PPT BIAYA PENGGUNAAN MODAL COST OF CAPIT

12/ 12/ 2017

PEN GAN GGARAN KAPI T AL LAN JU T

BIAYA PENGGUNAAN MODAL
(COST OF CAPITAL)

Oleh :
Tr iska Dewi Pr amitasar i SE., MM.

biaya modal yang sifatnya
“explicit”

co st o f c ap i t al
TUJUAN :
untuk dapat menentukan
besarnya biaya riil dari
penggunaan modal dari masingmasing sumber dana, untuk
kemudian menentukan biaya
modal rata-rata (average cost of
capital) dari keseluruhan dana

yang digunakan di dalam
perusahaan yang ini merupakan
tingkat biaya penggunaan modal
perusahaan (the firms cost of
capital).

sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan nilai
sekarang (present value) dari dana neto yang diterima
perusahaan dari suatu sumber dana sama dengan nilai sekarang
dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan
dana tersebut beserta pelunasannya.

Biaya modal
individual
Perhitungan
Biaya Modal

Utang jangka
pendek
Utang jangka

panjang
Saham preferen

Biaya modal ratarata tertimbang
(WACC)

Laba ditahan
Emisi saham
biasa baru

1

12/ 12/ 2017

BIAYA PENGGUNAAN MODAL SECARA INDIVIDUAL
D ari U tang Jangka Pendek

Utang perniagaan, Utang wesel dan Kredit jangka pendek dari bank

Biaya Utang perniagaan :


Utang wesel

Contoh:
Misal cash discount yang hilang selama setahun
sebesar Rp 5.000,00, utang pernagaan rata-rata
sebesar Rp 50.000,00, tingkat pajak = 40 %, maka
biaya kredit perniagaan yang eksplisit sebelum
pajak adalah
= 5.000
x 100 % = 10 %
50.000
Biaya utang sesudah pajak
= Biaya utang sebelum pajak (1,0 – tingkat pajak)
= 10% (1,0 – 0,4)
= (0,10) (0,6) = 6%

Contoh :
Utang wesel dengan nilai nominal Rp. 100.000 bunga 15%
pertahun dan umur 1 tahun, tingkat pajak = 40%. Uang yang

diterima oleh penerima kredit adalah
= 100.000 – (15% x 100.000) = Rp. 85.000
Maka tingkat bunga sebenarnya sebelum pajak
= 15.000 x 100%
85.000
= 17,65
Tingkat bunga sesudah pajak = 17,65% (1,0 – 0,4)
= 10,59%

Kredit jangka pendek dari bank

Contoh :
Kredit jangka pendek dari bank Rp. 1.000.000, bunga 2% perbulan selama 8 bulan, jaminan harus diasuransikan
selama umur kredit, besar premi Rp. 50.000, pajak 50% jumlah uang yang dibayar oleh bank kepada penerima
kredit = Rp. 1.000.000
Bunga selama 8 bulan + premi asuransi = 1.000.000 – (160.000 + 50.000)
= 790.000
Beban yang ditanggung oleh penerima kredit adalah = 160.000 + 50.000
= 210.000
Biaya kredit sebelum pajak (8 bulan) = 210.000 x 100 % = 26,582%

790.000
Biaya kredit sebelum pajak perbulan = 26,582 = 3,323 %
8
Biaya sesudah pajak = 3,323 (1,0 – 0,5) = 1,6615 % per bulan

2

12/ 12/ 2017

D ari U tang Jangka Panjang  O BLI GASI

1. Shortcut formula = yield to maturity
2. Approximate Method, dg tahap :
3. Accurate Method, dg tabel PV

Contoh :
Perusahaan mengeluarkan obligasi dengan harga
nominal per lembar Rp. 10.000 umur 10 tahun,
penjualan obligasi neto yang diterima Rp. 9.700.
bunga obligasi 4 % pertahun, pajak 40 % pertahun.

CARA 1 :

CARA 2 :
a. Dana rata – rata yang tersedia selama 10 tahun
= 9.700 + 10.000 = 9850
2
b. Biaya rata – rata tahunan = biaya ekstra + bunga
= 300/10 + (4% x 10.000)
= 30 + 400 = 430.
c. Biaya sebelum pajak
= 430 x 100% = 4,36%
9850
d. Biaya sesudah pajak = 4,36 % (1,0 – 0,4) = 2,62%

c = bunga tahunan (Rp)
f = hg nominal obligasi
p = hg pasar
n = umur obligasi

(4% x 10.000) + {(10.000-9.700)/10

-------------------------------------(10.000 + 9.700)/2
= 430/9.850
= 4,3655%
=

After tax cost of debt = 4,3655% (1 - 40%) = 2,619%

CARA 3 :
Tingkat bunga 4%
Biaya tahunan selama 10 tahun = 400 x 8,11
Pembayaran pinjaman pokok
pada akhir tahun ke 10
= 10.000 x 0,676

Tingkat bunga 6 %
Biaya tahunan selama 10 tahun = 400 x 7,360
Pembayaran pinjaman pokok
pada akhir tahun ke 10
= 10.000 x 0,558


= Rp. 3.244
= Rp. 6.760
Rp. 10.004

= Rp. 2.944
= Rp. 5.580
Rp. 8.524

Interpolasi :
Selisih bunga
4%
6%
2%

Selisih PV
10.004
8.524
1.480

Selisih PV dri outflow

dgn inflow
10.004
9.700
304

304 x 2 % = 0,4 %
1.480
r = 4 % + 0,4 % = 4,4 %
Biaya obligasi sebelum pajak = 4,4 %
Biaya obligasi sesudah pajak
= 4,4 % (1 – 0,4) = 2,64 %

3

12/ 12/ 2017

D ari Saham Preferen

Biaya saham preferen (Kp) = Dp
Pn


Dp = Deviden per lembar
saham preferen
Pn = Harga neto dari
penjualan selembar saham
preferen baru

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp.10.000,perlembar dengan deviden sebesar Rp 600,- hasil penjualan neto yang diterima dari
saham preferen tersebut Rp 9.000,-

Maka biaya saham preferen =

Rp 600
Rp 9.000

x 100%

= 6,667%


Biaya saham preferen sebesar 6,67% ini sudah atas dasar sesudah pajak, sehingga tidak
perlu diadakan penyesuaian pajak



Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba dit ahan (cost of
ret ained earning) adalah sebesar t ingkat pendapat an invest asi (rat e of ret urn)
dalam saham yang diharapkan dit erima oleh para invest or. at au biaya nya
dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.

1. Menahan sebagian laba
(retained earnings)
2. Menerbitkan saham baru

4

12/ 12/ 2017

Pendekat an
CAPM

Pendekat an
Discount ed
Cash Flow
(DCF)

Pendekat an
Bond-YieldPlus-Risk
Premium

KS = Krf + βi (KM-Krf)
Dimana :
 Ks
= tingkat keuntungan yg disyaratkan pada saham
perusahaan i.
 Krf = risk free rate/ bunga bebas risiko
 Km = tingkat keuntungan portfolio pasar
 βi = beta saham perusahaan I

5

12/ 12/ 2017

Ks = Krf + βi (Km-Krf)

 Ket

P0 = D0(1+g)/ Ks-gKs = D1/ P0 + g
:

D1 = dividen akhir periode
P0 = harga saham awal periode
g = t ingkat pert umbuhan dividen

t ingkat pendapat an invest asi
yang diharapkan dalam saham
=(200/ 4. 000)+5% = 10%

Laba perusahaan Rp 400/ lb, dibayarkan sebagai
dividen Rp 200. Hasil net o penj ualan saham Rp
4. 000/ lb. Rat e of growt h 5%/ t h.

M e m be li sa ha m bia sa pa da um um nya
le bih be risiko da ripa da m e m be li
obliga si yg m e m be rik a n pe ngha sila n
t e t a p da n re lat if pa st i.

inve st or ya ng m e m be li sa ha m bia sa
m e ngha ra pk a n suat u pre m i risiko
diat a s t ingk at ke unt unga n obliga si.

Ks = tingkat keuntungan
obligasi perusahaan + premi
resiko
 Cont oh

:

Yt m
premi resiko

= 12%,
= 5%;

Ks = 12%+5% = 17%

Pre m i risiko be sa r nya t e rga nt ung
pa da kondisi pe rusa ha a n da n kondisi
pe re konom ia n.

6

12/ 12/ 2017

 Nilainya

lebih t inggi dari cost of r et ained earning, karena ada
biaya emisi (f loat at ion cost = F). Flot at ion cost akan
mengurangi penerimaan perusahaan dar i penj ualan saham.
Biaya ini t er diri dar i: biaya mencet ak saham, komisi unt uk
phak penj amin emisi saham, penawaran saham, dll.

Biaya saham biasa baru =
Rate of return saham biasa
1 – persentase biaya emisi dari harga j ual (sebelum dikurangi biaya emisi



Suat u perusahaan akan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga j ual
per lembar Rp 4000, 00 biaya emisi per lembar Rp400, 00 hasil penj ualan net o
yang dit erima Rp3. 600, 00 per lembar. Tingkat pendapat an dari invest asi yang
diharapkan 10%.

Biaya emisi

= Rp 400, 00

x 100% = 10%

Rp 4. 000, 00
Biaya saham baru = 10%
1- 0, 10

= 10%

=

11, 1 %

0, 9

7

12/ 12/ 2017

 Biaya

modal harus dihit ung berdasar basis set elah paj ak,
karena arus kas set el ah paj ak adalah yang paling r elevan
unt uk keput usan invest asi.

 Komponen

modal yg sering dipakai adalah: saham biasa,
saham pref eren, ut ang, laba dit ahan

 Seluruh

komponen modal (capit al component s) mempunyai
sat u kesamaan, yait u invest or yang menyediakan dana
berharap unt uk mendapat kan ret urn dari invest asi mereka.

WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [ Ws x (Ks atau Ksb)]












WACC = biaya modal rat a-rat a t ert imbang
Wd

= proporsi hut ang dari modal

Wp

= proporsi saham pref eren dari modal

Ws

= proporsi saham biasa at au laba dit ahan dari modal

Kd

= biaya hut ang

Kp

= biaya saham pref eren

Ks

= biaya laba dit ahan

Ksb

= biaya saham biasa baru.

Penet apan bobot at au weight dapat didasarkan pada:
Jumlah rupiah dari masing- masing komponen st rukt ur modal.
Proporsi modal dalam srukt ur modal dinyat akan dalam persent ase

CON TOH

8

12/ 12/ 2017

Contoh :
Suatu perusahaan mempunyai struktur modal sbb:
Utang (jangka panjang) Rp 600 juta
= 30%
Saham preferen
Rp 100 juta
= 5%
Modal sendiri
Rp1.300 juta
= 65%
Jumlah
Rp2.000 juta
=100%

Biaya penggunaan dana dari masing-masing sumber dana sbb:
Utang
= 6% ( biaya sebelum pajak)
Saham preferen = 7%
Modal sendiri
= 10%
Tingkat pajak perseroan = 50%
Langkah pertama biaya utang disesuaikan dengan tingkat pajak
,maka biaya utang sesudah pajak = 6% ( 1.0 – 0,5 ) = 3%.

Dengan menggunakan jumlah modal
rupiah untuk penetapan“ weight “nya
Komponen
modal
(1)
Utang
Saham Preferen
Modal Sendiri
Jumlah

Jml Modal
(dlm jutaan)
(2)
600
100
1.300
2.000

WACC = 155 x
2.000

NOTE :

100%

Biaya
masing2
(3)
3%
7%
10%

Jumlah biaya
komponen
( 2x3)
18
7
130
155

Dengan menggunakan proporsi Modal
untuk penerapan “Weight” nya
Komponen
Modal
(1)
Utang
Saham preferen
Modal sendiri

= 7,75%

Persentase
dari total
(2)
30%
5%
65%
100%

Biaya masingmasing
(3)
3%
7%
10%

Hasil
(2x3)
0,0090
0,0035
0,0650
0,0775

WACC = 7,75%

Jika ada tambahan modal yang digunakan, tapi bila tambahan dana yang dilakukan dalam
perimbangan modal yang sama dan biaya komponennya juga tetap sama, maka biaya modal
dari tambahan modal tersebut akan tetap sama dengan biaya modal rata-rata sebelum ada
tambahan dana.

Contoh:
Neraca PT X sbb :
Hutang niaga
Hutang jangka panjang
Hutang wesel
Saham preferen
Hutang lancar lainnya
Saham biasa

Perhitungan Biaya Modal :
= 250jt
= 600jt
= 250jt
= 100jt
=160jt
=1.300jt

 coc 6% tax 50%
 coc 7%
 coc 10%

Jika tahun 2006 laba neto setelah pajak 600jt, dibayarkan
sebagai dividen 200jt, ditahan 400jt, maka utk mempertahankan
wacc 7,75% perimbangan modal harus sama.
RE = 400jt  sbg Modal Sendiri (CS) = 65%,
sehingga total tambahan dana adalah = 400/65% = 615,385jt, dg
rincian :
Modal sendiri = 65% = 400jt
Saham preferen = 5% = 30,769jt
Hutang jk pjg = 30% = 184,616jt

Persentase
Komponen
dari total
Modal
(2)
(1)
Utang
30%
Saham preferen 5%
Modal sendiri
65%
100%

Biaya masingmasing
(3)
3%
7%
10%

Hasil
(2x3)
0,0090
0,0035
0,0650
0,0775

WACC = 7,75%
Modal
Hutang jangka panjang
Saham preferen
Modal sendiri
Jumlah

Tambahan
modal
184,616jt
30,769jt
400jt
615,385jt

coc
3%
7%
10%

Hasil

.

5,53845jt
2,1538
40
jt +
47,69228 jt

WACC = 47,69228jt/ 615,385jt = 7,75%

9

12/ 12/ 2017

NOTE :

Namun jika dibutuhkan tambahan dana yang begitu besar sehingga harus mengadakan emisi saham
baru yang akan mengakibatkan kenaikan “ marginal cost of capital” nya karena biaya saham biasa
lebih besar dari pada biaya keuntungan yang ditahan.

M isalkan :
Tam bahan m odal 100jt , m aka m odal sendiri m enjadi :

Modal
Hutang jangka panjang
Saham preferen
Modal sendiri

Biaya modal
30jt (30%)
5jt (5%)
65jt (65%

Bila emisi saham biasa baru 10%, maka NCS = 10%/ (1-10%) =
11,1%

WACC 
Modal
Hutang jangka panjang
Saham preferen
Modal sendiri
Jumlah

Tambahan modal
30jt
5jt
65jt
100jt

coc
3%
7%
11,1%

Hasil
0,9jt
0,35jt
7,215jt +
8,465jt

.

WACC =
8,465jt / 100jt x 100% = 8,465%

Gambar WACC

Apabila kebutuhan dana ≤ 615,385jt maka wacc = 7,75%
Apabila kebutuhan dana > 615,385jt maka wacc = 8,465%, sehingga MCC naik (break point)
Break point = jumlah laba ditahan : bagian CS dlm SM
= 100jt/65% = 153,84615jt
Saat dana yang baru diperoleh = 153,84615jt, perusahan telah menggunakan 65% (153,84615) =
99,999 - 100jt laba ditahan. Selebihnya perusahaan harus menerbitkan saham biasa baru.

10

12/ 12/ 2017

Fungsi COC dalam Berbagai Pilihan Investasi
Coc mendasarkan pilihan investasi pada Discounted Cash Flow, yaitu NPV, PI, dan IRR.
1. Pada NPV atau PI  coc berfungsi sbg discount rate utk
menghitung PV dari proceeds & pengeluaran investasi.
 Apabila PV proceeds atas discount rate (sebesar
coc) > PV outlays (shg NPV +), maka usul
investasi diterima.
 Apabila salah satu komponen biaya berubah-ubah,
atau komponen modal berubah, maka coc
berubah, sehingga perhitungan NPV atau PI
berubah.

Contoh :
Empat alternatif usul investasi
A. Rp 10jt; estimasi ror
25%
B.
5jt
13%
C.
5jt
8%
D.
5jt
5%
bila coc 10%, maka usul yg diterima adalah (yang
memiliki ror > 10%); yaitu A & B
Gambar Cost of Capital dalam berbagai pilihan investasi

2. Pada IRR  coc berfungsi sbg middle rate atau cut off rate
(tk pembatas) dalam evaluasi terhadap usul2 investasi.
 Apabika ror usul investasi > coc, maka usul
investasi diterima.

11