Kajian Arsitektural Theme Park Studi Kasus : Greenhill Sibolangit

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1

Sejarah Theme Park
Theme Park adalah istilah untuk sekelompok atraksi hiburan dan wahana dan acara

lainnya di suatu lokasi untuk dinikmati sejumlah besar orang. Theme Park lebih rumit
daripada sebuah taman kota atau taman bermain yang sederhana, biasanya menyediakan
tempat dimaksudkan untuk melayani anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Theme Park
adalah sebuah taman hiburan yang dekoratif dan didesain untuk mencerminkan satu tema
tertentu sebagai tema utama, seperti suatu periode khusus dalam suatu cerita atau dunia di
masa yang akan datang (Webster 2010).
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar „taman bertema
‟.
Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New
American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park
sebagai „dunia‟ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi
tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin
1992).
Sedangkan menurut Lukas (2008) Theme Park tidak hanya ruang arsitektur atau fisik

tetapi juga suatu pikiran atau tempat yang menangkap perhatian dalam bentuk bervariasi,
termasuk novel, fitur film, video game, dan ruang virtual lainnya. Ketika mengunjungi
bioskop misalnya, seseorang duduk di kursi, ada suatu simbolis di layar sedangkan penonton
bioskop ini seolah menjadi bagian dari cerita di layar. Keadaan yang lebih lanjut
menggambarkan bahwa Theme Park adalah objek aneh, orang-orang menerima dengan cara
yang berbeda dan menghindari definisi mudah.
Asal-usul Theme Park muncul di gua prasejarah Eropa. Di gua-gua yang telah
terdapat bentuk arsitektural yang secara bersamaan muncul fungsi dan simbolis. Hal tersebut
mengilustrasikan suatu taman yang terdapat momen yang cukup signifikan dalam prasejarah
dimana ruang fungsi dan ruang simbol menyatu dalam Theme Park Gua Thad Donovan, dua
dunia simbolik bertabrakan dengan cara yang luarbiasa. Kemudian perkembangan zaman
semakin memajukan teknologi yang semakin mengimajinasikan setiap ide dan momen
merupakan contoh theme park sesuai perkembangan waktunya.
Theme Park juga merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada
fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala
besar), Water Activity Park (skala kecil). Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah
4

satu faktor pendorong munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian
masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih baik’ inilah

yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali meski
seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya–
merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik
karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak
ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi
negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai
kondisi paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya
konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat
Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan ide untuk membangun sebuah
kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat perbelanjaan dan
lainnya. Keberhasilan ide tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan
resep yang kurang lebih sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan
mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar,
kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga
menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan ‘hidup’.
Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau
rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan
diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu

mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat
pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan
peranannya.
2.2

Definisi Theme Park
Definisi theme park adalah sebuah atraksi yang dibuat secara permanen dengan

sumber daya yang dapat dikendalikan dan dikelola untuk sebuah kenikmatan, hiburan,dan
pendidikan dari kunjungan masyarakat. Theme park juga sebagai bagian dari atraksi
pengunjung. Pengunjung atraksi digambarkan sebagai sumber daya permanen yang
dirancang, dikontrol, dan dikelola untuk hiburan,pendidikan pada saat pengunjung
mengunjungi sebuah theme park.

5

Dalam mengembangkan sebuah industri theme park, diperlukan perencanaan terlebih
dahulu agar industri theme park tersebut dapat berhasil. Raluca dan Gina (2005, p. 636),
tahapan-tahapan dalam membangun sebuah theme park adalah:
-


Lingkungan Umum

Dalam hal ini, sebuah theme park harus memperhatikan fitur fisik dan layanan untuk mengisi
kapasitas asumsi dari pengunjung.
-

Lingkungan Ekonomi

Berdirinya sebuah theme park harus meningkatkan ekonomi sekitar antara lain peningkatan
taraf hidup masyarakat sekitar.
-

Sosial dan Budaya

Theme park sebagai industri yang berdiri di tengah kehidupan tradisional harus
memperhatikan aspek masyarakat, sehingga masyarakat sekitar tidak terbawa pengaruh buruk
pada kehadiran sebuah theme park.
-


Transportasi

Transportasi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah theme park,
karena pengunjung memerlukan transportasi intuk mencapai suatu atraksi.
-

Infrastruktur

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam unsur infrastruktur adalah tersedianya air bersih,
listrik, limbah pembuangan dan telekomunikasi.
-

Fasilitas yang Ditawarkan

Akomodasi, hotel, dan fasilitas wisata lainya, menyediakan jasa sehingga wisatawan dapat
menginap selama perjalanan mereka. Fasilitas lain yang diperlukan untuk pengembangan
pariwisata dan perjalanan wisata meliputi restoran, museum, toko-toko souvenir.
-

Lingkungan Kelembagaan


Elemen kelembagaan harus diperhatikan dalam perencanaan taman lingkungan. Dari tingkat
nasional sampai lokal mengatur tingkat, persyaratan perundangan pengembangan pariwisata.
-

Pengembangan Theme Park

Dalam hal ini theme park harus melakukan pengembangan agar dapat bertahan dalam
persaingan bisnis antar jenis industri yang sama
2.3

Arsitektur Theme Park
Theme park dapat diartikan sebagai “realitas pengganti realitas”, yaitu suatu usaha

untuk mewujudkan impian. Sebagaimana Yasraf A. Piliang (2000) yang memaknai bahwa
Theme Park adalah suatu tempat yang mewujudkan kesemuannya, tempat suatu simulasi

6

tanpa akhir. Begitu juga dengan Stanley Mathews (1993) yang menyatakan bahwa arsitektur

theme park adalah “tempat” otentik yang menggantikan kekuatan hyperspace yang abstrak
dan ageographical Cyburbs dan secara imagistical dari kenyataan yang lebih dari yang nyata.
Namun pengertian Theme Park yang dimaksud dalam hal ini bukanlah pengertian
yang jauh yang mencakup tentang konsep asal usul adanya Theme Park seperti tersebut.
Theme park yang dimaksud adalah tatanan arsitektur yang memuat suatu sirkuit lingkungan
tema (atau sederetan tema) dalam suatu ekologi fantasi yang nyata sejauh seperti yang
diungkapkan Lang (1994). Yang diperbincangkan di sini bukan lagi manusia seperti masamasa lalu, melainkan fungsi kepemilikan dan penggunaan benda-benda dan pesan-pesan.
Karena kini yang dikonsumsi bukan lagi fungsi benda semata, tetapi lebih penting maknamaknanya. Theme Park di Disneyland atau Disney World dijadikan sebagai kenyataan proses
penangkapan dunia nyata untuk diintegrasikan ke dalam alam semesta yang sintetik dalam
bentuk “pertunjukan kenyataan” tempat kenyataan itu sendiri menjadi sebuah tontonan (Jean
Baudrillard, 1996).
Dengan kata lain merupakan khayalan sebagai “virtual reality”. Segalanya adalah
mungkin, dan segalanya dapat diputar dalam alam virtuality. Karakteristik lain adalah adanya
arsitektur ironis seperti kota-kota masa depan dan kecenderungan pada aliran budaya popular.
Sehingga suasana yang terjadi akan terlihat pelik dan unik. Adanya “the architecture of
assurance” menunjukkan dari betapa kecilnya kebutuhan actual untuk menciptakan sebuah
makna tempat, sebagai sesuatu kenyataan yang rupanya hilang dari pembuatan suburban
(Vanderbilt, 1999). Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan banyak akal dalam
penggunaan warna, cahaya, dan imajinasi sehingga akan lebih banyak menghasilkan yang
tidak sekedar utilitas architecture” atau “entertainment architecture”. Dalam hal ini pun

taman Disneylah yang mencontohkan pertama kali tentang arsitektur yang mengekspresikan
sebuah tema atau entertain. Hingga pada akhirnya theme park mengkriteriakan faktor
pengunjung yang bukan sebagai penonton melainkan juga sebagai pemain.
2.4

Sejarah Walt Disney dan Disneyland
Walter Elias Disney atau yang lebih dikenal Walt Disney lahir pada tanggal 5

Desember 1901 beralamat di 2156 N. Tripp Avenue di Chicago. Walter sendiri merupakan
keturunan Robert D’Isigny, orang Prancis yang berkelana ke Inggris. Dan nama Disney
merupakan plesetan dari D’Isigny. Walter Disney semenjak kecil sudah mempunyai hobi
dibidang seni lukis dan kereta api. Seorang dokter bernama “Doc” Sherwood membayar
Disney untuk menggambar kuda miliknya dan Sherwood sangat puas dan memuji hasil karya
Disney. Ayah Walter, Elias Disney memindahkan keluarganya ke kota Chichago setelah ia
7

membeli saham di pabrik Jelly O-Zell pada tahun 1917. Dan di tahun ini juga, Disney
memulai masa remajanya di McKinley High School dan berhasil menjadi seorang kartunis
untuk koran sekolahnya saat menghadiri acara kursus Chicago Art Institute. Pada usia 16
Disney memutuskan untuk keluar dari sekolah dan ingin menjadi tentara Amerika Serikat,

Namun sayangnya ditolak dikarenakan belum cukup umur. Akhirnya Walter dan seorang
temannya bergabung dengan tim Palang Merah dan bertugas sebagai sopir ambulans di
Prancis selama setahun.
Pada tahun Januari 1920, akhirnya mereka berdua membuka perusahaan bernama
“Iwerks-Disney Commercial Artists”. Dan dengan modal yang kurang, akhirnya Disney
memutuskan untuk sementara bekerja di Kansas City Film Ad Company untuk mencari
tambahan modal. Iwerks yang sendirian mengurus perusahaan tidak mampu menjalankan
bisnis tersebut, dan memutuskan untuk menutup usaha tersebut. Disney mencoba untuk
mengembangkan hobinya dalam bidang animasi dengan fokus pada cutout animation. Dan
pemilik A.V Cauger (pemilik Ad Company) menginjinkan Walter untuk memakai kamera
dari tempat kerjanya untuk uji coba dirumah. Walter Disney melihat ada masa depan yang
menjanjikan dibanding bekerja sebagai cutout animasi di Ad Company, setelah membaca
sebuah buku karangan Edwin G.Lutz berjudul Animated Cartoons: How They Are Made,
Their Origin and Development. Dan Walter mengambil langkah baru lagi dimana ia
membuka bisnis animasi sendiri dengan merekrut Fred Harman, salah seorang rekan kerjanya
di Kansas City.
Pada tahun 1920, dengan mendapat persetujuan dari Frank L. Newman (showman),
akhirnya mereka dapat menyiarkan kartu pertama mereka yang berjudul “Laugh-O-Grams”
dibioskop tersebut. Diluar dugaan film kartun ini sangat populer di Kansas City, dan dari film
kartun pertama ini (Newman Laugh O Grams) Walter dapat membeli sebuah studio dan

merekrut lebih banyak lagi animator seperti Hugh Harman (Adik Fred Harman), Rudolf Ising
serta Ub Iwerks. Studio Disney yang baru berjalan beberapa bulan ini harus gulug tinggi
karena gaji karyawan yang tinggi serta dililit hutang. Sehingga Walter memutuskan untuk
menutup studionya kemudian membuka studio di Hollywood, California. Setelah mendirikan
studio di Hollywood hasil patungan antara Disney dan saudaranya. Kini Walter Disney
mencari penerbit yang mau mengedarkan film kartun berjudul “Alice Comedies” yang
sempat ia buat di Kansas City. Adalah NewYork Margaret Winkler yang berminat untuk
mengedarkan film tersebut.Virginia Davis yang berperan sebagai Alice dan Iwerks harus

8

pindah dari Kansas City dikarenakan pekerjaan ini. Ini merupakan titik awal seorang Walter
Elias Disney di Studio Disney Brother’s yang akan menjadi Legenda.
Ditahun 1925 ia bertemu Lilian Bounds yang bekerja di Disney Brother’s sebagai
pelukis seluloid animasi dan akhirnya mereka menikah. Namun usaha mereka untuk
mempunyai anak pertama harus terhenti dikarenkan Lilian mengalami keguguran. Dan pada
18 Desember 1933 lahir seorang anak perempuan bernama Diane Marie Disney dan
mengadopsi Sharon Mae Disney.
Salah satu cabang terbaik dan terlaris dari the Disney Company adalah taman bermain
Disneyland. Mereka ingin membuat taman bermain untuk keluarga yang permanen tanpa

adanya elemen negatif (karnaval dan sirkus kala itu sering berpindah pindah dan memiliki
atraksi yang tidak disarankan untuk ditonton anak anak). Mereka sadar bahwa tempat untuk
orang tua dan anak menikmati aktivitas bersama belum pernah ada. Bersamaan dengan itu,
banyak orang menyurati Walt Disney dan meminta agar diperbolehkan mengunjungi studio
studio Disney dan bertemu dengan tokoh Disney favorit mereka. Walt menyadari bahwa
studio yang sedang dipakai untuk bekerja tidak dapat menawarkan banyak kepada
pengunjung yang datang.
Ide awal Walt adalah untuk membangun tempat dekat studionya dimana turis yang
datang dapat mengambil foto dengan patung tokoh Disney favoritnya, lalu ide itu
berkembang menjadi taman bermain kecil dengan kolam dan perahu yang dapat dikendarai.
Tamannya sendiri tadinya hendak diberi nama Taman Mickey Mouse, lalu idenya
berkembang menjadi lebih besar hingga sekarang dikenal sebagai Disneyland. Atas usul
peneliti, dari Institut Riset Stanford, yang membenarkan pandangan Walt Disney akan
potensi perkembangan Disneyland yang besar, Disney membeli 730.000 m2 kebun jeruk dan
daerah penuh pohon walnut di Anaheim, California, daerah selatan Los Angeles yang
menelan biaya sekitar 17 juta dollar. Konstruksi dimulai 18 Juli 1954 dan bersamaan dengan
itu dibangun konstruksi jalan Route 101 untuk mengantisipasi pertambahan arus lalu lintas
yang akan datang menuju Disneyland, lalu dua jalan lainnya juga ditambahkan pada jalan tol
tersebut bahkan sebelum Disneyland selesai dibangun. Pada 18 Juli 1955, hari kedua
Disneyland dibuka, pengunjung sudah mengantri sejak jam 2 pagi. Tiga pengunjung pertama
Disneyland, David MacPherson, Michael Schwartner dan Christine Vess dihadiahkan tiket
masuk seumur hidup untuk seluruh Disneyland di seluruh dunia.
Walt Disney meninggal pada tahun 1966 dan Roy Disney meninggal pada tahun
9

1971. Tanpa saudara Disney kreatif dan bimbingan pemasaran, perusahaan mengalami
penurunan drastis. Tahun 1967, didirikan pula Walt Disney World Resort. Namun pada tahun
1981, Stephen Hillenburg keluar dari perusahaan tersebut untuk memulai usahanya di MTV
Networks. Pada tahun 1983, didirikan stasiun televisi pertama, Disney Channel dan ESPN
(ESPN diluncurkan tahun 1979). Menyusul kemudian aset-aset baru, yakni Touchstone
Films, Miramax, dan Hollywood Pictures. Namun sesudah kesuksesan film Beauty and the
Beast, Jeffrey Katzenberg keluar dari perusahaan tersebut untuk bergabung dengan
DreamWorks. Pada tahun 1996, perusahaan tersebut memperoleh ABC. Disusul Toon Disney
dan Playhouse Disney.
2.5

Karakteristik Theme Park
Dalam bukunya yang berjudul Theme Park, Scoot A. Lucas mengungkapkan bahwa

taman bertema memiliki 6 karakteristik yaitu sebagai berikut :
1. Theme park as oasis (sebagai sumber ketenangan) - Taman bertema menciptakan
rasa ketenangan seakan manusia berada di dunia lain yang lebih indah.
2. Theme park as land (sebagai dunia impian) - Taman bertema diidentikkan dengan
dunia impian.
3. Theme park as machine (sebagai mesin wahana) – Taman bertema sendiri adalah
sebuah mesin besar; satu yang tersusun dari bermacam kendaraan, peralatan mekanik,
subsistem, proses dan pertunjukkan yang menjadikannya sebagai sistem yang
fungsional.
4. Theme park as show (sebagai pertunjukan) – Arsitektur selalu dipertunjukkan tapi
jika berkaitan dengan taman bertema, pertunjukan adalah fungsi utamanya.
5. Theme park as brand (sebagai merk) – Pada zaman ini perubahan yang paling
signifikan dari taman bertema berkaitan dengan merk.
6. Theme park as text (sebagai bacaan/cerita) – Saat taman bertema menjadi sebuah
bacaan, penceritaan menjadi berlipatganda, penulisnya tidak lagi sebagai bosnya dan
seseorang yang menjadi pusat perhatian dulunya, tapi sebagai taman bertema itu
sendiri.
2.6

Perancangan Theme Park
Menurut buku Simon Bell (1997) yang berjudul “Design for Outdoor Recreation and

Theme Park”, ada beberapa hal dan aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah
taman rekreasi/bertema, diantaranya :
10

2.6.1

The Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk atau elemen penyambut tamu harus di desain semenarik mungkin dan

sedikit dramatis/berbeda dengan elemen di sekitar. Struktur, bentuk dan material yang
dipakai juga harus mendukung lingkungan sekitar dan jangan sampai terlihat tidak seirama
dengan lokasi sekitar.

Gambar 2.1 Contoh entrance di Tervete Nature Park, Latvia
Gambar di atas adalah contoh Pintu masuk di Tervete Nature Park di Latvia, di mana struktur
yang telah digunakan lebih dramatis, berdasarkan istana kayu awal yang dibangun di
daerah itu pada abad kesembilan. Ini banyak menggunakan keterampilan tradisional di dalam
teknik konstruksinya.
2.6.2

Papan informasi
Papan informasi yang di pakai di taman rekreasi/bertema memiliki beberapa

bahan/material yang memiliki keunggulan dan kelemahan, diantaranya :
- Kayu

11

Kayu adalah material yang biasa dan paling sering digunakan sebagai papan informasi yang
ada di taman rekreasi atau bertema. Kayu sering di pakai sebagai frame/bingkai dari
informasi yang disajikan karena memiliki sifat seperti tahan lama, tahan segala cuaca, dan
ramah lingkungan. Namun, kayu memiliki kelemahan seperti mudah terbakar dan dapat
diserang oleh hama

Gambar 2.2 Papan infromasi yang menggunakan kayu di National Park, Canada
- Bebatuan
Ada juga beberapa penanda informasi yang menggunakan material batu. Batu adalah salah
satu material yang kuat untuk jangka waktu yang lama. Pemakaian material batu membuat
suasana taman terasa lebih jadul dan natural. Namun kekurangan dari material batu adalah
mudah kotor dan berlumut.

12

Gambar 2.3 Penanda informasi material batu di Glen Affric, Scotland
- Logam/besi
Material terakhir yang digunakan untuk penanda informasi adalah logam/besi. Pemakaian
material logam/besi sebagai bingkai pada penanda informasi akan membuat tampilan menjadi
lebih elit dan mewah. Namun, kekurangannya adalah bahwa logam/besi tidak tahan terhadap
suhu ekstrim/panas dan mudah tergores.

Gambar 2.4 Contoh penanda informasi menggunakan logam/besi
13

2.6.3

Area Parkir
Ada beberapa jenis metode desain parkir untuk taman rekreasi/bertema dengan

standar umum untuk beberapa kendaraan seperti mobil, motor, bus dan juga penyandang
cacat di antaranya :

Gambar 2.5 Perancangan area parkir mobil dengan 2 posisi dengan arah berbeda

Gambar 2.6 Perancangan area parkir untuk mobil bus dan pick-up
14

Gambar 2.7 Perancangan area parkir untuk penyandang cacat
2.6.4

Fasilitas Toilet
Fasilitas toilet/wc di sebuah taman rekreasi dan bertema harus memiliki toilet minimal

3 buah untuk laki-laki dan perempuan. Dan juga, toilet tidak boleh hanya ada di hall atau di
café/tempat makan, namun juga harus memiliki toilet terpisah yang tersebar di beberapa titik
terdekat dengan area permainan. Selain itu, desain toilet harus memiliki kesan yang natural,
bersih dan sesuai dengan tema dalam sebuah rekreasi atau theme park. Berikut adalah
beberapa jenis toilet yang sesuai dengan tema dan terpisah dari hall utama atau café :

Gambar 2.8 Material kayu pada toilet di taman Norwegia
15

Gambar 2.9 Toilet dengan desain sederhana di Abercrombie River National Park, Australia
2.6.5

Tempat Duduk
Desain tempat duduk yang ada di taman rekreasi dan bertema memiliki beberapa

material yang hampir sama dengan penanda informasi. Sebagian besar taman rekreasi atau
bertema di luar negeri tidak hanya membuat tempat duduk saja, namun juga mendesain
sebuah meja juga. Ada 3 material yang digunakan untuk mendesain dan membuat sebuah
tempat duduk, yaitu :
- Kayu
Kayu adalah material yang biasa dan paling sering digunakan sebagai material membuat
tempat duduk yang ada di taman rekreasi atau bertema. Kayu sering di pakai sebagai bahan
pembuat tempat duduk karena memiliki sifat seperti tahan lama, tahan segala cuaca, dan
ramah lingkungan. Namun, kayu memiliki kelemahan seperti mudah terbakar dan dapat
diserang oleh hama
- Bebatuan
Ada juga beberapa tempat duduk yang menggunakan material batu. Batu adalah salah satu
material yang kuat untuk jangka waktu yang lama. Pemakaian material batu membuat
suasana taman terasa lebih jadul dan natural. Namun kekurangan dari material batu adalah
mudah kotor dan berlumut.

16

- Logam/besi
Material terakhir yang digunakan untuk membuat tempat duduk adalah logam/besi.
Pemakaian material logam/besi sebagai material pembuat tempat duduk akan membuat
tampilan menjadi lebih elit dan mewah. Namun, kekurangannya adalah bahwa logam/besi
tidak tahan terhadap suhu ekstrim/panas dan mudah tergores.

Gambar 2.10 Tempat duduk kayu yang memakai meja juga

Gambar 2.11 Ukuran standar tempat duduk taman rekreasi
17

2.6.6

Peletakan massa bangunan
Dalam membangun sebuah taman rekreasi/theme park, ruang administrasi, ticketing,

ruang informasi dan café haruslah saling berdekatan agar kegiatan lebih efisien.

Ruang administrasi dan informasi

Hall/ticketing

Retail/café

Gambar 2.12 Peletakan massa bangunan
2.6.7

Peletakan pohon pelindung/peneduh
Dalam merancang sebuah taman rekreasi/bertema, pepohonan tidak bisa di tinggalkan

karena pohon adalah salah satu elemen lansekap/taman yang dapat berfungsi ganda yaitu
memperindah taman dan melindungi taman. Ada beberapa pohon yang dipakai dalam
merancang theme park karena di nilai memiliki fungsi yang baik untuk sebuah taman
bertema, diantaranya :

18

Gambar 2.13 Pohon perindang palem tupai

Gambar 2.14 Pohon perindang ketapang kencana

19

Gambar 2.15 Pohon pule

Gambar 2.16 Pohon cemara
2.7

Tahap Pembangunan Theme Park Secara Umum
Menurut Leisure Business Advisors LLC, ada beberapa tahapan dalam membangun

atau merancang sebuah theme park, antara lain adalah :

20

1) Studi kelayakan
Studi kelayakan adalah langkah pertama pengembang diperlukan untuk membangun
sebuah taman karena memberikan panduan penting bagi desainer, perusahaan konstruksi, dan
manajemen. Seorang ahli industri biasanya mempersiapkan studi rinci ini, yang dibutuhkan
oleh calon pemberi pinjaman dan investor. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam
studi kelayakan, yaitu :
a) Rapat untuk membahas secara detail tentang site yang harus dipilih
b) Evaluasi site dan tempat untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan lahan
tersebut kepada lingkungan sekitar yang meliputi : kedekatan pasar, keterbatasan
fisik/kendala, rute akses, pola lalu lintas, pengembangan daerah sekitar dan potensi fasilitas
pelengkap
c) Konsep deskripsi dan tren industri. Jenis usaha rekreasi yang dipelajari akan
dijelaskan dan tren industri dibahas. Pembaca studi kelayakan mungkin belum terbiasa
dengan konsep dan bagian laporan ini memberikan pengantar sebelum isu yang terkait
dengan proyek tertentu diperiksa
d) Analisa pasar. Daerah pasar akan ditentukan berdasarkan jarak dari lokasi.
Karakteristik demografi untuk pasar penduduk akan dianalisa untuk memberikan indikasi
dukungan. Ini akan biasanya meliputi: pertumbuhan penduduk, distribusi umur dan distribusi
pendapatan
e) Penggunaan tahunan. Potensi penggunaan tahunan untuk fasilitas yang diusulkan
akan diperkirakan selama lima tahun pertama operasi berdasarkan pada sejumlah faktor,
termasuk : komponen yang direncanakan, ukuran pasar yang tersedia, karakteristik pasar,
tingkat penetrasi pasar yang dicapai oleh fasilitas yang sebanding, serta lokasi dan persaingan
yang mungkin terjadi
f) Perencanaan fisik dan konsep bangunan. Parameter perencanaan fisik mungkin
termasuk: Perkiraan kapasitas desain, jenis kegiatan yang direkomendasikan, aktivitas
campuran dan ukurannya, rekomendasi ruang layanan pengunjung, rekomendasi ukuran
parkir dan ukuran lahan minimum yang dibutuhkan

21

g) Analisa keuangan. Analisis finansial untuk fasilitas yang diusulkan akan
didasarkan pada konsep yang dipilih dan penggunaan potensial. Perkiraan keuangan selama
lima tahun pertama operasi akan mencakup: pendapatan berdasarkan kategori, biaya
operasional, laba usaha dan keuntungan kembali investasi kepada investor.
h) Perencanaan tapak dan skema desain dimulai dengan "diagram bubble" yang
menerapkan studi kelayakan rekomendasi fisik ke situs klien. Rencana penggunaan lahan
awal ini menjadi lebih halus dan rinci karena menyesuaikan dengan kebutuhan khusus dari
konsep dan situs.

Gambar 2.17 Perancangan Tapak
Contoh di atas disediakan oleh Tom Montchai, berasal dari proyek taman hiburan
masa lalu dengan lima wilayah bertema, yang masing-masing akan memiliki identitas unik
yang diperkuat oleh arsitektur dan lansekap. Sebuah "taman" biasanya memiliki 5-7 daerah
bertema khas yang luas.
Tata letak fungsional ini pada dasarnya mengikuti pendekatan yang umum dengan
banyak taman tema baru-baru ini. Dalam tata letak ini, daerah bertema mengelilingi danau
sentral yang sering berfungsi sebagai lokasi untuk kacamata malam. Tata letak umum lainnya
adalah pendekatan yang Disneyland pertama kali populerkan. Memiliki ikon pusat visual
(seperti kastil) sebagai pusatnya, dengan daerah bertema dari pusat ini. Karakteristik site yang
unik mempengaruhi pilihan terbaik tata letak fungsional, serta aspek desain lainnya.

22

i) Ilustrasi perencanaan tapak/master plan.
Kebutuhan fungsional yang dikombinasikan dengan visual tema dalam rencana induk
gambar. Contoh ditunjukkan di bawah ini oleh Tom Montchai dari pekerjaan desain masa
lalunya untuk taman baru yang besar di Cina. Seperti ditunjukkan, struktur biasanya selalu
memiliki kode warna menurut jenis dalam rangka untuk membantu distribusi optimal dan
penempatan.

Gambar 2.18 Master plan
j) Perspektif area kawasan
Meskipun aspek fungsional sangat penting untuk keberhasilan operasional, taman
baru juga harus menarik secara visual dan dipahami oleh individu non-profesional yang
terlibat dengan proyek. Sebuah cara yang efektif untuk menampilkan sebuah taman baru
yaitu melalui perspektif udara, sering dari perspektif "mata seekor burung". Perspektif aerial
bawah ini adalah untuk taman yang sama seperti rencana induk yang digambarkan di atas,
tetapi perspektif ini memberikan rasa yang lebih baik dan taman akan terlihat lebih jelas di
mata pengunjung.

23

Gambar 2.19 Perspektif area
2.8

Prinsip-prinsip perancangan Theme Park

2.8.1

Menurut International Association of Amusement Parks and Attractions
(IAAPA)

2.8.1.1 Kelas taman bertema berdasarkan pengunjung
Menurut IAAPA, ada kategori/kelas dalam sebuah taman tema berdasarkan data
pengunjung per tahun, yaitu :
1) Kelas 1a : Kehadiran di bawah 250.000 pengunjung
2) Kelas 1b : Kehadiran di angka 250.001 sampai 500.000 pengunjung
3) Kelas 2 : Kehadiran di angka 500.001 sampai 1 juta pengunjung
4) Kelas 3 : Kehadiran di angka 1 juta sampai 2 juta pengunjung
5) Kelas 4 : Kehadiran lebih dari 2 juta pengunjung
2.8.1.2 Jenis tema dalam sebuah theme park
24

Jenis jenis tema dalam sebuah taman bertema (theme park) :
1) Adventure (petualangan) : adventure park atau extreme park
Tema Adventure berciri khas petualangan seperti arung jeram, panjat tebing, dll.
Contoh : Taman sukan air jeram Pahang dan Petrosains KLCC

Gambar 2.20 Tema adventure di Petrosains KLCC
2) Futurism (teknologi dan kecanggihan)
Tema kecanggihan/teknologi yang diangkat

25

Gambar 2.21 Transformer di USS
3) International
Ciri khas : replika bangunan-bangunan dunia

Gambar 2.22 Perkampungan Prancis di Hongkong Disneyland
4) Nature (alam)
Ciri khas : hewan, pemandangan indah, laut, taman, flora

Gambar 2.23 Safari di Ostrich Park
5) Fantasy (dunia maya)
26

Ciri khas : animasi, tokoh kartun, pertunjukan sulap, taman bermain anak

Gambar 2.24 Disneyland USA
6) Sejarah dan budaya
Tema ini berisikan sejarah dan budaya dari Negara sendiri atau Negara lain

Gambar 2.25 Hollywood USS
7) Movies (film)
Tema ini jelas mengangkat sebuah film khususnya layar lebar ke dalam sebuah taman
bertema.

27

Gambar 2.26 Men In Black di US Orlando
8) Rekreasi air (underwater)

Gambar 2.27 Underwater World Langkawi
2.9

Studi banding (Universal Studios Singapore)
Universal Studio di Singapura adalah salah satu contoh theme park yang sangat

popular saat ini di dunia. Universal Studios Singapura dibagi menjadi 7 zona, Madagascar,
Istana Far Far Away dari dunia Shrek adalah yang pertama di dunia, The Lost World tempat
di mana anda bisa menemukan dunia Dinosaurus dan Waterworld, Ancient Egypt – sebuah
dunia mesir kuno yang penuh mumi, Sci-Fi – sebuah kota futuristik dan dua zona terakhir
mengambil tema kota yang terkenal di Amerika yaitu Hollywood dan New York. Selain itu,
USS memiliki 24 wahana permainan yang dibangun di atas lahan seluas 20 hektar.
1)

Madagascar
28

Wahana ini terinspirasi dari sebuah film animasi tentang hewan-hewan lucu yang
terdampar yang berjudul “Madagascar: Escape Africa”. Di zona ini, pengunjung dapat
menyusuri sungai dengan berbagai atraksi menarik bersama keluarga atau teman. Disini
terdapat pula dua restoran untuk menghilangkan rasa lapar dan lelah setelah menjelajahi zona
ini.

Gambar 2.28 Madagascar
2)

Far Far Away : Shrek
Zona ini diangkat berdasarkan film yang lucu dan aneh bernama “Shrek”. Far Far

Away dilengkapi dengan fasilitas film 4D dan live konser bersama salah satu karakter unik
yaitu Donkey. Di zona ini terdapat pula Fairy Godmother untuk merasakan ramuan ajaib di
bar jus sebelum melanjutkan petualangan ke zona lain.

29

Gambar 2.29 Far away Shrek
3)

The Lost World : Jurassic Park
Di Lost World, para pengunjung seakan di bawa masuk ke dalam film action Jurassic

Park dan Waterworld. Pengunjung dapat menelusuri sungai dan sekali-kali berjumpa dengan
T-Rex atau menyaksikan atraksi orang-orang dalam ledakan waterworld yang menegangkan.

30

Gambar 2.30 The Lost World
4)

Ancient Egypt
Zona ini menceritakan tentang suasana di masa lalu. Di zona Ancient Egypt ini, para

pengunjung di ajak masuk ke dalam salah satu film pupuler The Mummy atau pencari harta
karun. Disini juga tersedia Oasis Spice Café yang menyediakan masakan pedas ala
Mediterania dan Melayu.

31

Gambar 2.31 Ancient Egypyt
5)

Sci-Fi
Zona Sci-Fi City bias disebut zona masa depan. Zona ini sangat cocok bagi

pengunjung yang menggemari fiksi ilmiah dan acara terkenal Battlestar Galactica. Di dalam
kota Sci-Fi, pengunjung dapat memilih untuk memihak pada manusia atau Cyclon dan naik
pada salah satu dari dua rollercoaster unik. Kedua rollercoaster ini akan dijalankan bersamaan
yang membuat suasana sangat menegangkan layaknya pertempuran antara manusia dan
Cyclons dalam film.

32

Gambar 2.32 Sci-fi City
6)

New York City
Di zona ini pengunjung diajak untuk merasakan suasana New York era 40-an,

lengkap dengan jalan berbatu, brownstones dan lampu gasnya. Di zona New York,
pengunjung dapat menyaksikan proses pembuatan film atau menikmati steak di steak house
yang bernama KT’s Grill.

33

Gambar 2.33 New York City
7.

Hollywood
Zona ini meniru bangunan-bangunan Art Nouveau yang indah pada tahun 1940-an

dan kemegahan tersebut mulai pudar seiring berjalannya waktu. Sepanjang jalan di zona
Hollywood berjejer toko-toko unik dan restoran. Para pengunjung juga dapat menyaksikan
pertunjukan music jalanan “Monstrocity” di Pantages Theather.

Gambar 2.34 Hollywood
34

Gambar : Universal Studios Map

35