Pertumbuhan Akar Semai Bruguiera Cylindrica Pada Berbagai Variasi Salinitas

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada tahun 1982 hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha
kemudian pada 1993 berkurang menjadi 3,7 juta ha. Pada tahun 2011 menjadi 3,1
juta ha (Giri dkk, 2011). Mangrove Indonesia adalah yang terluas di dunia
namun kondisinya semakin menurun baik dari segi kualitas dan kuantitas dari
tahun ke tahun. Luas hutan mangrove yang semakin menurun mengakibatkan
dampak yang sangat mengkhawatirkan sehingga mengharuskan kegiatan
rehabilitasi dilakukan di seluruh kawasan mangrove yang rusak. Dalam
rehabilitasi mangrove, faktor salinitas dan zona mangrove yang baik saat ini perlu
dipenuhi untuk membangun ekosistem yang dapat memberikan fungsinya secara
optimal (Noor dkk, 2006).
Saat ini, kondisi mangrove berada dalam proses kemunduran. Tekanan
populasi yang tinggi, konversi mangrove ke pertanian, industri tambang,
industrialisasi pesisir dan urbanisasi, serta konversi pesisir ke pertambakan
menjadi penyebab utama degradasi ekosistem mangrove. Degradasi ekosistem
mangrove dapat berdampak pada fungsi fisik, ekologi dan ekonomi. Beberapa
daerah wilayah pesisir di Indonesia sudah terlihat adanya degradasi atau
penurunan luas hutan mangrove yang disebabkan karena adanya tekanan akibat
pemanfaatan dan pengelolaannya yang kurang memperhatikan aspek kelestarian.

Satu dari upaya konservatif adalah melakukan kegiatan rehabilitasi ekosistem
mangrove untuk mengembalikan fungsi hutan mangrove yang mengalami
degradasi agar kembali pada kondisi yang dianggap baik dan mampu mengemban
fungsi fisik, ekologis dan ekonomis sebagaimana mestinya (Saparinto 2007).

Universitas Sumatera Utara

Dalam

meningkatkan

keberhasilan

rehabilitasi,

perlu

dilakukan

perencanaan yang tepat untuk rehabilitasi, penggunaan semai yang baik dan

adaptasi

penanaman

vegetasi

mangrove

yang

sesuai

dengan

faktor

pertumbuhannya seperti kualitas sifat fisik kimia tanah, salinitas dan pH tanah,
serta lama penggenangan yang dipengaruhi pasang surut air laut. Kondisi salinitas
sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove mengatasi
kadar air dengan cara yang berbeda. Beberapa diantaranya secara selektif mampu

menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis
lainnya mampu mengeluarkan garam dari kalenjar khusus pada daunnya.
B.cylindrica merupakan jenis mangrove dengan ciri unik berupa akar lutut.
Spesies ini yang jarang digunakan tetapi diminati dalam rehabilitasi karena
kemampuannya dalam beradaptasi pada kondisi salinitas yang cukup tinggi dan
sistem perakaran yang kuat. Kadar salinitas optimum untuk jenis Bruguiera
adalah < 2,5 0/0. Noor dkk (2006) menyebutkan bahwa kadar salinitas optimum
untuk B. parviflora adalah 200/0 sementara B. gymnorrhiza adalah 1,0 – 2,50/0.
Akar merupakan tempat masuknya unsur hara yang diserap oleh tanaman.
Akar menyerap hara dan menyalurkannya ke daun untuk diproses menjadi energi
melalui fotosintesis. Data perkembangan akar dapat diaplikasikan pada
penanaman di lapangan melalui kegiatan rehabilitasi. Dengan diketahuinya
perkembangan akar pada setiap kadar salinitas maka dapat dibuat jarak tanam
yang baik di lapangan sehingga tidak terjadi perebutan unsur hara dan dapat
memberikan ruang bagi pertumbuhan akar. Dengan berbagai perlakuan tersebut
dapat diketahui salinitas terbaik untuk pertumbuhan akar B. cylindrica sehingga
semai siap ditanam di lapangan untuk kegiatan rehabilitasi.

Universitas Sumatera Utara


Spesies mangrove memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda
terhadap kondisi tanah, salinitas, temperatur, curah hujan dan pasang surut. Hal
ini menyebabkan terjadinya struktur dan konposisi tumbuhan mangrove dengan
batas-batas yang khas, mulai dari zona yang dekat daratan sampai dengan zona
yang dekat dengan lautan, serta menyebabkan terjadinya perbedaan struktur
tumbuhan mangrove antar daerah. Informasi tentang kemampuan adaptasi
tumbuhan mangrove khususnya akar terhadap pengaruh lingkungan masih sangat
terbatas. Salinitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
perkembangan hutan mangrove. Oleh karena itu diperlukan penelitian
pertumbuhan akar mangrove jenis B. cylindrica pada berbagai variasi salinitas.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar salinitas terbaik terhadap
pertumbuhan dan perkembangan akar semai B. cylindrica.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan data dan informasi kadar salinitas optimal pada persemaian
B. cylindrica berdasarkan pertumbuhan bagian atas dan perkembangan akar.
2. Menjadi referensi dalam menentukan jarak tanam terbaik untuk penanaman
jenis B.cylindrica.
Hipotesis Penelitian
Diduga kadar salinitas 0,5 % memberikan respons terbaik terhadap

pertumbuhan akar semai B. cylindrica.

Universitas Sumatera Utara