LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA
BEBERAPA KELURAHAN DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN LENGKAP

AKBAR WIRAWAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA
BEBERAPA KELURAHAN DI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN LENGKAP


Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh
AKBAR WIRAWAN
E 281 15 011

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

HALAMAN PENGESAHAN
Judul

: Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada
Beberapa Kelurahan Di Kota Palu Provinsi

Sulawesi Tengah

Nama

: Akbar Wirawan

Stambuk

: E 281 15 011

Kelompok

: 2 (Dua)

Kelas

: AGT 1

Palu,


November 2016

Menyetujui,
Koordinator Asisten

Asisten Penanggungjawab

Fandi Akase, SP.

Syarifah Nur
NIM. E 281 14 070
Disahkan Oleh,
Dosen Penanggungjawab Praktikum
Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP.
NIP. 19571030 198403 1 003

RINGKASAN
Akbar Wirawan (E 281 15 011) Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada

Beberapa Kelurahan Di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah
merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan
mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan
tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung
atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain tekstur tanah, struktur, warna,
kedalaman, Bulk Density, porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat
tanah secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam
tanah seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.
Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Jl. Soekarno Hatta, Kota Palu
pada tanggal 01 Oktober 2016 dengan menggunakan metode ring. Dari hasil
pengamatan diperoleh hasil bahwa tanah di daerah tersebut terdiri dari 4 lapisan
dan belum membentuk horizon tanah serta memiliki warna yang berbeda dari
setiap lapisannya. Pada pengamatan ini, dijelaskan mengenai cara pengambilan
sampel tanah utuh dan tanah tidak utuh. Pengambilan contoh tanah utuh dan
contoh tanah tidak utuh kami laksanakan di Kelurahan Mamboro Boya,
Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 02
Oktober 2016. Sampel yang diambil berada pada lahan kosong milik warga yang
hannya di tumbuhi rerumputan liar, pohon sagu dan beberapa jenis pohon lainnya
Penetapan Warna Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 03 Oktober 2016 dengan dengan
metode buku Munsell Soil Color Chart. Warna tanah yang diambil dari beberapa
tempat yang berbeda memiliki warna yang bermacam-macam pula. Hal ini
disebabkan karena adanya kandungan bahan organik yang berbeda-beda, drainase,
tingkat pelapukan dan kesuburan tanah.
Penetapan Kadar Air dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2016 dengan
menggunakan metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelurahan
memiliki kadar air yang berbeda-beda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari
panau 26,5% dan terendah dari taipa 5%. Perbedaan ini disebabkan karena
perbedaan tekstur, struktur, kandungan bahan organik serta faktor iklim.
Penetapan Permeabilitas Tanah dilaksanakan di Laboratorium
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dengan menggunakan
metode hukum Darcy. Permeabilitas yang tertinggi berada pada sampel tanah
yang berasal dari Kelurahan Mamboro dan nilai permeabilitas tanah yang
terendah berada pada tanah yang berasal dari Kelurahan Lambara, hasil ini
menunjukkan bahwa sampel tanah pada daerah Mamboro memiliki tekstur yang
dengan pori-pori tanah yang labih besar bila di bandingkan dengan daerah lain,
begitupun pada sampel tanah dari daerah Lambara yang mana tingkat pori-pori
tanahnya lebih kecil sehingga tingkat permeabilitasnya pun kecil.


Penetapan Bulk Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 13 Oktober 2016 mengukur
berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan
volume total. Dari lima perbandingan nilai Bulk Density tanah dengan sampel
tanah yang berbeda-beda daerah, yang mana tanah yang memiliki nilai Bulk
Density yang tertinggi adalah tanah yang berasal ari daerah Kelurahan Panau, dan
tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang terendah dari kelurahan Baiya.
Perbedaan ini disebabkan oleh pori tanah, teksrur tanah dan padatan tanah.
Penetapan Porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 13 Oktober 2016 dengan
mencari perbandingan antara Bulk Density dengan Partikel Density . Berdasarkan
hasil percobaan porositas tanah di dapatkan tingkat porositas tanah berbeda-beda.
Porositas tanah yang tertinggi adalah tanah yang berasal dari kelurahan Baiya dan
tingkat porositas tanah yang terendah adalah tanah dari kelurahan Taipa.
Perbedaan disebabkan oleh adanya perbedaan iklim, suhu dan tekstur tanah.
Penetapan Tekstur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 18 Oktober 2016 dengan
menggunakan metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari
daerah yang berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan

yang mana tingkat tekstur tanahnya masing-masing berbeda ada yang fraksi pasir
yang mendominasi dan ada pula yang fraksi liatnya yang mendominasi.
Penetapan Reaksi Tanah (pH) dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan
menggunakan metode pH meter. Dari lima perbandingan penetapan reaksi tanah
dengan sampel tanah yang berbeda-beda daerah, pada pH H2O semua sampel
tanah termasuk pH basa dan pada pH KCl, semua sampel tanah termasuk pH
alkalis. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah tanah dengan pH
netral.
Penetapan C-Organik dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan
menggunakan metode Walkley and Black. Tanah yang memiliki tingkat bahan
organik yang tinggi adalah tanah yang berasal dari kelurahan Mamboro Boya dan
tanah yang memiliki tingkat bahan organik yang rendah berasaal dari kelurahan
Taipa. Kandungan bahan organik yang tinggi banyak di peroleh di permukaan
tanah karena proses dekomposisi bahan organik dan semakin tinggi bahan
organik, makan tingkat kesuburan tanah tersebut juga semakin tinggi.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita

berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik didalam kehidupan dialam dunia ini, lebih-lebih
kehidupan dialam akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin
kita capai menjadi lebih muda dan bermanfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudah penulis ucapkan kepada Orang Tua
penulis, Bapak/Ibu Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Kakak-kakak
Asisten Praktikum, serta teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum yang berjudul
“Analisis Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pada Beberapa Kelurahan di Kota
Palu Provinsi Sulawesi Tengah”.
Penulis menyadari, di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun
cara penyusunan kata. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
guna untuk menyempunakan laporan selanjutnya. Harapan dari penulis, semoga
apa yang penulis susun ini kiranya dapat bermanfat, baik untuk pribadi, temanteman, serta orang lain yang ingin mengambil ilmu pengetahuan.
Palu, November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................

i

HALAMAN SAMPUL DALAM.............................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................

iii

RINGKASAN...........................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR...............................................................................................

vi


DAFTAR ISI.............................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR................................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................

xi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................


1

1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................

2

1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................

2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Lokasi Praktikum............................................................

3

2.2. Pengertian Tanah dan Profil Tanah...............................................................

3

2.3. Pengertian Warna Tanah...............................................................................

4

2.4. Pengertian Kadar Air Tanah..........................................................................

5

2.5. Pengertian Permeabilitas Tanah....................................................................

5

2.6. Pengertian Bulk Density...............................................................................

7

2.7. Pengertian Porositas Tanah...........................................................................

8

2.8. Pengertian Tekstur Tanah.............................................................................

8

2.9. Pengertian Reaksi Tanah (pH)......................................................................

10

2.10. Pengertian C-Organik dan Bahan organik tanah...........................................

11

III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu........................................................................................

13

3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................

13

3.2.1. Profil tanah dan pengambilan contoh tanah.........................................

13

3.2.2. Warna tanah.........................................................................................

14

3.2.3. Kadar air tanah....................................................................................

14

3.2.4. Permeabilitas tanah..............................................................................

14

3.2.5. Bulk density.........................................................................................

14

3.2.6. Porositas tanah.....................................................................................

14

3.2.7. Tekstur tanah.......................................................................................

15

3.2.8. Reaksi tanah (pH)................................................................................

15

3.2.9. C-organik dan bahan organik tanah.....................................................

15

3.3 Cara Kerja.....................................................................................................

15

3.3.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah.........................................

15

3.3.2. Warna tanah.........................................................................................

16

3.3.3. Kadar air tanah....................................................................................

16

3.3.4. Permeabilitas tanah..............................................................................

17

3.3.5. Bulk density.........................................................................................

18

3.3.6. Porositas tanah.....................................................................................

19

3.3.7. Tekstur tanah.......................................................................................

19

3.3.8. Reaksi tanah (pH)................................................................................

20

3.3.9. C-organik dan bahan organik tanah.....................................................

21

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah.................................................

22

4.2. Warna Tanah...................................................................................................

25

4.3. Kadar Air Tanah.............................................................................................

26

4.4. Permeabilitas Tanah........................................................................................

28

4.5. Bulk Density...................................................................................................

29

4.6. Porositas Tanah..............................................................................................

31

4.7. Tekstur Tanah.................................................................................................

32

4.8. Reaksi Tanah (pH)..........................................................................................

34

4.9. C-Organik dan Bahan Organik Tanah.............................................................

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................................

37

5.2 Saran..............................................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

39

LAMPIRAN..............................................................................................................

41

BIODATA PENULIS................................................................................................

46

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman
41
41
Perhitungan Bulk Density Tanah................................................................ 41
Perhitungan Porositas Tanah...................................................................... 42
Perhitungan Tekstur Tanah........................................................................ 42
Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah................................... 44
Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah..................................................... 44
Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah............................................... 44
Dokumentasi Penetapan Tekstur Tanah..................................................... 45

1. Perhitungan Kadar Air Tanah ...................................................................
2. Perhitungan Permeabilitas Tanah...............................................................
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman
41
41
Perhitungan Bulk Density Tanah................................................................ 41
Perhitungan Porositas Tanah...................................................................... 42
Perhitungan Tekstur Tanah........................................................................ 42
Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah................................... 44
Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah..................................................... 44
Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah............................................... 44
Dokumentasi Penetapan Tekstur Tanah..................................................... 45

10. Perhitungan Kadar Air Tanah ...................................................................
11. Perhitungan Permeabilitas Tanah...............................................................
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman
41
41
Perhitungan Bulk Density Tanah................................................................ 41
Perhitungan Porositas Tanah...................................................................... 42
Perhitungan Tekstur Tanah........................................................................ 42
Perhitungan C-Organik dan Bahan Organik Tanah................................... 44
Dokumentasi Pengamatan Profil Tanah..................................................... 44
Dokumentasi Pengambilan Sampel Tanah............................................... 44
Dokumentasi Penetapan Tekstur Tanah..................................................... 45

19. Perhitungan Kadar Air Tanah ...................................................................
20. Perhitungan Permeabilitas Tanah...............................................................
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah

merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan
mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan
tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung
atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain Tekstur Tanah, struktur, warna,
kedalaman, Bulk Density, Porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat
tanah secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam
tanah seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.
Apabila diperhatikan lebih seksama, tanah bukanlah terdiri dari benda padat
yang pejal melainkan ternyata tersusun dari 4 bagian penyusun tanah, yaitu bahan
mineral (an-organik), bahan-bahan organik atau sisa tanaman dan hewan, air tanah
dan udara tanah. Keempat bagian penyusun tanah tersebut bergabung satu sama
lain membentuk suatu sistem yang kompleks, yaitu tanah, yang merupakan media
yang baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup
menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman (Hardjowigeno, 2003)
Tanah terbentuk dan berkembang dari proses-proses alami, adanya
diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon, terdapat beberapa hal yang
membedakan antara sifat bahan induk dengan horizon tanah yang terbentuk.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam
langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.
1.2

Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah untuk
mengetahui analisis sifat fisika dan sifat kimia tanah di beberapa Kelurahan di
Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
1.2

Manfaat Praktikum
Manfaat Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah

mahasiswa menjadi tahu sifat-sifat fisika dan sifat kimia serta karakteristik tanah
di beberapa Kelurahan di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Pengambilan contoh sampel tanah utuh (tanah tidak terganggu) dan sampel tanah
tidak utuh (tanah terganggu) dilaksanakan di Kelurahan Mamboro Boya disebuah kebun
milik warga yang jauh dari pemukiman. Letak daerah pengambilan sampel tanah ini
adalah sebelah timur dari pemukiman warga, sebelah barat pegunungan Mamboro Boya,
sebelah selatan peternakan sapi dan sebelah utara perkebunan sagu dan kelapa. Adapun
tanaman yang hidup disekitar daerah pengambilan sampel tanaman sagu, tanaman pisang,
jati dan beberapa jenis rerumputan liar.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah
2.2

Pengertian Tanah dan Profil Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat

tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Profil tanah merupakan
irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah, yang
biasanya terdiri dari horizon-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang
masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horison O-A disebut lapisan tanah
atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah. Tanah terdiri dari partikel
pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang
meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena adanya
interaksi antara Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer dan biosfer inilah merupakan
campuran dari konstituen mineral yang dalam keadaan padat, cair dan gas yang
selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang (Hanafiah, 2004).
2.3

Pengertian Warna Tanah
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan, walaupun

warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah. Tetapi terkadang dapat
dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah. Warna tanah merupakangabungan
berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara
proporsional dari total campuran warna yang ditentukan atau di pantulkan oleh
permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang
dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan
spesifik, maka menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah (Hanafiah, 2014).

2.4

Pengertian Kadar Air Tanah

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir
seluruhnya berasal dari udara dan atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat
merembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di
permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air infiltrasi tadi bila dalam
jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertikal dan meninggalkan
daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai pada lapisan yang
kedap air yang kemudian terkumpul menjadi air tanah atau sering disebut ground water
(Fitri, 2013)
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman dikurangi dengan persentase keadaan tanah pada titik layu
permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah.
Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang
rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan
dengan hal yang tadi (Hanafiah, 2004)
2.5

Pengertian Permeabilitas Tanah
Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui

pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah
kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini
memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang
lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya
pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat
alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di
tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda (Winda,
2010).

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah
koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung
butiran-butiran halus memiliki harga yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien
permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas
untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan
permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari lempung yang tidak bercelah
(Hardjowigeno, 2003).
Tabel 1. Klasifikasi Permeabilitas Tanah
No.

Kelas

Permeabilitas (cm/jam)

1

Sangat lambat

< 0,125

2

Lambat

0,125 – 0,50

3

Agak lambat

0,50 - 6,25

4

Sedang

2,0 – 6,25

5

Agak cepat

6,25 – 12,5

6

Cepat

12,5 – 25

7

Sangat cepat

> 25

Sumber: Habib, 2012.

2.6

Pengertian Bulk Density Tanah

Bulk Density adalah ukuran pengepakan atau kompersi partikel-partikel tanah
(pasir, liat dan debu). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan partikelpartikel tanah itu.bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah
dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus tanah dan untuk pertumbuhan akar
tersebut. Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan
tanah, bahan organik, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah (Aris, 2013).
Tabel 2. Klasifikasi Bulk Density Tanah
No
1
2
3

Kriteria

Kriteria

< 0,9

Tanah Gambut

1-1,7

Tanah Mineral

> 1,7

Batu

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,
Palu, 2016.
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan
tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perakaran tanaman, pori
makro tebatas dan penetrasi air terhambat. Bulk Density adalah perbandingan berat tanah
kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah (Aris, 2013).

2.7

Pengertian Porositas Tanah

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density), semakin padat tanah berarti
semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin kecil. Sebaliknya semakin
mudah tanah menyerap air, maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar
(Samrowijaya, 2014).
Lapisan-lapisan tanah dengan sejumlah ruang pori, dimana keberadaan ruang pori
tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh air dan udara. Jumlah air yang
bergerak didalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan jumlah dan ukuran pori yang ada
dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah bervariasi, dari satu horizon ke horizon
lainnya, sama halnya dengan sifat tanah lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh struktur
dan tekstur tanah (Hanafiah, 2014).
2.8

Pengertian Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang ditentukan oleh
banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir berukuran 2 mm kebawah.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanahyang dinyatakan sebagai
perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi liat dan fraksi debu (Sarma,
2015).

Gambar 2. Segitiga Tekstur
Tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam, terjadi dalam bentuk profil
berasal dari suatu campuran yang berubah-ubah dari pecahan mineral yang mengalami
pelapukan dan sisa-sisa bahan organik yang meliputi bumi denga air memberikan
kekuatan mekanik sebagai makanan bagi tumbuha (Soegiman, 2007).
Tekstur tanah dapat menentukan sifat fisik dan kimia serta mineral tanah.
Partikel-pertikel tanah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok tertentu berdasarkan
ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat dan sifat lainnya. Tanah
dibagi menjadi dua belas kelas seperti yang tertera pada segitiga tekstur tanah yang
meliputi pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir,
lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, bebu, liat berpasir, liat berdebu
dan liat (Sarma, 2015).

2.9

Pengertian Reaksi Tanah (pH)

Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena menunjukkan
adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungnnya dengan sifatsifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi
konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang
lain (Sarma, 2015).
Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan
mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Tanah yang telalu masam dapat
dinaikkan pH nya dengan menambahakan zat kapur didalamnya, sedangkan tanah yang
terlalu alkalis/basa dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan belerang.
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab terhadap pH dan
ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dengan semua
pembentukan serta sifat-sifat tanah (Winarso, 2015).
Tabel 3. Klasifikasi reaksi tanah (pH)
pH

Kelas

< 4,5

Sangat masam

4,5 – 5.5

Masam

5,6 – 6,5

Agak Masam

6,6 – 7,5

Netral

7,6 – 8,5

Agak alkalis

> 8,5
Sumber: Erfan, 2011.

Alkalis

2.10

Pengertian C-Organik dan Bahan Organik

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks
dan dinamis. Yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat didalam tanah
yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi fakrot biologis,
kimia dan fisika. Kadar C-Organik dalam tanah bervariasi, tanah mineral biasanya
mengandung C-Organik 1-9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan
dapat mengandung 40-50%

C-Organik dan biasanya kurang dari 1% di tanah gurun

pasir (Fadilah, 2010).
Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga
pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon
tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan
biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah, sehingga
keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme sehingga
meningkatkan proses dekomposisi tanah (Utami, 2003).
Tabel 4. Klasifikasi C-Organik Tanah
No.

Kriteria

Keterangan

1

5

Sangat Tinggi

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,
Palu 2016

Kandungan c-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10 cm memiliki
kandungan C-organik 4 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,38 % dan kedalaman 20-30 cm
adalah 2,52 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm
kandungan C-organik adalah 5,00 %, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67 % dan kedalaman
20-30 adalah 2,38 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi III pada kedalaman
0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,63 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,89 % dan
kedalaman 20-30 cm adalah 3,56 % dengan harkat tinggi hingga sangat tinggi. kandungan
C-organik cenderung menurun dengan semakin dalamnya tanah. Hal ini dapat disebabkan
oleh akumulasi bahan organik yang berasal dari dekomposisi seresah lebih banyak di
bagian atas (Supriono, 2009).

III. METODE PRAKTEK
3.1

Tempat dan Waktu
Praktikum pengamatan profil tanah di Laksanakan di Jl. Soekarno Hatta,

Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada

tanggal 01 Oktober 2016.

Pengambilan sampel tanah di Laksanakan di Kelurahan Mamboro Boya, Kec.
Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 06 Oktober 2016.
Praktikum

penetapan

Warna

Tanah,

Penetapan

Kadar

Air,

Penetapan

Permeabilitas, Penetapan Bulk Density, Penetapan Porositas, Penetapan Tekstur,
Penetapan Reaksi Tanah (pH) dan Penetapan C-Organik Tanah di Laksanakan di
Laboratorium Agoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
Praktikum dilaksanakan setiap hari selasa pukul 13.00 WITA sampai selesai.
Mulai dari tanggal 01 Oktober sampai tanggal 25 Oktober 2016.
3.2

Alat dan Bahan

3.2.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah
Alat yang digunakan pada praktikum pengamatan profil tanah dan
Pengambilan Contoh Tanah adalah sekop, linggis, ring, cutter, plastik gula, karet
gelang, sendok semen, meteran, palu dan balok. Bahan yang digunakan adalah air,
sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh.

3.2.2 Warna tanah
Alat yang digunakan pada penetapan warna tanah adalah buku Munsell
Soil Color Chart, plastik es dan labu semprot. Bahan yang digunakakan adalah
sampel tanah dari empat lapisan dan air.
3.2.3 Kadar air tanah
Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar air tanah adalah
cawan aluminium, neraca analitik, dan oven. Bahan yang digunakan adalah
sampel tanah tidak utuh.
3.2.4 Permeabilitas tanah
Alat yang digunakan pada Penetapan Permeabilitas Tanah adalah
permeameter, ring sampel, kran sumber air, gelas ukur (25-500 ml) dan jangka
sorong. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh.
3.2.5 Bulk Density tanah
Alat yang digunakan pada Penetapan Bulk Density adalah ring, neraca
analitik, cangkul, oven, eksikator, tangkai penjepit, dan cawan aluminium. Bahan
yang digunakan adalah sampel tanah utuh.
3.2.6 Porositas Tanah
Alat yang digunakan pada Penetapan Porositas Tanah adalah ring sampel,
oven, eksikator dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah contoh sampel
tanah utuh.

3.2.7 Tekstur tanah
Alat yang digunakan pada Penetapan Tekstur Tanah adalah neraca analitik,
gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan berukuran 50 nm dan
100 nm, mesin pemanas listrik, bak perendam, pipet dengan volume 10 ml dan 50
ml, oven, dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan adalah Hidrogen
peroksida (H2O2) 30%, HCl 0,2 N, Calcon dan sampel tanah tanah utuh.
3.2.8 Reaksi tanah (pH)
Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca
analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml gelas
kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang digunakan
adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.
3.2.9 C-Organik dan bahan organik tanah
Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca
analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100
ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k 2Cr2O7),
asam sulfat pekat dan sampel tanah.
3.3

Cara Kerja

3.3.1

Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara membersihkan

terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah
dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah.
Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan balok
kemudian dipukul hingga keduanya tenggelam. Setelah tenggelam, hentikan
pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan sampai ring
goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring dengan hatihati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter. Setelah terpisahkan,
ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung ring dengan plastik
lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu.
Pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara, membuat
galian sebanyak 4 lubang yang berjarak 1 meter dari pusat galian lalu mengambil
tanah dengan menggunakan tangan sebanyak satu genggam setiap lubang galian
lalu mencampurnya didalam toples.
3.3.2

Warna Tanah
Terlebih dahulu mengambil empat sampel tanah dari keempat lapisan yang

ada dilapangan lalu dimasukkan kedalam plastik es. Semprot atau basahi tanah
tetapi tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering kemudian mencocokkan tanah
dari setiap lapisan dengan buku Munsell Soil Color Chart lalu mencatat hasil yang
diperoeh.
3.3.3

Kadar Air Tanah
Mengambil sampel tanah tidak utuh dari lapangan dan selanjutnya

menempatkan kedalam cawan aluminium atau petridish, kemudian menimbang
sampel tanah beserta cawanya tersebut dengan menggunakan neraca analitik

sehingga didapatkan berat tanah basah + berat cawan (Btb + Bcw), setelah itu
masukkan contoh tanah beserta wadahnya kedalam oven bersuhu 105N0C selama
24 jam kemudian di keluarkan dan dimasukkan kedalam desikator. Lalu
menimbang contoh tanah yang telah dioven sehingga didapatkan nilai barat tanah
kering oven + cawan (Btko + Bcw), kemudian menimbang berat cawan setelah
bersih dari tanah sehingga didapatkan nilai berat cawan (Bcw), lalu memasukkan
nilai yang di peroleh kedalam persamaan:
W

= (Btb + Bcw) – (Btko + Bcw) x 100 % ...............................................(1)
(Btko + Bcw) – Bcw

Dengan:
W
Bcw
Btb
Btko

= Kadar air
= Berat cawan
= Berat cawan + tanah
= Berat setelan dioven

3.3.4

Permeabilitas Tanah
Mengambil contoh sampel tanah dari lapangan dengan ring sampel

kemudian direndam dalam baki perendaman berisi air 3 cm dari dasar baki selama
24 jam untuk penjenuhan, kemudian di lakukan pengukuran untuk mengetahui
tebal tanah atau tinggi ring, luas permukaan sampel tanah, dan dan tinggi
permukaan air dari permukaan sampel tanah. Setelah contoh tanah jenuh air,
contoh tanah tersebut dipindahkan kealat permeameter kemudian diairi, dan
pengukuran jumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam yang dibagi
dalam 3 waktu pengukuran yaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit, setelah nilai
permeabilitas tanah diperoleh maka masukkan nilai tersebut dalam persamaan:

K

=

Q x l x 1 cm/jam .......................................................................(2)
t
h A

Dengan :
K
T
I
A
Q

= Permeabilitas
= waktu pengukuran (jam)
= tebal tanah (cm)
= luas perrmukaan tanah (cm2)
= banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran

3.3.5

Bulk Density Tanah
Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam

cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan
selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara
berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai penjepit
(gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin, kemudian timbang
contoh tanah dalam ring dan selanjutnya

menimbang ringnya sehingga di

dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur folume ring yang di
gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian tetapkan berat isi tanah atau
berat jenis volume tanah berdasarkan nilai BTKO : U total dalam suatu 9/cm 3
kemudian di masukkan ke dalam persamaan:
BD

= ( ( Btko + Brg ) – Brg ) g/cm3 .......................................................(3)
V total

Dengan :
Btko + Brg
Brg
V total

= Berat cawan kosong + berat tanah (gam)
= Berat tanah (gam)
= Nilai volume ring

3.3.6

Porositas Tanah
Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan

nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai
angka 2,65 (nilai real density), kemudian di masukkan ke dalam persamaan:
Porositas = 1,0 – BD (g/cm3)
PD (g/cm3)

x 100 % ......................................................(4)

Dengan :
BD
= Bulk density ( g/cm3 )
PD
= Partikel density
3.3.7

Tekstur Tanah
Terlebih dahulu menimbang 5 g contoh tanah yang telah lolos ayakan 2

mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam
beaker glass atau erlemeyer 150 ml, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30%
(untuk menghancurkan bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam nampan
berisi air untuk menghindari reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan
biarkan selama 30 menit, lalu panaskan di atas penangas listrik hingga mengental.
Setelah itu tambahkan air hingga tanda tera 150 ml, panaskan hingga
menyusut sampai 50 ml, menambahkan kembali air hingga 100 ml, kemudian di
panaskan hingga menyusut sampai 50 ml sampai airnya tidak berbui. Setelah itu
angkat lalu letakkan di atas nampan yang berisi air dengan tujuan untuk
pendinginan setelah pemanasan, lalu siapkan 2 jenis ayakan, gelas kimia 1000 ml,
labu semprot, dan corong kaca.

Kemudian sampel yang telah dingin di isi air lalu di tuang ke ayakan untuk
memisahkan fraksi pasir kasar, fraksi pasir halus, debu dan lait. Fraksi debu dan
liat yang tertampung pada nampan di masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml,
dengan menggunakan corong kaca, lalu tambahkan Calcon sebanyak 25 ml, dan di
isi air hingga tanda tera 1000 ml.
Setelah itu siapkan cawan-cawan terlebih dahulu yang sesuai dengan waktu
pemipetannya. Kemudian fraksi debu dan liat yang berada di gelas ukur di kocok
sebanyak 15 kali dengan menggunakan tangkai pengocok.
Kemudian pemipetan pertama dilakukan 0 menit setelah pengocokan degan
menggunakan pipet 50 ml, kemudian pemipetan kedua dilakukan pada menit ke-5,
pemipetan ketiga dilakukan pada menit ke-17, dan pemipetan keempat dilakukan
pada menit ke-50 dengan menggunakan pipet 50 ml.
3.3.8

Reaksi Tanah (pH)
Menimbang tanah masing-masing 5 g kemudian dimasukkan kedalam rol

film yang berlabel H2O dan KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion
(pH H2O), dan menambahkan 12,5 ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan mengocok
rol film secara manual selama 30 menit kemudian didiamkan sampai contoh tanah
mengendap. Setelah tanahnya mengendap. Setelah itu, mengkalibrasi pH meter
yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 keudian mengukur
pH larutan contoh tanah.

3.3.9

C-Organik dan bahan organik tanah
Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5

mm (0,05-0,1 g) untuk tanah organik (gambut), kemudian di masukkan kedalam
erlemeyer 250 ml, selanjutnya menambahkan 5 ml K 2Cr2O7 1 N sambil kocok,
kemudian di tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara berlahan-lahan. Setelah
tercampur sempurna larutan didiamkan selama 20-30 menit, selanjutnya
menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator
difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 0,5 N Pada
tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi
adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk
blanko, setelah nilainya di peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan:
%C-Organik

= ml FeSO4 (blanko-contoh) x N FeSO x 0,30 .........(5)
Berat contoh tanah
0,77
% Bahan Organik = 1,724 x C-Organik ..........................................................(6)
Dengan:
Blanko
Titrasi

= 12,8 mm
= 7,6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah
Berdasarkan Praktikum Penetapan Profil Tanah dan Pengambilan Contoh
Tanah yang telah di lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pengamatan Profil Tanah
No. Lapisan

1

2

3

4

Simbol

A

B

C

D

Kedalaman

0-19 cm

19-45 cm

45-90 cm

90-170 cm

Batas lapisan

Kabur

Kabur

Kabur

Kabur

Batas topogafi

Berombak

Tidak
Beraturan

Tidak
Beraturan

Tidak
Beraturan

Tekstur

Cl, Si

Cl

S, Si

S

Konsistensi

p, s

Ss, Vf

f

Ss, Vf, Vt

Pori makro

Sedikit

Sedikit

-

-

Pori mikro

Banyak

Sedang

Sedang

Sedikit

Keterangan:
Tekstur
: Cl (Liat), Si(Debu), S(Pasir)
Konsistensi : p (Liat), s (Lunak), Ss
Gembur), f
(Gembur), Vt(Sangat Teguh).

(Agak Lekat),

Vf

(Sangat

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, diperoleh bahwa lapisan
tanah yang diamati terdiri dari lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3 dan lapisan 4.
Lapisan pertama memiliki kedalaman 0-19 cm, lapisan kedua

memiliki

kedalaman 19-45 cm, lapisan ketiga memiliki kedalaman 45-90 cm dan lapisan
keempat memiliki kedalaman 90-70 cm. Pada lapisan pertama kejelasannya kabur
dan topogafinya berombak. Pada lapisan kedua kejelasannya kabur dan
topogafinya tidak beraturan. Pada lapisan ketiga kejelasannya kabur dan

topogafinya tidak beraturan. Pada lapisan pertama kejelasannya kabur dan
topogafinya tidak beraturan. Perbedaan tiap-tiap lapisan ini disebabkan karena
adanya perbedaan kedalaman pada tiap-tiap lapisan dan proses pencucian tanah
yang menyebabkan perbedaan horizon. Pada pengamatan tekstur, diproleh data
bahwa lapisan pertama bertekstur liat berdebu, lapisan kedua bertekstur liat,
lapisan ketiga bertekstur pasir berdebu dan pada lapisan keempat bertekstur pasir.
Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh proses pencucian tanah.
Pada pengamatan konsistensi tanah , diperoleh bahwa lapisan pertama
dalam keadaan basah konsistensinya liat dan lekat, pada lapisan kedua dalam
keadaan lembab konsistensinya agak lekt dan sangat gembur, pada lapisan ketiga
tanah dalam keadaan lembab konsistensinya gembur dan pada lapisan keempat,
tanah dalam keadaan basah dan lembab konsistensinya agak lekat, sangat gembur
dan sangat teguh. Perbedaan konsistensi setiap lapisan ini disebabkan karena
memiliki kandngan air yang berbeda-beda. Pada pengamatan pori-pori tanah,
diperoleh bahwa pada lapisan pertama memiliki pori makro yang sedikit, pada
lapisan kedua memiliki pori makro yang sedikit pula dan pada lapisan ketiga dan
keempat pori makronya tidak diketahui.
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses
kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari
batuan induknya karena adanya interaksi antara Hidrosfer, Atmosfer, Litosfer dan
biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen mineral yang dalam keadaan
padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang
(Hanafiah, 2004).

Gambar 3. Contoh pengambilan Sampel tanah utuh di keluranahan Mamboro
Boya

Gambar 2. Contoh pengambilan sampel tanah tidak utuh di Kelurahan Mamboro
Boya di ambil secara acak.
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti.
Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu fraksinasi.
Mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan
contoh tanah dengan 3 cara yaitu pengambilan dalam keadaan agegat atau tanah
utuh, pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu (Agus, 2003).

Agegat-agegat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang
continue. Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis
semuanya berperan di dalam pengusakan dan pembangunan agegat-agegat tanah.
Struktur lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan
dimana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman
yang mampu menjaga kemantapan agegasi tanah akan memberikan hasil yang
tinggi bagi produksi tanaman (Hakim, 2001).
4.2 Warna Tanah
Berdasarkan praktikum penetapan warna tanah yang di kami lakukan maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 6. Hasil penetapan warna tanah dari beberapa lapisan
No.
Lapisan
Kode Warna
Nama Warna
1.
1
10 yr 3/4
Coklat gelap
2.

2

10 yr 6/3

Coklat pucat

3.

3

10 yr 3/5

Coklat

4.

4

10 yr 6/4

Coklat terang

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
warna dari setiap lapisan memiliki warna yang berbeda-beda. Lapisan pertama
berwarna coklat gelap, lapisan kedua berwarna coklat pucat, lapisan ketiga
berwarna coklat dan pada lapisan keempat berwarna coklat terang.

Lapisan pertama dengan kedalaman 0-19 cm memiliki nilai hue 10 yr, nilai
value 3 dan nilai chroma 3. Lapisan kedua dengan kedalaman 19-45 cm memiliki
nilai hue 10 yr, nilai value 6 dan nilai chroma 3. Lapisan ketiga dengan kedalaman

45-90 cm memiliki nilai hue 10 yr, nilai value 5 dan nilai chroma 3 dan pada
lapisan keempat dengan kedalaman 90-170 cm memiliki nilai hue 10 yr, nilai
value 6 dan nilai chroma 4.
Perbedaan warna lapisan tanah disebabkan karena makin kebawah, bahan
organik makin berkurang karena telah mengalami pencucian. Tanah yang
berwarna gelap berarti mengandung bahan organik yang tinggi, sedangkan tanah
yang berwarna terang atau pucat memilik bahan organik yang rendah.Faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan warna tanah adalah kandungan bahan
organik dalam tanah, drainase, tingkat pelapukan, kesuburan tanah dan derajat
erosi (Hanafiah, 2014).
4.3

Kadar Air Tanah
Berdasarkan praktikum Penetapan Kadar Air Tanah yang telah kami

lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 7. Hasil Penetapan Kadar Air Tanah dari beberapa Kelurahan di Kota Palu
No.
Kelurahan
Kadar Air (%)
1.
Mamboro
4
2.

Mamboro Boya

15

3.

Taipa

15

4.

Lambara

14

5.

Panau

26,5

6.

Baiya
5
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada penetapan kadar

air tanah, diperoeh hasil bahwa kadar air yang terkandung dari setiap sampel
berbeda-beda. Tanah dari Kelurahan Mamboro memiliki kadar air sebesar 4%,
Tanah dari Kelurahan Mamboro Boya memiliki kadar air sebesar 15%, Tanah dari

Kelurahan Taipa memiliki kadar air sebesar 15%, Tanah dari Kelurahan
Lambara memiliki kadar air sebesar 14%, Tanah dari Kelurahan Panau memiliki
kadar air sebesar 26,5%, dan Tanah dari Kelurahan Baiya memiliki kadar air
sebesar 5%. Dari hasil tersebut, tanah dengan kadar air tertinggi adalah tanah dari
Kelurahan Panau dan terendah dari Kelurahan Baiya.
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah
padaa titik layu permanen. Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama
oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus,
sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai teksttur yang kasar nilainya akan lebih
rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi (Hanafiah, 2004).
Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling
berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel
melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat
tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu
disebut permeabilitas tanah (Winda, 2010),
4.4

Permeabilitas Tanah
Berdasarkan praktikum penetapan permeabilitas tanah yang telah kami

lakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil penetapan permeabilitas tanah dari beberapa Kelurahan di Kota
Palu
No.

Kelurahan

Permeabilitas (cm/jam)

Kriteria

1.

Mamboro

188,4

Sangat cepat

2.

Mamboro Boya

6,335

Agak cepat

3.

Taipa

1,7

Agak lambat

4.

Lambara

1,67

Agak lambat

5.

Panau

5,883

Sedang

6.

Baiya

7,83

Agak cepat

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai penetapan
permeabilitas tanah, diperoleh hasil bahwa tingkat kemampuan tanah dalam
meloloskan air berbeda-beda. Tanah dari Kelurahan Mamboro memiliki kriteria
sangat cepat dengan nilai permeabilitas 188,4 cm/jam, Tanah dari Kelurahan
Mamboro Boya memiliki kriteria agak cepat dengan nilai permeabilitas 6