etika profesi kls x smk smt 1

Bab 3
Ketentuan P3K

Disusun oleh :

Kelompok 1:
1. Indah Wahyuningsih (18)
2. Nilam Az Zahra
3. Noviana

(23)

(25)

4. Rahma Azzar Muntawa

(27)

5. Sagita Citra Dewi (32)
6. Silvira Eka Rahmawati
7. Syahfitri Maharani


(33)

(34)

8. Vina Listyani (35)
9. Yut Alifah Mila Rosanti (38)

Menerapkan Ketentuan P3K
Dasar –Dasar Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama yang mutlak dilakukan untuk keselamatan adalah :
a. Usaha menyadarkan kembali
b. Menghindari pendarahan
Aturan terpenting pada P3K
a. Pelajari apa yang tidak boleh dilakukan
tidak ditolong lebih baik daripada pertolongan yang salah
b.Pelajari dengan benar apa yang harus dilakukan
lakukan dengan segera bila hidupnya terancam
c.Kirimkan kepada ahli P3K dan kepada dokter dengan segera setiap terjadi kecelakaan
gawat


Jenis Kecelakaan Pada Waktu Kerja
Suatu saat, ada kemungkinan kontraktor harus melakukan pertolongan pertama, apabila terjadi
peristiwa sebagai berikut :
a. pendaraha,
b. kejutan ( shock ),
c. keracunan,
d. luka bakar api atau luka bakar karena cairan kimia,
e. luka pada mata,
f. luka kecil karena benda – benda tajam, dan
g. sengatan listrik.
Langkah Penerapan P3K
→Langkah Pertama P3k
Ketika sedang menghadapi atau menangani orang yang mengalami cedera, ada tiga hal yang
harus dipastikan atau diperhatikan terhadap korban sebelum melakukan langkah-langkah
pertolongan. Ketiga hal tersebut adalah:

a. Pernapasan
Pastikan bahwa saluran napas korban tidak tersumbat oleh lidahnya atau saluran
pernapasannya tidak tersumbat lendir atau benda benda lain yang mungkin masuk

dan ada di saluran dan lubang pernapasan.
b. Napas
Setelah mendapatkan kepastian pada bagian pernapasannya maka alihkan perhatian
pada diri korban. Perhatikan dan carilah kepastian, apakah korban masih bisa
bernapas, meski tidak lancar. Cara untuk dapat memastikan napas korban adalah
dengan menempatkan sebuah cermin atau mata pisau yang terbuat dan bahan
stainless di depan mulut atau hidungnya. Apabila cermin atau pisau itu berkabut, hal
itu menandakan bahwa korban masih bisa bernapas. Dan indikasi korban itu tidak
dapat bernapas tentu jika cermin atau pisau itu tidak berkabut. Jika situasinÿa
mengarahkan pada keadaan yang terakhir, segera lakukan tindakan untuk membuat
pernapasan buatan.

c. Peredaran darah
Hal selanjutnya yang harus diketahui dan dipastikan adalah pada peredaran
darah korban. Upaya untuk mengetahui dan memastikannya adalah dengan
memeriksa nadi korban, apakah masih berdenyut, berdenyut dengan tidak
normal, atau terhenti.
Namun jika nadi rahang korban tidak berdenyut, segeralah untuk melakukan
langkah pembangkitan fungsi jantung melalui cara Kardio Pulmonar (jantung
paru-paru) yang disingkat CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation).

Langkah kedua P3K
Suatu tindakan yang cepat harus dilakukan pada korban-korban yang mengalami
pendarahan berat, keracunan atau denyut jantung dan napasnya terhenti. Ketiga
hal pokok ini sangat menentukan atas jaminan kelangsungan hidup korban. Anda
harus melakukan sesuatu sebagai upaya pertolongan utama dan pertama dalam
situasi-situasi ini, karena setiap detik waktu yang ada sangat berharga.

Langkah ketiga P3K
Ketika sedang mengangkat korban cedera maka ada satu hal yang harus diingat dan
diperhatikan, yaitu cara mengangkatnya jangan dengan mengangkat pada bagian leher
atau tulang punggungnya. Teknik mengangkat dengan cara memegang pada kedua
organ tubuh ini (leher dan tulang punggung) akan diperbolehkan jika tindakan ini
dipandang perlu, bahkan harus guna menghindarkan korban dan dampak susulan yang
lebih parah.
Langkah keempat P3K
Dalam keadaan darurat dimana bantuan medis belum datang di tempat kecelakaan,
langkah yang bisa dilakukan adalah membiarkan korban berbaring tenang tanpa
gangguan. Jika korban mengalami muntah-muntah dan dipastikan tidak menimbulkan
bahaya pada organ lehernya, Anda bisa memutar kepalanya secara perlahan dan hatihati. Tujuannya untuk menghindari tersumbatnya saluran pernapasan. Selain itu
diusahakan agar tubuh korban dalam keadaan hangat. ini bisa dilakukan dengan cara

menyelimuti korban dengan selimut, kain, baju atau yang lainnya. Namun begitu, Anda
harus mempunyai perkiraan korban tidak kepanasan.

Langkah kelima P3K
Mintalah bantuan pada orang-orang di sekitar kejadian untuk
memanggilkan ambulan atau dokter yang paling dekat dan tempat
kejadian, sementara itu Anda tetap menjaga korban dan melakukan
langkah-langkah pertolongan pertama.
Jika dokter sudah datang ke tempat kejadian, Anda periu
memberitahukan tentang keadaan korban dan langkah-langkah
pertolongan yang telah Anda lakukan. Akan sangat baik jika Anda
meminta saran dari dokter mengenai apa yang sebaiknya dilakukan
selanjutnya saat menunggu datangnya ambulans.
Langkah keenam P3K
Periksa dengan hati-hati keadaan korban. Jika situasinya
mengharuskan untuk memotong pakaian korban karena dinilai
menghambat usaha pertolongan pertama, maka lakukanlah
pemotongan. Tindakan ini ditujukan sebagai langkah untuk mencegah
atau mengurangi rasa sakit yang diderita korban sebagai akibat dari


Langkah ketujuh P3K
Langkah-langkah ini bersifat psikologis, yakni dengan cara menenangkan perasaan korban.
Upaya ini akan berhasil dengan syarat Anda terlebih dahulu menenangkan diri sendiri. Jika
kita dapat menguasai dan menenangkan diri sendiri, maka hal ini akan menjadi unsur yang
sangat mendukung untuk dapat menenangkan korban. Dengan ketenangan yang Anda
tunjukkan, maka dapat membuat korban merasa tenang serta rasa panik dan takut pun akan
hilang, sehingga diharapkan sanggup menumbuhkan perasaan besar hati pada diri korban.
Katakan dan yakinkan pada korban bahwa semuanya akan menjadi baik dan segera dapat
diatasi.
Langkah kedelapan P3K
Jika korban masih sepenuhnya dalam keadaan sadar, sangat baik jika diberikan minum.
Tindakan ini membantu pada proses ketenangan diri korban. Namun tindakan untuk
membeni minum jangan dilakukan jika korban sudah dalam keadaan pingsan atau
setengah pingsan. Tindakan memberi minum kepada korban yang sudah pingsan atau
setengah pingsan akan sangat fatal, karena dapat menyumbat saluran pernapasan dan