SAKIP | Inspektorat Kota Dumai BAB II

(1)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra

Inspektorat Kota Dumai berkedudukan di Komplek Perkantoran Walikota Dumai, Jalan Tuanku Tambusai - Kota Dumai. Dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Dumai, dan Peraturan Walikota Dumai Nomor 32 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Inspektorat Kota Dumai.

Inspektorat Kota Dumai mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan urusan pemerintah kecamatan/kelurahan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Inspektorat Kota Dumai mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perencanaan program pengawasan.

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

Dalam pelaksanaan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana sebagian besar kewenangan dan urusan pemerintah berada pada pemerintah kabupaten/kota, maka Inspektorat Kota Dumai diharapkan mempunyai kompetensi yang bisa diandalkan untuk mampu menjadi pengawas dalam melaksanakan pembangunan dan pelayanan publik.


(2)

Adapun review hasil evaluasi pelaksanaan Renja Inspektorat Kota Dumai tahun sebelumnya dan pencapaian kinerja Renstra sampai dengan tahun 2013 adalah sebagaimana terinci pada Tabel 1.


(3)

Tabel 1

Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja dan Pencapaian Renstra s/d Tahun 2013

Kota Dumai Nama SKPD : Inspektorat Kota

Dumai

Kode Pemerintahan Daerah DanUrusan/Bidang Urusan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Kegiatan (output) Target Kinerja Capaian Program (Renstra SKPD) Tahun 2015 Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d dengan tahun 2010

Target dan Realisasi Kinerja Program dan

Kegiatan Tahun Lalu Target program dan

kegiatan (Renja SKPD tahun 2014)

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun berjalan Target Renja

SKPD tahun 2013

Realisasi Renja SKPD

tahun 2013

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan

s/d tahun berjalan (tahun 2014)

Tingkat Capaian Realisasi Target

Renstra (%)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)

1 Urusan Wajib

1 20

Bidang Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1 20 20

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Presentase menurunya nilai penyimpangan keuangan/kewajiba n setor kepada daerah/negara pertahun

10% Rp1,932,255,61

3.89 -10% -6.80% 68,00 -10% -10% 100

Presentase penyelesaia tidaklanjut hasil temuan aparat pengawasan

99 93 98 90 92 99 99 100

1 20 20 01 Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal secara berkala

Laporan Hasil

Pemeriksaan 80 34 71 79 111,20 80 80 100

1 20 20 03 Kegiatan Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

Laporan Hasil

Reviu 1 1/thn 1 1 100 1 1 100

1 20 20 06 Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan Laporan MonitoringTindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

18 12 16 16 100 18 18 100


(4)

Nama SKPD : Inspektorat Kota Dumai

Kode Pemerintahan Daerah DanUrusan/Bidang Urusan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcomes)/ Kegiatan (output) Target Kinerja Capaian Program (Renstra SKPD) Tahun 2015 Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan s/d dengan tahun 2010

Target dan Realisasi Kinerja Program dan

Kegiatan Tahun Lalu Target program dan

kegiatan (Renja SKPD tahun 2014)

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun berjalan Target Renja

SKPD tahun 2013

Realisasi Renja SKPD

tahun 2013

Tingkat Realisasi (%)

Realisasi Capaian Program dan Kegiatan

s/d tahun berjalan (tahun 2014)

Tingkat Capaian Realisasi Target

Renstra (%)

1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)

temuan hasil pengawasan temuan pengawasan

1 20 20 09 Kegiatan Meneliti / menilai laporan wajib LP2P

Persentase PNS Wajib LP2P yang menyampaikan LP2P tepat waktu

100% 94% 99% 97% 98,42 100% 100% 100

1 20 20 14 Kegiatan Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Jumlah PNS yang mengikuti Bimtek SPIP

40 0 30 30 100 40 40 100

Pelatihan Pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Jumlah Aparatur yang mengikuti diklat JFA

12 0 8 8 100 12 20 100

Pelatihan teknis

pengawasan dan pelatihan akuntabilitas kinerja

Jumlah Aparatur yang mengikuti diklat

20 0 4 4 100 20 20 100

In house training pengawasan

Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan

50 0 50 50 100 50 50 100


(5)

Adapun rincian Nilai Capaian Kinerja baik capaian sasaran maupun kegiatan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:

2.1.1

2.1.1 Analisis atas Capaian Sasaran StrategisAnalisis atas Capaian Sasaran Strategis

Rincian analisis capaian masing-masing sasaran dengan indikator-indikator kinerja dapat diuraikan sebagai berikut:

1

1 Terciptanya Pemerintahan yang bersih dan profesional

Indikator kinerja sasaran strategis Terciptanya Pemerintahan yang bersih dan profesional beserta target dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1. Menurunnya Nilai penyimpangan keuangan / kewajiban setor kepada Daerah/ Negara

-10% -24,00% 240%

2. Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan

98% 90 % 92%

Program dan Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran ini adalah:

 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. - Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

- Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif - Kegiatan Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

 Program pada pelaksanaan Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparat Pengawasan.


(6)

- Kegiatan Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

- Kegiatan Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja

- Kegiatan In House Training Aparatur Pengawasan

Adapun perbandingan dengan capaian kinerja tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Realisasi

2012 2013

Menurunnya :

Nilai penyimpangan keuangan/ kewajiban setor kepada Daerah/ Negara

68,00% 240,00%

Persentase penyelesaian tindak lanjut

hasil temuan aparat pengawasan 88,06% 92,00%

Untuk nilai penyimpangan keuangan / kewajiban setor kepada Daerah/Negara ditargetkan terjadi penurunan sebesar 10 % dari nilai tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, melalui pemeriksaan Inspektorat Kota Dumai ditemukan nilai kerugian dan atau kewajiban setor kepada Negara/Daerah sebesar Rp522.189.972,09 dan di tahun 2013 nilai kerugian dan atau kewajiban setor kepada Negara/Daerah turun menjadi sebesar Rp125.296.761,32 atau turun sebesar -24%. Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2012 dengan indikator kinerja penurunan sebesar -10%, maka realisasi atas target kinerja yang sebesar -24% mengindikasikan Inspektorat Kota Dumai mampu melampaui kinerja atas indikator tersebut sebesar 240,00%. Dari pencapaian atas nilai tersebut, selain mengindikasikan semakin meningkatnya komitmen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mentaati peraturan perundang-undangan khususnya dibidang keuangan, namun kedepan perlu adanya upaya peningkatan atas sistem pengendalian intern pada lingkup SKPD Kota Dumai sehingga temuan-temuan yang bersifat keuangan tersebut dapat diminimalisir atau dihilangkan.

Sedangkan untuk indikator persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan tahun 2013 dengan realisasi sebesar 90 % masih dibawah target sebesar 98 %. Namun, jika dibandingkan dengan target yang ingin dicapai, terlihat masih rendahnya kinerja penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan,


(7)

hal ini mengindikasikan masih kurangnya komitmen auditan untuk segera melakukan penyelesaian tindak lanjut hasil temuan pengawasan. Untuk mengintensifkan penyelesaian tindak lanjut temuan yang akan datang, kami akan menyiapkan formula dengan membentuk Satuan Tugas (SATGAS) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) tingkat Kota Dumai dan berangsur akan dilanjutkan dengan Satgas unit di tingkat SKPD.

Program dan Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian sasaran ini adalah:

 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. - Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan

- Kegiatan Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan

2

2..11.2.2 Analisis Analisis Kinerja Kegiatan Kinerja Kegiatan

Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Dumai adalah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

Penanganan bidang pemerintahan umum khususnya bidang pengawasan oleh Inspektorat Kota Dumai pada tahun 2013, dilakukan dengan melaksanakan 2 (dua) program, yaitu:

1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah.

Jumlah anggaran yang tersedia untuk program ini adalah sebesar Rp1,946,316,500.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp1,811,163,992.00 atau 93,06%. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp864,515,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp814,590,000.00 atau 94,23%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebanyak 94 LHP dan terealisasi


(8)

sebanyak 86 LHP atau 91.49%. menurunnya realisasi auput kegiatan ini disebabkan tinggiya penetapan target (terutama pada target LHP kasus/khusus), mengakibatkan menurunya capaian kinerja.

2. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah bahwa sebelum Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada BPK RI terlebih dahulu dilakukan Reviu oleh Inspektorat Daerah. Dimana pada tahun 2013, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp95,620,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp84,630,000.00 atau 88,51%. Indikator kinerja keluarannya adalah Laporan Hasil Reviu sebanyak 1 laporan dan terealisasi 1 laporan atau 100%. Adapun

output yang dihasilkan berupa Laporan Hasil Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Dumai Tahun 2013, dengan nomor indeks 790.04/INSP-LHR/2013/III.13/044.07 tanggal 28 Maret 2013. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberikan keyakinan terbatas atas laporan keuangan yang disajikan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

3. Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp241,400,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp241,388,000.00 atau 100%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah Laporan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan sebanyak 17 laporan dan terealisasi sebanyak 15 laporan atau 88.24%. menurunya capaian kinerja disebabkan tingginnya target yang ditetapkan.

4. Koordinasi Pengawasan yang lebih komprehensif

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp169,790,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp144,792,587.00 atau 85,28%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah


(9)

terlaksananya Rakorwasdanas dan Rakorwasda sebanyak 2 rakorwas, dengan tingkat realisasi sebanyak 2 rakorwas atau pencapaian kegiatan sebesar 100%.

5. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp360,325,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp351,489,800.00 atau 97,55%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan sebanyak 2 (dua) kali dan terealisasi 2 (dua) kali atau 100%.

6. Meneliti / Menilai Laporan Wajib LP2P

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp66,994,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp63,771,105.00 atau 95.19%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah Laporan Rekapitulasi LP2P terealisasi sebanyak 1 laporan dan Tanda Terima LP2P sebanyak 4000 blanko dengan tingkat realisasi 1 laporan atau 100%, sedangkan untuk indikator kinerja keluaran Tanda Terima LP2P terealisasi sebanyak 3800 blanko atau 95%. Menurunya capaian kegiatan ini disebabkan oleh banyaknya blanko yang rusak dan salah pengetikan serta digunakan persediaan.

7. Peningkatan Kinerja Instansi Pemerintah

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp63,720,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp53,823,000.00 atau 84,47%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah Laporan evaluasi pelaksanaan Diktum Inpres No.5 Tahun 2004 dari yang direncanakan sebanyak 1 laporan dan terealisasi sebanyak 1 laporan atau 100%.

8. Peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp83,952,500.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp56,679,500.00 atau 67,51%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah


(10)

jumlah PNS yang mengikuti sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebanyak 40 orang dengan realisasi 40 orang atau 100%.

2. Program pada pelaksanaan Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparat Pengawasan melalui kegiatan.

Jumlah anggaran yang tersedia untuk program ini adalah sebesar Rp311,240,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp239,658,530.00 atau 77.00%. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp311,240,000.00 dengan realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp239,658,530.00 atau 77.00%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah jumlah aparatur yang mengikuti Diklat JFA, dari yang direncanakan sebanyak 16 orang, terealisasi sebanyak 16 orang atau tingkat capaian 100%.

b. Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja

Jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar Rp47,360,000.00 dengan relisasi penyerapan anggaran sebesar Rp34,748,000.00 atau 73.37%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah jumlah aparatur yang mengikuti Diklat sebanyak 4 orang dan terealisasi 4 orang atau tingkat capaian 100%.

c. In House Training Aparatur Pengawasan

Pada pelaksanaan Kegiatan In House Training Aparatur Pengawasan dialokasikan dana sebesar Rp76,880,000.00 dengan relisasi penyerapan anggaran sebesar Rp52,382,000.00 atau 68.13%. Adapun indikator kinerja keluarannya adalah jumlah aparatur yang mengikuti Diklat sebanyak 50 orang dan terealisasi 50 orang atau 100%.

2.1.3. Analisis Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Capaian Indikator Kinerja Utama sebagaimana yg telah ditetapkan berdasarkan Dokumen Renstra Inspektorat Kota Dumai yakni “ menurunnya nilai penyimpangan keuangan/ kewajiban setor kepada Daerah/ Negara dan Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan mulai dari tahun 2011 s/d tahun 2013 dapat kami jelaskan pada Gambar Grafik sebagai Berikut :


(11)

Gambar V. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2011

Jumlah Temuan disetor sisa 0

100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000

523,362,92 1

429,229,12 3

94,133,798

Tindak Lanjut Kerugian Negara Tahun 2011

Gambar VI. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2012

Jumlah Temuan disetor sisa 0

100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000

522,189,97

2 458,902,83 0

63,287,142

Tindak Lanjut Kerugian Negara Tahun 2012

Gambar VII. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2013


(12)

Jumlah Temuan disetor sisa -

20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000

125,296,76 1

59,244,906 66,051,855

Tindak Lanjut Kerugian Negara 2013

Jika dilihat dari data Penyelesaian tindak lanjut temuan tahun 2013 masih belum signifikan penyelesaian kerugian/wajib setor yang masih bersisa sekitar Rp66.051.855, ini disebabkan karena monitoring tindak lanjut tahun 2014 masih berjalan hanya pada bulan januari dan februari, akan tetapi untuk bulan-bulan selanjutnya pada tahun 2014 kami akan mentargetkan penyelesaian tindak lanjut temuannya 98 %.

Adapun trend kerugian ataupun nilai jumlah temuan dari tahun 2011 s/d 2013 dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :


(13)

2010- 2010.5 2011 2011.5 2012 2012.5 2013 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000

600,000,000 523,362,921 522,189,972

125,296,761

Jumlah Temuan Tahun 2011 s/d 2013

T a h u n

Dilihat dari gambar grafik diatas ada penurunan yang signifikan pada tahun 2013 tentang kerugian daerah terhadap penggunaan belanja APBD yang dilaksanakan oleh SKPD. Dari data tersebut menunjukkan tingkat kepatuhan peraturan perundangan dan sistem pengendalian manajemen resiko terhadap penyimpangan penyalahgunaan keuangan daerah/negara semakin membaik.

Sedangkan capaian kinerja Penyelesaian Tindak Lanjut tahun 2011 sebesar 76.34 %, Tahun 2012 sebesar 84,54 % dan Tahun 2013 s/d bulan Februari sebesar 90 %. Sampai dengan akhir tahun 2014 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan kami mentargetkan 98 % sesuai dengan target di renstra.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Indikator kinerja pelayanan sesuai tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Dumai serta sebagaimana yang tertuang pada Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Pencapaian Kinerja Pelayanan

NO Indikator

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun 2010 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Menurunnya : - Nilai Kerugian

Daerah/ Negara Rp1,932,255,613.89 -10% -10% -10% 717,7% 68,00% 100% 100%

2 Meningkatnya Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Temuan


(14)

NO Indikator

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun

2010 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2015 Tahun2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Aparat Pengawasan

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya adalah untuk menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh daerah. Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahan-permasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

Dalam era Otonomi Daerah yang disemangati dengan azaz desentralisasi maka mandat untuk melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di Kabupaten/Kota sebagai pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pengawasan ada pada Inspektorat Kabupaten/Kota, dengan demikian Inspektorat Kota Dumai memiliki posisi yang sangat strategis dalam sistem Pemerintahan Daerah Kota Dumai. Untuk itu, efektivitas pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat memiliki peran yang sangat signifikan bagi keberhasilan Pemerintahan Daerah Kota Dumai.

Inspektorat Kota Dumai mempunyai peran besar dalam tujuan mewujudkan good governance dan clean government pada Pemerintah Kota Dumai. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah karena terdapat berbagai permasalahan yang ada dan sering mengemuka, baik dari dalam institusi Inspektorat secara khusus maupun Pemerintah Daerah Kota Dumai secara umum.

Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain, masih cukup tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian Negara/Daerah, masih sering terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan tugas oleh aparatur sebagai akibat dari rendahnya pengetahuan akan peraturan perundangan yang berlaku, masih rendahnya persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan, serta masih terbatasnya aparatur pengawasan yang berkualifikasi Auditor.

Perubahan mindset atau paradigma yang berkembang saat ini Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) bukan lagi sebagai Watchdog atau terkesan hanya mencari kesalahan, tetapi ke depan APIP harus mampu berperan sebagai Early Warning System, Quality Assurance, Solution Maker,


(15)

Consultative Management dengan fokus pada terselenggaranya manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang handal oleh manajemen. APIP harus mampu mendorong kinerja pemerintahan yang excellent, cegah KKN (preventif), sehingga perlu sinergitas antar APIP di dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

Berdasarkan indentifikasi terhadap masalah/faktor penghambat dalam rangka pengembangan kinerja Inspektorat Kota Dumai, secara garis besar dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Terbatasnya anggaran untuk menunjang kelancaran tugas bidang pengawasan baik kegiatan-kegiatan operasional pengawasan maupun kegiatan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia aparatur pengawasan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Auditor maupun pendidikan teknis substantif lainnya.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung operasional pengawasan.

3. Masih rendahnya persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan.

4. Terbatasnya sumber daya manusia aparatur pengawas yang berkualifikasi Auditor.

Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan guna pengembangan kinerja Inspektorat Kota Dumai kedepan antara lain:

1. Mengusulkan anggaran untuk peningkatan pembinaan dan pengawasan yang dialokasikan untuk pelaksanaan pengawasan dan peningkatan sumber daya manusia aparatur pengawas.

2. Mengoptimalkan anggaran yang ada untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sesuai skala prioritas.

3. Rekomendasi yang disampaikan oleh Auditor kepada Auditan ditujukan untuk menghilangkan penyebab terjadinya kondisi/temuan sehingga rekomendasi yang disampaikan dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak auditan secara tepat waktu. Sedangkan untuk temuan yang belum ditindaklanjuti, penyelesaiannya diteruskan pada Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tututan Ganti Rugi (MP TP-TGR).


(16)

4. Mengirimkan aparat pengawas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Auditor maupun pendidikan dan pelatihan subtantif lainnya baik yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan maupun yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Dumai.


(1)

Gambar V. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2011

Jumlah Temuan disetor sisa

0 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000

523,362,92 1

429,229,12 3

94,133,798

Tindak Lanjut Kerugian Negara Tahun 2011

Gambar VI. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2012

Jumlah Temuan disetor sisa

0 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000

522,189,97

2 458,902,83 0

63,287,142

Tindak Lanjut Kerugian Negara Tahun 2012

Gambar VII. Penyelesaian Tindak Lanjut Kewajiban Setor Kerugian Negara/Daerah Tahun 2013


(2)

Jumlah Temuan disetor sisa -

20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000

125,296,76 1

59,244,906 66,051,855

Tindak Lanjut Kerugian Negara 2013

Jika dilihat dari data Penyelesaian tindak lanjut temuan tahun 2013 masih belum signifikan penyelesaian kerugian/wajib setor yang masih bersisa sekitar Rp66.051.855, ini disebabkan karena monitoring tindak lanjut tahun 2014 masih berjalan hanya pada bulan januari dan februari, akan tetapi untuk bulan-bulan selanjutnya pada tahun 2014 kami akan mentargetkan penyelesaian tindak lanjut temuannya 98 %.

Adapun trend kerugian ataupun nilai jumlah temuan dari tahun 2011 s/d 2013 dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :


(3)

2010- 2010.5 2011 2011.5 2012 2012.5 2013 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000

600,000,000 523,362,921 522,189,972

125,296,761

Jumlah Temuan Tahun 2011 s/d 2013

T a h u n

Dilihat dari gambar grafik diatas ada penurunan yang signifikan pada tahun 2013 tentang kerugian daerah terhadap penggunaan belanja APBD yang dilaksanakan oleh SKPD. Dari data tersebut menunjukkan tingkat kepatuhan peraturan perundangan dan sistem pengendalian manajemen resiko terhadap penyimpangan penyalahgunaan keuangan daerah/negara semakin membaik.

Sedangkan capaian kinerja Penyelesaian Tindak Lanjut tahun 2011 sebesar 76.34 %, Tahun 2012 sebesar 84,54 % dan Tahun 2013 s/d bulan Februari sebesar 90 %. Sampai dengan akhir tahun 2014 Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan kami mentargetkan 98 % sesuai dengan target di renstra.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Indikator kinerja pelayanan sesuai tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Dumai serta sebagaimana yang tertuang pada Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Pencapaian Kinerja Pelayanan

NO Indikator

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun 2010 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Menurunnya :

- Nilai Kerugian

Daerah/ Negara Rp1,932,255,613.89 -10% -10% -10% 717,7% 68,00% 100% 100% 2 Meningkatnya

Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Temuan


(4)

NO Indikator

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi

Catatan Analisis Tahun

2010 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2015 Tahun2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Aparat Pengawasan

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya adalah untuk menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh daerah. Namun pada perkembangannya tentu akan muncul permasalahan-permasalahan baru sebagai wujud dari dinamika tuntutan masyarakat yang terus berkembang.

Dalam era Otonomi Daerah yang disemangati dengan azaz desentralisasi maka mandat untuk melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di Kabupaten/Kota sebagai pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pengawasan ada pada Inspektorat Kabupaten/Kota, dengan demikian Inspektorat Kota Dumai memiliki posisi yang sangat strategis dalam sistem Pemerintahan Daerah Kota Dumai. Untuk itu, efektivitas pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat memiliki peran yang sangat signifikan bagi keberhasilan Pemerintahan Daerah Kota Dumai.

Inspektorat Kota Dumai mempunyai peran besar dalam tujuan mewujudkan good governance dan clean government pada Pemerintah Kota Dumai. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah karena terdapat berbagai permasalahan yang ada dan sering mengemuka, baik dari dalam institusi Inspektorat secara khusus maupun Pemerintah Daerah Kota Dumai secara umum.

Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain, masih cukup tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian Negara/Daerah, masih sering terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan tugas oleh aparatur sebagai akibat dari rendahnya pengetahuan akan peraturan perundangan yang berlaku, masih rendahnya persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan, serta masih terbatasnya aparatur pengawasan yang berkualifikasi Auditor.

Perubahan mindset atau paradigma yang berkembang saat ini Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) bukan lagi sebagai Watchdog atau terkesan hanya mencari kesalahan, tetapi ke depan APIP harus mampu berperan sebagai Early Warning System, Quality Assurance, Solution Maker,


(5)

Consultative Management dengan fokus pada terselenggaranya manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang handal oleh manajemen. APIP harus mampu mendorong kinerja pemerintahan yang excellent, cegah KKN (preventif), sehingga perlu sinergitas antar APIP di dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

Berdasarkan indentifikasi terhadap masalah/faktor penghambat dalam rangka pengembangan kinerja Inspektorat Kota Dumai, secara garis besar dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Terbatasnya anggaran untuk menunjang kelancaran tugas bidang pengawasan baik kegiatan-kegiatan operasional pengawasan maupun kegiatan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia aparatur pengawasan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Auditor maupun pendidikan teknis substantif lainnya.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang mendukung operasional pengawasan.

3. Masih rendahnya persentase penyelesaian tindak lanjut hasil temuan aparat pengawasan.

4. Terbatasnya sumber daya manusia aparatur pengawas yang berkualifikasi Auditor.

Berdasarkan permasalahan diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan guna pengembangan kinerja Inspektorat Kota Dumai kedepan antara lain:

1. Mengusulkan anggaran untuk peningkatan pembinaan dan pengawasan yang dialokasikan untuk pelaksanaan pengawasan dan peningkatan sumber daya manusia aparatur pengawas.

2. Mengoptimalkan anggaran yang ada untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sesuai skala prioritas.

3. Rekomendasi yang disampaikan oleh Auditor kepada Auditan ditujukan untuk menghilangkan penyebab terjadinya kondisi/temuan sehingga rekomendasi yang disampaikan dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak auditan secara tepat waktu. Sedangkan untuk temuan yang belum ditindaklanjuti, penyelesaiannya diteruskan pada Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tututan Ganti Rugi (MP TP-TGR).


(6)

4. Mengirimkan aparat pengawas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Auditor maupun pendidikan dan pelatihan subtantif lainnya baik yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan maupun yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Dumai.