Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1

Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu sektor yang mempunyai peranan besar dalam

meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya
menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

yang

sebaik-baiknya.

Pelayanan


kesehatan yang dimaksud adalah setiap upaya yang diselenggarakan oleh individu
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, kelompok ataupun masyarakat (SKN, 2012).
Tercapainya pelayanan kesehatan yang baik tentunya harus didukung oleh
pembangunan kesehatan yang baik. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang
maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Pembangunan kesehatan juga
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk menunjang berbagai upaya kesehatan maka mutu dan pemerataan
pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan. Hal ini dititikberatkan pada pelayanan
kesehatan dasar yang diselenggarakan secara terpadu melalui puskesmas,
puskesmas pembantu, bidan desa, balai pengobatan lainnya serta pelayanan
rujukan rumah sakit kabupaten (Adisasmito, 2014).
Secara nasional, terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
digambarkan dengan Indonesia yang sehat secara utuh. Indonesia yang sehat akan

tercapai jika telah tercapai Provinsi-provinsi Sehat, sedangkan Provinsi Sehat
akan tercapai jika Kabupaten-kabupaten dan Kota-kota di provinsi tersebut telah

menjadi Kabupaten Sehat dan Kota Sehat. Seterusnya, Kabupaten/Kota Sehat
akan tercapai jika telah tercapai Kecamatan-kecamatan Sehat, dan Kecamatan
Sehat akan tercapai jika telah terwujud Desa-desa atau Kelurahan-kelurahan atau
Nagari-nagari Sehat. Jadi, dapat dikatakan bahwa pondasi dari Indonesia Sehat
adalah Desa/Kelurahan/Nagari Sehat. Dengan demikian, terwujudnya keadaan
Indonesia Sehat secara tidak langsung sangat dipengaruhi oleh kondisi pelayanan
kesehatan dasar seperti puskesmas. Namun untuk dapat mewujudkan keadaaan
tersebut banyak upaya yang perlu dibenahi dan dilakukan. Salah satu yang dinilai
mempunyai peran penting agar tercipta pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau dan menyeluruh adalah membenahi sistem kesehatan yakni dalam
sistem pembiayaan kesehatan itu sendiri (Adisasmito, 2014).
Sistem pembiayaan kesehatan yang baik tentu semakin meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang memiliki mutu yang baik
serta terjangkau oleh semua pihak. Salah satu upaya yang dilakukan secara
terpadu pemerintah dalam mewujudkan keadaan sehat tersebut adalah program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sesuai dengan amanat UUD 1945, pemerintah telah menetapkan UndangUndang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial
dimana jaminan sosial merupakan suatu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang


layak. Jaminan

kesehatan merupakan salah satu jaminan sosial yang harus

dilaksanakan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak.
Namun, implementasinya sampai saat ini masih dalam tahap persiapan menuju
terwujudnya universal coverage seperti yang diamanatkan tersebut.
Kementerian Kesehatan sendiri sejak tahun 2005 telah melaksanakan
program jaminan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin, dimulai dengan
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM)
atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah
nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat/Jamkesmas (2008-2013),
dan sekarang dikenal dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Kesemuanya
memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai upaya untuk menjaga kesinambungan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang merupakan
masa transisi sampai dengan terlaksananya jaminan sosial sesuai UU SJSN.
Pada tahun 2010 diperkirakan dari sekitar 230 juta jiwa penduduk
Indonesia, yang telah memiliki jaminan kesehatan hanya sekitar 98,2 juta jiwa

(42,6%), yang terdiri dari 16,3 juta jiwa melalui program Askes Sosial
(PNS/TNI/Polri/Veteran dan Perintis Kemerdekaan), 2,5 juta jiwa pekerja sektor
formal melalui asuransi komersial, 76,4 juta jiwa (melalui Jamkesmas) dan 3 juta
jiwa sektor informal yang ditanggung oleh pemerintah daerah melalui Jamkesda
(1,6 juta dikelola oleh PT. Askes dan 1,4 juta dikelola secara swadaya oleh
Pemda). Hal ini berarti masih ada 131 juta jiwa atau 57,4% penduduk yang belum
memiliki jaminan kesehatan yang sangat rentan untuk sakit berat karena

kesehatannya belum terlindungi (Info Askes 2011). Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan di Sumatera Utara pada tahun 2010 hanya sekitar
43,69% dan yang tidak memiliki jaminan kesehatan sebesar 56,31% (Profil
Kesehatan Indonesia 2011).
Pada tanggal 1 Januari 2014 program Jaminan Kesehatan Nasional
diaktifkan di Indonesia. Jumlah peserta JKN Desember 2014 mencapai lebih 131
juta jiwa, sudah melebihi target yang ditetapkan BPJS sebelumnya. Target
awalnya sebanyak 121,6 juta jiwa. Secara umum dapat dikatakan bahwa
masyarakat luas menerima program JKN dengan cukup baik (Kemenkes, 2014).
Pada Januari 2015 menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terdapat
sekitar 135,7 juta jiwa peserta JKN. Mereka terdiri dari 86,4 juta, peserta
penerima bantuan iuran(PBI) 8,89 juta peserta dari jamkesda, 11 juta peserta

berasal dari golongan pekerja penerima upah (masyarakat yang pembayarannya
dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja), dan 9,8 juta peserta berasal dari peserta
mandiri atau penerima upah bukan pekerja di mana

peserta sendiri yang

membayarkan iuran yang bersangkutan sisanya PNS, TNI, Polri, dan bukan
pekerja.
Wilayah kerja BPJS Kesehatan Pematangsiantar mempunyai empat kota
atau kabupaten yaitu Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Tobasa, dan
Kabupaten Samosir. Data peserta JKN Kabupaten Simalungun yang terdaftar di
BPJS Kesehatan Pematangsiantar hingga akhir bulan April 2015 sebanyak
392.887 jiwa, yang terdiri dari Peserta Bantuan Iuran (PBI) APBN sebanyak
232.875 jiwa, PBI APBD sebanyak 57.237 jiwa, TNI POLRI sebanyak 5.120

jiwa, PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) sebanyak 19.403, PPU (Pekerja
Penerima Upah) sebanyak 29.847 jiwa, PNS sebanyak 48.121 jiwa, dan BUMN
sebanyak 284 jiwa.
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan dan memiliki puskesmas
sebanyak 34 unit yang terdiri 25 puskesmas rawat jalan (buka 24 jam), dan 9

puskesmas rawat inap. Kecamatan Pematang Sidamanik adalah salah satu dari 31
kecamatan yang terdapat di Kabupaten Simalungun. Kecamatan ini memiliki satu
Puskesmas dan enam Puskesmas Pembantu (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Simalungun, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Pematang
Sidamanik diketahui jumlah peserta JKN sebanyak 14.064 jiwa, yang terdiri dari
PBI APBN dan PBI APBD sebanyak 5.155 jiwa, PBPU sebanyak 590 jiwa, PPU
sebanyak 6.430 jiwa, dan PNS sebanyak 1889 jiwa. Peserta JKN yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Pematang Sidamanik tersebar di 10 kelurahan/desa.
Peserta JKN di Puskesmas Pematang Sidamanik ini sudah mencapai
67,8 %. Namun, dalam hal pemanfaatan pelayananan kesehatan di Puskesmas
oleh masyarakat peserta JKN di kecamatan ini masih tergolong rendah.
Khususnya pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat Penerima Bantuan Iuran
(PBI). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh penulis diketahui persentase
pemanfaatan puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik oleh peserta PBI
sebesar 6,1%.
Komponen yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah :
(1) faktor predisposisi (predisposing, seperti demografi, struktur sosial dan
keyakinan), (2) faktor pemungkin (enabling,

seperti sumber daya keluarga,


sumber komunitas/masyarakat), dan (3) komponen tingkatan kesakitan (illnes
level, seperti tingkat rasa sakit) (Notoatmodjo, 2007). Rendahnya pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh (1) jarak yang jauh, (2) tidak
tahu adanya suatu kemampuan fasilitas, (3) biaya yang tidak terjangkau, dan (4)
tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (Depkes RI, 2009).
Hasil penelitian Heniwati (2008), mengungkapkan bahwa variabel
pekerjaan, jarak tempuh dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
pemanfaatan puskesmas sedangkan variabel umur, pendidikan dan jumlah petugas
tidak mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Menurut Harfiani (2003),
dalam penelitiannya mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor sosiokultural meliputi teknologi
pemanfaatan kesehatan dan norma/nilai yang ada di masyarakat, faktor organisasi
meliputi ketersediaan sumber daya, akses geografi, sosial dapat diterima
mengarah kepada faktor psikologi sosial dan faktor biaya, sedangkan terjangkau
mengarah kepada faktor ekonomi dan faktor yang berhubungan dengan
konsumen, interaksi konsumen dengan provider.
Berdasarkan

survei pendahuluan yang penulis lakukan pemanfaatan


puskesmas oleh masyarakat belum maksimal, khususnya bagi masyarakat peserta
JKN PBI. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa peserta PBI ialah peserta yang
mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yang dibiayai oleh Negara ataupun
Daerah. Dengan demikian, Peserta JKN PBI seharusnya memanfaatkan
puskesmas semaksimal mungkin dalam hal kesehatan pribadi ataupun

keluarganya. Namun, berdasarkan data jumlah kunjungan Peserta PBI ke
Puskesmas Pematang Sidamanik sangat rendah.
Tabel 1.1 Jumlah kunjungan peserta JKN PBI wilayah kerja Puskesmas
Pematang Sidamanik Januari 2014-Februari 2015
Bulan
Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa)
Jumlah (jiwa)
Januari 2014
13
5
18
Februari 2014
10

7
17
Maret 2014
11
5
16
April 2014
7
11
18
Mei 2014
10
5
15
Juni 2014
7
10
17
Juli 2014
14

5
19
Agustus 2014
28
17
45
September 2014
33
15
48
Oktober 2014
29
32
61
Nopember 2014
23
12
35
Desember 2014
15

12
27
Januari 2015
13
10
23
Februari 2015
27
32
59
Total
257
161
418

Berdasarkan tabel di atas peserta PBI yang menggunakan Puskesmas
ataupun melakukan kunjungan ke puskesmas sebanyak 418 jiwa hingga Februari
2015, sedangkan selama tahun 2014 sebanyak 336 jiwa. Padahal jumlah peserta
PBI di wilayah kerja Puskesmas ini sebanyak 5.155 jiwa, jadi persentase
kunjungan PBI ke Puskesmas sepanjang tahun 2014 sebanyak 36 %. Persentase
ini menunjukkan bahwa peserta PBI di wilayah kerja puskesmas ini masih rendah
dalam pemanfaatan puskesmas.
Berdasarkan wawancara terhadap beberapa masyarakat PBI di desa
Tambun Raya, Desa Sihaporas dan Kelurahan Sipolha Horison, mereka
mengatakan bahwa kurang mengerti akan haknya atas pelayanan seperti apa
yang diperoleh lewat JKN yang dimilikinya. Oleh karena itu, saat mereka butuh

pelayanan kesehatan biasanya berobat ke praktek bidan, pengobatan tradisional
atau beli obat dari warung saja. Kemudian, desa-desa dikecamatan ini mayoritas
jauh ke lokasi puskesmas sehingga biaya transportasi untuk mencapai lokasi
puskesmas

memerlukan

biaya

yang

lumayan

besar. Namun, masih ada

sebagian peserta PBI yang berobat ke puskesmas dalam kondisi kesehatan
persalinan, batuk yang

berkepanjangan, serta saat penyakitnya sudah parah

seperti TB paru.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian yaitu determinan pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang
Sidamanik oleh peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) Kabupaten Simalungun tahun 2015.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah di dalam penelitian ini adalah determinan pemanfaatan Puskesmas
(pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan, dan
kondisi kesehatan) Kecamatan Pematang Sidamanik oleh peserta

Penerima

Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Simalungun
Tahun 2015.
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan

Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik oleh peserta

Penerima Bantuan

Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Simalungun Tahun
2015.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
mengenai determinan pemanfaatan Puskesmas Pematang Sidamanik oleh
peserta Penerima Bantuan Iuran.
2.

Sebagai bahan informasi kepada pihak Puskesmas Kecamatan Pematang
Sidamanik dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kualitas pelayanan kesehatan peserta Penerima Bantuan Iuran.

3.

Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang
lebih lanjut.

4. Merupakan kesempatan bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh di peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yang dapat
memperkaya pengetahuan dan pengalaman bagi penulis.

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

PERBEDAAN KEPUASAN ANTARA PASIEN UMUM DENGAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PENERIMA BANTUAN IURAN (JKN – Perbedaan Kepuasan Antara Pasien Umum dengan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI) Terhadap Kualitas Pelayanan Raw

0 1 16

PERBEDAAN KEPUASAN ANTARA PASIEN UMUM DENGAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PENERIMA BANTUAN IURAN (JKN – Perbedaan Kepuasan Antara Pasien Umum dengan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (JKN – PBI) Terhadap Kualitas Pelayanan Raw

0 1 17

Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

1 1 19

Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 2

Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

1 5 26

Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 3

Determinan Pemanfaatan Puskesmas Kecamatan Pematang Sidamanik Oleh Peserta Penerima Bantuan Iuran (Pbi) Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn) Kabupaten Simalungun Tahun 2015

0 0 31

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

0 0 17