T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Role Play Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah
kelas X TPM yang berjumlah 32 siswa. Dari hasil pretest didapatkan 8 siswa termasuk
dalam kategori kedisiplinan belajar rendah dan 6 siswa termasuk dalam kategori sangat
rendah. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan jumlah yang sama yaitu masing-masing 7 siswa. Berikut adalah skor pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.1 Hasil Skor Pretest Skala Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
No
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14

Kode Nama
UI
SA
AK
HR
PR
CLN
AZH
DSH
DAL
WH
RN
MBN

MF
DSB

Skor
71
69
97
92
84
90
77
85
86
85
65
81
98
95

Kategori

Sangat rendah
Sangat rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Rendah
Rendah

Kelompok
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen

Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol
Kontrol

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen terdapat 3 siswa yang mempunyai
kedisiplinan belajar yang sangat rendah dan 4 siswa memiliki kedisiplinan belajar rendah.
Sedangkan di kelompok kontrol terdapat 2 siswa mempunyai kedisiplinan belajar sangat
rendah dan 5 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah.
Tabel 4.2 Susunan Program Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Rolle Play
SESI/
FREKUEN

INDIKATO


TOPIK

YANG INGIN

METODE

SI

R

1 (2 X 60
menit)

DICAPAI
-

2 - 3 (2X60
menit)


Disiplin
menaati
belajar di
sekolah

Pengertian
disiplin
Pentingnya
disiplin
belajar
Sharing
Pengalaman
siswa

“Kewajibanku adalah
belajar”

-

-


-

-

4 - 5 ( 2 X 60 Disiplin
menit)
menaati
belajar di
rumah

“Belajar di rumah
yang mengasyikkan”

-

6 - 7 ( 2 X 60 Disiplin
menit)
dalam
berpendapat

di sekolah

“ Manfaat
berpendapat aktif di
kelas”

-

8 (1 X 60
menit)

“ Manfaat disiplin
belajar bagi siswa”

-

Kesan- kesan
dan manfaat
disiplin
belajar bagi

siswa

Memahami
pentingnya
disiplin belajar
bagi siswa
Terbuka dalam
menceritakan
masalah yang
dialami siswa
terkait dengan
disiplin belajar
Menyebutkan
bentuk –
bentuk disiplin
belajar di
sekolah
Bermain rolle
play untuk
meningkatkan

disiplin belajar
pada saat di
sekolah
Bermain rolle
play mengenai
kesadaran
siswa belajar
ketika di dalam
rumah
Bermain rolle
play
berpendapat
mengenai
suatu tema
pada saat di
kelas
Siswa mampu
menyebutkan
dampak dan
manfaat ketika

siswa memiliki
disiplin belajar
yang tinggi

-

Ceramah
Sharing
Tanya
jawab
Ice
breaking

-

Ceramah
Rolle play
sharing

-

Ceramah
Rolle play
sharing

-

Ceramah
Rolle play
sharing

-

Ceramah
Rolle play
sharing

4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Persiapan Penelitian
Peneliti menetapkan SMK Negeri 2 Salatiga sebagai subjek penelitian. Pada tanggal 14
Februari 2017 peneliti memasukkan surat penelitian ke TU SMK Negeri 2 Salatiga dan pada saat itu
juga peneliti mendapat persetujuan dri pihak sekolah untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2

Salatiga. Setelah berdiskusi dengan koordinator Guru BK, peneliti diarahkan pada subjek siswa kelas
X teknik permesinan. Dengan menyepakati beberapa peraturan yang dijelaskan oleh koordinator guru
BK, peneliti diperbolehkan untuk mengatur jadwal penelitian.

4.2.3 Pretest (Test Awal)
Pada tanggal 15 Februari 2017 penulis melakukan pretest dengan menggunakan skala kedisiplinan di
kelas X Teknik Permesinan yang berjumlah 32 siswa. Berikut tabel hasil pretest

4.3 Tabel Hasil Pretest
Kategori

Interval

Jumlah

Sangat Tinggi

120 – 136

8

Tinggi

103 – 119

10

Rendah

86 – 102

8

Sangat Rendah

69 – 85

6

Jumlah

32

Dari tabel 4.3 dapat diketahui terdapat 6 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat rendah, 8
siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah, 10 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang
tinggi dan 8 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat tinggi. Setelah itu siswa yang
mempunyai kategori sangat rendah dan rendah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol

Tabel 4.4. Uji Homogenitas kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol

Mann-Whitney Test
Ranks
VAR00

VAR00001

002

N

Mean Rank

Sum of Ranks

1

7

7.57

53.00

2

7

7.43

52.00

Total

14

Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U

24.000

Wilcoxon W

52.000

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

-.064
.949
1.000a

a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan tabel 4.4. dapat dijelaskan hasil uji homogenitas antara kelompok
eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0.949 >0.050, sedangkan mean rank
kelompok eksperimen 7.57 adalah dan mean rank kelompok kontrol adalah 7.43. Dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian.
Sesuai dengan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok
eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan rolle play selama delapan kali
pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan tema dalam
kegiatan rolle play, disesuaikan dengan kebutuhan siswa dengan melihat jumlah presentase
skor aspek dalam kedisiplinan belajar.
4.3 Pelaksanaan Eksperimen

Jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen berjumlah 7 siswa.
Pelaksanaan bimbingan kelompok dimulai pada tanggal 8 Maret dan diakhiri pada tanggal 7
April 2017. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam waktu 60 menit setiap pertemuan.
Adapun uraian bombingan kelompok sebagai berikut:
1. Sesi I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017, Pukul 14.10-15.10
Pada sesi satu ini merupakan sesi pertama dalam bimbingan kelompok, sehingga
masih dalam tahap pengenalan bimbingan kelompok. Latihan ini dilaksanakan di ruang kelas
X TPM A SMK N 2 Salatiga.
Kegiatan diawali dengan meminta konseli duduk melingkar kemudian membaca doa
bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan dari konselor dan masing-masing konseli
dengan menjalin hubungan hangat antara konselor dan konseli.
Kegiatan perkenalan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pengertian bimbingan
kelompok beserta prosedurnya, kedisiplinan belajar, sekaligus penjelasan mengenai teknik
rolle play yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pada sesi ini semua konseli

nampak antusias dapat dilihat dari cara konseli menceritakan pengalamannya mengenai halhal yang membuat konseli belum disiplin dalam belajar, dan contoh tidak disiplin belajar.
Sebelum mengakhiri sesi I, konselor memberikan pertanyaan mengenai pemahaman
konseli mengenai bimbingan kelompok dan kedisiplinan belajar sekaligus meminta
tanggapan konseli mengenai bimbingsn kelompok yang dilakukan pada sesi I. Kemudian
kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan salam.

2. Sesi II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00
Pada sesi II ini topik yang diangkat adalah kewajibanku adalah belajar. Latihan ini
dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. Pada tahap ini membahas
mengenai pentingnya berdisiplin dalam belajar dengan menggunakan teknik rolle play.

Kegiatan diawali dengan konselor mengucapkan salam kepada konseli kemudian
dilanjutkan dengan membaca doa bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi
tentang bentuk bentuk disiplin belajar, contoh disiplin belajar, dan hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah ketidak disiplinan belajar. Pada sesi ini penulis mulai membagi peran yang
akan diperagakan kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play. Kemudian penulis mulai
membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan
rolle play. kali ini, setelah semua peran terbentuk siapa yang menjadi pelaku tidak disiplin,

kemudian penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akan memainkan peran
dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami peran yang akan mereka
peragakan. Tidak lupa penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai
pengamat dalam kegiatan layanan kali ini.
Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai mengajak siswa
untuk memerankan kegiatan rolle play yang dilaksanakan sesuai dengan karakter tokoh
dalam cerita tersebut. akan tetapi, dalam cerita ini lebih ditonjolkan bahwa bahwa korban
mampu mengatasi ajakan temanya yang tidak disiplin yang dilakukan pelaku dengan teknik
teknik yang sudah tertera dalam naskah drama. Sampai pada akhirnya siswa tersebut sadar
kalau tidak disiplin merugikan.
Sebelum mengakhiri sesi II, penulis menjelaskan bahwa sesi ke II dalam kegiatan ini
akan segera berakhir. penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang
berlangsung. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.
3. Sesi III dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00
Pada pertemuan sesi ke 3 ini, penulis masih mnggunakan hari yang sama untuk
melakukan layanan, yaitu Jum’at, 17 Maret 2017 namun waktu pelaksanaan layanan diberkan
pukul 10.30-11.00 WIB. Pada kegiatan sesi ketiga ini, penulis kembali menjelaskan

pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play.
Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik.
Pada sesi III ini topik yang diangkat adalah “Kewajibanku adalah belajar”. Sesi ini
dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. tujuan yang ingin dicapai siswa
mampu memahami belajar merupakan kewajiban secara detail dan mendalam, selain itu
siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan rolle play secara bergantian dengan
mengangkat tema kewajibanku adalah belajar agar siswa mampu mengembangkan diri dari
kedisiplinan belajar siswa meningkat.
Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topic yang akan
diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan sesi kedua yang berjudul
“kewajibanku adalah belajar”.Namun bedanya pada sesi ke tiga ini peran yang siswa lakukan
berputar bergantian. setelah penulis menentukan pemain, penulis juga menunjuk satu siswa
untuk dijadikan pengamat.
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan akan segera berakhir. penulis
mengajak siswa berdiskusi dan mengevaluasi seluruh kegiatan di sesi ke 3. Kegiatan diakhiri
doa dan salam.
4. Sesi IV dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017, Pukul 14.10 -15.00
Pada sesi ini topik yang dibahas adalah belajar dirumah yang mengasyikkan yang
dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga tujuan yang ingin dicapai adalah
siswa mampu memahami mengeni disiplin menaati belajar dirumah secara lebih mendalam
dan detail, siswa mampu malakukan peran dalam kegiatan rolle play, dan siswa mampu
disiplin belajar di rumah. Sesi ini diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan penjelasan
mengenai bimbingan kelompok, teknik rolle play meliputi pengertian, tujuan, asas, dan
prosedur dari kegiatan kelompok teknik rolle play, menyepakati waktu, serta memberikan
semangat supaya siswa semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan. tahap kegiatan

diawali penulis membagikan dapat materi mengenai disiplin belajar di rumah dimana materi
tersebut berisi tentang belajar yang menasyikkan. serta hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah ketidakdisiplinan. naskah permainan peran dengan topic “belajar yang asyik”.
Selanjutnya, penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang
akan dilakukan kegitatan bimbingan kelompok teknik rolle play kali ini, ada yang berbeda
yang berperan sebagai pelaku yang disiplin belajar dirumah dan yang tidak. pada sesi
keempat ini siswa terlihat sangat bersemangat dikarenakan mereka bisa menunjukkan
ekspresi mereka saat mendalami karakter dalam kegiatan rolle play. Sesi ini diakhiri dengan
berdoa bersama dan salam dari konselor.
5. Sesi V dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017, Pukul 15.00-16.00
Dalam sesi ini, penulis masih menggunakan topik yang sama. Topik yang dibahas adalah
“belajar yang asyik” yang dilaksanakan diruang PIK SMK N 2 Salatiga. Tujuan yang ingin
dicapai siswa mampu memahami tips tips belajar yang asyik, selain itu mampu mlakukan
peran dalam kegiatan rolle play secara bergantian. Pada sesi ini diawali dengan berdoa
bersama dan salam dilanjutkan dengan penjelasan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari
kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play.
Dalam kegiatan kali ini penulis menjelaskan kembali topik yang dibahas padasaat sesi
ke empat yang berjudul “belajar yang asyik”. Pada sesi kelima ini mempunyai perbadaan
dengan sesi keempat yaitu peran dadi naskah diputar bergantian. Setelah itu penulis
menentukan pemain, tidak lupa penulis menunjuk salah satu siswa untuk menjadi
pengamat.setelah itu siswa memerankan naskah yang telah dibagi oleh penulis. Dalam sesi ke
lima ini siswa sangat antusias dapat dilihat dari akting yang mereka perankan pada saat
kegiatan rolle play. Sesi ini diakhiri dengan mengevaluasi kegiatan pada sesi ke lima dan
menentukan kontrak waktu pada saat segiatan selanjutnya atau pada sesi ke 6. Tidak lupa

penulis memberikan motivasi supaya siswa lebih berdisiplin dalam belajar disekolah maupun
di rumah. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.

6. Sesi VI dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017, Pukul 09.00-10.00
Pada sesi ini topik yang dibahas adalah “disiplin dalam berpendapat di kelas” yang
dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. Tujuan yang ingin dicapai yaitu
siswa mampu memahami mengenai berpendapat dikelas secara lebih mendalam dan detail
dan siswa mampu malakukan peran dalam kegiatan rolle play. Sesi ini diawali dengan doa
bersama yang dilanjutkan denganpenjelasan tentang pengertian, tujuan dan asa dari
bimbingan kelompok serta menjelaskan materi tentang topik yang sedang dibahas yaitu
“disiplin dalam berpendapat dikelas”. Pada sesi ini juga membagikan naskah rolle play yang
akan diperankan oleh siswapada sesi keenam ini. Naskah pada sesi ini berjudul”ayo berpikir
kritis saat dikelas”. Setelah itu penulis membagi peran kepada siswa, tidak lupa penulis
meminta salah satu siswa untuk menjadi pengamat. Setelah itu siswa memperagakan. Dalam
cerita ibi siswa yang tidak pernah menghargai pendapat orang lain benar benar harus dihayati.
Siswa sangat antusias dalam bimbingan kelompok ini nampak dari cara konseli
mengemukakan pendapat dan menanggapi topik latihan yang sedang dibahas serta
memperagakan naskah rolle play yang dibagikan oleh penulis.Sebelum mengakhiri kegiatan
pada sesi keenam ini, penulis meminta siswa untuk mengevaluasi kegiatan pada hari ini,
kemudian penulis meminta siswa pengamat untuk mengemukakan pendapat. Sesi ini diakhiri
dengan berdoa bersama dan salam dari penulis.
7. Sesi VII dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00
Dalam sesi ini topik yang dibahas masih sama dengan topik materi yang dibahas pada
sesi ke enam, yaitu “ manfaat aktif pendapat dikelas” yang dilaksanakan di ruang kelas X
TPM A SMK N 2 Salatiga.Tujuan yang ingin dicapai siswa adalah siswa mampu memahami

disiplin berpendapat disekolah, selain itu mampu melakukan peran rolle play secara
bergantian, dan supaya siswa mampu berpendapat dengan baik.
Kegiatan bimbingan kelompok pada sesi ini dilanjutkan dengan menjelaskan
pengertian, tujuan dan asas dari bimbingan kelompok. Kemudian penulis kembali
menjelaskan topik yang dibahas pada saat kegiatan sesi kelima, lalu penulis menjelaskan
naskah yang akan diperankan oleh siswa. Pada sesi ke tujuh ini berbeda pada saat sesi
keenam, yaitu peran diputar bergantian. Setelah itu penulis menentukan pemain, dan
kemudian penulis menunjuk salah satu siswauntuk dijadikan pengamat.
Sebelum mengakhiri sesi II, penulis menanyakan kepada siswa apa yang mereka
dapat pada sesi kali ini dan mengevaluasi kegiatan pada hari ini. Tidak lupa penulis
menyuruh siswa yang menjadi pengamat untuk mengemukakan pendapat. Sesi ini diakhiri
dengan pemberian penguatan dari penulis supaya siswa mampu berdisiplin dalam belajar
untuk kedepanya. Kemudian sesi VII ini diakhiri dengan berdoa bersama dan salam dari
penulis.
8. Sesi VIII dilaksanakan pada tanggal 7 April 2017, Pukul 10.00-11.00
Pada sesi ini topik yang dibahas adalah “manfaat disiplin bagi siswa”. Pada kegiatan ini
merupakan hari terakhir treatment. Kegiatan bimbingan kelompok hari ini dilakukan di ruang
kelas X TPM SMK N 2 Salatiga.
Pada sesi ini diawali dengan doa bersama dan pemberian salam dari penulis. Seperti
biasa penulis kembali menjelaskan tentang pengertian, tujuan, dan asas dari bimbingan
kelompok. Setelah itu penulis mengulas kembali materi materi pada sesi sesi sebelumnya
sebelum menjelaskan topic yang dibahas pada hari ini. Kemudian penulis menjelaskan topic
yang akan dibahas pada hari ini, dan penulis mengadakan sharing sebentar dengan siswa
untuk mencairkan suasana. Setelah itu penulis membagikan naskah rolle play yang akan
diperankan pada siswa.

Setelah membagi naskah, penulis membagikan peran kepada siswa dan memberikan
waktu 20 menit untuk nedalami peran masing masing. Tidak lupa penulis menunjuk salah
satu siswa untuk menjadi pengamat. Setelah mendalami peran, siswa tampak antusias dalam
memerankan peran yang ada dalam naskah.
Dalam proses bermain peran, konseli antusias ditunjukkan dengan bahasa tubuh dan
pengembangan bahasa dalam percakapan yang ada dalam cerita. Setelah bermain peran
selesai, kegiatan dilanjutkan dengan membahas nilai apa saja yang terkandung dalam cerita di
dalam naskah tersebut. Bimbingan kelompok sesi VIII berjalan dengan lancar karena semua
siswa mengikuti intruksi dari penulis dengan sangat baik dan mempraktikkan langkahlangkah yang diberikan penulis.
Sebelum mengakhiri sesi VIII, penulis penguatan kepada konseli untuk dapat
meningkatkan disiplin belajar dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan prestasi
di sekolah. Sesi ini berjalan dengan baik dan diakhiri dengan doa bersama dan salam.
4.4 Analisis Data
Setelah pemberian bimbingan kelompok yang dilaksanakan selama 8 sesi yang
dimulai tanggal 8 Maret 2017 dan diakhiri 7 April 2017, kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol kembali diberikan posttest menggunakan skala kedisiplinan pada saat pretest. Berikut
adalah hasil sebaran pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.5 Sebaran Frekuensi Siswa Berdasarkan Kategori Kedisiplinan Belajar dari
Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Interval
152-165
166-179
180-193
194-207

Kategori
Sangat Rendah
Rendah
Cukup Tinggi
Tinggi
Jumlah

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Pretest

Posttest

Pretest

Posttest

3
4
0
0
7

0
0
3
4
7

2
5
0
0
7

1
5
1
0
7

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pretest kelompok eksperimen, diantara 7 siswa
terdapat 3 siswa memiliki kedisilinan belajar sangat rendah, dan 4 siswa memiliki
kedisiplinan belajar sedangkan dari hasil posttest kelompok eksperimen terdapat diantaranya
3 siswa memiliki kedisiplinan belajar cukup tinggi dan 4 siswa memiliki kediiplinan belajar
tinggi. Dengan demikian semua siswa dalam kelompok eksperimen mengalami peningkatan
kedisiplinan belajar.

Sedangkan pada pretest kelompok kontrol, dari siswa

dengan jumlah 7 siswa terdapat 2 siswa memiliki kedisiplinan belajar sangat rendah dan 5
siswa memiliki kedisiplinan belajar rendah dan pada posttest kelompok kontrol yang
berjumlah 7 siswa hanya terdapat 1 siswa yang mengalami peningkatan yaitu memliki
kedisiplinan belajar cukup tinggi, sedangkan 5 siswa lainnya memiliki kedisiplinan belajar
rendah dan 1 siswa memiliki kedisiplinan belajar yang sangat rendah.
Dari hasil analisi data dengan bantuan SPSS versi 20.0 for windows diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Mann-Withney Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Ranks
VAR000
02

N

Kelmpk Pre-test
Post-test
Total

Mean Rank Sum of Ranks
7

4.00

28.00

7

11.00

77.00

14

Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U

.000

Wilcoxon W

28.000

Z

-3.137

Asymp. Sig. (2-tailed)

.002

Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

.001a

a. Not corrected for ties.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah subjek sebanyak 7 siswa. Skor mean
rank pada pre test 4,00 dan mean rank untuk post test 11,00. Kemudian sum of rank pada
pre test 77,00 dan sum of rank pada post test 28,00.Dari tabel diatas juga dapat diketahui

hitung Mann-Whitney U =,000 dan koefisien Asymp. Sig. (2-Tiled) 0,002 < 0,05.
Perhitungan statistik tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan
kedisiplinan belajar siswa antara pretest dan posttest. Perbedaan tersebut menunjukkan
ada peningkatan kedisiplinan belajar siswa pada kelompok eksperimen yang telah
diberikan treatment (perlakuan) bimbingan kelompok teknik role play. Dibawah ini
terdapat tabel perbandingan hasil posttest kedisiplinan belajar siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.7 Uji Mann-Withney Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Mann-Whitney Test
VAR0
0002
Kelompk Eks

N

Mean Rank Sum of Ranks

7

11.00

77.00

kontrol

7

4.00

28.00

Total

14

Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U

.000

Wilcoxon W

28.000

Z

-3.134

Asymp. Sig. (2-tailed)

.002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.001a

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan bimbingan
kelompok teknik role play pada kelompok eksperimen mean rank sebesar 11,00. Sedangkan
kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment jumlah mean rank sebesar 4,00. Sehingga
mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan mean rank hasil kelompok

kontrol. Sedangkan pada tabel dibawanya dapat dilihat p = Asymp. Sig 0,002 < 0,050.
Penghitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa tenik role play
efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini bahwa kelompok teknik role play dapat meningkatkan secara signifikan
kedisiplinan belajar siswa kelas X teknik permesinan SMK N 2 Salatiga “diterima”.
4.5 Pembahasan
Bimbingan kelompok teknik rolle play dapat meningkatkan secara signifikan
kedisiplinan belajar dari siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga yang
dapat dilihat dalam analisis Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U =0,000,
Nilai Z -3,134 dan nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 < 0,050. Skor mean rank pada posttest
kelompok kontrol 4,00. Kemudian skor mean rank pada posttest kelompok eksperimen
adalah 11,00. Ada peningkatan skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 7,00.
Temuan ini sejalan dengan Hasil penelitian Pradipta Novalin (2014) dengan judul
Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Play
pada Siswa Kelas XI di SMK Sudirman 02 Ambarawa Tahun Ajaran 2013/2014, terjadi
peningkatan skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen

Dalam penelitian ini pada saat pre test siswa kelompok eksperimen memiliki
kedisiplinan belajar yang rendah dan sangat rendah sama dengan siswa dalam kelompok
kontrol. Setelah diberikan bimbingan kelompok teknik role play pada siswa kelompok
eksperimen sebanyak 8 sesi, siswa di dalam kelompok eksperimen sudah dapat meningkatkan
kedisiplinan belajar. Pada setiap siswa memerankan naskah role play yang memiliki beberapa
topik yang dilaksanakan selama 8 sesi.
Keberhasilan bimbingan kelompok teknik role play untuk meningkatkan kedisiplinan
belajar siswa didukung respon anggota kelompok yang sangat baik selama delapan sesi
konseling. Diawal sesi bimbingan kelompok, anggota kelompok masih perlu beradaptasi
dengan proses bimbingan yang diberikan yang diberikan, dengan berjalannya waktu anggota
kelompok mulai dapat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik. Anggota
kelompok memerankan naskah role play dengan baik, sehingga ini berjalan dengan lancar.
Sebelum diberikan treatment anggota kelompok memiliki kedisiplinan belajar yang rendah.
Ketika diberikan bmbingan kelompok teknik role play, anggota kelompok mulai sadar bahwa
kedisiplinan belajar yang rendah dapat mengakibatkan beberapa dampak negatif bagi siswa
itu sendiri sehingga mulai meningkatkan kedisiplinan belajar seperti mendengarkan guru
ketika pelajaran dengan baik, mengulang kembali mata pelajaran yang sudah dipelajari di
sekolah, dan serius dalam mengikuti pelajaran.
Keberhasilan dari bimbingan kelompok teknik role play untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar yang paling menonjol adalah pada sesi terakhir yaitu sesi ke 8 dengan
topik manfaat disiplin bagi siswa. Setelah diberikan treatment kepada anggota kelompok,
sudah mulai tampak perubahannya dimana anggota kelompok mulai tertib masuk kelas di jam
pelajaran, mendengarkan guru ketika guru sedang menjelaskan.

Hastuti dalam Wijayanto (2011) mengungkapkan bahwa disiplin belajar adalah
keteraturan dan ketaatan siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan waktu belajar baik di
sekolah maupun di rumah yang meliputi mendengarkan, membaca, dan mengamati dimana
hal tersebut dapat menghasilkan perubahan perilaku yang baru sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungan.
Dapat disimpilkan bahwa kedisiplinan belajar merupakan usaha yang dilakukan
seseorang dengan sadar, melalui latihan hidup teratur, pengajaran, pendidikan dan pembinaan
dari keluarga dalam hal ini orang tua, dan guru di sekolah untuk mengikuti dan menaati
peraturan, nilai, hukum atau tata tertib yang berlaku untuk memperoleh perubahan perilaku
dalam dirinya. Perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya.
Disiplin tidak hanya mengikuti dan menaati aturan, melainkan meningkat menjadi disiplin
berpikir yang mengatur serta mempengaruhi seluruh aspek individu termasuk prestasi belajar
siswa.
Benett (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role play atau bermain peran
adalah suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian
mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan
yang terjadi dengan kehidupan yang sebenarnya.
Dapat ilihat dalam analisis Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U
=0,000, Nilai Z -3,134 dan nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 < 0,050. Skor mean rank pada
posttest kelompok kontrol 11,00. Kemudian skor mean rank pada posttest kelompok

eksperimen adalah 4,00. Ada peningkatan skor mean rank kelompok eksperimen sebesar
7,00. Jadi dapat disimpulkan role play adalah salah satu metode bimbingan kelompok yang
menggunakan permainan peran didalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi
seorang individu, dimana peran yang dimainkan harus sesuai dengan tokoh yang diperankan
dengan cara mendramatisasika peran tersebut.

Hal ini sudah penulis lakukan selama proses bimbingan kelompok dimana penulis
menggunakan teknik role play

untuk membantu siswa guna untuk meningkatkan

kedisiplinan belajar siswa. Penulis juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk
dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.