edukatif.

didik

dalam

diberikan oleh guru kepada peserta

Sekolah merupakan salah satu
tempat

proses

sasaran

Dalam proses pembelajaran pasti

penyaluran pendidikan secara formal,

ada berbagai masalah yang timbul,

dan guru berperan sebagai pendidik.

masalah yang sering muncul adalah

Sehingga dalam proses pendidikan

hasil belajar peserta didik yang rendah.

yang terjadi di sekolah guru berperan

Hal ini tidak sepenuhnya di sebabkan

sangat

menciptakan

oleh aktivitas peserta didik yang

proses pembelajaran yang kondusif.

rendah. Dalam proses pembelajaran

Hal ini dikarenakan dengan proses

guru memegang peranan penting untuk

pembelajaran yang kondusif, peserta

menciptakan

didik

kondusif.

besar

menjadi

didik.

dalam

diharapkan

memperoleh

proses

Guru

belajar

sebagai

yang

pendidik

pengalaman belajar dan hasil belajar

dituntut

yang maksimal.

pembelajaran yang inovatif baik dari
cara

untuk

mengajar

menciptakan

guru,

sumber

pembelajaran

yang

materi

maupun

ajar

sesuai

dengan

pemanfaatan

media pembelajaran yang digunakan.

siswa

kurang

mengembangkan

pemikirannya

dalam

pembelajaran.

Selain

proses
itu

dalam

Namun, masih sering dijumpai

pembelajaran guru tidak menggunakan

guru yang mengajar dengan cara-cara

media pembelajaran yang inovatif dan

konvensional yang sudah tidak sesuai

kreatif sehingga dalam penyampaian

dengan

proses

materi siswa tidak terlalu paham

pembelajaran seperti sekarang ini.

mengenai konsep pembelajaran yang

Perubahan

paradigma

dalam

disampaikan guru. Kasus tersebut juga

pembelajaran

yang

dari

di alami oleh siswa kelas XI IPS 1

perkembangan

berawal

teacher center menjadi student center
tidak

mempengaruhi

pembelajaran

kelas.

dalam

Hal

itu

pembelajaran

menyebabkan

siswa

menyebabkan segala potensi yang

pasif

pembelajaran.

Siswa

dimiliki siswa tidak dapat tergali

kurang mengembangkan kemampuan

secara maksimal.

berpikir kritis karena siswa tidak

pembelajaran

ini

Selain
konvensional

Realita

di

guru

SMA Negeri Gondangrejo

yang

dalam

dilibatkan aktif dalam pembentukan

konvensional bisa dilihat, seperti guru

konsep.

hanya menggunakan metode ceramah

mempengaruhi rendahnya kemampuan

duduk

dalam

berpikir kritis siswa adalah metode,

menyampaikan meteri ajar di kelas,

model atau media pembelajaran yang

sumber belajar yang digunakan hanya

digunakan

berupa buku LKS (Lembar Kerja

pembelajaran.Guru

Siswa) dan tidak ada media atau model

menggunakan metode pembelajaran

pembelajaran inovatif yang digunakan

yang belum melibatkan siswa secara

di dalam kelas. Model pembelajaran

aktif, dan kurang melatih kemampuan

seperti

di

ini

pembelajaran
menyenangkan

meja

guru

menyebabkan

proses

berpikir

yang

kurang

sosiologi

dan

menyebabkan

Salah

satu

oleh

kritis
adalah

faktor

guru
lebih

siswa.

yang

saat
sering

Pelajaran

pelajaran

yang

melatih siswa untuk melihat fenomena

sosial

yang

terjadi

di

dalam

Berdasarkan identifikasi di atas

masyarakat dan siswa dituntut harus

peneliti

mampu

Dengan

refleksi mengenai permasalahan yang

memiliki kemampuan berpikir kritis,

dianggap paling penting dan harus

siswa

segera diatasi. Peneliti

berpikir

akan

kritis.

mampu

menganalisis

bersama

guru

melakukan

dan guru

pertanyaan dan mencari solusi dari

sepakat bahwa permasalahan utama

masalah yang ada sesuai dengan

yaitu rendahnya kemampuan berpikir

kehidupan sehari-hari.

siswa yang berdampak pada rendahnya

Berpikir

kritis

merupakan

hasil belajar yang disebabkan karena

kemampuan yang harus dimiliki oleh

siswa

peserta didik. Kemampuan berpikir

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

kritis merupakan kemampuan yang

masih

kompleks tidak bisa dibentuk secara

mendapatkan nilai dibawah KKM

instan

kemampuan

(75). Oleh karena itu, peneliti bersama

mengkonsep,

menerapkan,

guru berencana menggunakan film

menganalisi,

mensintesis,

dokumenter

yang

meliputi

mengevaluasi

informasi

dan

kurang

menguasai

banyaknya

dalam

konsep

siswa

yang

pembelajaran

inkuiri.

menyimpulkan suatu pokok bahasan.

Peneliti dan guru juga memilih

Pengembangan ketrampilan tersebut

media belajar berupa film dokumenter.

bisa

Peneliti

dilakukan

pembelajaran

melalui

yang

proses

guru

memilih

film

dan

dokumenter karena film dokumenter

beberapa

merupakan media audio visual yang

permasalahan yang terlihat di kelas XI

dapat meningkatkan antusias siswa

IPS 3 SMA

untuk mengikuti pembelajaran dengan

inovatif.

kondusif

dan

Adanya

Negeri Gondangrejo

tersebut memerlukan sebuah solusi

baik.

yaitu dengan

dalam

penelitian
diharapkan

mengadakan sebuah

tindakan

kelas

dapat

permasalahan yang timbul.

Siswa akan lebih tertarik jika
pembelajaran

menggunakan

yang

media audio visual. Selain itu film

mengatasi

dokumenter merupakan sebuah film
yang alur ceritanya sesuai dengan

realita yang ada atau film dokumenter

sumber pembelajaran. Siswa akan

juga disebut film non fiksi. Sehingga

membuat asumsi sendiri dari mulai

siswa bisa belajar untuk melihat

mencari informasi sampai membuat

kondisi sosial masyarakat indonesia

kesimpulan berdasarkan pengalaman

tanpa harus menempuh jarak yang jauh

yang dimiliki oleh siswa. Guru hanya

dan

berperan

menghabiskan

banyak

waktu

sebagai

fasilitator

yang

untuk mengamati satu persatu kondisi

membimbing siswa untuk menemukan

sosial

konsep dengan mengajukan berbagai

masyarakat

indonesia.

film

dokumenter mempermudah guru untuk

pertanyaan

menghadirkan realita masyarakat yang

memancing kemampuan berpikir kritis

sesungguhnya

kelas.

siswa. Dengan demikian siswa akan

cara

mencari berbagai sumber belajar atau

Sehingga

di

dapat

dalam
merangsang

berpikir siswa.

membimbing

memperoleh

pernyataan

untuk

berdiskusi untuk menemukan jawaban.

Selain itu pembelajaran inkuiri
dapat

dan

dan

siswa

untuk

mendapatkan

B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian

ini

adalah:

Untuk

informasi serta mencari jawaban atau

Meningkatkan Kemampuan Berpikir

memecahkan

Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi

masalah

terhadap

pertanyaan yang dirumuskan. Dalam

melalui

model pembelajaran inkuiri siswa

Dokumenter

terlibat secara mental dan fisik untuk

Inkuiri Siswa Kelas XI IPS 1 SMA

memecahkan suatu permasalahan yang

Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran

diberikan guru. Pembelajaran inkuiri

2015/2016.

bisa dilakukan secara mandiri maupun

KAJIAN PUSTAKA

berkelompok,

1. Film Dokumenter

kebutuhan.
menuntut
menemukan

Pemanfaatan
dalam

Film

Pembelajaran

disesuaikan

dengan

Pembelajaran

inkuiri

Media pembelajaran merupakan

aktif

salah satu faktor penentu keberhasilan

siswa
konsep

untuk

pembelajaran

sendiri melalui kajian kajian berbagai

dalam

pembelajaran.

Media

pembelajaran itu sendiri

berfungsi

untuk

menyampaikan

dan

informasi serta mencari jawaban

menyalurkan materi ajar dari guru

atau memecahkan masalah terhadap

kepada

pertanyaan

siswa

lingkungan

sehingga

belajar

yang

tercipta

yang

dirumuskan.

kondusif

Dalam model pembelajaran inkuiri

dimana penerimanya dapat melakukan

siswa terlibat secara mental dan

proses belajar secara efisien dan

fisik

efektif. Salah satu media pembelajaran

permasalahan yang diberikan guru.

yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah film dokumenter.
Pengertian

Film

untuk

memecahkan

suatu

Menurut Wina Sanjaya (2006:
196)

berpendapat

dokumenter

bahwa“pembelajaran inkuiri adalah

menurut Oemar Hamalik (1994: 92)

rangkaian kegiatan pembelajaran

berpendapat bahwa, “film dokumenter

yang

digunakan

memberikan

berpikir secara kritis dan analitis

gambaran yang sebenarnya tentang

untuk mencari dan menemukan

suatu

sendiri jawaban dari suatu masalah

bermaksud

cerita,

film

ini

bukan

pengulangan sesuatu kejadian atau
dibuat

seperti

diproduksi,

tetapi

film-film

yang

menggunakan

menekankan

pada

proses

yang dipertanyakan”.
Pendapat
dijelaskan

tersebut
bahwa

dapat

pembelajaran

masyarakat yang nyata dalam situasi

inkuiri mengharuskan siswa untuk

yang nyata pula”. Sehingga dengan

berpikir kritis dan logis dalam

demikian adanya film dokumenter

menyelesaikan suatu kasus yang

dapat merangsang cara berpikir siswa

dihadapi.

melalui pengalaman belajar yang dia

mengumpulkan

peroleh melalui film tersebut

mengidentifikasi

2. Pembelajaran Inkuiri

menganalisis suatu permasalahan

a. Pengertian pembelajaran inkuiri
Inkuiri merupakan pembelajaran

untuk

Siswa

harus

informasi

kemudian

menemukan

berdasarkan

dan

pengetahuan

solusi
yang

yang membimbing siswa untuk

mereka miliki.

memperoleh/

b. Langkah pembelajaran inkuiri

mendapatkan

Menurut Wina Sanjaya (2006:

Pada

langkah

ini

guru

201-205) Langkah- langkah dalam

membawa siswa pada suatu

pembelajaran inkuiri adalah sebagai

persoalan yang mengandung

berikut :

teka-teki. Beberapa hal yang

1) Orientasi, Beberapa hal yang

perlu

diperhatikan

dalam

dapat dilakukan dalam tahap

merumuskan masalah adalah:

orientasi adalah :

a) Masalah

a) Menjelaskan topik, tujuan,
dan hasil

belajar

yang

hendaknya

dirumuskan sendiri oleh
siswa.

Siswa

akan

diharapkan dapat dicapai

memiliki motivasi belajar

oleh siswa.

yang tinggi mana kala

b) Menjelaskan pokok-pokok
kegiatan

yang

harus

dilakukan oleh siswa untuk
mencapai
tahap

masalah yang mengandung

inkuiri

teka-teki dan jawabannya

dari

langkah
masalah

sampai

dengan

merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan

hendak dikaji.

dijelaskan

serta tujuan setiap langkah,

merumuskan

merumuskan masalah yang

b) Masalah yang dikaji adalah

langkah-langkah

mulai

dalam

Pada

tujuan.
ini

dilibatkan

pentingnya

topik dan kegiatan belajar.

pasti.
c) Konsep-konsep

dalam

masalah adalah konsepkonsep

yang

sudah

diketahui terlebih dahulu
oleh siswa.
3) Mengajukan Hipotesis

Hal ini dilakukan dalam

Salah satu cara yang dapat

rangka

dilakukan

memberikan

motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan Masalah

guru

untuk

mengembangkan kemampuan
berhipotesis pada setiap anak
adalah dengan mengajukan

berbagai

pertanyaan

yang

dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban
sementara

atau

merumuskan
perkiraan

dapat
berbagai

c. Kelebihan
dan
kelemahan
pembelajaran inkuiri
Menurut Sanjaya (2006: 208)
yang disimpulkan oleh peneliti
model inkuiri memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan,
diantaranya :

kemungkinan

jawaban

dari

suatu

permasalahan yang dikaji.

Peran guru dalam tahapan ini
mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

a) Model pembelajaran yang
menekankan

4) Mengumpulkan Data

adalah

1) Keunggulan

yang

dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi

kepada

pengembangan
kognitif,

aspek

afektif,

psikomotor.

dan
Model

pembelajaran

yang

sekaligus

dapat

mengembangkan 3 ranah

yang dibutuhkan.

belajar siswa

5) Menguji Hipotesis
adalah

b) Model inkuiri memberikan

proses menentukan jawaban

ruang kepada siswa untuk

yang dianggap diterima sesuai

belajar sesuai dengan gaya

dengan data atau informasi

belajar

yang diperoleh berdasarkan

dibeikan kebebasan untuk

pengumpulan data.

mentukan

Menguji

hipotesis

6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan

kesimpulan

adalah

proses

mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis.

mereka.

cara

Siswa

belajara

mereka. Siswa tidak harus
terpaku pada satu gaya
belajar

misalakan

menghafal.
c) Model pembelajaran yang
dianggap sesuai

dengan

perkembangan

belajar

modern yang menganggap

adalah

belajar

proses

batasan atau mengontrol

perubahan tingkah laku,

proses pembelajaran yang

jadi

berlangsung di kelas.

adalah

bukan

ditentukan
belajar

hanya

memberikan

oleh

hasil

b) Model

kognitif

saja

inkuiri

juga

dilaksanakan

melainkan

pembelajaran
akan

sulit

jika

siswa

menekankan pada kualiatas

belum

proses

model pembelajarannnya.

pembelajaran itu

sendiri.

terbiasa

Sehingga

d) Dapat melayani kebutuhan

dengan

diperlukan

pembeiasaan kepada siswa

memiliki

agar model pembelajaran

kemampuan di atas rata-

inkuiri yang dilakukan bisa

rata. Artinya, siswa yang

berjalan masksimal.

siswa

yang

memiliki

kemampuan

c) Memerlukan waktu yang

belajar yang bagus tidak

panjang

akan terlambat oleh siswa

pembelajarannnya.

yang lemah dalam belajar.

seperti

pembelajaran

lainnya,

pembelajaran

2) Kekurangan
a) Sulit mengontrol kegiatan
dan

keberhasilan

siswa

dalam

proses
Tidak

inkuiri menekankan pada
kualiatas

proses

karena setiap siswa diberi

pembelajaran

kebebasan untuk belajar

untuk memperoleh kulitas

sesuai dengan keinginan

yang

mereaka. Standar penilaian

menyediakan waktu yang

keberhasilan

cukup

menjadi

sulit

belajar
di

ukur,

sehingga peran guru disini

baik

dengan
pelajaran

sehingga

guru

dan

harus

disesuaikan

jumlah

jam

kriteria

disiplin materi dengan menekankan

ditentukan

pembuatan keputusan tentang apa

d) Selama
keberhasilan
oleh

kemampuan

siswa

menguasai
pelajaran,

maka

inkuiri

akan

harus

model

dapat

dijelaskan
kritis

berpikir

oleh

dilihat dari kemampuan reflektif

seseorang

permasalahan

a. Pengertian berpikir kritis

kemampuan

untuk

satu

masalah

aktivitas mental yang tidak dapat

disiplin

dipisahkan dari kehidupan manusia.

secara konseptual

Kemampuan

pelajari sebelumnya.

setiap

individu berbeda antara satu dengan
lainnya

sehingga

pengembangan
Berpikir

adanya
kemampuan.

terjadi

dalam

dapat

yang

mereka hadapi. Dalam hal ini

3. Kemampuan Berpikir Kritis

berpikir

kemampuan

sulit

terhadap

salah

atau

dilakukan”. Dari pengertian ini

setiap guru.

adalah

dipercayai

materi

diimplementasikan

Berpikir

yang

mengatasi

disesuaikan
ilmu

atau

dengan

pemahaman
yang telah ia

b. Indikator berpikir kritis
Menurut

Ennis

(Muhfahroyin

2009

1993
:

91)

setiap

mengidentifikasi indikator berpikir

aktivitas mental manusia berfungsi

kritis yang dikelompokkan dalam

untuk

lima aspek sebagai berikut:

memformulasikan

atau

menyelesaikan masalah, membuat
keputusan serta mencari alasan
yang logis. Berpikir kritis menurut
Mc Peck 1981 dan Ennis 1985
(Kuswana,

2011:

21-22),

berpendapat bahwa “berfikir kritis
sebagai

ketepatan

penggunaan

skeptik reflektif dari suatu masalah
yang

dipertimbangkan

sesuai

1) Memberikan
penjelasan
sederhana
2) Membangun
keterampilan
dasar
3) Menyimpulkan
4) Memberikan penjelasan lanjut
5) Mengatur strategi dan teknik
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan hal yang pasti
terjadi pada setiap individu. Seseorang
yang melakukan kegiatan belajar akan

mendapatkan hasil sebagai output dari
belajar

itu

Hasil

sendiri.

belajar

menurut Nana Sudjana (2010: 22).
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman
belajarnya,
dimana
siswa
memperoleh hasil dari suatu
interaksi tindakan belajar. Diawali
dengan siswa mengalami proses
belajar, mencapai hasil belajar,
dan
menggunakan
hasil
belajar,yang semua itu mencakup
tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah
afektif,dan
ranah
psikomotorik
Dari

definisi

menjelaskan

diatas

bahwa

hasil

peneliti
belajar

adalah segala kemampuan siswa yang
dimiliki oleh siswa setelah proses
pembelajaran. Hasil belajar disini tidak
hanya terbatas pada nilai akhir yang
diperoleh siswa. Hasil belajar meliputi
perkembangan kemampuan siswa dari
aspek kognitif, aspek afektif,dan aspek
psikomotorik.

Proses

pembelajaran

dikatakan baik bila guru mampu
mengembangkan ketiga ranah ini.
5. Pembelajaran Sosiologi
Dasar dari sebuah pembelajaran
adalah kurikulum, kurikulum memuat
segala

sesuatu

yang

dipersiapkan

untuk menunjang proses pembelajaran.
Setiap sekolah memiliki kesempatan
untuk

mengembangkan

kurikulum

yang sudah ada. Pengembangan itu
bisa

terlihat

silabus

dan

dari

pengembangan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran. Silabus yang berisikan
standar

atau

acuan

pengajaran

pengajaran yang berisikan Standar
Kompetensi (SK), KD (Kompetensi
Dasar)dan
Selain

Indikator
itu

pembelajaran.

RPP

Pelaksanaan

(Rancangan

Pembelajaran)

dibuat oleh guru

yang

berisikan segala

aktivitas pembelajaran yang akan di
lakukan

di

perangkat

dalam

pembelajaran

dikembangkan
kebutuhan
Pembelajaran

kelas,

sesuai
guru

dan

sosiologi

kedua
tersebut
dengan
siswa.

dilakukan

untuk memberikan pengetahuan dasar
mengenai ilmu sosiologi kepada siswa.
Sosiologi merupakan salah satu
cabang dari ilmu pengetahuan sosial.
Sosiologi menjadi sebuah ilmu yang
sangat penting karena menyangkut
dengan kehidupan sosial manusia di
dalam masyarakat. Sosiologi adalah
pengetahuan atau ilmu tentang sifat

masyarakat, perilaku masyarakat, dan

berada di lingkungan sekitar, baik di

perkembangan masyarakat.Pentingnya

lingkungan keluarga, sekolah, maupun

sosiologi bagi peserta didik adalah

masyarakat luas. Dalam penelitian ini

untuk mengajarkan mengenai hidup

pokok bahasan materi sosiologi yang

bersosial

diajarkan di kelas XI IPS 1 adalah

dan

mengenal

tentang

berbagai aspek kehidupan sosial yang

Masyarakat

METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian adalah penelitian

Data

tindakan

kelas

(PTK)

yang

dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari tiga pertemuan
dengan dengan tahapan diantaranya
perencanaan
tindakan,

tindakan,

observasi

pelaksanaan

tindakan

dan

refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan

observasi

dan

tes,

wawancara dan dokumentasi.
Teknik

analisis

data

dalam

kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif

observasi

atau

kemampuan
dalam

yaitu

berpikir

pembelajaran.

dengan

pengamatan
kritis

siswa

Sedangkan

analisis data secara kuantitatif yaitu
dengan melakukan pre-test dan posttes untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa.

dan

sumber

data

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh hasil pengamatan terhadap
keadaan

pembelajaran

yang

sebenarnya dan mengandung informasi
yang

relevan

penelitian.

dengan
Data

kegiatan
penelitian

dikumpulkan dari berbagai sumber,
antara lain melalui informan yaitu guru
mata pelajaran sosiologi, selain itu
melalui

penelitian ini menggunakan analisis

secara

Multikultural

peristiwa

berlangsungnya
belajar

mengajar

yaitu

proses

kegiatan

mata

pelajaran

sosiologi di kelas XI IPS 1 dan melalui
dokumen yang berisi silabus, RPP,
nilai siswa serta, dokumentasi selama
pembelajaran.

Penelitian

dikatakan

berhasil apabila kemampuan berpikir
kritis setidaknya 70% siswa kritis
dengan kriteria baik dan sangat baik,
sedangkan untuk hasil belajar 75%
siswa tuntas

HASIL

TINDAKAN

DAN

dalam pembelajaran inkuiri pada siklus

PEMBAHASAN

I kemampuan berpikir kritis dan hasil

Pratindakan

belajar siswa mengalami peningkatan

Data kondisi awal dalam penelitian

namun

belum

memenuhi

target

tindakan kelas ini diperoleh setelah

keberhasilan penelitian. Jumlah siswa

peneliti

observasi

yang memenuhi kriteria berpikir kritis

kemampuan berpikir kritis siswa dan

sebanyak 16 siswa dengan presentase

tes pada pratindakan. Kemudian dari

47,06%. Hasil belajar siswa yang

hasil pratindakan diketahui beberapa

diukur

permasalahan

dalam

pembelajaran

menunjukkan 19 siswa tuntas dengan

sosiologi

di

kelas

XI

presentase 55,88% dan rata-rata kelas

permasalahan

yang

harus

diatasi

melakukan

adalah

masih

IPS

1,

segera

rendahnya

melalui

tes

siklus

I

sebesar 75,09.
Siklus II

kemampuan berpikir kritis hasil belajar

Pelaksanaan tindakan siklus II lebih

siswa. Dari hasil observasi peneliti 2

difokuskan pada perbaikan kelemahan-

siswa

sudah memiliki kemampuan

kelemahan yang terjadi pada siklus I

berpikir kritis dengan presentase 5.88

sehingga diharapkan akan mampu

%. Hasil belajar siswa dari pre tes

meningkatkan capaian keberhasilan

yang dilakukan peneliti menunjukkan

penelitian. Pelaksanaan tindakan siklus

13 siswa tuntas dengan presentase

II

61.76 % dan rata-rata kelas 65,68.

pertemuan. Materi yang dibahas pada

Siklus I

saat pelaksanaan tindakan siklus II

Pelaksanaan

3

kali

masih sama dengan materi pada

dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

pertemuan siklus I yaitu masyarakat

Materi

multikultural.

dibahas

siklus

selama

I

yang

tindakan

dilaksanakan

pada

saat

pelaksanaan tindakan siklus I adalah
materi

masyarakat

Berdasarkan hasil observasi yang

multikultural.

dilakukan oleh peneliti jumlah siswa

Setelah peneliti melakukan tindakan

yang memiliki kemampuan berpikir

berupa pemanfaatan film dokumenter

kritis

mengalami

peningkatan

sebanyak 29 siswa dengan presentase

akan mudah menerima materi ajar

85,29%. Hasil belajar siswa yang

karena disampaikan dengan media

diukur melalui tes pada siklus II

yang lebih menarik.

menunjukkan

28

siswa

dikatakan

Selain

itu

pemanfaatan
dalam

film

tuntas dengan presentase 82,35% dan

dokumenter

pembelajaran

rata-rata kelas sebesar 80,06.

inkuiri yang mampu membuat siswa

PEMBAHASAN

aktif bertukar informasi dengan siswa

Penelitian ini merupakan penelitian

lainnya berdasarkan film yang sama,

tindakan kelas yang dilakukan dengan

dengan bertukar informasi inilah maka

memanfaatkan film dokumenter dalam

keterlibatan siswa akan semakin besar

pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian

dalam

menunjukkan bahwa film dokumenter

menjadikan proses pembelajaran lebih

dalam pembelajaran inkuiri memiliki

bermakna. Selain itu, pembelajaran ini

banyak

film

juga menimbulkan interaksi positif

gambaran

antar siswa dan antara guru dengan

nyata kepada siswa untuk memahami

siswa, sehingga iklim pembelajaran

suatu fenomena sosial yang terjadi.

menjadi lebih kondusif dan dapat

Siswa

meningkatkan

keunggulan

dokumenter

yaitu

memberikan

memperoleh

pengalaman

belajar

banyak

melalui

film

proses

sesuai

inkuiri

konstruktivisme

pembelajaran

yang

kemampuan

dan

berpikir

kritis dan hasil belajar siswa. Hal I ni

dokumenter. Sedangkan pembelajaran
adalah

pembelajaran

dengan

teori
dimana

belajar
teori

melatih siswa untuk berpikir kritis dan

mengataan

bahwa

logis terhadap suatu maslah. Dengan

dilakukan

dengan

merefleksikan

demikian adanya film dokumenter

pengalaman,

dan

membangun

dalam

inkuiri

pengetahuannya sendiri sesuai dengan

mempermudah guru dan siswa dalam

pengalaman belajarnya (Suyono, 2011:

pembelajaran.

dapat

58). Sehingga dengan demikian siswa

permasalahan

dapat belajar lebih baik ketika siswa

pembelajaran

menampilkan

Guru
suatu

melalui film dokumenter dan siswa

mampu

proses

ini

mengkonsruksikan

belajar

atau

pembelajaran

berpikir kritis siswa pada mata

sendiri dengan keterlibatan mereka

pelajaran sosiologi kelas XI IPS

sendiri dalam proses pembelajaran.

1 SMA Negeri Gondangrejo

Hal ini dikarenakan siswa diajarkan

tahun pelajaran 2015/2016. Pada

mencari, menemukan dan berbagi

pratindakan 5,88% siswa yang

informasi

kritis

membangun

konsep

yang

berkaitan

dengan

dalam

pembelajaran

menjadi 47,06% siswa kritis

pembelajaran.
Suatu penelitian dapat dikatakan

pada siklus I dan meningkat

berhasil apabila telah mencapai target-

menjadi 85,29% pada siklus II.

target yang telah ditentukan. Secara

2. Pemanfaatan film dokumenter

garis besar berdasarkan hasil penelitian

dalam

yang

hasil

dapat meningkatkan hasil belajar

pengolahan data yang telah dilakukan

sosiologi kelas XI IPS 1 SMA

peneliti

Negeri

diperoleh

dan

melalui

dari

pengamatan,

pembelajaran

inkuiri

Gondangrejo

tahun

dokumentasi, dan nilai evaluasi siklus

pelajaran 2015/2016. Pada pra

I dan II terbukti bahwa pemanfaatan

tindakan nilai rata-rata siswa

film dokumenter dalam pembelajaran

65,68 dengan prosentase 38,24%

inkuiri

meningkatkan

siswa yang tuntas dan meningkat

kemampuan berpikir kritis dan hasil

nilai rata-ratanya menjadi 70,09

belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1

dengan prosentase 55,88% siswa

SMA

yang tuntas pada siklus I dan

dapat

Negeri

Gondangrejo

tahun

pelajaran 2015/2016.

mengalami

SIMPULAN DAN SARAN

siklus II dengan perolehan rata-

A. SIMPULAN
Hasil
penelitian

rata
menunjukkan

bahwa:

nilai

80,06

pada

dengan

prosentase ketuntasan sebesar
82,35%..

1. Pemanfaatan film dokumenter
dalam

peningkatan

pembelajaran

inkuiri

dapat meningkatkan kemampuan

B. SARAN
Berdasarkan

penelitian

tindakan

kelas yang telah dilaksanakan, maka

dapat disampaikan beberapa saran

mempraktikkan

yang

pembelajaran lainnya.

dapat

dipergunakan

sebagai

bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa

dalam

proses

pembelajaran,

proses

b. Guru hendaknya belajar tentang
metode,

a. Siswa sebaiknya lebih berperan

dalam

model

pembelajaran

dan

yang

media
inovatif

kemudian menerapkannya dalam

khususnya selama pemanfaatan

pembelajaran

film

dalam

variasi dalam mengajar. Dengan

pembelajaran inkuiri, sehingga

adanya variasi dalam mengajar,

dapat meningkatkan kemampuan

siswa akan menjadi antusias dan

berpikir kritis dan hasil belajar

memiliki

siswa

pembelajaran. Selain media film

dokumenter

pada

mata

pelajaran

Sosiologi.
b. Siswa

motivasi

dokumenter
hendaknya

mengaplikasikan
pembelajaran
didapatkan

yang
selama

pembelajaran

ke

dapat

3. Bagi Sekolah

telah

Sebaiknya

dalam

dan

model

sekolah

senantiasa

proses

memberikan

dalam

evaluasi bagi guru-guru di sekolah
tersebut

2. Bagi Guru

pembekalan

agar

meningkatkan

a. Guru hendaknya mengupayakan
lanjut

ada

pembelajaran inkuiri.

hasil

kehidupan sehari-hari.

tindak

sehingga

guru

dan

dapat
kualitas

mengajarnya. Pembekalan tersebut

terhadap

berupa pelatihan penerapan mode,

telah

media dan metode inovatif dalam

dilaksanakan. Selain itu guru

upaya meningkatkan kualitas proses

juga harus mengenalkan media

pembelajaran dan kualitas siswa,

film

dan

salah satunya dengan menggunakan

pembelajaran inkuiri terhadap

media film dokumenter dan model

rekan sejawatnya agar dapat

pembelajaran inkuiri.

pembelajaran

yang

dokumenter

4. Bagi Peneliti Lain
a. Dalam

DAFTAR PUSTAKA

memanfaatkan

film

Hamalik,

Oemar.

(1994).

dokumenter dalam pembelajaran

Pendidikan.

inkuiri

Cipta Aditya Bakti.

hendaknya

menambahkan

peneliti

variasi-variasi

Sanjaya,

Wina.

Media

Bandung:

Strategi

(2006).

dalam tindakan yang dilakukan,

Pembelajaran

Berorientasi

sehingga mampu meningkatkan

Standar Proses

Pendidikan.

kemampuan berpikir kritis dan

Jakarta:

hasil belajar siswa seperti yang

Media Grup

diharapkan.

Prenada

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011).

b. Bagi peneliti yang menggunakan
variabel media film dokumenter
dan model pembelajaran inkuiri,
hendaknya

Kencana

menambahkan

Taksonomi Kognitif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan
Kemampuan

Berpikir

Kritis

sumber primer yang berasal dari

Siswa Melalui Pembelajaran

buku asing. Dengan adanya hal

Konstruktivistik.

tersebut, dapat digunakan untuk

Pendidikan dan Pembelajaran

menguatkan kajian teori

vol 16 No. 1.
Sudjana,

Nana.

Hasil

(2010).
Proses

Jurnal

Penilaian
Belajar

Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aulia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10270 21863 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015 2016. | Widodo | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9290 19753 1 SM

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Pertiwi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8506

0 0 15

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Ristiyani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 7996 16779 1 SM

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Utami | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8054 16896

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 7458 15678 1 SM

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Pertiwi | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8401

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Lorinda | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8417 17737 1 SM

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 SIDOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Prabaningrum | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 856

0 1 229

PEMANFAATAN MEDIA FILM PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Zulfa | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10108 21503 1 SM

0 0 14