PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Aulia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10270 21863 1 SM
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA
NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY METHOD TO IMPROVE
LEARNING ACHIEVEMENT SOCIOLOGY SUBJECT STUDENT IN X
SOCIAL SCIENCE 1 CLASS SENIOR HIGH SCHOOL GONDANGREJO
KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2016/2017.
Shafira Rizqi Aulia, Siti Rochani, Zaini Rohmad
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2017
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam (2)
siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS 1 SMA N GONDANGREJO
KARANGANYAR Tahun Pelajaran 2016/2017 sejumlah 36 siswa. Sumber data berasal
dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan
tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas X IIS 1 mulai dari tes pra tindakan,
siklus I dan siklus II yaitu pada pra tindakan rata-rata prestasi belajar siswa 70,25 naik
menjadi 78,75 pada siklus I dan mengalami peningkatan kembali sebesar 86,67 pada
siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas X IIS 1 SMA N
Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Metode Inkuiri, Prestasi Belajar.
ABSTRACT
This research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted in a cycle. Every
cycle consists of planning, action implementation, observation and reflection. The subject
of this research is student in X Social Science 1 class Senior High School Gondangrejo
Karanganyar as many as 36 students. The data sources come from teachers and students.
The main rechnique in data collection is by using observation and test, whie supporting
technique is by using interview and documentation. The data analysis is done by using
qualitative and quantitative descriptive technique. The result of this research showed that
the implementation of inquiry method can improve learning achievement Sociology
subject student in X Social Science 1 class starting from pre action test, cycle I, cycle II,
namely at pre action test the average study achievement of the students from 70, 25
increases to 78, 75 at cycle I, and increases again to 86,67 at cycle II. The conclusion of
this research is the implementation of inquiry method, it can improve learning
achievement Sociology subject student in X Social Science 1 Senior High School
Gondangrejo Karanganyar Academic Year 2016/2017.
Key words : Classroom Action Research, Inquiry Method, Learning Achievement
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal
menciptakan
yang memiliki peranan sangat penting
pembelajaran yang kondusif bagi peserta
dalam kehidupan seseorang. Karena
didik. Untuk itu diperlukan sebuah
dengan adanya pendidikan, seorang
perencanaan
individu
kurikulum,
akan
dapat
meningkatkan
suasana
dan
seperti
proses
penyiapan
penerapan
metode
kemampuan yang dimilikinya untuk
pembelajaran yang sesuai, pemilihan
bekal di masa mendatang. Selain itu
sumber belajar, dan media belajar untuk
pendidikan sendiri juga sangat berarti
mempermudah
dalam kemajuan suatu negara. Apabila
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar
pendidikan
peserta
dalam
suatu
negara
didik
dalam
berkembang
proses
menjadi
berkembang dengan baik tentu hal itu
pribadi yang berkualitas, baik dari segi
akan berdampak positif bagi negara dan
kognitif, karakter atau kepribadian dan
meningkatkan kualitas dari suatu negara
keterampilan. Dalam hal ini sekolah
tersebut. Sebuah pendidikan akan terus
merupakan salah satu wadah yang
berkembang dari waktu ke waktu.
menjadi tempat untuk menyalurkan
Pendidikan dapat kita peroleh semenjak
pendidikan
kita masih kecil sampai akhir hayat kita
merupakan kunci utama keberhasilan
nanti. Pendidikan sendiri tidak hanya
pendidikan bagi peserta didiknya. Guru
bersifat formal saja tetapi juga informal
sebagai pendidik memegang peranan
dan nonformal. Yang berarti bahwa
yang sangat penting untuk menciptakan
pendidikan dapat kita peroleh baik itu di
sebuah
dalam keluarga, lembaga pendidikan,
menyenangkan dan mampu dipahami
maupun dalam masyarakat.
oleh peserta didik. Dengan demikian
formal,
proses
dimana
pembelajaran
guru
yang
Pendidikan merupakan sesuatu
maka peserta didik nantinya akan
yang dibentuk yang bertujuan untuk
memperoleh pengalaman belajar dan
prestasi belajar sesuai dengan apa yang
dan tidak mampu mengembangkan
diharapkan.
kemampuan berfikirnya dengan baik.
Pembelajaran
adalah
Peneliti
proses
telah
melakukan
interaksi dua arah antara pendidik dan
observasi di SMA N Gondangrejo
peserta didik dalam sebuah lingkungan
Karanganyar yang terletak di JL. Solo-
belajar. Apabila guru dan peserta didik
Purwodadi
memiliki interaksi yang baik maka
Gondangrejo merupakan salah satu
proses pembelajaran akan berlangsung
SMA negeri yang berada di wilayah
dengan baik dan sebaliknya. Dalam
Kabupaten
proses pembelajaran tentunya tidak bisa
merupakan satu- satunya SMA negeri
dipungkiri bahwa terdapat beberapa
yang berada di Kecamatan Gondangrejo.
permasalahan
Dalam
yang
muncul.
KM
11.
SMA
Karanganyar,
proses
Negeri
sekaligus
Kegiatan
Belajar
Permasalahan yang sering dihadapi
Mengajar SMA N Gondangrejo sudah
misalnya rendahnya prestasi peserta
menggunakan Kurikulum 2013 yang
didik. Permasalahan prestasi belajar
baru diterapkan di kelas X pada tahun
seperti ini terjadi tidak serta merta
ajaran 2016/2017. Sedangkan pada kelas
disebabkan oleh peserta didik yang tidak
XI
mampu menerima materi pembelajaran
kurikulum
yang disampaikan oleh guru. Guru
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
sebagai
untuk
Karena peneliti melaksanakan Praktik
menciptakan proses pembelajaran yang
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N
kreatif, inovatif agar peserta didik
Gondangrejo
memiliki semangat belajar yang tinggi.
peneliti memfokuskan penelitiannya di
Namun realitanya masih sering dijumpai
SMA N Gondangrejo Karanganyar.
pendidik
dituntut
dan
XII
masih
lama
yaitu
Kurikulum
Karanganyar,
Berdasarkan
guru yang masih mengajar dengan cara
menggunakan
observasi
maka
yang
konvensional, seperti misalnya guru
sudah dilakukan oleh peneliti pada bulan
masih menggunakan metode ceramah
23 & 30 September 2016 di kelas X IIS
dalam menyampaikan materi, kurangnya
1
sumber belajar yang sesuai kebutuhan
Karanganyar peneliti mengidentifikasi
serta
metode
beberapa masalah yang muncul saat
pembelajaran yang digunakan. Sehingga
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
hal ini menyebabkan peserta didik pasif
diantaranya :
kurangnya
variasi
SMA
Negeri
Gondangrejo
1. Terdapat siswa yang masih belum
menit setelah bel berbunyi. Sebelum
siap menerima pelajaran. Jadwal mata
memulai pelajaran guru melakukan
pelajaran sosiologi di kelas X IIS 1
presensi
yaitu pada hari Jumat jam ke 1-3 yaitu
mengetahui peserta didiknya yang
pada pukul 07.00 - 09.15 WIB. Sesaat
tidak hadir. Dan pada hari itu peserta
setelah bel jam pertama berbunyi,
didik kelas X IIS 1 hadir semua.
pada saat guru bersama peneliti
Selain itu kurang siapnya peserta
berjalan menuju kelas X IIS 1 yang
didik juga dapat dilihat pada saat guru
letaknya di lantai satu peneliti melihat
akan memulai pelajaran, peserta didik
bahwa tampak 5 orang peserta didik
belum menyiapkan peralatan belajar
yaitu 3 siswa laki-laki dan 2 siswi
yang akan digunakan untuk belajar
perempuan masih duduk-duduk di
seperti LKS dan buku catatan.
depan kelas dan mengobrol satu sama
terlebih
dahulu
untuk
2. Kurangnya perhatian siswa kepada
lain. Setelah guru dan peneliti sampai
guru
di depan kelas barulah guru menyuruh
pembelajaran.
peserta didik untuk masuk ke dalam
Hal
kelas. Saat akan masuk kelas peneliti
pembelajaran
juga melihat 4 siswi perempuan yang
menjelaskan materi Sosiologi Bab II
masih menyapu kelas dan sibuk
mengenai Sosiologi Terapan dengan
membersihkan kelas. Sehingga guru
sub bab berbagai bentuk penerapan
dan peneliti menunggu beberapa
pengetahuan
menit
selesai
melihat bahwa tidak semua siswa
menit
memperhatikan guru. Dari 36 siswa
berlalu dan guru akan memulai
hanya ada sekitar 25 siswa (69,4%)
pelajaran datang 2 peserta didik satu
yang
siswa
siswi
penjelasan guru. Sedangkan 11 siswa
perempuan yang mengetuk pintu
(30,55%) ada yang mengobrol dengan
kelas dan ijin masuk kelas karena
teman
terlambat
guru
dibelakangnya, ada yang melamun,
kedua
melihat keluar kelas (lapangan),
peserta didik tersebut. Sehingga kelas
bermain alat tulisnya dan ada yang
baru dapat dikondisikan selama ± 15
mencoret-coret buku.
sampai
dibersihkan.
kelas
Setelah
laki-laki
oleh
memperbolehkan
dan
guru
±10
satu
dan
masuk
saat
ini
guru
terlihat
memulai
pada
saat
dan
guru
dimulai
sosiologi,
fokus
sebangku
peneliti
memperhatikan
maupun
teman
3. Guru
menggunakan
metode
siswa
yang
berada
di
bangku
belakang kurang mendengarkan apa
konvensional.
pembelajaran
yang disampaikan oleh guru sehingga
dimulai dengan materi Sosiologi
terlihat beberapa siswa yang duduk di
terapan guru menjelaskan materi
meja belakang tidak memperhatikan
dengan metode ceramah dengan
materi yang disampaikan guru bahkan
berdiri di depan kelas dan juga
siswa yang duduk di meja paling
terkadang duduk di kursi guru.
pojok kanan tidur.
Pada
saat
proses
Sumber belajar yang digunakan pun
6. Belum maksimalnya prestasi belajar
hanya berupa LKS (Lembar Kerja
siswa-siswi kelas X IIS 1 SMAN
Siswa) saja.
Gondangrejo Karanganyar.
4. Kurangnya partisipasi siswa dalam
Hal ini dapat terlihat pada saat test pra
mengikuti pembelajaran di kelas.
tindakan yang dilakukan peneliti pada
Hal ini dapat diketahui pada saat guru
tanggal 7 Oktober 2016 didapatkan
selesai menyampaikan materi dan
rata-rata kelas hanya sebesar 70,81.
guru
materi
Dari hasil tersebut dapat diketahui
beberapa
bahwa 15 siswa (41,6% ) dari 36
dengan
melakukan
review
mengajukan
pertanyaan kepada murid. Hanya ada
jumlah
sekitar 5 orang siswa (13,8%) yang
mendapatkan nilai di bawah KKM
aktif
yaitu 70.
menjawab
saat
guru
keseluruhan
siswa
yang
kepada
Berdasarkan identifikasi masalah
semua siswa. Sedangkan 31 (86,1%)
yang telah peneliti uraikan diatas dan
siswa lainnya cenderung diam.
kemudian
memberikan
pertanyaan
5. Kurangnya guru dalam menguasai
peneliti
bersama
guru
kolabolator melakukan sebuah refleksi
terkait proses pembelajaran yang telah
kelas.
pembelajaran
dilakukan. Menurut guru kolabolator
berlangsung dan penyampaian materi,
permasalahan utama di kelas X IIS 1
guru hanya memperhatikan siswa
adalah rendahnya kemampuan berfikir
yang duduk di deretan meja depan
peserta didik yang berdampak pada
dan hanya berdidi di depan kelas saja.
kurang maksimalnya prestasi belajar
Selain itu suara guru juga tidak terlalu
yang diperoleh peserta didik. Hal ini
keras sehingga hal ini menyebabkan
dapat diketahui dari masih banyaknya
Selama
proses
peserta didik yang mendapat nilai
memecahkan
dibawah KKM yaitu 70. Selain itu dari
dirumuskan. Artinya dalam metode
hasil
inkuiri menempatkan siswa sebagai
wawancara
mengungkapkan
guru
bahwa
juga
sebenarnya
subyek
permasalahan
belajar.
Dalam
proses
dalam mengajar beliau sudah berusaha
pembelajaran,
semaksimal mungkin agar prestasi yang
berperan
didapatkan oleh peserta didik sesuai
pelajaran melalui penjelasan guru secara
dengan harapan. Seperti misalnya dalam
verbal, tetapi mereka juga mampu untuk
proses
Belajar
menemukan konsep materi pembelajaran
Mengajar) terkadang guru memberikan
yang telah disampaikan oleh guru.
games agar peserta didik tidak bosan.
Dalam hal ini guru hanya berperan
Tetapi pada saat ulangan harian maupun
sebagai fasilitator yang membimbing
ulangan tengah semester prestasi belajar
peserta didik untuk menemukan konsep
yang diperoleh peserta didik masih
dengan mengajukan pertanyaan untuk
belum memuaskan.
memancing kemampuan siswa dalam
KBM
(Kegiatan
Berdasarkan refleksi yang telah
dilakukan
oleh
kolabolator
peneliti
tersebut,
dan
dalam
solusi
untuk
sebagai
tidak
hanya
penerima
materi
berfikir secara kritis. Dengan demikian
guru
maka siswa akan berusaha mencari
rangka
berbagai sumber belajar dan berdiskusi
perbaikan proses pembelajaran dan
mencari
siswa
yang
mengatasi
untuk menemukan jawaban.
Berdasarkan
latar
belakang
diperlukan
tersebut peneliti ingin melakukan suatu
Penelitian Tindakan Kelas. Dalam upaya
penelitian tindakan kelas (PTK) yang
perbaikan tersebut peneliti dan guru
berjudul “Penerapan Metode Inkuiri
kolabolator sepakat untuk menggunakan
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
metode inkuiri. Metode inkuiri ini
Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas X
mampu
IIS 1 SMA Negeri Gondangrejo Tahun
permasalahan
maka
membimbing
memperoleh
siswa
informasi
untuk
serta
Pelajaran 2016/2017”.
memecahkan suatu masalah terhadap
pertanyaan
yang telah dirumuskan.
METODE PENELITIAN
Dalam penerapannya, metode inkuiri ini
Penelitian Tindakan Kelas ini
lebih menekankan kepada aktivitas
dilaksanakan di kelas X IIS 1 SMA
siswa
Negeri Gondangrejo Karanganyar tahun
secara
maksimal
untuk
Penelitian ini
Tempat dilakukannya penelitian ini
dilaksanakan mulai dari bulan Januari
adalah di kelas X IIS 1 SMA N
sampai dengan bulan April 2017. Subjek
Gondnagrejo Karanganyar. Sehingga
penelitian tindakan kelas ini difokuskan
lokasi penelitian adalah di dalam
pada siswa kelas X IIS 1 SMA
kelas.
pelajaran 2016/2017.
Gondangrejo
Karanganyar
dengan
3. Arsip
jumlah siswa sebanyak 36 yang terdiri
Arsip merupakan sumber data yang
dari
penting
4 siswa laki-laki dan 34 siswa
dalam
suatu
penelitian,
karena dari arsip peneliti dapat
perempuan.
Bentuk penelitian ini adalah
memperoleh
informasi-informasi
Penelitian Tindakan Kelas. Bertujuan
yang diperlukan dalam penelitiannya.
untuk
Arsip
memperbaiki
kualitas
yang
diperlukan
dalam
pembelajaran dan meningkatkan prestasi
penelitian ini diantaranya adalah
belajar peserta didik kelas X IIS 1 SMA
silabus
Negeri Gondangrejo Karanganyar.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Data dan sumber data yang akan
dikumpulkan
seluruh
oleh
hasil
pembelajaran
peneliti
pengamatan
adalah
keadaan
yang sebenarnya dan
mengandung
informasi
terhadap
pembelajaran,
Rencana
nilai ulangan siswa kelas X IIS 1,
buku-buku referensi mata pelajaran
sosiologi kelas X, dan LKS kelas X.
4. Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan
sebuah
kegiatan penelitian. Data dan sumber
catatan peristiwa yang sudah berlalu.
data tersebut antara lain :
Dokumentasi
1. Informan
pelengkap
juga
dari
merupakan
observasi
Informan dalam penelitian ini adalah
wawancara.
guru mata pelajaran Sosiologi kelas X
berbentuk tulisan maupun gambar.
IIS
Dalam penelitian ini dokumentasi
1
SMA
N
Gondangrejo
Dokumentasi
dan
dapat
Yosi
berupa foto dan video pada saat
Alfiantara S. Pd dan seluruh peserta
berlangsungnya pembelajaran pada
didik kelas X IIS 1 SMA N
kelas X IIS 1 SMA N Gondangrejo
Gondangrejo Karanganyar.
Karanganyar.
Karanganyar
yaitu
2. Tempat dan Lokasi
Ibu
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
yaitu
observasi,
tes,
Teknik uji validitas data pada
tindakan
pra tindakan ini, peneliti melakukan
sebuah pengamatan untuk memperoleh
wawancara dan dokumentasi.
penelitian
hal yang penting untuk dilakukan. Dalam
kelas
ini
data awal mengenai keadaan yang akan
di teliti. Selain itu kegiatan pra tindakan
menggunakan triangulasi member check.
dimaksudkan
Triangulasi
mengidentifikasi
merupakan
pemeriksaan
keabsahan
teknik
data
yang
agar
peneliti
dapat
permasalahan
yang
sekiranya perlu untuk diperbaiki melalui
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
pemberian
data
keperluan
mengadakan kegiatan pra tindakan di
pengecekan atau sebagai pembanding
kelas X IIS 1 SMA Negeri Gondangrejo
terhadap
Karanganyar
tersebut
data
untuk
tersebut. Menurut
tindakan.
dengan
Peneliti
tujuan
untuk
Hopskin dalam Kunandar (2011;109),
mengidentifikasi
“member
terjadi di kelas pada saat berlangsungnya
memeriksa
check
merupakan
kembali
teknik
keterangan-
permasalahan
yang
pembelajaran Sosiologi.
Observasi
keterangan atau informasi data yang
pada
pembelajaran
telah diperoleh selama observasi ataupun
Sosiologi dilaksanakan sebanyak dua
wawancara dengan narasumber yang
kali yakni pada hari Jumat tanggal 23
relevan dengan PTK”. Dalam hal ini
September
peneliti perlu melakukan pengecekan
September 2016. Sedangkan pretest
terhadap data yang telah diperolehnya
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober
kepada pihak yang berhubungan dengan
2016. Pada tahap pra tindakan, peneliti
perolehan data tersebut.
menemukan
Indikator keberhasilan dari penelitian
yang
tindakan kelas ini dihitung berdasarka
pembelajaran.
prosentase siswa tuntas mengerjakan
permasalahan tersebut diantaranya :
post tes dan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh.
kegiatan pra tindakan merupakan sebuah
pada
tanggal
dari
30
permasalahan
saat
Hasil
a. Ditinjau
proses
identifikasi
segi
proses
pembelajaran
Dari
hasil
wawancara
dengan Ibu Yosi Alfiantara S.Pd
selaku
Pada sebuah penelitian tindakan,
dan
beberapa
muncul
HASIL TINDAKAN DAN
PEMBAHASAN
2016
guru
mata
pelajaran
Sosiologi kelas X IIS 1 SMA N
Gondangrejo
observasi
Karanganyar
pra
tindakan
dan
peneliti
pada
yang
Oktober
tanggal
2016
7
diketahui
dilaksanakan peneliti pada tanggal
bahwa prestasi belajar siswa
23 dan 30 September 2016, peneliti
kelas X IIS 1 SMA N
mengidentifikasi
Gondangrejo
beberapa
Karnganyar
permasalahan yang terdapat pada
dapat
proses pembelajaran Sosiologi di
memuaskan karena banyak
dalam kelas baik itu permasalahan
siswa yang belum memenuhi
yang terdapat pada guru maupun
Kriteria Ketuntasan Minimal
siswa-siswi
1.
(KKM) yaitu 70. Dari hasil
Permasalan yang ditemukan peneliti
test tersebut diketahui bahwa
tersebut diantaranya sebagai berikut
sebanyak 41,6 % atau 15
:
siswa belum memenuhi KKM
kelas
X
IIS
dikatakan
belum
sementara 58,3 % atau 21
1) Terdapat siswa yang masih
menerima
siswa yang sudah memenuhi
pelajaran karena beberapa
KKM. Hal ini menunjukkan
siswa
bahwa
belum
siap
terlambat
masuk
N Gondangrejo masih kurang
2) Kurangnya perhatian siswa
terhadap
guru
3) Kurangnya
dalam
SIKLUS I
partisipasi
Tahap perencanaan siklus 1
mengikuti
dilakukan pada tanggal 11 Januari 2017
yang bertempat di ruang perpustakaan
pembelajaran di kelas.
kurang
menguasai
mengkondisikan
mampu
SMA N Gondangrejo Karanganyar pada
dan
sekitar pukul 12.00 siang saat jam
kelas
istirahat. Dalam kegiatan ini peneliti
bersama guru kolabolator merencanakan
dengan baik.
b. Ditinjau dari segi prestasi
pelaksanaan yang akan dilakukan pada
penelitian. Setelah berbincang-bincang
belajar
Berdasarkan
pretest
memuaskan.
saat
pembelajaran dimulai.
4) Guru
belajar
Sosiologi kelas X IIS 1 SMA
kelas.
siswa
prestasi
yang
hasil
dilakukan
cukup
lama,
kolabolator
peneliti
akhirnya
dan
guru
menyepakati
pelaksanaan tindakan penelitian akan
siswa. Jadi, dapat dikatakan prosentase
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
prestasi belajar siswa terdapat 86,11%
pada setiap siklusnya.
siswa dinyatakan tutas dan 13,88% siswa
Pada pertemuan pertama yang
dinyatakan belum tuntas. Selain itu, nilai
dilaksanakan
jam
rata-rata siswa kelas X IIS 1 SMA N
pelajaran (3x45 menit), peneliti dan guru
Gondnagrejo mengalami peningkatan
kolabolator
sebesar 78,75.
akan
selama
3
merencanakan
untuk
membahas materi Perilaku Menyimpang
Pada Siklus I ini indikator
dengan Sub bab proses pembentukan
ketercapaikan yang telah ditetapkan
perilaku
jenis-jenis
peneliti adalah 80% tuntas yang dihitung
perilaku menyimpang serta bentuk-
berdasarkan nilai KKM mata pelajaran
bentuk perilaku menyimpang dengan
sosiologi yaitu 70 dan nilai rata-rata hasil
menggunakan metode inkuiri. Pada
tes evaluasi siklus I ≥ 80. Hasil dari tes
pertemuan kedua yang dilaksanakan
siklus I diketahui sebanyak 86,11%
selama 3 jam pelajaran (3x45 menit),
peserta didik telah mencapai Kriteria
peneliti dan guru merencanakan untuk
Ketuntasan Minimal.
mereview pelajaran yang di sampaikan
SIKLUS II
menyimpang,
sebelumnya
kemudian
Tahap perencanaan siklus II
dilanjutkan
dengan presentasi hasil kerja kelompok
dilakukan
pada pertemuan pertama. Selanjutnya
kolabolator pada tanggal 10 Februari
pada
2017
pertemuan
ketiga
yang juga
peneliti
yang
bersama
bertempat
di
guru
ruang
dilaksanakan selama 3 jam pelajaran
perpustakaan SMA N Gondangrejo
(3x45
guru
Karanganyar. Pada perencanaan ini
melaksanakan
peneliti dan guru kolabolator sepakat
menit)
merencanakan
peneliti
untuk
dan
untuk melaksanakan siklus II selama 3
evaluasi siklus 1.
Berdasarkan analisis tes kognitif
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama
peserta didik pada Siklus I, diketahui
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
bahwa
yang
digunakan untuk penyampaian materi
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
tentang Pengendalian Sosial dengan
(KKM) sebanyak 29 siswa, sedangkan
menggunakan
yang
Selanjutnya
jumlah
belum
peserta
didik
mencapai
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 5
metode
pada
pertemuan
inkuiri.
kedua
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
digunakan untuk presentasi hasil diskusi
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
kelompok
Sedangkan
pada
pada
pertemuan
kedua.
dilaksanakan evaluasi siklus II dengan 2
pertemuan
ketiga
sesi.
Pelaksanaan pembelajaran pada
Siklus II dengan nilai rata-rata ≥85.
Siklus II ini dilaksanakan selama 3 kali
Berdasarkan tes evaluasi Siklus II yang
pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45
dilaksanakan peneliti pada tanggal 28
menit pada setiap pertemuannya. Pada
April 2017, terlihat bahwa peserta didik
pertemuan pertama akan digunakan guru
mengalami peningkatan prestasi belajar.
untuk
materi
Dalam evaluasi Siklus II ini, rata –rata
Pengendalian Sosial dengan menerapkan
yang diperoleh siswa kelas X IIS 1 juga
metode inkuiri dan dilanjutkan dengan
mengalami peningkatan yaitu 86,67
pembagian kelompok untuk diskusi.
dengan prosentase kenaikan prestasi
Kemudian pada pertemuan kedua akan
belajar sebesar 100%.
menyampaikan
digunakan untuk presentasi hasil diskusi
SIMPULAN
kelompok. Sedangkan pada pertemuan
Berdasarkan
ketiga akan dilaksanakan evaluasi Siklus
hasil
analisis
ini
penelitian tindakan kelas dari Siklus I
pelaksanaannya akan sedikit berbeda
dan Siklus II maka didapatkan hasil
dari evaluasi Siklus I. Dimana peneliti
bahwa penerapan metode inkuiri dapat
dan guru kolabolator telah sepakat untuk
meningkatkan prestasi belajar mata
melaksanakan evaluasi dengan 2 sesi dan
pelajaran Sosiologi peserta didik kelas X
soal yang berbeda. Soal akan dibuat
IIS 1 SMA N Gondangrejo Karanganyar.
menjadi 2 kode yaitu A dan B. Pada sesi
Hal ini dapat dilihat dari nilai
pertama nanti siswa yang mendapat kode
rata-rata yang dicapai dalam tahap pra
soal A akan melaksanakan tes terlebih
tindakan, siklus I dan siklus II. Dimana
dahulu, sedangkan siswa yang mendapat
pada tahap pra tindakan rata-rata prestasi
kode soal B akan menunggu di luar
belajar siswa sebesar 70,25, pada siklus I
kelas. Yang membedakan pelaksanaan
meningkat menjadi 78,75 dan pada
Siklus I dan Siklus II adalah peneliti dan
siklus
guru
menetapkan
peningkatan dengan rata-rata 86,67. Dari
indikator ketercapaian prestasi belajar
uraian di atas, maka dapat disimpulkan
peserta didik 85% tuntas tes evaluasi
bahwa dengan diterapkannya metode
II.
Pada
evaluasi
kolabolator
Siklus
telah
II
II
kembali
mengalami
inkuiri dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik kelas X IIS 1 SMA
d. Guru
hendaknya
melakukan
N Gondangrejo Karnganyar.
pendekatan kepada peserta didik
SARAN
baik di dalam kelas maupun diluar
Berdasarkan Penelitian Tindakan
kelas, hal ini bertujuan untuk
Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan
mengetahui
permasalahan
maka dapat disimpulkan beberapa saran
maupun kesulitan peserta didik
sebagai bahan pertimbangan antara lain:
dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya lebih kreatif dan
a. Siswa
hendaknya
menghargai
melaksanakan
keberadaan guru di dalam kelas
proses pembelajaran dengan cara
dengan memperhatikan apa yang
menerapkan
disampaikan
inovatif
dalam
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan, sehingga mampu
membuat peserta didik lebih
guru,
sehingga
perhatian siswa dapat terfokus
pada guru.
b. Siswa hendaknya
bertanya
lebih aktif
termotivasi untuk belajar dan
untuk
memiliki ketertarikan terhadap
mengungkapkan pendapat pada
pembelajaran sosiologi.
saat
diskusi
dan
berani
kelompok
serta
sering
antusias saat mengikuti proses
melibatkan peserta didik selama
pembelajaran, sehingga mampu
proses pembelajaran berlangsung,
meningkatkan
sehingga peserta didik akan lebih
pembelajaran.
b. Guru
sebaiknya
lebih
aktif untuk mempelajari materi
c. Siswa hendaknya lebih tertib dan
yang disampaikan dan interaksi
disiplin
dua arah antara guru dan murid
pembelajaran
dapat terjalin dengan baik.
meningkatkan
c. Guru sebaiknya lebih tegas dalam
kualitas
dalam
mengikuti
dan
lebih
kesadaran
diri
untuk tidak melakukan hal-hal
mengkondisikan peserta didiknya
yang tidak berkaitan
agar peserta didik dapat tertib saat
pembelajaran agar konsentrasi
mengikuti pembelajaran sehingga
belajar tidak terganggu.
waktu tidak terbuang sia-sia.
dengan
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan
dorongan kepada guru untuk
menerapkan
metode
pembelajaran yang variatif agar
Kunandar. (2011). Langkah Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Jakarta: PT Grafindo Persada.
Loloek & Sofan. (2013). Panduan
Memahami Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
proses
Majid,
Abdul.
(2013).
Strategi
Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
b. Sekolah hendaknya memberikan
Mulyasa, H. E. (2009). Praktik
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
meningkatkan
kualitas
pembelajaran.
buku pendamping dalam kegiatan
pembelajaran khususnya mata
pelajaran sosiologi agar siswa
memiliki pedoman belajar dalam
Salahudin, Anas. (2015). Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung :
Pustaka Jaya.
kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman
(2013).
Belajar
Nanang & Cucu. (2009). Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Refika Aditama.
dan
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Gulo,
W. (2008). Kurikulum dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Grasindo.
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta : Insan Madani.
Hariyanto & Suyono. (2012) Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. (2014). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hopkins, David. (2011). Panduan Guru:
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Igak & Kuswaya. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sardiman, A.M. (2001). Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative
Learning: “Teori, Riset dan
Praktik”. Bandung: Nusa Media.
Sriyanti, Lilik. (2013). Psikologi
Belajar. Yogyakarta : Penerbit
Ombak.
Suhana, Cucu (2014). Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung: Rafika
Aditama.
Sunarto, Kamanto. (2000). Pengantar
Sosiologi – Edisi Kedua. Jakarta:
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Suprijono, Agus. (2013). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
Paikem. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tampubolon, Saur. (2014). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Erlangga.
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA
NEGERI GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY METHOD TO IMPROVE
LEARNING ACHIEVEMENT SOCIOLOGY SUBJECT STUDENT IN X
SOCIAL SCIENCE 1 CLASS SENIOR HIGH SCHOOL GONDANGREJO
KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2016/2017.
Shafira Rizqi Aulia, Siti Rochani, Zaini Rohmad
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2017
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam (2)
siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS 1 SMA N GONDANGREJO
KARANGANYAR Tahun Pelajaran 2016/2017 sejumlah 36 siswa. Sumber data berasal
dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan
tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas X IIS 1 mulai dari tes pra tindakan,
siklus I dan siklus II yaitu pada pra tindakan rata-rata prestasi belajar siswa 70,25 naik
menjadi 78,75 pada siklus I dan mengalami peningkatan kembali sebesar 86,67 pada
siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas X IIS 1 SMA N
Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Metode Inkuiri, Prestasi Belajar.
ABSTRACT
This research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted in a cycle. Every
cycle consists of planning, action implementation, observation and reflection. The subject
of this research is student in X Social Science 1 class Senior High School Gondangrejo
Karanganyar as many as 36 students. The data sources come from teachers and students.
The main rechnique in data collection is by using observation and test, whie supporting
technique is by using interview and documentation. The data analysis is done by using
qualitative and quantitative descriptive technique. The result of this research showed that
the implementation of inquiry method can improve learning achievement Sociology
subject student in X Social Science 1 class starting from pre action test, cycle I, cycle II,
namely at pre action test the average study achievement of the students from 70, 25
increases to 78, 75 at cycle I, and increases again to 86,67 at cycle II. The conclusion of
this research is the implementation of inquiry method, it can improve learning
achievement Sociology subject student in X Social Science 1 Senior High School
Gondangrejo Karanganyar Academic Year 2016/2017.
Key words : Classroom Action Research, Inquiry Method, Learning Achievement
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal
menciptakan
yang memiliki peranan sangat penting
pembelajaran yang kondusif bagi peserta
dalam kehidupan seseorang. Karena
didik. Untuk itu diperlukan sebuah
dengan adanya pendidikan, seorang
perencanaan
individu
kurikulum,
akan
dapat
meningkatkan
suasana
dan
seperti
proses
penyiapan
penerapan
metode
kemampuan yang dimilikinya untuk
pembelajaran yang sesuai, pemilihan
bekal di masa mendatang. Selain itu
sumber belajar, dan media belajar untuk
pendidikan sendiri juga sangat berarti
mempermudah
dalam kemajuan suatu negara. Apabila
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar
pendidikan
peserta
dalam
suatu
negara
didik
dalam
berkembang
proses
menjadi
berkembang dengan baik tentu hal itu
pribadi yang berkualitas, baik dari segi
akan berdampak positif bagi negara dan
kognitif, karakter atau kepribadian dan
meningkatkan kualitas dari suatu negara
keterampilan. Dalam hal ini sekolah
tersebut. Sebuah pendidikan akan terus
merupakan salah satu wadah yang
berkembang dari waktu ke waktu.
menjadi tempat untuk menyalurkan
Pendidikan dapat kita peroleh semenjak
pendidikan
kita masih kecil sampai akhir hayat kita
merupakan kunci utama keberhasilan
nanti. Pendidikan sendiri tidak hanya
pendidikan bagi peserta didiknya. Guru
bersifat formal saja tetapi juga informal
sebagai pendidik memegang peranan
dan nonformal. Yang berarti bahwa
yang sangat penting untuk menciptakan
pendidikan dapat kita peroleh baik itu di
sebuah
dalam keluarga, lembaga pendidikan,
menyenangkan dan mampu dipahami
maupun dalam masyarakat.
oleh peserta didik. Dengan demikian
formal,
proses
dimana
pembelajaran
guru
yang
Pendidikan merupakan sesuatu
maka peserta didik nantinya akan
yang dibentuk yang bertujuan untuk
memperoleh pengalaman belajar dan
prestasi belajar sesuai dengan apa yang
dan tidak mampu mengembangkan
diharapkan.
kemampuan berfikirnya dengan baik.
Pembelajaran
adalah
Peneliti
proses
telah
melakukan
interaksi dua arah antara pendidik dan
observasi di SMA N Gondangrejo
peserta didik dalam sebuah lingkungan
Karanganyar yang terletak di JL. Solo-
belajar. Apabila guru dan peserta didik
Purwodadi
memiliki interaksi yang baik maka
Gondangrejo merupakan salah satu
proses pembelajaran akan berlangsung
SMA negeri yang berada di wilayah
dengan baik dan sebaliknya. Dalam
Kabupaten
proses pembelajaran tentunya tidak bisa
merupakan satu- satunya SMA negeri
dipungkiri bahwa terdapat beberapa
yang berada di Kecamatan Gondangrejo.
permasalahan
Dalam
yang
muncul.
KM
11.
SMA
Karanganyar,
proses
Negeri
sekaligus
Kegiatan
Belajar
Permasalahan yang sering dihadapi
Mengajar SMA N Gondangrejo sudah
misalnya rendahnya prestasi peserta
menggunakan Kurikulum 2013 yang
didik. Permasalahan prestasi belajar
baru diterapkan di kelas X pada tahun
seperti ini terjadi tidak serta merta
ajaran 2016/2017. Sedangkan pada kelas
disebabkan oleh peserta didik yang tidak
XI
mampu menerima materi pembelajaran
kurikulum
yang disampaikan oleh guru. Guru
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
sebagai
untuk
Karena peneliti melaksanakan Praktik
menciptakan proses pembelajaran yang
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N
kreatif, inovatif agar peserta didik
Gondangrejo
memiliki semangat belajar yang tinggi.
peneliti memfokuskan penelitiannya di
Namun realitanya masih sering dijumpai
SMA N Gondangrejo Karanganyar.
pendidik
dituntut
dan
XII
masih
lama
yaitu
Kurikulum
Karanganyar,
Berdasarkan
guru yang masih mengajar dengan cara
menggunakan
observasi
maka
yang
konvensional, seperti misalnya guru
sudah dilakukan oleh peneliti pada bulan
masih menggunakan metode ceramah
23 & 30 September 2016 di kelas X IIS
dalam menyampaikan materi, kurangnya
1
sumber belajar yang sesuai kebutuhan
Karanganyar peneliti mengidentifikasi
serta
metode
beberapa masalah yang muncul saat
pembelajaran yang digunakan. Sehingga
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
hal ini menyebabkan peserta didik pasif
diantaranya :
kurangnya
variasi
SMA
Negeri
Gondangrejo
1. Terdapat siswa yang masih belum
menit setelah bel berbunyi. Sebelum
siap menerima pelajaran. Jadwal mata
memulai pelajaran guru melakukan
pelajaran sosiologi di kelas X IIS 1
presensi
yaitu pada hari Jumat jam ke 1-3 yaitu
mengetahui peserta didiknya yang
pada pukul 07.00 - 09.15 WIB. Sesaat
tidak hadir. Dan pada hari itu peserta
setelah bel jam pertama berbunyi,
didik kelas X IIS 1 hadir semua.
pada saat guru bersama peneliti
Selain itu kurang siapnya peserta
berjalan menuju kelas X IIS 1 yang
didik juga dapat dilihat pada saat guru
letaknya di lantai satu peneliti melihat
akan memulai pelajaran, peserta didik
bahwa tampak 5 orang peserta didik
belum menyiapkan peralatan belajar
yaitu 3 siswa laki-laki dan 2 siswi
yang akan digunakan untuk belajar
perempuan masih duduk-duduk di
seperti LKS dan buku catatan.
depan kelas dan mengobrol satu sama
terlebih
dahulu
untuk
2. Kurangnya perhatian siswa kepada
lain. Setelah guru dan peneliti sampai
guru
di depan kelas barulah guru menyuruh
pembelajaran.
peserta didik untuk masuk ke dalam
Hal
kelas. Saat akan masuk kelas peneliti
pembelajaran
juga melihat 4 siswi perempuan yang
menjelaskan materi Sosiologi Bab II
masih menyapu kelas dan sibuk
mengenai Sosiologi Terapan dengan
membersihkan kelas. Sehingga guru
sub bab berbagai bentuk penerapan
dan peneliti menunggu beberapa
pengetahuan
menit
selesai
melihat bahwa tidak semua siswa
menit
memperhatikan guru. Dari 36 siswa
berlalu dan guru akan memulai
hanya ada sekitar 25 siswa (69,4%)
pelajaran datang 2 peserta didik satu
yang
siswa
siswi
penjelasan guru. Sedangkan 11 siswa
perempuan yang mengetuk pintu
(30,55%) ada yang mengobrol dengan
kelas dan ijin masuk kelas karena
teman
terlambat
guru
dibelakangnya, ada yang melamun,
kedua
melihat keluar kelas (lapangan),
peserta didik tersebut. Sehingga kelas
bermain alat tulisnya dan ada yang
baru dapat dikondisikan selama ± 15
mencoret-coret buku.
sampai
dibersihkan.
kelas
Setelah
laki-laki
oleh
memperbolehkan
dan
guru
±10
satu
dan
masuk
saat
ini
guru
terlihat
memulai
pada
saat
dan
guru
dimulai
sosiologi,
fokus
sebangku
peneliti
memperhatikan
maupun
teman
3. Guru
menggunakan
metode
siswa
yang
berada
di
bangku
belakang kurang mendengarkan apa
konvensional.
pembelajaran
yang disampaikan oleh guru sehingga
dimulai dengan materi Sosiologi
terlihat beberapa siswa yang duduk di
terapan guru menjelaskan materi
meja belakang tidak memperhatikan
dengan metode ceramah dengan
materi yang disampaikan guru bahkan
berdiri di depan kelas dan juga
siswa yang duduk di meja paling
terkadang duduk di kursi guru.
pojok kanan tidur.
Pada
saat
proses
Sumber belajar yang digunakan pun
6. Belum maksimalnya prestasi belajar
hanya berupa LKS (Lembar Kerja
siswa-siswi kelas X IIS 1 SMAN
Siswa) saja.
Gondangrejo Karanganyar.
4. Kurangnya partisipasi siswa dalam
Hal ini dapat terlihat pada saat test pra
mengikuti pembelajaran di kelas.
tindakan yang dilakukan peneliti pada
Hal ini dapat diketahui pada saat guru
tanggal 7 Oktober 2016 didapatkan
selesai menyampaikan materi dan
rata-rata kelas hanya sebesar 70,81.
guru
materi
Dari hasil tersebut dapat diketahui
beberapa
bahwa 15 siswa (41,6% ) dari 36
dengan
melakukan
review
mengajukan
pertanyaan kepada murid. Hanya ada
jumlah
sekitar 5 orang siswa (13,8%) yang
mendapatkan nilai di bawah KKM
aktif
yaitu 70.
menjawab
saat
guru
keseluruhan
siswa
yang
kepada
Berdasarkan identifikasi masalah
semua siswa. Sedangkan 31 (86,1%)
yang telah peneliti uraikan diatas dan
siswa lainnya cenderung diam.
kemudian
memberikan
pertanyaan
5. Kurangnya guru dalam menguasai
peneliti
bersama
guru
kolabolator melakukan sebuah refleksi
terkait proses pembelajaran yang telah
kelas.
pembelajaran
dilakukan. Menurut guru kolabolator
berlangsung dan penyampaian materi,
permasalahan utama di kelas X IIS 1
guru hanya memperhatikan siswa
adalah rendahnya kemampuan berfikir
yang duduk di deretan meja depan
peserta didik yang berdampak pada
dan hanya berdidi di depan kelas saja.
kurang maksimalnya prestasi belajar
Selain itu suara guru juga tidak terlalu
yang diperoleh peserta didik. Hal ini
keras sehingga hal ini menyebabkan
dapat diketahui dari masih banyaknya
Selama
proses
peserta didik yang mendapat nilai
memecahkan
dibawah KKM yaitu 70. Selain itu dari
dirumuskan. Artinya dalam metode
hasil
inkuiri menempatkan siswa sebagai
wawancara
mengungkapkan
guru
bahwa
juga
sebenarnya
subyek
permasalahan
belajar.
Dalam
proses
dalam mengajar beliau sudah berusaha
pembelajaran,
semaksimal mungkin agar prestasi yang
berperan
didapatkan oleh peserta didik sesuai
pelajaran melalui penjelasan guru secara
dengan harapan. Seperti misalnya dalam
verbal, tetapi mereka juga mampu untuk
proses
Belajar
menemukan konsep materi pembelajaran
Mengajar) terkadang guru memberikan
yang telah disampaikan oleh guru.
games agar peserta didik tidak bosan.
Dalam hal ini guru hanya berperan
Tetapi pada saat ulangan harian maupun
sebagai fasilitator yang membimbing
ulangan tengah semester prestasi belajar
peserta didik untuk menemukan konsep
yang diperoleh peserta didik masih
dengan mengajukan pertanyaan untuk
belum memuaskan.
memancing kemampuan siswa dalam
KBM
(Kegiatan
Berdasarkan refleksi yang telah
dilakukan
oleh
kolabolator
peneliti
tersebut,
dan
dalam
solusi
untuk
sebagai
tidak
hanya
penerima
materi
berfikir secara kritis. Dengan demikian
guru
maka siswa akan berusaha mencari
rangka
berbagai sumber belajar dan berdiskusi
perbaikan proses pembelajaran dan
mencari
siswa
yang
mengatasi
untuk menemukan jawaban.
Berdasarkan
latar
belakang
diperlukan
tersebut peneliti ingin melakukan suatu
Penelitian Tindakan Kelas. Dalam upaya
penelitian tindakan kelas (PTK) yang
perbaikan tersebut peneliti dan guru
berjudul “Penerapan Metode Inkuiri
kolabolator sepakat untuk menggunakan
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
metode inkuiri. Metode inkuiri ini
Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas X
mampu
IIS 1 SMA Negeri Gondangrejo Tahun
permasalahan
maka
membimbing
memperoleh
siswa
informasi
untuk
serta
Pelajaran 2016/2017”.
memecahkan suatu masalah terhadap
pertanyaan
yang telah dirumuskan.
METODE PENELITIAN
Dalam penerapannya, metode inkuiri ini
Penelitian Tindakan Kelas ini
lebih menekankan kepada aktivitas
dilaksanakan di kelas X IIS 1 SMA
siswa
Negeri Gondangrejo Karanganyar tahun
secara
maksimal
untuk
Penelitian ini
Tempat dilakukannya penelitian ini
dilaksanakan mulai dari bulan Januari
adalah di kelas X IIS 1 SMA N
sampai dengan bulan April 2017. Subjek
Gondnagrejo Karanganyar. Sehingga
penelitian tindakan kelas ini difokuskan
lokasi penelitian adalah di dalam
pada siswa kelas X IIS 1 SMA
kelas.
pelajaran 2016/2017.
Gondangrejo
Karanganyar
dengan
3. Arsip
jumlah siswa sebanyak 36 yang terdiri
Arsip merupakan sumber data yang
dari
penting
4 siswa laki-laki dan 34 siswa
dalam
suatu
penelitian,
karena dari arsip peneliti dapat
perempuan.
Bentuk penelitian ini adalah
memperoleh
informasi-informasi
Penelitian Tindakan Kelas. Bertujuan
yang diperlukan dalam penelitiannya.
untuk
Arsip
memperbaiki
kualitas
yang
diperlukan
dalam
pembelajaran dan meningkatkan prestasi
penelitian ini diantaranya adalah
belajar peserta didik kelas X IIS 1 SMA
silabus
Negeri Gondangrejo Karanganyar.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Data dan sumber data yang akan
dikumpulkan
seluruh
oleh
hasil
pembelajaran
peneliti
pengamatan
adalah
keadaan
yang sebenarnya dan
mengandung
informasi
terhadap
pembelajaran,
Rencana
nilai ulangan siswa kelas X IIS 1,
buku-buku referensi mata pelajaran
sosiologi kelas X, dan LKS kelas X.
4. Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan
sebuah
kegiatan penelitian. Data dan sumber
catatan peristiwa yang sudah berlalu.
data tersebut antara lain :
Dokumentasi
1. Informan
pelengkap
juga
dari
merupakan
observasi
Informan dalam penelitian ini adalah
wawancara.
guru mata pelajaran Sosiologi kelas X
berbentuk tulisan maupun gambar.
IIS
Dalam penelitian ini dokumentasi
1
SMA
N
Gondangrejo
Dokumentasi
dan
dapat
Yosi
berupa foto dan video pada saat
Alfiantara S. Pd dan seluruh peserta
berlangsungnya pembelajaran pada
didik kelas X IIS 1 SMA N
kelas X IIS 1 SMA N Gondangrejo
Gondangrejo Karanganyar.
Karanganyar.
Karanganyar
yaitu
2. Tempat dan Lokasi
Ibu
Teknik pengumpulan data yang
digunakan
yaitu
observasi,
tes,
Teknik uji validitas data pada
tindakan
pra tindakan ini, peneliti melakukan
sebuah pengamatan untuk memperoleh
wawancara dan dokumentasi.
penelitian
hal yang penting untuk dilakukan. Dalam
kelas
ini
data awal mengenai keadaan yang akan
di teliti. Selain itu kegiatan pra tindakan
menggunakan triangulasi member check.
dimaksudkan
Triangulasi
mengidentifikasi
merupakan
pemeriksaan
keabsahan
teknik
data
yang
agar
peneliti
dapat
permasalahan
yang
sekiranya perlu untuk diperbaiki melalui
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
pemberian
data
keperluan
mengadakan kegiatan pra tindakan di
pengecekan atau sebagai pembanding
kelas X IIS 1 SMA Negeri Gondangrejo
terhadap
Karanganyar
tersebut
data
untuk
tersebut. Menurut
tindakan.
dengan
Peneliti
tujuan
untuk
Hopskin dalam Kunandar (2011;109),
mengidentifikasi
“member
terjadi di kelas pada saat berlangsungnya
memeriksa
check
merupakan
kembali
teknik
keterangan-
permasalahan
yang
pembelajaran Sosiologi.
Observasi
keterangan atau informasi data yang
pada
pembelajaran
telah diperoleh selama observasi ataupun
Sosiologi dilaksanakan sebanyak dua
wawancara dengan narasumber yang
kali yakni pada hari Jumat tanggal 23
relevan dengan PTK”. Dalam hal ini
September
peneliti perlu melakukan pengecekan
September 2016. Sedangkan pretest
terhadap data yang telah diperolehnya
dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober
kepada pihak yang berhubungan dengan
2016. Pada tahap pra tindakan, peneliti
perolehan data tersebut.
menemukan
Indikator keberhasilan dari penelitian
yang
tindakan kelas ini dihitung berdasarka
pembelajaran.
prosentase siswa tuntas mengerjakan
permasalahan tersebut diantaranya :
post tes dan nilai rata-rata kelas yang
diperoleh.
kegiatan pra tindakan merupakan sebuah
pada
tanggal
dari
30
permasalahan
saat
Hasil
a. Ditinjau
proses
identifikasi
segi
proses
pembelajaran
Dari
hasil
wawancara
dengan Ibu Yosi Alfiantara S.Pd
selaku
Pada sebuah penelitian tindakan,
dan
beberapa
muncul
HASIL TINDAKAN DAN
PEMBAHASAN
2016
guru
mata
pelajaran
Sosiologi kelas X IIS 1 SMA N
Gondangrejo
observasi
Karanganyar
pra
tindakan
dan
peneliti
pada
yang
Oktober
tanggal
2016
7
diketahui
dilaksanakan peneliti pada tanggal
bahwa prestasi belajar siswa
23 dan 30 September 2016, peneliti
kelas X IIS 1 SMA N
mengidentifikasi
Gondangrejo
beberapa
Karnganyar
permasalahan yang terdapat pada
dapat
proses pembelajaran Sosiologi di
memuaskan karena banyak
dalam kelas baik itu permasalahan
siswa yang belum memenuhi
yang terdapat pada guru maupun
Kriteria Ketuntasan Minimal
siswa-siswi
1.
(KKM) yaitu 70. Dari hasil
Permasalan yang ditemukan peneliti
test tersebut diketahui bahwa
tersebut diantaranya sebagai berikut
sebanyak 41,6 % atau 15
:
siswa belum memenuhi KKM
kelas
X
IIS
dikatakan
belum
sementara 58,3 % atau 21
1) Terdapat siswa yang masih
menerima
siswa yang sudah memenuhi
pelajaran karena beberapa
KKM. Hal ini menunjukkan
siswa
bahwa
belum
siap
terlambat
masuk
N Gondangrejo masih kurang
2) Kurangnya perhatian siswa
terhadap
guru
3) Kurangnya
dalam
SIKLUS I
partisipasi
Tahap perencanaan siklus 1
mengikuti
dilakukan pada tanggal 11 Januari 2017
yang bertempat di ruang perpustakaan
pembelajaran di kelas.
kurang
menguasai
mengkondisikan
mampu
SMA N Gondangrejo Karanganyar pada
dan
sekitar pukul 12.00 siang saat jam
kelas
istirahat. Dalam kegiatan ini peneliti
bersama guru kolabolator merencanakan
dengan baik.
b. Ditinjau dari segi prestasi
pelaksanaan yang akan dilakukan pada
penelitian. Setelah berbincang-bincang
belajar
Berdasarkan
pretest
memuaskan.
saat
pembelajaran dimulai.
4) Guru
belajar
Sosiologi kelas X IIS 1 SMA
kelas.
siswa
prestasi
yang
hasil
dilakukan
cukup
lama,
kolabolator
peneliti
akhirnya
dan
guru
menyepakati
pelaksanaan tindakan penelitian akan
siswa. Jadi, dapat dikatakan prosentase
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
prestasi belajar siswa terdapat 86,11%
pada setiap siklusnya.
siswa dinyatakan tutas dan 13,88% siswa
Pada pertemuan pertama yang
dinyatakan belum tuntas. Selain itu, nilai
dilaksanakan
jam
rata-rata siswa kelas X IIS 1 SMA N
pelajaran (3x45 menit), peneliti dan guru
Gondnagrejo mengalami peningkatan
kolabolator
sebesar 78,75.
akan
selama
3
merencanakan
untuk
membahas materi Perilaku Menyimpang
Pada Siklus I ini indikator
dengan Sub bab proses pembentukan
ketercapaikan yang telah ditetapkan
perilaku
jenis-jenis
peneliti adalah 80% tuntas yang dihitung
perilaku menyimpang serta bentuk-
berdasarkan nilai KKM mata pelajaran
bentuk perilaku menyimpang dengan
sosiologi yaitu 70 dan nilai rata-rata hasil
menggunakan metode inkuiri. Pada
tes evaluasi siklus I ≥ 80. Hasil dari tes
pertemuan kedua yang dilaksanakan
siklus I diketahui sebanyak 86,11%
selama 3 jam pelajaran (3x45 menit),
peserta didik telah mencapai Kriteria
peneliti dan guru merencanakan untuk
Ketuntasan Minimal.
mereview pelajaran yang di sampaikan
SIKLUS II
menyimpang,
sebelumnya
kemudian
Tahap perencanaan siklus II
dilanjutkan
dengan presentasi hasil kerja kelompok
dilakukan
pada pertemuan pertama. Selanjutnya
kolabolator pada tanggal 10 Februari
pada
2017
pertemuan
ketiga
yang juga
peneliti
yang
bersama
bertempat
di
guru
ruang
dilaksanakan selama 3 jam pelajaran
perpustakaan SMA N Gondangrejo
(3x45
guru
Karanganyar. Pada perencanaan ini
melaksanakan
peneliti dan guru kolabolator sepakat
menit)
merencanakan
peneliti
untuk
dan
untuk melaksanakan siklus II selama 3
evaluasi siklus 1.
Berdasarkan analisis tes kognitif
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama
peserta didik pada Siklus I, diketahui
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
bahwa
yang
digunakan untuk penyampaian materi
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
tentang Pengendalian Sosial dengan
(KKM) sebanyak 29 siswa, sedangkan
menggunakan
yang
Selanjutnya
jumlah
belum
peserta
didik
mencapai
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 5
metode
pada
pertemuan
inkuiri.
kedua
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
digunakan untuk presentasi hasil diskusi
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit akan
kelompok
Sedangkan
pada
pada
pertemuan
kedua.
dilaksanakan evaluasi siklus II dengan 2
pertemuan
ketiga
sesi.
Pelaksanaan pembelajaran pada
Siklus II dengan nilai rata-rata ≥85.
Siklus II ini dilaksanakan selama 3 kali
Berdasarkan tes evaluasi Siklus II yang
pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45
dilaksanakan peneliti pada tanggal 28
menit pada setiap pertemuannya. Pada
April 2017, terlihat bahwa peserta didik
pertemuan pertama akan digunakan guru
mengalami peningkatan prestasi belajar.
untuk
materi
Dalam evaluasi Siklus II ini, rata –rata
Pengendalian Sosial dengan menerapkan
yang diperoleh siswa kelas X IIS 1 juga
metode inkuiri dan dilanjutkan dengan
mengalami peningkatan yaitu 86,67
pembagian kelompok untuk diskusi.
dengan prosentase kenaikan prestasi
Kemudian pada pertemuan kedua akan
belajar sebesar 100%.
menyampaikan
digunakan untuk presentasi hasil diskusi
SIMPULAN
kelompok. Sedangkan pada pertemuan
Berdasarkan
ketiga akan dilaksanakan evaluasi Siklus
hasil
analisis
ini
penelitian tindakan kelas dari Siklus I
pelaksanaannya akan sedikit berbeda
dan Siklus II maka didapatkan hasil
dari evaluasi Siklus I. Dimana peneliti
bahwa penerapan metode inkuiri dapat
dan guru kolabolator telah sepakat untuk
meningkatkan prestasi belajar mata
melaksanakan evaluasi dengan 2 sesi dan
pelajaran Sosiologi peserta didik kelas X
soal yang berbeda. Soal akan dibuat
IIS 1 SMA N Gondangrejo Karanganyar.
menjadi 2 kode yaitu A dan B. Pada sesi
Hal ini dapat dilihat dari nilai
pertama nanti siswa yang mendapat kode
rata-rata yang dicapai dalam tahap pra
soal A akan melaksanakan tes terlebih
tindakan, siklus I dan siklus II. Dimana
dahulu, sedangkan siswa yang mendapat
pada tahap pra tindakan rata-rata prestasi
kode soal B akan menunggu di luar
belajar siswa sebesar 70,25, pada siklus I
kelas. Yang membedakan pelaksanaan
meningkat menjadi 78,75 dan pada
Siklus I dan Siklus II adalah peneliti dan
siklus
guru
menetapkan
peningkatan dengan rata-rata 86,67. Dari
indikator ketercapaian prestasi belajar
uraian di atas, maka dapat disimpulkan
peserta didik 85% tuntas tes evaluasi
bahwa dengan diterapkannya metode
II.
Pada
evaluasi
kolabolator
Siklus
telah
II
II
kembali
mengalami
inkuiri dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik kelas X IIS 1 SMA
d. Guru
hendaknya
melakukan
N Gondangrejo Karnganyar.
pendekatan kepada peserta didik
SARAN
baik di dalam kelas maupun diluar
Berdasarkan Penelitian Tindakan
kelas, hal ini bertujuan untuk
Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan
mengetahui
permasalahan
maka dapat disimpulkan beberapa saran
maupun kesulitan peserta didik
sebagai bahan pertimbangan antara lain:
dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya lebih kreatif dan
a. Siswa
hendaknya
menghargai
melaksanakan
keberadaan guru di dalam kelas
proses pembelajaran dengan cara
dengan memperhatikan apa yang
menerapkan
disampaikan
inovatif
dalam
metode
pembelajaran
yang
menyenangkan, sehingga mampu
membuat peserta didik lebih
guru,
sehingga
perhatian siswa dapat terfokus
pada guru.
b. Siswa hendaknya
bertanya
lebih aktif
termotivasi untuk belajar dan
untuk
memiliki ketertarikan terhadap
mengungkapkan pendapat pada
pembelajaran sosiologi.
saat
diskusi
dan
berani
kelompok
serta
sering
antusias saat mengikuti proses
melibatkan peserta didik selama
pembelajaran, sehingga mampu
proses pembelajaran berlangsung,
meningkatkan
sehingga peserta didik akan lebih
pembelajaran.
b. Guru
sebaiknya
lebih
aktif untuk mempelajari materi
c. Siswa hendaknya lebih tertib dan
yang disampaikan dan interaksi
disiplin
dua arah antara guru dan murid
pembelajaran
dapat terjalin dengan baik.
meningkatkan
c. Guru sebaiknya lebih tegas dalam
kualitas
dalam
mengikuti
dan
lebih
kesadaran
diri
untuk tidak melakukan hal-hal
mengkondisikan peserta didiknya
yang tidak berkaitan
agar peserta didik dapat tertib saat
pembelajaran agar konsentrasi
mengikuti pembelajaran sehingga
belajar tidak terganggu.
waktu tidak terbuang sia-sia.
dengan
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan
dorongan kepada guru untuk
menerapkan
metode
pembelajaran yang variatif agar
Kunandar. (2011). Langkah Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Jakarta: PT Grafindo Persada.
Loloek & Sofan. (2013). Panduan
Memahami Kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
proses
Majid,
Abdul.
(2013).
Strategi
Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
b. Sekolah hendaknya memberikan
Mulyasa, H. E. (2009). Praktik
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
meningkatkan
kualitas
pembelajaran.
buku pendamping dalam kegiatan
pembelajaran khususnya mata
pelajaran sosiologi agar siswa
memiliki pedoman belajar dalam
Salahudin, Anas. (2015). Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung :
Pustaka Jaya.
kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman
(2013).
Belajar
Nanang & Cucu. (2009). Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Refika Aditama.
dan
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Gulo,
W. (2008). Kurikulum dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Grasindo.
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta : Insan Madani.
Hariyanto & Suyono. (2012) Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul. (2014). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hopkins, David. (2011). Panduan Guru:
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Igak & Kuswaya. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sardiman, A.M. (2001). Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta : Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative
Learning: “Teori, Riset dan
Praktik”. Bandung: Nusa Media.
Sriyanti, Lilik. (2013). Psikologi
Belajar. Yogyakarta : Penerbit
Ombak.
Suhana, Cucu (2014). Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung: Rafika
Aditama.
Sunarto, Kamanto. (2000). Pengantar
Sosiologi – Edisi Kedua. Jakarta:
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Suprijono, Agus. (2013). Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
Paikem. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran
Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tampubolon, Saur. (2014). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Erlangga.