Kualanamu Theme Park

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Jerry dan Rizki Swandara R. (2014). Kajian Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern. Jurusan Teknik Aristektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional.

Bandar Udara internasional Kualanamu

(https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Kualanamu) diakses pada tanggal 13 Maret 2013

D.Kasarda, John (2000). Apakah Aerotropolis itu?.

(http://www.rumah.com/berita-properti/2014/12/77533/kamus-properti-apakah-aerotropolis-itu) diakses pada tanggal 13 Maret 2016.

Ikhwanuddin. (2005). Menggali Pemikiran Posmodernisme Dalam Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Ginting, Malem Ukur (2013). Nama Bandara Kuala Namu Sesuai Rekomendasi Masyarakat Karo

(https://karobukanbatak.wordpress.com/2013/01/21/nama-bandara-kuala-namu-sesuai-rekomendasi-masyarakat-karo/) diakses pada tanggal 13 Maret 2016

Kawasan Aereotropolis (http://www.angkasapura2.co.id/) diakses pada tanggal 13 Maret 2016

Luthfiya, Fitwi. Penelitian Kualitatif (Metode Pengumpulan Data).

(https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-pengumpulan-data/) Diakses pada 15 Maret 2016

Muhammad, Fazil (2014). Arsitektur Neo Vernakular.

(http://arsitektur-neo-vernakular-fazil.blogspot.co.id/2014/04/arsitektur-neo-vernakular.html) Diakses pada 14 Juni 2016

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta,


(2)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang 2010-2030.Medan :Pemerintah Kota Medan.

Sorkin, Michael (ed). (1992). Variations on a Theme Park: The New American City and the End of Public Space. New York: Hill and Waang.

Ulinata (2010). Medan Theme Park (Arsitektur Post Modern).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18987/4/Chapter%20I.pdf). Diakses pada tanggal 8 Maret 2016.

Zuastika, Irma (2010). Family Adventure World (Dunia Petualangan Keluarga) Arsitektur Rekreatif.

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19556) Diakses pada tanggal 12 Juni 2016


(3)

BAB III

METODOLOGI

Bab ini menyajikan rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan lokasi penelitian.

3.1 Metode Perancangan

Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode perancangan Glass Box. Model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara rasional dan sistematis. Seperti halnya sebuah komputer, otak menerima umpan permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analitis, sintetis dan evaluatif sehingga kita akan mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan. Beberapa karakteristik metode glass-box adalah: Sasaran, variable, dan kriteria ditetapkan sebelumnya; Mengadakan analisis sebelum melakukan pemecahan masalah; Mencoba mensintesiskan hal-hal yang di dapat secara sistematis; Mengevaluasi secara logis (kebalikan dari eksperimental). (Sachari ;1999;20-30).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Teknik/Metode Pengumpulan Data

Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu perancangan. Pada perancangan ini teknik pengumpulan data dengan cara studi banding, studi pustaka dan studi literatur.

1. Studi Literatur

Metode literature adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data-data yang diperlukan dari literatur – literatur yang berkaitan. Data pendukung lain yang diperlukan untuk Analisa dan Perencanaan Kualananamu Theme Park, berupa data sekunder dan data primer.

2. Study Banding

Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada , sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya.


(4)

3. Survey

penelitian secara komperhensif kepada suatu objek tertentu yang tujuannya untuk medapatkan data yang valid.

3.2.2 Jenis Data

a) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung, tanpa melakukan survey maupun pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari sumber – sumber terkait. Data sekunder tersebut diantaranya adalah :

 Data mengenai kondisi eksisting Kecamatan Batang Kuis, data ini diperoleh dari Google Earth dan SAS

 Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang

 Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang

 Data jumlah penduduk di deli serdang dan jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS

 Data jumlah perusahaan / industri yang ada, data ini di peroleh dari BPS 

b) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi / survey ke lokasi eksisting site langsung. Data primer tersebut diantaranya adalah :

 Kondisi Vegetasi di site  Kondisi Sirkulasi  Kondisi kebisingan

 Kondisi Itensitas bangunan  Kondisi View

 Kondisi Kebisingan   Kondisi Pola Arsitektur  Kondisi Keistimewaan site 9. Kondisi Utilitas


(5)

3.2.3Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data diawalin dengan penentuan fungsi bangunan lalu dilakukan pencarian data tentang fungsi bangunan yang telah ditentukan, lalu menentukan lokasi perancangan dengan mencari data-data kriteria lokasi yang cocok dengan fungsi bangunan nantinya. Lalu dilakukan observasi / survey langsung ke kawasan perancangan untuk mencari data tentang kondisi eksisting dari kawasan perancangan tersebut, survey yang dilakukan berada di 3(tiga) tempat yakni:

Hari : Rabu, 24 Februari 2016 dan Minggu, 27 Februari 2016 Waktu : 11.00 WIB – selesai

Lokasi : Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang kayu besar Kabupaten Deli Serdang

3.3 Rancangan Analisis Data

Rancangan analisis data merupakan tahapan-tahapan yang pengerjaan akan dilakukan dalam perancangan yang berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh, dimana tahapan-tahapan proses analisa data dimulai dengan penelitian data-data seabagai berikut:

1. Menentukan lokasi proyek yang akan di rencanakan beserta dengan alternatif lokasi. 2. Melakukan pengumpulan data-data dan peraturan yang terkait dengan lokasi dan judul

proyek.

3. Melakukan survey ke lapangan untuk mencari data-data eksisting lahan dan pengambilan foto.

4. Menganalisa kondisi fisik site berupa data-data kondisi iklim, sirkulasi, utilitas, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara, dll.

5. Menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang dibutuhkan. 6. Membuat konsep perancangan yang terkait dengan tema.


(6)

3.3 Lokasi Perancangan

Tabel 3.1.Konsep Perencanaan Aerotropolis Konsep Perencanaan Aerotropolis

Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan

diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang di dapat dari studi banding adalah

sekitar 6 km sampai dengan 20 km

Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding

adalah sebagai berikut :  Industri

 Perdaganan dan jasa  Pariwisata

 Cargo dan logistik

Lokasi Perancangan berada di Kabupaten Deli Serdang, berikut ini rencana sistem perkotaan di Kabubaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.

2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.

4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanmu maupun dari Kota Medan

3.4.1Pemilihan Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan memiliki dua alternatif yang pertama berada di Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang. sedangkan alternatif kedua berada di


(7)

Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, berikut adalah tabel perbandingannya :

Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

No. Kriteria (1)Jalan Bandara Kualanamu (2) Jalan Batang Kuis

1. Luas Site 18 Ha 18 Ha

2. Aksesbilitas :

 Jaringan tranportasi  3  3

 Jumlah angkutan umum  1  3

 Jalur pejalan kaki  2  2

3. Tingkatan jalan 3 3

Arteri primer Arteri primer

4. Pencapaian menuju site 3 3

Baik, angkutan umum yang Baik, angkutan umum lewat hanyalah taksi dan bus, yang lewat taksi, bus dan

dan juga kendaraan pribadi angkot, dan juga kendaraan pribadi

5. Fungsi eksisting 3 1

Baik, karena lokasi site pada Kurang baik, terdapat tahap pengembangan menjadi perumahan dan kantor

kawasan Aerotropolis PTPN

6. Suasana sekitar site 3 1

Tenang Kurang baik,

dikarenakan terdapat lampu merah di depan

site sehingga suasana sangan bising

7. Tingkat kemacetan 3 1

Baik, dikarenakan jalan arteri Kurang baik, primer yang besar sehingga dikarenakan dekat

terhindar dari kemacetan dengan lampu merah sehingga sering terjadi


(8)

kemacetan.

8. Potensi alam pada eksisting 3 1

Baik, banyak vegetasi Kurang Baik, kurangnya vegetasi dikarenakan

sudah banyak pembangunan

9. Sesuai dengan KKOP 3 3

Sesuai Sesuai

10. Sesuai dengan RUTRK 3 -

Sesuai Tidak sesuai

TOTAL 30 21

(1) : kurang (2) : cukup (3) : baik

Alternatif pertama memiliki beberapa kekurang dan berdasarkan KOP daerah tersebut tidak peruntukan untuk area komersil,sedangkan alternatif kedua berdasarkan KOP daerah tersebut di peruntukan untuk area komersil. Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak pada alternatif 1, yaitu Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang terlihat pada gambar 3.1


(9)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1Analisa Tapak 4.1.1 Analisa Lokasi

Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara Gambar 4.2. Peta Kab.Deli Serdang

Gambar 4.3. Tata Guna Lahan


(10)

Lokasi proyek Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu berada di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang Kuis, Lokasi proyek berada dekat dengan Bandara Kualanamu merupakan sebuah daerah yang masih dalam tahap pengembangan sebagai area perdagangan dan jasa, kota transit, dan area wisata menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini terletak di 3o 35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.

4.1.2. Sejarah Site

Gambar 4.5. Kantor camat batang kuis 1976

Batang Kuis adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 Desa, dan 72 Dusun.Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia- Medan ke Bandara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis, kecamatan ini terus berbenah diri menjadi kecamatan gapura ( gerbang dan pintu utama menuju bandara ) . Selanjutnya, melalui kebijakan lokal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan Gerakan Deli Serdang Membangun , sampai dengan akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, pada tahun 2008 itu pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Utara.


(11)

4.1.3. Kondisi Lahan Eksisting

 Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang

 Batas-Batas Site :

o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel

o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah

 Luas Lahan : 9629,88 m2  Kontur : Datar  KDB : 60%  KLB : 4-8 lantai

 GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m  Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara

- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site

- Berada pada kawasan komersi dan wisata - Transportasi lancar dan baik


(12)

4.1.4. Tata Guna Lahan


(13)

Gambar 4.7. Site mengarah Utara Gambar 4.8. Site mengarah Selatan

Gambar 4.9. Site mengarah Timur Gambar 4.10. Site mengarah Barat

Pada radius 500m, tidak terdapat rumah penduduk disekitar kawasan. Namun, pada radius 1km, terdapat beberapa rumah penduduk, serta Pondok Pesantren Mawaridussalam, dan Pabrik Cassava Platation. Berdasarkan RUTR Kab. Deli Serdang Kawasan berada di area Ring 2 dan dekat dengan kawasan lahan perkebunan dan hutan kota.

Kawasan ini berpotensi karena pengaruh daerah Kualanamu merupakan daerah yang sedang berkembang. Salah satu kelebihan dari kawasan ini adalah adanya lahan kosong dengan peruntukan lahan komersil dan wisata, sehingga dapat dimanfaatkan untuk merancang kawasan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar.


(14)

4.1.5. Batasan Tapak

Utara : Berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit dan ubi

Selatan : Berbatasan dengan sebuah lahan kosong yang terdapat pogon pisang didalamnya

Timur : Berbatasan dengan Crew hotel, rumah makan sederhana dan kfc Barat : berbatasan dengan perkebunan pohon kayu jati


(15)

4.1.6. Skyline Tapak

Gambar 4.11. Potongan Site

Gambar 4.12. Potongan A-A


(16)

Rekomendasi :

Bentukan sky line bangunan menggambarkan tinggi bangunan di sektar site perancangan mencapai 32m atau 8 lantai. Jika dilihat dari keempat bentukan skyline tinggi bangunan optimal bisa mencapai 8 lantai, sehingga ketinggian maksimal bangunan yang bisa dirancang nantinya mencapai 8 lantai. Hal ini sesuai dengan arahan RDTRK kawasan bandara Kualanamu yang menatur tentang ketinggian bangunan maksimal yaitu 8 lantai.

4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site 4.2.1. Analisa Pencapaian


(17)

Sarana Pencapaian :

Medan Site Memakan waktu sekitar 9 menit menggunakan kendaraan

pribadi

Kualanamu Site Memakan waktu sekitar 55 menit menggunakan

kendaraan pribadi site

MOBIL PRIBADI

KERETA API

BUS TAXI BECAK


(18)

4.2.2. Analisa View Kedalam Site

Keterangan :

A : View ke dalam terdapat perkebunan kayu jati yang dibatasi oleh tembok dikarenakan site daerah perkebunan, seihngga pada pembangunan proyek nanti pohon-pohon yang menghalangi view kedalam akan di singkirkan. B : View pada titik B terdapat pohon-pohon pisang yang berjejer sehingga

menghalagi view kedalam site.

C : View pada titik C terhalangi oleh tembok-tembok pembatas dimana didalamnya terdapat perkebunan pohon jati.

D :View pada titik D terdapat juga pohon-pohon pisang sama seperti di titik B yang menghalagi pandangan ke dalam.


(19)

E : View pada titik E terletak di depan site di Jln Bandara Kualanamu, view kedalam juga dibatasi oleh tembok beton dimana sebagai area perkebunan kayu jati.

F : View pada titik F terdapat tembok pembatas dan rumah perkebunan. G : View pada titik G terdapat tembok pembatas dan perkebunan pohon jati Rekomendasi :

Pada gambar A,D,E merupakan view yang paling berpotensi berikut konsep desainnya.


(20)

Gambar 4.15. Rekomendasi View

Keluar Site :

A : View keluar pada titik A terdapat perkebunan sawit dan ubi kayu

B : View keluar pada titik B terdapat perkebunan sawit dan perkebunan pohon pisang


(21)

D : View keluar pada titik D terdapat hotel crew, rumah mana sederhana dan kfc E : View keluar pada titik E terdapat jalan besat yaitu Jl. Bandara Kulanamu F : View keluar pada titk F terdapat perkebunan swasta

G : View keluar pada titik G terdapat lahan kosong Rekomendasi :

Konsep perletakan masa


(22)

4.2.3. Analisa Vegetasi

1

2 3

4 5

1 2 3

4 5

Pohon Pisang Pohon Jati Pohon Jati


(23)

Rekomendasi :

Perlunya tanaman dan pepohonan yang dapat mengurangi polusi dan kebisingan di sekitar site, yaitu :

Pohon :

Gambar 4.17. Pohon Akasia Gambar 4.18 Pohon Mahogani

Gambar 4.19. Pohon Trembesi Tanaman kecil :


(24)

4.2.4. Analisa Polusi Udara

Keterangan :

= Intensitas Polusi Rendah = Intensitas Polusi Sedang = Intensitas Polusi Tinggi Gambar 4.22. Analisa Polusi Udara

Tabel 4.1. Intensitas Polusi Udara


(25)

(26)

4.2.5. Analisa Kebisingan

Gambar 4.23. Analisa Kebisingan

A : Intensitas Kebisingan Tinggi B : Intensitas Kebisingan Tinggi C : Intensitas Kebisingan Tinggi D : Intensitas Kebisingan Sedang E : Intensitas Kebisingan Rendah


(27)

Rekomendasi :


(28)

4.3 Analisa Ruang Dalam dan Ruang Luar 4.3.1 Fasilitias Penerima

Table 4.2 Fasilitas Penerima

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 Entrance 1.2-1.5 m2/org 1 750 m2 ASS

2 Hall Utama (30% dari kapasitas

pada entrance utama)

1 225 m2 SL

3 Informasi 3 2 m2/org 1 15 m2 DA

4 R.Tiket 30 1,3-1,9 m2 6 250 m2 DA

5 ATM 1 2 m2/unit 6 12 m2 DA

6 Toilet Toilet

- Wanita Kloset Wastafel - Pria Kloset Wastafel Urinoir 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 0.6 m2/unit 3 3 3 3 3 4,2 m2 1,2 m2 4,2 m2 1,2 m2 1,8 m2 NAD NAD NAD NAD NAD

7 Retail 50 - 6 120 m2 ASS

8 Time Zone 50 1 612 m2 SL

Jumlah 2091,2 m2

Sirkulasi 30% 627,36 m2


(29)

4.3.2 Fasilitas Pengelola

Table 4.3 Besaran Ruang Pengelola

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 Lobby 20 0,6-0,95 m2/org 1 16 m2 NAD

2 R.Tunggu 50% dari lobby 1 8 m2 NAD

3 R.Dirut 1 15-36 m2/org 1 36 m2 NAD

4 R.Wadir 1 15-36 m2/org 1 30 m2 NAD

5 R.Rapat 12 1,5-2 m²/org 1 80 m2 NAD

6 Bag.Operasional 2 8-12 m2/org 2 80 m2 NAD

7 Bag.Divis Permainan

2 8-12 m2/org 2 80 m2 NAD

8 Ruang Staff 10 1,5-2 m²/org 1 50 m2 NAD

9 R.Arsip 1 10 m2/org 2 10 m2 NAD

10 Pantri 1 6 m2 NAD

11 Toilet Toilet

- Wanita Kloset Wastafel - Pria Kloset Wastafel Urinoir 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 0.6 m2/unit 3 3 3 3 3 4,2 m2 1,2 m2 4,2 m2 1,2 m2 1,8 m2 NAD NAD NAD NAD NAD

11 Area duduk 12 8-6 m2/unit - 36 m2 ASS

Jumlah 388,6 m2

Sirkulasi 30% 116,58 m2


(30)

4.3.3 Fasilitas Family Zone

Table 4.4 Besaran Ruang Family Zone

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 Space War 30 - 1 330 m2 ASS

2 Hall antrian Space War

100 - 1 130 m2 ASS

3 War zone 3D 6 - 1 300 m2 ASS

4 Hall antrian war zone 3D

100 - 1 130 m2 ASS

5 Ruang Persiapan 6 2 m2/org 1 15 m2 ASS

6 Cinema 4D 48 2 m2/org 1 200 m2 ASS

7 Ruang Persiapan 4D 48 1 m2/org 1 25 m2 ASS

8 Hall Antriam Cinema 4D

200 - 1 200 m2 ASS

9 Ruang Service 4D 5 - 1 24 m2 ASS

Bumper Car 7 org + 20 org (antrian)

P = 8m L = 10 m

1 110 m2 ASS

Qantum 24 org + 40 org (Antrian)

D= 8,7 m T = 7 m

1 90 m2 ASS

Jumlah 1574

Sirkulasi 30% 472,2 m2


(31)

4.3.4 Fasilitas Extreme Zone

Table 4.5 Besaran Ruang Wahana Outdoor Berat

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 Roller Coaster 20 org + 100 org (antrian)

P = 75 m L = 18 m

1 1450 m2 ASS

2 Hysteria 10 org + 100 org (antrian)

D = 17 m T = 12,8 m

1 107,68 m2 ASS

3 Tornado 32 org +

100 org (antrian)

P = 5,6 m L = 10,3 m

1 153,38 m2 ASS

4 Sky Master 32 org + 100 org (antrian)

P = 5,6 m L = 10,3 m

1 153,38 m2 ASS

5 Flying Jet 32 org + 100 org (antrian)

P = 5,6 m L = 10,3 m

T = 10 m

1 153,38 m2 ASS

6 Water balloon 10 org + 50 org (antrian)

D=15 1 300 m2 ASS

Jumlah 2317,82 m2

Sirkulasi 30% 695,46 m2


(32)

4.3.5 Fasilitas Pendukung

Table 4.6 Besaran Ruang Restaurant dan Food Court

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 R.Makan 50 org 1,48-2,15 m2/org 1 100 m2 NAD

2 Kasir 1 org 10% dari lobby 1 10 m2 NAD

3 Dapur 15-20% dari

ruang makan

1 20 m2 NAD

Food Court 150 org 1,48-2,15 m2/org 1 350 m2 NAD

Retail Makanan 2 org 6-9 m2/org 8 48 m2 ASS

Jumlah 528 m2

Sirkulasi 30% 158,4 m2

Total 686,4 m2

Table 4.7 Besaran Ruang Coffee Shop

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 R.Makan 50 org 1,48-2,15 m2/org 4 400 m2 NAD

2 Kasir 1 org 10% dari lobby 1 10 m2 NAD

3 Dapur 4 15-20% dari

ruang makan

4 100 m2 NAD

Jumlah 510 m2

Sirkulasi 30% 154 m2

Total 663 m2

Table 4.8 Besaran Ruang Toko Souvenir

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 R.Display 50 org 2,2 m2/org 1 153 m2 NAD

2 Kasir 1 org 15% dari lobby 1 10,5 m2 NAD

Jumlah 163,5 m2


(33)

Total 212,55 m2

Table 4.9 Besaran Ruang Mushola

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 Mushola 15 20 m2 4 80 m2 ASS

2 Tempat Wudhu 10 m2 4 40 m2 ASS

Jumlah 120 m2

Sirkulasi 30% 36 m2

Total 156 m2

Table 4.10 Besaran Fasilitas Service

No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber

1 R.Genset - 2 150 m2 SL

2 R.Panel 12 m2 1 12 m2 SL

3 R.Mesin AC 40 m2 1 40 m2 SL

4 R. AHU 40 m2 1 20 m2 SL

5 R.Pompa 30 m2 1 30 m2 SL

6 Loading Dock 2 truk / 4mobil

25 m2/mobil

50 m2 DA

7 Storage - 1 60 m2 ASS

Jumlah 362 m2

Sirkulasi 30% 108,6 m2

Total 470,6 m2

TOTAL KESELURUHAN BANGUNAN

10691,89 M2

Keterangan Sumber :

NAD : Neufert Architecture Data DA : Data Arsitektur

SL : Studi Literature 10691,89 ASS : Asumsi


(34)

4.4. Analisa Teknologi 4.4.1 Analisa Struktur

Tabel 4.11. Dasar Pemilihan Struktur

Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan Fungsi bangunan Tuntutan dari kegiatan

terhadap fleksibelitas dan efesiensi ruang

Mempengaruh pemilihan struktur atas

bangunan Kodisi fisik tapak Daya dukung tanah

Kedalaman tanah keras Ketinggian bangunan

Mempengaruhi pemilihan struktur

bawah Factor ekonomis Metoda pelaksanaan

Pemeliharaan bangunan

Mempengaruhi pemilihan struktur atas

dan bawah Beban Besaranya beban yang

dipikul untuk menampung kegiatan

Mempengaruhi pemilihan struktur

bawah Bentangan Jarak bentangan Jenis

kegiatan yang ditampung

Mempengaruhi pemilihan struktur atas

yang bentanglebar Teknis Kaku, kuat dan lentur Mempengaruhi

pemilihan struktur atas dan bawah

Sturktur bangunan dapat dibedakan antara : 1. Struktur bawah (pondasi)

Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk bangunan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:


(35)

 Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:

 Batasan-batasan dari sekelilingnya

 Beberapa jenis struktur bawah seperti pondasi setempat, pondasi menerus, pondasi sumuran, pondasi tiang pancang, dan sebagainya.

Tabel 4.12. Struktur Pondasi

Objek Keterangan

Pondasi Telapak a. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti

telapak

b. Dapat digunakan untuk bangunan 1 sampai ketinggian 4 lantai c. Biaya pondasi lebih murah d. Sistem pengerjaannya relatif lebih

mudah

Pondasi Umpak a. Cocok untuk bangunan 1 lantai b. Pelaksanaanya lebih mudah

c. Kedalamannya 60-80 cm d. Lebar bagian atas antara25-30 cm Pondasi Bore pile a. Cukup aman untuk menahan gaya

vertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi

d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Memerlukan keahlian khusus g. Tidak memakan


(36)

2. Struktur Atas

 Struktur Vertikal, Terdiri dari Rangka dan dinding pemikul (dari pasangan batu bata)

Struktur horizontal, yang terdiri dari plat dasar dan balok

 Atap, berupa atap Zincalum, Genteng, atap seng ataupun plat beton.

 Penggunan dimensi dari struktur atas diseuaikan dengan beban yang ditampung dan bentang bangunan.makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi dari struktur atas disesuaikan dengan beban yang di tampung dan bentang bangunan. Makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi yang digunakan. Untuk dimensi balok ditentukan dengan 1/12 bentangan bangunan sedangkan untuk plat lantai minimal 10 cm.

3. Bahan Struktur

Beberapa contoh kriteria dan bahan struktur bangunan : Tabel 4.13. Bahan Struktur

Kriteria Beton Baja Komposit

Unsur Agregat kasar/halus, air, dansemen

Besi, karbon, oksigen Beton dan baja

Sifat Mudah dibentuk,praktis Kaku Relatif Fleksibel

Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan

dan tarik Daya tahan

(api/cuaca)

100-450º C 250ºkorosi 100-450º

C/non korosi Pengontrolan

kualitas

Ketat Relatif merata Ketat


(37)

Pelaksanaan Bertahap dilapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan, dan lapangan. Jenis Bertulang, praktekan Variasi rangka dan

profil

Variasi

Contoh Balok,kolom,lantai,core Balok,kolom,kabel, struktur

Balok, kolom, lantai,dinding core.

Tanggapan : Sesuai dengan tema. Maka sistem struktur yang digunakan sesuai fatkor bentuk bangunan, ketinggian bangunan, teknis dan teknologi.

4.4.2 Utilitas

a. Jaringan Kabel listrik

Daya listrik diperoleh dari PLN dan memakai cadangan daya melalui genset apabila daya dari PLN kurang mencukupi kebutuhan listrik. Instalasi listrik dalam taman disalurkan melalui dalam tanah dengan mempertimbangkan keamanan.

Diagram 4.1. Jaringan Kabel Listrik

b. Jaringan Kabel Telfon

Jaringan telepon dalam kawasan Taman Hiburan dipergunakan untuk memudahkan komunikasi antar pengelola. Jaringan kabel telepon Listrik PLN Panel cabang Meteran Genset Panel cabang Panel Induk Panel cabang


(38)

disediakan pada bangunan pengelola, ruang kontrol, fasilitas wahana serta pos keamanan yang ada pada area parkir.

Diagram 4.2. Jaringan Kabel Telfon

c. Sistem Proteksi Kebakaran

Sistem proteksi kebakaran yang digunakan dalam Taman Hiburan ini sebagai berikut :

1. Mini tector system

Mempertimbangkan bentuk bangunan yang multi massa, mini tectoe system memudahkan mengetahui titik kebakaran.

2. Smoke and heat detector Sistem

smoke and heat detector dalam Taman Hiburan ini merupakan sistem otomatis yang terhubung dengan wet sprinkler system. Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler otomatis akan pecah dan mengeluarkan air. 3. Hydrant system

Taman Hiburan melengkapi sistem proteksi kebakaran dengan penyediaan hydrant pada ruang luar dan hydrant box di dalam ruangan.

d. Pemipaan air bersih

Air bersih untuk keperluan taman berasal dari air

Telkom PABX MDF Bangunan Pengelola

Ruang Kontrol

Fasilitas Wahana


(39)

PAM. Penggunaan air sumur kurang efektif digunakan sebagai sumber air bersih dalam taman. Air dari groundtank dipompakan langsung ke tangki atas dalam kawasan. Keperluan penyiraman tanaman dan wahana permainan, air yang digunakan merupakan air hasil olahan limbah cair dalam kawasan. Air kotor dari wastafel, dapur dan kamar mandi yang diolah dalam wetland digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman.

Diagram 4.3. Pemipaan Air Bersih 4.4.3 Tata Lingkungan

Penataan lansekap pada kawasan Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu adalah elemen Softscape.

Elemen softscape adalah elemen vegetasi yang membentuk tata lansekap di dalam kawasan Taman. Beberapa vegetasi yang digunakan adalah:

1) Vegetasi peneduh

Vegetasi peneduh yang digunakan dalam kawasan Taman Bermain diperlukan untuk pengunjung taman berteduh dari sinar matahari. vegetasi peneduh disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung taman. Vegetasi peneduh yang digunakan adalah pohon mahoni yang memiliki ketinggian kurang lebih 5 meter dengan lebar tajuk pohon kurang lebih 1,5 meter sampai 2 meter.

PDAM

Ground tank Tanki atas


(40)

Gambar 4.25. Pohon Mahoni 2) Vegetasi Penyejuk

Vegetasi penyejuk memiliki fungsi sebagai vegetasi penyerap polusi, peredam kebisingan, pengikat massa.

Gambar 4.26. Pohon Akasia 3) Vegetasi peresapan

memiliki fungsi utama sebagai media untuk membantu proses peresapan air ke dalam tanah. Dalam kawasan Taman Waduk Pluit vegetasi peresapan yang digunakan adalah pohon angsana dan pohon trembesi. Kedua tanaman tersebut memiliki daya peresapan air yang tinggi melalui akar-akarnya.


(41)

Gambar 4.27. Pohon Trembesi

4) Vegetasi groundcover

Sebagai penutup tanah yang memiliki fungsi sebagai estetika dan pengarah jalan. Vegetasi yang digunakan adalah rumput gajah. Pengunjung akan lebih menikmati suasana dalam taman dengan duduk santai pada area rerumputan. Rumput gajah sebagai penutup permukaan tanah sering digunakan pada area taman bermain anak.

Gambar 4.28. Rumput Gajah

5) Vegetasi Pengarah Sirkulasi

Adalah vegetasi yang digunakan untuk mengarahkan pengunjung. Tanaman yang digunakan adalah tanaman perdu yaitu tanaman asoka,


(42)

tanaman kemuning dan pohon palem. Ketinggian tanaman dibuat kurang lebih 80cm dari tanah agar kawasan taman dapat terlihat dengan jelas dari luar.


(43)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, konsep perancangan utilitas bangunan.

5.1 Konsep Dasar

Penerapan tema Neo-Vernakular pada perancangan Kualanamu Theme Park adalah sebuah hubungan keterkaitan yang dekat antara tampilan ruang luar-dalam masa bangunan dan elemen sekitarnya dengan fungsi bangunan. Arsitektur Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun akan menjadi tema yang akan di rancang pada Kualanamu Theme Park.

5.2 Konsep Perancangan Tapak

Gambar 5.1 Konsep Perencanaan tapak

Area Parkir

Area Penerima

Wahana Bermain


(44)

5.2.1 Zoning Perencanaan Wahana

Gambar 5.2 Zoning Ruang Dalam dan Luar

Berdasarkan zoning peletakan wahana dibagi menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu zona Extreme, zona penerima, dan zona keluarga. Pembagian zoning ini berdasarkan umur dan tinggi badan. Untuk zona extreme di khusus untuk tinggi badan minimal 135 cm, sedangkan untuk family zone dapat dimainkan oleh semua kalangan tanpa minimal tinggi badan.

5.2.2 Konsep Parkir

Gambar 5.3 Konsep Parkir

Extreme Zone RECEIVER ZONE Family Zone


(45)

5.2.3 Konsep Hirarki Ruang

Diagram 5.1 Hirarki Ruang ETRANCE PEMBELIAN TIKET BANGUNAN UTAMA ATM CENTER R.INFORMASI TOILET RETAIL

WAHANA OUT DOOR

EXTREME ZONE FAMILY ZONE

SKY MASTER TORNADO TORNADO FLYING JET HYSTERIA ROLLER COASTER SITTING AREA FOODCOURT QUANTUM SPACE WAR CINEMA 4D

WAR ZONE 3D COFFEE SHOP

SPACE CAR LIFT

KANTOR PENGELOLA

MUSHOLA

RESTORAN COFFEE SHOP

PARKIR

BIANG LALA

KELUAR WAHANA

TOKO SOUVENIR


(46)

5.3 Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1 Estetika Bentuk

Pada bangunan utama atap yang digunakan adalah atap Batak Simalungun dan ornamen pada bagian atapnya menggunakan Gorga Batak Karo ( Gorga Batak adalah ukiran atau pahatan tradisional yang biasanya terdapat di dinding rumah bagian luar. Gorga adalah dekorasi atau hiasan berupa ukiran yang terbuat dari kayu. Ukiran ini kemudian dicat dengan tiga warna; Merah, Putih, dan hitam). Sedangkan untuk bentuk bangunan dibuat lebih modern untuk memberikan kesan Neo-vernakularnya. Bahan yang digunakan untuk bangunan adalah acp (Alumunium Compisit Panel) untuk memberi kesan modern.

Untuk mengurangi pencahayaan masuk yang disebabkan banyaknya bukaan pada bangunan, pemilihan shading haruslah tidak terlalu tertutup oleh shading itu sendiri. Maka, dipilihlah shading yang terdapat gambar 5.5, bentukan ini diadopsi dari bentuk ornamen batak karo yaitu Gerga Nengger. Ornamen ini melambangkan kejayaan pemerintahan seorang raja. Sedangkan untuk bangunan Family Zone menggunakan ukiran melayu.

Gambar 5.4. Ornamen Gerga Nengger


(47)

Gambar 5.6. Ukiran Melayu

Gambar 5.7. Konsep Masa Bangunan Penerima

Gambar 5.8. Konsep Masa Bangunan Family Zone

Atap Batak Simalungun

Ornamen Gerga Nengger

Estetika Atap Modern

Ornamen Batak Karo


(48)

5.3.2 Tata Ruang Dalam

Pada perancangan dalam bangunan saat pengunjung masuk akan menjumpai permainan tradisional seperti lempar kaleng, lempar gelang, dan lain-lain, sedangkan saat pengunjung pulan akan menjumpai toko souvenir. Untuk lantai duanya pengunjung akan menjumpai wahana indoor seperti mini basket,dance game, dan lain-lain. Pada lantai 3 khusus untuk karyawan dan pengelola, kemudian untuk lantai 4 merupakan restoran umum untuk pengunjung. Hampir di setiap lantai terdapat mushola,agar pengunjung tidak terlalu menumpuk disatu tempat untuk melaksanakan sholat.

Gambar 5.9. Konsep Rancangan Dalam Bangunan

Hall Penerima dan Toko Souvenir Permainan Indoor

Kantor Pengelola

Restoran dan Coffee shop

5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan 5.4.1 Konsep dasar struktur dan konstruksi

Untuk struktur lantai bangunan ini menggunakan balok induk dan balok anak yang di salurkan ke kolom. Pada gambar 5.5 bagian kolomnya dibuat besar dikarenakan lebar bentangannya lebih besar dari bentang kolom lainnya. Pada bangunan Taman Hiburan


(49)

Nasional grid yang digunakan sebagian besar adalah 6x6. Untuk pondasi dikarenakan bangunan hanya 4 lantai, pondasi telapak masih kuat untuk menahan beban. Sedangkan bangunan tunggal satu lantai menggunakan pondasi batu kali.

Gambar 5.10. Konsep dasar struktur dan konstruksi

Gambar 5.11. Konsep Perancangan Pondasi

Pondasi Telapak Pondasi Umpak

5.4.2 Konsep Pemilihan Bahan

Sisi depan diberi lebih banyak bukaan agar pengunjung saat melihat ke bangunan dapat melihat kegiatan-kegiatan yang ada pada wahana indoor. Namun kaca pada bagian


(50)

lantai 3 dibuat agak lebih gelap agar tidak dapat dilihat dari luar dikarenakan area kantor pengelola berzona prifat dan kusen jendel terbuat dari alumunium. Banyaknya bukaan dapat mengoptimalkan pencahayaan alami kedalam bangunan. Untuk pemilihan warna, metal dipilih agar lebih memberi kesan modernnya. Dinding dan bentuk timbul terbuat dari ACP.

Gambar 5.12. Konsep Material Area Penerima

Gambar 5.13. Konsep Material Family Zone


(51)

Gambar 5.14. Bahan ACP Gambar 5.15. Kusen Alumunium

5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.5.1 Sanitasi, Pengelolaan Limbah dan Drainase

Dasar Pertimbangan yang digunakan untuk sanitasi dan pengolahan sampah yaitu: Sistem sanitasi dan pembuangan sampah yang tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan.

1. Air Bersih

Potable water (dapat diminum), menggunakan air bersih yang berasal dari air sumur atau PAM yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Menggunakan sistem down feed distribution, air dari sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian

disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan, dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabikla air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal.Non potable

water, air yang diperoleh dari pengolahan air kotor yang berasal dari kamar mandi dan pantry. Digunakan untuk jaringan pemadam kebakaran (sprinker dan hidrant) dan penyiraman lapangan rumput.

2. Air Kotor, Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis restoran, pantry dan toilet. Air kotor dari WC langsung dialirkan ke sumur peresapan yang sebelumnya dipisahkan kandungan minyaknya kemudian diolah lagi menjadi non-potable water untuk digunakan pada pemadam kebakaran dan penyiraman taman.


(52)

3. Air Hujan, Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup yang kemudian dialirkan ke unit pengolahan non-potable water. Dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan kedalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan paving block. 4. Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan

sampahyang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Diagram 5.2 Pengelolaan Sampah

5.5.2 Elektrikal


(53)

Gambar 5.17 Lampu Spotligh Gambar 5.18 Lampu Uplight

Gambar 5.19 Lampu Downlight Gambar 5.20 Lampu Taman

Jaringan Listrik

Jaringan listrik yang digunakan adalah dari PLN disambungkan dengan generator cadangan dalam keadaan darurat. Dalam pengoperasiannya digunakan automatic switch yang berfungsi secara otomatis mengalirkan arus yang tersimpan pada generator pada saat listrik yang berasal dari PLN padam dengan delay sekitar 10 detik.


(54)

5.5.3 Konsep Jaringan Kebakaran

Sistem pengamanan bahaya kebakaran yang dipakai adalah: a. Fire Alarm

Berfungsi untuk memperingatkan bahaya kebakaran pada tahap awal. Digunakan secara otomatis maupun manual.

b. Hydrant Box

Menggunakan jaringan pipa bertekanan tinggi yang disambungkan dengan selang. c. Springkler Gas

Digunakan untuk menanggulangi kebakaran pada ruang-ruang yang memakai peralatan elektronik dan terdapat buku-buku atau arsip.

d. Springkler Air

Digunakan pada resiko kebakaran kecil untuk ruangan yang tidak menggunakan peralatan elektronik.

e. Fire Extinguiser

Merupakan tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Ditempatkan pada derah-daerah strategis agar mudah dijangkau dan dikenali, serta ruangan-ruangan yang memiliki resiko kebakaran tinggi.

Diagram 5.4 Sistem Kebakaran

Pencegaham bahaya kebakaran dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Pencegahan aktif

1) Fire extinguisher


(55)

2) Sprinkler

Berisi air, bekerja secara otomatis pada suhu 135° F hingga 160° F. 3) Smoke and heat detector

Ditempatkan pada setiap area seluas 75 m². 4) Fire alarm and call box

Ditempatkan pada tempat-tempat strategis sehingga mudah dicapai jika dibutuhkan. 5) Fire hydrant

Ditempatkan pada sisi luar lapangan berdekatan dengan tribun. b. Pencegahan pasif

1) Pintu darurat

Dibuat dari bahan tahan api, lebar minimal 90 cm dan membuka keluar. 2) Tangga darurat

Memiliki lebar minimal 1,2 m dan langsung berhubungan dengan lantai dasar.

5.5.4 Sistem Audio

Diagram 5.5 Sistem Audio


(56)

6.1 Perspektif Bangunan

6.1.1 Perpspektif Kawasan


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

6.2 Master Plan

Kuanalamu Theme Park berada di kawasan wisata yang didalamnya terdapat pusat jajanan dan oleh-oleh kerajinan tangan kualanamu

terdapat apartemen sewa kualanamu, kantor dagang dan bisnis kualanamu, hotel transit kualanamu dan kualanamu shopping mall.


(63)

(64)

(65)

6.5 Denah

Terdapat dua masa bangunan pada Kualanamu Theme Park, yaitu bangunan penerima dan bangunan family zone. Bangunan penerima me

gambar denahnya :


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

6.6 Tampak Bangunan

6.6.1 Tampak Bangunan Penerima


(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

6.7 Potongan Bangunan


(80)

(81)

(82)

6.8 Denah Rencana Pondasi

6.8.1 Rencana Pondasi Bangunan Penerima

Pada rancangan pondasi bangunan penerima, pondasi yang digunakana adalah pondasi batu kali, pondasi telapak dan bor pile. Di bagian ba

untuk bangunan yang hanya satu lantau menggunakan batu kali, terlihat pada gambar 6.19.


(83)

6.8.2 Rencana Pondasi Bangunan Family Zone


(84)

6.9 Rencana Pembalokan

6.9.1 Rencana Pembalokan Bangunan Penerima

Pada bangunan penerima balok induk 40x60 untuk balok anak 20x40, berbeda dengan balok bangunan tengah, dikarenakan bentang kolom

40x60. Terlihat pada gambar 6.21.


(85)

(86)

(87)

6.10 Rencana Utilitas

6.10.1 Rencana Drainase


(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

Gambar 4.29. Pohon palm ... 78

Gambar 5.1 Konsep Perancanaan Tapak ... 79

Gambar 5.2 Zoning Ruang Dalam dan Luar ... 80

Gambar 5.3 Konsep Parkir ... 80

Gambar 5.4 Ornamen Gerga Nengger ... 83

Gambar 5.5. Gorga Batak Karo... 83

Gambar 5.6. Ukiran Melayu... 84

Gambar 5.7. Konsep Masa Bangunan Penerima ... 84

Gambar 5.8. Konsep Masa Bangunan Family Zone ... 84

Gambar 5.9. Konsep Rancangan Dalam Bangunan ... 85

Gambar 5.10. Konsep dasar struktur dan konstruksi ... 86

Gambar 5.11. Konsep Perancangan Pondasi... 86

Gambar 5.12. Konsep Material Area Penerima ... 87

Gambar 5.13. Konsep Material Family Zone... 87

Gambar 5.14. Bahan ACP ... 88

Gambar 5.15 Kusen Alumunium ... 88

Gambar 5.16 Konsep Mekanikal Elektrikal ... 89

Gambar 5.17 Lampu Spotlight ... 90

Gambar 5.18 Lampu Uplight ... 90

Gambar 5.19 Lampu Downlight ... 90

Gambar 5.20 Lampu Taman ... 90

Gambar 5.21 CCTV Kamera... 92


(2)

Gambar 5.23 Speaker ... 92

Gambar 6.1 Perspektif Kawasan ... 93

Gambar 6.2 Perspektif Bangunan Penerima ... 94

Gambar 6.3 Perspektif Bangunan Family Zone ... 95

Gambar 6.4 Suasana Outdoor ... 96

Gambar 6.5 Suasana Interior Kantor Pengelola ... 97

Gambar 6.6 Suasana Interior Wahana 4D ... 98

Gambar 6.7 Master Plan ... 99

Gambar 6.8 Site Plan... 100

Gambar 6.9 Ground Plan... 101

Gambar 6.10 Denah Lantai 1 Bangunan Penerima ... 102

Gambar 6.11 Denah Lantai 2 Bangunan Penerima ... 103

Gambar 6.12 Denah Lantai 3 Bangunan Penerima ... 104

Gambar 6.13 Denah Lantai 4 Bangunan Penerima ... 105

Gambar 6.14 Denah Atap Bangunan Penerima ... 106

Gambar 6.15 Denah Lantai 1 Bangunan Family Zone ... 107

Gambar 6.16 Denah Lantai 2 Bangunan Family Zone ... 108

Gambar 6.17 Tampak Depan Bangunan Penerima ... 109

Gambar 6.18 Tampak Samping Kiri Bangunan Penerima ... 110

Gambar 6.19 Tampak Samping Kanan Bangunan Penerima ... 111

Gambar 6.20 Tampak Belakang Bangunan Penerima ... 112

Gambar 6.21 Tampak Depan Bangunan Family Zone... 113


(3)

Gambar 6.23 Tampak Belakang Bangunan Family Zone ... 115

Gambar 6.24 Potongan A-A Bangunan Penerima ... 116

Gambar 6.25 Potongan B-B Bangunan Penerima ... 117

Gambar 6.26 Potongan A-A dan B-B Family Zone ... 118

Gambar 6.27 Rencana Pondasi Bangunan Penerima ... 119

Gambar 6.28 Rencana Pondasi Banguna Family Zone ... 120

Gambar 6.29 Rencana Pembalokan Bangunan Penerima ... 121

Gambar 6.30 Rencana Pembalokan Bangunan Penerima ... 122

Gambar 6.31 Rencana Pembalokan Bangunan Family Zone... 123

Gambar 6.32 Rencana Drainase ... 124

Gambar 6.33 Rencana Air Bersih dan Kotor lt.1 Bangunan Penerima ... 125

Gambar 6.34 Rencana Air Bersih dan Kotor lt.2-3 Bangunan Penerima .. 126

Gambar 6.35 Rencana Air Bersih dan Kotor lt.4 Bangunan Penerima ... 127

Gambar 6.36 Rencana Air Bersih dan Kotor lt.1 Family Zone ... 128

Gambar 6.37 Rencana Air Bersih dan Kotor lt.2 Family Zone ... 129

Gambar 6.38 Rencana Kebakaran lt.1 Bangunan Penerima ... 130

Gambar 6.39 Rencana Kebakaran lt.2-3 Bangunan Penerima ... 131

Gambar 6.40 Rencana Kebakaran lt.4 Bangunan Penerima ... 132

Gambar 6.41 Rencana Kebakaran lt.1 Family Zone ... 133

Gambar 6.42 Rencana Kebakaran lt.2 Family Zone ... 134

Gambar 6.43 Rencana AC lt.1 Bangunan Penerima ... 135

Gambar 6.44 Rencana AC lt.2-3 Bangunan Penerima ... 136

Gambar 6.45 Rencana AC lt.4 Bangunan Penerima ... 137


(4)

Gambar 6.47 Rencana AC lt.2 Family Zone ... 139

Gambar 6.48 Rencana Telfon lt.1 Bangunan Penerima ... 140

Gambar 6.49 Rencana Telfon lt.2-3 Bangunan Penerima... 141

Gambar 6.50 Rencana Telfon lt.4 Bangunan Penerima ... 142

Gambar 6.51 Rencana Telfon lt.1 Family Zone ... 143

Gambar 6.52 Rencana Telfon lt.2 Family Zone ... 144

Gambar 6.53 Rencana Elektrikal lt.1 Bangunan Penerima ... 145

Gambar 6.54 Rencana Elektrikal lt.2-3 Bangunan Penerima ... 146

Gambar 6.55 Rencana Elektrikal lt.4 Bangunan Penerima ... 147

Gambar 6.56 Rencana Elektrikal lt.1 Family Zone... 148

Gambar 6.57 Rencana Elektrikal lt.2 Family Zone... 149

Gambar 6.58 Tampak Tapak ... 150

Gambar 6.59 Detail Balok... 151

Gambar 6.60 Detail Pondasi dan Tangga Darurat ... 152

Gambar 6.61 Detail Fasad Bangunan Penerima ... 153

Gambar 6.62 Detail Fasad Bangunan Family Zone ... 154

Gambar 6.63 Rencana Atap ... 155

Gambar 6.64 Foto Maket Kawasan ... 156

Gambar 6.65 Foto Maket Kualanamu Theme Park ... 156

Gambar 6.66 Foto Maket Kualanamu Theme Park ... 156


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rangkuman Konsep Aerotropolis ... 12

Tabel 2.2. Rangkuman Konsep Aerotropolis ... 13

Tabel 2.3. Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2025 ... 15

Tabel.2.4 Hubungan Usia dan Ruang Gerak Anak ... 24

Tabel.2.5 Perbandingan Arsitektur Tradisional ... 24

Tabel 3.1. Konsep Perencanaan Aerotropolis ... 41

Tabel 3.2.Tabel Pemilihan Site ... 42

Tabel 4.1. Intensitas Polusi Udara... 60

Table 4.2 Fasilitas Penerima ... 64

Table 4.3 Besaran Ruang Pengelola... 65

Table 4.4 Besaran Ruang Family Zone ... 66

Table 4.5 Besaran Ruang Extreme Zone... 67

Table 4.6 Besaran Ruang Restaurant dan Food Court ... 68

Table 4.7 Besaran Ruang Coffee Shop ... 68

Table 4.8 Besaran Ruang Toko Souvenir ... 68

Table 4.9 Besaran Ruang Mushola ... 69

Table 4.10 Besaran Fasilitas Service ... 69

Tabel 4.11. Dasar Pemilihan Struktur ... 70

Tabel 4.12. Struktur Pondasi ... 71


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Alur Kegiatan Pengelola ... 22

Diagram 2.2 Alur Kegiatan Karyawan... 23

Diagram 2.3 Alur Kegiatan Pengunjung ... 23

Diagram 4.1. Jaringan Kabel Listrik ... 73

Diagram 4.2. Jaringan Kabel Telfon ... 74

Diagram 4.3. Pemipaan Air Bersih ... 75

Diagram 5.1. Hirarki Ruang ... 82

Diagram 5.2. Pengelolaan Sampah ... 89

Diagram 5.3. Jaringan Listrik... 90

Diagram 5.4. Sistem Kebakaran... 91