PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Lestari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8688
PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER
DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Puji Lestari, AY Djoko Darmono, Nurhadi
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret
[email protected]
ABSTRACT
This research aims at improving critical thinking and learning outcomes in
Sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo in the
academic year 2015/2016 by the use of documentaries movie in inquiry learning.
This research is a classroom action research (PTK) carried out in two cycles. Each
cycle consists of planning, action, observation and reflection. The subjects were the
students of XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo as many as 34 students. The data
collection techniques used in this research were observation, test, interview and
documentation. Data analysis techniques used in this research were quantitative and
qualitative. Based on data analysis and discussion of the research it can be
concluded that: there is an improvement in critical thinking and learning outcomes in
sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo by the
use of documentaries movie in inquiry learning. The improvement of the students'
critical thinking can be seen from the data analysis on pre-research which gained
5.88%, 47.06% in the first cycle, and 85.29% in the second cycle. Student learning
outcomes improvement can be seen from the students’ average scores which
improved from 65,68 in the pre-research, 75,09 in the cycle 1, and 80,09 in the cycle
2, with the percentages improvement of the students’ mastery grade 38,24% in preresearch, 55,88% in the cycle 1 , and 82,35% in the cycle 2. Based on the results of
this research it can be concluded that the use of documentaries movie in inquiry
learning can improve critical thinking and learning outcomes in sociology subject of
the students of XI 1 IPS SMA Negeri Gondangrejo in the Academic Year 2015/2016.
Keywords: Documentary Movie, Inquiry Learning, Critical Thinking, Learning
Outcomes
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 melalui pemanfaatan film
dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus .Setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo sebanyak 34 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam
penelitian dapat disimpulkan bahwa: ada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo melalui
pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil analisis data pada pra tindakan diperoleh
5,88%, pada siklus I 47,06% dan meningkat pada siklus II menjadi 85,29%. Hasil
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata kelas 65,68 pada
pratindakan, menjadi 75,09 pada siklus I dan meningkat menjadi 80,09 pada siklus II
dengan prosentase ketuntasan siswa sebesar 38,24% pada pra tindakan, menjadi
55,88% pada siklus I dan 82,35% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sosiologi
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : Film Dokumenter,
Pembelajaran Inkuiri, Kemampuan
Berpikir Kritis, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
diperoleh oleh setiap individu melalui
A. Latar Belakang Masalah
banyak hal, mulai dari pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu
hal
utama
menunjang
setiap
manusia
kehidupan
masyarakat dan
di
formal atau sekolah, pendidikan non-
untuk
formal, pendidikan in-formal maupun
dalam
di kehidupan sehari-hari.
kemajuan suatu
Pendidikan merupakan sesuatu
bangsa. Hal ini dikarenakan manusia
yang sengaja dilakukan atau dibentuk
mendapatkan
oleh
pengetahuan
Secara
umum
segala
melalui
bentuk
pendidikan.
pendidikan
dapat
individu/kelompok
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
dan
kondusif
untuk
proses
bagi
peserta didik. Usaha sadar disini bisa
Pembelajaran
adalah
proses
mencakup beberapa kegiatan seperti
interaksi antara pendidik dan peserta
penyiapan kurikulum yang memadahi
didik yang didukung sumber belajar
variasi
pada
metode
pembelajaran
pemilihan
dan
oleh
sumber
model
pendidik
dan
suatu
lingkungan
belajar.
dan
Pembelajaran menekankan pada proses
media
belajar individu. Pihak yang terlibat
pembelajaran yang sesuai. Hal ini
dalam
dilakukan sebagai upaya untuk peserta
pendidik (perorangan/kelompok), serta
didik menggali potensi yang dimiliki
peserta didik (perorangan, kelompok
secara aktif. Sehingga peserta didik
atau
menjadi sosok yang berkualitas, baik
melakukan
interaksi
dari segi intelektual/ kognitif, karakter
Keberhasilan
peserta
atau
afektif,
pembelajaran tergantung pada proses
keterampilan/
pembelajaran yang diciptakan dan
sikap
maupun
bakat
kepribadian/
atau
psikomotorik.
yang
pembelajaran,
komunitas)
yang
yaitu
saling
edukatif.
didik
dalam
diberikan oleh guru kepada peserta
Sekolah merupakan salah satu
tempat
proses
sasaran
Dalam proses pembelajaran pasti
penyaluran pendidikan secara formal,
ada berbagai masalah yang timbul,
dan guru berperan sebagai pendidik.
masalah yang sering muncul adalah
Sehingga dalam proses pendidikan
hasil belajar peserta didik yang rendah.
yang terjadi di sekolah guru berperan
Hal ini tidak sepenuhnya di sebabkan
sangat
menciptakan
oleh aktivitas peserta didik yang
proses pembelajaran yang kondusif.
rendah. Dalam proses pembelajaran
Hal ini dikarenakan dengan proses
guru memegang peranan penting untuk
pembelajaran yang kondusif, peserta
menciptakan
didik
kondusif.
besar
menjadi
didik.
dalam
diharapkan
memperoleh
proses
Guru
belajar
sebagai
yang
pendidik
pengalaman belajar dan hasil belajar
dituntut
yang maksimal.
pembelajaran yang inovatif baik dari
cara
untuk
mengajar
menciptakan
guru,
sumber
pembelajaran
yang
materi
maupun
ajar
sesuai
dengan
pemanfaatan
media pembelajaran yang digunakan.
siswa
kurang
mengembangkan
pemikirannya
dalam
pembelajaran.
Selain
proses
itu
dalam
Namun, masih sering dijumpai
pembelajaran guru tidak menggunakan
guru yang mengajar dengan cara-cara
media pembelajaran yang inovatif dan
konvensional yang sudah tidak sesuai
kreatif sehingga dalam penyampaian
dengan
proses
materi siswa tidak terlalu paham
pembelajaran seperti sekarang ini.
mengenai konsep pembelajaran yang
Perubahan
paradigma
dalam
disampaikan guru. Kasus tersebut juga
pembelajaran
yang
dari
di alami oleh siswa kelas XI IPS 1
perkembangan
berawal
teacher center menjadi student center
tidak
mempengaruhi
pembelajaran
kelas.
dalam
Hal
itu
pembelajaran
menyebabkan
siswa
menyebabkan segala potensi yang
pasif
pembelajaran.
Siswa
dimiliki siswa tidak dapat tergali
kurang mengembangkan kemampuan
secara maksimal.
berpikir kritis karena siswa tidak
pembelajaran
ini
Selain
konvensional
Realita
di
guru
SMA Negeri Gondangrejo
yang
dalam
dilibatkan aktif dalam pembentukan
konvensional bisa dilihat, seperti guru
konsep.
hanya menggunakan metode ceramah
mempengaruhi rendahnya kemampuan
duduk
dalam
berpikir kritis siswa adalah metode,
menyampaikan meteri ajar di kelas,
model atau media pembelajaran yang
sumber belajar yang digunakan hanya
digunakan
berupa buku LKS (Lembar Kerja
pembelajaran.Guru
Siswa) dan tidak ada media atau model
menggunakan metode pembelajaran
pembelajaran inovatif yang digunakan
yang belum melibatkan siswa secara
di dalam kelas. Model pembelajaran
aktif, dan kurang melatih kemampuan
seperti
di
ini
pembelajaran
menyenangkan
meja
guru
menyebabkan
proses
berpikir
yang
kurang
sosiologi
dan
menyebabkan
Salah
satu
oleh
kritis
adalah
faktor
guru
lebih
siswa.
yang
saat
sering
Pelajaran
pelajaran
yang
melatih siswa untuk melihat fenomena
sosial
yang
terjadi
di
dalam
Berdasarkan identifikasi di atas
masyarakat dan siswa dituntut harus
peneliti
mampu
Dengan
refleksi mengenai permasalahan yang
memiliki kemampuan berpikir kritis,
dianggap paling penting dan harus
siswa
segera diatasi. Peneliti
berpikir
akan
kritis.
mampu
menganalisis
bersama
guru
melakukan
dan guru
pertanyaan dan mencari solusi dari
sepakat bahwa permasalahan utama
masalah yang ada sesuai dengan
yaitu rendahnya kemampuan berpikir
kehidupan sehari-hari.
siswa yang berdampak pada rendahnya
Berpikir
kritis
merupakan
hasil belajar yang disebabkan karena
kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa
peserta didik. Kemampuan berpikir
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
kritis merupakan kemampuan yang
masih
kompleks tidak bisa dibentuk secara
mendapatkan nilai dibawah KKM
instan
kemampuan
(75). Oleh karena itu, peneliti bersama
mengkonsep,
menerapkan,
guru berencana menggunakan film
menganalisi,
mensintesis,
dokumenter
yang
meliputi
mengevaluasi
informasi
dan
kurang
menguasai
banyaknya
dalam
konsep
siswa
yang
pembelajaran
inkuiri.
menyimpulkan suatu pokok bahasan.
Peneliti dan guru juga memilih
Pengembangan ketrampilan tersebut
media belajar berupa film dokumenter.
bisa
Peneliti
dilakukan
pembelajaran
melalui
yang
proses
guru
memilih
film
dan
dokumenter karena film dokumenter
beberapa
merupakan media audio visual yang
permasalahan yang terlihat di kelas XI
dapat meningkatkan antusias siswa
IPS 3 SMA
untuk mengikuti pembelajaran dengan
inovatif.
kondusif
dan
Adanya
Negeri Gondangrejo
tersebut memerlukan sebuah solusi
baik.
yaitu dengan
dalam
penelitian
diharapkan
mengadakan sebuah
tindakan
kelas
dapat
permasalahan yang timbul.
Siswa akan lebih tertarik jika
pembelajaran
menggunakan
yang
media audio visual. Selain itu film
mengatasi
dokumenter merupakan sebuah film
yang alur ceritanya sesuai dengan
realita yang ada atau film dokumenter
sumber pembelajaran. Siswa akan
juga disebut film non fiksi. Sehingga
membuat asumsi sendiri dari mulai
siswa bisa belajar untuk melihat
mencari informasi sampai membuat
kondisi sosial masyarakat indonesia
kesimpulan berdasarkan pengalaman
tanpa harus menempuh jarak yang jauh
yang dimiliki oleh siswa. Guru hanya
dan
berperan
menghabiskan
banyak
waktu
sebagai
fasilitator
yang
untuk mengamati satu persatu kondisi
membimbing siswa untuk menemukan
sosial
konsep dengan mengajukan berbagai
masyarakat
indonesia.
film
dokumenter mempermudah guru untuk
pertanyaan
menghadirkan realita masyarakat yang
memancing kemampuan berpikir kritis
sesungguhnya
kelas.
siswa. Dengan demikian siswa akan
cara
mencari berbagai sumber belajar atau
Sehingga
di
dapat
dalam
merangsang
berpikir siswa.
membimbing
memperoleh
pernyataan
untuk
berdiskusi untuk menemukan jawaban.
Selain itu pembelajaran inkuiri
dapat
dan
dan
siswa
untuk
mendapatkan
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian
ini
adalah:
Untuk
informasi serta mencari jawaban atau
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
memecahkan
Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi
masalah
terhadap
pertanyaan yang dirumuskan. Dalam
melalui
model pembelajaran inkuiri siswa
Dokumenter
terlibat secara mental dan fisik untuk
Inkuiri Siswa Kelas XI IPS 1 SMA
memecahkan suatu permasalahan yang
Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran
diberikan guru. Pembelajaran inkuiri
2015/2016.
bisa dilakukan secara mandiri maupun
KAJIAN PUSTAKA
berkelompok,
1. Film Dokumenter
kebutuhan.
menuntut
menemukan
Pemanfaatan
dalam
Film
Pembelajaran
disesuaikan
dengan
Pembelajaran
inkuiri
Media pembelajaran merupakan
aktif
salah satu faktor penentu keberhasilan
siswa
konsep
untuk
pembelajaran
sendiri melalui kajian kajian berbagai
dalam
pembelajaran.
Media
pembelajaran itu sendiri
berfungsi
untuk
menyampaikan
dan
informasi serta mencari jawaban
menyalurkan materi ajar dari guru
atau memecahkan masalah terhadap
kepada
pertanyaan
siswa
lingkungan
sehingga
belajar
yang
tercipta
yang
dirumuskan.
kondusif
Dalam model pembelajaran inkuiri
dimana penerimanya dapat melakukan
siswa terlibat secara mental dan
proses belajar secara efisien dan
fisik
efektif. Salah satu media pembelajaran
permasalahan yang diberikan guru.
yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah film dokumenter.
Pengertian
Film
untuk
memecahkan
suatu
Menurut Wina Sanjaya (2006:
196)
berpendapat
dokumenter
bahwa“pembelajaran inkuiri adalah
menurut Oemar Hamalik (1994: 92)
rangkaian kegiatan pembelajaran
berpendapat bahwa, “film dokumenter
yang
digunakan
memberikan
berpikir secara kritis dan analitis
gambaran yang sebenarnya tentang
untuk mencari dan menemukan
suatu
sendiri jawaban dari suatu masalah
bermaksud
cerita,
film
ini
bukan
pengulangan sesuatu kejadian atau
dibuat
seperti
diproduksi,
tetapi
film-film
yang
menggunakan
menekankan
pada
proses
yang dipertanyakan”.
Pendapat
dijelaskan
tersebut
bahwa
dapat
pembelajaran
masyarakat yang nyata dalam situasi
inkuiri mengharuskan siswa untuk
yang nyata pula”. Sehingga dengan
berpikir kritis dan logis dalam
demikian adanya film dokumenter
menyelesaikan suatu kasus yang
dapat merangsang cara berpikir siswa
dihadapi.
melalui pengalaman belajar yang dia
mengumpulkan
peroleh melalui film tersebut
mengidentifikasi
2. Pembelajaran Inkuiri
menganalisis suatu permasalahan
a. Pengertian pembelajaran inkuiri
Inkuiri merupakan pembelajaran
untuk
Siswa
harus
informasi
kemudian
menemukan
berdasarkan
dan
pengetahuan
solusi
yang
yang membimbing siswa untuk
mereka miliki.
memperoleh/
b. Langkah pembelajaran inkuiri
mendapatkan
Menurut Wina Sanjaya (2006:
Pada
langkah
ini
guru
201-205) Langkah- langkah dalam
membawa siswa pada suatu
pembelajaran inkuiri adalah sebagai
persoalan yang mengandung
berikut :
teka-teki. Beberapa hal yang
1) Orientasi, Beberapa hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
dapat dilakukan dalam tahap
merumuskan masalah adalah:
orientasi adalah :
a) Masalah
a) Menjelaskan topik, tujuan,
dan hasil
belajar
yang
hendaknya
dirumuskan sendiri oleh
siswa.
Siswa
akan
diharapkan dapat dicapai
memiliki motivasi belajar
oleh siswa.
yang tinggi mana kala
b) Menjelaskan pokok-pokok
kegiatan
yang
harus
dilakukan oleh siswa untuk
mencapai
tahap
masalah yang mengandung
inkuiri
teka-teki dan jawabannya
dari
langkah
masalah
sampai
dengan
merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan
hendak dikaji.
dijelaskan
serta tujuan setiap langkah,
merumuskan
merumuskan masalah yang
b) Masalah yang dikaji adalah
langkah-langkah
mulai
dalam
Pada
tujuan.
ini
dilibatkan
pentingnya
topik dan kegiatan belajar.
pasti.
c) Konsep-konsep
dalam
masalah adalah konsepkonsep
yang
sudah
diketahui terlebih dahulu
oleh siswa.
3) Mengajukan Hipotesis
Hal ini dilakukan dalam
Salah satu cara yang dapat
rangka
dilakukan
memberikan
motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan Masalah
guru
untuk
mengembangkan kemampuan
berhipotesis pada setiap anak
adalah dengan mengajukan
berbagai
pertanyaan
yang
dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban
sementara
atau
merumuskan
perkiraan
dapat
berbagai
c. Kelebihan
dan
kelemahan
pembelajaran inkuiri
Menurut Sanjaya (2006: 208)
yang disimpulkan oleh peneliti
model inkuiri memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan,
diantaranya :
kemungkinan
jawaban
dari
suatu
permasalahan yang dikaji.
Peran guru dalam tahapan ini
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
a) Model pembelajaran yang
menekankan
4) Mengumpulkan Data
adalah
1) Keunggulan
yang
dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi
kepada
pengembangan
kognitif,
aspek
afektif,
psikomotor.
dan
Model
pembelajaran
yang
sekaligus
dapat
mengembangkan 3 ranah
yang dibutuhkan.
belajar siswa
5) Menguji Hipotesis
adalah
b) Model inkuiri memberikan
proses menentukan jawaban
ruang kepada siswa untuk
yang dianggap diterima sesuai
belajar sesuai dengan gaya
dengan data atau informasi
belajar
yang diperoleh berdasarkan
dibeikan kebebasan untuk
pengumpulan data.
mentukan
Menguji
hipotesis
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan
adalah
proses
mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis.
mereka.
cara
Siswa
belajara
mereka. Siswa tidak harus
terpaku pada satu gaya
belajar
misalakan
menghafal.
c) Model pembelajaran yang
dianggap sesuai
dengan
perkembangan
belajar
modern yang menganggap
adalah
belajar
proses
batasan atau mengontrol
perubahan tingkah laku,
proses pembelajaran yang
jadi
berlangsung di kelas.
adalah
bukan
ditentukan
belajar
hanya
memberikan
oleh
hasil
b) Model
kognitif
saja
inkuiri
juga
dilaksanakan
melainkan
pembelajaran
akan
sulit
jika
siswa
menekankan pada kualiatas
belum
proses
model pembelajarannnya.
pembelajaran itu
sendiri.
terbiasa
Sehingga
d) Dapat melayani kebutuhan
dengan
diperlukan
pembeiasaan kepada siswa
memiliki
agar model pembelajaran
kemampuan di atas rata-
inkuiri yang dilakukan bisa
rata. Artinya, siswa yang
berjalan masksimal.
siswa
yang
memiliki
kemampuan
c) Memerlukan waktu yang
belajar yang bagus tidak
panjang
akan terlambat oleh siswa
pembelajarannnya.
yang lemah dalam belajar.
seperti
pembelajaran
lainnya,
pembelajaran
2) Kekurangan
a) Sulit mengontrol kegiatan
dan
keberhasilan
siswa
dalam
proses
Tidak
inkuiri menekankan pada
kualiatas
proses
karena setiap siswa diberi
pembelajaran
kebebasan untuk belajar
untuk memperoleh kulitas
sesuai dengan keinginan
yang
mereaka. Standar penilaian
menyediakan waktu yang
keberhasilan
cukup
menjadi
sulit
belajar
di
ukur,
sehingga peran guru disini
baik
dengan
pelajaran
sehingga
guru
dan
harus
disesuaikan
jumlah
jam
kriteria
disiplin materi dengan menekankan
ditentukan
pembuatan keputusan tentang apa
d) Selama
keberhasilan
oleh
kemampuan
siswa
menguasai
pelajaran,
maka
inkuiri
akan
harus
model
dapat
dijelaskan
kritis
berpikir
oleh
dilihat dari kemampuan reflektif
seseorang
permasalahan
a. Pengertian berpikir kritis
kemampuan
untuk
satu
masalah
aktivitas mental yang tidak dapat
disiplin
dipisahkan dari kehidupan manusia.
secara konseptual
Kemampuan
pelajari sebelumnya.
setiap
individu berbeda antara satu dengan
lainnya
sehingga
pengembangan
Berpikir
adanya
kemampuan.
terjadi
dalam
dapat
yang
mereka hadapi. Dalam hal ini
3. Kemampuan Berpikir Kritis
berpikir
kemampuan
sulit
terhadap
salah
atau
dilakukan”. Dari pengertian ini
setiap guru.
adalah
dipercayai
materi
diimplementasikan
Berpikir
yang
mengatasi
disesuaikan
ilmu
atau
dengan
pemahaman
yang telah ia
b. Indikator berpikir kritis
Menurut
Ennis
(Muhfahroyin
2009
1993
:
91)
setiap
mengidentifikasi indikator berpikir
aktivitas mental manusia berfungsi
kritis yang dikelompokkan dalam
untuk
lima aspek sebagai berikut:
memformulasikan
atau
menyelesaikan masalah, membuat
keputusan serta mencari alasan
yang logis. Berpikir kritis menurut
Mc Peck 1981 dan Ennis 1985
(Kuswana,
2011:
21-22),
berpendapat bahwa “berfikir kritis
sebagai
ketepatan
penggunaan
skeptik reflektif dari suatu masalah
yang
dipertimbangkan
sesuai
1) Memberikan
penjelasan
sederhana
2) Membangun
keterampilan
dasar
3) Menyimpulkan
4) Memberikan penjelasan lanjut
5) Mengatur strategi dan teknik
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan hal yang pasti
terjadi pada setiap individu. Seseorang
yang melakukan kegiatan belajar akan
mendapatkan hasil sebagai output dari
belajar
itu
Hasil
sendiri.
belajar
menurut Nana Sudjana (2010: 22).
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman
belajarnya,
dimana
siswa
memperoleh hasil dari suatu
interaksi tindakan belajar. Diawali
dengan siswa mengalami proses
belajar, mencapai hasil belajar,
dan
menggunakan
hasil
belajar,yang semua itu mencakup
tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah
afektif,dan
ranah
psikomotorik
Dari
definisi
menjelaskan
diatas
bahwa
hasil
peneliti
belajar
adalah segala kemampuan siswa yang
dimiliki oleh siswa setelah proses
pembelajaran. Hasil belajar disini tidak
hanya terbatas pada nilai akhir yang
diperoleh siswa. Hasil belajar meliputi
perkembangan kemampuan siswa dari
aspek kognitif, aspek afektif,dan aspek
psikomotorik.
Proses
pembelajaran
dikatakan baik bila guru mampu
mengembangkan ketiga ranah ini.
5. Pembelajaran Sosiologi
Dasar dari sebuah pembelajaran
adalah kurikulum, kurikulum memuat
segala
sesuatu
yang
dipersiapkan
untuk menunjang proses pembelajaran.
Setiap sekolah memiliki kesempatan
untuk
mengembangkan
kurikulum
yang sudah ada. Pengembangan itu
bisa
terlihat
silabus
dan
dari
pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. Silabus yang berisikan
standar
atau
acuan
pengajaran
pengajaran yang berisikan Standar
Kompetensi (SK), KD (Kompetensi
Dasar)dan
Selain
Indikator
itu
pembelajaran.
RPP
Pelaksanaan
(Rancangan
Pembelajaran)
dibuat oleh guru
yang
berisikan segala
aktivitas pembelajaran yang akan di
lakukan
di
perangkat
dalam
pembelajaran
dikembangkan
kebutuhan
Pembelajaran
kelas,
sesuai
guru
dan
sosiologi
kedua
tersebut
dengan
siswa.
dilakukan
untuk memberikan pengetahuan dasar
mengenai ilmu sosiologi kepada siswa.
Sosiologi merupakan salah satu
cabang dari ilmu pengetahuan sosial.
Sosiologi menjadi sebuah ilmu yang
sangat penting karena menyangkut
dengan kehidupan sosial manusia di
dalam masyarakat. Sosiologi adalah
pengetahuan atau ilmu tentang sifat
masyarakat, perilaku masyarakat, dan
berada di lingkungan sekitar, baik di
perkembangan masyarakat.Pentingnya
lingkungan keluarga, sekolah, maupun
sosiologi bagi peserta didik adalah
masyarakat luas. Dalam penelitian ini
untuk mengajarkan mengenai hidup
pokok bahasan materi sosiologi yang
bersosial
diajarkan di kelas XI IPS 1 adalah
dan
mengenal
tentang
berbagai aspek kehidupan sosial yang
Masyarakat
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian adalah penelitian
Data
tindakan
kelas
(PTK)
yang
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari tiga pertemuan
dengan dengan tahapan diantaranya
perencanaan
tindakan,
tindakan,
observasi
pelaksanaan
tindakan
dan
refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan
observasi
dan
tes,
wawancara dan dokumentasi.
Teknik
analisis
data
dalam
kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif
observasi
atau
kemampuan
dalam
yaitu
berpikir
pembelajaran.
dengan
pengamatan
kritis
siswa
Sedangkan
analisis data secara kuantitatif yaitu
dengan melakukan pre-test dan posttes untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa.
dan
sumber
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh hasil pengamatan terhadap
keadaan
pembelajaran
yang
sebenarnya dan mengandung informasi
yang
relevan
penelitian.
dengan
Data
kegiatan
penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber,
antara lain melalui informan yaitu guru
mata pelajaran sosiologi, selain itu
melalui
penelitian ini menggunakan analisis
secara
Multikultural
peristiwa
berlangsungnya
belajar
mengajar
yaitu
proses
kegiatan
mata
pelajaran
sosiologi di kelas XI IPS 1 dan melalui
dokumen yang berisi silabus, RPP,
nilai siswa serta, dokumentasi selama
pembelajaran.
Penelitian
dikatakan
berhasil apabila kemampuan berpikir
kritis setidaknya 70% siswa kritis
dengan kriteria baik dan sangat baik,
sedangkan untuk hasil belajar 75%
siswa tuntas
HASIL
TINDAKAN
DAN
dalam pembelajaran inkuiri pada siklus
PEMBAHASAN
I kemampuan berpikir kritis dan hasil
Pratindakan
belajar siswa mengalami peningkatan
Data kondisi awal dalam penelitian
namun
belum
memenuhi
target
tindakan kelas ini diperoleh setelah
keberhasilan penelitian. Jumlah siswa
peneliti
observasi
yang memenuhi kriteria berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis siswa dan
sebanyak 16 siswa dengan presentase
tes pada pratindakan. Kemudian dari
47,06%. Hasil belajar siswa yang
hasil pratindakan diketahui beberapa
diukur
permasalahan
dalam
pembelajaran
menunjukkan 19 siswa tuntas dengan
sosiologi
di
kelas
XI
presentase 55,88% dan rata-rata kelas
permasalahan
yang
harus
diatasi
melakukan
adalah
masih
IPS
1,
segera
rendahnya
melalui
tes
siklus
I
sebesar 75,09.
Siklus II
kemampuan berpikir kritis hasil belajar
Pelaksanaan tindakan siklus II lebih
siswa. Dari hasil observasi peneliti 2
difokuskan pada perbaikan kelemahan-
siswa
sudah memiliki kemampuan
kelemahan yang terjadi pada siklus I
berpikir kritis dengan presentase 5.88
sehingga diharapkan akan mampu
%. Hasil belajar siswa dari pre tes
meningkatkan capaian keberhasilan
yang dilakukan peneliti menunjukkan
penelitian. Pelaksanaan tindakan siklus
13 siswa tuntas dengan presentase
II
61.76 % dan rata-rata kelas 65,68.
pertemuan. Materi yang dibahas pada
Siklus I
saat pelaksanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan
3
kali
masih sama dengan materi pada
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
pertemuan siklus I yaitu masyarakat
Materi
multikultural.
dibahas
siklus
selama
I
yang
tindakan
dilaksanakan
pada
saat
pelaksanaan tindakan siklus I adalah
materi
masyarakat
Berdasarkan hasil observasi yang
multikultural.
dilakukan oleh peneliti jumlah siswa
Setelah peneliti melakukan tindakan
yang memiliki kemampuan berpikir
berupa pemanfaatan film dokumenter
kritis
mengalami
peningkatan
sebanyak 29 siswa dengan presentase
akan mudah menerima materi ajar
85,29%. Hasil belajar siswa yang
karena disampaikan dengan media
diukur melalui tes pada siklus II
yang lebih menarik.
menunjukkan
28
siswa
dikatakan
Selain
itu
pemanfaatan
dalam
film
tuntas dengan presentase 82,35% dan
dokumenter
pembelajaran
rata-rata kelas sebesar 80,06.
inkuiri yang mampu membuat siswa
PEMBAHASAN
aktif bertukar informasi dengan siswa
Penelitian ini merupakan penelitian
lainnya berdasarkan film yang sama,
tindakan kelas yang dilakukan dengan
dengan bertukar informasi inilah maka
memanfaatkan film dokumenter dalam
keterlibatan siswa akan semakin besar
pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian
dalam
menunjukkan bahwa film dokumenter
menjadikan proses pembelajaran lebih
dalam pembelajaran inkuiri memiliki
bermakna. Selain itu, pembelajaran ini
banyak
film
juga menimbulkan interaksi positif
gambaran
antar siswa dan antara guru dengan
nyata kepada siswa untuk memahami
siswa, sehingga iklim pembelajaran
suatu fenomena sosial yang terjadi.
menjadi lebih kondusif dan dapat
Siswa
meningkatkan
keunggulan
dokumenter
yaitu
memberikan
memperoleh
pengalaman
belajar
banyak
melalui
film
proses
sesuai
inkuiri
konstruktivisme
pembelajaran
yang
kemampuan
dan
berpikir
kritis dan hasil belajar siswa. Hal I ni
dokumenter. Sedangkan pembelajaran
adalah
pembelajaran
dengan
teori
dimana
belajar
teori
melatih siswa untuk berpikir kritis dan
mengataan
bahwa
logis terhadap suatu maslah. Dengan
dilakukan
dengan
merefleksikan
demikian adanya film dokumenter
pengalaman,
dan
membangun
dalam
inkuiri
pengetahuannya sendiri sesuai dengan
mempermudah guru dan siswa dalam
pengalaman belajarnya (Suyono, 2011:
pembelajaran.
dapat
58). Sehingga dengan demikian siswa
permasalahan
dapat belajar lebih baik ketika siswa
pembelajaran
menampilkan
Guru
suatu
melalui film dokumenter dan siswa
mampu
proses
ini
mengkonsruksikan
belajar
atau
pembelajaran
berpikir kritis siswa pada mata
sendiri dengan keterlibatan mereka
pelajaran sosiologi kelas XI IPS
sendiri dalam proses pembelajaran.
1 SMA Negeri Gondangrejo
Hal ini dikarenakan siswa diajarkan
tahun pelajaran 2015/2016. Pada
mencari, menemukan dan berbagi
pratindakan 5,88% siswa yang
informasi
kritis
membangun
konsep
yang
berkaitan
dengan
dalam
pembelajaran
menjadi 47,06% siswa kritis
pembelajaran.
Suatu penelitian dapat dikatakan
pada siklus I dan meningkat
berhasil apabila telah mencapai target-
menjadi 85,29% pada siklus II.
target yang telah ditentukan. Secara
2. Pemanfaatan film dokumenter
garis besar berdasarkan hasil penelitian
dalam
yang
hasil
dapat meningkatkan hasil belajar
pengolahan data yang telah dilakukan
sosiologi kelas XI IPS 1 SMA
peneliti
Negeri
diperoleh
dan
melalui
dari
pengamatan,
pembelajaran
inkuiri
Gondangrejo
tahun
dokumentasi, dan nilai evaluasi siklus
pelajaran 2015/2016. Pada pra
I dan II terbukti bahwa pemanfaatan
tindakan nilai rata-rata siswa
film dokumenter dalam pembelajaran
65,68 dengan prosentase 38,24%
inkuiri
meningkatkan
siswa yang tuntas dan meningkat
kemampuan berpikir kritis dan hasil
nilai rata-ratanya menjadi 70,09
belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1
dengan prosentase 55,88% siswa
SMA
yang tuntas pada siklus I dan
dapat
Negeri
Gondangrejo
tahun
pelajaran 2015/2016.
mengalami
SIMPULAN DAN SARAN
siklus II dengan perolehan rata-
A. SIMPULAN
Hasil
penelitian
rata
menunjukkan
bahwa:
nilai
80,06
pada
dengan
prosentase ketuntasan sebesar
82,35%..
1. Pemanfaatan film dokumenter
dalam
peningkatan
pembelajaran
inkuiri
dapat meningkatkan kemampuan
B. SARAN
Berdasarkan
penelitian
tindakan
kelas yang telah dilaksanakan, maka
dapat disampaikan beberapa saran
mempraktikkan
yang
pembelajaran lainnya.
dapat
dipergunakan
sebagai
bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
dalam
proses
pembelajaran,
proses
b. Guru hendaknya belajar tentang
metode,
a. Siswa sebaiknya lebih berperan
dalam
model
pembelajaran
dan
yang
media
inovatif
kemudian menerapkannya dalam
khususnya selama pemanfaatan
pembelajaran
film
dalam
variasi dalam mengajar. Dengan
pembelajaran inkuiri, sehingga
adanya variasi dalam mengajar,
dapat meningkatkan kemampuan
siswa akan menjadi antusias dan
berpikir kritis dan hasil belajar
memiliki
siswa
pembelajaran. Selain media film
dokumenter
pada
mata
pelajaran
Sosiologi.
b. Siswa
motivasi
dokumenter
hendaknya
mengaplikasikan
pembelajaran
didapatkan
yang
selama
pembelajaran
ke
dapat
3. Bagi Sekolah
telah
Sebaiknya
dalam
dan
model
sekolah
senantiasa
proses
memberikan
dalam
evaluasi bagi guru-guru di sekolah
tersebut
2. Bagi Guru
pembekalan
agar
meningkatkan
a. Guru hendaknya mengupayakan
lanjut
ada
pembelajaran inkuiri.
hasil
kehidupan sehari-hari.
tindak
sehingga
guru
dan
dapat
kualitas
mengajarnya. Pembekalan tersebut
terhadap
berupa pelatihan penerapan mode,
telah
media dan metode inovatif dalam
dilaksanakan. Selain itu guru
upaya meningkatkan kualitas proses
juga harus mengenalkan media
pembelajaran dan kualitas siswa,
film
dan
salah satunya dengan menggunakan
pembelajaran inkuiri terhadap
media film dokumenter dan model
rekan sejawatnya agar dapat
pembelajaran inkuiri.
pembelajaran
yang
dokumenter
4. Bagi Peneliti Lain
a. Dalam
DAFTAR PUSTAKA
memanfaatkan
film
Hamalik,
Oemar.
(1994).
dokumenter dalam pembelajaran
Pendidikan.
inkuiri
Cipta Aditya Bakti.
hendaknya
menambahkan
peneliti
variasi-variasi
Sanjaya,
Wina.
Media
Bandung:
Strategi
(2006).
dalam tindakan yang dilakukan,
Pembelajaran
Berorientasi
sehingga mampu meningkatkan
Standar Proses
Pendidikan.
kemampuan berpikir kritis dan
Jakarta:
hasil belajar siswa seperti yang
Media Grup
diharapkan.
Prenada
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011).
b. Bagi peneliti yang menggunakan
variabel media film dokumenter
dan model pembelajaran inkuiri,
hendaknya
Kencana
menambahkan
Taksonomi Kognitif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan
Kemampuan
Berpikir
Kritis
sumber primer yang berasal dari
Siswa Melalui Pembelajaran
buku asing. Dengan adanya hal
Konstruktivistik.
tersebut, dapat digunakan untuk
Pendidikan dan Pembelajaran
menguatkan kajian teori
vol 16 No. 1.
Sudjana,
Nana.
Hasil
(2010).
Proses
Jurnal
Penilaian
Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Puji Lestari, AY Djoko Darmono, Nurhadi
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret
[email protected]
ABSTRACT
This research aims at improving critical thinking and learning outcomes in
Sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo in the
academic year 2015/2016 by the use of documentaries movie in inquiry learning.
This research is a classroom action research (PTK) carried out in two cycles. Each
cycle consists of planning, action, observation and reflection. The subjects were the
students of XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo as many as 34 students. The data
collection techniques used in this research were observation, test, interview and
documentation. Data analysis techniques used in this research were quantitative and
qualitative. Based on data analysis and discussion of the research it can be
concluded that: there is an improvement in critical thinking and learning outcomes in
sociology subject of the students of class XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo by the
use of documentaries movie in inquiry learning. The improvement of the students'
critical thinking can be seen from the data analysis on pre-research which gained
5.88%, 47.06% in the first cycle, and 85.29% in the second cycle. Student learning
outcomes improvement can be seen from the students’ average scores which
improved from 65,68 in the pre-research, 75,09 in the cycle 1, and 80,09 in the cycle
2, with the percentages improvement of the students’ mastery grade 38,24% in preresearch, 55,88% in the cycle 1 , and 82,35% in the cycle 2. Based on the results of
this research it can be concluded that the use of documentaries movie in inquiry
learning can improve critical thinking and learning outcomes in sociology subject of
the students of XI 1 IPS SMA Negeri Gondangrejo in the Academic Year 2015/2016.
Keywords: Documentary Movie, Inquiry Learning, Critical Thinking, Learning
Outcomes
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 melalui pemanfaatan film
dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus .Setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo sebanyak 34 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam
penelitian dapat disimpulkan bahwa: ada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo melalui
pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran inkuiri. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil analisis data pada pra tindakan diperoleh
5,88%, pada siklus I 47,06% dan meningkat pada siklus II menjadi 85,29%. Hasil
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari nilai rata-rata kelas 65,68 pada
pratindakan, menjadi 75,09 pada siklus I dan meningkat menjadi 80,09 pada siklus II
dengan prosentase ketuntasan siswa sebesar 38,24% pada pra tindakan, menjadi
55,88% pada siklus I dan 82,35% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan pemanfaatan film dokumenter dalam pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sosiologi
siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Gondangrejo. Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : Film Dokumenter,
Pembelajaran Inkuiri, Kemampuan
Berpikir Kritis, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
diperoleh oleh setiap individu melalui
A. Latar Belakang Masalah
banyak hal, mulai dari pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu
hal
utama
menunjang
setiap
manusia
kehidupan
masyarakat dan
di
formal atau sekolah, pendidikan non-
untuk
formal, pendidikan in-formal maupun
dalam
di kehidupan sehari-hari.
kemajuan suatu
Pendidikan merupakan sesuatu
bangsa. Hal ini dikarenakan manusia
yang sengaja dilakukan atau dibentuk
mendapatkan
oleh
pengetahuan
Secara
umum
segala
melalui
bentuk
pendidikan.
pendidikan
dapat
individu/kelompok
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
dan
kondusif
untuk
proses
bagi
peserta didik. Usaha sadar disini bisa
Pembelajaran
adalah
proses
mencakup beberapa kegiatan seperti
interaksi antara pendidik dan peserta
penyiapan kurikulum yang memadahi
didik yang didukung sumber belajar
variasi
pada
metode
pembelajaran
pemilihan
dan
oleh
sumber
model
pendidik
dan
suatu
lingkungan
belajar.
dan
Pembelajaran menekankan pada proses
media
belajar individu. Pihak yang terlibat
pembelajaran yang sesuai. Hal ini
dalam
dilakukan sebagai upaya untuk peserta
pendidik (perorangan/kelompok), serta
didik menggali potensi yang dimiliki
peserta didik (perorangan, kelompok
secara aktif. Sehingga peserta didik
atau
menjadi sosok yang berkualitas, baik
melakukan
interaksi
dari segi intelektual/ kognitif, karakter
Keberhasilan
peserta
atau
afektif,
pembelajaran tergantung pada proses
keterampilan/
pembelajaran yang diciptakan dan
sikap
maupun
bakat
kepribadian/
atau
psikomotorik.
yang
pembelajaran,
komunitas)
yang
yaitu
saling
edukatif.
didik
dalam
diberikan oleh guru kepada peserta
Sekolah merupakan salah satu
tempat
proses
sasaran
Dalam proses pembelajaran pasti
penyaluran pendidikan secara formal,
ada berbagai masalah yang timbul,
dan guru berperan sebagai pendidik.
masalah yang sering muncul adalah
Sehingga dalam proses pendidikan
hasil belajar peserta didik yang rendah.
yang terjadi di sekolah guru berperan
Hal ini tidak sepenuhnya di sebabkan
sangat
menciptakan
oleh aktivitas peserta didik yang
proses pembelajaran yang kondusif.
rendah. Dalam proses pembelajaran
Hal ini dikarenakan dengan proses
guru memegang peranan penting untuk
pembelajaran yang kondusif, peserta
menciptakan
didik
kondusif.
besar
menjadi
didik.
dalam
diharapkan
memperoleh
proses
Guru
belajar
sebagai
yang
pendidik
pengalaman belajar dan hasil belajar
dituntut
yang maksimal.
pembelajaran yang inovatif baik dari
cara
untuk
mengajar
menciptakan
guru,
sumber
pembelajaran
yang
materi
maupun
ajar
sesuai
dengan
pemanfaatan
media pembelajaran yang digunakan.
siswa
kurang
mengembangkan
pemikirannya
dalam
pembelajaran.
Selain
proses
itu
dalam
Namun, masih sering dijumpai
pembelajaran guru tidak menggunakan
guru yang mengajar dengan cara-cara
media pembelajaran yang inovatif dan
konvensional yang sudah tidak sesuai
kreatif sehingga dalam penyampaian
dengan
proses
materi siswa tidak terlalu paham
pembelajaran seperti sekarang ini.
mengenai konsep pembelajaran yang
Perubahan
paradigma
dalam
disampaikan guru. Kasus tersebut juga
pembelajaran
yang
dari
di alami oleh siswa kelas XI IPS 1
perkembangan
berawal
teacher center menjadi student center
tidak
mempengaruhi
pembelajaran
kelas.
dalam
Hal
itu
pembelajaran
menyebabkan
siswa
menyebabkan segala potensi yang
pasif
pembelajaran.
Siswa
dimiliki siswa tidak dapat tergali
kurang mengembangkan kemampuan
secara maksimal.
berpikir kritis karena siswa tidak
pembelajaran
ini
Selain
konvensional
Realita
di
guru
SMA Negeri Gondangrejo
yang
dalam
dilibatkan aktif dalam pembentukan
konvensional bisa dilihat, seperti guru
konsep.
hanya menggunakan metode ceramah
mempengaruhi rendahnya kemampuan
duduk
dalam
berpikir kritis siswa adalah metode,
menyampaikan meteri ajar di kelas,
model atau media pembelajaran yang
sumber belajar yang digunakan hanya
digunakan
berupa buku LKS (Lembar Kerja
pembelajaran.Guru
Siswa) dan tidak ada media atau model
menggunakan metode pembelajaran
pembelajaran inovatif yang digunakan
yang belum melibatkan siswa secara
di dalam kelas. Model pembelajaran
aktif, dan kurang melatih kemampuan
seperti
di
ini
pembelajaran
menyenangkan
meja
guru
menyebabkan
proses
berpikir
yang
kurang
sosiologi
dan
menyebabkan
Salah
satu
oleh
kritis
adalah
faktor
guru
lebih
siswa.
yang
saat
sering
Pelajaran
pelajaran
yang
melatih siswa untuk melihat fenomena
sosial
yang
terjadi
di
dalam
Berdasarkan identifikasi di atas
masyarakat dan siswa dituntut harus
peneliti
mampu
Dengan
refleksi mengenai permasalahan yang
memiliki kemampuan berpikir kritis,
dianggap paling penting dan harus
siswa
segera diatasi. Peneliti
berpikir
akan
kritis.
mampu
menganalisis
bersama
guru
melakukan
dan guru
pertanyaan dan mencari solusi dari
sepakat bahwa permasalahan utama
masalah yang ada sesuai dengan
yaitu rendahnya kemampuan berpikir
kehidupan sehari-hari.
siswa yang berdampak pada rendahnya
Berpikir
kritis
merupakan
hasil belajar yang disebabkan karena
kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa
peserta didik. Kemampuan berpikir
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
kritis merupakan kemampuan yang
masih
kompleks tidak bisa dibentuk secara
mendapatkan nilai dibawah KKM
instan
kemampuan
(75). Oleh karena itu, peneliti bersama
mengkonsep,
menerapkan,
guru berencana menggunakan film
menganalisi,
mensintesis,
dokumenter
yang
meliputi
mengevaluasi
informasi
dan
kurang
menguasai
banyaknya
dalam
konsep
siswa
yang
pembelajaran
inkuiri.
menyimpulkan suatu pokok bahasan.
Peneliti dan guru juga memilih
Pengembangan ketrampilan tersebut
media belajar berupa film dokumenter.
bisa
Peneliti
dilakukan
pembelajaran
melalui
yang
proses
guru
memilih
film
dan
dokumenter karena film dokumenter
beberapa
merupakan media audio visual yang
permasalahan yang terlihat di kelas XI
dapat meningkatkan antusias siswa
IPS 3 SMA
untuk mengikuti pembelajaran dengan
inovatif.
kondusif
dan
Adanya
Negeri Gondangrejo
tersebut memerlukan sebuah solusi
baik.
yaitu dengan
dalam
penelitian
diharapkan
mengadakan sebuah
tindakan
kelas
dapat
permasalahan yang timbul.
Siswa akan lebih tertarik jika
pembelajaran
menggunakan
yang
media audio visual. Selain itu film
mengatasi
dokumenter merupakan sebuah film
yang alur ceritanya sesuai dengan
realita yang ada atau film dokumenter
sumber pembelajaran. Siswa akan
juga disebut film non fiksi. Sehingga
membuat asumsi sendiri dari mulai
siswa bisa belajar untuk melihat
mencari informasi sampai membuat
kondisi sosial masyarakat indonesia
kesimpulan berdasarkan pengalaman
tanpa harus menempuh jarak yang jauh
yang dimiliki oleh siswa. Guru hanya
dan
berperan
menghabiskan
banyak
waktu
sebagai
fasilitator
yang
untuk mengamati satu persatu kondisi
membimbing siswa untuk menemukan
sosial
konsep dengan mengajukan berbagai
masyarakat
indonesia.
film
dokumenter mempermudah guru untuk
pertanyaan
menghadirkan realita masyarakat yang
memancing kemampuan berpikir kritis
sesungguhnya
kelas.
siswa. Dengan demikian siswa akan
cara
mencari berbagai sumber belajar atau
Sehingga
di
dapat
dalam
merangsang
berpikir siswa.
membimbing
memperoleh
pernyataan
untuk
berdiskusi untuk menemukan jawaban.
Selain itu pembelajaran inkuiri
dapat
dan
dan
siswa
untuk
mendapatkan
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian
ini
adalah:
Untuk
informasi serta mencari jawaban atau
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
memecahkan
Kritis dan Hasil Belajar Sosiologi
masalah
terhadap
pertanyaan yang dirumuskan. Dalam
melalui
model pembelajaran inkuiri siswa
Dokumenter
terlibat secara mental dan fisik untuk
Inkuiri Siswa Kelas XI IPS 1 SMA
memecahkan suatu permasalahan yang
Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran
diberikan guru. Pembelajaran inkuiri
2015/2016.
bisa dilakukan secara mandiri maupun
KAJIAN PUSTAKA
berkelompok,
1. Film Dokumenter
kebutuhan.
menuntut
menemukan
Pemanfaatan
dalam
Film
Pembelajaran
disesuaikan
dengan
Pembelajaran
inkuiri
Media pembelajaran merupakan
aktif
salah satu faktor penentu keberhasilan
siswa
konsep
untuk
pembelajaran
sendiri melalui kajian kajian berbagai
dalam
pembelajaran.
Media
pembelajaran itu sendiri
berfungsi
untuk
menyampaikan
dan
informasi serta mencari jawaban
menyalurkan materi ajar dari guru
atau memecahkan masalah terhadap
kepada
pertanyaan
siswa
lingkungan
sehingga
belajar
yang
tercipta
yang
dirumuskan.
kondusif
Dalam model pembelajaran inkuiri
dimana penerimanya dapat melakukan
siswa terlibat secara mental dan
proses belajar secara efisien dan
fisik
efektif. Salah satu media pembelajaran
permasalahan yang diberikan guru.
yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran adalah film dokumenter.
Pengertian
Film
untuk
memecahkan
suatu
Menurut Wina Sanjaya (2006:
196)
berpendapat
dokumenter
bahwa“pembelajaran inkuiri adalah
menurut Oemar Hamalik (1994: 92)
rangkaian kegiatan pembelajaran
berpendapat bahwa, “film dokumenter
yang
digunakan
memberikan
berpikir secara kritis dan analitis
gambaran yang sebenarnya tentang
untuk mencari dan menemukan
suatu
sendiri jawaban dari suatu masalah
bermaksud
cerita,
film
ini
bukan
pengulangan sesuatu kejadian atau
dibuat
seperti
diproduksi,
tetapi
film-film
yang
menggunakan
menekankan
pada
proses
yang dipertanyakan”.
Pendapat
dijelaskan
tersebut
bahwa
dapat
pembelajaran
masyarakat yang nyata dalam situasi
inkuiri mengharuskan siswa untuk
yang nyata pula”. Sehingga dengan
berpikir kritis dan logis dalam
demikian adanya film dokumenter
menyelesaikan suatu kasus yang
dapat merangsang cara berpikir siswa
dihadapi.
melalui pengalaman belajar yang dia
mengumpulkan
peroleh melalui film tersebut
mengidentifikasi
2. Pembelajaran Inkuiri
menganalisis suatu permasalahan
a. Pengertian pembelajaran inkuiri
Inkuiri merupakan pembelajaran
untuk
Siswa
harus
informasi
kemudian
menemukan
berdasarkan
dan
pengetahuan
solusi
yang
yang membimbing siswa untuk
mereka miliki.
memperoleh/
b. Langkah pembelajaran inkuiri
mendapatkan
Menurut Wina Sanjaya (2006:
Pada
langkah
ini
guru
201-205) Langkah- langkah dalam
membawa siswa pada suatu
pembelajaran inkuiri adalah sebagai
persoalan yang mengandung
berikut :
teka-teki. Beberapa hal yang
1) Orientasi, Beberapa hal yang
perlu
diperhatikan
dalam
dapat dilakukan dalam tahap
merumuskan masalah adalah:
orientasi adalah :
a) Masalah
a) Menjelaskan topik, tujuan,
dan hasil
belajar
yang
hendaknya
dirumuskan sendiri oleh
siswa.
Siswa
akan
diharapkan dapat dicapai
memiliki motivasi belajar
oleh siswa.
yang tinggi mana kala
b) Menjelaskan pokok-pokok
kegiatan
yang
harus
dilakukan oleh siswa untuk
mencapai
tahap
masalah yang mengandung
inkuiri
teka-teki dan jawabannya
dari
langkah
masalah
sampai
dengan
merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan
hendak dikaji.
dijelaskan
serta tujuan setiap langkah,
merumuskan
merumuskan masalah yang
b) Masalah yang dikaji adalah
langkah-langkah
mulai
dalam
Pada
tujuan.
ini
dilibatkan
pentingnya
topik dan kegiatan belajar.
pasti.
c) Konsep-konsep
dalam
masalah adalah konsepkonsep
yang
sudah
diketahui terlebih dahulu
oleh siswa.
3) Mengajukan Hipotesis
Hal ini dilakukan dalam
Salah satu cara yang dapat
rangka
dilakukan
memberikan
motivasi belajar siswa.
2) Merumuskan Masalah
guru
untuk
mengembangkan kemampuan
berhipotesis pada setiap anak
adalah dengan mengajukan
berbagai
pertanyaan
yang
dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban
sementara
atau
merumuskan
perkiraan
dapat
berbagai
c. Kelebihan
dan
kelemahan
pembelajaran inkuiri
Menurut Sanjaya (2006: 208)
yang disimpulkan oleh peneliti
model inkuiri memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan,
diantaranya :
kemungkinan
jawaban
dari
suatu
permasalahan yang dikaji.
Peran guru dalam tahapan ini
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
a) Model pembelajaran yang
menekankan
4) Mengumpulkan Data
adalah
1) Keunggulan
yang
dapat mendorong siswa untuk
berpikir mencari informasi
kepada
pengembangan
kognitif,
aspek
afektif,
psikomotor.
dan
Model
pembelajaran
yang
sekaligus
dapat
mengembangkan 3 ranah
yang dibutuhkan.
belajar siswa
5) Menguji Hipotesis
adalah
b) Model inkuiri memberikan
proses menentukan jawaban
ruang kepada siswa untuk
yang dianggap diterima sesuai
belajar sesuai dengan gaya
dengan data atau informasi
belajar
yang diperoleh berdasarkan
dibeikan kebebasan untuk
pengumpulan data.
mentukan
Menguji
hipotesis
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan
adalah
proses
mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis.
mereka.
cara
Siswa
belajara
mereka. Siswa tidak harus
terpaku pada satu gaya
belajar
misalakan
menghafal.
c) Model pembelajaran yang
dianggap sesuai
dengan
perkembangan
belajar
modern yang menganggap
adalah
belajar
proses
batasan atau mengontrol
perubahan tingkah laku,
proses pembelajaran yang
jadi
berlangsung di kelas.
adalah
bukan
ditentukan
belajar
hanya
memberikan
oleh
hasil
b) Model
kognitif
saja
inkuiri
juga
dilaksanakan
melainkan
pembelajaran
akan
sulit
jika
siswa
menekankan pada kualiatas
belum
proses
model pembelajarannnya.
pembelajaran itu
sendiri.
terbiasa
Sehingga
d) Dapat melayani kebutuhan
dengan
diperlukan
pembeiasaan kepada siswa
memiliki
agar model pembelajaran
kemampuan di atas rata-
inkuiri yang dilakukan bisa
rata. Artinya, siswa yang
berjalan masksimal.
siswa
yang
memiliki
kemampuan
c) Memerlukan waktu yang
belajar yang bagus tidak
panjang
akan terlambat oleh siswa
pembelajarannnya.
yang lemah dalam belajar.
seperti
pembelajaran
lainnya,
pembelajaran
2) Kekurangan
a) Sulit mengontrol kegiatan
dan
keberhasilan
siswa
dalam
proses
Tidak
inkuiri menekankan pada
kualiatas
proses
karena setiap siswa diberi
pembelajaran
kebebasan untuk belajar
untuk memperoleh kulitas
sesuai dengan keinginan
yang
mereaka. Standar penilaian
menyediakan waktu yang
keberhasilan
cukup
menjadi
sulit
belajar
di
ukur,
sehingga peran guru disini
baik
dengan
pelajaran
sehingga
guru
dan
harus
disesuaikan
jumlah
jam
kriteria
disiplin materi dengan menekankan
ditentukan
pembuatan keputusan tentang apa
d) Selama
keberhasilan
oleh
kemampuan
siswa
menguasai
pelajaran,
maka
inkuiri
akan
harus
model
dapat
dijelaskan
kritis
berpikir
oleh
dilihat dari kemampuan reflektif
seseorang
permasalahan
a. Pengertian berpikir kritis
kemampuan
untuk
satu
masalah
aktivitas mental yang tidak dapat
disiplin
dipisahkan dari kehidupan manusia.
secara konseptual
Kemampuan
pelajari sebelumnya.
setiap
individu berbeda antara satu dengan
lainnya
sehingga
pengembangan
Berpikir
adanya
kemampuan.
terjadi
dalam
dapat
yang
mereka hadapi. Dalam hal ini
3. Kemampuan Berpikir Kritis
berpikir
kemampuan
sulit
terhadap
salah
atau
dilakukan”. Dari pengertian ini
setiap guru.
adalah
dipercayai
materi
diimplementasikan
Berpikir
yang
mengatasi
disesuaikan
ilmu
atau
dengan
pemahaman
yang telah ia
b. Indikator berpikir kritis
Menurut
Ennis
(Muhfahroyin
2009
1993
:
91)
setiap
mengidentifikasi indikator berpikir
aktivitas mental manusia berfungsi
kritis yang dikelompokkan dalam
untuk
lima aspek sebagai berikut:
memformulasikan
atau
menyelesaikan masalah, membuat
keputusan serta mencari alasan
yang logis. Berpikir kritis menurut
Mc Peck 1981 dan Ennis 1985
(Kuswana,
2011:
21-22),
berpendapat bahwa “berfikir kritis
sebagai
ketepatan
penggunaan
skeptik reflektif dari suatu masalah
yang
dipertimbangkan
sesuai
1) Memberikan
penjelasan
sederhana
2) Membangun
keterampilan
dasar
3) Menyimpulkan
4) Memberikan penjelasan lanjut
5) Mengatur strategi dan teknik
4. Hasil Belajar
Belajar merupakan hal yang pasti
terjadi pada setiap individu. Seseorang
yang melakukan kegiatan belajar akan
mendapatkan hasil sebagai output dari
belajar
itu
Hasil
sendiri.
belajar
menurut Nana Sudjana (2010: 22).
Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman
belajarnya,
dimana
siswa
memperoleh hasil dari suatu
interaksi tindakan belajar. Diawali
dengan siswa mengalami proses
belajar, mencapai hasil belajar,
dan
menggunakan
hasil
belajar,yang semua itu mencakup
tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
ranah
afektif,dan
ranah
psikomotorik
Dari
definisi
menjelaskan
diatas
bahwa
hasil
peneliti
belajar
adalah segala kemampuan siswa yang
dimiliki oleh siswa setelah proses
pembelajaran. Hasil belajar disini tidak
hanya terbatas pada nilai akhir yang
diperoleh siswa. Hasil belajar meliputi
perkembangan kemampuan siswa dari
aspek kognitif, aspek afektif,dan aspek
psikomotorik.
Proses
pembelajaran
dikatakan baik bila guru mampu
mengembangkan ketiga ranah ini.
5. Pembelajaran Sosiologi
Dasar dari sebuah pembelajaran
adalah kurikulum, kurikulum memuat
segala
sesuatu
yang
dipersiapkan
untuk menunjang proses pembelajaran.
Setiap sekolah memiliki kesempatan
untuk
mengembangkan
kurikulum
yang sudah ada. Pengembangan itu
bisa
terlihat
silabus
dan
dari
pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. Silabus yang berisikan
standar
atau
acuan
pengajaran
pengajaran yang berisikan Standar
Kompetensi (SK), KD (Kompetensi
Dasar)dan
Selain
Indikator
itu
pembelajaran.
RPP
Pelaksanaan
(Rancangan
Pembelajaran)
dibuat oleh guru
yang
berisikan segala
aktivitas pembelajaran yang akan di
lakukan
di
perangkat
dalam
pembelajaran
dikembangkan
kebutuhan
Pembelajaran
kelas,
sesuai
guru
dan
sosiologi
kedua
tersebut
dengan
siswa.
dilakukan
untuk memberikan pengetahuan dasar
mengenai ilmu sosiologi kepada siswa.
Sosiologi merupakan salah satu
cabang dari ilmu pengetahuan sosial.
Sosiologi menjadi sebuah ilmu yang
sangat penting karena menyangkut
dengan kehidupan sosial manusia di
dalam masyarakat. Sosiologi adalah
pengetahuan atau ilmu tentang sifat
masyarakat, perilaku masyarakat, dan
berada di lingkungan sekitar, baik di
perkembangan masyarakat.Pentingnya
lingkungan keluarga, sekolah, maupun
sosiologi bagi peserta didik adalah
masyarakat luas. Dalam penelitian ini
untuk mengajarkan mengenai hidup
pokok bahasan materi sosiologi yang
bersosial
diajarkan di kelas XI IPS 1 adalah
dan
mengenal
tentang
berbagai aspek kehidupan sosial yang
Masyarakat
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian adalah penelitian
Data
tindakan
kelas
(PTK)
yang
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari tiga pertemuan
dengan dengan tahapan diantaranya
perencanaan
tindakan,
tindakan,
observasi
pelaksanaan
tindakan
dan
refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan
observasi
dan
tes,
wawancara dan dokumentasi.
Teknik
analisis
data
dalam
kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif
observasi
atau
kemampuan
dalam
yaitu
berpikir
pembelajaran.
dengan
pengamatan
kritis
siswa
Sedangkan
analisis data secara kuantitatif yaitu
dengan melakukan pre-test dan posttes untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa.
dan
sumber
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh hasil pengamatan terhadap
keadaan
pembelajaran
yang
sebenarnya dan mengandung informasi
yang
relevan
penelitian.
dengan
Data
kegiatan
penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber,
antara lain melalui informan yaitu guru
mata pelajaran sosiologi, selain itu
melalui
penelitian ini menggunakan analisis
secara
Multikultural
peristiwa
berlangsungnya
belajar
mengajar
yaitu
proses
kegiatan
mata
pelajaran
sosiologi di kelas XI IPS 1 dan melalui
dokumen yang berisi silabus, RPP,
nilai siswa serta, dokumentasi selama
pembelajaran.
Penelitian
dikatakan
berhasil apabila kemampuan berpikir
kritis setidaknya 70% siswa kritis
dengan kriteria baik dan sangat baik,
sedangkan untuk hasil belajar 75%
siswa tuntas
HASIL
TINDAKAN
DAN
dalam pembelajaran inkuiri pada siklus
PEMBAHASAN
I kemampuan berpikir kritis dan hasil
Pratindakan
belajar siswa mengalami peningkatan
Data kondisi awal dalam penelitian
namun
belum
memenuhi
target
tindakan kelas ini diperoleh setelah
keberhasilan penelitian. Jumlah siswa
peneliti
observasi
yang memenuhi kriteria berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis siswa dan
sebanyak 16 siswa dengan presentase
tes pada pratindakan. Kemudian dari
47,06%. Hasil belajar siswa yang
hasil pratindakan diketahui beberapa
diukur
permasalahan
dalam
pembelajaran
menunjukkan 19 siswa tuntas dengan
sosiologi
di
kelas
XI
presentase 55,88% dan rata-rata kelas
permasalahan
yang
harus
diatasi
melakukan
adalah
masih
IPS
1,
segera
rendahnya
melalui
tes
siklus
I
sebesar 75,09.
Siklus II
kemampuan berpikir kritis hasil belajar
Pelaksanaan tindakan siklus II lebih
siswa. Dari hasil observasi peneliti 2
difokuskan pada perbaikan kelemahan-
siswa
sudah memiliki kemampuan
kelemahan yang terjadi pada siklus I
berpikir kritis dengan presentase 5.88
sehingga diharapkan akan mampu
%. Hasil belajar siswa dari pre tes
meningkatkan capaian keberhasilan
yang dilakukan peneliti menunjukkan
penelitian. Pelaksanaan tindakan siklus
13 siswa tuntas dengan presentase
II
61.76 % dan rata-rata kelas 65,68.
pertemuan. Materi yang dibahas pada
Siklus I
saat pelaksanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan
3
kali
masih sama dengan materi pada
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
pertemuan siklus I yaitu masyarakat
Materi
multikultural.
dibahas
siklus
selama
I
yang
tindakan
dilaksanakan
pada
saat
pelaksanaan tindakan siklus I adalah
materi
masyarakat
Berdasarkan hasil observasi yang
multikultural.
dilakukan oleh peneliti jumlah siswa
Setelah peneliti melakukan tindakan
yang memiliki kemampuan berpikir
berupa pemanfaatan film dokumenter
kritis
mengalami
peningkatan
sebanyak 29 siswa dengan presentase
akan mudah menerima materi ajar
85,29%. Hasil belajar siswa yang
karena disampaikan dengan media
diukur melalui tes pada siklus II
yang lebih menarik.
menunjukkan
28
siswa
dikatakan
Selain
itu
pemanfaatan
dalam
film
tuntas dengan presentase 82,35% dan
dokumenter
pembelajaran
rata-rata kelas sebesar 80,06.
inkuiri yang mampu membuat siswa
PEMBAHASAN
aktif bertukar informasi dengan siswa
Penelitian ini merupakan penelitian
lainnya berdasarkan film yang sama,
tindakan kelas yang dilakukan dengan
dengan bertukar informasi inilah maka
memanfaatkan film dokumenter dalam
keterlibatan siswa akan semakin besar
pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian
dalam
menunjukkan bahwa film dokumenter
menjadikan proses pembelajaran lebih
dalam pembelajaran inkuiri memiliki
bermakna. Selain itu, pembelajaran ini
banyak
film
juga menimbulkan interaksi positif
gambaran
antar siswa dan antara guru dengan
nyata kepada siswa untuk memahami
siswa, sehingga iklim pembelajaran
suatu fenomena sosial yang terjadi.
menjadi lebih kondusif dan dapat
Siswa
meningkatkan
keunggulan
dokumenter
yaitu
memberikan
memperoleh
pengalaman
belajar
banyak
melalui
film
proses
sesuai
inkuiri
konstruktivisme
pembelajaran
yang
kemampuan
dan
berpikir
kritis dan hasil belajar siswa. Hal I ni
dokumenter. Sedangkan pembelajaran
adalah
pembelajaran
dengan
teori
dimana
belajar
teori
melatih siswa untuk berpikir kritis dan
mengataan
bahwa
logis terhadap suatu maslah. Dengan
dilakukan
dengan
merefleksikan
demikian adanya film dokumenter
pengalaman,
dan
membangun
dalam
inkuiri
pengetahuannya sendiri sesuai dengan
mempermudah guru dan siswa dalam
pengalaman belajarnya (Suyono, 2011:
pembelajaran.
dapat
58). Sehingga dengan demikian siswa
permasalahan
dapat belajar lebih baik ketika siswa
pembelajaran
menampilkan
Guru
suatu
melalui film dokumenter dan siswa
mampu
proses
ini
mengkonsruksikan
belajar
atau
pembelajaran
berpikir kritis siswa pada mata
sendiri dengan keterlibatan mereka
pelajaran sosiologi kelas XI IPS
sendiri dalam proses pembelajaran.
1 SMA Negeri Gondangrejo
Hal ini dikarenakan siswa diajarkan
tahun pelajaran 2015/2016. Pada
mencari, menemukan dan berbagi
pratindakan 5,88% siswa yang
informasi
kritis
membangun
konsep
yang
berkaitan
dengan
dalam
pembelajaran
menjadi 47,06% siswa kritis
pembelajaran.
Suatu penelitian dapat dikatakan
pada siklus I dan meningkat
berhasil apabila telah mencapai target-
menjadi 85,29% pada siklus II.
target yang telah ditentukan. Secara
2. Pemanfaatan film dokumenter
garis besar berdasarkan hasil penelitian
dalam
yang
hasil
dapat meningkatkan hasil belajar
pengolahan data yang telah dilakukan
sosiologi kelas XI IPS 1 SMA
peneliti
Negeri
diperoleh
dan
melalui
dari
pengamatan,
pembelajaran
inkuiri
Gondangrejo
tahun
dokumentasi, dan nilai evaluasi siklus
pelajaran 2015/2016. Pada pra
I dan II terbukti bahwa pemanfaatan
tindakan nilai rata-rata siswa
film dokumenter dalam pembelajaran
65,68 dengan prosentase 38,24%
inkuiri
meningkatkan
siswa yang tuntas dan meningkat
kemampuan berpikir kritis dan hasil
nilai rata-ratanya menjadi 70,09
belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 1
dengan prosentase 55,88% siswa
SMA
yang tuntas pada siklus I dan
dapat
Negeri
Gondangrejo
tahun
pelajaran 2015/2016.
mengalami
SIMPULAN DAN SARAN
siklus II dengan perolehan rata-
A. SIMPULAN
Hasil
penelitian
rata
menunjukkan
bahwa:
nilai
80,06
pada
dengan
prosentase ketuntasan sebesar
82,35%..
1. Pemanfaatan film dokumenter
dalam
peningkatan
pembelajaran
inkuiri
dapat meningkatkan kemampuan
B. SARAN
Berdasarkan
penelitian
tindakan
kelas yang telah dilaksanakan, maka
dapat disampaikan beberapa saran
mempraktikkan
yang
pembelajaran lainnya.
dapat
dipergunakan
sebagai
bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
dalam
proses
pembelajaran,
proses
b. Guru hendaknya belajar tentang
metode,
a. Siswa sebaiknya lebih berperan
dalam
model
pembelajaran
dan
yang
media
inovatif
kemudian menerapkannya dalam
khususnya selama pemanfaatan
pembelajaran
film
dalam
variasi dalam mengajar. Dengan
pembelajaran inkuiri, sehingga
adanya variasi dalam mengajar,
dapat meningkatkan kemampuan
siswa akan menjadi antusias dan
berpikir kritis dan hasil belajar
memiliki
siswa
pembelajaran. Selain media film
dokumenter
pada
mata
pelajaran
Sosiologi.
b. Siswa
motivasi
dokumenter
hendaknya
mengaplikasikan
pembelajaran
didapatkan
yang
selama
pembelajaran
ke
dapat
3. Bagi Sekolah
telah
Sebaiknya
dalam
dan
model
sekolah
senantiasa
proses
memberikan
dalam
evaluasi bagi guru-guru di sekolah
tersebut
2. Bagi Guru
pembekalan
agar
meningkatkan
a. Guru hendaknya mengupayakan
lanjut
ada
pembelajaran inkuiri.
hasil
kehidupan sehari-hari.
tindak
sehingga
guru
dan
dapat
kualitas
mengajarnya. Pembekalan tersebut
terhadap
berupa pelatihan penerapan mode,
telah
media dan metode inovatif dalam
dilaksanakan. Selain itu guru
upaya meningkatkan kualitas proses
juga harus mengenalkan media
pembelajaran dan kualitas siswa,
film
dan
salah satunya dengan menggunakan
pembelajaran inkuiri terhadap
media film dokumenter dan model
rekan sejawatnya agar dapat
pembelajaran inkuiri.
pembelajaran
yang
dokumenter
4. Bagi Peneliti Lain
a. Dalam
DAFTAR PUSTAKA
memanfaatkan
film
Hamalik,
Oemar.
(1994).
dokumenter dalam pembelajaran
Pendidikan.
inkuiri
Cipta Aditya Bakti.
hendaknya
menambahkan
peneliti
variasi-variasi
Sanjaya,
Wina.
Media
Bandung:
Strategi
(2006).
dalam tindakan yang dilakukan,
Pembelajaran
Berorientasi
sehingga mampu meningkatkan
Standar Proses
Pendidikan.
kemampuan berpikir kritis dan
Jakarta:
hasil belajar siswa seperti yang
Media Grup
diharapkan.
Prenada
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011).
b. Bagi peneliti yang menggunakan
variabel media film dokumenter
dan model pembelajaran inkuiri,
hendaknya
Kencana
menambahkan
Taksonomi Kognitif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan
Kemampuan
Berpikir
Kritis
sumber primer yang berasal dari
Siswa Melalui Pembelajaran
buku asing. Dengan adanya hal
Konstruktivistik.
tersebut, dapat digunakan untuk
Pendidikan dan Pembelajaran
menguatkan kajian teori
vol 16 No. 1.
Sudjana,
Nana.
Hasil
(2010).
Proses
Jurnal
Penilaian
Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.